Laporan Praktikum Farmasetika

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

Laporan Praktikum Farmasetika : Pulveres dan Pulvis

Ditulis oleh: Admin - Rabu, 06 Maret 2013

TUJUAN :

1.

Mahasiswa
dapat membuat sediaan obat dalam bentuk pulveres dan pulvis ( serbuk
terbagi dan serbuk tidak terbagi ) dengan baik, dengan permasalahan
serbuk bersifat higroskopis dan pembuatan pulvis dengan metode pulverization by intervention.

DASAR TEORI :
Pulvis dan pulveres

2.
I.

Serbuk
adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang diserbukan. Pada
pembuatan serbuk kasar, terutama simplisia nabati, digerus lebih deahulu
sampai derajat halus tertentu setelah itu dikeringkan pada suhu 50 o C.
Serbuk
obat yang mengandung bagian yang mudah menguap, dikeringkan dengan
pertolongan kapur tohor atau bahan pengering lain yang cocok, setelah
itu diserbuk dengan jalan digiling, ditumbuk dan digerus sampai
diperoleh serbuk yang mempunyai derajat halus sesuai yang tertera pada
pengayak dan derajat halus serbuk.
( Anief, M., 2005 )

Pulvis

II.

Pulvis
(serbuk) adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang
dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau pemakaian luar. Karena
mempunyai luas permukaan yang luas, serbuk lebih mudah terdispersi dan
lebih larut daripada bentuk sediaan yang dipadatkan. Anak-anak dan orang
dewasa yang sukar menelan kapsul atau tablet lebih mudah menggunakan
obat dalam bentuk serbuk. Biasanya serbuk oral dapat dicampur dengan air
minum.
Jenis serbuk :
1.

Pulvis Adspersorius (serbuk tabur)


Adalah

serbuk ringan, bebas dari butiran kasar dan dimaksudka untuk obat luar.
Umumnya dikemas dalam wadah yang bagian atasnya berlubang halus untuk
memudahkan penggunaan pada kulit
2.

Pulvis Dentrifricius (serbuk gosok gigi)


Serbuk gigi, biasanya menggunakan carmin sebagai pewarna yang dilarutkan terlebih dahulu dalam

chloroform / etanol 90%

3.

Pulvis Sternutatorius (serbuk bersin)


Adalah serbuk bersin yang penggunaannya dihisap melalui hidung, sehingga serbuk tersebut harus halus

sekali
4.

Pulvis Effervescent
Merupakan

serbuk biasa yang sebelum ditelan dilarutkan terlebih dahulu dalam air
dingin atau air hangat dan dari proses pelarutan ini akan mengeluarkan
gas CO2. kemudian membentuk larutan yang pada umumnya jernih. Serbuk ini merupakan campuran antara
senyawa asam dengan senyawa basa.
( Anonim, 2004 )

RESEP :

3.
1.

R/ NH4Cl 3

Codein HCL 10 mg
CTM 4 mg
Sacch Lact q.s
M. f. Pulv No. XV
S. t dd pulv I

Pro : Febi
Umur : 10 th
Alamat : Jl. Kenanga no. 27

OTT : NH4Cl : expektoran


Codein HCL : antitusive
Secara farmakologi bekerja secara antagonis
USUL :

Reaksi dikehendaki, karena bekerja pada saraf yang berbeda

Jumlah bahan NH4Cl dinaikan jadi 5,5 gr

Jumlah bahan Codein HCL dinaikan jadi 80 mg

Jumlah bahan CTM dinaikan jadi 20 mg

R/ NH4Cl 5,5
Codein HCL 80 mg
CTM 20 mg
Sacch Lact q.s
M. f. Pulv No. XV
S. t dd pulv I

Pro : Febi
Umur : 5 th
Alamat : Jl. Kenanga no. 27

2.

R/ Iodine 1%

Salicyl Talk ad 20
M. f. Pulv Adspers
Sue

Pro : Bp. Ian


USUL :

Volume tetesan pada botol tetes etanol boleh dianggap setara dengan volume tetesan internasional

Iodine tidak ikut diayak karena dapat merusak logam

Acidum Salicylicum tidak ikut diayak karena akan bereaksi dengan logam

PEMERIAN :
Resep a. :

4.

Ammonium Chloridum, (FI ed. IV hal 94)

Hablur
tidak berwarna / serbuk hablur halus / kasar berwarna putih rasa asin
dan dingin,higroskopis. Mudah larut dalam air dan gliserin, dan lebih
mudah larut dalam air mendidih, sedikit larut dalam etanol.
Khasiat : ekspektoran

Codeinum Hydroclorodinum, (FI ed. IV hal 252)

Hablur
tidak berwarna / serbuk hablur berwarna putih. Larut dalam air, sukar
larut dalam etanol, praktis tidak larut dalam chloroform dan eter
Khasiat : antitusiv

Chlorpheniramini Maleas, (FI ed. IV hal 210)

Serbuk
hablur putih, tidak berbau, larutan punya Ph antara 4 dan 5. Mudah
larut dalam air, larut dalam etanol dan larut dalam chloroform. Sukar
larut dalam eter dan garam benzena.
Khasiat : antihistamin

Saccharum Lactis / Laktosum, (FI ed. IV hal 488)

Serbuk
/ massa hablur, keras putih / putih krem. Tidak berbau dan rasa sedikit
manis. Stabil diudara tapi menyerap bau. Mudah ( pelan-pelan ), larut

dalam air dan lebih mudah larut dalam air mendidih. Sangat sukar larut
dalam etanol, larut dalam chloroform dan eter.
Khasiat : bahan pemanis dan pengisi / penambah volum

Resep b. :

Salicyltalk :
PULVIS ACIDI SALICYLICI CUM TALCO
Serbuk salisil talk, Ph Belanda ed. V hal 270
Campurlah :
Asam salisilat dijadikan serbuk 3
Pati beras 10
Talk 87

Iodium, (FI ed. IV hal 470)


Keeping
/ granul berat, hitam keabu-abuan, bau khas, berkilau seperti metal.
Sangat sukar larut dalam air, mudah larut dalam carbon disulfide, dalam
chloroform, dalam carbon tetra chloride dan dalam eter. Larut dalam
etanol dan dalam larutan iodide dan agak sukar larut dalam gliserin.
Khasiat : antiseptic extern

Acidum Salycilicum, (FI ed. IV hal 51)


Hablur
putih biasanya berbentuk jarum, halus / serbuk hablur warna putih, rasa
agak manis dan tajam dan stabil di udara, bentuk sintesis warna putih
dan tidak berbau jika dibuat methyl salicil alam dapat berwarna
kekuningan / merah jambu lemah mirip menthol. Mudah larut dalam etanol
dan dalam eter, larut dalam air mendidih, agak sukar larut dalam
chloroform.
Khasiat : keratolitikum

Talcum, (FI ed. IV hal 771)


Serbuk sangat halus putih / putih kelabu berkilat dan mudah melekat pada kulit dan bebas dari butiran
Khasiat : bahan pengisi

Amylum Oryzae, (FI ed. IV hal 108)


Serbuk sangat halus, putih, tidak berbau, tidak berasa. Praktis tidak larut dalam air dingin dan etanol.
Khasiat : bahan pengisi

5.

PERHITUNGAN DOSIS :

Resep a. :

Pemakaian Ammonium Chloridum :


1 x : 3gr / 15 = 0.2gr = 200mg
1 hr : 0.2gr x 3 = 0.6gr = 600mg

TP :
1 x : 10/20 x (500mg 1000mg) = 250mg 500mg
1 hr : 10/20 x (2000mg 4000mg) = 1000mg 2000mg

Jadi TP tidak tercapai, usul jumlah bahan dinaikan jadi 5,5gr

Pemakaian Ammonium Chloridum :


1 x : 5,5gr / 15 = 367mg
1 hr : 367mg x 3 = 1100mg
TP :
1 x : 10/20 x (500mg 1000mg) = 250mg 500mg
1 hr : 10/20 x (2000mg 4000mg) = 1000mg 2000mg
TM :
1x:1 hr : 10/20 x 10gr = 5gr
= 5000mg

Jadi TP tercapai dan pemakaian tidak melampaui TM

Pemakaian Codein HCL


1 x : 10 mg : 15 = 0.667 mg
1 hr : 0.667 mg x 3 = 2.01 mg
TP :
1 x : 10/20 x (10mg 20mg) = 5mg 10mg
1 hr : 10/20 x (30mg 60mg) = 15mg 30mg

Jadi TP tidak tercapai, usul jumlah bahan dinaikan menjadi 80 mg

Pemakaian Codein HCL


1 x : 80mg : 15 = 5,33mg
1 hr : 5,33mg x 3 = 16mg
TP :
1 x : 10/20 x (10mg 20mg) = 5mg 10mg
1 hr : 10/20 x (30mg 60mg) = 15mg 30mg
TM :
1 x : 10/20 x 60mg = 30mg
1 hr : 10/20 x 300mg = 150mg

Jadi TP tercapai, pemakaian tidak melampaui TM

Pemakaian CTM
1 x : 4mg : 15 = 0.267mg

1 hr : 0.267mg x 3 = 0.8mg
TP :
1 x : 10/20 x (2mg - 4mg) = 1mg 2mg
1 hr : 10/20 x (6mg - 16mg) = 3mg 8mg

Jadi TP tidak tercapai, usul jumlah bahan dinaikan jadi 20 mg

Pemakaian CTM
1 x : 20mg : 15 = 1,33mg
1 hr : 1,33mg x 3 = 4mg
TP :
1 x : 10/20 x (2mg - 4mg) = 1mg 2mg
1 hr : 10/20 x (6mg - 16mg) = 3mg 8mg
TM :
1x:1 hr : 5/17 x 40mg = 11.765mg

Jadi TP tercapai, pemakaian tidak melampaui TM

6.

PERHITUNGAN BAHAN :

Resep a. :

NH4Cl = 5,5 gr

Codein HCL = 80 mg

CTM = 20 mg (trituratio)
CTM 50 mg
Lact. 450 mg
500 mg
20/50 x 500 = 200 mg

Sacch Lact = 250 mg @ bungkus = 250 x 15


= 3750 mg = 3.75 gr
Resep b. :

Iodine = 0.2 gr

Aetanolum = 0.2 gr x (10-30) = 2 6 gr


Ditimbang 2 gr

Salicyl Talk = 20 gr 0.2 gr


= 19.8 gr

Salicyl Talk :

Acidum Salicilycum = 3 gr/100 x 19,8 gr = 0,594 gr


= 594 mg (acc pembulatan 595 mg)

Etanol 70% untuk Asam Salisilat = (1 10) x 595 mg = 595 5950 mg


= 595 mg / 17 mg = 35 tetes

Amylum Oryzae = 10 gr/100 x 19,8 gr = 1,98 gr

Talk = 87 gr/100 x 19,8 gr = 17,226 gr


= 17226 mg (acc pembulatan 17225 mg)

7.

CARA KERJA :

Resep a. :
Timbang CTM, masukan mortar + Carmin

Buat trituratio dengan Lact, keluarkan, sisa dibungkus

Timbang Sacch Lact, letakan meja

Timbang NH4Cl

Masukan mortir hangat, gerus halus

Masukan Sacch Lact sedikit demi sedikit, aduk homogen

Timbang Codein HCl

Masukan mortir, aduk homogen

Tambahkan hasil trituratio CTM, aduk homogen

Bagi serbuk sebanyak 15, bungkus 1 per 1

Masukan plastik, beri etiket putih + tanda peringatan

Resep b. :
Timbang Amylum Oryzae

Masukan mortir

Timbang Talcum

Masukan mortir, aduk homogen

Ayak dengan ayakan B 40, keluarkan

Timbang Acidum Salicylicum

Masukan mortir, tetesi dengan etanol secukupnya, aduk hingga larut

Masukan campura serbuk yang sudah diayak sedikit demi sedikit, aduk homogen, keluarkan

Timbang Iodine dalam tara crus

Masukan mortir + etenol yang sudah ditimbang dalam tara crus, aduk sampai larut

Keringkan Iodine dengan Salicyl Talk sedikit demi sedikit,aduk homogen

Masukan pulvis kedalam pot kaca tidak tembus cahaya

Tempel dengan etiket biru

8.

PEMBAHASAN :
1.

Permasalahan :
Resep no. 1 mengandung NH4Cl

yang bersifat higroskopis, maka dikerjakan dalam mortir hangat


agar sifat higroskopisnya berkurang dan bahan obat tidak rusak.
Agar serbuk obat setelah dibungkus tidak lembek maka resep

harus dibuat dengan cepat, NH4Cl digerus jangan terlalu lama tetapi harus tetap halus.
NH4Cl

dengan Codein HCl memiliki cara kerja yang berlawanan sehingga


saat pencampuran harus dilapisi dengan zat tambahan terlebih
dahulu.
Resep no. 5,

serbuk berwarna biru karena terjadi reaksi antara Iodium dan


Amylum Oryzae membentuk Iodamylum. Agar serbuk tidak menimbulkan
warna biru sebaiknya iodum dan Amylum jangan dicampur secara
langsung.

Semua serbuk

tabur harus diayak untuk menyamakan derajat kehalusannya kecuali


serbuk-serbuk yang mengandung bahan obat yang dapat bereaksi
dengan logam ayakan seperti asam salisilat dan iodum.
2.

Indikasi :

Resep no. 1
mengandung 2 jenis obat batuk, yaitu Amonium Chlorida sebagai
ekspektoran dan Codein HCl sebagai antitusiv. Kedua bahan obat
tersebut dikombinasikan agar dihasilkan batuk yang efektif pada
pasien. Artinya frekuensi batuk akan berkurang tapi sputum/dahak yang
dihasilkan maksimal.

Codein HCl perlu


diberi garis bawah berwarna merah sebagai tanda obat tersebut termasuk
golongan narkotika. Perlu dicantumkan alamat pasien sebagai
kelengkapan resep, gunanya adalah sebagai data apotek untuk membuat
laporan narkotika yang dibuat setiap bulannya.

Resep no. 5
mengandung Iodum sebagai antiseptic ekstern dan asam salisilat yang
berfungsi sebagai keratolitikum jadi dapat disimpulkan obat ini
digunakan untuk menyembuhkan penyakit kulit yang dapat juga disebabkan
oleh jamur.
1.

Informasi yang perlu diberikan kepada pasien :

Resep no. 1 diminum 3 x sehari, yaitu pada pagi, siang dan malam. Sebaiknya obat diminum sesudah
makan.

CTM pada resep


no. 1 dapat menimbulkan efek mengantuk pada pasien, jadi sebaiknya
setelah meminum obat tersebut pasien beristirahat terlebih dahulu.

Resep no. 5 digunakan dengan cara ditaburkan secukupnya pada bagian tubuh yang sakit, kemudian
diusap agar serbuk merata.

KESIMPULAN :

9.
Dari

praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa resep no. 1


harus dikerjakan dengan cara cepat dan dengan metode yang tepat agar
serbuk yang dihasilkan tidak lembek/basah. Sedangkan resep no. 5 harus
dikerjakan dengan tidak mencampur langsung antara Iodum dan Amylum
Oryzae agar serbuk tidak terlalu berwarna ungu karena terbentuk reaksi
Iodamylum.

10.

DAFTAR PUSTAKA :

Anief, M., 2005, Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek, UGM Press, Yogyakarta

Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Anonim, 2004, Ilmu Resep Teori Jilid I (untuk kelas I), Departemen Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai