Makalah Darsana

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH AGAMA HINDU

DARŚANA

DISUSUN OLEH

Nama : Putu Calista Arthanti Dewi

No : 34

Kelas : X MIPA 2

SMA NEGERI 1 GIANYAR

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

Puji syukur saya ucapkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa,
karena atas asung kerta wara nugraha-Nya lah saya dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Darśana” ini dengan tepat waktu.

Demikian penyusunan makalah ini dan saya yakin bahwa masih banyak
kekurangan didalamnya. Untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif dari para pembaca demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah
ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi kita semua.

Om Shanti, Shanti, Shanti Om.

Gianyar, 27 Februari 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER ……………………………………………………………. …….. i

KATA PENGANTAR ……………………………………………………. ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………… iii

BAB I : PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ……………………………………………. 1


1.2. Rumusan Masalah ………………………………………………….. 1
1.3. Tujuan ………………………………………………………………. 1

BAB II : PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Darśana …………………………………………………. 2


2.2. Sistem Filsafat Hindu ………………………………………………. 2
2.3. Sad Darśana ………………………………………………………… 3

BAB III : PENUTUP

3.1. Kesimpulan …………………………………………………………. 6


3.2. Saran ………………………………………………………………… 6

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 7

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Filsafat adalah ilmu yang mempelajari bagaimana caranya
mengungkapkan nilai-nilai kebenaran hakiki yang dijadikan landasan untuk
hidup yang dicita-citakan. Demikian juga halnya dengan Darśana yang
berusaha mengungkap nilai-nilai kebenaran dengan bersumber pada kitab
suci Veda. Di India ada sembilan aliran filsafat yang semuanya memiliki
konsep yang berbeda dalam mencapai tujuan akhir. Tujuan akhir yang ingin
dicapai ialah kelepasan atau kebahagiaan yang tertinggi. Kesembilan aliran
filsafat itu dibagi atas dua kelompok yaitu Astika (kelompok yang mengakui
Veda sebagai ajaran tertinggi) dan Nastika (kelompok yang tidak mengakui
Veda sebagai ajaran tertinggi). Terdapat enam cabang filsafat yang
mengakui Veda yang disebut Ṣaḍ Darśana (Nyāyā, Sāṁkya, Yoga,
Mīmāmsā, Vaisiseka, dan Vedānta) dan tiga cabang filsafat yang menentang
Veda yaitu Jaina, Carvaka dan Buddha.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut.
1. Apa pengertian dari Darśana?
2. Bagaimana sistem filsafat dalam agama Hindu?
3. Apa pengertian Sad Darśana dan apa saja bagian-bagiannya?

1.3. Tujuan
1. Memahami dan menjelaskan tentang pengertian Darśana.
2. Memahami dan menjelaskan tentang sistem filsafat dalam agama Hindu.
3. Memberikan penjelasan mengenai Sad Darśana beserta bagian-
bagiannya.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Darśana


Kata Darśana berasal dari urat kata dṛś yang artinya melihat, menjadi
kata Darśana (kata benda) yang artinya penglihatan atau pandangan. Kata
Darśana dalam hubungan ini berarti pandangan tentang kebenaran (filsafat).
Dalam agama Hindu terdapat sembilan cabang filsafat yang disebut Nawa
Darśana.
Pada masa Upaniṣad, Darśana dibagi menjadi dua kelompok besar,
yaitu Astika (kelompok yang mengakui Veda sebagai ajaran tertinggi) dan
Nastika (kelompok yang tidak mengakui Veda ajaran tertinggi). Terdapat
enam cabang filsafat yang mengakui Veda yang disebut Ṣaḍ Darśana
(Nyāyā, Sāṁkya, Yoga, Mīmāmsā, Vaisiseka, dan Vedānta) dan tiga cabang
filsafat yang menentang Veda yaitu Jaina, Carvaka dan Buddha.

Nama atau istilah lain dari Darśana adalah Mananaśāstra (pemikiran


atau renungan filsafat), Vicaraśāstra (menyelidiki tentang kebenaran
filsafat), tarka (spekulasi), Śraddhā (keyakinan atau keimanan).

2.2. Sistem Filsafat Hindu


Istilah Nawadarśana sebenarnya adalah penggabungan Ṣaḍ Darśana
dengan filsafat Nāstika yaitu aliran filsafat yang tidak mengakui otoritas
Veda sehingga disebut filsafat heterodox. Ada tiga aliran besar dalam
Nāstika, sebagai berikut:
1) Aliran filsafat materialistis dari Cārvāka
2) Aliran filsafat Jaina
3) Aliran filsafat Buddha

2
Enam aliran filsafat sebagaimana dalam peta di atas, secara langsung
berasal dari kitab-kitab Veda sehingga merupakan metode atau cara
pendekatan yang berbeda-beda menuju Tuhan untuk menyesuaikan dengan
temperamen, kemampuan, dan kualitas mental orang yang berbeda-beda
pula, tetapi kesemuanya itu memiliki satu tujuan, yaitu menghilangkan
ketidaktahuan dan pengaruh-pengaruhnya berupa penderitaan dan duka cita,
serta pencapaian kebebasan dan kebahagiaan abadi. Enam aliran filsafat
tersebut dibagi lagi menjadi 5 kelompok yang saling berpasangan dan saling
menunjang, yaitu Nyāya dengan Vaiśeṣika, Sāṁkhya dengan Yoga,
Mīmāmsā dengan Vedānta.

1. Nyāya Darśana diajarkan oleh Rṣi Gautaman.


2. Vaiśeṣika Darśana diajarkan oleh Rṣi Kaṇāda.
3. Sāṁkhya Darśana diajarkan oleh Kapila Muni.
4. Yoga Darśana diajarkan oleh Mahārṣi Patañjali
5. Mīmāmsā Darśana diajarkan oleh Rsi Jaimini
6. Vedānta atau Brāhma-Sūtra diajarkan oleh Mahārṣi Bādarāyana atau
Vyāsa.

2.3. Sad Darśana


Secara etimologi, Sad Darśana berasal dari dua kata yakni “Sad”
yang artinya enam dan “Darśana” yang artinya pandangan tentang
kebenaran. Jadi Sad Darsana dalam ajaran filsafat Hindu dapat diartikan
sebagai enam pandangan tentang kebenaran.

3
 Bagian-bagian Sad Darśana :
1. Nyāya Darśana
Pendiri ajaran ini adalah Rṣi Gautaman yang juga dikenal
dengan nama Akṣapāda dan Dīrghatapas. Secara etimologi Nyāya
berarti argumentasi sehingga sering juga dikenal dengan Tarka Vada
yang berarti diskusi tentang suatu darsana (filsafat). Di dalam Nyāya
terdapat ilmu perdebatan (Tarka vidya) dan ilmu diskusi (vada vidya)
yang sifatnya analitik and logis. Filsafat Nyāya menekankan pada
aspek nalar dan logika dengan pendekan ilmiah dan realitas.

2. Vaiśeṣika Darśana
Pendiri filsafat Vaiśeṣika Darśana adalah Rṣi Kaṇāda yang
dikenal pula dengan nama Aūlukya dan Kaśyapa. Teori alam semesta
dan hakekat sang diri dalam Vaiśeṣika Darśana sama dengan filsafat
Nyāya Darśana sebab filsafat Vaiśeṣika sendiri merupakan
pengembangan dari Nyāya Darśana. Nama Vaiśeṣika sendiri
mengambil nama “Visesa” yang artinya kekhususan yang merupakan
ciri-ciri dari benda-benda. Vaiśeṣika dimulai dengan pencarian atas
kategori-kategori (padartha) yaitu perhitungan sifat-sifat tertentu
yang dapat dikatakan tentang benda-benda yang ada. Penciptaan
dalam Vaiśeṣika sama dengan Nyāya Darśana.

3. Sāṁkhya Darśana
Pendiri dari sistem filsafat ini adalah Mahaṛṣi Kapila Muni,
yang dikatakan sebagai putra Brahma dan Avatāra dari Viṣṇu.
Sāṁkhya berasal dari kata Sanskṛta ‘Sāṁkhya’ (pencacahan,
perhitungan). Dalam filsafat, pencacahan akurat dari kebenaran telah
ditentukan. Akibatnya, filsafat ini bernama ‘Sāṁkhya’. Istilah
Sāṁkhya juga dipergunakan dalam pengertian “Vicara” yaitu
perenunga filosofis. Sistem filsafat Sāṁkhya memberikan 25 prinsip
(tattwas) dari alam semesta.

4
4. Yoga Darśana
Kata Yoga berasal dari akar kata ‘yuj’ yang artinya
menghubungkan. Yoga merupakan pengendalian aktivitas pikiran dan
merupakan penyatuan roh pribadi dengan roh tertinggi.
Hiraṇyagarbha adalah pendiri dari sistem Yoga. Yoga yang didirikan
oleh Mahāṛṣi Patañjali, merupakan cabang atau tambahan dari filsafat
Sāṁkhya. Ia menyatakan bersifat lebih orthodox dari pada filsafa
Sāṁkhya, yang secara langsung mengakui keberadaan dari Makhluk
Tertinggi (Ìśvara).

5. Mīmāmsā Darśana
Pendiri filsafat Mīmāmsā Darśana adalah Sri Jaimini.
Mīmāmsā disebut juga dengan nama Pūrva Mīmāmsā yang
merupakan penyelidikan ke dalam bagian kitab Suci Veda. Mīmāmsā
Darśana disebut juga Pūrva Mīmāmsā karena dianggap lebih awal
dari uttara Mīmāmsā (Wedanta) dalam pengertian logika, namun
bukan dalam pengertian kronologis. Secara arti kata Mīmāmsā
artinya menganalisa dan mengerti seluruhnya, yang pada intinya
memberikan landasan filsafat pada ritual-ritual dalam Veda.

6. Vedānta Darśana
Pendiri dari Vedānta Darśana adalah Badarayana atau Vyasa.
Vedānta Darśana dikenal juga sebagai Uttara Mimamsa. Kata
Vedanta artinya bagian akhir dari Veda karena ajaranya bersumber
langsung dari Veda. Veda yang terakhir dimaksud adalah Upanisad.
Ajaran ini pertama kali disusun oleh Sri Vyasa sekitar 400 SM dalam
kitabnya yang bernama Vedanta Sutra atau Brahma Sutra. Filosofis
kehidupan Vedanta merupakan perlengkapan dan penyempurnaan
filsafat hidup Mimamsa.

5
BAB III

PENUTUP

3.1. Simpulan
Darśana berarti pandangan tentang kebenaran (filsafat). .Filsafat
adalah ilmu yang mempelajari bagaimana caranya mengungkapkan nilai-
nilai kebenaran hakiki yang dijadikan landasan untuk hidup yang dicita-
citakan. Demikian juga halnya dengan Darśana yang berusaha mengungkap
nilai-nilai kebenaran dengan bersumber pada kitab suci Veda. Darśana
dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu Astika (kelompok yang mengakui
Veda sebagai ajaran tertinggi) dan Nastika (kelompok yang tidak mengakui
Veda ajaran tertinggi ). Terdapat enam cabang filsafat yang mengakui Veda
yang disebut Ṣaḍ Darśana (Nyāyā, Sāṁkya, Yoga, Mīmāmsā, Vaisiseka,
dan Vedānta) dan tiga cabang filsafat yang menentang Veda yaitu Jaina,
Carvaka dan Buddha.

3.2. Saran
1. Kepada para pembaca semoga dapat mengembangkan sekaligus
menambah wawasan tentang Darśana dan tentunya dapat menyusun
makalah yang lebih baik dari makalah yang saya buat.
2. Kepada Bapak/Ibu Guru pembimbing agar dapat mengoreksi atau
mengevaluasi makalah ini agar saya bisa membuat makalah yang lebih
baik lagi kedepannya.

6
DAFTAR PUSTAKA

Sudirga, Ida Bagus dan I Nyoman Yoga Segara. 2017. Pendidikan Agama Hindu
dan Budi Pekerti Buku Kelas X. Jakarta: Pusat Kurikulum dan
Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Chan, Pande. 2011. “Pengertian Darsana”,


http://dharmajayantipande.blogspot.com/2011/10/pengertian-darsana ,
diakses pada 27 Februari 2021 pukul 16.10.

Hindu, Mutiara. 2018. “Pengertian Sad Darsana dan Bagian-Bagiannya”,


https://hindualukta.blogspot.com/2018/10/pengertian-sad-darsana-dan-
bagian , diakses pada 27 Februari 2021 pukul 16.43.

Anda mungkin juga menyukai