1607-Article Text-7455-1-10-20230912

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN KEBERSIHAN DIRI DAN SANITASI LINGKUNGAN

DENGAN KEJADIAN SKABIES PADA SANTRI DI PESANTREN


TANWIRIYYAH CIANJUR TAHUN 2022

The Relationship Between Personal Hygiene and Environmental Sanitation with


Scabies Incidence in Students at Tanwiriyyah Islamic Boarding School Cianjur 2022

Risa Sri Rahmawati 1*, Syarifah Nur Ruliani2, Astrid Novita3


1*
Fakultas Keperawatan, Universitas Indonesia Maju,
Email: [email protected], [email protected],
[email protected]

ABSTRACT
Personal hygiene practices include habits related to the use of everyday tools and
equipment such as handwashing, towel usage frequency, soap, clothing, sprays,
bedding, and others. The purpose of this research is to determine the relationship
between personal hygiene, environmental sanitation, and the occurrence of scabies
among students at Tanwiriyyah Islamic Boarding School in 2022. This research utilized
a quantitative analytic approach. The research design employed in this study is cross-
sectional with an observational approach. The population for this research consists of
208 students at Tanwiriyyah Islamic Boarding School in Cianjur in the year 2022. The
research sample was selected based on inclusion and exclusion criteria. The research
instruments used were questionnaires and observations. Data analysis was carried out
using univariate and bivariate analysis. The research results indicate that the analysis
conducted using Fisher's exact test shows a correlation between personal hygiene and
the occurrence of scabies among students at Tanwiriyyah Islamic Boarding School in
Cianjur in 2022. The findings suggest that respondents with adequate personal hygiene
are more prone to experiencing scabies. The statistical test results yielded a p-value of
0.000. Additionally, the analysis conducted using Fisher's exact test also demonstrates
a connection between environmental sanitation and the occurrence of scabies among
students at Tanwiriyyah Islamic Boarding School in Cianjur in 2022. The results indicate
that respondents with sufficient environmental sanitation are more likely to experience
scabies. The statistical test results yielded a p-value of 0.000.
Key words: Personal Hygiene, Environmental Sanitation, Scabies, Students

ABSTRAK
Praktik kebersihan diri meliputi kebiasaan penggunaan peralatan dan perlengkapan
sehari-hari seperti kegiatan mencuci tangan, frekuensi penggunaan handuk, sabun,
pakaian, spray, tempat tidur, dan lain-lain. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui
hubungan kebersihan diri dan sanitasi lingkungan dengan kejadian skabies pada Santri
di Pesantren Tanwiriyyah tahun 2022. Metode penelitian ini menggunakan jenis
penelitian kuantitatif yang bersifat analitik. Desain penelitian yang digunakan pada
penelitian ini adalah cross sectional atau potong lintang dengan pendekatan
observasional. Populasi dari penelitian ini adalah Santri di Pesantren Tanwiriyyah
Cianjur tahun 2022 sebanyak 208 orang. Sampel penelitian ini diambil dari populasi yang
akan memenuhi kriteria inkluisi dan ekslusi.Instrument penelitian yang digunakan dalam

70
https://doi.org/10.34011/jks.v4i1.1607
penelitian ini yaitu kuesioner dan observasi. Analisis data dilakukan dengan analisis
Analisa Univariat dan Analisa Bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hasil
analisis penelitian dengan Fisher exact menunjukan terdapat hubungan kebersihan diri
dengan kejadian skabies pada santri di Pesantren Tanwiriyyah Cianjur tahun 2022
diperoleh bahwa responden yang memiliki kebersihan diri cukup lebih banyak
mengalami kejadian skabies. Dari hasil uji statistic didapatkan nilai p value = 0,000.
Hasil analisis penelitian dengan Fisher exact menunjukan terdapat hubungan
kebersihan diri dengan kejadian skabies pada santri di Pesantren Tanwiriyyah Cianjur
tahun 2022 diperoleh bahwa responden yang memiliki sanitasi lingkungan cukup lebih
banyak mengalami skabies. Dari hasil uji statistic didapatkan nilai p value = 0,000.
Kata kunci: Kebersihan Diri, Sanitasi Lingkungan, Skabies, Santri.

PENDAHULUAN Penyakit skabies ditandai dengan


tanda awal seperti gatal-gatal di malam
Menurut (World Health Organization, hari disebabkan oleh peningkatan kerja
2020) Skabies adalah penyakit kulit tungau lebih aktif pada suhu yang panas
yang disebabkan oleh infestasi parasite dan lembab. Gatal juga sering dirasakan
dan sarcoptes skabiei var horminis. di jari-jari tangan, aksila, diarea papilla
Skabies banyak ditemukan diseluruh perempuan, alat genetalia eksterna
penjuru dunia dengan mencapai angka (pria), disepanjang ikat pinggang hingga
kejadian 200 juta pertahun. Skabies bokong, abdomen bagian bawah dan
juga banyak ditemukan dikawasan sekitaran area kaki 3. Faktor-faktor yang
negara-negara yang beriklim tropis berperan dalam penyakit skabies di
panas. Ada beberapa negara yang negara berkembang antara lain
berprevalensi tinggi terhadap kejadian kurangnya pengetahuan terhadap
skabies meliputi Mesir sebesar (8,3%), kebersihan, akses jamban yang sulit,
Nigeria (10,5%), Mali (4%), Malawi kebersihan pribadi dan padat hunian.
(0,7%), dan Kenya (8,3%).1 Meningkatnya kepadatan hunian dan
Prevalensi skabies di Indonesia interaksi interpersonal yang menjadikan
berdasarkan Laporan Kemenkes RI transimisi dan infeksi tungau scabiei.4
skabies menempati urutan ketiga dari 12 Kepadatan hunian juga dapat
penyakit kulit tersering menunjukan berpengaruh pada peningkatan kasus
bahwa yang menderita skabies pada skabies yang banyak ditemukan
tahun 2009 mencapai 6.915.135 orang dibeberapa tempat seperti diasrama,
(2,9%), sementara itu angka kejadian panti asuhan, pondok pesantren, dan
skabies terjadi semakin meningkat pada tempat persinggahan para pengungsi.5
tahun 2013 sebanyak 9% dan pada Penyakit kulit skabies ini dapat
tahun 2017 sebanyak 6% dari jumlah menularkan melewati kontak secara
penduduk 238.542.952 orang 2. langsung dengan penderita maupun
Adapun prevalensi skabies tidak langsung dengan melalui barang-
berdasarkan Kemenkes RI pada tahun barang pribadi secara bergantian atau
2018 insident yang memiliki penyakit bersamaan. Adapun faktor peran yang
skabies berjumlah 14 provinsi dapat menularkan dari penyakit kulit ini
diantaranya Nanggoroe Aceh adalah kurangnya pengetahuan
Darussalam, Sumatera Barat, Bengkulu, mengenai skabies, perilaku yang jelek,
Bangka Belitung, DKI Jakarta kebersihan diri yang buruk, kondisi
Jawabarat, Jawa Tengah, D I perekonomian rendah, perilaku yang
Yogyakarta , Kalimantan Tengah, tidak kooperatif dan lingkungan yang
Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, kurang sehat.6
dan Gorontalo.

https://doi.org/10.34011/jks.v4i1.1607

71
Skabies juga bisa berdampak pada skabies sedangkan penyediaan air
masalah sosial terkait dengan citra bersih tidak berhubungan.
tubuh, sehingga individu yang menderita Praktik kebersihan diri meliputi
skabies merasa tidak percaya diri kebiasaan penggunaan peralatan dan
karena adanya bekas luka parut. perlengkapan sehari-hari seperti
Kemudian individu tersebut merasa kegiatan mencuci tangan, frekuensi
kurang nyaman hal ini dapat penggunaan handuk, sabun, pakaian,
mengurangi konsentrasi dalam belajar. spray, tempat tidur, dan lain-lain.
Sehingga tidak focus selama proses Kebiasaan seperti diatas banyak terjadi
pembelajaran. Selain itu, skabies juga di pondok pesantren sehingga proses
dapat mempengaruhi terhadap kualitas penyakit ini mudah menular dari orang
tidur, kualitas tidur akan membuat ke orang. 7 Praktik kebersihan diri yang
individu merasakan pusing pada hari buruk akan menimbulkan berbagai
berikutnya dan gangguan dampak penyakit menular. Penyakit
penyimpangan. dilingkungan yang sering terjadi akibat
Hasil penelitian Friska Indriani kurangnya kebersihan antara lain :
tahun 2021 dengan judul Hubungan Tuberkulosis paru, Infeksi saluran
Faktor Kondisi Sanitasi Lingkungan dan pernapasan atas, diare, cacingan dan
Personal Hygiene dengan Gejala skabies. 8
Skabies di Pondok Pesantren Darul Hasil penelitian Siti Maisyaroh Bakti
Hikam Kecamatan Rimbo Ulu Pertiwi tahun 2019 dengan judul
Kabupaten Tebo. Populasi pada Hubungan Perilaku Santri Tentang
penelitian ini adalah 400 responden dan Personal Hygiene Terhadap Kejadian
sampel 63 responden dengan Skabies di Pondok Pesantren X Kota
pengambilan sampel menggunakan Semarang. Sampel pada penelitian ini
teknik proportionate strafied random 78 responden diambil dengan
sampling. Jenis penelitian ini menggunakan teknik consecutive
merupakan penelitian observasional sampling. Desain penelitian ini
dengan menggunakan pendekatan merupakan penelitian observasional
cross sectional. Uji statistic yang dengan rancangan cross sectional
digunakan adalah chi square. Hasil dengan pendekatan Case Control.Uji
penelitian didapatkan terdapat 71,4% statistic yang digunakan adalah Chi
responden mengalami skabies, 93,7% Square. Hasil penelitian didapatkan 37
penyediaan air bersih yang memenuhi orang (47,4%) tidak pernah mengalami
syarat, 66,7% kepadatan hunian yang skabies, sementara 41 orang (52,6%)
tidak memenuhi syarat, 50,8% luas pernah mengalami skabies selama
ventilasi yang tidak memenuhi syarat, menetap di pondok pesantren X. artinya,
71,4% kebersihan kulit yang buruk, terdapat hubungan yang signifikan
61,9% kebersihan handuk yang buruk antara personal Hygiene terhadap
dan 55,6% kebersihan kasur dan sprei kejadian skabies di Pondok Pesantren X
yang buruk, ada hubungan antara semarang dengan P value 0,001.
kepadatan hunian (p=0,008) luas Sanitasi lingkungan merupakan
ventilasi (p=0,000) kebersihan kulit usaha kesehatan masyarakat untuk
(p=0,038) kebersihan handuk (0,036) menjaga dan mengawasi faktor
dan kebersihan kasus dan sprey lingkungan yang dapat mempengaruhi
(p=0,049) dengan gejala skabies di derajat kesehatan. Sanitasi lingkungan
pesantren Darul Hikam. Kepadatan adalah kebersihan tempat tinggal atau
hunian, luas ventilasi, kebersihan kulit, asrama dapat dilakukan dengan cara
kebersihan handuk, kebersihan Kasur membersihkan jendela atau perabotan
dan sprey berhubungan dengan gejala milik santri, mencuci peralatan makan,
membersihkan kamar, serta membuang

https://doi.org/10.34011/jks.v4i1.1607

72
sampah. Sanitasi lingkungan perlu kebersihan diri dan sanitasi lingkungan
dijaga kebersihannya dimulai dari dengan kejadian skabies pada Santri di
halaman, saluran pembuangan air dan Pesantren Tanwiriyyah tahun 2022.
jalan di depan asrama. Sumber air
bersih yang di gunakan seharusnya METODE
memenuhi standar, tidak berwarna, Metode penelitian ini menggunakan
tidak berbau dan tidak berasa. jenis penelitian kuantitatif yang bersifat
Penularan penyakit skabies terjadi bila analitik. Desain penelitian yang
kebersihan pribadi dan kebersihan digunakan pada penelitian ini adalah
lingkungan tidak terjaga dengan baik. 9 cross sectional atau potong lintang
Berdasarkan studi pendahuluan dengan pendekatan observasional.
yang dilakukan oleh peneliti pada Populasi dari penelitian ini adalah Santri
tanggal 23 oktober 2022 di Pesantren di Pesantren Tanwiriyyah Cianjur tahun
Tanwiriyyah Cianjur jumlah keseluruhan 2022 sebanyak 208 orang. Sampel
santri 208 orang, dengan riwayat penelitian ini diambil dari populasi yang
penyakit skabies sebanyak 60 akan memenuhi kriteria inkluisi dan
responden (40%), sering ekslusi. Teknik sampling yang
menggantungkan pakaian dan handuk digunakan dalam penelitian ini adalah
sebanyak (35%), membuang sampah cluster sampling yaitu obyek yang diteliti
tidak pada tempatnya sebanyak (15%), atau sumber data yang sangat luas.
kasur tidak dijemur sebanyak 30%. Lalu Instrument penelitian yang digunakan
prosedur pengumpulan data dilakukan dalam penelitian ini yaitu kuesioner dan
dengan metode wawancara langsung observasi. Instrument terdiri dari 3
dan observasi langsung terhadap 10 bagian yaitu Kuesioner data demografi
orang santri di Pesantren Tanwiriyyah kebersihan diri, kuesioner kejadian
yang memiliki skabies, maka didapatkan skabies, dan observasi sanitasi
8 dari 10 santri penderita skabies lingkungan. Langkah-langkah
mengalami kebersihan diri yang buruk pengolahahan data penelitian menurut
seperti kebiasaan sering menggantung (Notoatmodjo, 2012) meliputi Editing,
pakaian dan handuk, kasur yang Coding, Entry data (processing),
digunakan tidak langsung dijemur. Cleaning, Tabulating. Analisis data
Selain itu, berdasarkan hasil observasi dilakukan dengan analisis Analisa
langsung oleh peneliti terdapat 6 dari 10 Univariat dan Analisa Bivariat.
santri tidak membuang sampah pada
tempatnya, dan pengurasan air bak HASIL DAN PEMBAHASAN
mandi tidak dilakukan 1 minggu sekali
bahkan sebulan. Gambaran Kejadian Skabies Pada
Berdasarkan latar belakang diatas Santri di Pesantren Tanwiriyyah
maka peneliti tertarik untuk melakukan Cianjur tahun 2022
penelitian mengenai hubungan

Tabel 1.Gambaran Kejadian Skabies pada Santri di Pesantren Tanwiriyyah Cianjur tahun
2022
Kejadian Skabies Frekuensi %
Mengalami Skabies 60 90.9
Tidak Mengalami Skabies 6 9.1
Total 66 100

Berdasarkan tabel 1. diatas Tanwiriyyah Cianjur tahun 2022


menunjukan bahwa gambaran kejadian sebagian besar mengalami skabies
skabies pada santri di Pesantren yaitu sebanyak 60 orang (90,9%) dan

https://doi.org/10.34011/jks.v4i1.1607

73
tidak mengalami skabies sebanyak 6 cukup tinggi. Meskipun skabies tidak
orang (9,1%). berdampak pada angka kematian akan
Berdasarkan penelitian pada tetapi penyakit ini dapat mengganggu
gambaran kejadian skabies bahwa kenyamanan dan konsentrasi belajar
kejadian skabies di Pesantren para pelajar.11
Tanwiriyyah Cianjur tahun 2022 Peneliti berasumsi bahwa pada
sebagian besar santri mengalami penelitian ini didapatkan bahwa skabies
skabies sebesar 42 (63,6%), dan tidak dapat terjadi pada semua usia namun
mengalami skabies sebesar 24 (36,4%). penyakit juga mudah menular dari
Hasil Penelitian ini sejalan dengan manusia ke manusia, dari hewan ke
penelitian (Wulandari, 2018b). manusia, dan sebaliknya dikarenakan
menunjukan bahwa mayoritas kurangnya pemahaman tentang
mengalami kejadian skabies santri pentingnya kebersihan diri dan dapat
berjumlah 43 (62,3%), dan yang tidaak juga disebabkan kurangnya perhatian
mengalami skabies berjumlah 26 dari orang sekitar dalam menerapkan
(62,3%). kebersihan, baik lingkungan sekitar atau
Skabies adalah penyakit kulit kebersihan pada tubuh. Penyebaran
menular disebabkan oleh tungau atau tungau skabies adalah dengan kontak
kutu kecil yang dinamakan sarcoptes langsung oleh penderita skabies atau
scabiei varian harmonic. Kutu kecil dengan kontak tidak langsung seperti
merupakan jenis tungau yang sulit melalui penggunaan handuk bersama,
dijangkau oleh mata, sehingga dapat alas tempat tidur, dan segala hal
hidup di permukaan kulit manusia yang dimiliki pasien skabies.
kemudian menyebabkan gatal-gatal Pada penelitian ini banyak santri
pada malam hari.10 Penyakit kulit yang mengalami skabies karena para
skabies ini dapat menularkan melewati santri yang tinggal di Pesantren
kontak secara langsung dengan Tanwiriyyah kurang menjaga perilaku
penderita maupun tidak langsung hidup bersih dan sehat. Kebiasaan
dengan melalui barang-barang pribadi tersebut menyangkut seringnya pinjam
secara bergantian atau bersamaan. meminjam barang santri lain yang
Adapun faktor peran yang dapat dapat mempengaruhi timbulnya
menularkan dari penyakit kulit ini adalah penyakit menular seperti kebiasaan
kurangnya pengetahuan mengenai sering menggantungkan pakaian, dan
skabies, perilaku yang buruk, handuk. Para santri dapat menghindari
kebersihan diri yang buruk, kondisi penyakit skabies dengan cara menjaga
perekonomian rendah, perilaku yang kebersihan pakaiannya dengan rajin
tidak kooperatif dan lingkungan yang mencuci dan menjemur pakaian sampai
kurang sehat.6 Penularan penyakit ini kering dibawah terik matahari.
erat kaitannya dengan kebersihan
perseorangan dan kepadatan Gambaran Kebersihan Diri Pada
penduduk, oleh karena itu Keadaan ini Santri di Pesantren Tanwiriyyah
juga dapat ditemukan di pesantren Cianjur tahun 2022
sehingga insiden skabies di pesantren
Tabel 2. Gambaran Kebersihan Diri Santri di Pesantren Tanwiriyyah Cianjur Tahun 2022
Kebersihan Diri Frekuensi Presentase (%)

Baik 13 19,7
Cukup 37 56,1
Kurang 16 24,2

Total 66 100

https://doi.org/10.34011/jks.v4i1.1607

74
Berdasarkan penelitian pada berdampak pada angka kematian akan
gambaran kejadian skabies bahwa tetapi penyakit ini dapat mengganggu
kejadian skabies di Pesantren kenyamanan dan konsentrasi belajar
Tanwiriyyah Cianjur tahun 2022 para pelajar 11
sebagian besar santri mengalami Peneliti berasumsi bahwa pada
skabies sebesar 42 (63,6%), dan tidak penelitian ini didapatkan bahwa skabies
mengalami skabies sebesar 24 (36,4%). dapat terjadi pada semua usia namun
Hasil Penelitian ini sejalan dengan penyakit juga mudah menular dari
penelitian (Wulandari, 2018b) manusia ke manusia, dari hewan ke
menunjukan bahwa mayoritas manusia, dan sebaliknya dikarenakan
mengalami kejadian skabies santri kurangnya pemahaman tentang
berjumlah 43 (62,3%), dan yang tidaak pentingnya kebersihan diri dan dapat
mengalami skabies berjumlah 26 juga disebabkan kurangnya perhatian
(62,3%). dari orang sekitar dalam menerapkan
Skabies adalah penyakit kulit kebersihan, baik lingkungan sekitar atau
menular disebabkan oleh tungau atau kebersihan pada tubuh. Penyebaran
kutu kecil yang dinamakan sarcoptes tungau skabies adalah dengan kontak
scabiei varian harmonic. Kutu kecil langsung oleh penderita skabies atau
merupakan jenis tungau yang sulit dengan kontak tidak langsung seperti
dijangkau oleh mata, sehingga dapat melalui penggunaan handuk bersama,
hidup di permukaan kulit manusia alas tempat tidur, dan segala hal
kemudian menyebabkan gatal-gatal yang dimiliki pasien skabies.
pada malam hari. 10 Penyakit kulit Pada penelitian ini banyak santri
skabies ini dapat menularkan melewati yang mengalami skabies karena para
kontak secara langsung dengan santri yang tinggal di Pesantren
penderita maupun tidak langsung Tanwiriyyah kurang menjaga perilaku
dengan melalui barang-barang pribadi hidup bersih dan sehat. Kebiasaan
secara bergantian atau bersamaan. tersebut menyangkut seringnya pinjam
Adapun faktor peran yang dapat meminjam barang santri lain yang
menularkan dari penyakit kulit ini adalah dapat mempengaruhi timbulnya
kurangnya pengetahuan mengenai penyakit menular seperti kebiasaan
skabies, perilaku yang buruk, sering menggantungkan pakaian, dan
kebersihan diri yang buruk, kondisi handuk. Para santri dapat menghindari
perekonomian rendah, perilaku yang penyakit skabies dengan cara menjaga
tidak kooperatif dan lingkungan yang kebersihan pakaiannya dengan rajin
kurang sehat6. Penularan penyakit ini mencuci dan menjemur pakaian sampai
erat kaitannya dengan kebersihan kering dibawah terik matahari.
perseorangan dan kepadatan
penduduk, oleh karena itu Keadaan ini Gambaran Sanitasi Lingkungan pada
juga dapat ditemukan di pesantren Santri di Pesantren Tanwiriyyah
sehingga insiden skabies di pesantren Cianjur tahun 2022
cukup tinggi. Meskipun skabies tidak

Tabel 3.Gambaran Sanitasi Lingkungan pada Santri di Pesantren Tanwiriyyah Cianjur


tahun 2022
Sanitasi Lingkungan Frekuensi Presentase (%)
Baik 14 21,2
Cukup 34 51,5
Kurang 18 27,3
Total 66 100

https://doi.org/10.34011/jks.v4i1.1607

75
Berdasarkan penelitian pada kebersihan pribadi dan kebersihan
gambaran sanitasi lingkungan lingkungan tidak terjaga dengan baik
menunjukan bahwa sebagian besar ntuk mencapai lingkungan yang sehat,
santri memiliki sanitasi lingkungan maka perlu adanya suatu usaha
cukup sebanyak 34 (51,5%), sanitasi Kesehatan9
lingkungan yang kurang sebanyak 18 Menurut Notoatmodjo usaha
(27,3%), dan sanitasi lingkungan baik kesehatan lingkungan adalah suatu
sebanyak 14 (21,2%). Hasil penelitian usaha untuk memperbaiki atau
ini sejalan dengan penelitian(Ika Tilofa, mengoptimumkan lingkungan hidup
2022) menunjukan bahwa lingkungan manusia agar merupakan media yang
fisik pada kategori buruk sebesar 40 baik untuk terwujudnya kesehatan yang
(100%), sedangkan lingkungan fisik optimum bagi manusia yang hidup di
kategori baik 0 (0%). dalamnya. Usaha perbaikan lingkungan
Sanitasi lingkungan sangat erat ini dilakukan dari masa ke masa, dari
kaitannya dengan terjadinya skabies di usaha yang sederhana sampai yang
pesantren. Sanitasi lingkungan modern 12.
merupakan suatu upaya kesehatan Peneliti berasumsi bahwa sanitasi
masyarakat untuk menjaga dan lingkungan pada santri sering kali di
mengawasi faktor lingkungan yang abaikan padahal sangat berperan
dapat mempengaruhi derajat penting bagi kesehatan, dikarenakan
kesehatan. Sanitasi lingkungan adalah kurangnya kesadaran santri tentang
kebersihan tempat tinggal atau asrama kebersihan dan kesehatan lingkungan
dapat dilakukan dengan cara sekitar dan dapat juga disebabkan
membersihkan jendela atau perabotan kurangnya perhatian dalam
milik santri, mencuci peralatan makan, menerapkan kebersihan lingkungan.
membersihkan kamar, serta membuang Sehingga sanitasi lingkungan di
sampah. Sanitasi lingkungan perlu Pesantren Tanwiriyyah masih dalam
dijaga kebersihannya dimulai dari kategori cukup sebanyak 34 (51,5%).
halaman, saluran pembuangan air dan
jalan di depan asrama. Sumber air Hubungan Kebersihan Diri dengan
bersih yang di gunakan seharusnya Kejadian Skabies pada Santri di
memenuhi standar, tidak berwarna, Pesantren Tanwiriyyah Cianjur Tahun
tidak berbau dan tidak berasa. 2022
Penularan penyakit skabies terjadi bila

Tabel 5. Hubungan Kebersihan Diri dengan Kejadian Skabies pada Santri di Pesantren
Tanwiriyyah Cianjur Tahun 2022
Kejadian Skabies Total

Kebersihan Diri Tidak P value


N %
Mengalami Mengalami
Skabies Skabies
N % N %
Baik 7 11.7 6 100 13 19.7
Cukup 37 61.7 0 0 37 56.1
0,000
Kurang 16 26.7 0 0 16 24.2
Jumlah 60 100 6 100 66 100

Berdasarkan hasil analisis dengan kejadian skabies pada santri di


uji Fisher exact menunjukan terdapat Pesantren Tanwiriyyah Cianjur tahun
hubungan kebersihan diri dengan 2022 diperoleh bahwa responden yang

https://doi.org/10.34011/jks.v4i1.1607

76
memiliki kebersihan diri yang cukup Santri Madrasah Tsanawiyah di Pondok
lebih banyak mengalami kejadian Pesantren Modern Al-Ihsan Baleendah
skabies yaitu 37 orang (61,7%%). Dari Bandung. Dengan jumlah populasi
hasil uji statistic didapatkan nilai p value penelitian ini adalah 150 dengan jumlah
= 0,000 berarti p value < 𝑎 (0,05) yang sampel 60 orang yang diambil dengan
berarti H0 ditolak dan sampel menggunakan proportionate random
mendukung atau ada hubungan sampling dengan pendekatan cross
bermakna, Sehingga dapat disimpulkan sectional. Pengumpulan data penelitian
bahwa ada hubungan kebersihan diri menggunakan kuesioner personal
dengan kejadian skabies pada santri di hygiene. Hasil analisis menunjukan
Pesantren Tanwiriyyah Cianjur Tahun kurang dari setengah (45,0%) personal
2022. hygiene dalam kategori kurang.dan
Hasil penelitian ini sesuai dengan lebih dari setengahnya (65,0%) santri
penelitian yang dilakukan oleh (Efendi et mengalami skabies.
al., 2020) dengan judul hubungan Penularan penyakit ini erat
personal hygiene dengan kejadian kaitannya dengan kebersihan
skabies pada santri di pondok pesantren seseorang dan kepadatan penduduk,
amanarul ummah Surabaya. Penelitian oleh karena itu keadaan ini juga dapat
ini menggunakan penelitian kuantitatif ditemukan di pesantren sehingga
dengan pendekatan cross sectional.. insiden skabies di pesantren cukup
Sampel penelitian ini adalah 100 santri tinggi. Meskipun skabies tidak
putra dan 49 santri putri. Data diambil berdampak pada angka kematian akan
menggunakan uji fisher exact. tetapi penyakit ini dapat mengganggu
Berdasarkan hasil uji fisher exact kenyamanan dan konsentrasi belajar
diperoleh nilai p value 0,000 < 0,05, hal para pelajar. 11
ini menunjukan terdapat hubungan
personal hygiene santri dengan kejadian
skabies. Hubungan Sanitasi Lingkungan
Hasil penelitian (Nuruliani, 2019)13 dengan Kejadian Skabies pada Santri
dengan judul Hubungan Personal di Pesantren Tanwiriyyah Cianjur
Hygiene dengan Kejadian Skabies pada Tahun 2022

Tabel 5. Hubungan Kebersihan Diri dengan Kejadian Skabies pada Santri di Pesantren
Tanwiriyyah Cianjur Tahun 2022

Kejadian Skabies Total


Tidak
Sanitasi Lingkungan Mengalami Mengalami P value
N %
Skabies Skabies
N % N %
Baik 8 13.3 6 100 10 100
Cukup 34 51.5 0 0 26 100
0,000
Kurang 18 30.0 0 0 30 100
Jumlah 60 100 6 100 66 100

Berdasarkan hasil analisis dengan memiliki sanitasi lingkungan yang cukup


Fisher exact menunjukan terdapat lebih banyak mengalami skabies yaitu
hubungan sanitasi lingkungan dengan 34 orang (51,5%). Dari hasil uji statistic
kejadian skabies pada santri di didapatkan nilai p value = 0,001 berarti
Pesantren Tanwiriyyah Cianjur tahun p value < 𝑎 (0,05) yang berarti HO di
2022 diperoleh bahwa responden tolak dan sampel mendukung atau ada

https://doi.org/10.34011/jks.v4i1.1607

77
hubungan bermakna, sehingga dapat SIMPULAN
disimpulkan bahwa ada hubungan Berdasarkan hasil penelitian
sanitasi lingkungan dengan kejadian dapat ditarik kesimpulan bahwa
skabies pasa santri di Pesantren Gambaran kejadian skabies pada santri
Tanwiriyyah Cianjur Tahun 2022. di Pesantren Tanwiriyyah Cianjur tahun
Hasil penelitian ini sesuai dengan 2022 sebagian besar mengalami
penelitian yang dilakukan oleh skabies yaitu sebanyak 60 orang
(Ramdhani et al., 2022)14 dengan judul (90,9%). Gambaran Kebersihan Diri di
Personal Hygiene dan Sanitasi Pesantren Tanwiriyyah Cianjur tahun
Lingkungan dengan Kejadian Skabies 2022 sebagian besar memiliki
pada Santri di Pesantren Ahlussunah kebersihan diri yang yang cukup
Wal Jama’ah Simpang Balek sebanyak 37 (56,1%). Gambaran
Kecamatan Wih Pesam Kabupaten Sanitasi Lingkungan di Pesantren
Bener Meriah. Penelitan ini Tanwiriyyah Cianjur tahun 2022
menggunakan penelitian kuantitatif sebagian besar memiliki sanitasi
dengan pendekatan cross sectional. lingkungan yang cukup sebanyak 34
Diambil dengan metode cross sectional. (51,5%). Hasil analisis penelitian
Diambil dengan metode random dengan Fisher exact menunjukan
sampling. Data diambil menggunakan terdapat hubungan kebersihan diri
uji Chi Square, berdasarkan hasil uji dengan kejadian skabies pada santri di
Fisher exactdiperoleh nilai p value 0,49 Pesantren Tanwiriyyah Cianjur tahun
< 0,05,, hal ini menunjukan ada 2022 diperoleh bahwa responden yang
hubungan antara sanitasi lingkungan memiliki kebersihan diri cukup lebih
dengan kejadian skabies di pesantren banyak mengalami kejadian skabies.
Ahlusunnah Waljama’ah. Dari hasil uji statistic didapatkan nilai p
Sanitasi lingkungan pada santri value = 0,000 berarti p value < 𝑎 (0,05).
sering kali di abaikan padahal sangat Hasil analisis penelitian dengan Fisher
berperan penting bagi kesehatan, exact menunjukan terdapat hubungan
dikarenakan kurangnya kesadaran kebersihan diri dengan kejadian skabies
santri tentang kebersihan dan pada santri di Pesantren Tanwiriyyah
kesehatan lingkungan sekitar dan Cianjur tahun 2022 diperoleh bahwa
dapat juga disebabkan kurangnya responden yang memiliki sanitasi
perhatian dalam menerapkan lingkungan cukup lebih banyak
kebersihan, baik lingkungan sekitar mengalami skabies. Dari hasil uji
atau keluarga, hal inilah yang dapat statistic didapatkan nilai p value = 0,000
mempermudah tungau untuk berarti p value < 𝑎 (0,05).
berkembangbiak.
Tungau dapat dijumpai di sanitasi
lingkungan yang buruk seperti tidak DAFTAR RUJUKAN
tersedianya air bersih, tidak tersedianya
saluran pembuangan air limbah, dan 1. Rahmi E, Hidayat R. Hubungan
tidak adanya tempat pembuangan Personal Hygiene Dengan
sampah yang dapat menyebabkan Kejadian Skabies Di Panti
tungau tersebut berkembang biak. Asuhan Putra Muhammadiyah
tungau dapat bertahan selama tiga Bangkinang. J Kesehat
hari pada kulit manusia sehingga Tambusai. 2021;2(1).
media seperti tempat tidur atau 2. Hidayat N, Nurlela IP, Nurapandi
pakaian merupakan sumber media A, Asmarani SU, Setiawan H.
untuk terjadinya suatu penularan. Association between Personal
Hygiene Behavior and Sleeping
Quality on Scabies Incidence. Int

https://doi.org/10.34011/jks.v4i1.1607

78
J Nurs Heal Serv. 2022;5(4). Faktor-Faktor Yang
3. Yudiasari D, Setiyabudi R. Mempengaruhi Kesembuhan
Factors Of Scabies Occurence In Penderita Scabies Di Wilayah
Santri Of Nurul Islam Islamic Kerja Puskesmas Sibigo
Boarding School In Karangjati Kecamatan Simeulu Barat. J
Village Sampang Cilacap. J Hum Sains dan Apl. 2021;9(2).
Care. 2021;6(2):302-312. 9. Mayrona CT, Subchan P, Widodo
4. Rofifah TN, Lagiono, Utomo B. A. Pengaruh Sanitasi Lingkungan
Hubungan Sanitasi Asrama Dan Terhadap Prevalensi Terjadinya
Personal Hygiene Santri Dengan Penyakit Scabies Di Pondok
Kejadian Scabies Di Pondok Pesantren Matholiul Huda Al
Pesantren Al Ikhsan Desa Beji Kautsar Kabupaten Pati. J Kedokt
Kecamatan Kedungbanteng Diponegoro. 2018;7(1).
Kabupaten Banyumas Tahun 10. Nikmah N, Handayani NI, Firdaus
2018. Keslingmas. 2019;38(1):1- N. Analisis Personal Hygiene
123. Dengan Kejadian Scabies Pada
5. Resnayati Y, Ekasari MF, Santri Di Pondok Pesantren. J
Maryam RS. Buku Santri Sehat Nurs Updat. 2021;12(3).
Meningkatkan Pengetahuan, 11. Lubis J, Siregar N. Hubungan
Sikap dan Perilaku Terkait Personal Hygiene dengan
Personal Hygiene Santri dalam Kejadian Scabies di Pondok
Pencegahan Skabies di Pesanten Nizhomul Hikmah Desa
Pesantren. JKEP. 2022;7(1):54- Tamiang. Miracle J. 2023;3(1):29-
66. 32.
6. T RNC, Lubis NL, Nurmaini. 12. Husna R, Joko T, Nurjazuli.
Relationship between Faktor Risiko Yang
Knowledge, Clothing Cleanliness, Mempengaruhi Kejadian Skabies
Towel Cleanliness and Di Indonesia : Literatur Review. J
Environmental Sanitation with Kesehat Lingkung. 2021;11(1).
Scabies Incidents at the 13. Gina N. Hubungan Personal
Pekanbaru City Child Special Hygiene Dengan Kejadian
Development Institute (LPKA) in Skabies Pada Santri Madrasah
2019. Budapest Int Res Critics Tsanawiyah Di Pondok
Institute-Journal. 2021;4(1):122- Pesantren Modern Al- Ihsan
130. Baleendah Bandung Tahun 2018.
7. Wulandari A. Hubungan Personal Published online 2019.
Hygiene Dan Sanitasi 14. Safrina Ramadhani, Situmorang
Lingkungan Dengan Kejadian RK, Rosdiana. Kualitas
Skabies Pada Santri Di Lingkungan dan Personal
Pesantren Ulumul Qur’an Hygiene Terhadap Kejadian
Kecamatan Bebesen Kabupaten Scabies pada Warga Binaan
Aceh Tengah. Glob Heal Sci. Lapas Rantauprapat. J Kesehat
2018;3(4). dan Fisioter. 2022;2(3).
8. Winandar A, Muhammad R.

https://doi.org/10.34011/jks.v4i1.1607

79

Anda mungkin juga menyukai