Vertigo Kelompok 4

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

LAPORAN PENDAHULUAN DAN KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN VERTIGO

Guna untuk memenuhi tugas Keperawatan Medikal Bedah

Oleh :

Heri Purwito

Heru Firman Andi

Ida Rochani

Idi Mashuri

Intan Dwi Putri P.

Intan Dwi Oktaviani

Ika Widya Anggraeni

Iqbal Maulana Ghozalba

Ita Febrina Kurnianingrum

Kurniawati

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS HAFSHAWATY ZAINUL HASAN

PROBOLINGGO

2024
KATA PENGANTAR

Segala Puja dan puji syukur kita panjatkan kepada Allah S.W.T yang telah memberikan
kita berbagai macam nikmat terutama nikmat sehat dan sempat sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “ Laporan Pendahuluan dan Konsep Asuhan Keperawatan
Vertigo” ini dapat diselesaikan dengan apa adanya dan tepat pada waktunya.
Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu proses pembelajaran dan dapat
menambah pengetahuan bagi para pembaca. Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak, atas bantuan,dukungan dan doanya. Makalah ini mungkin kurang
sempurna, untuk itu kami mengharap kritik dan saran dari Bapak/Ibu Dosen dan teman-teman
untuk penyempurnaan makalah ini.
Semoga makalah yang kami tulis ini dapat memberikan tambahan wawasan bagi teman-teman
mahasiswa keperawatan dan semoga bisa menjadi bahan referensi untuk pembelajaran kita
bersama.

Lumajang, 03 Mei 2024

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................2


DAFTAR ISI ...............................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 5
A. Latar Belakang .................................................................................... 5
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 8
C. Tujuan ................................................................................................. 8

D. Manfaat................................................................................................ 9

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 10


A. Definisi .................................................................................................10
B. Jenis-jenis ...................................................................10
C. Penyebab ............................................................................................11
D. Tanda Dan Gejala ...............................................................................13
E. Dampak...........................................................14
F. Penatalaksanaan ................................................................................14
G. Asuhan Keperawatan .........................................................................17
H. Pengkajian.......................................................17
I. Pengkajian Keperawatan pada Keluarga..............................................26

J. Pohon Masalah ……………………………………………………………..31

BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN …………………………….32


A. Pengkajian ...........................................................................................32
B. Diagnose Keperawatan ........................................................................32
C. Intervensi Keperawatan .......................................................................33
D. Pelaksanaan …………………………………………………………...….36

E. Evaluasi …………………………………………………………………….49

BAB IV PENUTUP ………………………………………...………...………..51


A. Kesimpulan ……………………………………………….…….…………..51

B. Saran ……………………………………………………………………… 51

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………..53


BAB II

PEMBAHASAN

LAPORAN PENDAHULUAN VERTIGO


A. ANATOMI FISIOLOGI

1. Anatomi Vertigo
Jaringan saraf yang terkait dalam proses timbulnya sindrom vertigo:
a) Reseptor alat keseimbangan tubuh yang berperan dalam proses transduksi yaitu
mengubah rangsangan menjadi bioelektrokimia:
 Reseptor mekanis divestibulum
 Resptor cahaya diretina
 Resptor mekanis dikulit, otot dan persendian (propioseptik)
b) Saraf aferen, berperan dalam transmisi menghantarkan impuls ke pusat
keseimbangan di otak:
 Saraf vestibularis
 Saraf optikus
 Saraf spinovestibulosrebelaris.
c) Pusat-pusat keseimbangan, berperan dalam proses modulasi, komparasi,
integrasi/koordinasi dan persepsi: inti vestibularis, serebelum, kortex serebri,
hypotalamusi, inti akulomotorius, formarsio retikularis.

1. DEFINISI VERTIGO
Vertere” suatu istilah dalam bahasa latin yang merupakan bahasa lain dari
vertigo, yang artinya memutar. Vertigo dalam kamus bahasa diterjemahkan dengan
pusing (Wahyono, 2007). Definisi vertigo adalah gerakan (sirkuler atau linier), atau
gerakan sebenarnya dari tubuh atau lingkungan sekitarnya diikuti atau tanpa diikuti
dengan gejala dari organ yang berada di bawah pengaruh saraf otonom dan mata
(nistagmus) (Jenie, 2001).
Sedangkan menurut Gowers Kapita Selekta neurologi, 2005, mendefinisikan
vertigo adalah setiap gerakan atau rasa gerakan tubuh penderita atau objek-objek
disekitar penderita yang bersangkutan dengan gangguan sistem keseimbangan
(ekuilibrum). Vertigo dapat digolongkan sebagai salah satu bentuk gangguan
keseimbangan atau gangguan orientasi di ruangan. Banyak system atau organ tubuh
yang ikut terlibat dalam mengatur dan mempertahankan keseimbangan tubuh kita.
Keseimbangan diatur oleh integrasi berbagai sistem diantaranya sistem vestibular,
system visual dan system somato sensorik (propioseptik). Untuk memperetahankan
keseimbangan diruangan, maka sedikitnya 2 dari 3 sistem system tersebut diatas harus
difungsikan dengan baik. Pada vertigo, penderita merasa atau melihat lingkunganya
bergerak atau dirinya bergerak terhadap lingkungannya. Gerakan yang dialami biasanya
berputar namun kadang berbentuk linier seperti mau jatuh atau rasa ditarik menjauhi
bidang vertikal. Pada penderita vertigo kadang-kadang dapat kita saksikan adanya
nistagmus. Nistagmus yaitu gerak ritmik yang involunter dari pada bolamata (Lumban
Tobing, 2003).
Vertigo adalah perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar, atau
seolah-olah benda di sekitar penderita bergerak atau berputar, yang biasanya disertai
dengan mual dan kehilangan keseimbangan. Vertigo bisa berlangsung hanya beberapa
saat atau bisa berlanjut sampai beberapa jam bahkan hari. Penderita kadang merasa
lebih baik jika berbaring diam, tetapi vertigo bisa terus berlanjut meskipun penderita
tidak bergerak sama sekali (Israr, 2008).
Vertigo adalah keadaan pusing yang dirasakan luar biasa. Seseorang yang
menderita vertigo merasakan sekelilingnya seolah-olah berputar, ini disebabkan oleh
gangguan keseimbangan yang berpusat di area labirin atau rumah siput di daerah
telinga. Perasaan tersebut kadang disertai dengan rasa mual dan ingin muntah, bahkan
penderita merasa tak mampu berdiri dan kadang terjatuh karena masalah
keseimbangan. Keseimbangan tubuh dikendalikan oleh otak kecil yang mendapat
informasi mengenai posisi tubuh dari organ keseimbangan di telinga tengah dan mata.
Vertigo biasanya timbul akibat gangguan telinga tengah dan dalam atau gangguan
penglihatan (Putranta, 2005)
Vertigo adalah sensasi atau perasaan yang mempengaruhi orientasi ruang dan
mungkin dapat didefinisikan sebagai suatu ilusi gerakan. Keluhan ini merupakan gejala
yang sifatnya subyektif dan karenanya sulit dinilai. Walupun pengobatan sebaiknya
langsung pada penyebab yang mendasari penyebab atau kelainannya, asal atau
penyebab vertigo sering tidak diketahui ataupun tidak mungkin diobati (CDK, 2009)
Vertigo adalah sensasi berputar atau pusing yang merupakan suatu gejala,
penderita merasakan benda-benda disekitarnya bergerak gerak memutar atau bergerak
naik turun karena gangguan pada sistem keseimbangan. (Arsyad Soepardi efiaty dan
Nurbaiti, 2002).

2. KLASIFIKASI VERTIGO
Berdasarkan gejala klinisnya, vertigo dapat dibagi atas beberapa kelompok
1. Vertigo paroksismal Yaitu vertigo yang serangannya datang mendadak,
berlangsung beberapa menit atau hari, kemudian menghilang sempurna; tetapi
suatu ketika serangan tersebutdapat muncul lagi. Di antara serangan, penderita
sama sekali bebas keluhan.Vertigo jenis ini dibedakan menjadi :
 Yang disertai keluhan telinga : Termasuk kelompok ini adalah : Morbus
Meniere, Arakhnoiditis pontoserebelaris, Sindrom Lermoyes, Sindrom
Cogan, tumor fossa cranii posterior, kelainan gigi/ odontogen.
 Yang tanpa disertai keluhan telinga : Termasuk di sini adalah :
Serangan iskemi sepintas arteriavertebrobasilaris, Epilepsi, Migren
ekuivalen, Vertigo pada anak (Vertigode L’enfance), Labirin picu (trigger
labyrinth).
 Yang timbulnya dipengaruhi oleh perubahan posisi :Termasuk di sini
adalah : Vertigo posisional paroksismal laten, Vertigo posisional
paroksismal benigna.
2. Vertigo kronis Yaitu vertigo yang menetap, keluhannya konstan tanpa (Cermin
Dunia Kedokteran No. 144, 2004: 47) serangan akut, dibedakan menjadi:
 Yang disertai keluhan telinga : Otitis media kronika, meningitis
Tb,labirintitis kronis, Lues serebri, lesi labirin akibat bahan ototoksik,
tumor serebelopontin.
 Tanpa keluhan telinga : Kontusio serebri, ensefalitis pontis, sindrom
pascakomosio, pelagra, siringobulbi, hipoglikemi, sklerosis multipel,
kelainanokuler, intoksikasi obat, kelainan psikis, kelainan kardiovaskuler,
kelainanendokrin.
 Vertigo yang dipengaruhi posisi : Hipotensi ortostatik, Vertigo servikalis.
3. Vertigo yang serangannya mendadak/akut, kemudian berangsur-
angsur mengurang, dibedakan menjadi :
 Disertai keluhan telinga : Trauma labirin, herpes zoster otikus,
labirintitisakuta, perdarahan labirin, neuritis n.VIII, cedera
pada auditivainterna/arteria vestibulokoklearis.
 Tanpa keluhan telinga : Neuronitis vestibularis, sindrom arteriavestibularis
anterior, ensefalitis vestibularis, vertigo epidemika, sklerosismultipleks,
hematobulbi, sumbatan arteria serebeli inferior posterior.

3. ETIOLOGI VERTIGO
Tubuh merasakan posisi dan mengendalikan keseimbangan melalui organ
keseimbangan yang terdapat di telinga bagian dalam. Organ ini memiliki saraf yang
berhubungan dengan area tertentu di otak. Vetigo bisa disebabkan oleh kelainan di
dalam telinga, di dalam saraf yang menghubungkan telinga dengan otak dan di dalam
otaknya sendiri. Vertigo juga bisa berhubungan dengan kelainan penglihatan atau
perubahan tekanan darah yang terjadi secara tibatiba.
Penyebab umum dari vertigo: (Israr, 2008)
1. Keadaan lingkungan : Motion sickness (mabuk darat, mabuk laut)
2. Obat-obatan : Alkohol, Gentamisin
3. Kelainan sirkulasi : Transient ischemic attack (gangguan fungsi otak sementara
karena berkurangnya aliran darah ke salah satu bagian otak) pada arteri vertebral
dan arteri basiler
4. Kelainan di telinga : Endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis di
dalam telinga bagian dalam (menyebabkan benign paroxysmal positional vertigo)
 Infeksi telinga bagian dalam karena bakteri
 Herpes zoster
 Labirintitis (infeksi labirin di dalam telinga)
 Peradangan saraf vestibuler
 Penyakit Meniere
5. Kelainan neurologis
 Sklerosis multiple
 Patah tulang tengkorak yang disertai cedera pada labirin, persarafannya
atau keduanya
 Tumor otak
 Tumor yang menekan saraf vestibularis.

4. PATOFISISIOLOGI VERTIGO
Vertigo disebabkan dari berbagai hal antara lain dari otologi seperti meniere,
parese N VIII, otitis media. Dari berbagai jenis penyakit yang terjadi pada telinga
tersebut menimbulkan gangguan keseimbangan pada saraf ke VIII, dapat terjadi karena
penyebaran bakteri maupun virus (otitis media). Selain dari segi otologi, vertigo juga
disebabkan karena neurologik. Seperti gangguan visus, multiple sklerosis, gangguan
serebelum, dan penyakit neurologik lainnya. Selain saraf ke VIII yang terganggu, vertigo
juga diakibatkan oleh terganggunya saraf III, IV, dan VI yang menyebabkan
terganggunya penglihatan sehingga mata menjadi kabur dan menyebabkan
sempoyongan jika berjalan dan merespon saraf ke VIII dalam mempertahankan
keseimbangan.
Hipertensi dan tekanan darah yang tidak stabil (tekanan darah naik turun). Tekanan
yang tinggi diteruskan hingga ke pembuluh darah di telinga, akibatnya fungsi telinga
akan keseimbangan terganggudan menimbulkan vertigo. Begitupula dengan tekanan
darah yang rendah dapat mengurangi pasokan darah ke pembuluh darah di telinga
sehingga dapat menyebabkan parese N VIII.
Psikiatrik meliputi depresi, fobia, ansietas, psikosomatis yang dapat mempengaruhi
tekanan darah pada seseorang. Sehingga menimbulkan tekanan darah naik turun dan
dapat menimbulkan vertigo dengan perjalanannya seperti diatas. Selain itu faktor
fisiologi juga dapat menimbulkan gangguan keseimbangan. Karena persepsi seseorang
berbeda-beda.

5. PATHWAY VERTIGO

6. TANDA DAN GEJALA VERTIGO

VERTIGO PERIFERAL VERTIGO SENTRAL


NO
(VESTIBULOGENIK) (NON-VESTIBULER)

1 Pandangan gelap Penglihatan ganda


2 Rasa lelah dan stamina menurun Sukar menelan
3 Jantung berdebar wajah Kelumpuhan otot-otot
4 Hilang keseimbangan Sakit kepala yang parah
5 Tidak mampu berkonsentrasi Kesadaran terganggu
6 Perasaan seperti mabuk Tidak mampu berkata-kata
7 Otot terasa sakit Hilangnya koordinasi
8 Mual dan muntah-muntah Mual dan muntah-muntah
9 Memori dan daya pikir menurun Tubuh terasa lemah
10 Sensitif pada cahaya terang dan Suara
11 Berkeringat
7. KOMPLIKASI
1. Cidera fisik
Pasien dengan vertigo ditandai dengan kehilangan keseimbangan akibat
terganggunya saraf VIII (Vestibularis), sehingga pasien tidak mampu
mempertahankan diri untuk tetap berdiri dan berjalan.
2. Kelemahan otot
Pasien yang mengalami vertigo seringkali tidak melakukan aktivitas. Mereka lebih
sering untuk berbaring atau tiduran, sehingga berbaring yang terlalu lama dan gerak
yang terbatas dapat menyebabkan kelemahan otot

8. PEMERIKSAAN PENUNJANG VERTIGO


1. Pemeriksaan Radiologi
Foto mastoid, foto vertebra servikal, CT scan, MRI dsb (atas indikasi).
2. Pemeriksaan Laboratorium dan EKG
3. Tes Romberg yang dipertajam
Sikap kaki seperti tandem, lengan dilipat pada dada dan mata kemudian ditutup.
Orang yang normal mampu berdiri dengan sikap yang romberg yang dipertajam
selama 30 detik atau lebih.
4. Tes Melangkah ditempat (Stepping Test)
Penderita disuruh berjalan ditempat dengan mata tertutup sebanyak 50 langkah.
Kedudukan akhir dianggap abnormal jika penderita beranjak lebih dari satu meter
atau badan berputar lebih dari 30 derajat.
5. Salah Tunjuk(post-pointing)
Penderita merentangkan lengannya, angkat lengan tinggi-tinggi (sampai fertikal)
kemudian kembali kesemula.
6. Manuver Nylen Barang atau manuver Hallpike
Penderita duduk ditempat tidur periksa lalu direbahkan sampai kepala bergantung
dipinggir tempat tidur dengan sudut 300 kepala ditoleh kekiri lalu posisi kepala
lurus kemudian menoleh lagi kekanan pada keadaan abnormal akan terjadi
nistagmus.
7. Tes Kalori dengan menyemprotkan air bersuhu 300 ketelinga penderita.
8. Elektronistagmografi Yaitu alat untuk mencatat lama dan cepatnya nistagmus yang
timbul.
9. Posturografi Yaitu tes yang dilakukan untuk mengevaluasi system visual,
vestibular dan somatosensorik.

9. PENATALAKSANAAN VERTIGO
1. Vertigo posisional Benigna (VPB)
Latihan : latihan posisional dapat membantu mempercepat remisi pada sebagian
besar penderita VPB. Latihan ini dilakukan pada pagi hari dan merupakan kagiatan
yang pertama pada hari itu. Penderita duduk dipinggir tempat tidur, kemudian ia
merebahkan dirinya pada posisinya untuk membangkitkan vertigo posisionalnya.
Setelah vertigo mereda ia kembali keposisi duduk \semula. Gerakan ini diulang
kembali sampai vertigo melemah atau mereda. Biasanya sampai 2 atau 3 kali
sehari, tiap hari sampai tidak didapatkan lagi respon vertigo.
 Obat-obatan : obat anti vertigo seperti miklisin, betahistin atau fenergen dapat
digunakan sebagai terapi simtomatis sewaktu melakukan latihan atau jika
muncul eksaserbasi atau serangan akut. Obat ini menekan rasa enek
(nausea) dan rasa pusing. Namun ada penderita yang merasa efek samping
obat lebih buruk dari vertigonya sendiri. Jika dokter menyakinkan pasien
bahwa kelainan ini tidak berbahaya dan dapat mereda sendiri maka dengan
membatasi perubahan posisi kepala dapat mengurangi gangguan.
2. Neurotis Vestibular
Terapi farmokologi dapat berupa terapi spesifik misalnya pemberian anti biotika
dan terapi simtomatik. Nistagmus perifer pada neurinitis vestibuler lebih meningkat
bila pandangan diarahkan menjauhi telinga yang terkena dan nigtagmus akan
berkurang jika dilakukan fiksasi visual pada suatu tempat atau benda.
3. Penyakit Meniere
Sampai saat ini belum ditemukan obat khusus untuk penyakit meniere. Tujuan
dari terapi medik yang diberi adalah:
 Meringankan serangan vertigo: untuk meringankan vertigo dapat dilakukan
upaya : tirah baring, obat untuk sedasi, anti muntah dan anti vertigo.
Pemberian penjelasan bahwa serangan tidak membahayakan jiwa dan akan
mereda dapat lebih membuat penderita tenang atau toleransi terhadap
serangan berikutnya.
 Mengusahakan agar serangan tidak kambuh atau masa kambuh menjadi lebih
jarang. Untuk mencegah kambuh kembali, beberapa ahli ada yang
menganjurkan diet rendah garam dan diberi diuretic. Obat anti histamin dan
vasodilator mungkin pula menberikan efek tambahan yang baik.
 Terapi bedah: diindikasikan bila serangan sering terjadi, tidak dapat diredakan
oleh obat atau tindaka konservatif dan penderita menjadi infalid tidak dapat
bekerja atau kemungkinan kehilangan pekerjaannya.
4. Presbiastaksis (Disekuilibrium pada usia lanjut)
Rasa tidak setabil serta gangguan keseimbangan dapat dibantu obat supresan
vestibular dengan dosis rendah dengan tujuan meningkatkan mobilisasi. Misalnya
Dramamine, prometazin, diazepam, pada enderita ini latihan vertibuler dan latihan
gerak dapat membantu. Bila perlu beri tongkat agar rasa percaya diri meningkat
dan kemungkinan jatuh dikurangi.
5. Sindrom Vertigo Fisiologis
Misalnya mabok kendaraan dan vertigo pada ketinggian terjadi karena terdapat
ketidaksesuaian antara rangsang vestibuler dan visual yang diterima otak. Pada
penderita ini dapat diberikan obat anti vertigo.
6. Strok (pada daerah yang didarahi oleh arteria vertebrobasiler)
 TIA: Transient Ischemic Atack yaitu stroke ringan yang gejala klinisnya pulih
sempurna dalam kurun waktu 24 jam
 RIND: Reversible Ischemic Neurologi Defisit yaitu penyembuhan sempurna
terjadi lebih dari 24 jam.
Meskipun ringan kita harus waspada dan memberikan terapi atau penanganan
yang efektif sebab kemungkinan kambuh cukup besar, dan jika kambuh bisa
meninggalkan cacat.

10. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN


1. Karena gerakan kepala memperhebat vertigo, pasien harus dibiarkan berbaring
diam dalam kamar gelap selama 1-2 hari pertama.
2. Fiksasi visual cenderung menghambat nistagmus dan mengurangi perasaan
subyektif vertigo pada pasien dengan gangguan vestibular perifer, misalnya
neuronitis vestibularis. Pasien dapat merasakan bahwa dengan memfiksir
pandangan mata pada suatu obyek yang dekat, misalnya sebuah gambar atau jari
yang direntangkan ke depan, temyata lebih enak daripada berbaring dengan kedua
mata ditutup.
3. Karena aktivitas intelektual atau konsentrasi mental dapat memudahkan terjadinya
vertigo, maka rasa tidak enak dapat diperkecil dengan relaksasi mental disertai
fiksasi visual yang kuat.
4. Bila mual dan muntah berat, cairan intravena harus diberikan untuk mencegah
dehidrasi.
5. Bila vertigo tidak hilang. Banyak pasien dengan gangguan vestibular perifer akut
yang belum dapat memperoleh perbaikan dramatis pada hari pertama atau kedua.
Pasien merasa sakit berat dan sangat takut mendapat serangan berikutnya. Sisi
penting dari terapi pada kondisi ini adalah pernyataan yang meyakinkan pasien
bahwa neuronitis vestibularis dan sebagian besar gangguan vestibular akut lainnya
adalah jinak dan dapat sembuh. Dokter harus menjelaskan bahwa kemampuan otak
untuk beradaptasi akan membuat vertigo menghilang setelah beberapa hari.
6. Latihan vestibular dapat dimulai beberapa hari setelah gejala akut mereda. Latihan
ini untuk rnemperkuat mekanisme kompensasi sistem saraf pusat untuk gangguan
vestibular akut

Latihan fisik vestibular pada penderita vertigo:


Tujuannya:
1. Melatih gerakan kepala yang mencetuskan vertigo atau disekuilibrium untuk
meningkatkan kemampuan mengatasinya secara lamban laun
2. Melatih gerakan bola mata, latihan viksasi pandangan mata
3. Melatih meningkatkan kemampuan keseimbangan
contoh latihan:
 Berdiri tegak dengan mata dibuka, kemudian dengan mata ditutup
 Olah raga yang menggerakkan kepala (gerak rotasi, fleksi, eksfensi, gerak
miring)
 Dari sikap duduk disuruh berdiri dengan mata terbuka, kemudian dengan
mata tertutup
 Jalan dikamar atau ruangan dengan mata terbuka kemudian dengan mata
tertutup
 Berjalan “tandem”
 Jalan menaiki dan menuruni lereng
 Melirikkan mata kearah horizontal dan vertical
 Melatih gerakan mata dengan mengikuti obyek yang bergerak dan juga
menfiksasi pada objek yang diam
Semua gerakan tersebut diatas harus dilakukan hati-hati

LAPORAN PENDAHULUAN VERTIGO


BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN VERTIGO

1. PENGKAJIAN VERTIGO
a) Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan pasien pada saat dilakukan pengkajian.
b) Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit. Pada pasien
vertigo tanyakan adakah pengaruh sikap atau perubahan sikap terhadap
munculnya vertigo, posisi mana yang dapat memicu vertigo.
c) Riwayat kesehatan yang lalu
Adakah riwayat trauma kepala, penyakit infeksi dan inflamasi dan penyakit
tumor otak. Riwayat penggunaan obat vestibulotoksik missal antibiotik,
aminoglikosid, antikonvulsan dan salisilat.
d) Riwayat kesehatan keluarga
Adakah riwayat penyakit yang sama diderita oleh anggota keluarga lain atau
riwayat penyakit lain baik
e) Aktivitas / Istirahat
 Letih, lemah, malaise
 Keterbatasan gerak
 Ketegangan mata, kesulitan membaca
 Insomnia, bangun pada pagi hari dengan disertai nyeri kepala.
 Sakit kepala yang hebat saat perubahan postur tubuh, aktivitas (kerja)
atau karena perubahan cuaca.
f) Sirkulasi
 Riwayat hypertensi
 Denyutan vaskuler, misal daerah temporal.
 Pucat, wajah tampak kemerahan.
g) Integritas Ego
 Faktor-faktor stress emosional/lingkungan tertentu
 Perubahan ketidakmampuan, keputusasaan, ketidakberdayaan depresi
 Kekhawatiran, ansietas, peka rangsangan selama sakit kepala
 Mekanisme refresif/dekensif (sakit kepala kronik).

h) Makanan dan cairan


 Makanan yang tinggi vasorektiknya misalnya kafein, coklat, bawang,keju,
alkohol, anggur, daging, tomat, makan berlemak, jeruk, saus,hotdog,
MSG (pada migrain).
 Mual/muntah, anoreksia (selama nyeri)
 Penurunan berat badan5.
i) Neurosensoris
 Pening, disorientasi (selama sakit kepala)
 Riwayat kejang, cedera kepala yang baru terjadi, trauma, stroke.
 Aura ; fasialis, olfaktorius, tinitus.
 Perubahan visual, sensitif terhadap cahaya/suara yang keras, epitaksis.
 Parastesia, kelemahan progresif/paralysis satu sisi tempore
 Perubahan pada pola bicara/pola pikir
 Mudah terangsang, peka terhadap stimulus.
 Penurunan refleks tendon dalam
 Papiledema.
j) Nyeri/ kenyamanan
 Karakteristik nyeri tergantung pada jenis sakit kepala, misal
migrain,ketegangan otot, cluster, tumor otak, pascatrauma, sinusitis.
 Nyeri, kemerahan, pucat pada daerah wajah.
 Fokus menyempit
 Fokus pada diri sendiri
 Respon emosional / perilaku tak terarah seperti menangis, gelisah.
 Otot-otot daerah leher juga menegang, frigiditas vokal.
k) Keamanan
 Riwayat alergi atau reaksi alergi
 Demam (sakit kepala)
 Gangguan cara berjalan, parastesia, paralisis
 Drainase nasal purulent (sakit kepala pada gangguan sinus).8.
l) Interaksi social
 Perubahan dalam tanggung jawab/peran interaksi sosial
yang berhubungan dengan penyakit.

m) Penyuluhan / pembelajaran
 Riwayat hypertensi, migrain, stroke, penyakit pada keluarga
 Penggunaan alcohol/obat lain termasuk kafein. Kontrasepsioral/hormone,
menopause.
n) Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Pemeriksaan Persistem
1) Sistem persepsi sensori
Adakah rasa tidak stabil, disrientasi, osilopsia yaitu suatu ilusi bahwa
benda yang diam tampak bergerak maju mundur.
2) Sistem Persarafan
Adakah nistagmus berdasarkan beberapa pemeriksaan baik manual
maupun dengan alat.
3) Sistem Pernafasan
Adakah gangguan pernafasan.
4) Sistem Kardiovaskuler
Adakah terjadi gangguan jantung.
5) Sistem Gastrointestinal
Adakah Nausea dan muntah
6) Sistem integument
7) Sistem Reproduksi
8) Sistem Perkemihan
o) Pola Fungsi Kesehatan
1) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Adakah kecemasan yang dia lihatkan oleh kurangnya pemahaman pasien
dan keluarga mengenai penyakit, pengobatan dan prognosa.
2) Pola aktivitas dan latihan
Adakah pengaruh sikap atau perubahan sikap terhadap munculnya
vertigo, posisi yang dapat memicu vertigo.
3) Pola nutrisi metabolism
Adakah nausea dan muntah
4) Pola eliminasi
5) Pola tidur dan istirahat

6) Pola Kognitif dan perseptua


Adakah disorientasi dan asilopsia
7) Persepsi diri atau konsep diri
8) Pola toleransi dan koping stress
9) Pola sexual reproduksi
10) Pola hubungan dan peran
11) Pola nilai dan kenyakin

DIANOGSA KEPERAWATAN VERTIGO

1. Resiko jatuh berhubungan dengan d kerusakan keseimbangan (N. VIII


2. Nausea berhubungan dengan penyakit meniere, labirintitis
3. Defisit self care: toileting, bathing, feeding.
4. Defisit pengetahuan tentang penyakit pengobatan dan perawatan berhubungan
dengan kurangnya paparan informasi.
5. Perfusi jaringan tidak efektif; cerebral berhubungan dengan aliran arteri terhambat.
IV RENCANA KEPERAWATAN VERTIGO
DIAGNOSA
NO TUJUAN INTERVENSI
KEPERAWATAN
1. Resiko jatuh berhubungan Setelah dilakukan tindakan
1. Environmental Management: Safety: awasi dan
dengan pusing ketika keperawatan selama … x 24 jam gunakan lingkungan fisik untuk meningkatkan
menggerakkan kepala pasien diharapakan tidak jatuh keamanan
NOC: 2. Falls Prevention:
 Kaji penurunan kognitif dan fisik pasien yang
a. Safeti status: Falls Occurrence mungkin dapat meningkatkan resiko jatuh
b. Falls prevention: know ledge  Kaji tingkat gait, keseimbangan dan kelelahan
personal safety dengan ambulasi
c. Safety beheviour: Falls
 Instruksikan pasien agar memanggil asisten
prevention ketika melakukan pergerakan
3. Teaching: disease proles
Dengan kreteria:
 jelaskan pada pasien tanda dan gejala dari

a. pasien mampu d penyakit yang diderita


berdiri,
uduk, berjalan tanpa pusing  Anjurkan pasien untuk bedrest pada fase akut

b. Klien mampu menjelaskan jika Jelaskan pada pasien tentang terapi rehabilitatif

terjadi serangan dan cara pada pasien vertigo


mengantisipasinya
2. Nausea berhubungan Setelah dilakukan tindak keperawatan
1. Patient / family teaching
dengan stimulasi visual yang selama…x24 jam, nausea berkurang /-Anjurkan pasien agar pelen-pelan nafas dalam dan
tidak mengenakkan, hilang menelan untuk menurunkan rasa mual dan muntah.
meniere, labirintitis N.O.C: -Ajarkan pasien untuk tidak minum 1 jam sebelum,1
a. Comfort level jam setelah dan sewaktu makan.
b. Hidration 2.NUTRITIONAL MONITORING
-Monitor tipe kehilangan berat badan dan pertumbuhan
c. Nutritional status food finid -Monitor kelembaban,turgor kulit dan depigmentasi.
intake -Monitor tingkat energi,malaise,fatigue dan kelemahan
pasien.
Dengan kreteria:
-Monitor asupan kalori dan nutrisi.
b. Terdapat tanda-tanda fisik dan
-Kolaborasi;
psikologik membaik
kelola pemberian anticmetic sebelum makan atau
c. Turgor kulit, mukosa mulut baik
sesuai jadwal
d. Tidak panas dan tidak terdapat
3. Fluid managmen:
edeme perifer
Intake makanan dan minuman baik  Awasi secara akurat intake dan output
 Monitor vital sign
 Monitor status nutrisi pasien
 Monitor status hydrasi misal kelembaban
membranmukosa, tekanan nadi dan
orthostatic BP

Kelola pemberian terapi IV


3 Kurang perawatan diri: Setelah dilakukan tindakan
 NIC:Membantu perawatn diri pasien mandi dan
makan, mandi, berpakaian, keperawatan selama ... x 24 jam toileting
toileting b.d kerusakan diharapkan kebutuhan mandiri klien Aktifitas:
neurovaskuler terpenuhi, NOC;PERAWATAN DIRI 1.Tempatkan alat-alat mandi ditempat yang mudah
(Mandi,makan,toileting,berpakaian) dikenali dan mudah dijangkau klien
Batasan Karakteristik : Dengan kriteria : 2.Libatkan klien dan danpingi
 Kelumpuhan wajah atau  Klien dapat makan de-ngan bantuan 3.Berikan bantuan selama klien tidak mampu
anggota badan sehingga orang lain / mandiri mengerjakan sendiri
menyebab-kan :  Klien dapat mandi de-ngan bantuan NIC : ADL berpakaian
 Ketidakmampuan dalam orang lain Aktifitas :
menyuap, memegang alat  Klien dapat memakai pakaian
makan dengan bantuan orang lain / mandiri 1. Informasikan pada klien dalam memilih

 Ketidakmampuan dalam  Klien dapat toileting de-ngan bantuan pakaian selama perawatan

membasuh badan, alat 2. Sediakan pakaian ditempat yang mudah

mongering-kan, keluar dijangkau

masuk kamar mandi 3. Bantu berpakaian yang sesuai

 Ketidakmampuan pergi ke 4. Jaga privasi klien

kamar mandi, mengguna- 5. Berikan pakaian pribadi yang digemari dan

kan pispot sesuai

NIC : ADL Makan


Aktifitas :

1. Anjurkan klien duduk dan berdoa bersama


teman
2. Dampingi saat makan
3. Bantu jika klien belum mampu dan beri
contoh
4. Beri rasa nyaman saat makan

4. Defisit pengetahuan ten-tang Setelah dilakukan penjelasanTeaching individual (5606)


penyakit, pengobatan dan selama ...x pertemuan, pe-ngetahuan
1. Tentukan kebutuhan pembelajaran klien
perawatan klien b.d klien tentang pe-nyakit, pengobatan
2. Kaji tingkat pengetahuan dan pemahaman klien
keterbatasan kognitif, ku- dan pe-rawatan klien meningkat tentang vertigo
rang paparan atau mudah 3. Kaji tingkat pendidikan
lupa NOC : 4. Kaji kesiapan klien dalam mempelajari informasi
Knowledge : Disease process spesifik
(1803) 5. Atur agar realita tujuan pembelajaran dengan klien
Knowladge : Illness care (1824) saling menguntungkan
6. Pilih metode / strategi mengajar yang sesuai
Dengan kriteria : 7. Sediakan lingkungan yang kondusif untuk
Klien dan keluarga mam-pu pembelajaran
menjelaskan penger-tian, proses
8. Koreksi adanya kesalahan informasi
penyakit, penyebab, tanda dan gejala,
9. Sediakan waktu untuk bertanya pada klien
efek penyakit, tindakan pencegahan,
10.
pe-ngobatan dan perawatan vertigo Teaching : disease process (5602)
1. Nilai tingkat pengetahuan klien tentang penyakitnya
2. Jelaskan patofisiologi vertigo
3. Jelaskan tanda dan gejala vertigo
4. Jelaskan kemungkinan penyebabnya
5. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin
dapat mencegah komplikasi dimasa yang akan
datang
6. Diskusikan pilihan-pilihan terapi pe-ngobatan dan
perawatan
7. Jelaskan alasan rasional dari terapi pengobatan
yang direkomendasikan
8. Kaji sumber-sumber pendukung yang
memungkinkan
5. Perfusi jaringan tidak efektif Setelah dilakukan tindakan Monitorang neurologis (2620)
(spesifik: cerebral) b.d aliran keperawatan selama ..... x 24 jam1. Monitor ukuran, kesimetrisan, reaksi dan bentuk
darah arteri terhambat diharapkan pupil
 Nyeri kepala / vertigo berkurang2. Monitor tingkat kesadaran klien
Batasan Karakteristik : sampai de-ngan hilang 3. Monitir tanda-tanda vital
 Nyeri kepala / vertigo  Tanda-tanda vital stabil 4. Monitor keluhan nyeri kepala, mual, muntah
 Perubahan status mental 5. Monitor respon klien terhadap pengobatan
 perubahan respon motorik 6. Hindari aktivitas jika TIK meningkat
 dis-artria 7. Observasi kondisi fisik klien
 Kelumpuhan wa-jah Terapi oksigen (3320)
 Bersihkan jalan nafas dari sekret
 Pertahankan jalan nafas tetap efektif
 Berikan oksigen sesuai intruksi
 Monitor aliran oksigen, kanul oksigen dan sistem
humidifier
 Beri penjelasan kepada klien tentang pentingnya
pemberian oksigen
 Observasi tanda-tanda hipo-ventilasi
 Monitor respon klien terhadap pemberian oksigen
 Anjurkan klien untuk tetap memakai oksigen selama
aktifitas dan tidur

DAFTAR PUSTAKA

Lumban Tobing. S.M, 2003, Vertigo Tujuh Keliling, Jakarta : FK UI


Perhimpunan Dokter Spesialis Syaraf Indonesia, 1998, Vertigo Patofisiologi, Diagnosis dan Terapi, Malang : Perdossi

Anda mungkin juga menyukai