ANALISIS NIAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA
PROFESI NERS
Grace Fresania Kaparang, Nova Lina Langingi, Daniel Pintunaung
Fakultas Keperawatan, Universitas Klabat, Airmadidi, Minahasa Utara 95371, Indonesia
Email:
[email protected]
Abstract
The high unemployment rate in Indonesia, especially for bachelor and diploma graduates in productive age
level is a challenge for educational institutions to educate entrepreneurship students thus as graduates they can
create jobs and not job seekers. The study aimed to investigate the entrepreneurial intentions of students in the
nursing professional program at Klabat University with descriptive research design and convenience sampling
and 102 participants enrolled. Furthermore, researchers adopted a valid questionnaire. The results of this
study found that the entrepreneurship intention of students in the nursing professional program at Klabat
University was moderate or tended to be high (M=4,45; SD=0,97), indicating that students proportionally
chose to be employees and entrepreneurship and even tended to be entrepreneurs. In frequency, the majority of
the students are in the category of “moderate” in their entrepreneurial intention (n=60; 58,82%). It is
recommended for educational institutions to provide entrepreneurial training or apprenticeships for students
so that the desire for entrepreneurship can be increased and for future researchers to compare the
entrepreneurial intentions of two students from different faculties also to explore the factors influencing
entrepreneurial intentions in nursing professional students.
Keywords: entrepreneurial intention, nursing professional students.
Abstrak
Tingginya angka penggangguran di Indonesia terlebih lulusan sarjana dan diploma yang masuk dalam usia
produktif menjadi tantangan bagi institusi pendidikan untuk mendidik mahasiswa berwirausaha sehingga ketika
tamat dapat menciptakan lapangan kerja dan bukan pencari kerja. Itulah sebabnya penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui niat berwirausaha mahasiswa program profesi ners di Universitas Klabat dengan deskriptif sebagai
desain penelitian dan convenience sampling. 102 partisipan bersedia untuk ikut serta dalam penelitian.
Selanjutnya peneliti mengadopsi kuesioner valid dan reliabel. Hasil penelitian ini didapati bahwa niat
berwirausaha mahasiswa program profesi ners Universitas Klabat adalah sedang atau cenderung mengarah
ketinggi (M=4,45; SD=0,97), yang artinya adalah mahasiswa secara proporsional memilih sebagai karyawan
dan juga berwirausaha dan bahkan cenderung untuk berwirausaha. Dari hasil distribusi frekuensi juga,
mayoritas mahasiswa juga berada pada kategori sedang (n=60; 58,82%). Direkomendasikan kepada institusi
pendidikan untuk memberikan pelatihan atau magang wirausaha bagi mahasiswa sehingga niat wirausaha dapat
ditingkatan dan bagi peneliti selanjutnya untuk membandingkan niat berwirausaha dari dua mahasiswa fakultas
yang berbeda serta menggali faktor-faktor mempengaruhi niat berwirausaha pada mahasiswa profesi ners.
Kata Kunci : niat berwirausaha, mahasiswa profesi ners
106
Pendahuluan
Tingkat
penggangguran
terbuka
berdasarkan laporan Agustus 2022 di
Indonesia berjumlah 5.86% (Badan Pusat
Statistik, 2017). Selanjutnya Kusnandar
(2023) mengatakan bahwa 5.86% tersebut
setara dengan 8,4 juta orang. Sebagai
tambahan, Ida Fauziyah sebagai Menteri
Tenaga Kerja (Menaker) RI pengangguran
di Indonesia saat ini paling banyak adalah
lulusan sarjana dan diploma dengan angka
sekitar 12 persen (Grehenson, 2023). Oleh
karena itu, Kusnandar (2023) mengklaim
bahwa 2,54 juta orang, atau mayoritas
pengangguran, berada pada kelompok usia
20–24 tahun. Angka ini setara dengan
30,12%
dari
keseluruhan
tingkat
pengangguran negara, dengan 1,86 juta
orang menganggur berusia 15 sampai 19
tahun (22,03%) dan 1,17 juta orang
menganggur berusia 25 sampai 29 tahun
(13,84%).
Secara
spesifik,
Yohanes
(2021)
mengatakan ada 22.000–40.000 lulusan
keperawatan baru yang menganggur per
tahun karena hanya sekitar 20% lulusan
yang diterima bekerja, dari semua yang
lulus. Wirajaya et al. (2018) mengatakan
ada masalah di Indonesia karena
kemungkinan pekerjaan yang tersedia
lebih sedikit dan lebih banyak lulusan
keperawatan yang lulus setiap tahun, yang
menyebabkan
banyak
lulusan
keperawatan yang menganggur. Untuk
mempromosikan niat perawat dalam
kewirausahaan adalah sangat penting
untuk memperkenalkan ide kewirausahaan
di lingkungan kampus. Sejalan dengan itu,
Sakti et al., (2020) mengatakan bahwa
kewirausahaan adalah cara yang paling
praktis
untuk
mengatasi
masalah
pengangguran. Kewirausahaan memiliki
potensi untuk meningkatkan kapasitas
pekerja
dan
menurunkan
tingkat
pengangguran, khususnya di mana
perusahaan berlokasi dan beroperasi.
Sejumlah inisiatif diluncurkan untuk
mendorong jiwa kewirausahaan, terutama
untuk mengubah cara pandang anak muda
yang selama ini hanya terjun menjadi
pencari kerja setelah lulus SMA atau
kuliah. Sebagai lembaga penghasil
lulusan, ini adalah tantangan bagi sekolah
dan perguruan tinggi.
Sayangnya, sebagian besar masyarakat
berasumsi bahwa lulusan keperawatan
hanya memiliki peluang kerja di rumah
sakit atau fasilitas kesehatan umum
lainnya, seperti klinik dan puskesmas.
Padahal, lulusan keperawatan memiliki
peluang kerja dan usaha yang lebih luas,
baik secara promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitative
seperti
pelayanan
keperawatan home care, home visit,
edukasi, dan penyewaan alat kesehatan
(Abidin & Hayati, 2020).
Istilah "wirausaha" berasal dari kata
"entrepreneur" dalam bahasa Prancis.
Entre artinya antara, dan prendrei artinya
mengambil. Mereka yang mau mengambil
kesempatan dan mencoba hal baru
umumnya digambarkan dengan istilah ini.
(Abidin & Hayati, 2020). Sehubungan
dengan hal tersebut, Tomy dan Pardede
(2020)
mengatakan
bahwa untuk
mencapai niat kewirausahaan, institusi
pendidikan harus berkonsentrasi pada
pengembangan lulusan yang tidak hanya
pencari kerja tetapi juga produsen
pekerjaan.
Niat wirausaha adalah keadaan pikiran
wirausahawan
yang
mengarahkan
perhatian, pengalaman, dan tindakan
terhadap konsep bisnis, menetapkan
bentuk dan arah organisasi (Bird, 1988).
Itulah sebabnya, Krueger et al., (2000)
menyatakan bahwa salah satu prediktor
107
untuk mengetahui siap atau tidaknya
mahasiswa untuk menjadi wirausahawan
di masa yang akan datang yakni melalui
niat berwirausaha. Dengan kata lain
Jumamil et al. (2017) mengatakan niat
wirausaha adalah titik awal keputusan
untuk terlibat dalam bisnis atau usaha apa
pun. Karena itu Romero-Galisteo et al.
(2022) mengatakan dengan mengetahui
niat kewirausahaan mahasiswa Ilmu
Kesehatan akan membantu untuk
membimbing
dan
mempromosikan
kebijakan universitas yang efektif untuk
mendukung kewirausahaan.
Berdasarkan latar belakang yang sudah
disebutkan, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian terhadap mahasiswa
Profesi Ners, Fakultas Keperawatan di
Universitas Klabat. Lebih lanjut lagi,
karena peneliti adalah bagian dari Fakultas
Keperawatan di Universitas Klabat dan
menurut sepengetahuan peneliti, belum
pernah dilakukan penelitian dengan judul:
Analisis
Niat
Berwirausaha pada
Mahasiswa Profesi Ners, maka peneliti
terdorong untuk melakukan penelitian ini.
Metode
Desain penelitian yang digunakan oleh
peneliti adalah penelitian deskriptif yang
bertujuan untuk mengetahui gambaran
niat berwirausaha mahasiswa Program
Profesi Ners. Selanjutnya peneliti
menggunakan convenience sampling
sehingga didapatkan 63 partisipan
mahasiswa yang bersedia berpartisipasi
dalam penelitian ini. Gay et al. (2012)
mengatakan bahwa paling sedikit jumlah
30 partisipan sudah mencukupi untuk
dilakukannya penelitian sehingga dalam
penelitian ini terdapat 63 partisipan maka
jumlah ini sudah mencukupi. Selanjutnya
dikatakan bisa juga dengan menggunakan
10% sampai 20% dari jumlah populasi.
Populasi dalam penelitian ini berjumlah
142 mahasiswa profesi ners, sehingga
kalau dihitung 20% maka didapati jumlah
minimalnya adalah 28,4 partisipan,
sehingga 63 partisipan dalam penelitian
sudah melebihi syarat 20% dari total
populasi yang ada.
Instrumen penelitian yang digunakan oleh
peneliti
adalah
kuesioner
“niat
berwirausaha” dengan Likert scale 1-7
yang diadopsi dari Indarti (2004) yang
sudah teruji validitas dan reliabilitas
dengan nilai Cronbach’s alpha 0,83.
Peneliti memutuskan tidak melakukan uji
validitas dan reliabilitas karena pernyataan
yang ada di kuesioner bersifat umum,
tidak secara spesifik untuk mahasiswa
jurusan tertentu. Lebih lanjut lagi, karena
peneliti tidak mendapatkan cut off point
untuk kuesioner yang di adopsi sehingga
peneliti membuat cut off point untuk
menginterpretasi
hasil
penelitian.
Penentuan cut-off point skor pada
penelitian ini adalah dengan rumus mean
dan standar deviasi empirik yang dihitung
setelah data didapatkan dengan rumus
untuk rendah= x ≤([Min+Max] / 2) - SD;
sedang = ([Min+Max]/2) - SD ≥ x ≤ ([Min
+ Max] / 2) +SD; tinggi= x ≥ ([Min + Max]
/ 2) + SD. Setelah dihitung maka untuk
menginterpretasi hasil penelitian dapat
dilihat di tabel 1.
Tabel 1. Interpretasi Niat Berwirausaha
Rerata
Interpretasi
4.97-7.00
Tinggi
3.03-4.96
Sedang
1.00-3.02
Rendah
Pengumpulan data dilakukan pada Bulan
November 2022 terhadap mahasiswa
Program Profesi Ners di Universitas
Klabat yang terletak di Provinsi Sulawesi
108
Utara setelah mendapat izin dari Dekan
Fakultas Keperawatan pada tanggal 21
Oktober
2022
dengan
nomor
118.1/UK/FKEP/SPM/X/2022.
Analisis data dilakukan dengan perangkat
lunak Microsoft Excel untuk menentukan
nilai rata-rata dan standar deviasi dari tiap
item niat berwirausaha mahasiswa perawat
dan juga untuk menghitung distribusi
frekuensi mahasiswa pada tiap kategori
niat berwirausaha.
Hasil Penelitian
Setelah dilakukan pengumpulan data,
kemudian peneliti melakukan pengolahan
data dan didapati hasil dari analisis niat
berwirausaha yang dapat di lihat dari tabel
2.
Tabel 2. Deskripsi Niat Berwirausaha
Mahasiswa Program Profesi Ners
Item Niat Berwirausaha
Saya akan memilih karir
sebagai wirausaha
Saya akan memilih karir
sebagai karyawan di suatu
perusahaan/organisasi
Mean
4,14
SD
1,40
4,85
1,32
Saya lebih memilih menjadi
wirausaha dari pada menjadi
karyawan di suatu
perusahaan/organisasi.
4,36
1,63
Total Indeks Niat
Berwirausaha
4,45
0,97
Sumber: hasil pengumpulan data
Tabel 3. Distribusi Frekuensi
Berwirausaha Mahasiswa
Kategori
f
Tinggi
10
Sedang
60
Rendah
33
Total
63
Sumber: hasil pengumpulan data
Niat
%
9,80
58,82
32,35
100
Hasil penelitian pada tabel 2 menunjukan
bahwa pertama, mahasiswa program
profesi ners akan memilih karir sebagai
wirausaha dengan nilai rerata 4,14 dengan
standar deviasi 1,40 yang artinya
mahasiswa program profesi ners akan
memilih karir sebagai wirausaha dalam
tingkat yang sedang.
Kedua, mahasiswa program profesi ners
akan memilih karir sebagai karyawan di
suatu perusahaan/organisasi didapati nilai
rerata adalah 44,85 dengan nilai standar
deviasi 1,32 yang artinya adalah
mahasiswa program profesi ners ketika
tamat akan memilih karir sebagai
karyawan organisasi dalam tingkat yang
sedang.
Ketiga, mahasiswa program profesi ners
lebih memilih menjadi wirausaha dari
pada menjadi karyawan di suatu
perusahaan/organisasi dengan nilai rerata
4,36 dan standar deviasi 1,63 yang artinya
adalah mahasiswa program profesi ners
akan memilih menjadi wirausaha dalam
tingkat yang sedang.
Secara keseluruhan niat berwirausaha
mahasiswa program profesi ners mendapat
nilai rerata 4,45 dengan standar deviasi
0,97 yang artinya niat berwirausaha
mahasiswa program profesi ners berada
pada tahap sedang, tetapi mengarah ke
tinggi karena sudah lebih dari setengah
dari skala 1-7.
Yang terakhir adalah dari tabel 3 mengenai
distribusi
frekuensi
kategori
niat
berwirausaha, dimana ditemukan bahwa
mayoritas mahasiswa juga berada pada
kategori sedang (n=38; 60,32%).
109
Pembahasan
Mahasiswa
program
profesi
ners
Universitas
Klabat
yang menjadi
partisipan dalam penelitian ini secara
proporsional memilih untuk berwirausaha
dan
menjadi
karyawan
disuatu
perusahaan/organisasi yang dapat dilihat
dari niat berwirausaha mahasiswa
program profesi ners yang “sedang”
bukannya “tinggi”, tetapi memiliki
kecenderungan mengarah ke tinggi. Hal
ini kemungkinan disebabkan oleh mata
kuliah kewirausahaan adalah mata kuliah
baru bagi mahasiswa keperawatan dan
hanya 2 SKS diantara sekian banyak mata
kuliah
keperawatan,
sehingga
membutuhkan proses untuk terciptanya
niat berwirausaha. Seperti juga yang
dikatakan oleh Nursito et al., (2021),
intensi kewirausahaan tidak serta merta
ada atau muncul dalam diri seseorang.
Tidak jarang intensi kewirausahaan
tersebut
merupakan
suatu
proses
berkesinambungan yang memerlukan
serapan waktu yang panjang dalam proses
pembentukannya. Lebih lanjut lagi, Lim et
al., (2021) mengatakan pendidikan
kewirausahaan pada tingkat mahasiswa
dapat meningkatkan niat berwirausaha dan
niat kewirausahaan dianggap sebagai
prediktor
terbaik
dari
perilaku
kewirausahaan. Sejalan dengan itu,
(Ndofirepi, 2020) mengatakan orang akan
berniat untuk berwirausaha setelah
menerima pendidikan kewirausahaan.
Tetapi, bagaimanapun hasil “sedang”
sudah merupakan awal yang baik karena
(Sumarsono, 2013) mengatakan seseorang
dengan intensi untuk memulai usaha akan
memiliki kesiapan dan kemajuan yang
lebih baik dalam usaha yang dijalankan
dibandingkan seseorang tanpa intensi
untuk memulai usaha. Lebih lanjut lagi,
Kaparang et al., (2022) mengatakan bahwa
mahasiswa yang lebih senior lebih
menunjukkan
“kecenderungan”
berwirausaha karena mereka sudah dekat
dengan urgensi untuk mencari kerja.
Intensi untuk berwirausaha walaupun
berada dalam tingkat sedang sangat
penting bagi mahasiswa keperawatan,
karena
(Wahyu
Riniasih,
2020)
mengingatkan
semakin
sempitnya
lapangan kerja bagi tenaga perawat
khususnya di institusi pemerintah maka
perlu kiranya tenaga perawat dan bidan
dibekali kemampuan/ketrampilan lain
yang sesuai dengan kompetensinya guna
membuka peluang usaha baik secara
mandiri
maupun
berkolaborasi.
Kemampuan melakukan wirausaha dapat
dilakukan sejak tenaga perawat masih
belajar di bangku kuliah maupun ketika
sudah menyelesaikan pendidikan dengan
cara
memberikan
pelatihan
kewirausahaan.
Bagaimanapun, hasil penelitian ini sejalan
dengan hasil penelitian Sumarsono
(x2013) yang mendapati bahwa, jika
dilihat berdasarkan latar belakang fakultas
maka dapat diketahui bahwa intensi
wirausaha
mahasiswa
ekonomi
mempunyai nilai tertinggi, sedangkan
intensi wirausaha mahasiswa keguruan
(FKIP)
dan
Fakultas
Kesehatan
menunjukkan nilai rata-rata yang relative
lebih rendah dibanding fakultas lain. Tidak
mengherankan jika hal tersebut terjadi
karena
motivasi
sebagaian
besar
mahasiswa yang masuk di fakultas
keguruan karena ingin menjadi seorang
guru sedangkan mahasiswa fakultas
kesehatan ingin menjadi seorang bidan
atau perawat dan bukan berwirausaha.
110
Keterbatasan Penelitian
102 partisipan merupakan keterbatasan
dalam penelitian. Walaupun secara ilmiah
dibenarkan tapi akan lebih baik bila
jumlah partisipan ditingkatkan, sehingga
hasil
penelitian
dapat
lebih
digeneralisasikan.
Kesimpulan dan Rekomendasi
Dari semua hasil yang sudah disebutkan,
maka secara umum dapat dikatakan bahwa
mahasiswa program profesi ners yang
menjadi partisipan dalam penelitian ini
secara proporsional memilih untuk
berwirausaha dan menjadi karyawan
disuatu perusahaan/organisasi. Tetapi
memiliki kecenderungan untuk mengarah
ke tinggi. Niat berwirausaha mahasiswa
program profesi ners termasuk kategori
sedang dan cenderung mengarah ke tinggi
yang artinya seimbangnya mahasiswa
yang ingin bekerja sebagai karyawan dan
ingin menjadi seorang wirausahawan atau
dengan kata lain bekerja sebagai karyawan
dan juga berwirausaha secara bersamaan
dan juga cenderung mengarah ke
wirausaha.
Rekomendasi untuk fakultas keperawatan
supaya dapat memberikan pelatihan atau
magang wirausaha bagi mahasiswa supaya
keingingan
berwirausaha
dapat
ditingkatkan. Bagi peneliti selanjunya agar
dapat
membandingkan
keingingan
berwirausaha mahasiswa dari dua fakultas
yang berbeda dan juga menggali faktorfaktor
yang
mempengaruhi
niat
berwirausaha pada mahasiswa profesi
ners.
Daftar Pustaka
Abidin, Z., & Hayati, N. (2020).
Kewirausahaan dan Bisnis untuk
Keperawatan. Mitra Wacana Media.
www.mitrawacanamedia.com
Badan Pusat Statistik. (2017). Tingkat
Pengangguran Terbuka Menurut
Provinsi (Persen), 2021-2022.
https://doi.org/10.1055/s-20081040325
Bird, B. (1988). Implementing
Entrepreneurial Ideas: The Case for
Intention. The Academy of
Management Review, 13(3), 442.
https://doi.org/10.2307/258091
Gay, L. R., Mills, G. E., & AAirasian, P.
(2012). Educational Research:
Competencies for analysis and
applications (Tenth Edit). Pearson
Education.
Grehenson, G. (2023). Menaker: 12
Persen Pengangguran di Indonesia
Didominasi Lulusan Sarjana dan
Diploma. Universitas Gajah Mada.
https://ugm.ac.id/id/berita/23493menaker-12-persen-penganggurandi-indonesia-didominasi-lulusansarjana-dan-diploma
Indarti, N. (2004). Factors Affecting
Entrepreneurial Intentions Among
Indonesian Students. Jurnal
Ekonomi Dan Bisnis Indonesia,
19(1), 57–70.
Kaparang, G. F., Pangemanan, A. S., &
Langingi, N. L. (2022). MODEL
ENTREPRENURSE: TINJAUAN
INTEGRATIF. Nutrix Journal, 6(1),
24.
https://doi.org/10.37771/nj.vol6.iss1.
795
Krueger, N. F., Reilly, M. D., & Carsrud,
A. L. (2000). Competing models of
entrepreneurial intentions. Journal of
Business Venturing, 15(5), 411–432.
https://doi.org/10.1016/S08839026(98)00033-0
Kusnandar, V. B. (2023). Mayoritas
Pengangguran Indonesia Berusia
Muda pada Agustus 2022. Databoks,
111
November, 2022.
https://databoks.katadata.co.id/datap
ublish/2023/01/12/mayoritaspengangguran-indonesia-berusiamuda-pada-agustus-2022
Lim, J. Y., Kim, G. M., & Kim, E. J.
(2021). Predictors of entrepreneurial
intention of nursing students based
on theory of planned behavior.
Journal of Multidisciplinary
Healthcare, 14, 533–543.
https://doi.org/10.2147/JMDH.S288
532
Nursito, S., Hadi, A., & Santoso, I.
(2021). Pengaruh Efikasi Diri dan
Pendidikan Kewirausahaan terhadap
Intensi Kewirausahaan Mahasiswa.
Jurnal Inspirasi Bisnis Dan
Manajemen, 5(1), 27.
https://doi.org/10.33603/jibm.v5i1.4
861
Romero-Galisteo, R. P., GonzálezSánchez, M., Gálvez-Ruiz, P.,
Palomo-Carrión, R., CasusoHolgado, M. J., & Pinero-Pinto, E.
(2022). Entrepreneurial intention,
expectations of success and selfefficacy in undergraduate students of
health sciences. BMC Medical
Education, 22(1), 1–7.
https://doi.org/10.1186/s12909-02203731-x
Sakti, D. P. B., Nirwana, B. N., Pratama,
R. G. I., & Prayanti, Y. (2020).
PENDIDIKAN
KEWIRAUSAHAAN,
OPPORTUNITY RECOGNITION
DAN MINAT BERWIRAUSAHA
DI INDUSTRI PARIWISATA
HALAL. JMM UNRAM - MASTER
OF MANAGEMENT JOURNAL,
9(3), 270–285.
https://doi.org/10.29303/jmm.v9i3.5
25
Sumarsono, H. (2013). Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Intensi
Wirausaha Mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Ponorogo. In Jurnal
Ekuilibrium (Vol. 11, Issue 2).
https://shodhganga.inflibnet.ac.in/jsp
ui/handle/10603/7385
Tomy, S., & Pardede, E. (2020). An
entrepreneurial intention model
focussing on higher education.
International Journal of
Entrepreneurial Behaviour and
Research, 26(7), 1423–1447.
https://doi.org/10.1108/IJEBR-062019-0370
Wahyu Riniasih, F. dan S. (2020).
Diskriptif Minat Mahasiswa dalam
Kewirausahaan Keperawatan Home
Care. Jurnal Ilmiah The Shine,
6(02), i-ISSN (Cetak): 2461-1174.
https://theshinejournal.org/index.php
/jits/article/view/123
Wirajaya, I. G., Hakim, N. R.,
Prihandhani, I. S., & Kio, A. L.
(2018). Pengaruh kuliah
entrepreneurship terhadap minat
mahasiswa keperawatan stikes bina
usada angkatan viii menjadi seorang
entrepreneur. Jurnal Keperawatan
Indonesia, 05(01), 99–101.
https://doi.org/http://doi.org/10.5281
/zenodo.1470957 PENGARUH
Yohanes, D. (2021). Setiap tahun ada
40.000 lulusan perawat jadi
pengangguran.
SURYAMALANG.COM.
https://suryamalang.tribunnews.com/
2021/12/20/setiap-tahun-ada-40000lulusan-perawat-jadi-pengangguran
112