Tugas Agama Hindu Kelompok 4

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

Om Swastyastu

Kelompok 4
Agama Hindu
Mimamsa Darsana & Vedanta Darsana
Nama Kelompok 4 :
1 . Dewa Gede Mayun Bhakta Pasha Arif (03)
2 . I Kadek Dika Paramarta (08)
3 . I Kadek Sucipta Arianta (10)
4 . I Made Andika Candra Putra (11)
5 . I Putu Aditya Wicaksana (12)
6 . Putu Indrawan (31)
7 . Sena Adi Pramana (33)
Sad Darsana

01
Mimamsa
Darsana
Filsafat yang merujuk pada
masalah Mantra dan Brāhmana.

02
Vedanta Darsana
Filsafat yang mengkaji kitab
Upanisad.
Mimamsa
Darsana
 
Mimamsa Darsana
A. Pendiri dan Sumber Ajarannya

● Pendiri Ajarannya
Tokoh pendiri dari sistem filsafat Mīmāmsā adalah Mahāṛṣi Jaimini yang
merupakan murid dari Mahāṛṣi Vyāsa. Ia juga pernah menulis kitab Mīmāmsā
Sūtra yang menjadi sumber ajaran pokok Mīmāmsā.
Mimamsa Darsana
● Sumber Ajarannya
Pūrva/Karma Mīmāmsā atau yang lebih dikenal dengan Mīmāmsā adalah
filsahat yang merujuk pada masalah Mantra dan Brāhmana. Disebut Pūrva
Mīmāmsā karena filsafat ini lebih awal daripada Uttara Mīmāmsā (Vedānta)
dalam pengertian logika, tetapi tidak demikian banyak dalam pengertian
kronologis
Mimamsa Darsana
● Sumber Ajarannya
Meski begitu, jika dibandingkan dengan sebuah filsahat pada umumnya
Mimamsa lebih menekankan semacam ulasan kritis pada Brāhmana atau bagian
ritual dari Veda yang menafsirkan kitab Veda berdasarkan arti sebenarnya dan
mencoba menegakkan kesetiaan atau kejujuran keyakinan keagamaan Veda
yang terdiri dari unsur berikut.
1. Percaya dengan adanya roh yang menyelamatkan dari kematian dan
mengamati hasil dari ritual di surga.
2. Percaya tentang adanya kekuatan atau potensi yang melestarikan dampak
dari ritual yang dilaksanakan.
3. Percaya bahwa dunia adalah suatu kenyataan dan semua tindakan yang kita
lakukan dalam hidup ini bukanlah suatu bentuk illusi.
Mimamsa Darsana
B. Sifat Ajarannya
Ajaran Mīmāmsā bersifat pluralistis (berfariasi) dan realistis (nyata) yang
menyatakan pelaksanaan upacara keagamaan adalah semata-mata perintah dari
Veda dan merupakan suatu kewajiban yang mendatangkan pahala.

Kekuatan yang mengatur antara pelaksanaan upacara tersebut dengan


pahalanya disebut apūrva. Pelaksanaan apūrva memberikan ganjaran kepada si
pelaksana kurban, karena apūrva merupakan Adṛṣṭa yang merupakan kekuatan-
kekuatan yang tak terlihat yang sifatnya positif.
Mimamsa Darsana
C. Pokok-Pokok Ajarannya
Mengenai Jīva, Mīmāmsā menyatakan bahwa jiwa itu banyak, tak
terhingga, bersifat kekal, ada di mana-mana dan meliputi segala sesuatu.
Karena adanya hubungan antara jiwa dengan benda, maka jiwa mengalami
avidyā dan kena Karmavesana. Dalam sistem Mīmāmsā dikenal dua jenis
pengetahuan yaitu :
1. Immediate (berwujud nyata) adalah pengetahuan yang terjadi secara tiba-
tiba, langsung, dan tak terpisahkan (nirvikalpa pratyakṣa atau alocāna-
jñana) yang objeknya dapat dilihat, tetapi tidak dapat dimengerti.
2. Mediate (wahyu/sabda) ialah pengetahuan yang diperoleh melalui
perantara yang objeknya dapat dimengerti dengan benar
(savikalpa Pratyakṣa).
Mimamsa Darsana
C. Pokok-Pokok Ajarannya
Penulis ternama bernama Prabhakāra dan Kumārila juga menambahkan
bahwa sumber pengetahuan kebenaran (pramāṇa) menurut Mīmāmsā adalah
sebagai berikut.
1. Pratyakṣa : pengamatan langsung
2. Anumāna : dengan penyimpilan
3. Upamāṇa : mengadakan perbandingan
4. Śabda : kesaksian kitab suci atau orang bijak
5. Arthāpatti : penyimpulan dari keadaan
Dan oleh Kumārila ditambahkan dengan:
6. An-upalabdhi: pengamatan ketidakadaan.
Vedanta Darsana
Vedanta Darsana
A. Pendiri dan Sumber Ajarannya

● Pendiri Ajarannya
Filsafat ini berasal dari kumpulan literatur bangsa Arya yang dikenal dengan
nama Veda dan salah satunya adalah Mahārṣi Bādarāyana atau Vyāsa. Filsafat
Vedānta ini memiliki kekhususan, yaitu sama sekali impersonal (tidak bersifat
pribadi).
Vedanta Darsana
● Sumber Ajarannya
Istilah Vedānta berasal dari kata Veda-anta, artinya bagian terakhir dari Veda
atau inti sari dari Veda, yaitu ajaran-ajaran yang terkandung dalam kitab
Upaniṣad. Di samping itu ada tiga faktor yang menyebabkan Upaniṣad disebut
dengan Vedānta yaitu :
1. Upaniṣad adalah hasil karya terakhir dari zaman Veda.
2. Pada zaman Veda program pelajaran yang disampaikan oleh para Rsi
kepada sisyanya, Upaniṣad juga merupakan pelajaran yang terakhir.
3. Upaniṣad adalah merupakan kumpulan syairsyair yang terakhir dari pada
zaman Veda..
Vedanta Darsana
B. Sifat Ajarannya
Sistem filsafat Vedānta juga disebut Uttara Mīmāmsā yaitu "penyelidikan
yang kedua", karena ajaran ini mengkaji salah satu bagian kitab Weda, yaitu
kitab Upanisad.
Sumber ajarannya adalah kitab Upaniṣad, Brahma Sūtra dan Bhagavad
Gītā, maka sifat ajarannya adalah absolutisme (Tuhan yang mutlak dan tidak
pribadi) dan teisme (Tuhan yang berpribadi). Filsafat Vedānta dari Bādarāyaṇa
atau Vyāsa ditempatkan sebagai terakhir dari enam filsafat orthodox, tetapi
sesungguhnya ia menempati urutan pertama dalam kepustakaan Hindu.
Vedanta Darsana
C. Pokok-Pokok Ajarannya
Vedānta mengajarkan bahwa nirvāna dapat dicapai dalam kehidupan
sekarang ini, tak perlu menunggu setelah mati untuk mencapainya. Terdapat
dua tahap pembedaan dalam kehidupan, yaitu :
1. Bahwa orang yang mengetahui diri sejatinya tak akan dipengaruhi oleh
hal apapun.
2. Bahwa hanya dia sendirilah yang dapat melakukan kebaikan pada dunia.
Vedanta Darsana
C. Pokok-Pokok Ajarannya
Akibat dari beberapa penapsiran tersebutlah menghasilkan aliran-aliran filsafat
Vedānta. Sūtra-sūtra atau Aphorisma dari Vyāsa merupakan dasar dari filsafat Vedānta
dan telah dijelaskan oleh berbagai pengulas yang berbeda-beda sehingga dari ulasan-
ulasan itu muncul beberapa aliran filsafat, yaitu :
1. Kevala Advaita dari Śrī Ṣaṇkarācārya.
2. Viśiṣṭādvaita dari Śrī Rāmānujācārya.
3. Dvaita dari Śrī Madhvācārya.
4. Bhedābedhā dari Śrī Caitanya.
5. Śuddha Advaita dari Śrī Vallabhācarya.
6. Siddhānta dari Śrī Meykāṇdar.
Om Shanti Shanti Shanti
Om

Anda mungkin juga menyukai