3.4 Karakteristik Obat

Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 87

1

 Obat adalah bahan atau paduan bahan ,


termasuk produk biologi yang digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki system biologi
atau keadaan patologi dalam rangka penetapan
diagnosis, pencegahan penyembuhan , pemulihan,
peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk
manusia
(UU RI No 36 th 2009 tentang kesehatan)

2
 obat adalah sediaan atau paduan-paduan yang
siap digunakan untuk mempengaruhi atau
menyelidiki secara fisiologi atau keadaan
patologi dalam rangka penetapan diagnosa,
pencegahan, penyembuhan, pemulihan,
peningkatan kesehatan dan kontrasepsi.
(Permenkes 917/Menkes/Per/x/1993)
 obat adalah zat yang digunakan untuk
diagnosis, mengurangi rasa sakit , atau
mencegah penyakit pada manusia atau hewan,
Ansel (1985)

3
 Bagian dari tanaman yang digunakan sebagai
obat : seluruh bagian tanaman (herba), daun
(folia), akar (radiks), kulit (korteks), buah
(fruktus), bunga (flores), biji (semen)

 Zat berkhasiat dalam tanaman :


 Alkaloid
 Glikosida
 Minyak atsiri
 Minyak lemak

4
 Awalnya dilakukan secara empiris, misalnya :
hati sapi  penambah darah
 Perkembangannya : dihasilkan bahan

berkhasiat dari organ tubuh

5
 Bahan-bahan mineral dan garam-garam
secara empiris sudah dimanfaatkan sebagai
obat
 Contoh : Zat besi (Fe) dalam tanah

Sulfur yang keluar bersama air


tanah

6
 Obat modern ?
 Obat tradisional ?
 Obat jadi ?
 Obat nama dagang ( brand name) ?
 Obat Paten ?
 Obat generik ?
 Obat generik berlogo ?
 DOEN ?

7
 Obat Bebas
 Obat Bebas terbatas
 Obat keras :

◦ Obat wajib apotik (OWA)  terdapat 3 kelompok


◦ Obat keras
◦ Obat keras tertentu (Psikotropika )  terdapat 4
golongan
 Narkotika  terdapat 3 golongan

8
 Obat yang dapat diperoleh masyarakat secara
luas tanpa resep dokter ( swamedikasi)

 Umumnya t.a. Obat tunggal atau kombinasi obat


dengan indeks terapi luas

9
 Obat yang dapat diperoleh masyarakat tanpa
resep dokter ( swamedikasi)

 Umumnya terdiri atas kombinasi obat

 Terdapat peringatan /Perhatian : P 1 s/d P 6

10
 Obat yang hanya dapat diperoleh masyarakat
melalui resep dokter
 Umumnya terdiri atas obat tunggal maupun

kombinasi obat dengan indeks terapi sempit

Yang termasuk obat keras :


 Obat wajib apotik (OWA)  terdapat 3

kelompok Obat keras


 Obat keras tertentu/OKT (Psikotropika ) 

terdapat 4 golongan Psikotropika

12
 UU Republik indonesia No.22 Th 1997 tentang
Narkotika
 Obat-obatan yang berasal dari tanaman yang

mengandung opiat
 Peredaran sangat dipantau  hanya dapat

diberikan atas resep dokter


 terdapat 3 golongan Narkotika

13
 Untuk mengoptimalkan kerja obat  dibuat
bentuk sediaan obat  dikenal dengan istilah
obat jadi.

 Bentuk sediaan adalah bentuk formulasi obat


yang ditujukan untuk dapat mencapai tempat
aksinya di dalam tubuh

 Obat jadi adalah bentuk sediaan obat


mengandung bahan aktif obat yang sesuai
dengan standar.

14
 Efek farmakologi obat berhubungan dengan
konsentrasi obat pada tempat aksi (site of
action)

 Efek yang dapat ditimbulkan: efek toksik


dan efek terapetik

 Pengobatan yang berhasil apabila


konsentrasi pada tempat aksi memberikan
efek terapi maksimum dan efek toksis yang
minimum

15
 Karkateristik fisik : kelarutan, koefisien partisi
 Karakteristik kimia : asam, basa, garam, dsb.

Cara kerja obat :


 Symptomatis
 Kausatif

16
 efeksistemik
 Efek lokal

17
18
1. Oral: pemberian obat melalui GIT.
Metode ini yang paling banyak digunakan.
2. Buccal: pemberian obat melalui bagian dalam pipi.
Digunakan jika pemakaian obat secara oral
mengalami masalah.
Aliran darah melalui mukosa buccal cukup tinggi
sehingga obat diabsorpsi ke dalam sirkulasi
darah sistemik lebih cepat dibanding sirkulasi
hepar, sehingga dapat mencegah terjadinya first
pass effect.

3. Rectal: pemberian obat melalui rektum yang


diabsopsi melalui sirkulasi sistemik.
Digunakan untuk obat-obat yang mengiritasi
lambung atau pasien yang mual/muntah.

19
4. Inhalasi: obat yang digunakan dengan dihirup,
karena aliran darah melalui paru-paru dan
permukaan membran alveoli yang tinggi,
menyebabkan terjadinya absorpsi yang cepat.

5. Transdermal: obat yang digunakan melalui


permukaan kulit dan diabsorpsi secara perlahan
ke dalam sirkulasi sistemik.

6. Parenteral: obat yang digunakan secara langsung


ke dalam sirkulasi sistemik dan digunakan melalui
intravena.

20
1. Oral: bentuk sediaan yang berfungsi sebagai
adsorben, antimikroba, dan antasid,dirancang
memberikan efek lokal dalam GIT.

2. Topikal: pemakaian bentuk sediaan pada


permukaan kulit, memberikan efek lokal pada
tempat pemakaian

21
1. Aerosol : bentuk sediaan spray yang digunakan
dengan cara disemprotkan atau dihirup, dan
umumnya digunakan untuk pengobatan
sesak/asma
2. Cachets : kemasan kecil yang ditujukan untuk
satu kali pemakaian, umumnya berisi serbuk
dengan bobot 2 gram
3. Capsul : bahan kapsul terbuat dari gelatin yang
ditujukan untuk pemakaian oral. Terdapat dua
tipe, yakni hard gelatin capsule dan soft gelatin
capsule

22
4. Collodions : bentuk cairan yang ditujukan untuk
pemakaian pada kulit. Juga ditujukan untuk
memperpanjang kontak antara kulit dan obat

5. Cream : bentuk sediaan setengah padat, berupa


emulsi ditujukan untuk pemakaian ekternal.
Terdapat dua tipe, yakni m/a dan a/m

6. Dusting powder : serbuk halus untuk pemakaian


eksternal tetapi tidak digunakan untuk luka
terbuka kecuali serbuk yang telah disterilkan

23
7. Ear drops : bentuk sediaan larutan, emulsi atau
suspensi yang digunakan melalui telinga dengan
cara tetesan

8.Elixir : sediaan cair yang mengandung pelarut


campuran alkohol gliserin

9.Emusi : sediaan cair yang terdiri dari dua cairan


yang tidak saling bercampur dan distabilkan
dengan penambahan emulgator

10.Enema : larutan, suspensi atau emulsi yang


digunakan secara rektal

24
11. Eye drops : sediaan steril larutan atau suspensi
yang mengandung satu atau lebih bahan obat,
digunakan pada mata. Pengemasan dapat berupa
single dose atau pemakaian berulang
12. Eye lotions : cairan untuk mata yang merupakan
cairan steril, biasanya diencerkan sebelum
digunakan.
Larutan steril yang sudah digunakan hanya
bertahan 24 jam
13. Eye ointment : sediaan semisolid steril yang
digunakan pada mata. Mengandung satu atau
lebih bahan obat yang dilarutkan atau
didispersikan dalam pembawa non iritan

25
14. Gargles : cairan yang digunakan untuk melindungi
atau mengobati infeksi tenggorokan. Biasanya
dibuat dalam konsentrasi tinggi dan diencerkan
sebelum digunakan

15.Gel : sediaan semisolid transparan yang digunakan


untuk pemakaian luar

16. Granules : granul untuk pemakaian oral dengan


ukuran diameter antara 0,5 s.d. 2 mm. Beberapa
granul digunakan di bawah lidah, beberapa
dilarutkan ke dalam air sebelum digunakan

17.Inhalation : sediaan cair yang mengandung bahan


mudah menguap, digunakan untuk melonggarkan
saluran nafas dan pembengkakan GIT

26
18. Inplant : silinder steril yang dimasukkan ke
dalam jaringan tubuh, diharapkan dapat
melepaskan obat pada periode waktu tertentu

19. Liniments :cairan kental yang digunakan pada


kulit, seringkalai mengandung minyak atau bentuk
emulsi. Kebanyakan digunakan sebagai analgesik,
dan tidak digunakan untuk kulit yang terluka

20. Lotion : sediaan cair untuk pemakaian eksternal.


Bekerja dengan cara melapisi kulit dan
mengurangi penguapan

27
21 Lozenges : sediaan padat yang mengandung gula
21.
sebagai pembawa bahan obat. Umumnya untuk
pengobatan saluaran cerna atau untuk batuk

22. Mixture : sediaan cair untuk pemakaian oral yang


mengandung satu atau lebih bahan obat yang
terlarut atau tersuspensi dalam pembawa. Tidak
diformulasi untuk penyimpanan lama

23. Mouthwashes : seperti gargles, tetapi digunakan


untuk kesehatan mulut dan mencegah infeksi
mulut

28
24.Nasal drops and sprays : cairan yang
disemprotkan ke hidung.
Obat yang terlarut berefek lokal : antihistamin,
dekongestan.
Obat terlarut berefek sistemik : hormon
oksitosin, vasopresin

25. Ointments: sedian setengah padat, berlemak,


basis tidak bercampur air, tidak tercuci air

26. Oral emulsion : sediaan cair oral yang terbentuk


dari dispersi halus cairan minyak dalam air
sebagai fase kontinyu

29
27. Powder untuk injeksi : sediaan padat steril yang
dilarutkan atau disuspensikan sebelum
diinjeksikan dengan penambahan cairan steril

28. Infus intravena : larutan atau emulsi steril yang


bebas pirogen, isotonis dengan darah. Cairan
tersebut tidak mengandung pengawet atau dapar,
dirancang untuk pemberian intravena, volume
yang digunakan antara 10-15 ml

29. Pasta : sediaan semisolid yang ditujukan untuk


pemakaian eksternal, mengandung bahan padat
dalam jumlah besar

30
30. Pastiles : sediaan padat yang dirancang untuk
larut secara perlahan di mulut, lebih lunak
dibandingkan lozenges, basis yang digunakan
antara lain, gliserin dan gelatin

31. Pessaries : sediaan padat yang dirancang untuk


pemakaian melalui vagina dengan cara meleleh
atau melarut.
Efek yang ditimbulkan lokal atau sistemik dengan
cara absorpsi oleh cairan mukosa vagina.
Terdapat tiga bentuk pessaries :
moulded pessaries (bentuk seperti suppositoria),
compressed pessaries (vaginal tablet),
vaginal capsule (seperti soft gelatin oral capsule
dengan bentuk dan ukuran yang berbeda)

31
32 Pil : sediaan oral padat berbentuk bulat,
mengandung satu atau lebih bahan obat yang
terdispersi dalam pembawa. Pil saat ini jarang
digunakan

33. Serbuk oral. Terdapat dua bentuk: bulk powder,


yang biasanya mengandung obat tidak poten
seperti antasida. Pasien mengukur dosisnya
dengan menggunakan sendok.
Serbuk tersebut umumnya didispersikan dalam
air berupa serbuk efferfecent;atau divided
powder yang dikemas untuk satu kali pemakaian

32
34. Solutions : sediaan cair yang mengandung satu
atau lebih bahan yang terlarut. Digunakan untuk
berbagai keperluan, baik internal maupun
eksternal
35. Suppositoria : sediaan padat yang dirancang untuk
pemakaian melalui rektum, meleleh atau melarut
dalam rektum dan memberikan efek lokal atau
sistemik
36. Syrup : larutan yang mengandung gula kadar
tinggi, umumnya sukrosa

37. Tablet : sediaan padat yang merupakan kompresi


dari bahan obat dengan berbagai pembawa. Setiap
tablet mengandung single dose obat
 

33
Aturan pemakaian obat : biji, kapsul, butir, sendok
teh, sendok makan,dsb;
Cara pemakaiannya :
- sehari tiga kali satu tablet
- setiap pagi dan malam satu kapsul
- bila perlu satu bungkus
- diminum satu jam sebelum makan
- diminum satu jam sebelum tidur malam
Aturan pemakaian sering ditetapkan waktu
pemakaiannya.

34
1. Untuk obat-obat yang terganggu serapannya
dengan adanya makanan dalam lambung :
ampisillin

2. Motilitas usus, seperti antiemetic: domperidon,


metoclopramid

3. Ditujukan untuk menetralkan asam lambung:


antasida: Al (OH)2 + Mg(OH)2

4. Ditujukan untuk menjaga kadar gula dalam tubuh :


antidiabetik

35
1. Obat-obat yang tidak terganggu absorpsinya
dengan adanya makanan, seperti amoksisillin,
hormon

2. Obat-obat yang mengandung enzim saluran cerna


untuk memperbaiki sistem pencernaan dalam
tubuh, seperti pancreatin

36
Ditujukan untuk obat-obat yang mengiritasi
lambung : analgesik dan anti inflamasi
 
Pengukuran waktu sebelum/sesudah makan
berdasarkan lama waktu pengosongan lambung yang
kurang lebih empat jam.

37
1. “Obat dapat menyebabkan rasa kantuk. Jangan
mengendarai kendaraan atau menjalankan mesin
setelah minum obat ini”.
Umumnya peringatan ini terdapat pada obat batuk atau
obat pilek yang mengandung antihistamin

2. “Jangan dipecah, ditumbuk atau dikunyah. Obat ini


harus ditelan utuh”.
digunakan untuktablet atau kapsul yang dibuat
khusus agar zat yang berkhasiat dapat dilepaskan
perlahan di usus.

38
3. “Simpan di tempat yang dingin. Jangan terkena
sinar matahari”.
Paparan sinar matahari secara langsung dapat
menurunkan stabilitas obat

4. “Jangan meminum obat ini bersama susu, antasida


atau obat-obatan yang mengandung besi”.
Kalsium yang terkandung dalam susu dapat
mempengaruhi daya serap obat tertentu :
tetrasiklin, digoksin.
Sebaiknya susu diminum dua jam sebelum atau
sesudah meminum obat tersebut

5 “Minumlah obat sampai habis. Buanglah obat jika


telah lewat tanggal yang telah ditentukan
(kadaluarsa)”.
Antibiotika harus diminum sebanyak satu periode
pengobatan agar kuman dapat terbunuh dengan
tuntas
39
6. Diminum jika perlu”.
Label peringatan seperti ini umumnya diberikan
pada obat penghilang rasa sakit

7. “Kocok dahulu sebelum diminum”.


Sirup atau obat berbentuk cairan yang umumnya
menjadi tidak homogen setelah dibiarkan
beberapa saat. Untuk mendapatkan dosis yang
seragam, obat harus dikocok sampai homogen
sebelum dituang ke sendok takar

8. “Tidak boleh diulang tanpa resep dokter”.


Obat tertentu hanya bisa dikonsumsi atas
permintaan dokter. Apabila ada sisa obat, maka
obat tersebut tidak boleh diminumkan kepada
pasien lain

40
Obat Topikal (salep, krim, gel)
 Cuci tangan;
 Bersihkan tempat yang sakit dengan kapas

bersih yang dibasahi alkohol 70%;


 Setelah kering, oleskan obat pada tempat

yang sakit secara merata;


 Cuci tangan kembali

41
  Bersihkan hidung yang sakit;
 Duduk dan tarik kepala ke arah belakang (menengadah)
atau berbaring dengan meletakkan bantal di bawah
punggung, dan kepala dalam posisi tegak;
 Masukkan penetes obat satu sentimeter ke dalam lubang
hidung
 Teteskan obat sebanyak yang tertulis dalam etiket;
 Segera tundukkan kepala dalam-dalam (kepala di antara
dua lutut);
 Setelah beberapa detik, duduk tegak kembali, dan akan
mengalir turun dalam faring;
 Lakukan hal yang sama untuk lubang hidung yang lain bila
perlu
 Bilas penetes obat dengan air panas

42
43
  Bersihkan hidung;
 Duduk dan tarik kepala ke arah belakang
(menengadah) atau berbaring dengan meletakkan
bantal di bawah punggung, dan kepala dalam posisi
tegak
 Masukkan penetes obat satu sentimeter ke dalam
lubang hidung
 Teteskan obat ke lubang ipsilateral sebanyak yang
tertulis dalam etiket;
 Biarkan kepala dalam posisi miring ke arah
ipsilateral hingga mencapai tuba eustachia;
 Lakukan hal yang sama untuk lubang hidung yang
lain
 Bilas penetes obat dengan air mendidih.

44
45
z    Bersihkan hidung
z     Duduk dengan kepala sedikit menunduk
z     Kocoklah obat semprotnya
z   Tekan ujung botol penyemprot rapat-rapat ke
salah satu lubang hidung. Arahkan ujung
penyemprot miring ke depan
z    Tutup lubang hidung yang lain dan tutup mulut
z    Tariklah nafas perlahan-lahan dan semprotkan
obat kuat-kuat dengan memencet botolnya

46
 Keluarkan ujung penyemprot dari hidung dan
tundukkan kepala dalam-dalam (kepala di antara
dua lutut)
 Duduk tegak kembali, dan biarkan obat mengalir
turun ke dalam faring
 Ulangi prosedur di atas untuk lubang hidung yang
lain
 Bersihkan ujung penyemprot dengan air hangat

47
48
 Keluarkan dahak sebanyak mungkin
 Kocoklah aerosol sebelum digunakan
 Pegang aerosol seperti yang ditujukan pada
labelnya (biasanya dipegang terbalik)
 Masukkan ujung aerosol di antara kedua bibir,
tutup rapat bibir di sekelilingnya
 Tengadahkan kepala sedikit
 Hembuskan napas perlahan-lahan

49
 Tarik nafas dalam-dalam dan tekan katup aerosol
selagi menarik nafas sambil menekan lidah ke bawah
 Tahanlah nafas melalui hidung
 Berkumur dengan air hangat

50
51
Cara mengetahui jumlah obat yang masih tersisa di
dalam botol aerosol:
 Letakkan botol ke dalam mangkok berisi air pada
suhu kamar.
 Botol yang masih terisi penuh akan tenggelam
dalam posisi tidur di dasar mangkok.
 Botol yang sudah berkurang isinya akan berposisi
tegak dengan posisi terbalik didasar mangkok.
 Botol yang tinggal setengah isinya akan mengapung
dalam posisi terbalik dengan dasar botol meyembul
di permukaan air.
 Botol yang masih berisi seperempat akan
mengapung dengan posisi sudut 45o,
 Botol yang sudah habis akan mengapung dalam
posisi tidur di permukaan air.

52
 Keluarkan dahak sebanyak mungkin
 Letakkan kapsul pada inhaler sesuai petunjuk pada
labelnya
 Masukkan ujung aerosol di antara kedua bibir, dan
tutup rapat bibir di sekelilingnya
 Tengadahkan kepala sedikit
 Tarik nafas dalam-dalam melalui inhaler
 Tahan nafas selama 10 sampai 15 detik
 Keluarkan nafas melalui hidung
 Berkumurlah dengan air hangat.

53
54
 Hangatkan obat tetes telinga dengan cara
menggenggamnya dalam telapak tangan selama
beberapa menit.
Jangan menghangatkan dengan air panas karena
suhunya tidak bisa diperkirakan

 Miringkan kepala pada satu sisi atau berbaringlah


miring dengan telinga yang sakit menghadap ke
atas

 Tarik perlahan-lahan daun telinga sedemikian rupa


sehingga liang telinga terlihat jelas dan lurus
(untuk orang dewasa ditarik ke arah atas belakang,
sedangkan anak-anak ditarik ke arah bawah
belakang)

55
 Teteskan obat sejumlah yang tertulis dalam
etiket
 Tunggu selam lima menit sebelum berpindah
pada telinga yang sebelah agar obatnya
mencapai dasar telinga
 Gunakan kapas untuk menutup lubang telinga
setelah meneteskan obat
 Setelah digunakan, ujung wadah obat tetes
telinga jangan dibilas tetapi keringkan dengan
kertas atau tisue kering dan tutup wadah
dengan baik

56
57
 Cuci tangan dahulu
 Jangan memegang mulut botol tempat keluarnya
tetesan obat
 Tengadahkan kepala ke atas
 Tarik pelupuk mata bawah ke arah bawah sehingga
membentuk kantung
 Pegang penetes sedekat mungkin dengan “kantung”
tanpa menyentuh mata atau kantung mata
 Teteskan obat ke dalam kantung sejumlah yang
tertulis di etiket

58
 Pejamkan mata selama dua menit. Jangan
memejamkan mata terlalu rapat atau berkedip
terlalu sering
 Cairan obat yang berlebih bisa dihilangkan dengan
tisue
 Jika menggunakan lebih dari satu macam obat
tetes, tunggu paling cepat lima menit sebelum
meneteskan obat yang lain;
 Obat tetes dapat menimbulkan rasa terbakar
selama beberapa menit. Jika tetap berlanjut,
segera berkonsultasi dengan dokter.

59
60
 Baringkan anak telentang dengan kepala tegak
menghadap ke atas
 Suruh anak memejamkan mata
 Teteskan obat sesuai yang tertulis di etiket pada
ujung mata sebelah dalam (dekat hidung)
 Jaga posisi kepala tetap tegak
 Bersihkan cairan obat yang berlebih.
 

61
62
   Cuci tangan dahulu
   Jangan menyentuh ujung tube salep
 Tengadahkan kepala sedikit miring ke arah
belakang
   Pegang tube salep dengan satu tangan, dan tarik
pelupuk mata yang sakit ke arah bawah sehingga
membentuk kantung

63
 Dekatkan ujung tube salep sedekat mungkin
dengan “kantung” tanpa menyentuhnya
 Bubuhkan salep sesuai dengan yang terulis di
etiket
 Pejamkan mata selama dua menit
 Bersihkan salep yang berlebih dengan tisue
 Bersihkan ujung tube dengan tisue lain

64
65
  Cuci tangan dahulu
 Buka bungkus supositoria (kecuali kalau
supositoria lembek)
 Apabila supositoria terlalu lembek, biarkan
mengeras dulu dengan mendinginkannya di dalam
lemari es atau di bawah aliran dingin dalam
keadaan masih terbungkus

66
 Haluskan permukaan supositoria yang kasar/tajam
dengan menghangatkannya dengan tangan
 Basahi supositoria dengan air dingin
 Berbaring miring dan lipat lutut
 Masukkan supositoria dengan ujung yang bulat
terlebih dahulu ke dalam dubur
 Tetap berbaring selama beberapa menit
  Cuci tangan
 Usahakan tidak buang air besar selam satu jam
setelah menggunakan supositoria

67
68
  Cuci tangan terlebih dahulu;
 Buka bungkus tablet;
 Letakkan tablet di bagian ujung aplikator
yang terbuka
 Berbaring telentang, tekuk lutut sedikit,
renggangkan kaki
 

69
 Masukkan aplikator yang ada obatnya ke
dalam vagina perlahan-lahan dan sedalam-
dalamnya tanpa dipaksakan
 Tekan alat pendorong pada aplikator
sehingga tabletnya terlepas dari alat
 Keluarkan aplikator
 Buang aplikator yang sudah terpakai (kalau
untuk sekali pakai)
 Cuci kedua bagian aplikator bersih-bersih
dengan sabun dan air mendidih/hangat
(untuk aplikator tidak sekali pakai).
 

70
71
 Cuci tangan terlebih dahulu
 Buka bungkus tablet
 Celupkan tablet ke dalam air hangat sekedar
untuk membasahinya
 Berbaring telentang, tekuk lutut sedikit,
renggangkan kaki
 Masukkan tablet ke dalam vagina perlahan-
lahan dan sedalam-dalamnya tanpa dipaksakan
 Cuci tangan kembali.

72
73
 Cuci tangan terlebih dahulu
 Buka tutup tube yang berisi obat
 Pasang aplikator pada tube
 Tekan tube sampai sejumlah obat yang
dibutuhkan masuk ke dalam aplikator
 Lepaskan aplikator dari tube (pegang
bagian tabung aplikator)
  Olesi bagian luar tabung aplikator dengan
sedikit krim/salep/gel

74
 Berbaring telentang, tekuk lutut sedikit,
renggangkan kaki
 Masukkan aplikator yang ada obatnya ke dalam
vagina perlahan-lahan dan sedalam-dalamnya tanpa
dipaksakan
 Pegang tabung aplikator dengan tangan yang lain
dan tekan alat pendorong pada aplikator sehingga
obat masuk ke dalam vagina
 Keuarkan aplikator dari vagina
 Buang aplikator yang telah dipakai (untuk aplikator
sekali pakai) atau cuci dengan air mendidih (untuk
aplikator tidak sekali pakai)
 Cuci tangan kembali.
 

75
76
 Gunakan pada bagian kulit yang tidak
berambut
 Lokasi penggunaan sesuai dengan petunjuk
pada label kemasan atau tanyakan pada
apoteker
 Jangan menempelkan pada kulit yang luka
atau terkelupas
 Jangan menempelkan di bagian lipatan kulit
atau di balik pakaian ketat

77
 Tempelkan dengan tangan yang bersih dan
kering
 Lepaskan patch dari penutupnya dan jangan
menyentuh lapisan yang mengandung obat
 Tempelkan pada kulit dan tekan. Bagian tepi
ditekan lebih kuat agar tidak mudah lepas
 Jika dikehendaki, patch bisa dilepas dan
dipindah posisi sesuai petunjuk pada label.

78
79
Obat yang diperoleh dengan resep
dokter

Semua obat keras dengan tanda khusus harus dibeli


dengan resep dokter. Penggunaan obat dengan resep
tersebut harus disertai dengan penjelasan yang benar
tentang : 
 Berapa lama obat harus diminum?
Apakah harus diminum habis atau hanya kalau perlu
saja?

80
 Apabila timbul efek samping, bolehkah
berhenti minum obat?
 Apabila merasa lebih baik, bolehkah
berhenti minum obat?
 Apa yang harus dilakukan bila obat telah
habis diminum tetapi belum sembuh
penyakitnya?
 Apa yang harus dilakukan bila lupa meminum
obat?

81
Perlu dijelaskan kepada pasien tentang
tujuan pengobatan agar dapat
meningkatkan kepatuhan pasien, misalnya :

 Obat pereda rasa sakit bisa dihentikan


meminumnya bila rasa sakit tersebut telah
hilang, juga untuk obat penurun panas.
(Simtomatis)
 Untuk obat antibiotika harus dihabiskan,
meskipun telah merasa sehat setelah
meminum setengahnya saja.(Causatif)

82
Sebagian besar obat yang dibeli tanpa
resep dokter hanya untuk meringankan
gejala atau mengobati penyakit yang ringan-
ringan saja.

Jadi, pengobatan diri sendiri sebaiknya


hanya dilakukan untuk beberapa hari saja,
dan segera berkonsultasi dengan dokter.

83
Untuk meningkatkan keberhasilan terapi pasien yang
mendapat obat dengan resep , maka pada saat
berkonsultasi dengan pasien :

 Tanyakan tentang riwayat pengobatan yang sudah


dijalani, baik dengan resep dokter atau tanpa
resep
 Tanyakan tentang riwayat alergi terhadap obat-
obat tertentu
 Tanyakan masalah kesehatan yang spesifik,
seperti sakit ginjal, liver, diabetes dan sebagainya
   

84
Konsultasi dengan Pasien Swamedikasi :

Beri informasi tentang :


- Jenis obat
- Bentuk sediaan
- Cara dan lama pemakaian
- Cara penyimpanan
- Kontraindikasi serta efek samping yang
mungkin ditimbulkan

85
 Minum obat dengan posisi berdiri atau
duduk tegak
 Takar dosis dengan tepat
 Minum obat dengan air dingin akan
meninggalkan rasa tidak enak
 Bila obat berbentuk cairan, kocok dahulu
sebelum menuang ke sendok takar.

86
 Jangan menyimpan obat di tempat yang kotor,
lembab, atau terkena sinar matahari langsung
 Jangan menyimpan berbagai macam obat dalam
satu tempat
 Simpan obat agar terhindar dari jangkauan anak
kecil
 Simpan obat tetap dalam wadah/kemasan aslinya
 Simpan supositoria di tempat dingin
 Buang sisa obat yang sudah rusak dan sudah
kadaluarsa

87

Anda mungkin juga menyukai