TSF Steril Pertemuan 6-1

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 66

1

Teknologi Farmasi Steril


Nurfitriyana, M.Farm., Apt

Institut Sains & Teknologi Al-Kamal


Genap 2019/2020
2

Pertemuan 6
Concept of Osmolarity and
Calculation
3

Satuan dalam sediaan steril


• % w/v
• Bobot/volum
• Mmol/volum
• mEq/volum
4

Tonicity and Osmolarity


• Osmotic pressure is the pressure of a
solution against a semipermeable
membrane to prevent water from flowing
inward across the membrane. Tonicity is
the measure of this pressure.

• Osmolarity is the measure of solute


concentration, defined as the number of
osmoles (Osm) of solute per litre (L) of
solution (osmol/L or Osm/L).
5

Tonicity and Osmolarity


• Tekanan osmotik adalah tekanan larutan
terhadap membran semipermeabel untuk
mencegah air mengalir ke dalam
melintasi membran. Tonisitas adalah
ukuran tekanan ini. Osmolaritas adalah
ukuran konsentrasi zat terlarut, yang
didefinisikan sebagai jumlah osmol (Osm)
zat terlarut per liter (L) larutan (osmol/L
atau Osm/L).
6

Perbedaannya? ?

Tonisitas berkaitan dengan konsentrasi solut


yang dapat berpenetrasi melalui membran.
Osmolaritas menggambarkan konsetrasi solut
yang mampu dan tidak mampu melalui
7

Osmolarity
• When a solvent passes through a
semipermeable membrane from a dilute
solution into a more concentrated one, the
concentrations become equalized and the
phenomenon is known as osmosis.
• The osmolarity will have an effect on the
patient’s red blood cells because of the law of
osmosis.

• The osmolarity of normal blood is 280-315


mOsm/L.
8

Osmolarity
• Ketika pelarut melewati membran
semipermeabel dari larutan encer ke yang
lebih pekat, konsentrasi menjadi sama
dan fenomena ini dikenal sebagai
osmosis. Osmolaritas akan berpengaruh
pada sel darah merah pasien karena
hukum osmosis. Osmolaritas darah
normal adalah 280-315 mOsm/L
•.
9

Osmolarity
• Osmolality is defined as the number of
milliosmoles per kilogram of solvent.

• Osmolarity is defined as the number of


milliosmoles per liter of solution.
10

Concept of isotonicity
• Isotonis normal saline
• Hipotonis  ½ normal saline
• Hipertonis larutan dekstrosa 5% di
dalam normal saline

Why normal saline is isotonic??


Pengertian
• Bila dua larutan memiliki tekanan osmose
yang sama maka kedua larutan tersebut
di katakan isotonis.
• Larutan obat suntik dikatakan isotonis :
 Mempunyai tekanan osmotis sama dengan
tekanan osmotis cairan tubuh ( darah,
cairan lumbal, air mata ) yang nilainya
sama dengan tekanan osmotis larutan NaCl
0,9 % b/v.
 Mempunyai titik beku sama dengan
titik beku cairan tubuh, yaitu - 0,520C.
• Larutan isotonis tidak akan menyebabkan jaringan membengkak atau
berkontraksi bila terjadi kontak
• tidak menyebabkan rasa tidak enak bila diteteskan ke mata, saluran
hidung, darah atau jaringan lainnya
• Contohnya larutan NaCl 0,9%
• Mengapa larutan perlu dibuat isotonis?
Tonisitas
 Injeksi terutama :
 Subkutan : jika tidak isotonis dapat menimbulkan
rasa sakit, sel-sel sekitar penyuntikan dapat rusak,
penyerapan bahan obat tidak dapat lancar.
 Intralumbal , jika terjadi perubahan tekanan
osmotis pada cairan lumbal, dapat menimbulkan
perangsangan pada selaput otak.
 Intravenus, terutama pada Infus intravena,
dapat menimbulkan haemolisa.
• Cairan tubuh kita masih dapat menahan tekanan
osmotis larutan injeksi yang sama nilainya dengan
larutan NaCl 0,6
- 2,0 % b/v.
• Larutan hipertonis, dapat menyebabkan air yang ada didalam
sel keluar melalui membran sel dan mengencerkan larutan
garam yang ada di sekeliling sel sampai konsentrasi garam di
dua sisi membran eritrosit sama.
• Keluarnya air dari dalam sel menyebabkan sel mengerut dan
mengecil (crenated)
• Contohnya Larutan NaCl 2%, Dekstrosa 40%
• Larutan hipotonis, akan menyebabkan terjadinya hemolisis karena
larutan memasuki sel darah, akibatnya sel akan membengkak dan
pecah serta membebaskan hemoglobinnya.
• Contoh: larutan NaCl 0,2%
15
Larutan
isotonis
• Larutan isotonis adalah larutan yang memiliki tonisitas yang sama
dengan tubuh. Pada larutan isotonis tidak mengalami perubahan
pada sel (cairan sitoplasma seimbang dengan kondisi lingkungan-
nya. Kondisi ini merupakan kondisi yang paling ideal
• Larutan yang isotonis tidak akan menyebabkan suatu jaringan
membengkak atau berkontraksi serta tidak menyebabkan rasa
tidak enak bila terjadi kontak.
• Larutan dapat dikatakan isotonis dengan sel darah jika larutan
mempunyai konsentrasi garam dan tekanan osmotik yang sama
sel darah merah.
• Prinsip perpindahan cairan adalah karena adanya perbedaan
konsentrasi larutan
• Osmosis adalah perpindahan molekul pelarut melewati
membran berpori dari larutan encer ke larutan dengan
konsentrasi lebih tinggi
20

INS Standard
To prevent or reduce vascular complications,
INS standards recommend that
• Infusions with a pH outside the range of 5
to 9 and/or
• an osmolarity greater than 500

Be administered through an access device


that delivers the infusate into a blood vessel
with a high rate of blood flow.
21

INS Standard
• Untuk mencegah atau mengurangi
komplikasi vaskular, standar INS
merekomendasikan bahwa: Infus dengan
pH di luar kisaran 5 hingga 9 dan/atau
osmolaritas lebih besar dari 500
Diberikan melalui perangkat akses yang
memberikan infus ke dalam pembuluh
darah dengan laju aliran darah yang
tinggi.
22

Effect of parenteral irritation

• Loss of venous endothelial cells,


• Inflammatory cell infiltration
• Edema
• Thrombus
• Phlebitis
Alat ukur tonisitas
• Instrumen yg biasa dan luas digunakan
adl osmometer dg alasan sederhana,
handal dan mudah digunakan.
• Kadar osmolar ( m osmolar/liter) = m
OsM
= bobot zat ( g/liter) X jumlah spesies X
1000
Bobot molekul (g)
Ex. Osmolaritas ideal injeksi natrium
khlorida 0,9 % = 9/58,4 X 2 X 1000 = 308
miliosmol per liter
osmolarita
▶ sOSMOLARITAS
Etiket pada larutan diberikan secara intravena
yang
melengkapi cairan, makanan untuk
bergizi, atau elektrolit dan injeksi
manitol sebagai diuretika osmotik disyaratkan untuk mencantumkan
kadar osmolarnya.
Keterangan kadar osmolar pada etiket suatu larutan parenteral
membantu untuk memberikan informasi pada dokter apakah larutan
tersebut hipo-osmotik, iso-osmotik, atau hiper-osmotik.
Satuan kadar osmolar = miliosmol (disingkat mOsm) = zat terlarut per
liter larutan.
Kadar osmolar ideal dapat ditentukan dengan rumus :
X n
27

Calculating Isotonicity
28
29
30
31
1. Penurunan Titik Beku
(ptb)
• Jumlah zat pembuat isotonis yang dibutuhkan
dapat dihitung dengan rumus :
0,52
𝑤 −𝑎
𝑏
=
Keterangan :
w = berat zat pengisotonis (gram) yang ditambahkan ke dalam 100
mL larutan
untuk medapatkan larutan yang isotonis
a = konsentrasi komponen zat (%) x ΔTf 1%
b = ΔTf 1% zat pengisotonis
ΔTf 1% = penurunan titik beku zat konsentrasi 1 %
Cara Penurunan Titik Beku Air
Yang
(PTB
cairan Cryoskopik)
• Suatu larutan dinyatakan isotonik dengan serum atau
mata, jika membeku pada suhu -0,52 C. Untuk
0

memperoleh larutan isotonik dapat ditambahkan NaCl


atau zat lain yang cocok yang dapat dihitung dengan
rumus :
• Cara 1 : B =

• B adalah bobot zat tambahan ( NaCl )


dalam satuan
gram untuk tiap 100 ml larutan (1 % b/v)
• 0,52 adalah titik beku cairan tubuh ( -0,520 )
• b1, b2 adalah PTB zat khasiat
• C1, C2 adalah konsentrasi dalam satuan % b/v zat
khasiat
• R/ Methadon HCL 10
mg
mf.
a =Isot. C. NaCl
(PTB ad.
Methadon
10 ml
0,101 HCl)
Makab= NaCl yang diperlukan
(PTB. NaCl) supaya larutan
isotonis
0,576
• adalah ..
C Methadon HCL = 10 mg/10  0,100 gram/ 100
B
ml = 0,52 – 1b C/ ml
 0,1%
b/v
PTB 2
Agar isotonis, maka B = 0,52 - 0,1
x 0,101
0,57
• 6
B = masih diperlukan untuk tiap
• Jadi bobot NaCl yang
100 0,885243
cc=
0,885243 gram, maka untuk 10 cc ,
Cara Kedua Menghitung
Delta Tf

R/ Ranitidin
Contoh Soal:HCl 27,9 mg
Na2HPO4 0,98
anhidrat KH2PO4 mg
add Aqua p.i 1,5
mg
1mlditambahkan agar isotonis?
Berapa NaCl yang perlu

Data nilai ΔTf1% (Penurunan titik beku yang diakibatkan oleh 1%


zat)

Isotonis → ΔTf = 0,52


maka kekurangan ΔTf agar isotonis = 0,52 –(0,279+0,0264+0,0375) = 0,1771
ΔTf sebesar 0,52 sebanding dengan 0,9% NaCl maka ΔTf 0,1771 sebanding dengan
NaCl sebesar:

maka jumlah NaCl yang perlu ditambahkan ke dalam sediaan agar isotonis adalah sebesar
0,306 gram/100 mL sediaan atau 3,06 mg/mL sediaan.
Soal
1. a. Jika titik beku larutan obat -0,18o. Bagaimana tonisitas larutan tsb ?
Jika bersifat hipotonis, berapa besar nilai titik beku yang hrs
diturunkan ?
b. Berapa NaCl yang harus ditambahkan ke dalam 100 mL larutan obat
tersebut?
(ΔTf NaCl 1% 0,576)

2. Jika akan dibuat 100 mL larutan isotonis Ephedrin HCl 0,5% (ΔTf Efedhrin
1% 0,109), berapa gram NaCl yang harus ditambahkan (ΔTf NaCl 1% 0,576)?

3. Berapa gram NaCl yg harus ditambahkan ke dalam 25 ml larutan Tetracaine HCl


1% larutan isotonik ? Penurunan titik beku 1% tetracaine HCl 0,109°C;
penurunan titik beku 1% NaCl 0.576°C; titik beku serum darah –0.52°C.
1. a. Larutan bersifat hipotonis, dg nilai titik beku yang harus
diturunkan supaya memperoleh larutan isotonis sebesar  0,52o-
0,18o = 0,34o
b. NaCl yang harus ditambahkan :
= (0,52 – a)/b
= (0,52-0,18)/0,576 = 0,59 %
atau,
Δ Tf NaCl 1% = 0,576o  1 gram dalam 100 mL dapat menurunkan
titik beku 0,576o
Untuk dapat menurunkan titik beku sebesar 0,34o, maka NaCl yg
dibutuhkan :
= 0,34/0,576 = 0,59 gram untuk 100 mL larutan
0,52
2. w = 0,52 −(0,5 𝑥
−𝑎 𝑏 = 0,576
0,109)

= 0,8082 %
Jadi supaya larutan isotonis, maka NaCl yang
harus ditambahkan ke dalam 100 mL larutan
ephedrin 0,5% sebanyak 0,8082%
2. Metode Liso
• Metode ini dipakai jika data E dan ΔTf tidak diketahui.
Dengan menggunakan Liso dapat dicari harga E atau ΔTf zat

• Liso adalah penurunan titik beku per molar. Harga Liso 0,9%
(0,154 M) larutan NaCl yang memiliki penurunan titik lebur
0,52 dan isotonis dengan cairan tubuh yaitu sebesar :
 Tb
Liso = = 0,52/0,154 = 3,4 o/M
C

Liso NaCl 0,9 % yang isotonis dengan cairan tubuh adalah 3,4 o/M
Hubungan Liso dengan
ENaCl
𝐿𝑖𝑠𝑜
E = 17
𝑀

Keterangan:
• E = Ekivalensi NaCl
• Liso = Nilai tetapan Liso zat (lihat
tabel)
• M= Massa molekul zat
3. Hubungan Liso dengan
ΔTf
Nilai Tetapan Liso
Soal
Berapakah penurunan titik beku dari 1% larutan natrium propionat
(BM=96), Liso 3,4. Konsentrasi molar dari 1% larutan natrium propionat
yaitu 0,104 M.

Jawab:
Δ Tf = Liso x w x 1000
Mr x V
= 3,4 x 1 x 1000 = 0,35
96 x 100 °C
3. Metode Ekuivalen Natrium
Klorida (ENaCl)
• Ekuivalen natrium klorida (E) adalah banyaknya
natrium klorida yang ekuivalen dengan 1 gram
obat

• Tonisitas total sediaan


= (m1 . E1) + (m2 . E2) + (mn . En)
Keterangan:
m : Massa bahan obat (g atau %) dalam larutan
yang dibuat E : Ekivalensi natrium klorida
Metode Ekivalensi NaCl.

• Yang dimaksud dengan ekivalen dari NaCl ( E


)
adalah
osmosesekian
yanggram
samaNaCl yang
gram
memberikanefek
dari suatu
dengan 1 terlarut zat
tertentu.
• Jika
tiap E
1 Efedrin =
gramHClEfedrin HCl 0,28
0,28
gram;artinya
NaCl.
• Jika bobot zat X = W gram  maka ekivalennya
adalah
W x E gram NaCl

• Larutan isotonis NaCl 0,9 % b/v ; artinya tiap


100 ml NaCl ~ 0,9
gram NaCl

• Jika bobot NaCl = W x E gram ;


maka Volume yang isotonis adalah ( W x E )
100/0,9 ;
sehingga dapat kita rumuskan sebagai
berikut :Rumus-2
V' = ( W x E ) 100/0,9 = ( W x E ) 111,1
• Keterangan :
• V' = Volume larutan yang sudah isotonis
• dan akhirnya kita dapatkan rumus sebagai
berikut
:
B = 0,9/100 x V - ( W x E )
• Keterangan :
B = bobot zat tambahan dalam satuan
gram.
V = Volume larutan dalam satuan ml
W = bobot zat khasiat dalam satuan gram
E = Ekivalensi zat aktif terhadap NaCl
• Tiga jenis keadaan tekanan osmotis larutan
obat :
 Keadaan Isotonis apabilanilai B = 0 ;
maka 0,9/100 x V = ( W x E )
 Keadaan hipotonis apabilanilai B positip;
R/Procaine HCL
E Procaine HCL =
1,0
Chlorbutanol 0,24 E
0,5 NaCl ad 100 ml
Aquadest
qs Chlorbutanol= 0,18
NaCl yang diperlukan untuk resep
diatas

• B = 0,9.V / 100 - ( (W1 x E1) + (W2 x E2)


)
= 0,9 x 100/100–( (1 x 0,24) + (0,5 x
0,18) )
=0,9 - ( 0,24 + 0,09 ) = 0,9 - 0,33 =
• Contoh Soal :
Bila 0,76 gram NaCl harus ditambahkan ke
dalam
100 ml maka
isotoni 1 % b/v larutan
larutan Atropin
Atropin Sulfat
Sulfat
supaya isotonis
s,
adalah
•Cara I sulfat = 0,900 - 0,760 = 0,140
E Atropin
• Artinya 1 gram Atropin sulfat ~ 0,14 gram
NaCl (dalam 100 ml)
• Jadi untuk larutan isotonis 0,9 gram NaCl
dalam 100 ml ekivalen dengan 0,9/0,14 x 1
gram Atropin sulfat = 6,43 gram/100 cc =
6,43 % b/v
20
Contoh
perhitungan:
4/2/201
4

• Hitung volume isotonik dari


0,55 g Efedrin (0,3) HCl dan
0,17 g glucose (0,1) .?
• V = [Σ W . E] x 111,1 mL
isot = [ Σ (0,55x0,3)+(0,17x0,1)] x
111,1 mL
= [0,165+0,017] x 111,1 mL
= 0,182 x 111,1 mL
= 20,22 mL dibulatkan
20 mL.
• Jadi zat-zat tadi bila dilarutkan dlm air ad
20 mL akan isotonik.
Contoh Soal
Diketahui:
- 500 mL larutan Etilmorfin klorida 2%
- E Etilmorfin klorida = 0,15 (FI IV, hlm. 1243)

Berapa NaCl yang harus ditambahkan agar larutan isotonis?


Tonisitas sediaan = m x E
= 2% x 0,15
= 0,3%
NaCl yang harus ditambahkan agar larutan isotonis
= 0,9% - 0,3%
= 0,6%
Untuk larutan 500 mL, maka NaCl yg harus ditambahkan
sebanyak 0,6% atau (0,6/100 x 500 mL) 3 gram
Soal
• Suatu larutan mengandung 1,0 gram efedrin sulfat dalam 100
mL. Berapa banyak NaCl yang harus ditambahkan agar larutan
isotonis ? (E efedrin sulfat 0,23)
• Jawab
E efedrin sulfat --> 1 gram obat setara dengan 0,23 g NaCl
Kesetaraan efedrin sulfat dengan NaCl = 1,0 g x 0,23 = 0,23 gram

Untuk memperoleh larutan isotonis diperlukan 0,9 gram NaCl,


jadi masih diperlukan tambahan NaCl sebanyak :
0,9 - 0,23 = 0,67 gram
4. Metode White-Vincent
• Menentukan banyaknya sejumlah air atau pelarut pengencer
isotonis yang harus ditambahkan ke larutan obat sampai
volume yang dikehendaki
• Rumus :
V = w x E x 111,1
Soal
• Seorang Apoteker akan membuat Larutan kokain HCl 1%
sebanyak 30 mL yang isotonis dengan cairan tubuh. Berapa
pelarut yang ditambahkan jika diketahui E kokain HCl
0,16 ?

Jawab :
V = w x E x 111,1
= 0,3 x 0,16 x 111,1 = 5,33 mL
• Uraian Jawaban :
E kokain --> 1 gram obat setara dengan 0,16 gram NaCl
Kokain HCl = 1% sebanyak 30 mL --> 1/100 mL x 30 mL
=
Kesetaraan NaCl==0,3 0,3gramgram Kokain HCl setara dengan
(0,3x0,16) = 0,048 gram NaCl
NaCl isotonis = 0,9 gram dalam 100 mL
jadi, volume pelarut/air yang diperlukan oleh 0,048 gram
obat supaya isotonis adalah (0,048/0,9) x 100 mL = 5,3
mL
Untuk mencapai volume yang diinginkan (30mL) maka ditambahkan
lagi cairan NaCl isotonis sampai larutan obat kokain HCl 30 mL
• R/ Ampisilin 0,1 (E = 0,16)
Na Isoniazid 0,05 (E = 0,25)
mf. Inject. Isot. 5 mL
• Jawab :
NaCl isotonis 0,9% --> (0,9 g/100 mL) x 5 mL = 0,045
gram
Jumlah nilai kesetaraan NaCl dalam sediaan :
Ampisilin Na = 0,1 gram x 0,16 = 0,016
Isoniazid = 0,05 gram x 0,25 = 0,0125
+
Jumlah NaCl total dalam sediaan = 0,0285
gram
NaCl yang harus ditambahkan supaya isotonis :
0,045 gram - 0,0285 gram = 0,0165 gram
• R/ Ephedrin ENaCl = 0,28
0,5% Pantopon ENaCl = 0,15
1% mf. sol isot.et NaCl ad 60 mL
ENaCl = 0,28
ENaCl = 0,15
mf. sol isot.et NaCl ad 60 mL
• R/ Ephedrin ENaCl = 0,28
0,5% Pantopon ENaCl = 0,15
1% mf. sol isot.et NaCl ad 60 mL
Jadi tonisitas formula diatas
adalah
Na a2
X + X +2 X
MNa M Ma
1,8
=…1,8 2

1,8 x 6 +
58,5 74,5
x 0,3 + x 0,1 = 0,193 <0,28 (hipotonis)
219
NaCl yang ditambahkan agar isotonis
MNa Na a2
adalah
Na
(0,28 – (MNa + M X +Ma X2 )
2
58,5
X
(0,28 – 0,193) = 2,828
1,8
gr/L
Jadi untuk membuat isotonis formula diperlukan NaCl sebanyak
0,283 gr/100ml
64

N0 1
Jelaskan perhitungan bahan yang diperlukan dalam kedua resep ini menggunakan minimal 2 metode
perhitungan isotonisitas (tidak boleh 2 resep menggunakan perhitungan 2 metode yang sama,
minimal satu metode yang sama):

Note : Perhitungan
lihat tabel pada
power point
66

Selamat Mengerjakan

Anda mungkin juga menyukai