Sap PKRS Teratai

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 30

SATUAN ACARA PENYULUHAN PENCEGAHAN

ALERGI DAN RINOSIUSITIS KRONIS DI RUANG


TERATAI RUMAH SAKIT DR. SOETOMO
SURABAYA

Disusun oleh :

1. Abyan Shafly Nur F, S.Kep 131913143090


2. Riris Medawati, S.Kep 131913143005
3. Nyuasti Genta S, S.Kep 131913143014
4. Lely Suryawati, S.Kep 131913143040
5. Risniawati, S.Kep 131913143056
6. Isnaini Via Z, S.Kep 131913143109

STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok bahasan : Pencegahan alergi dan Rinosinusitis Kronis (RSK)


Sasaran : Keluarga pasien Ruang Teratai RSUD Dr.Soetomo Surabaya
Tempat : Ruang PKRS Teratai RSUD Dr.Soetomo Surabaya
Hari, tanggal : Kamis, 3 Oktober 2019
Waktu : 60 menit (08.00 – 09.00 WIB)

A. Tujuan penyuluhan
1.Tujuan instruksional umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 60 menit, peserta mampu memahami tentang
pencegahan alergi dan RSK.
2. Tujuan instruksional khusus
Setelah diberikan penjelasan selama 60 menit, diharapkan peserta dapat :
a. Menyebutkan tentang definisi pencegahan alergi dan RSK
b. Menyebutkan penyebab pencegahan alergi dan RSK.
b. Menyebutkan macam-macam alergi
c. Menyebutkan tentang gejala alergi
d. Menyebutkan tentang penatalaksanaan alergi
e. Menyebutkan tentang dampak alergi
f. Menyebutkan pencegahan alergi
B. Kegiatan penyuluhan
1. Sasaran
Keluarga pasien di Ruang Teratai RSUD Dr.Soetomo Surabaya
2. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
3. Materi
a. Definisi pencegahan alergi dan RSK
b. Penyebab pencegahan alergi dan RSK.
b. Macam-macam alergi
c. Gejala alergi
d. Penatalaksanaan alergi
e. Dampak alergi
f. Pencegahan alergi
4. Media
a. Leaflet
5. Pengaturan tempat
Peserta penyuluhan duduk berhadapan dengan tim penyuluhan

Keterangan:

: Slide powerpoint
: Pemateri
: Moderator
: Notulensi
: Observer dan dokumetasi
: Fasilitator
6. Pengorganisasian
a. Pembimbing akademik : Ika Nur Pratiwi, S.Kep., Ns., M.Kep
b. Pembimbing klinik : Nazirotul Khoiriah, S.Kep., Ns.
c. Penanggung jawab : Risniawati, S.Kep
d. Moderator : Nyuasti Genta S, S.Kep
: Lely Suryawati,S.Kep
e. Pemateri Riris Medawati, S.Kep
f. Fasilitator : Risniawati,S.Kep
g. Notulensi dan KSK : Isnaini Via Z, S.Kep
g. Observer dan dokumetasi : Abyan Shafly Nur F, S.Kep
7. Pembagian tugas (job description)
No. Nama sie Pembagian tugas

1. KSK 1. Menyiapkan perlengkapan absensi


2. Membantu peserta untuk mengisi absensi

2. Moderator 1. Membuka acara, memperkenakan tim penyuuuhan


dan menyampaikan maksud serta tujuan kegiatan
penyuluhan
2. Memandu jalannya penyuluhan dan sesi tanya jawab
3. Menjelaskan kontrak waktu dan mekanisme kegiatan
4. Melakukan evaluasi hasil tentang materi yang telah
disampaikan
5. Menutup acara penyuluhan

3. Penyaji 1. Menyampaikan materi penyuluhan


2. Menggali pengetahuan peserta tentang materi yang
akan disampaikan
3. Menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh peserta

4. Notulen 1. Mencatat pertanyaan peserta dan jawaban penyaji


sebagai dokumentasi kegiatan
2. Mencatat proses kegiatan penyuluhan disesuaikan
dengan rencana kegiatan pada SAP
3. Menyusun laporan dan menilai hasil kegiatan
penyuluhan

5. Observer 1. Mengawasi dan mengevaluasi selama penyuluhan


berlangsung
2. Mencatat situasi pendukung dan penghambat proses
kegiatan penyuluhan

6. Fasilitator 1. Menjelaskan kontrak waktu 1 hari sebelum


penyuluhan kepada sasaran
2. Menyiapkan alat dan tempat penyuluhan
3. Sebagai operator presentasi (powerpoint)
4. Membantu dan mengondisikan peserta selama
penyuluhan berlangsung
5. Membantu moderator dalam mengajukan pertanyaan
6. Membagikan leafleat di akhir penyuluhan

7. Dokumentator
1. Mendokumentasikan kegiatan

C. Pelaksanaan kegiatan

No Kegiatan Kegiatan Penyuluh Waktu

1. Pembukaan a. Moderator mengucapkan salam


b. Moderator memperkenalkan diri dan tim serta
menjelaskan tujuan penyuluhan 10 menit
c. Moderator menjelaskan kontrak waktu
d. Moderator menjelaskan mekanisme
penyuluhan

2. Penyampaian a. Menjelaskan materi penyuluhan


20 menit
materi b. Membantu sasaran untuk memahami materi
3. Diskusi a. Moderator memberikan kesempatan kepada
(Tanya jawab) sasaran untuk bertanya
b. Kelompok menjawab pertanyaan yang
20 menit
diberikan
c. Feedback dari Pembimbing Akademik dan
Klinik

4. Penutupan a. Feedback materi dari penyaji kepada sasaran


b. Moderator menyimpulkan materi yang telah
disampaikan
c. Moderator mengucapkan salam
10 menit

D. Evaluasi
1. Kriteria struktur
a. Pembuatan SAP, poster dikerjakan maksimal 3 hari sebelumnya.
b. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat
penyuluhan dilaksanakan.
2. Kriteria proses
a. Peserta medengarkan dan memperhatikan pada saat materi diberikan.
b. Peserta antusias dan aktif selama penyuluhan berlangsung.
c. Pelaksanaan kegiatan sesuai SAP yang telah dibuat.
d. Pengorganisasian berjalan sesuai dengan job description.
3. Kriteria hasil
a. Peserta yang datang dalam penyuluhan minimal 10 orang.
b. Peserta dapat mengikuti acara penyuluhan dari awal sampai akhir.
c. Acara dimulai tepat waktu.
d. Peserta terbukti memahami materi yang telah disampaikan ditandai dengan
kemampuan peserta dalam menjawab pertanyaa yang diberikan secara lisan oleh
penyuluh.

E. Lampiran
1. Materi
2. Daftar hadir
3. Lembar penilaian
4. Lembar observasi
5. Lembar evaluasi
6. Lembar notulensi
Lampiran 1

1. MATERI
A. DEFINISI RSK
Rhinosinusitis (RSK) adalah penyakit inflamasi mukosa yang melapisi hidung dan sinus
paranasal. Peradangan ini sering bermula dari infeksi virus yang karena keaadaan tertentu
berkembang menjadi infeksi bacterial dengan penyebab bakteri pathogen yang terdapat
disaluran napas bagian atas. Penyebab lain dalah infeksi jamur, infeksi gigi, dan dapat pula
terjadi akibat fraktur dan tumor (Benniger dan Gottschall, 2006; SOetjipto dkk, 2006)
B. PENYEBAB
Rinosinusitis bermula dari infeksi virus yang dapat berkembang menjadi infeksi
bakterial. Penyebab lainnya adalah infeksi jamur, infeksi gigi, alergi, refluks laringofaring,
fraktur jdan tumor (Benninger dan Gottscall, 2006, Soetjipto et al, 2006, Fokkens et al,
2012, Hamilons,2011). Perbedaan etiologi rinositis akuta dan kronis yaitu pada
rinosinusitis akut penyebab utamanya adalah infeksi virus dan bakteri sedangkan rinusitis
kronis bersifat multifaktorial (Busquets dan Hwang, 2006: Jackman dan kennedy, 2006)
Rinosinusitis kronik memiliki banyak penyebab salah satunya bakteri yang banyak
berperan penting dalam banyak kasus. Sebagai penyebab infeksi yang terjadi pada rongga
sinus dibedakan menjadi 3, yaitu penyebab oleh virus, bakteri dan jamur (Tos & Larsen,
2001; Schlosser & Woodworth, 2009).
1) Virus
Virus juga bisa menjadi penyebab RSK dengan polip. Terbentuknya polip hidung
sehingga terjadi infeksi dapat menyebar ke sinus paranasal. Virus yang bisa
mempengaruhi antara lain adenovirus, Epstein-Barr virus, virus herpes simplex, dan
virus papiloma (Tos & Larsen, 2001). Sangat sedikit diteliti tentang virus menyebabkan
RSK. Tetapi dinyatakan virus sebagai pencetus proses inflamasi terutama pada daerah
saluran pernapasan. Rhinovirus dan metapneumovirus merupakan pencetusnya (Sakano
& Wilma, 2015).
2) Bakteri Bakteri aerob bersifat anaerob fakultatif merupakan bakteri patogen memerlukan
oksigen untuk tumbuh dan secara anaerob menggunakan reaksi fermentasi untuk
mendapatkan energi diantaranya spesies Streptococcus dan Enterobacteria sedangkan
bakteri anaerob tidak menggunakan oksigen untuk pertumbuhan dan metabolisme tetapi
hanya reaksi fermentasi seperti spesies bakterioides dan klostridium. Ada dijumpai
beberapa bakteri pada hidung dan sinusparanasal diantaranya corynebacterium,
Staphylococcus (S. epidermidis, S. aureus), dan streptokokus dimana membran mukosa
mulut steril saat lahir tetapi dapat terkontaminasi saat melewati jalan lahir pada ibu yang
melahirkan ataupun orang yang hadir saat itu. Infeksi muncul akibat flora oronasal
campuran termasuk anaerob terutama peptostreptococcus (Brooks, Butel, Morse, 2008).
Peran bakteri pada RSK hingga saat ini masih kontroversial.Saat ini ada teori tentang
bakteri superantigen, biofilms dan osteitis yang mungkin berperan dalam RSK. Semua
teori tersebut masih membutuhkan penelitian lebih lanjut. Terdapat penelitian tentang
mikrobiologi RSK pada orang dewasa yang dilakukan semenjak tahun 1991. Dari 5
studi ditemukan bakteri gram (-) seperti Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella
pneumonia, Proteusmirabilis, Enterobacter species, and Escherichia coli. Karena bakteri
gram (-) jarang ditemukan pada kultur dari meatus media nasal pada individu yang
sehat, maka disimpulkan 2 kemungkinan yaitu :
a. Bakteri gram (-) merupakan organisme kausatif, atau
b. Bakteri gram (-) merupakan hasil infeksi sekunder yang dikarenakan kelainan yang
sedang terjadi pada sistem pertahanan tubuh pasien, seperti kelainan mukosilier,
adanya polip nasi, atau kistik fibrosis yang berhubungan dengan kelainan transport
mukosilier (Schlosser & Woodworth, 2009; Fokkens et al, 2005).
Jamur Keterlibatan jamur dalam rinosinusitis kronik bisa berupa kolonisasi ringan
hingga invasif yang mengancam nyawa. Pada rinosinusitis kronik sering disebabkan
oleh Aspergillus species, Mucor spesies, Alternaria spesies, Rhizopus. Polip nasi yang
terserang infeksi jamur biasanya memperlihatkan karakteristik yaitu eosinophilic mucin
yang mengandung hifa jamur. Nasal polyposis, temuan khas pada radiologis,
immunocompromise dan alergi terhadap jamur itu sendiri. Pada penelitian terbaru
menyebutkan bahwa jamur memegang kunci dalam perkembangan rinosinusitis kronik,
dimana pasien menjadi lebih sensitif terhadap koloni jamur melalui mekanisme yang
dimediasi oleh IgE (Dhingra, 2014).
C. DEFINISI ALERGI
Alergi merupakan suatu reaksi hipersensitivitas akibat induksi oleh imunoglobulin E
(IgE) yang spesifik terhadap alergen tertentu yang berikatan dengan sel mast atau sel
basofil. Ketika antigen terikat, terjadi silang molekul IgE, sel mast manusia dirangsang
untuk berdegranulasi dan melepaskan histamin, leukotrein, kinin, Plateletes Activating
Factor (PAF), dan mediator lain dari hipersensitivitas, dimana histamin merupakan
penyebab utama berbagai macam alergi. Reaksi hipersensitivitas terjadi akibat aktivitas
berlebihan oleh antigen atau gangguan mekanisme yang akan menimbulkan suatu
keadaan imunopatologik. Reaksi timbul akibat paparan terhadap bahan yang pada
umumnya tidak berbahaya dan banyak ditemukan dalam lingkungan. Menurut Gell dan
Coombs, reaksi hipersensitivitas dibagi dalam 4 tipe, yaitu tipe I, II, III, dan IV, dimana
hipersensitivitas tipe I merupakan reaksi hipersensitivitas anafilaktik atau reaksi alergi
D. MACAM-MACAM ALERGI
1. Alergi atau hipersensitivitas tipe I
adalah kegagalan kekebalan tubuh di mana tubuh seseorang menjadi hipersensitif dalam
bereaksi secara imunologi terhadap bahanbahan yang umumnya imunogenik
(antigenik)atau dikatakan orang yang bersangkutan bersifat atopik. Dengan kata lain, tubuh
manusia berkasi berlebihan terhadap lingkungan atau bahan-bahan yang oleh tubuh
dianggap asing dan berbahaya, padahal sebenarnya tidak untuk orang-orang yang tidak
bersifat atopik. Bahan-bahan yang menyebabkan hipersensitivitas tersebut disebut alergen.
Terdapat 2 kemungkinan yang terjadi pada mekanisme reaksi alergi tipe I, yaitu :
2A : Alergen langsung melekat/terikat pada Ig E yang berada di permukaan sel mast atau
basofil, dimana sebelumnya penderita telah terpapar allergen sebelumnya, sehingga, Ig E
telah terbentuk. Ikatan antara allergen dengan Ig E akan menyebabkan keluarnya
mediatormediator kimia seperti histamine dan leukotrine.
2 B :Respons ini dapat terjadi jika tubuh belum pernah terpapar dengan allergen penyebab
sebelumnya. Alergen yang masuk ke dalam tubuh akan berikatan dengan sel B, sehingga
menyebabkan sel B berubah menjadi sel plasma dan memproduksi Ig E. Ig E kemudian
melekat pada permukaan sel mast dan akan mengikat allergen. Ikatan sel mast, Ig E dan
allergen akan menyebabkan pecahnya sel mast dan mengeluarkan mediator kimia. Efek
mediator kimia ini menyebabkan terjadinya vasodilatasi, hipersekresi, oedem, spasme pada
otot polos. Oleh karena itu gejala klinis yang dapat ditemukan pada alergi tipe ini antara
lain : rinitis (bersin-bersin, pilek) ; sesak nafas (hipersekresi sekret), oedem dan kemerahan
(menyebabkan inflamasi) ; kejang (spasme otot polos yang ditemukan pada anafilaktic
shock).
Reaksi Alergi tipe II {Antibody-Mediated Cytotoxicity (Ig G)}
Reaksi alergi tipe II merupakan reaksi yang menyebabkan kerusakan pada sel tubuh oleh
karena antibodi melawan/menyerang secara langsung antigen yang berada pada permukaan
sel. Antibodi yang berperan biasanya Ig G. Alergen (makanan) akan diikat antibody yang
berada di permukaan K cell, dan akan melekat pada permukaan sel darah merah. Kompleks
ini mengaktifkan komplemen, yang berakibat hancurnya sel darah merah.
Contoh penyakit-penyakit :
• Goodpasture (perdarahan paru, anemia)
• Myasthenia gravis (MG)
• Immune hemolytic (anemia Hemolitik)
• Immune thrombocytopenia purpura
• Thyrotoxicosis (Graves' disease)
Terapi yang dapat diberikan pada alegi tipe II: immunosupresant cortikosteroids-
prednisolone).
Reaksi Alergi Tipe III (Immune Complex Disorders)
Merupakan reaksi alegi yang dapat terjadi karena deposit yang berasal dari kompleks
antigen antibody berada di jaringan. Adanya antigen antibody kompleks di jaringan,
menyebabkan aktifnya komplemen. Kompleks ini mengatifkan basofil sel mast aktif dan
merelease histamine, leukotrines dan menyebabkan inflamasi. Alergen (makanan) yang
terikat pada antibody pada netrofil (yang berada dalam darah) dan antibody yang berada
pada jaringan, mengaktifkan komplemen. Kompleks tersebut menyebabkan kerusakan pada
jaringan.
Penyakit :
• the protozoans that cause malaria
• the worms that cause schistosomiasis and filariasis
• the virus that causes hepatitis B, demam berdarah.
• Systemic lupus erythematosus (SLE)
• "Farmer's Lung“ (batuk, sesak nafas)
Kasus lain dari reaksi alergi tipe III yang perlu diketahui menyebutkan bahwa
imunisasi/vaksinasi yang menyebabkan alergi sering disebabkan serum (imunisasi) terhadap
Dipteri atau tetanus. Gejalanya disebut dengan Syndroma sickness, yaitu :
• Demam
• Ruam
• Kekakuan sendi
• Adanya protein dalam urin
Reaksi Alergi Tipe IV {Cell-Mediated Hypersensitivities (tipe lambat)}
Reaksi ini dapat disebabkan oleh antigen ekstrinsik dan intrinsic/internal (“self”). Reaksi ini
melibatkan sel-sel imunokompeten, seperti makrofag dan sel T. Ekstrinsik : nikel, bhn kimia
Intrinsik: Insulin-dependent diabetes mellitus (IDDM or Type I diabetes), Multiple sclerosis
(MS), Rheumatoid arthritis, TBC. Makrofag (APC) mengikat allergen pada permukaan sel
dan akan mentransfer allergen pada sel T, sehingga sel T merelease interleukin (mediator
kimia) yang akan menyebabkan berbagai gejala.
Terdapat 7 macam alergi yang biasa ditemukan, yakni sebagai berikut :
1. Alergi makanan
Kacang, seafood, susu, dan gandum mengandung alergen yang memicu alergi. Untuk
merespon nutrisi yang masuk, sistem imun berperan besar dalam mencerna setiap
kandungan yang terdapat pada makanan yang dikonsumsi. Setiap orang memiliki sistem
imun yang berbeda-beda, dan banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan seseorang
untuk meresap alergen yang terdapat pada makanan.
2. Alergi debu
Gejala yang sering muncul pada alergi debu seperti sering bersin disertai hidung dan
mata yang kemerahan, hidung berair (meler), nyeri wajah serta gatal pada bagian
hidung, langit-langit mulut dan tenggorokan. Reaksi akibat alergi debu dapat dicegah
atau diminimalisir dengan membersihkan secara rutin berbagai perabotan, karpet dan
lantai di rumah, mencuci seprai, hindari penggunaan selimut dari wol dan gunakan
furniture yang mudah dibersihkan.
3. Alergi udara
Dalam dunia medis, alergi udara dikenal sebagai urtikaria yang menyebabkan kulit
seseorang menjadi kemerahan ketika terinfeksi. Gatal, dan menderita bentol menjadi
gejala alergi udara. Untuk mencegahnya, hindari perubahan udra yang terlalu drastis dan
berikan kulit waktu untuk beradaptasi
4. Alergi bahan pakaian tertentu
Selain karena makanan dan udara gejala yang mmuncul seperti gatal dan kemerahan
juga dapat terjadi pada seseorang yang mengalami alergi pada bahan pakaian tertentu.
Sebelum membeli pakaian, sebaiknya cermati perbedaan yang terdapat di berbagai
material pakaian. Bahan natural seperti katun, sutra dan linen mengandung bahan yang
lebih mengundang alergen dibanding material sepeti nylon dan spandex
5. Alergi kosmetik
Kosmetik merupakan salah satu kebutuhan utama yang dimiliki oleh para wanita. Tapi,
tak jarang orang alergi terhadap jenis atau produk kecantikan tertentu yang akan
menyebabkan gejala bengkak pada bagian yang telah diaplikasikan makeup atau produk
skin care. Hal yang harus diperhatikan tentu adalah kandungan produk yang digunakan,
dan pada jenis kulit sensitif mungkin memiliki lapisan epidermis yang lebih rentan
dibanding kulit lain.
6. Alergi obat
Alergi obat adalah reaksi alergi dimana sistem kekebalan tubuh bereaksi secara
berlebihan terhadap obat-obatan tertentu. Alergi ini bukan berarti efek samping dalam
mengkonsumsi obat. Reaksi pada alergi ini diantaranya gatal dan bentol-bentol pada
kulit, hidung beringus, batuk, demam, sesak nafas dan terjadi pembengkakan. Cara yang
dapat ditempuh untuk menanggulangi alergi ini dengan menghindari obat yang
memberikan resiko alergi, jika sudah parah segera ke dokter untuk diberi suntikan.
7. Alergi bulu hewan
Bagi sebagian orang bulu binatang bisa menjadi pemicu timbulnya alergi. Penderita
alergi akan terkena gejala-gejala seperti batuk-batuk, bersin, asma, gatal-gatal, kulit
kemerahan, mata gatal dan berair. Bila mempunyai gejala alergi terhadap hewan
peliharaan, sebaiknya hindari hal-hal yang dapat memicu munculnya alergi dengan
menghindari binatang peliharaan yang dapat menimbulkan gejala alergi dan hindari
hewan peliharaan dari jangkauan mebel berlapis kain.

E. GEJALA ALERGI
Reaksi alergi bisa bersifat ringan atau berat. Kebanyakan reaksi terdiri dari mata
berair,mata terasa gatal dan kadang bersin. Pada reaksi yang esktrim bisa terjadi gangguan
pernafasan, kelainan fungsi jantung dan tekanan darah yang sangat rendah, yang
menyebabkan syok. Reaksi jenis ini disebut anafilaksis, yang bisa terjadi pada orang-orang
yang sangat sensitif, misalnya segera setelah makan makanan atau obat-obatan tertentu atau
setelah disengat lebah, dengan segera menimbulkan gejala.
F. PENATALAKSANAAN ALERGI
Penatalaksanaan penderita alergi, dibagi menjadi 2 yaitu, non farmakologis dan
farmakologis.
1. Terapi Non farmakologis
a. Terapi desentisasi
Berupa penyuntikan berulang alergen (yang dapat mensentisasi pasien) dalam
jumlah yang sangat kecil dapat mendorong pasien membentuk antibody IgG
terhadap alergen. Antibodi ini dapat bekerja sebagai antibody penghambat S.
Sewaktu pasien tersebut kembali terpajan ke alergen , maka antibodi penghambat
dapat berikatan dengan allergen mendahului antibody IgE. Karena pengikatan IgE
tidak menyebabkan degranulasi sel mast yang berlebihan, maka gejala alergi dapat
dikurangi.
b. Terapi probiotik
Preparat sel mikroba atau komponen mikroba yang dapat mempertahankan
kesehatan melalui kegiatan yang dilakukan dalam flora usus). Salah satu pendekatan
terbaru yang digunakan dalam penatalaksanaan alergi makanan.
Penelitian yang dilakukan oleh Trapp et al.(1993) menunjukkan bahwa responden
yang diberikan yoghurt memiliki penurunan konsentrasi IgE dalam darah dan
frekuensi alergi yang rendah menunjukkan bahwa pemberian bakteri probiotik
c. ASI eksklusif
Risiko alergi makanan pada bayi dapat dikurangi dengan peranaktif ibu memberi
ASI eksklusif selama 6 bulan penuh. Jangan kenalkanmakanan tambahan apapun
pada periode ini, terlebih susu formula berbahan dasar sapi serta produk-produk
turunan susu. Mengenalkan makanan padat pada usia terlalu dini, yaitu 4 bulan
pertama kehidupan anak, dihubungkan dengan peningkatan risiko alergi hingga
usia 10 tahun. Bayangkan dampaknya pada anak. Anjuran studi Dr Fiocchi yang
dimuat di jurnal Annals Allergy, Asthma & Immunology disarankan mengenalkan
makanan satu persatu. Para peneliti juga mengingatkan bahwa makanan padat harus
dikenalkan dalam jumlah kecil terlebih dahulu. Jangan langsung memberi bayi
campuran beberapa jenis bahan makanan. Sebab, dengan begini akansulit diketahui
apakah bayi Anda alergi terhadap bahan makanan tertentu.
d. Diet
Diet dilakukan selama 3 minggu, setelah itu dilakukan provokasidengan 1 bahan ma
kanan setiap minggu. Makanan yang menimbulkangejala alergi pada provokasi ini
dicatat. Disebut alergen kalau pada 3 kali provokasi menimbulkan gejala alergi.
Waktunya tidak perlu berturut-turut.
Ada beberapa regimen diet yang bisa digunakan, yaitu
1) ”ELIMINATION DIET”
Beberapa makanan harus dihindari yaitu Buah, susu, telur, ikan dan kacang,
merupakan makanan-makanan yang banyak ditemukan sebagai penyebab gejala
alergi, jadi makanan-makanan dengan indeks alergenisitas yang tinggi.
2) ”MINIMAL DIET 1” (Modified Rowe’s diet 1)
Terdiri dari beberapa makanan dengan indeks alergenisitas yang rendah.
Regimen ini terdiri sari beberapa makanan yang diperolehkan yaitu air, beras,
daging sapi, kelapa, kedelai, bayam, gula dan garam
3) ”MINIMAL DIET 2” (Modified Rowe’s Diet 2)
Terdiri dari makanan dengan alergisitas rendah yang lain yang diperbolehkan
adalah air, kentang, daging kambing, kacang buncis, kobis, bawang.
4) EGG and FISH FREE DIET”
diet ini menyingkirkan telur termasuk makanan-makanan yang dibuat dari telur
dan semua ikan. Biasanya diberikan pada penderita-penderita dengan keluhan
dengan keluhan utama urtikaria, angionerotik udem dan eksema.
5) ”HIS OWN’S DIET”
Menyingkirkan makanan yang dikemukakan sendiri oleh penderitanya sebagai
poenyebab gejala alergi.
2. Farmakologi
a. Antihistimin
Secara umum gunakan antihistimin tunggal untuk rhinitis musiman dan dalam
kombinasi dengan dekongestan. Antihistimin (azelastin,naphazoline)efektif dengan
lebih sedikit efek samping dan data menurunkan gejala asma penyerta.
b. Antiinflamasi
Steroid nasal memberikan pengurangan gejala sampai 90%dan lebih baik dari
antihistimin dalam mengurangi gejala.
c. Imunoterapi
Menurunkan histimin dan IgE, menginduksi energy sel T, menghasilkan antibody
yang menghambat aktifitas IgE dna meneybabkan perpindahan dari produksi
antibody. Jadwal pemberian dosis memerlukan beberapa injeks per minggu selama
beberapa minggu, kemudian perminggu atau per dua minggu selama durasi musim
dilanjutkan paling tidak 2 tahun. Memberikan control alergi yang efektif pada
kebanyakan penderita alergi
d. Terapi antibody monoclonal terhadap IgE
e. Antibody monoclonal terhadap IL-4 dan IL-5
f. Vaksin DNA yang spesifik terhadap allergen

G. DAMPAK ALERGI
Bahaya yang perlu diwaspadai dari alergi antara lain :
a. Polip hidung yang memiliki tanda patognomonis: inspisited mucous glands, akumulasi
sel-sel inflamasi yang luar biasa banyaknya (lebih eosinofil dan limfosit T CD4+),
hiperplasia epitel, hiperplasia goblet, dan metaplasia skuamosa. Gejala biasanya
timbul saat polip tumbuh besar dan menyumbat saluran napas. Polip berukuran kecil
bisa diatasi dengan obat semprot hidung steroid. Sedangkan, polip hidung diatasi
dengan operasi untuk mengangkat polip yang besar.
b. Otitis media yang sering residif, terutama pada anak-anak. Gejala otitis media antara
lain demam, sakit telinga, kehilangan keseimbangan, merasa tidak enak badan,
kelelahan, keluarnya cairan dari dalam telinga, dan gangguan pada indera
pendengaran. Otitis media bisa diatasi dengan konsumsi obat pereda demam dan nyeri.
c. Sinusitis paranasal merupakan inflamasi mukosa satu atau lebih sinus para nasal.
Terjadi akibat edema ostia sinus oleh proses alergis dalam mukosa yang menyebabkan
sumbatan ostia sehingga terjadi penurunan oksigenasi dan tekanan udara rongga sinus.
Hal tersebut akan menyuburkan pertumbuhan bakteri terutama bakteri anaerob dan
akan menyebabkan rusaknya fungsi barier epitel antara lain akibat dekstruksi mukosa
oleh mediator protein basa yang dilepas sel eosinofil (MBP) dengan akibat sinusitis
akan semakin parah (Durham, 2006).

H. PENCEGAHAN ALERGI

Alergi adalah dengan menghindari pemicunya. Tetapi tidak semua sumber alergi dapat
dihindari dengan mudah, misalnya tungau debu, hewan peliharaan, atau makanan.

Beberapa cara berikut ini dapat Anda lakukan untuk membantu mencegah alergi:

1. Kenakan pakaian tertutup atau mengoleskan losion penolak serangga saat bepergian.
2. Hindari memakai parfum yang bisa menarik perhatian serangga.
3. Gunakan masker saat keluar rumah.
4. Bersihkan rumah secara rutin, terutama ruangan yang sering digunakan, seperti kamar
tidur serta ruang keluarga, agar terhindar dari tungau debu.
5. Hindari penggunaan kemoceng karena dapat menyebarkan alergen.
6. Bersihkan permukaan perabotan dengan kain bersih yang dibasahi air atau cairan
pembersih atau gunakan alat penyedot debu.
7. Buka jendela atau pintu agar sirkulasi udara lebih lancar sehingga ruangan tidak terasa
8. Tempatkan hewan peliharaan di luar rumah atau di satu ruangan tertentu saja.
9. Mandikan hewan peliharaan seminggu sekali dan bersihkan kandangnya secara rutin.
10. Catat jenis makanan yang kemungkinan menjadi sumber alergi sehingga dapat
dihindari.
11. Baca label kemasan untuk mengetahui bahan-bahan yang digunakan sebelum
membeli makanan.
12. Bersihkan dapur agar terhindar dari lumut, terutama tempat cuci piring dan cuci
pakaian.
13. Jangan menjemur pakaian di dalam rumah.
14. Olahtaga teratur

Daftar Pustaka :
American Academy of Allergy Asthma and Immunology (2019). Allergies.
NHS UK (2016). Health A-Z. Allergies.

Ballenger´s Otorhinolaryngology and Head and Neck Surgery. BC Decker Inc, Ontario, 17th
ed, vol 4, p. 573-582

Brooks, Butel, Morse, 2008, Mikrobiologi Kedokteran (Jawetz, Melnick & Adelberg’s Medical
Microbiology), EGC, Edisi 23, hlm: 311.

Dhingra, 2014, anatomy and physiology of paranasal sinuses, Diseases of ear, nose, and throat
& head and neck surgery, sixth edition, page : 187 – 89.
Durham SR, 2006. Mechanism and Treatment of Allergic Rhinitis, In: Kerr AG,
ed,Scott- Browns Otolaryngogoly, Sixth Edition, Vol, 4,Butterworth-Heinemann, London:
pp. 4/6/1-14
Hikmah, Nuzulul., I Dewa Ayu Ratna. 2010. Seputar reaksi hipersensitivitas (alergi).
Stomatognatic (Jurnal Kedokteran Gigi UNEJ) Vol. 7 No. 2. 2010 : 108-12.

Krans, B. Holland, K. Healthline (2018). Everything You Need to Know About Allergies.
Mayo Clinic (2018). Diseases and Conditions. Allergies.

Lack, G. (2012). Update on Risk Factors for Food Allergy. J Allergy Clin Immunol. 129(5), pp.
1187-97.

Platts-Mills, T. A. E., & Woodfolk, J. A. (2011). Allergens and Their Role in The Allergic
Immune Response. Immunological Reviews 242 (1), 51-68.

Tos & Larsen, 2001, nasal polyps : origin, etiology, pathogenesis, and structure, diseases of the
sinuses, diagnosis and management, Kennedy, Decker B.C., page : 57 – 66.
WebMD (2018). What Is an Allergic Reaction?
Lampiran 2. Daftar hadir

PENCEGAHAN ALERGI DAN RSK DI RUMAH SAKIT


DR. SOETOMO SURABAYA

Tempat : Ruang Teratai RSUD Dr.Soetomo Surabaya


Hari, tanggal : Kamis, 3 Oktober 2019
Waktu : 08.00 – 09.00 WIB

No Nama Tanda tangan

1. 1.

2. 2.

3. 3.

4. 4.

5. 5.

6. 6.

7. 7.

8. 8.

9. 9.

10. 10.

11. 11.

12. 12.

13. 13

14. 14.

15. 15.

16. 16.
17. 17.

18. 18.

19. 19.

20. 20.
DAFTAR HADIR MAHASISWA PENDIDIKAN KESEHATAN
PENCEGAHAN ALERGI DAN RSK
RUMAH SAKIT DR. SOETOMO SURABAYA

Tempat : Ruang Teratai RSUD Dr.Soetomo Surabaya


Hari, tanggal : Kamis, 3 Oktober 2019
Waktu : 08.00 – 09.00 WIB

No Nama Tanda tangan

1. Abyan Shafly Nur Firdaus, S.Kep 1.

2. Riris Medawati,S.Kep 2.

3. Nyuasti Genta Satriyaningrum, S.Kep 3.

4. Lely Suryawati, S.Kep 4.

5. Risniawati, S.Kep 5.

6. Isnaini Via Zuraiyahya, S.Kep 6.


DAFTAR HADIR PEMBIMBING PENDIDIKAN KESEHATAN

PENCEGAHAN ALERGI DAN RSK RUMAH SAKIT DR. SOETOMO SURABAYA

Tempat Hari, : Ruang Teratai RSUD Dr.Soetomo Surabaya


tanggal : Kamis, 3 Oktober 2019
Waktu : 08.00 – 09.00 WIB
No Nama Tanda tangan

1. 1.

2. 2.

3. 3.

4. 4.

5. 5.

6. 6.
Lampiran 3. Lembar penilaian
FORMAT PENILAIAN
PENYULUHAN KESEHATAN RUMAH SAKIT(PKRS)
I. Penyajian

Bobot
No. Aspek Yang Dinilai
1 2 3 4
1. Sesuai waktu yang dialokasikan
2. Menggunakan bahasa yang bisa dimengerti
3. Kelancaran dan kejelasan penyajian
4. Kemampuan mengemukakan intisari penyuluhan
5. Penampilan penyaji dalam penyuluhan
TOTAL : ……………..

II. Isi Penyuluhan ( Bobot : 4 )


Bobot
No. Aspek Yang Dinilai
1 2 3 4
1. Kesesuaian TIK denga TIU
2. Kesesuaian materi dengan TIK
3. Kesesuaian kegiatan penyuluhan
4. Kesesuian Media/ alat dan sumber
5. Kesesuian alat evaluasi
TOTAL : ……………..

III. Tanya Jawab ( Bobot : 3)


Bobot
No. Aspek yang Dinilai
1 2 3 4
1. Ketepatan Menjawab
2. Kemampuan mengemukan argumen
3. Sikap penyuluh menanggapi pertanyaan
TOTAL : ……………..

Score Akhir = ( Penyajian + Isi + Tanya Jawab ) X 100 = ……..


52

Keterangan :
1 : Kurang
2 : Cukup
3 : Baik
4 : Sangat Baik
Lampiran 4. Lembar observasi

LEMBAR OBSERVASI
PELAKSANAAN PENDIDIKAN KESEHATAN
PENCEGAHAN ALERGI DAN RSK RUMAH SAKIT DR. SOETOMO SURABAYA

Keterlaksanaan (Sesuai dengan

No Struktur Penilaian Hasil yang Ingin Dicapai)

Ya Tidak

Kriteria Struktur

1 Kesiapan Materi
2 Kesiapan SAP
3 Kesiapan media: powerpoint & leaflet
4 Kehadiran peserta penyuluhan (min. 10)
5 Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh
mahasiswa
6 Pengorganisasian penyelenggaran penyuluhan
dilakukan pada hari sebelumnya

Kriteria Proses

Pembukaan:

1 Membuka acara dengan salam

2 Memperkenalkan diri

3 Kontrak waktu

4 Menjelaskan tujuan dari penyuluhan

5 Menyebutkan materi penyuluhan

6 Menggali pengetahuan peserta

Pelaksanaan:

Penyampaian materi
7 penyuluhan

8 Memberikan kesempatan sasaran


penyuluhan untuk mengajukan pertanyaan
mengenai materi yang disampaikan
9. Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peserta
10. penyuluh
10 Peserta antusias dalam mengikuti penyuluhan

Evaluasi:

11 Menanyakan kepada peserta penyuluhan tentang


materi yang diberikan

12 Moderator penyimpulkan hasil penyuluhan


13 Membagikan leaflet

14 Ucapan terimakasih kepada peserta


15 Menutup acara dengan salam

Kriteria Hasil
16 Peserta yang hadir > 10 orang

17 Acara dimulai tepat waktu

18 Peserta mengikuti acara sesuai dengan aturan yang


disepakati

19 Peserta memahami materi yang telah disampaikan


dan menjawab pertanyaan dengan benar

Surabaya, 3 Oktober 2019

Observer

(Abyan Shafly Nur Firdaus)


Lampiran 5. Lembar evaluasi mahasiswa

LEMBAR EVALUASI MAHASISWA


PELAKSANAAN PENDIDIKAN KESEHATAN PENCEGAHAN ALERGO DAN RSK
RUMAH SAKIT DR. SOETOMO SURABAYA

Keterlaksanaan (Sesuai dengan


No Struktur Penilaian Hasil yang Ingin Dicapai)

Ya Tidak

Moderator

1 Membuka acara penyuluhan

2 Menyampaikan maksud dan tujuan penyuluhan

3 Memperkenalkan diri dan tim kepada peserta

4 Menyebutkan kontrak waktu dan mekanisme


penyuluhan

5 Memotivasi peserta untuk bertanya

6 Memimpin jalannya diskusi dan evaluasi materi

7 Menutup acara penyuluhan

Penyuluh

8 Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan


bahasa yang mudah dipahami oleh peserta

9 Menggali pengetahuan tentang materi yang akan


disampaikan

10 Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan


memperhatikan proses penyuluhan

11 Menjawab pertanyaan peserta.


Notulen

12 Mencatat pertanyaan dan jawaban sebagai


dokumentasi kegiatan

13 Mencatat proses kegiatan sesuai SAP

Fasilitator
14 Ikut bergabung dan duduk bersama di antara peserta
15 Menjawab pertanyaan jika ada peserta yang bertanya kepadanya
16 Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang
belum jelas
17 Menjelaskan tentang istilah atau hal-hal yang
dirasa kurang jelas bagi peserta

Observer

18 Mencatat nama, dan jumlah peserta, serta


menempatkan diri sehingga memungkinkan
dapat mengamankan jalannya proses penyuluhan.

19 Mengamati perilaku verbal dan non verbal


peserta selama proses penyuluhan.

20 Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan


rencana penyuluhan

21 Menyampaikan evaluasi langsung kepada


penyuluh yang dirasa tidak sesuai dengan rencana
penyuluhan.

Surabaya, 3 Oktober 2019

Observer

(Abyan Shafly Nur Firdaus)


Lampiran 6. Lembar notulensi

LEMBAR NOTULENSI
PELAKSANAAN PENDIDIKAN KESEHATAN
ROKOK SEBAGAI PENYEBAB PENYAKIT JANTUNG
PPJT LANTAI 3 RUMAH SAKIT DR. SOETOMO
SURABAYA

Kegiatan : Pendidikan kesehatan


Topik : Pencegahan alergi dan RSK
Hari, tanggal : Kamis, 3 Oktober 2019
Tempat : Ruang Teratai RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Waktu : 08.00- 09.00 WIB

No Jam Kegiatan diskusi

1. Nama Penanya : ............................................................................................

Pertanyaan : ............................................................................................

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

Jawaban : ............................................................................................

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

2. Nama Penanya : ............................................................................................

Pertanyaan : ............................................................................................

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

Jawaban : ............................................................................................

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................
3. Nama Penanya : ............................................................................................

Pertanyaan : ............................................................................................

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

Jawaban : ............................................................................................

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

4. Nama Penanya : ............................................................................................

Pertanyaan : ............................................................................................

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

Jawaban : ............................................................................................

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

Surabaya, 3 Oktober 2019

Notulensi

(Isnaini Via Zuraiyahya)

Anda mungkin juga menyukai