Wa0028.
Wa0028.
Wa0028.
Om Swastyastu,
Puji syukur saya ucapkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena
atas asung kerta wara nugraha-Nya lah saya dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Darsana” ini dengan tepat waktu.
Demikian penyusunan makalah ini dan saya yakin bahwa masih banyak
kekurangan didalamnya. Untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif dari para pembaca demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 7
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1. Memahami dan menjelaskan tentang pengertian Darsana.
2. Memahami dan menjelaskan tentang sistem filsafat dalam agama Hindu.
3. Memberikan penjelasan mengenai Sad Darsana beserta bagian-
bagiannya.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Enam aliran filsafat sebagaimana dalam peta di atas, secara langsung
berasal dari kitab-kitab Veda sehingga merupakan metode atau cara
pendekatan yang berbeda-beda menuju Tuhan untuk menyesuaikan dengan
temperamen, kemampuan, dan kualitas mental orang yang berbeda-beda pula,
tetapi kesemuanya itu memiliki satu tujuan, yaitu menghilangkan
ketidaktahuan dan pengaruh-pengaruhnya berupa penderitaan dan duka cita,
serta pencapaian kebebasan dan kebahagiaan abadi. Enam aliran filsafat
tersebut dibagi lagi menjadi 5 kelompok yang saling berpasangan dan saling
menunjang, yaitu Nyāya dengan Vaiśeṣika, Sāṁkhya dengan Yoga,
Mīmāmsā dengan Vedānta.
3
Sad Darsana dalam ajaran filsafat Hindu dapat diartikan sebagai enam
pandangan tentang kebenaran.
❖ Bagian-bagian Sad Darsana :
1. Nyāya Darsana
Pendiri ajaran ini adalah Rṣi Gautaman yang juga dikenal
dengan nama Akṣapāda dan Dīrghatapas. Secara etimologi Nyāya
berarti argumentasi sehingga sering juga dikenal dengan Tarka Vada
yang berarti diskusi tentang suatu darsana (filsafat). Di dalam Nyāya
terdapat ilmu perdebatan (Tarka vidya) dan ilmu diskusi (vada vidya)
yang sifatnya analitik and logis. Filsafat Nyāya menekankan pada
aspek nalar dan logika dengan pendekan ilmiah dan realitas.
2. Vaiśeṣika Darsana
Pendiri filsafat Vaiśeṣika Darsana adalah Rṣi Kaṇāda yang
dikenal pula dengan nama Aūlukya dan Kaśyapa. Teori alam semesta
dan hakekat sang diri dalam Vaiśeṣika Darsana sama dengan filsafat
Nyāya Darsana sebab filsafat Vaiśeṣika sendiri merupakan
pengembangan dari Nyāya Darsana. Nama Vaiśeṣika sendiri
mengambil nama “Visesa” yang artinya kekhususan yang merupakan
ciri-ciri dari benda-benda. Vaiśeṣika dimulai dengan pencarian atas
kategori-kategori (padartha) yaitu perhitungan sifat-sifat tertentu yang
dapat dikatakan tentang benda-benda yang ada. Penciptaan dalam
Vaiśeṣika sama dengan Nyāya Darsana.
3. Sāṁkhya Darsana
Pendiri dari sistem filsafat ini adalah Mahaṛṣi Kapila Muni,
yang dikatakan sebagai putra Brahma dan Avatāra dari Viṣṇu.
Sāṁkhya berasal dari kata Sanskṛta ‘Sāṁkhya’ (pencacahan,
perhitungan). Dalam filsafat, pencacahan akurat dari kebenaran telah
ditentukan. Akibatnya, filsafat ini bernama ‘Sāṁkhya’. Istilah
Sāṁkhya juga dipergunakan dalam pengertian “Vicara” yaitu
4
perenunga filosofis. Sistem filsafat Sāṁkhya memberikan 25 prinsip
(tattwas) dari alam semesta.
4. Yoga Darsana
Kata Yoga berasal dari akar kata ‘yuj’ yang artinya
menghubungkan. Yoga merupakan pengendalian aktivitas pikiran dan
merupakan penyatuan roh pribadi dengan roh tertinggi. Hiraṇyagarbha
adalah pendiri dari sistem Yoga. Yoga yang didirikan oleh Mahāṛṣi
Patañjali, merupakan cabang atau tambahan dari filsafat Sāṁkhya. Ia
menyatakan bersifat lebih orthodox dari pada filsafa Sāṁkhya, yang
secara langsung mengakui keberadaan dari Makhluk Tertinggi
(Ìśvara).
5. Mīmāmsā Darsana
Pendiri filsafat Mīmāmsā Darsana adalah Sri Jaimini.
Mīmāmsā disebut juga dengan nama Pūrva Mīmāmsā yang merupakan
penyelidikan ke dalam bagian kitab Suci Veda. Mīmāmsā Darsana
disebut juga Pūrva Mīmāmsā karena dianggap lebih awal dari uttara
Mīmāmsā (Wedanta) dalam pengertian logika, namun bukan dalam
pengertian kronologis. Secara arti kata Mīmāmsā artinya menganalisa
dan mengerti seluruhnya, yang pada intinya memberikan landasan
filsafat pada ritual-ritual dalam Veda.
6. Vedānta Darsana
Pendiri dari Vedānta Darsana adalah Badarayana atau Vyasa.
Vedānta Darsana dikenal juga sebagai Uttara Mimamsa. Kata Vedanta
artinya bagian akhir dari Veda karena ajaranya bersumber langsung
dari Veda. Veda yang terakhir dimaksud adalah Upanisad. Ajaran ini
pertama kali disusun oleh Sri Vyasa sekitar 400 SM dalam kitabnya
yang bernama Vedanta Sutra atau Brahma Sutra. Filosofis kehidupan
5
Vedanta merupakan perlengkapan dan penyempurnaan filsafat hidup
Mimamsa.
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Darsana berarti pandangan tentang kebenaran (filsafat). .Filsafat
adalah ilmu yang mempelajari bagaimana caranya mengungkapkan nilai-nilai
kebenaran hakiki yang dijadikan landasan untuk hidup yang dicita-citakan.
Demikian juga halnya dengan Darsana yang berusaha mengungkap nilai-nilai
kebenaran dengan bersumber pada kitab suci Veda. Darsana dibagi menjadi
dua kelompok besar, yaitu Astika (kelompok yang mengakui Veda sebagai
ajaran tertinggi) dan Nastika (kelompok yang tidak mengakui Veda ajaran
tertinggi ). Terdapat enam cabang filsafat yang mengakui Veda yang disebut
Ṣaḍ Darsana (Nyāyā, Sāṁkya, Yoga, Mīmāmsā, Vaisiseka, dan Vedānta) dan
tiga cabang filsafat yang menentang Veda yaitu Jaina, Carvaka dan Buddha.
3.2. Saran
1. Kepada para pembaca semoga dapat mengembangkan sekaligus
menambah wawasan tentang Darsna dan tentunya dapat menyusun
makalah yang lebih baik dari makalah yang saya buat.
2. Kepada Bapak/Ibu Guru pembimbing agar dapat mengoreksi atau
mengevaluasi makalah ini agar saya bisa membuat makalah yang lebih
baik lagi kedepannya.
6
7
DAFTAR PUSTAKA
Sudirga, Ida Bagus dan I Nyoman Yoga Segara. 2017. Pendidikan Agama Hindu
dan Budi Pekerti Buku Kelas X. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan,
Balitbang, Kemendikbud.