Bab I
Bab I
Bab I
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit scabies atau biasa disebut the itch , gudik adalah infeksi
parasit yang disebabkan oleh tungai sarcoptes scabei var hamonisin.
Scabies banyak ditemukan di beberapa Negara dengan prevelensi yang
bervariasi (Handoko,2008).Penyakit scabies dapat ditularkan dengan
secara langsung melalui kontak kulit dengan kulit, misalnya tidur
bersama,,berjabat tangan serta melalui hubungan seksual. Penularan secara
tidak langsung dapat melalui benda misalnya, bergantian
pakaian,handuk,sprei,bantal dan selimut (Djuanda,2011).
World Health Organization (WHO) menyatakan angka kejadian
scabies pada tahun 2014 sebanyak 130 juta orang di dunia. Tahun 2014
menurut International Alliance for Control Of Scabies (IACS) kejadian
scabies bervariasi mulai dari 0,3% menjadi 46%. Scabies adalah penyakit
kulit yang disebabkan oleh sarcoptes scabiei var hominis. Scabies
ditemukan disemua Negara dengan prevalensi yang bervariasi. Beberapa
Negara yang sedang berkembang prevalensi scabies sekitar 6%-27%
populasi umum, menyerang semua ras dan kelompok umur serta
cenderung tinggi pada anak-anak dan remaja.
Kejadian scabies pada tahun 2015 juga berprevalensi tinggi di
beberapa Negara diantaranya Mesir diperoleh (4,4%), Nigeria (10,5%),
Mali (4%), Malawi (0,7 %) dan Kenya (8,3%), insiden tertinggi terdapat
pada anak-anak dan remaja.
Penyakit scabies banyak dijumpai di Indonesia, hal ini disebabkan
karena Indonesia merupakan Negara beriklim tropis. Prevalensi scabies di
Indonesia menurut data Depkes RI prevalensi scabies di Indonesia sudah
terjadi cukup penurunan dari tahun ke tahun terlihat dari data prevalensi
tahun 2008 sebesar 5,60%-12-96%, prevalensi tahun 2009 sebesar 4,9-
2
12,95% dan data terakhir pada tahun 2013 yakni 3,9-6%. Walaupun terjadi
penurunan prevalensi namun dapat dikatakan bahwa Indonesia belum
terbebas dari penyakit scabies dan masih menjadi salah satu masalah
penyakit menular di Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2007) memberikan
beberapa cara pencegahan scabies, yaitu dengan melakukan penyuluhan
kepada masyarakat dan komunitas kesehatan, tentang cara penularan,
diagnosis dini dan cara pengobatan pasien scabies, dan orang-orang yang
kontak dengan pasien scabies. Bila berbagai upaya pencegahan ini dapat
terlaksana, dan berbagai factor risiko dapat diminimalisasi / ditiadakan,
maka penyakit ini memberikan prognosis yang baik (Rini,et.al,2015).
Scabies dapat dipengaruhi oleh beberapa factor seperti social
ekonomi yang rendah, hygiene yang buruk, hubungan seksual yang
promiskuitas, kesalahan diagnosis, perkembangan demografik serta
ekologik (Djuanda, 2010). Tingkat pengetahuan tentang kesehatan yang
kurang juga dapat menjadi factor risiko terjadinya penyakit scabies
(Handoko, 2010).
Para santri umumnya menghabiskan waktu 20 jam dalam sehari
dengan penuh kegiatan, dimulai dari sholat subu sampai mereka tidur
kembali di waktu malam. Pada waktu siang, para santri pergi ke sekolah
umum untuk belajar ilmu formal, dan sisa waktu lainnya digunakan untuk
memperdalam ilmu agama dengan ustadz atau kyai (Megarani,2010).
Penyakit scabies banyak seklai ditemukan di pondok pesantren.
Kebanyakan santri yang terkena penyakit scabies adalah santri yang baru
dan belum dapat beradaptasi dengan lingkungan. Sebagai santri baru yang
belum pernah tahu tentang kehidupan di pondok pesantren,membuat
mereka lupa dari kesehatan, seperti kebiasaan mandi secra bersama-sama,
saling tukar pakaian , handuk , bahkan bantal, guling, dan kasur kepada
sesamanya,sehingga sangat memungkinkan terjadinya penularan penyakit
scabies (Badri, 2008).
3
1. Tujuan Umum
Melakukan Penerapan Pendidikan Kesehatan Personal Hygiene pada
Asuhan Keperawatan Kelompok Anak Usia Sekolah Dasar di Pondok
Pesantren Darul Falah Amsilati Jepara.
4
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi pengkajian personal hygiene.
b. Merumuskan masalah keperawatan pada personal hygiene.
c. Menyusun intervensi keperawatan personal hygiene.
d. Melakukan tindakan pendidikan kesehatan untuk personal hygiene.
e. Melakukan evaluasi pendidikan kesehatan pada personal hygiene
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Peneliti
a. Menerapkan ilmu yang diperoleh selama kuliah.
b. Menambah pengetahuan serta pengalaman yang lebih banyak
mengenai personal hygiene dan penyakit scabies.
2. Bagi Institusi Pendidikan
a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan landasan dalam pengaruh
pendidikan kesehatan personal hygiene terhadap penyakit scabies.
b. Hasil ini dapat dijadikan alternative baru dalam pencegahan
penyakit scabies.
3. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini dapat dijadikan media informasi mengenai
pengaruh pendidikan kesehatan personal hygiene terhadap penyakit
scabies.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Scabies
1. Definisi Scabies
sering disebut kutu badan, penyakit ini juga mudah menular dari
terhadap kutu Sarcoptes scabei var hominis dan tinjanya pada kulit
2. Epidemiologi
27% dari populasi umum dan insiden tertinggi pada usia anak sekolah
% (Putu,et.al.2014)
(Depkes,2007)
3. Etiologi
bagian perutnya rata. Tungau ini transient, berwarna putih kotor dan
7
tidak bermata. Ukuran yang betina berkisar antara 330 – 450 micron x
kaki, 2 pas kaki depan sebagai alat untuk melekat dan 2 pasang kaki
pasangan kaki ketiga dengan rambut dan keempat berakhir dengan alat
lebih satu bulan setelah investasi. Pada saat itu terjadilah kelainan
Telur akan menetas, biasanya dalam waktu 3-5 hari dan menjadi
larva yang mempunyai 3 pasang kaki. Larva ini dapat tinggal dalam
terowongan, tetapi dapat juga keluar. Setelah 2-3 hari larva akan
4 pasang kaki. Seluruh siklus hidupnya mulai dari telur sampai bentuk
4. Pathogenesis Scabies
korneum.
terkadang berupa pustule dan bula. Selain itu dapat pula berbentuk lesi
6. Gejala Klinis
7. Penatalaksanaan
yaitu:
lain:
stadium , diberikan setiap malam selama tiga hari. Obat ini sulit
8. Pencegahan
yaitu:
(Depkes,2007)
1. Pengkajian
pemeriksaan fisik.
sehat.
Definisi
Batasan Karakteristik
resiko.
sehari-hari.
memenuhi tujuan.
1. Kesulitan ekonomi
16
2. Ketidakberdayaan
6. Konflik keluarga
Definisi
Batasan Karakteristik
2. Kurang pemahaman
3. Merokok
8. Stressor
perilaku kesehatan
promosi kesehatan
adaptasi psikososial.
a. Penerimaan :
status
18
kesehatan.
Domain 4
pengetahuan tentang
kesehatan dan
perilaku.
a. Perilaku
promosi
kesehatan.
b. Perilaku
sekrinning
kesehatan.
3. Prevensi tersier
Domain 4
pengetahuan tentang
kesehatan &
perilaku kelas
kepercayaan tentang
kesehatan.
a. Kepercayaan
mengenai
kesehatan :
merasakan
kemampuan
melakukan.
c. Perilaku patuh :
pengobatan yang
disarankan
d. Kepercayaan
mengenai
kesehatan :
merasakan
kemampuan
melakukan.
e. Kepercyaan
mengenai
kesehatan:
kesehatan ancaman
yang dilakukan.
f. Perilaku promosi
kesehatan.
g. Partisipasi dalam
20
keputusan
perawatan
kesehatan
h. Pengaturan
psikososial:
perubahan
kehidupan
3. Prevensi tersier
a. Koping
b. Kepercayaan
mengenai
kesehatan : sumber-
sumber yang
diterima.
c. Orientasi
kesehatan.
pelaksanaan program.
program dan temuan utama berupa pencapaian apa saja dari pelaksanaan
program.
kebijakan.
paling rendah?
membaik?
22
membaik?
2. Manfaat EBNP
penelitian.
Dan batasan ini tersirat unsur-unsur input (sasaran dan pendidik dari
orang lain) dan ouput (melakukan apa yang diharapkan). Hasil yang
(Notoadmojo,2012).
produktif secara sosial dan ekonomi, dan menurut WHO yang paling
baru ini memang lebih luas dan dinamis dibandingkan dengan batasan
sempurna, baik fisik maupun mental dan tidak hanya bebas dari
lanjur menjadi:
masyarakatnya.
4. Agar orang mempelajari apa yang dapat dia lakukan sendiri dan
kesehatan.
pasien.
masalah kesehatan
1. Metode Demonstrasi
28
film.
b. Penggunaan
benar
c. Keunggulan
4) Lebih menarik
d. Kekurangan
tersedia
5. Tahap kerja
a. Fase orientasi
1) Member salam
2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan tujuan
5) Meminta persetujuan
b. Fase kerja
1) Menyiapkan alat
hygiene.
2) Menyiapkan lingkungan
3) Menyiapkan responden
disiapkan
disediakan
b) Menyalakan laptop
5) Fase terminasi
a) Melakukan evaluasi
c) Penutupan
yang berarti perorangan atau seorang dan Hygiene berarti sehat. Dan dapat
31
berbagai faktor yaitu faktor budaya, nilai sosial pada seseorang atau
lingkungan pasien.
baik secara mandiri maupun dengan bantuan yang dapat melatih hidup
Kulit adalah salah satu bagian terpenting dalam tubuh yang dapat
Andarmoyo, 2012)
b. Fungsi Kulit
1) Perlindungan
2) Sensasi
3) Pengaturan suhu
1) Umur
pada bayi yang baru lahir relative masih muda dan kulitnya masih
2) Jaringan Kulit
kulit yang secara utuh, dapat menjadi panas, adanya nyeri akibat
1) Kulit Kering
2) Jerawat
3) Ruam Kulit
4) Dermatik Kontak
Inflamasi kulit yang dapat ditandai oleh eritema, peruritus, nyeri dan
lesi basah bersisik biasanya terdapat pada wajah , leher, tangan, lengan
5) Abrasi
cairan serous.
36
BAB III
2. Berjumlah 15 orang
38
scabies.
1. Scabies
scabiei dengan adanya rasa gatal pada malam hari yang merupakan
produktivitas.
2. Pendidikan Kesehatan
3. Personal Hygiene
personal hygiene menggunakan lembar pre test (terlampir 1.1). Alat yang
dokumentasi.
1. Wawancara
2. Observasi
3. Dokumentasi Kegiatan
40
Dokumentasi penerapan ini adalah berupa lembar pre test sebelum dan
1. Lokasi
2019
dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif dapat dilakukan pada saat waktu
DAFTRA PUSTAKA
Adhi Djuanda, dkk. 2011. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6. Jakarta:
Firza,S., Hanna,M,.(2016).Skabies,Majority
42
Republik Indonesia.
Rini, Budiharti. et al. (2015). Model Learning Cycle 7E Dalam Pembelajaran IPA
Terpadu. Prosiding Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika (SNFPF) Ke-
6. Vol.6, No.1 ISSN 2302-7827
Sarwiji suwandi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Dan Penulisan Karya
Ilmiah. Surakarta: Yuma Pustaka.
Lampiran 1
LEMBAR OBSERVASI
K
1. Lingkungan
tempatnya
d. Masing-masing santri
a. Inspeksi
b. Palpasi
Lampiran 2
LEMBAR KUESIONER
Petunjuk soal!
2. Beri tanda check list () pada jawaban yang dianggap benar.
1. Sepengetahuan anda
psikis?
menular?
3. Apakah anda mandi yang baik dan dianjurkan 2x dalam sehari
ember ?
6. Apakah anda mengganti pakaian setiap hari terutama setelah
mandi ?
7. Apakah anda mencuci pakaian menggunakan sabun
detergen ?
8. Apakah anda merendam pakaian yang baik disatukan dengan
Lampiran 3
SAP
6. Definisi Scabies
C. Waktu : 30 menit
Bangsri
6. Definisi Scabies
I. Strategi Pelaksanaan
J. Proses Pelaksanaan
b. Menyampaikan kontrak
penyampaian materi
hygiene e. Memperhatikan
2. Macam-macam
personal hygiene
3. Faktor yang
mempengaruhi
personal hygiene
4. Tanda-tanda tidak
49
menjaga personal
hygiene
5. Cara melakukan
perawatan personal
hygiene
6. Definisi scabies
7. Faktor yang
mempengaruhi scabies
scabies
pencegahan scabies
scabies
e. Menjawab pertanyaan
3. Penutup 5 menit a. Menanyakan kembali a. Memperhatikan dan
jelaskan b. Memperhatikan
sudah disampaikan.
K. Struktur Organisasi
50
c. Fasilitator :
d. Observer :
L. Setting Tempat
M. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Amsilati Bangsri
2. Evaluasi Proses
dengan benar
3. Evaluasi Hasil
1. Evaluasi struktur
51
Amsilati Bangsri
2. Evaluasi Proses
benar
3. Evaluasi Hasil
hygiene%
hygiene 90%
90%
scabies 90%
53
Lampiran 4
LEMBAR KUESIONER
Petunjuk soal!
2. Beri tanda check list () pada jawaban yang dianggap benar.
psikis?
2. Sepengetahuan anda scabies adalah penyakit kulit lebih
menular?
3. Apakah anda mandi yang baik dan dianjurkan 2x dalam sehari
ember ?
6. Apakah anda mengganti pakaian setiap hari terutama setelah
mandi ?
7. Apakah anda mencuci pakaian menggunakan sabun
54
detergen ?
8. Apakah anda merendam pakaian yang baik disatukan dengan