Academia.eduAcademia.edu

TUGAS RESUME ATAS NAMA SRI HARTUTI HUSIN

2019, sri hartuti husin.S.Pd

The steps of imiah writing are the arrangement or plot of the form of scientific writing and a scientific work are components that can not be separated from one another, which are arranged neatly and can be understood by those who read it and good scientific writers who understand the nature and function these elements in the overall structure of scientific writing. The structure of scientific writing logically and chronologically reflects the framework of reasoning, scientific writing is basically an argument of communicative scientific reasoning or delivered in written form. The steps of writing scientific papers are very important things to pay attention to starting from cover to cover with reference to applicable rules. Plagiars are attempts to manipulate or copy paste other scientific papers and this action is not recommended for writers or researchers in addition to violating the Law and the definition of plagiarism according to the Minister of Education Regulation No. 17 of 2010, namely: " Plagiarism is the act of intentionally or unintentionally in obtaining or trying to obtain credit or value for a scientific work, by quoting part or all of the work and or scientific work of another party recognized as scientific work, without stating the source immediately ra is appropriate and adequate "and Plagiarism has a definition of plagiarism that violates copyrights (Language Center of the Ministry of National Education, 2002) Education as a system consisting of elements of elements or elements of education that are integrated to achieve the goals to be achieved. In the Educational Process Students and Educators and Education Personnel are educational resources and the curriculum is an integrated element

PROFESIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI LANGKAH -LANGKAH PENULISAN ILMIAH DAN PLAGIAT BAGI PENULIS DAN PENELITI PEMULA DOSEN : Dr.NENY MAHYUDIN.M.Pd Oleh SRI HARTUTI HUSIN NIM:18330044 JURUSAN PASKA SARJANA PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG 1 2 2019 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ...................................................................................... i DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang……………………………………………… B. Rumusan Masalah ....................................................................... 3 C. Tujuan D ..................................................................................................... BAB II PEMBAHASAN A. Konsep Dasar Karya Ilmiah ........................................................ 5 B. Jenis-Jenis Karya Ilmiah ............................................................. 6 C. Ciri-Ciri Karya Ilmiah ................................................................. 9 D. Derajat Keimuan Karya Tulis…………………………… E. Anatomi Karya Ilmiah……………………………………. F. Memahami Kaidah Etika Penulisan………………………….. G. Penggunaan Bahasa ……………………………………… BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................... 38 B. Saran .......................................................................................... 39 DAFTAR PUSTAKA 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengetahui struktur sebuah penelitian dan penulisan karya tulis ilmiah merupakan sebuah keharusan bagi mahasiswa atau seorang peneliti agar apa yang mereka teliti dapat diekspose dan akan menjadi sebuah referensi bagi para pencinta ilmu.Sebuah karya ilmiah akan teruji pada awalnya adalah sistimatika penulisan jika penulisaannya sudah mengacu kepada petunjuk penulisan karya ilmiah maka karya tulis itu akan mendapatkan pengakuan walaupun demikian tentu apa yang diteliti serta hal hal yang berhubungan dengan penelitian tersebut juga tidak kalah pentingnya untuk dipahami pembaca namun mengetahui kaidah dan bentuk penulisan sebuah karya ilmiah sangat penting dipelajari sebelum seseorang melakukan sebuah penelitian baik penelitian kuailitatif maupun kuantitatif dan gabungan keduanya. Pemilihan bentuk tulisan akan menentukan siapa yang akan membaca tulisan tersebut dan untuk siapakah tulisan tersebut ditulis dan seorang penulis profesional akan menetukan sejauh mana pemahaman seorang penulis terhadap konsep ilmu pengetahuan dan apa yang mereka teliti akan menjadi sebuah referensi bagi kalangan pencinta ilmu pengetahuan jika tulisan tersebut tersusun secara baik dan mengacu pada kaidah sebuah tulisan ilmiah.maka tulisan tersebut akan banyak dibaca dan digunakan sebagai referensi Menulis merupakan sebuah kemampuan literasi dan kemampuan ini merupakan hal yang sangat mendasar 4 dalam terbitnya sebuah karya tulisan ,tulisan yang ilmiah dan enak untuk dibaca menggambarkan si penulis atau si peneliti sangat memahami akan konsep atau tema yang akan mereka paparkan . Sesungguhnya makalah ini merupakan upaya pemahaman terhadap langkah langkah penuisan karya tulis ilmiah dan sebagai sumber referensi adalah buku Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer karya Jujun S.Suriasumantri serta dengan mengambil referensi lainnya sebgai tambahan dalam memahami cara atau sistimatika penulisan ilmiah. . B. Rumusan Masalah 1.Apa dan mengapa tentang Karya Ilmiah atau Tulisan Ilmiah 2.Konsep dasar Karya Ilmiah 3.Anatomi Karya Ilmiah 4.Memahami kaidah dan etika penulisan Karya Ilmiah 5. Menjelaskan bahagian bahagian dari langkah langkah penulisan ilmiah 6.Plagiat dalam penulisan karya ilmiah C. Tujuan 1.Mengetahui apa yang dimaksud dengan Tulisan Ilmiah 2.Menjelaskan Struktur Penelitian 3.Mengetahui Langkah -Langkah Pnulisan Ilmiah 4.Menjelaskan tentang Plagiat dalam tulisan ilmiah 5 BAB II PEMBAHASAN A. Konsep Karya Ilmiah Karangan ilmiah disebut juga karya ilmiah. Menurut Pateda (1993 : 91), karya ilmiah adalah hasil pemikiran ilmiah pada suatu disiplin ilmu tertentu yang disusun secara matematis ilmiah, logis, benar, bertanggungjawab, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Adapun dalam Baha sa ingris scientific paper yang artinya sebuah laporan yang diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian seseorang atau tim dengan memnuhi kaidah kaidah keilmuan atau hasil pemikiran seorang ilmuwan yang berisi berupa pengembangan (Setiawan, 2010 : 51). Fakta yang digunakan dalam karangan ilmiah merupakan fakta umum yang dapat dibuktikan kebenarannya serta ditulis secara ilmiah menurut prosedur penulisan ilmiah.Selain itu, fakta umum juga dapat dijadikan sebagai dasar dalam menyusun kesimpulan. Contoh fakta yang bersifat ilmiah : a. Asap yang keluar dari knalpot kendaraan sebagian besar gas karbon monoksida yang membahayakan kesehatan. b. Adanya hukum grafitasi c. Pemanfaatan alam sebagai biotanol dan biogas , dan sebagainya. Berbeda dengan fakta umum yang dapat dibuktikan kebenarannya, fakta pribadi tidak dapat dibuktikan kebenarannya.Hal ini dapat disebut sebagai fakta non-ilmiah. Contoh fakta non-ilmiah : a. Hulu sungai Brantas mengalir melalui perkebunan yang indah. b. Orang Minang suka merantau dan ada dimana mana c. Pacarku lebih cantik daripada pacarnya. . 6 Berdasarkan paparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta umum yang dapat dibuktikan kebenarannya, disajikan menurut metodologi penulisan yang baik dan benar, dan menggunakan bahasa ragam ilmiah. B. Jenis-jenis Karya Ilmiah Karya ilmiah yang disajikan dengan menggunakan format ilmiah berdasarkan fungsinya dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni : 1. Karya Ilmiah Akademis Ciri karya ilmiah akademis : a. Karya ilmiah yang ditulis dalam rangka kegiatan akademis dan biasanya ditulis sebagai syarat memperoleh gelar akademis. b. Ditulis oleh siswa/mahasiswa dibawah bimbingan dan tanggung jawab orang yang lebih profesional, seperti dosen yang membimbing mahasiswa dalam menyusun makalah atau skripsi. c. Tidak dipublikasikan,hanya didokumentasikan dalam perpustakaan. d. Memerlukan proses pengujian oleh orang-orang profesional untuk menentukan kualitas karya akademis. e. Lebih menekankan pada proses daripada hasil. f. Biasanya ditulis oleh perorangan namun ada pula yang disusun oleh tim. g. Contoh karya ilmiah akademis adalah makalah kuliah/ tugas kuliah/ paper, skripsi, dan tesis. 2. Karya Ilmiah Professional Ciri karya ilmiah profesional : 7 a. Ditulis sebagai sarana pengembangan profesi para kaum profesional. Misalnya seorang dosen yang sedang studi lanjut ke jenjang S2. b. Tidak memerlukan pembimbing. c. Karya ilmiah profesional tetap memerlukan penilaian untuk menguji tingkat kualitas dan mutu karya ilmiah. Penilai karya ilmiah dapat berupa penyunting ahli dalam sebuah jurnal ilmiah atau evaluator dalam sebuah penelitian. d. Umumnya diterbitkan untuk menyebarluaskan informasi akademis. e. Lebih menekankan hasil daripada proses. f. Contoh karya ilmiah profesional adalah laporan penelitian, artikel ilmiah, buku teks, makalah, dan sebagainya. 3. Bentuk Karya Ilmiah Ada beberapa bentuk karya ilmiah, yaitu buku, makalah, kertas kerja, tugas akhir, skripsi, tesis, disertasi, dan laporan penelitian.Bentukbentuk tersebut diuraikan berikut ini. a. Buku merupakan karya ilmiah yang paling mudah dijumpai karena beredar secara umum. Buku yang tergolong sebagai karya ilmiah adalah buku yang memenuhi syarat karya ilmiah, yaitu berisi fakta umum yang ilmiah dan ditulis dengan sistem penulisan yang standar.. b. Makalah adalah karya tulis imiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya bedasarkan data di lapangan serta bersifat empiris-objektif (Arifin 2000:2). Menurut Pranowo (1999:4), ada dua pola dalam makalah, yaitu pola deskriptif dan pola argumentatif. 8 c. Kertas kerja adalah kaya imiah yang berisi analisis terhadap fakta secara objektif. Menurut Arifin (2000:3), kertas kerja biasanya digunakan sebagai bahan lokakarya. d. Artikel adalah karya imiah yang dikhususkan untuk diterbitkan di jurnal ilmiah. Ada dua bentuk karya ilmiah, yaitu artikel konseptual dan artikel penelitian. Artikel konseptual merupakan artikel yang dibuat dari gagasan atau ide penulis. Sedangkan artikel penelitian merupakan artikel yang dibuat dari hasil penelitian. e. Tugas akhir, skripsi, tesis, dan disertasi adalah karya imiah yang dibuat untuk memenuhi persyaratan dalam pencapaiam gelar akademik. Tugas akhir digunakan sebagai persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya, skripsi digunakan untuk memperoleh gelar Sarjana, tesis untuk memperoleh gelar Magister, dan disertasi untuk memperoleh gelar Doctor. Penulisan keempat jenis karya ilmiah ini dapat dilakukan dengan dua cara, yakni : 1) Penelitian lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan di tengah-tengah masyarakat. 2) Penelitian pustaka, yaitu penelitian yang dilakukan pada buku-buku atau bacaan-bacaan lainnya. f. Laporan penelitian adalah karya ilmiah yang menyajikan data dan analisis dari suatu penelitian. Jenis-jenis karya ilmiah menurut Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten (2014: 3) adalah: a. Term Paper atau Makalah b. Laporan Buku c. Timbangan Buku/ Book Review d. Skripsi e. Tesis 9 f. Disertasi g. Artikel jurnal ilmiah C. Ciri-ciri Karya Ilmiah Secara umum karya ilmiah memiliki ciri-ciri adalah sebagai berikut. a. Logis, yakni segala keterangan yang disajikan dapat diterima oleh akal. b. Objektif, yakni segala keterangan yang dikemukakan menurut apa adanya (sesuai dengan objek yang diteliti). c. Penulisannya cermat, tepat, benar, dan tulus.. d. Tidak mengejar keuntungan pribadi, . e. Tidak emotif, yakni menonjolkan perasaan dengan informasi yang sedikit. Karangan ilmiah menyajikan sebab musabab dan alasan yang dikemukakan induktif, mendorong untuk menarik kesimpulan tidak terlalu tinggi, dan bukan bersifat ajakan. f. Tidak memuat pandangan-pandangan tanpa pendukung. g. Jelas, artinya segala keterangan yang dikemukakan dapat mengungkapkan maksud secara jernih..Tidak memancing pertanyaan-pertanyaan yang memuat keraguan. h. Tidak bersifat persuatif, yakni penilaian fakta tanpa bukti. Tujuan karangan ilmiah dapat mendorong pembaca mengubah pendapat tetapi tidak melalui ajakan, argumentasi, sanggahan, dan protes. i. Lugas, yakni pembicaraan langsung kepada hal pokok. Berdasarkan sifatnya karya ilmiah dikelompokkan menjadi empat macam : a. Karya ilmiah non-teknis konkret Karya ilmiah non-teknis memiliki ciri-ciri sebagai berikut. 1) Bersifat informative 10 2) Bernada populer tanpa definisi istilah-istilah khusus 3) Topiknya spesifik 4) Konkret 5) Tidak terdapat ajakan yang bersifat emosional atau imajinatif 6) Bahasa figuratif hanya dipakai untuk menghangatkan masalah 7) Tersusun sistematis 8) Ditujukan pada pembaca dengan pengetahuan ilmiah dasar b. Karya ilmiah teknis umum Karya ilmiah teknis umum memiliki ciri-ciri sebagai berikut. 1) Seluruhnya informative 2) Menggunakan kata-kata / istilah teknis tanpa definisi 3) Tidak mengejar keuntungan pribadi, tulus ikhlas, 4) Tidak memuat penilaian tetapi mendudukkan masalah secara umum 5) Bersifat konkret 6) Susunan dan nada formal 7) Tidak ada ajakan emosional 8) Ditujukan pada pembaca yang telah berpengetahuan teknis c. Karya ilmiah abstrak formal Karya ilmiah abstrak formal memiliki ciri-ciri sebagai berikut. 1) Bersifat rangkuman umum 2) Informatif 3) Non-teknis 4) Tidak mengejar keuntungan pribadi 5) Tulus 6) Menyertakan bukti 7) Nada dan bahasanya formal 8) Tidak ada ajakan emosional 9) Isinya popular 10) Istilah yang dipakai juga populer d. Karya ilmiah spesifik historis 11 Karya ilmiah spesifik historis memiliki ciri-ciri sebagai berikut. 1) Seluruhnya informative 2) Berdasar sumber sejarah 3) Tanpa ajakan emosional 4) Tidak mengejar keuntungan pribadi 5) Tulus 6) Tidak memuat penilaian 7) Konkret dan spesifik 8) Semi-teknis 9) Bahasa dan susunannya diatur secara formal Ciri-ciri dari karya ilmiah, diantaranya sebagai berikut: a. Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku. b. Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, c. Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. d. Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak. D. Derajat Keilmiahan Karya Tulis Bauer, henry H. (1994) Derajat I : Frontier Science atau Primary Literature: adalah sebuah karya yang merupakan gabungan dari berbagai usaha untuk mendapatkan pengetahuan baru dengan segala cara yang dapat diterima oleh manusia, seperti dengan cara eksperimen sederhana, mencoba atau memikirkan sesuatu dengan serius. Derajat II : Secondary Literature: karya pada derajat I yang telah dipublikasikan dan banyak diacu atau dirujuk dalam penulisan karya ilmiah (misalnya: monograf, 12 review artikel, graduate textbooks) Derajat III : Tertiary Literature atau Textbook Science, karya yang telah menjadi textbook dan kebenarannya seakan absolut, sehingga menjadi sejenis materi pengejaran dogmatis. Sebuah penelitian selain sistimatikanya diperhatikan namun ada hal yang sangat penting adalah dasar pemikiran yang menjiwai sebuah penelitian dan melalui sistimatika yang sesuai akan membuat penelitian menjadi lebih bermakna. Tulisan Ilmiah merupakan sebuah tulisan yang memuat sebuah penelitian terhadap kajian ilmu seseorang yang dilandaskan kepada argumentasi penalaran keilmuan jadi tulisan ilmiah merupakan ide ide pokok atau sebuah penalaran keilmuan yang dituangkan dalam bentuk tulisan dan ditulis dengan kaidah yang baku ,tulisan ilmiah ditulis oleh praktisi keilmuan yang bertujuan melakukan sebuah riset atau penelitian terhadap bidang ilmu tetentu. Seorang penulis yang baik adalah penulis yang memahami hakekat dan fungsi unsur unsur yang tersebut dalam struktur tulisan ilmiah serta memilih teiri teori terkait tulisan ilmiah yang mereka tulis dan dalam memilih sebuah teori bertujuan untuk menganalis sebuah persoalan yang jelas memerlukan asumsi tertentu oleh sebab itu perlu sekali struktur peneulisan ilmiah yang yang secara logis dan kronologis yang mencerminkan kerangka penalaran ilmiah baik disaat menulis sebuah tesis,desertasi maupun laporan ilmiah lainnya. E.Anatomi Karya Ilmiah Perencanaan penelitian merupakan awal dari sebuah penelitian melalui perencanaan yang mengacu kepada sistimatika penulisan yang baku akan membuat tulisan ilmiah menjadi lebih baik desain dari sebuah penelitian dibuat secra sistimatis dan logis maksudnya alurnya jelas saling terkait dan tidak terputus 13 putus dalam hal menentukan langkah langkah penulisan illmiah ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan adalah sebuah penelitian ilmiah harus ilmiah dalam kajiannya dan ilmiah artinya menggunakan prinsip prinsip sain yang selalu bersifat empiris yang mengacu kepada data yang ada dan faktual dan menggunakan teori teori yang dapat dijadikan kekuatan dan penguat terhadap argumen si penulis. Langkah langkah dalam penulisan sebuah karya tulis ilmiah perlu memperhatikan kaidah kaidah yang berlaku dan sebuah karya tulis yang memenuhi sistimatika tentu akan menjadikan penelitian tersebut menjadi lebih bernilai dan membuat si pembaca akan mampu memahami dan memudahkan orang untuk mengambil kesimpulan atau asumsi terhadap penelitian tersebut; Struktur penulisan Ilmiah sebagai berikut: 1) Pembuka merupakan bahagian awal dari sebuah karya ilmiah seperti Cover,. 2) Isi. 3) Penutup 4) Lampiran Bagian Pembuka 1. Cover Cover merupakan halaman pertama yang terlihat dari sebuah karya tulis. Cover memiliki suatu keberadaan yang penting dalam penulisan karya tulis ilmiah , yaitu sebagai daya tarik serta memudahkan pembaca untuk mengetahui gambaran umum mengenai isi sebuah karya tulis ilmiah. Bagian cover ini terdiri dari: 14 1. Keterangan jenis karya tulis ilmiah Keterangan ini ditulis paling atas. Kita dapat menulis jenis karya tulis, seperti makalah, skripsi, tesis, atau laporan penelitian. 2. Judul karya tulis ilmiah Judul ini diletakkan di bawah keterangan jenis karya tulis. 3. Tujuan karya tulis ilmiah Tujuan karya tulis ditulis dengan font yang lebih kecil daripada judul. 4. Logo Instansi Logo diletakkan paling tengah dan berukuran yang proporsional dengan tulisan lainnya di cover. 5. Nama penulis 6. Nama instansi 7. Tahun pembuatan Bagian-bagian cover ini ditulis di tengah cover. 2. Kata Pengantar Pada halaman kedua karya tulis ilmiah berisi mengenai kata pengantar. Kata pengantar berisi mengenai ucapan syukur kepada Tuhan dan ucapan terima kasih kepada rekan, kolega, dan pihak-pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan karya tulis ilmiahnya. Di akhir ucapan terima kasih disertakan kata penulis tanpa menyebutkan nama. 3. Abstrak Kata Absrak ditulis di bagian tengah halaman. Kemudian di bawah kata abstrak ditulis nama penulis, tahun penulis, serta judul yang dicetak miring. Abstrak merupakan rangkuman karya tulis yang berisi secara padat intisari dari penelitian yang mencakup latar belakang masalah, masalah yang diteliti, metode yang digunakan, hasil yang diperoleh serta kesimpulan dan saran. Di bawah rangkuman isi karya tulis, kata-kata kunci diberikan. 15 Abstrak bermanfaat untuk membantu pembaca menemukan gambaran mengenai isi karya tulisnya sesuai dengan kebutuhan minat dari pembaca dan perlu untuk dibaca lebih lanjut. 4. Daftar Isi Daftar isi merupakan daftar nomor halaman yang menunjukkan letak setiap bagian karya tulis. 5. Daftar Tabel Daftar tabel merupakan daftar nomor halaman yang menunjukkan letak tabel-tabel pada karya tulis Bagian Isi 1. Bab I Pendahuluan Pada bagian pendahuluan ini merupakan pengajuan masalah terdiri dari beberapa bagian, yaitu: 1. Latar Belakang Masalah Latar belakang masalah berisi mengenai permasalahan yang ditemukan di lapangan dan kesenjangan antara kenyataan atau realita dengan Teori Penulis juga menjelaskan alasan dan dasar pemilihan topik. 2. Rumusan Masalah Rumusan masalah berisi mengenai permasalahan-permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian dan ditulis dalam bentuk kalimat pertanyaan. Pertanyaan ini akan dijelaskan jawabannya pada bagian pembahasan. 3. Batasan Masalah Batasan masalah berisi mengenai batasan-batasan permasalahan yang ingin dibahas sehingga cakupan bahasan tidak meluas dan tetap relevan 4. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian berisi tentang kalimat-kalimat pernyataan yang mengacu pada pertanyaan rumusan masalah. Misalnya, jika pada rumusan 16 masalahnya adalah “Bagaimana pengaruh gadget terhadap gaya belajar siswa?” maka di tujuan penelitian dituliskan “Untuk menjelaskan pengaruh gadget terhadap gaya belajar siswa. 5. Hipotesis Hipotesis adalah pernyataan sesuatu yang dianggap benar untuk pengutaraan pendapat dan kebenarannya masih perlu dibuktikan dalam penelitian. 6. Manfaat Penelitian Sebuah penelitian tentu memiliki manfaat bagi banyak orang. Pada bagian ini tertulis manfaat-manfaat apa yang diperoleh oleh kalangan tertentu maupun masyarakat pada umumnya. 2. Bab II Landasan Teori atau Penyusunan Kerangka Teoritis Pada bagian ini, penulis menjelaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas dari para ahli dan juga dari sumbersumber yang dapat dipercaya kebenaran teorinya.Memecahkan masalah yang bersifat ilmiah dengan mempergunakan pengetahuan ilmiah sebagai dasar argumentasi dalam menganalisa dan mengkaji persoalan agar kita mampu endapatkan jawaban terhadap permasalahan yang ada.jadi kerangka ateoritik ini merupakan tempat penulis atau peneliti berdiri dengan argumentasinya yang dikuatkan oleh teori teori para ahli yang terkait dengan masalah yang diteliti,maka kajian teori merupakan sebuah semboyan ilmiah yang menyatakan bahwa yakinkan secara logis dengan menggunakan kerangka teoritis ilmiah dan dibuktikan secara empiris dengan mengumpulkan fakta dan data yang relevan dapat disimpulkan bahwa pengertian ilmiah adalah seorang peneliti tidak diperkenankan untuk mengumpulkan data empiris sekiranya belum bisa belum bisa menyususn kerangka teoritis yang meyakinkan. Kriteria utama agar sebuah kerangka berfikir bisa meyakinkan sesama ilmuwan adalah alur alur pikiran yng logis yang menimbulkan sebuah kesimpulan yang berupa hipotesa Kerangka teoritis merupakan merupakan sebuah karya ilmiah 17 bukan merupakan kumpulan dati banyak teori namunmelainkan kumpulan premis ilmiah yg sudah dipilih secara selektif membangun argumentasi penulis. 3. Bab III Metode Penelitian Pada bagian ini menjelaskan mengenai cara atau sistem yang digunakan pada penelitian agar terbukti atau teruji dengan benar penelitian yang diteliti.Metode merupakan pengetahuan tentang metode apa yang digunakan dalam penelitian dan metode yang digunakan berdasarkan tujuan penelitian,tujuan sebuah penelitian mencakup semua aspek tidak hanya variable saja namun juga dimana penelitian dilakukan untuk siapa kapan dan waktunya,metode merupakan prosedur dri sebuah penelitian atau cara yang ditempuh untuk encapai sebuah tujuan dari penelitian itu sendiri.,teknik pengumpulan data,dan teknik analisis data 4. Bab IV Hasil Penelitian dan Analisis Pada bagian ini berisi mengenai hasil penelitian dan analisis temuan-temuan dalam penelitian. Pada bagian ini, penulis akan menganalisis hasil penelitian yang sesuai dengan teori ataupun yang bertolak belakang dengan teori. Bagian Penutup Bab V Penutup Bagian ini terdiri dari saran dan kesimpulan.Saran merupakan pendapat penulis untuk kesempurnaan penulisan karya tulis lebih lanjut dan juga dapat merupakan masukan mengenai hasil temuan penelitian, misalnya hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif media on line terhadap gaya belajar siswa, maka penulis dapat memberi saran untuk pelajar mengatur waktu dengan bijak ketika bermain game Daftar Pustaka Daftar pustaka berisi tentang refensi-refensi yang digunakan penulis sebagai bahan dasar penulisan karya ilmiah. Referensi ini dapat berasal dari buku ataupun website. 18 Lampiran adalah bukti pendukung dalam menulis sebuah karya tulis iliah Lampiran merupakan bukti-bukti pendukung atau otentik yang dilakukan saat penelitian, misalnya angket penelitian, daftar pertanyaan wawancara, dan hasil wawancara. Struktur Penulisan yang baku yang tlah dijelaskan diatas merupakan sistimatika penulisan ilmiah dan bersifat umum dan kerangka konseptual yang mendukung sebuah kajian akan lebih membuat karya tulis menjadi lebih kuat disteori yang mendukung analisis sebuah permasalahan F.Etika Penulisan Karya Tulis Ilmiah 1.Asas-asas Etika Penulisan Karya Tulis Ilmiah Menurut Rahman ( 2013 )Walaupun begitu, secara umum,unsur-unsur di bawah ini dipandang berlaku umum dalam setiap penulisan karya tulis ilmiah. a. Memelihara kejujuran.. b. Menunjukkan sikap rendah hati (tawadu„).. c. Bertanggung jawab atas informasi dan analisis yang diungkapkan, serta tidak melemparkan kesalahan yang terdapat dalam karya tulis itu kepada orang lain, atau pihak lain. d. Bersikap terbuka, dalam arti memberikan kesempatan kepada pihak lain untuk memeriksa kembali kesahihan data dan faktayang dikemukakan dalam karya tulis ilmiah itu. Bersikap cermat dalam mengemukakan data, pernyataan, penulisan nama orang, nama tempat,ejaan, dan lain-lain.Kesemberonoan dan kemalasan dalam melakukan pengecekan ulang terhadap data yang dikemukakan menunjukkan rendahnya etika dan tradisi ilmiah seseorang. Bersikap objektif dalam menyajikan uraian.Salah satu faktor yang menunjang sikap objektif dalam mengemukakan argumentasi dalam sebuah uraian adalah pemahaman yang memadai tentang aturan-aturan berpikir yang benar, yang dikenal dengan logika. Sedangkan menurut Halimahtus Sa‟diyahdalam 19 Rahman (2013), etika penulisan karya ilmiah adalah hal yang lebih dari pada masalah teknis penulisan itu sendiri.. a) Kejujuran b) Objektivitas  Rancangan percobaan  Analisis dan interpretasi data  Keputusan pribadi c) Integritas Penelitian yang dilakukan dengan tulus atau dengan kata lain sesuai keinginan atau hati nurani peneliti,maka penelitian akan berjalan secara efektif dan efisien. d) Ketelitian Berlaku teliti dan hindari kesalahan karena ketidak pedulian. Ketelitian dalam sebuah penelitian merupakan poin yang sangat penting. Ketelitian ini muncul karena adanya rasa kepedulian dari peneliti. Bentuk dari ketelitian ini bisa dilakukan dari hal-hal yang sangat mudah dan simple.. e) Keterbukaan Peneliti harus bisa mempertanggung-jawabkan penelitian yang kita lakukan dengan caramenginterpretasikan hasil dari penelitian tersebut kedalam bentuk laporan.. f) Penghargaan terhadap HAKI Penelitian dilakukan untuk membuktikan apakah teori-teori yang adasesuai dengan kenyataannya atau tidak.. 1. Sikap Ilmiah Kemampuan dalam berbahasa akademik, yakni penguasaan kaidah bahasa Indonesia yang meliputi tata bahasa (struktur), diksi, dan ejaan dan aplikasinya dalam tulisan (dan juga forum ilmiah) agar gagasan yang disampaikan dalam 20 tulisannya sesuai dengan yang dimaksudkannyadan dapat dipahami oleh pembaca dengan benar. Sikap ilmiahharus dimiliki oleh penulis ilmiah. Hal ini penting agar karyanya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, baik kepada masyarakat maupun kepada dirinya sendiri. Orang yang berjiwa ilmiahadalah orang yang memiliki setidak-tidaknya tujuh macam sikap ilmiah, yakni: 1) Sikap ingin tahu. 2) Sikap kritis. 3) Sikap terbuka.. 4) Sikap objektif. 5) Sikap rela menghargai karya orang lain. 6) Sikap berani mempertahankan kebenaran.Seorang ilmuwan harus beranimembela fakta atas hasil penelitiannya. 7) Sikap menjangkau ke depan. C.Plagiarism Plagiarisme adalah tindakan penyalahgunaan, pencurian/perampasan, penerbitan, pernyataan, atau menyatakan sebagai milik sendiri sebuah pikiran, ide, tulisan, atau ciptaan yang sebenarnya milik orang lain. Plagiat atau biasa disebut penjiplakan adalah sebuah masalah yang cukup signifikan pada akademisi di perguruan tinggi. Hal plagiat yang biasanya dilakukan terhadap konten digital adalah melakukan copy- paste, quote, dan revisi terhadap dokumen asli. Untuk mengantisipasinya, dibutuhkan suatu cara yang dapat menganalisis teknik-teknik plagiat yang dilakukan. Ada beberapa pendekatan yang bisa diambil, salah satunya dengan menggunakan algoritma Rabin-Karp dengan metode Rolling Hash. Pendeteksian plagiarisme menggunakan algoritma Rabin-Karp dengan metode rolling hash ini diimplementasikan ke dalam program atau aplikasi untuk menentukan nilai tingkat akurasi dengan nilai presentase. Ada beberapa definisi terkait dengan plagiarisme. Yang saya sebut pertama adalah definisi plagiarisme menurut Peraturan Menteri Pendidikan RI Nomor 17 Tahun 2010, yaitu: “Plagiat adalah perbuatan sengaja atau tidak 21 sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai” Plagiarisme atau sering disebut plagiat adalah penjiplakan atau pengambilan karangan, pendapat, dan sebagainya dari orang lain dan menjadikannya seolah karangan dan pendapat sendiri Plagiat dapat dianggap sebagai tindak pidana karena mencuri hak cipta orang lain. Di dunia pendidikan, pelaku plagiarisme dapat mendapat hukuman berat seperti dikeluarkan dari sekolah/universitas. Pelaku plagiat disebut sebagai plagiator. Menurut Adimihardja (2005), plagiarisme adalah pencurian dan penggunaan gagasan atau tulisan orang lain (tanpa cara-cara yang sah) dan diakui sebagai miliknya sendiri. Plagiarisme juga didefinisikan sebagai kegiatan dengan sengaja menyalin pemikiran atau kerja orang lain tanpa cara-cara yang sah (Adimihardja, 2002). Pelaku plagiarisme dikenal juga dengan sebutan plagiat (Rosyidi, 2007). Plagiarisme memiliki definisi penjiplakan yang melanggar hak cipta (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan nasional, 2002). Sementara itu hak cipta meiliki definisi yaitu hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ciptaan adalah hasil setiap karya Pencipta yang menunjukkan keasliannya dalam lapangan ilmu pengetahuan, seni, atau sastra (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002). Batasan Plagiarisme Batasan plagiarisme digunakan sebagai salah satu panduan untuk menguraikan kembali supaya definisi plagiarisme lebih mudah dipahami dan diaplikasikan dalam tugas sehari-hari. Batasan plagiarisme yang kami rangkum dari Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 17 Tahun 2010 dan menurut Soelistyo (2011) adalah sebagai berikut: 22 1. Mengutip kata-kata atau kalimat orang lain tanpa menggunakan tanda kutip dan tanpa menyebutkan identitas sumbernya. 2. Menggunakan gagasan, pandangan atau teori orang lain tanpa menyebutkan identitas sumbernya. 3. Menggunakan fakta (data, informasi) milik orang lain tanpa menyebutkan identitas sumbernya. 4. Mengakui tulisan orang lain sebagai tulisan sendiri. 5. Melakukan parafrase (mengubah kalimat orang lain ke dalam susunan kalimat sendiri tanpa mengubah idenya) tanpa menyebutkan identitas sumbernya. 6. Menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilkan dan /atau telah dipublikasikan oleh pihak lain seolah-olah sebagai karya sendiri. 7. Mengumpulkan karya ilmiah yang dibuat orang lain (dengan cara membeli maupun membayar) dan diakui sebagai karyanya 8. Menggunakan suatu karya untuk dikumpulkan pada satu tugas akademik, yang sebelumnya telah digunakan pada tugas akademik lain yang terkait dengan suatu mata kuliah. Batasan menyebutkan plagiarisme, menekankan pada kalimat “tanpa identitas sumber” sehingga kata kunci untuk menghindari plagiarisme adalah penulis memberikan pengakuan kepada pengarang, jika kita memang secara nyata menggunakan ide, pendapat, gagasan, data dan fakta yang telah diungkapkan oleh penulis sebelumnya. Dalam buku Bahasa Indonesia: Sebuah Pengantar Penulisan Ilmiah, Felicia Utorodewo dkk. menggolongkan hal-hal berikut sebagai tindakan plagiarism: 1. Mengakui tulisan orang lain sebagai tulisan sendiri, 2. Mengakui gagasan orang lain sebagai pemikiran sendiri 23 3. Mengakui temuan orang lain sebagai kepunyaan sendiri 4. Mengakui karya kelompok sebagai kepunyaan atau hasil sendiri, 5. Menyajikan tulisan yang sama dalam kesempatan yang berbeda tanpa menyebutkan asal-usulnya 6. Meringkas dan memparafrasekan (mengutip tak langsung) tanpa menyebutkan sumbernya, dan 7. Meringkas dan memparafrasekan dengan menyebut sumbernya, tetapi rangkaian kalimat dan pilihan katanya masih terlalu sama dengan sumbernya. 24 Hal-hal yang tidak tergolong plagiarisme: 1. menggunakan informasi yang berupa fakta umum. 2. menuliskan kembali (dengan mengubah kalimat atau parafrase) opini orang lain dengan memberikan sumber jelas. 3. mengutip secukupnya tulisan orang lain dengan memberikan tanda batas jelas bagian kutipan dan menuliskan sumbernya. Kerugian-kerugian yang ditimbulkan dari tindakan plagiarisme adalah sebagai berikut : 1. Kerugian bagi penulis asli : Menghasilkan sebuah karya pastinya adalah bukan suatu hal yang mudah dan memerlukan usaha yang besar. Jika anda sebagai penulis, tentu anda akan merasa kesal ketika melihat karya anda dijiplak orang lain tanpa seizin anda dan tanpa mencantumkan sumbernya bukan? Sang plagiator juga bisa memfitnah penulis aslinya dengan menyatakan bahwa penulis aslinya lah yang melakukan plagiarisme bukan dirinya. 2. Kerugian bagi plagiator : Sebuah tulisan memerlukan referensi agar kandungannya terjamin kebenarannya. Tulisan seorang plagiator tidak mencantumkan sumbernya sehingga kebenarannya diragukan. Bisa jadi tulisan yang tanpa referensi merupakan HOAX atau berita bohong. Contohnya anda membicarakan masalah agama tanpa mencantumkan sumbernya (kitab suci), tidak ada seorangpun yang akan menerima pendapat anda. 3. Kerugian bagi pembaca dan masyarakat luas : Para pembaca akan tertipu oleh sang plagiator dan mengira sang plagiator adalah seorang yang hebat sehingga akan menimbulkan kebohongan publik. Membohongi para pembaca. 25 Ini adalah contoh-contoh Plagiarisme yang sudah dilakukan: 1. Kutipan Langsung: “Plagiarism is the dishonest of presenting the words or thoughts of another writer as if they were your own” (Heffernan and Lincoln,1986: 522). Kutipan di atas diambil secara keseluruhan karena itu diberi tanda kutip di antara kutipan yang diambil (“…..”) dan disertai juga sumber referensinya yang terdiri dari nama pengarang (Heffernan and Lincoln), tahun terbitan (1986), dan halaman buku (522). 2. Kutipan Tidak Langsung: Plagiarism ialah hasil pembajakan atau penculikan berupa penggunaan fakta, penjelasan, ungkapan, dan kalimat orang lain secara tidak sah. Hasil pembajakan, penculikan, dan penggunaan fakta, ungkapan, dan sebagainya yang tidak sah tersebut disebut plagiat (Brotowidjoyo, 1993: 86). Kutipan di atas diambil secara tidak langsung yaitu dengan menguraikan atau mengungkapkan kembali pendapat yang dikutip karena itu ditulis dalam paragraf terpisah lalu disertai dengan sumber referensinya yang terdiri dari nama pengarang (Brotowidjoyo), tahun terbitan (1993), dan halaman buku (86). 3. Catatan Kaki atau Catatan Akhir: Bagaimana plagiarisme dapat dihindari ? Selain pengetahuan atauknowledge yang telah diuraikan di atas, tentunya juga dibutuhkan motivasi (motivation) yang kuat untuk berperilaku jujur (honest) serta berketerampilan (skillful) dalam tata cara menulis karya ilmiah.Sejalan dengan Taxonomi Psychomotoric. Bloom-Simpson: Affective, Cognitive dan 26 Di sini penulis memberi Catatan Kaki karena uraian atau ungkapan di atas bukan murni dari penulis tapi diinspirasikan dari sumber tertentu dalam hal ini Taxonomi Bloom-Simpson. Catatan Kaki diletakan di bawah halaman yang bersangkutan sedangkan Catatan Akhir diletakan di akhir tulisan sebelum daftar pustaka. G.Penggunaan Diksi, Ejaan Dan Kalimat Efektif Dalam Pengembangan Paragraph a. Penggunaan Diksi Diksi atau pilihan kata adalah kemampuan seseorang membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikannya, Keraf (2008: 24) mengemukakan tiga kesimpulan utama mengenai diksi, yaitu, 1) Pemilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang akan dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapanungkapan yang tepat, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam situasi. 2) Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar. 3) Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud perbendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki oleh sebuah bahasa. Berbeda dengan pendapat Keraf, Enre (1988: 102) menjelaskan bahwa diksi ialah pilihan kata dan penggunaan kata secara tepat untuk mewakili pikiran dan perasaan yang ingin dinyatakan dalam pola 27 suatu kalimat. Lebih lanjut, Achmadi (1990: 136) memberikan definisi diksi adalah seleksi kata-kata untuk mengekspresikan ide atau gagasan dan perasaan. Fungsi diksi ialah sebagai berikut : a) Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal. b) Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca. c) Menciptakan komunikasi yang baik dan benar. d) Menciptakan suasana yang tepat. e) Mencegah perbedaan penafsiran. f) Mencegah salah pemahaman. g) Mengefektifkan pencapaian target komunikasi. Adapun Jenis-jenis diksi menurut Keraf, (2008: 89-108) adalah sebagai berikut : 1) Denotasi adalah konsep dasar yang didukung oleh suatu kata (makna itu menunjuk kepada konsep, referen atau ide). Denotasi juga merupakan batasan kamus atau definisi utama sesuatu kata, sebagai lawan daripada konotasi atau makna yang ada kaitannya dengan itu. Denotasi mengacu pada makna yang sebenarnya. Berikut ini contoh denotasi yang diambil dari salah satu kutipan pada rubrik Padhalangan di media massa. Dasamuka tidak berdaya, raganya seperti diikat kencang yang semakin lama semakin menjerat‟. 2) Konotasi adalah suatu jenis makna kata yang mengandung arti tambahan, imajinasi atau nilai rasa tertentu. Konotasi merupakan kesan-kesan atau asosiasi-asosiasi, dan biasanya bersifat emosional yang ditimbulkan oleh sebuah kata di samping batasan kamus atau definisi utamanya. Konotasi mengacu pada makna kias atau makna bukan sebenarnya. Berikut ini contoh konotasi yang diambil dari salah satu kutipan pada rubrik Padhalangan di media massa. „Mengakulah sebelum badanmu aku potong-potong‟. 28 3) Kata umum adalah kata yang mempunyai cakupan ruang lingkup yang luas. Kata-kata umum menunjuk kepada banyak hal, kepada himpunan, dan kepada keseluruhan. Berikut ini contoh kata umum. Pohon- pohon yang tadinya rindang,berdaun lebat, sekarang kering, k,arena dibakar oleh manusia‟. 4) Kata khusus adalah kata-kata yang mengacu kepada pengarahanpengarahan yang khusus dan konkrit. Kata khusus memperlihatkan kepada objek yang khusus. Berikut ini contoh kata khusus. „Semua memanjatkan do‟a supaya Ridwan diterima Allah dan ditempatkan di tempat yang pantas‟. 5) Kata ilmiah adalah kata yang dipakai oleh kaum terpelajar, terutama dalam tulisan-tulisan ilmiah. 6) Kata populer adalah kata-kata yang umum dipakai oleh semua lapisan masyarakat, baik oleh kaum terpelajar atau oleh orang kebanyakan. Berikut ini contoh kata-kata populer. „Di dunia ini yang mempunyai kekuasaan hanyalah Allah‟. 7) Jargon adalah kata-kata teknis atau rahasia dalam suatu bidang ilmu tertentu, dalam bidang seni, perdagangan, kumpulan rahasia, atau kelompok-kelompok khusus lainnya. Berikut ini contoh kata-kata jargon yang diambil dari salah satu kutipan artikel pada media massa bertopik kesehatan. „Teh menunjukkan sumber alami kafein, teofilin dan zat anti-oksida yang bernama katekin, dengan kadar lemak, karbohidrat atau protein hampir nol persen.‟ 8) Kata silang adalah kata-kata non standard yang informal, yang disusun secara khas, bertenaga dan jenaka yang dipakai dalam percakapan, kata silang juga merupakan kata-kata yang tinggi atau murni. Berikut ini contoh kata silang. 29 „Ternyata Doni masih gaptek tentang komputer‟. Ada dua hal yang harus diperhatikan untuk menghasilkan tulisan yang baik atau menemukan diksi yang tepat, yaitu; a) ketepatan kata yaitu kesanggupan sebuah kata menimbulkan gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca, sesuai yang dirasakan pengarang, b) kesesuaian kata ialah kata yang dipilih sesuai dengan situasi dan kesempatan, sehingga bisa diterima oleh pembaca. b. Penggunaan Ejaan Ejaan adalah sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana ucapan atau apa yang dilisankan seseorang ditulis dengan perantaraan lambanglambang atau gambar-gambar bunyi (huruf dan abjad). ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana hubungan antar lambang-lambang itu. Secara teknis ejaan adalah penulisan huruf, penulisan kata, dan penulisan tanda baca. Jadi secara keseluruhan menurut pengertian di atas ejaan adalah aturan yang mempelajari penulisan berupa pelambangan bunyi ujaran, aturan penulisan huruf, tanda baca pemilihan kata dan penulisan kalimat. c. Penggunaan Kalimat Efektif Dalam Pengembangan Paragraph Konsep kalimat efektif dikenal dalam hubungan fungsi kalimat sebagai alat komunikasi. Menurut Badudu (1991: 129), “Sebuah kalimat dikatakan efektif apabila mencapai sasarannya dengan baik sebagai alat komunikasi”. Dalam hubungan ini, setiap kalimat terlibat dalam proses penyampaian dan penerimaan. Apa yang disampaikan dan diterima tersebut berupa ide (gagasan), pesan, dan informasi. Agar proses 30 penyampaian dan penerimaan tersebut berlangsung sempurna, kalimat yang diucapkan atau dituangkan dalam tulisan hendaknya kalimat efektif. Mengenai kalimat efektif Razak (1990: 7) mengatakan, “Kalimat dikatakan efektif apabila mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan berlangsung sempurna. Hal ini menunjukkan bahwa kalimat efektif haruslah disusun secara sadar untuk mencapai daya informasi yang diinginkan penunlis terhadap pembacanya. Jadi, yang dimaksud kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi syarat sebagai berikut : 1. Secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis 2. Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca sepertinyang dipikirkan pembicara atau penulis (Keraf, 1980 dalam Rohmadi & Nugraheni, 2011). Karakteristik dan ciri-ciri kalimat efektif : 1. Kesepadanan Kesatuan gagasan yang bertujuan agar informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah. Kalimat tidak bertele-tele dan harus sistematis. Kesatuan kalimat ditandai oleh adanya kesepadanan struktur dan makna kalimat. Karakteristik kalimat efektif adalah memiliki unsur penting atau pokok, minimal unsur subjek, prediket, serta unsur pendukung lainnya, yaitu objek dan keterangan yang saling melengkapi serta membentuk kesatuan tunggal. Kesatuan struktur antara pikiran dan bahasa yang digunakan di perlihatkan dengan keutuhan gagasan atau ide. Kesatuan ini dapat dicirikan oleh empat hal seperti di bawah ini : a. Hadirnya subjek (S) dan Prediket (P) b. Tidak Hadirnya Subjek Ganda 31 Contoh kalimat tidak efektif : Raihan pergi ke kampus, kemudian raihan pergi ke perpustakaan. Contoh kalimat efektif : raihan pergi ke kampus, kemudian ke perpustakaan. c. Tidak hadirnya kata hubung intrakalimat pada kalimat tunggal. Contoh kalimat tidak efektif : Rudi membeli sepeda motor Honda. Sedangkan adiknya membeli mobil Alpard. Contoh kalimat efektif : 1. Rudi membeli sepeda motor Honda, sedangkan adiknya membeli mobil Alpard. 2. Rudi membeli sepeda motor Honda. Akan tetapi adiknya membeli mobil Alpard. d. Tidak hadirnya kata yang di depan predikat Kehadiran kata yang akan mengakibatkan kalimat kehilangan predikat. Oleh karena itu, kata yang harus di buang dari kalimat tersebut. Contoh kalimat tidak efektif : Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu. Contoh kalimat efektif : Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. 2. Kesejajaran Kesejajaran adalah penggunaan bentuk-bentuk yang sama pada kata-kata yang parallel dan memiliki kesamaan bentukan atau imbuhan. 3. Ketegasan Ketegasan merupakan suatu penekanan atau penegasan pada ide pokok kalimat. 4. Kelogisan Kelogisan artinya hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis atau masuk akal. 32 5. Kecermatan Kecermatan ialah kalimat yang dihasilkan tidak menimbulkan penafsiran ganda dan harus tepat dalam penggunaan diksi. Prinsip kecermatan berarti cermat dan tepat menggunakan diksi. 6. Kevariasian Kevariasian kalimat dapat dengan variasi struktur, diksi, dan gaya asalkan variasi tersebut tidak menimbulkan perubahan makna kalimat yang dapat menimbulkan salah pemahaman atau salah komunikasi. A. Kesatuan, Kepaduan Dan Kelengkapan Paragraph Paragraf atau alinea berlaku pada bahasa tulis, sedangkan pada bahasa lisan digunakan istilah paraton (Brown dan Yule, 1996). Paragraf merupakan suatu kesatuan bentuk pemakaian bahasa yang mengungkapkan pikiran atau topik dan berada di bawah tataran wacana (Resmini, 2012). Terdapat tiga syarat dalam pembentukan paragraph yaitu unsur kesatuan, kepaduan, dan kelengkapan. 1. Unsur kesatuan paragraf mengisyaratkan pada adanya persyaratan bahwa suatu paragraf hanya memiliki satu topik, satu pikiran utama. Fungsi paragraf dalam hal ini adalah mengembangkan topik tersebut. 2. Unsur kepaduan paragraf sering disebut dengan koherensi. Suatu paragraf bukanlah merupakan kumpulan atau deretan kalimat yang masing-masing berdiri sendiri atau terlepas, melainkan dibangun oleh kalimat-kalimat yang memiliki hubungan timbal balik. Paragraf yang padu akan membuat pembaca mudah memahami dan mengikuti jalan pikiran penulis. Urutan pikiran yang teratur dalam paragraf akan memperlihatkan adanya kepaduan. 3. Unsur kelengkapan paragraf mengacu pada adanya pikiran utama yang berwujud kalimat utama dan pikiran penjelas yang berwujud kalimatkalimat penjelas. 33 Menurut Suladi (2014) secara umum rambu-rambu paragraf yang baik meliputi kesatuan, kepaduan, kelengkapan/ketuntasan, keruntutan, dan konsistensi. Perincian mengenai rambu rambu atau syarat aragraph yang baik adalah sebagai berikut. 1. Kesatuan Paragraf Salah satu hal yang mendasar untuk diperhatikan penulis adalah kesatuan paragraf. Kesatuan berkaitan dengan adanya sebuah gagasan utama dan beberapa gagasan tambahan atau penjelas yang mendukung gagasan utama itu. Dalam gagasan tambahan tersebut tidak boleh terdapat unsur-unsur atau informasi yang sama sekali tidak berhubungan dengan gagasan pokok. Oleh karena itu, penulis harus selalu mengevaluasi kalimat-kalimat yang dibuatnya. Jika ada kalimat yang sama sekali tidak berkaitan dengan gagasan utama, kalimat tersebut harus dikeluarkan dari paragraf. Jika ternyata dalam sebuah paragraf terdapat dua gagasan utama, kedua gagasan utama itu harus dipisah dan dijadikan paragraf tersendiri. Syarat yang kedua adalah kesatuan paragraf. Yang dimaksud kesatuan adalah tiap pargaraf hanya mengandung satu pokok pikiran yang diwujudkan dalam kalimat utama. Kalimat utama yang diletakkan di awal paragraf biasa kita sebut dengan paragraf deduktif, sedangkan kalimat utama yang diletakkan di akhir paragraf biasa kita sebut dengan paragraf induktif. 2. Kepaduan Langkah-langkah yang harus kita tempuh adalah adanya kemampuan untuk merangkai kalimat sehingga berkaitan satu sama lain sehingga logis dan serasi. Lalu gunakanlah kata penghubung yang dapat membuat kalimat saling berkaitan. Terdapat dua jenis kata penghubung, yaitu kata penghubung intrakalimat dan kata penghubung antarkalimat. Intrakalimat yaitu kata yang menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat, contohnya: karena, sehingga, tetapi, dsb. Sedangkan antarkalimat 34 yaitu kata yang menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lainnya, contohnya: oleh karena itu, jadi, kemudian dan sebagainya. 3. Kelengkapan Suatu paragraf dikatakan lengkap, jika berisi kalimat–kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik dan kalimat utama (Nasucha, Rohmadi dan Wahyudi.2009:39).Sebaliknya suatu paragraf dikatakan tidak lengkap, jika tidak dikembangkan atau hanya diperluas dengan pengulangan–pengulangan. Syarat ketiga pembentukan paragraf yang baik adalah adanya kelengkapan. B. Macam-macam Paragraph Langsung, Rampat, Pembuka, Penghubung, dan Penutup a. Paragraf pembuka Rohmadi dan Nasucha(2010:39) mengemukakan Paragraf pembuka dapat disebut paragraf pendahuluan(introduction). Fungsinya sebagai pengantar untuk sampai kepada pokok pembicaraan dalam karangan. Karangan atau esai yang baik harus memiliki paragraf pembuka yang terletak pada awal karangan.Jumlah paragraf pembuka harus satu dan tidak boleh lebih dari satu. b. Paragraf Penghubung Paragraf penghubung adalah paragraf yang terdapat antara paragraf pembuka dengan paragraf penutup (Rohmadi dan Nasucha, 2010:40). Paragraf penghubung merupakan isi permasalahan yang diuraikan di dalam karangan. Oleh karena itu, paragraf penghubung disebut pula paragraf isi. Masalah ini berisi kesimpulan dari paragraf yangakan diuraikan terdapat dalam paragraf penghubung.Paragraf penghubung berisi inti persoalan yangdikemukakan. c. Paragraf Penutup 35 Paragraf penutup mengakhiri sebuah karangan.Paragraf ini berisi kesimpulan dari paragraf penghubung.Paragraf penutupjuga dapatberisi penegasan kembali mengenai hal-hal yang dianggap penting dalam paragraf penghubung (Nasuchadkk, 2009:35). Paragraf penutup yang berfungsi mengakhiri sebuah karangan tidak boleh terlalu panjang,Namun, tidak berartiparagraf ini dapat tiba-tiba diputuskan begitu saja. . d. Paragraf Lantas (deduktif) Paragraf dimulai dengan pernyataan tentang pokok bahasan (kalimat topik), sehingga paragraf menyampaikan informasi secara lugas kepada pembaca. Kalimat-kalimat berikutnya merupakan rincian untuk memperjelas paparan atau memperkuat argumentasi terhadap pokok bahasan (deduktif). e. Paragraf rampat (induktif) Pokok bahasan pada paragraf rampat terdapat pada bagian akhir setelah didahului dengan serangkaian rincian. Paragraf rampat mengajak pembaca secara induktif menarik kesimpulan berdasarkan fakta atau pendapat yang diketengahkan sebelumnya. Contoh Sepanjang hari hujan turun dengan lebatnya. Air sungai mulai meluap. Di mana-mana terjadi banjir bahkan banyak pohon yang roboh dan tumbang. Rupanya musim hujan sudah mulai tiba. C. teknik pengutipan secara langsung dan tidak langsung Kutipan dengan jumlah kata kurang dari 40 harus ditulis dalam badan teks secara terpadu dan diapit oleh oleh tanda kutip (“...”). Keterangan mengenai Contoh : Kutipan Langsung < 40 Kata (Model 1) Hartono (2008:93) menyatakan bahwa “variasi aktivitas pembelajaran dengan kelompok kecil”. Ciri khas penulisan kutipan langsung pada model 1 ditandai dengan peletakan nama belakang penulis buku atau sumber rujukan lainnya di awal ContohTahun : Kutipan Langsung < 40rujukan Kata (Model 1) kalimat. penerbitan sumber dan halaman yang dirujuk diletakkan Hartono (2008:93) menyatakan bahwa “variasi aktivitas pembelajaran dengan kelompk kecil” 36 di dalam kurung setelah nama belakang penulis. Kutipan informasi ditulis dengan diapit tanda kutip setelah penyebutan nama, tahun, dan halaman. Contoh Kutipan Langsung < 40 kata (Model 2) Simpulan dari penelitian tersebut adalah “Ahmad Tohari memunculkan tiga klasifikasi kelas menurut trikotomi Geertz, yaitu (a) santri, (b) priyayi, dan (c) abangan” (Rohman, 2015: 102). Ukuran huruf pada kutipan langsung kurang dari 40 kata sama dengan ukuran huruf pada paragraf normal, yakni 12. Jenis huruf yang umum digunakan dalam penulisan karya ilmiah adalah Times New Roman. Selain Times New Roman, terdapat pula beberapa jenis huruf yang sering digunakan, misalnya Calibri dan Arial. Penentuan jenis huruf tersebut bergantung pada konvensi penulisan pada masing-masing lembaga atau instansi. Sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya, selain kutipan langsung kurang dari 40 kata, terdapat pula kutipan langsung yang lebih dari 40 kata. Cara penulisan kutipan langsung lebih dari 40 kata memiliki ciri khusus. Hal tersebut dapat diamati melalui contoh berikut. Contoh: Kutipan Langsung > 40 kata (Model 1) Ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan kurikulum sekolah. Hartono (2008: 51) mengemukakan beberapa hal tersebut sebagai berikut. Dalam menyusun kurikulum sekolah, hendaknya dipertimbangkan (1) bahan-bahan pelajaran yang diperlukan untuk belajar lebih lanjut pada tingkat sekolah berikutnya dan hendaknya sudah diajarkan pada tingkat sekolah yang lebih rendah tidak perlu lagi diajarkan lagi pada tingkat sekolah yang lebih tinggi Contoh Kutipan Tidak Langsung (Model 1) Redaksi Asli Sudah menjadi pemahaman bersama bahwa puisi itu memiliki banyak tafsir (Suharianto, 2009: 22) Kutipan Tidak Langsug Suharianto (2009: 22) menyepakati pandangan umum yang menyatakan bahwa puisi sebagai salah satu jenis karya sastra bersifat multitafsir. Artinya, saat dua orang membaca sebuah puisi yang sama penafsiran atau pemahaman keduanya terhadap puisi tersebut mungkin saja berbeda (bergantung pada pengalaman dan pengetahuan masing-masing pembaca). 37 Contoh kutipan tidak langsung model 1 menunjukkan adanya pengungkapan kembali informasi dari sumber rujukan secara rinci dengan Parafrase dapat digunakan untuk mempermudah pemahaman pembaca. Model 1 menunjukkan pemaparan konsep multitafsir pada puisi dengan pemberian contoh. Jika pada redaksi asli (sumber rujukan) tidak disajikan contoh, maka pada kutipan tidak langsung tersebut dapat diajikan contoh untuk mempermudah pemahaman pembaca mengenai konsep multitafsir secara praktis. Contoh kutipan tidak langsung (Model 2) Redaksi Asli Seperti yang kita ketahui, dalam menafsirkan puisi, seorang penafsir dituntut memberikan alasan atau argumentasi atas tafsirannya itu. Alasannya itu pun harus berdasar yang dapat dirunut alur pikirnya. Dengan ungkapan lain, penafsirannya itu harus dapat dipertanggungjawabkan. Apakah tafsiran dan pertanggungjajwabannya itu betul atau tidak yang paling tahu tentulah si penulis puisi yang bersangkutan (Suharianto, 2009:22) Kutipan tidak langsung Penafsiran puisi harus berdasarkan pada kelogisan argumentasi, keruntutan alur pkir dan pertanggungjawaban tafsir (Suharianto, 2009: 22) 38 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Langkah langkah penulisan imiah merupakan susunan atau alur dari bentuk tulisan ilmiah dan sebuah karya ilmiah merupakan komponen yang ada di dalamnya tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya, yang tersusun secara apik dan dapat dipahami oleh yang membacanya dan penulis ilmiah yang baik yang memahami hakekat dan fungsi unsur unsur tersebut dalam keseluruhan struktur penulisan ilmiah. Struktur penulisan ilmiah secara logis dan kronologis mencerminkan kerangka penalaran,penulisan ilmiah pada dasarnya merupakan argumentasi penalaran keilmuan yang komunikatif atau yang disampaikan dalam bentuk tulisan.Langkah -langkah penulisan karya tulis ilmiah adalah hal yang sangat penting untuk iperhatikan mulai dari cover sampai penutup dengan mengacu pada kaidah kaidah yang berlaku.Plagiat atau plagiars merupakan upaya dalam melakukan manipulasi atau copy paste terhadap tulisan ilmiah lainnya dan tindakan ini sangat tidak dianjurkan bagi penulis atau peneliti disamping melanggar Undang Undang dan Menteri Pendidikan RI Nomor definisi plagiarisme menurut Peraturan 17 Tahun 2010, yaitu: “Plagiat adalah perbuatan sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya 39 ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai”dan Plagiarisme memiliki definisi penjiplakan yang melanggar hak cipta (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan nasional, 2002) Pendidikan sebagai suatu sistim yang terdiri dari elelmen elemen atau unsur pendidikan yang terpadu untuk mencapai tujuan yang hendak di capai.Dalam Prose pendidikan Peserta didik dan Pendidik dan Tenaga kependidikan merupakan sumber daya kependidikan serta kurikulum merupakan unsur yang saling berintegrasi B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas penulis dapat memberikan saran untuk memahamiLangkah Langkah penulisan ilmiah , antara lain: 1. Sistimatika penulisan penting untuk diperhatikan agar apa yang diteliti mudah dipahami dan memiliki referensi yang jelas dan ditulis dengan menggunakan gaya bahasa yang baku atau baik dan benar. 2. Penulisan Makalah ini merupakan salah satu usaha dalam pemahaman akan konsep keilmuan maka tentukanlah masalah atutema yang menarik dan bisa dijadikan referensi ilmiah 3. Tidak melakukan Plagiatrs terhadap karya karya yang telah ada 40 Daftar Pustaka Joko Priambodo.Pendeteksian Plagiarisme Menggunakan Algoritma Rabin-Karp Dengan Metode Rolling Hash.. Teknik Informatika, Universitas Pamulang ( jurnal ) Claubaugh, G.K. & Rozycki, E.G. (2001). The Plagiarism Book: A Student’s Manual. Diakses 11 Januari 2019, dari http://www.scribd.com/doc/19221077/The- Plagiarism-Book Peraturan Menteri Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi. Utorodewo, Felicia N., dkk. 2010. “Bahasa Indonesia: Sebuah Pengantar Penulisan Ilmiah”. Jakarta: Badan Penerbit FKUI. 2010. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ke tiga. Balai Pustaka. Jakarta. Writing, A College Handbook, Second Edition. New York – London, W.W. Norton & Company. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Popoler , Suriasumantri,Jujun . Jakarta Pustaka Sinar Harapan 1999 Khairani,Panduan Penyusunan Proposal Penelitian,Padang yayasan Jihadul Khair Centre,2009