Wa0028.

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

Puji syukur saya ucapkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena
atas asung kerta wara nugraha-Nya lah saya dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Darsana” ini dengan tepat waktu.

Demikian penyusunan makalah ini dan saya yakin bahwa masih banyak
kekurangan didalamnya. Untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif dari para pembaca demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi kita semua.

Om Shanti, Shanti, Shanti Om.

Karangasem, 1 November 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER ……………………………………………………………. …….. i

KATA PENGANTAR ……………………………………………………. ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………… iii

BAB I : PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ……………………………………………. 1


1.2. Rumusan Masalah ………………………………………………….. 1
1.3. Tujuan ………………………………………………………………. 1

BAB II : PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Darsana …………………………………………………. 2


2.2. Sistem Filsafat Hindu ………………………………………………. 2
2.3. Sad Darsana ………………………………………………………… 3

BAB III : PENUTUP

3.1. Kesimpulan …………………………………………………………. 6


3.2. Saran ………………………………………………………………… 6

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 7

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Filsafat adalah ilmu yang mempelajari bagaimana caranya
mengungkapkan nilai-nilai kebenaran hakiki yang dijadikan landasan untuk
hidup yang dicita-citakan. Demikian juga halnya dengan Darsana yang
berusaha mengungkap nilai-nilai kebenaran dengan bersumber pada kitab
suci Veda. Di India ada sembilan aliran filsafat yang semuanya memiliki
konsep yang berbeda dalam mencapai tujuan akhir. Tujuan akhir yang ingin
dicapai ialah kelepasan atau kebahagiaan yang tertinggi. Kesembilan aliran
filsafat itu dibagi atas dua kelompok yaitu Astika (kelompok yang mengakui
Veda sebagai ajaran tertinggi) dan Nastika (kelompok yang tidak mengakui
Veda sebagai ajaran tertinggi). Terdapat enam cabang filsafat yang mengakui
Veda yang disebut Ṣaḍ Darsana (Nyāyā, Sāṁkya, Yoga, Mīmāmsā,
Vaisiseka, dan Vedānta) dan tiga cabang filsafat yang menentang Veda yaitu
Jaina, Carvaka dan Buddha.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut.
1. Apa pengertian dari Darsana?
2. Bagaimana sistem filsafat dalam agama Hindu?
3. Apa pengertian Sad Darsana dan apa saja bagian-bagiannya?

1.3. Tujuan
1. Memahami dan menjelaskan tentang pengertian Darsana.
2. Memahami dan menjelaskan tentang sistem filsafat dalam agama Hindu.
3. Memberikan penjelasan mengenai Sad Darsana beserta bagian-
bagiannya.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Darsana


Kata Darsana berasal dari urat kata dṛś yang artinya melihat, menjadi
kata Darsana (kata benda) yang artinya penglihatan atau pandangan. Kata
Darsana dalam hubungan ini berarti pandangan tentang kebenaran (filsafat).
Dalam agama Hindu terdapat sembilan cabang filsafat yang disebut Nawa
Darsana.
Pada masa Upaniṣad, Darsana dibagi menjadi dua kelompok besar,
yaitu Astika (kelompok yang mengakui Veda sebagai ajaran tertinggi) dan
Nastika (kelompok yang tidak mengakui Veda ajaran tertinggi). Terdapat
enam cabang filsafat yang mengakui Veda yang disebut Ṣaḍ Darsana (Nyāyā,
Sāṁkya, Yoga, Mīmāmsā, Vaisiseka, dan Vedānta) dan tiga cabang filsafat
yang menentang Veda yaitu Jaina, Carvaka dan Buddha.

Nama atau istilah lain dari Darsana adalah Mananaśāstra (pemikiran


atau renungan filsafat), Vicaraśāstra (menyelidiki tentang kebenaran filsafat),
tarka (spekulasi), Śraddhā (keyakinan atau keimanan).

2.2. Sistem Filsafat Hindu


Istilah Nawadarsana sebenarnya adalah penggabungan Ṣaḍ Darsana
dengan filsafat Nāstika yaitu aliran filsafat yang tidak mengakui otoritas Veda
sehingga disebut filsafat heterodox. Ada tiga aliran besar dalam Nāstika,
sebagai berikut:
1) Aliran filsafat materialistis dari Cārvāka
2) Aliran filsafat Jaina
3) Aliran filsafat Buddha

2
Enam aliran filsafat sebagaimana dalam peta di atas, secara langsung
berasal dari kitab-kitab Veda sehingga merupakan metode atau cara
pendekatan yang berbeda-beda menuju Tuhan untuk menyesuaikan dengan
temperamen, kemampuan, dan kualitas mental orang yang berbeda-beda pula,
tetapi kesemuanya itu memiliki satu tujuan, yaitu menghilangkan
ketidaktahuan dan pengaruh-pengaruhnya berupa penderitaan dan duka cita,
serta pencapaian kebebasan dan kebahagiaan abadi. Enam aliran filsafat
tersebut dibagi lagi menjadi 5 kelompok yang saling berpasangan dan saling
menunjang, yaitu Nyāya dengan Vaiśeṣika, Sāṁkhya dengan Yoga,
Mīmāmsā dengan Vedānta.

1. Nyāya Darsana diajarkan oleh Rṣi Gautaman.


2. Vaiśeṣika Darsana diajarkan oleh Rṣi Kaṇāda.
3. Sāṁkhya Darsana diajarkan oleh Kapila Muni.
4. Yoga Darsana diajarkan oleh Mahārṣi Patañjali
5. Mīmāmsā Darsana diajarkan oleh Rsi Jaimini
6. Vedānta atau Brāhma-Sūtra diajarkan oleh Mahārṣi Bādarāyana atau
Vyāsa.

2.3. Sad Darsana


Secara etimologi, Sad Darsana berasal dari dua kata yakni “Sad” yang
artinya enam dan “Darsana” yang artinya pandangan tentang kebenaran. Jadi

3
Sad Darsana dalam ajaran filsafat Hindu dapat diartikan sebagai enam
pandangan tentang kebenaran.
❖ Bagian-bagian Sad Darsana :
1. Nyāya Darsana
Pendiri ajaran ini adalah Rṣi Gautaman yang juga dikenal
dengan nama Akṣapāda dan Dīrghatapas. Secara etimologi Nyāya
berarti argumentasi sehingga sering juga dikenal dengan Tarka Vada
yang berarti diskusi tentang suatu darsana (filsafat). Di dalam Nyāya
terdapat ilmu perdebatan (Tarka vidya) dan ilmu diskusi (vada vidya)
yang sifatnya analitik and logis. Filsafat Nyāya menekankan pada
aspek nalar dan logika dengan pendekan ilmiah dan realitas.

2. Vaiśeṣika Darsana
Pendiri filsafat Vaiśeṣika Darsana adalah Rṣi Kaṇāda yang
dikenal pula dengan nama Aūlukya dan Kaśyapa. Teori alam semesta
dan hakekat sang diri dalam Vaiśeṣika Darsana sama dengan filsafat
Nyāya Darsana sebab filsafat Vaiśeṣika sendiri merupakan
pengembangan dari Nyāya Darsana. Nama Vaiśeṣika sendiri
mengambil nama “Visesa” yang artinya kekhususan yang merupakan
ciri-ciri dari benda-benda. Vaiśeṣika dimulai dengan pencarian atas
kategori-kategori (padartha) yaitu perhitungan sifat-sifat tertentu yang
dapat dikatakan tentang benda-benda yang ada. Penciptaan dalam
Vaiśeṣika sama dengan Nyāya Darsana.

3. Sāṁkhya Darsana
Pendiri dari sistem filsafat ini adalah Mahaṛṣi Kapila Muni,
yang dikatakan sebagai putra Brahma dan Avatāra dari Viṣṇu.
Sāṁkhya berasal dari kata Sanskṛta ‘Sāṁkhya’ (pencacahan,
perhitungan). Dalam filsafat, pencacahan akurat dari kebenaran telah
ditentukan. Akibatnya, filsafat ini bernama ‘Sāṁkhya’. Istilah
Sāṁkhya juga dipergunakan dalam pengertian “Vicara” yaitu

4
perenunga filosofis. Sistem filsafat Sāṁkhya memberikan 25 prinsip
(tattwas) dari alam semesta.

4. Yoga Darsana
Kata Yoga berasal dari akar kata ‘yuj’ yang artinya
menghubungkan. Yoga merupakan pengendalian aktivitas pikiran dan
merupakan penyatuan roh pribadi dengan roh tertinggi. Hiraṇyagarbha
adalah pendiri dari sistem Yoga. Yoga yang didirikan oleh Mahāṛṣi
Patañjali, merupakan cabang atau tambahan dari filsafat Sāṁkhya. Ia
menyatakan bersifat lebih orthodox dari pada filsafa Sāṁkhya, yang
secara langsung mengakui keberadaan dari Makhluk Tertinggi
(Ìśvara).

5. Mīmāmsā Darsana
Pendiri filsafat Mīmāmsā Darsana adalah Sri Jaimini.
Mīmāmsā disebut juga dengan nama Pūrva Mīmāmsā yang merupakan
penyelidikan ke dalam bagian kitab Suci Veda. Mīmāmsā Darsana
disebut juga Pūrva Mīmāmsā karena dianggap lebih awal dari uttara
Mīmāmsā (Wedanta) dalam pengertian logika, namun bukan dalam
pengertian kronologis. Secara arti kata Mīmāmsā artinya menganalisa
dan mengerti seluruhnya, yang pada intinya memberikan landasan
filsafat pada ritual-ritual dalam Veda.

6. Vedānta Darsana
Pendiri dari Vedānta Darsana adalah Badarayana atau Vyasa.
Vedānta Darsana dikenal juga sebagai Uttara Mimamsa. Kata Vedanta
artinya bagian akhir dari Veda karena ajaranya bersumber langsung
dari Veda. Veda yang terakhir dimaksud adalah Upanisad. Ajaran ini
pertama kali disusun oleh Sri Vyasa sekitar 400 SM dalam kitabnya
yang bernama Vedanta Sutra atau Brahma Sutra. Filosofis kehidupan

5
Vedanta merupakan perlengkapan dan penyempurnaan filsafat hidup
Mimamsa.

BAB III

PENUTUP

3.1. Simpulan
Darsana berarti pandangan tentang kebenaran (filsafat). .Filsafat
adalah ilmu yang mempelajari bagaimana caranya mengungkapkan nilai-nilai
kebenaran hakiki yang dijadikan landasan untuk hidup yang dicita-citakan.
Demikian juga halnya dengan Darsana yang berusaha mengungkap nilai-nilai
kebenaran dengan bersumber pada kitab suci Veda. Darsana dibagi menjadi
dua kelompok besar, yaitu Astika (kelompok yang mengakui Veda sebagai
ajaran tertinggi) dan Nastika (kelompok yang tidak mengakui Veda ajaran
tertinggi ). Terdapat enam cabang filsafat yang mengakui Veda yang disebut
Ṣaḍ Darsana (Nyāyā, Sāṁkya, Yoga, Mīmāmsā, Vaisiseka, dan Vedānta) dan
tiga cabang filsafat yang menentang Veda yaitu Jaina, Carvaka dan Buddha.

3.2. Saran
1. Kepada para pembaca semoga dapat mengembangkan sekaligus
menambah wawasan tentang Darsna dan tentunya dapat menyusun
makalah yang lebih baik dari makalah yang saya buat.
2. Kepada Bapak/Ibu Guru pembimbing agar dapat mengoreksi atau
mengevaluasi makalah ini agar saya bisa membuat makalah yang lebih
baik lagi kedepannya.

6
7
DAFTAR PUSTAKA

Sudirga, Ida Bagus dan I Nyoman Yoga Segara. 2017. Pendidikan Agama Hindu
dan Budi Pekerti Buku Kelas X. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan,
Balitbang, Kemendikbud.

Chan, Pande. 2011. “Pengertian Darsana”,


http://dharmajayantipande.blogspot.com/2011/10/pengertian-darsana ,
diakses pada 27 Februari 2021 pukul 16.10.

Hindu, Mutiara. 2018. “Pengertian Sad Darsana dan Bagian-Bagiannya”,


https://hindualukta.blogspot.com/2018/10/pengertian-sad-darsana-dan-
bagian , diakses pada 27 Februari 2021 pukul 16.43.

Anda mungkin juga menyukai