Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7
BUKU JAWABAN TUGAS MATA
KULIAH TUGAS 2
Nama Mahasiswa : Yessy Irene Siahaan
Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 856467198 Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4204/Pend. Bahasa Indonesia di SD Kode/Nama UPBJJ : 16/Pekanbaru
1. Memadukan keterampilan berbahasa dengan aspek sastra di kelas
tinggi (kelas 6 SD) dapat dilakukan dengan menggunakan karya sastra sebagai media untuk mengembangkan keterampilan berbahasa siswa, seperti berbicara, membaca, menulis, dan mendengarkan. Berikut adalah beberapa strategi dan kegiatan yang dapat diterapkan untuk memadukan kedua aspek ini:
1. Membaca dan Analisis Puisi atau Cerpen
• Keterampilan Bahasa: Membaca, menyimak, dan berbicara
• Kegiatan: Guru dapat meminta siswa untuk membaca puisi atau cerita pendek dari karya sastra anak. Setelah membaca, siswa didorong untuk menyimak, lalu membahas dan menganalisis isi puisi atau cerpen tersebut dalam kelompok. • Tujuan Sastra: Siswa belajar memahami elemen sastra seperti tema, tokoh, latar, dan pesan moral dari cerita atau puisi. • Hasil Akhir: Kegiatan ini mengasah kemampuan berpikir kritis siswa serta kemampuan berbicara dan menyampaikan pendapatnya. 2. Menulis Puisi atau Cerpen Bertema • Keterampilan Bahasa: Menulis, membaca, dan berbicara • Kegiatan: Guru memberi tema tertentu (misalnya, alam, persahabatan, atau keluarga), kemudian meminta siswa untuk menulis puisi atau cerpen berdasarkan tema tersebut. • Tujuan Sastra: Siswa mengenal ciri-ciri puisi dan cerpen serta berlatih mengekspresikan ide dan emosi mereka dalam bentuk karya sastra. • Hasil Akhir: Siswa dapat mempraktikkan keterampilan menulis kreatif dan berlatih menyusun kata-kata dengan imajinatif, sekaligus mengembangkan keterampilan berbahasa dan daya apresiasi terhadap karya sastra. 3. Dramatisasi Cerita atau Puisi • Keterampilan Bahasa: Berbicara, mendengarkan, dan membaca • Kegiatan: Siswa diminta memilih cerita pendek atau puisi yang disukai dan mengadaptasinya menjadi dialog untuk dimainkan di depan kelas. • Tujuan Sastra: Siswa memahami karakter, alur, dan tema cerita melalui dramatisasi dan interpretasi. • Hasil Akhir: Kegiatan ini membantu siswa mengembangkan keterampilan berbicara dengan lantang, menyimak dialog, dan berinteraksi secara ekspresif. Mereka juga belajar memahami karakter dan konflik yang ada di dalam karya sastra. 4. Diskusi Buku atau Resensi Karya Sastra • Keterampilan Bahasa: Membaca, berbicara, mendengarkan, dan menulis • Kegiatan: Siswa membaca buku cerita atau kumpulan puisi pilihan dan menuliskan resensi atau ulasan singkat tentang buku tersebut. Setelah itu, mereka diminta menyampaikan resensi di depan kelas dan mendiskusikannya bersama teman-teman. • Tujuan Sastra: Siswa belajar menganalisis elemen sastra dan mengembangkan pendapatnya tentang buku atau karya sastra yang dibaca. • Hasil Akhir: Siswa mengembangkan keterampilan menulis melalui resensi, serta meningkatkan kemampuan berbicara dan berargumentasi dengan berdiskusi dan mendengarkan pendapat teman. 5. Menulis Cerita Rakyat atau Dongeng Baru • Keterampilan Bahasa: Menulis, membaca, dan berbicara • Kegiatan: Guru dapat mengajak siswa menulis cerita rakyat atau dongeng yang sudah dikenal tetapi dalam versi mereka sendiri, atau mengajak mereka menciptakan cerita rakyat atau dongeng baru yang berhubungan dengan budaya lokal. • Tujuan Sastra: Siswa memahami struktur cerita rakyat atau dongeng serta nilai-nilai yang biasanya terkandung di dalamnya. • Hasil Akhir: Siswa belajar merangkai ide secara logis dan kreatif dalam bentuk cerita. Selain itu, mereka juga melatih keterampilan berbicara jika cerita yang dibuat dipresentasikan atau dibacakan di depan kelas. 2. Berikut adalah penjelasan singkat tentang empat prinsip penyusunan buku teks menurut W. F. Mackey: 1. Prinsip Seleksi • Prinsip ini mengacu pada pemilihan materi yang akan dimasukkan dalam buku teks. Materi harus diseleksi berdasarkan relevansi, tujuan pembelajaran, dan kebutuhan siswa. Hanya materi yang benar-benar penting dan bermanfaat bagi perkembangan siswa yang harus dimasukkan. 2. Prinsip Gradasi • Prinsip gradasi berarti menyusun materi secara bertahap, mulai dari yang paling sederhana hingga yang lebih kompleks. Materi disusun dengan urutan yang logis dan progresif agar siswa dapat memahami konsep dasar terlebih dahulu sebelum mempelajari konsep yang lebih rumit. 3. Prinsip Repetisi • Prinsip ini menekankan pentingnya pengulangan materi. Pengulangan membantu siswa untuk mengingat dan memahami materi dengan lebih baik, sehingga dapat memperkuat pemahaman dan meningkatkan keterampilan mereka. 4. Prinsip Distribusi (Repetisi Terjadwal) • Prinsip ini adalah pengulangan yang diatur pada interval tertentu. Materi diulang secara berkala di sepanjang buku teks, sehingga siswa terus diingatkan akan konsep-konsep yang sudah dipelajari sebelumnya, membantu memperkuat memori jangka panjang dan memastikan pemahaman yang lebih mendalam. 3. Berikut ini adalah uraian tujuh kompetensi dasar yang diturunkan dari standar kompetensi keterampilan menulis di kelas 1 (kelas rendah) dalam kurikulum 2004, beserta hasil belajar dan indikatornya: 1. Menulis Huruf Lepas dan Sambung dengan Benar • Hasil Belajar: Siswa mampu mengenal bentuk huruf lepas dan sambung serta menulisnya dengan benar. • Indikator: • Siswa mampu menulis huruf kapital dan huruf kecil secara lepas. • Siswa mampu menulis huruf kapital dan huruf kecil dalam bentuk sambung.
2. Menulis Nama Sendiri dengan Huruf Lepas dan Sambung
• Hasil Belajar: Siswa mampu menulis nama lengkap mereka dengan huruf lepas dan sambung secara rapi. • Indikator: • Siswa mampu menulis nama sendiri dengan huruf lepas. • Siswa mampu menulis nama sendiri dengan huruf sambung.
3. Menulis Kata yang Didiktekan dengan Huruf Lepas
• Hasil Belajar: Siswa mampu menulis kata yang didiktekan oleh guru dengan huruf lepas. • Indikator: • Siswa mampu mendengarkan dan menulis kata sederhana yang didiktekan oleh guru. • Siswa mampu menulis kata-kata tersebut dengan jelas dan terbaca.
4. Menulis Kalimat Sederhana yang Didiktekan
• Hasil Belajar: Siswa mampu menulis kalimat sederhana yang didiktekan oleh guru dengan benar dan jelas. • Indikator: • Siswa mampu mendengarkan dan menulis kalimat dengan urutan yang benar. • Siswa mampu menulis kalimat tersebut dengan struktur dan ejaan yang benar.
5. Menulis Kalimat Sendiri dengan Huruf Lepas
• Hasil Belajar: Siswa mampu menulis kalimat sederhana hasil karangan sendiri menggunakan huruf lepas. • Indikator: • Siswa mampu membuat dan menulis kalimat pendek hasil pemikiran sendiri. • Siswa mampu menulis kalimat tersebut dengan huruf lepas secara rapi.
6. Menulis Kalimat Sendiri dengan Huruf Sambung
• Hasil Belajar: Siswa mampu menulis kalimat sederhana hasil karangan sendiri menggunakan huruf sambung. • Indikator: • Siswa mampu membuat dan menulis kalimat pendek hasil pemikiran sendiri. • Siswa mampu menulis kalimat tersebut dengan huruf sambung secara rapi.
7. Menulis dengan Rapi dan Konsisten Menggunakan Huruf
Sambung • Hasil Belajar: Siswa mampu menulis kalimat yang didiktekan atau hasil karangan sendiri dengan huruf sambung secara rapi dan konsisten. • Indikator: • Siswa mampu menulis kalimat dengan huruf sambung dalam format yang konsisten. • Siswa mampu menjaga kerapihan dan keteraturan dalam setiap tulisan huruf sambung yang dihasilkan.
Standar kompetensi dan indikator-indikator ini bertujuan untuk
membantu siswa di kelas 1 mengembangkan keterampilan dasar menulis yang akan menjadi fondasi untuk kemampuan menulis yang lebih kompleks di kelas-kelas berikutnya.
4. Teknik SQ3R adalah metode membaca yang efektif untuk
meningkatkan pemahaman teks dan terdiri dari lima langkah utama: Survey (Survei), Question (Bertanya), Read (Membaca), Recite (Mengulang), dan Review (Meninjau ulang). Berikut adalah penjelasan singkat dari setiap langkah dalam SQ3R: 1. Survey (Survei): • Lakukan pemindaian cepat terhadap teks atau bab yang akan dibaca. Baca judul, subjudul, kalimat pertama dan terakhir pada paragraf, serta bagian-bagian yang dicetak tebal atau miring. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran umum tentang isi teks. 2. Question (Bertanya): • Buat pertanyaan-pertanyaan berdasarkan informasi yang telah diperoleh dari survei. Misalnya, “Apa topik utama yang dibahas?”, “Mengapa hal ini penting?”, atau “Bagaimana prosesnya?”. Langkah ini membantu meningkatkan fokus dan pemahaman selama membaca. 3. Read (Membaca): • Baca teks secara lebih rinci sambil mencari jawaban dari pertanyaan yang telah dibuat. Saat membaca, fokuslah pada pemahaman isi dan kaitkan informasi baru dengan pengetahuan yang sudah dimiliki. 4. Recite (Mengulang): • Setelah selesai membaca, coba ungkapkan kembali informasi utama dengan kata-kata sendiri, baik secara lisan maupun tertulis. Langkah ini membantu memperkuat pemahaman dan mengingat informasi penting. 5. Review (Meninjau Ulang): • Tinjau ulang seluruh teks dan catatan yang telah dibuat. Pastikan semua pertanyaan sudah terjawab dan poin-poin penting telah dipahami. Jika ada informasi yang masih sulit dipahami, baca ulang bagian tersebut.
Metode SQ3R membantu siswa membaca lebih cepat dan memahami
teks secara efektif dengan melibatkan aktivitas sebelum, selama, dan setelah membaca.
5. Menurut I Gusti Ngurah Oka, ada enam macam pengajaran membaca
yang dapat digunakan untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan membaca mereka. Berikut uraian singkat mengenai keenam jenis pengajaran membaca tersebut: 1. Membaca Nyaring (Oral Reading): • Membaca nyaring adalah metode di mana siswa membaca teks dengan suara keras. Tujuannya adalah untuk melatih pelafalan, intonasi, dan pemahaman mendalam. Membaca nyaring juga membantu guru dalam menilai kemampuan siswa dalam melafalkan kata-kata serta memahami teks. 2. Membaca Dalam Hati (Silent Reading): • Dalam metode ini, siswa membaca teks tanpa bersuara. Membaca dalam hati bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kecepatan membaca, karena siswa tidak perlu melafalkan kata-kata. Teknik ini sering digunakan untuk materi yang membutuhkan pemahaman cepat atau pembelajaran mandiri. 3. Membaca Pemahaman (Comprehension Reading): • Membaca pemahaman fokus pada pengertian isi teks. Siswa dilatih untuk memahami makna kata, kalimat, dan paragraf dalam konteks. Teknik ini sangat penting untuk memahami inti dan detail penting dari suatu bacaan serta menjawab pertanyaan terkait. 4. Membaca Intensif (Intensive Reading): • Membaca intensif adalah membaca dengan fokus tinggi pada satu teks atau bagian tertentu. Tujuannya adalah untuk menganalisis isi, gaya bahasa, dan detail spesifik teks. Biasanya digunakan dalam pembelajaran literatur atau untuk memahami teks yang kompleks. 5. Membaca Ekstensif (Extensive Reading): • Membaca ekstensif mendorong siswa untuk membaca berbagai teks secara luas, seperti artikel, cerita pendek, dan buku, dengan tujuan meningkatkan minat baca dan pemahaman umum. Metode ini juga membantu siswa memperluas kosa kata dan pengetahuan. 6. Membaca Kritis (Critical Reading): • Membaca kritis melibatkan analisis yang lebih mendalam di mana siswa diminta untuk mengevaluasi dan menilai isi teks. Tujuannya adalah untuk melatih kemampuan berpikir kritis, memahami sudut pandang penulis, serta mengidentifikasi bias atau pendapat dalam bacaan.
Keenam macam pengajaran membaca ini dapat diterapkan secara
bergantian atau bersamaan untuk membangun keterampilan membaca siswa yang lebih komprehensif dan efektif.