Proposal Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit Di Ruang Melati Rsud Dr. Soetomo Surabaya
Proposal Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit Di Ruang Melati Rsud Dr. Soetomo Surabaya
Proposal Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit Di Ruang Melati Rsud Dr. Soetomo Surabaya
JUDUL PROGRAM :
GLAUKOMA
Diusulkan oleh:
Kelompok 5
1. Sajid Putut Setiawan 131913143063
2. Alip Nur Apriliyani 131913143049
3. Tyas Dwi Rahmadhani 131913143015
4. Sri Wulandari 131913143039
5. Risma Wahyuningtyas131913143030
6. Fara Anggita Rosa 131913143086
7. Novia Dwi Windasari 131913143112
I. LATAR BELAKANG
Kemapuan penglihatan setiap orang dapat di katakan berbeda-beda meskipun
dalam keadaan yang normal mereka mempunyai kecenderungan memepunyai tingkat
penglihatan yang sama. Namun menjadi berbdeda ketika seseornag tersebut mengalami
gangguana pada penglihatan. Sebagian mereka akan mengalami penurunan dan
gangguan pada penglihatan mereka. Apalagi masalah kebutaan hal ini meruapak
masalah yang kompleks yang terjadi pada penglihatan manusia. Menurut data dari
WHO pada tahun 2010 diperkirakan setiap 1 menit ada 1 orang yang mengalami
kebutaan di Indonesia. Menurut data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia pada
tahun 1996. Angka kebutaan di indonesia telah mencapai 1,5% atau dapat di katakan
lebih dari 2 juta orang di Indonesia mengalami kebutaan. Penyebab utama dari
banyaknya kasus kebutaan yang terjadi di Indonesia disebabkan oleh penyakit katarak
dengan kasus eebanyak 0,78%, glaukoma sebanyak 0,12%, kelainan retraksi sebanyak
0,14% serta peyakit lain yang berhubngan dengan usia lanjut 0,38%.
VII. Pengorganisasian
1. Pembimbing akademik : Praba Diyan Rachmawati S.Kep., Ns., M.Kep
2. Pembimbing klinik : Hanggoro Budi Amd, Kep
3. Penyaji : Risma Wahyuningtyas
4. Moderator : Sajid Putut Setiawan
5. Observer : Alip Nur Apriliyani
6. Notulen : Fara Anggita Rosa
7. Fasilitator : Tyas Dwi Rahmadhani dan Sri Wulandari
X. Evaluasi
a. Evaluasi struktural
- Kesiapan tempat penyuluhan
- Kesiapan alat dan materi penyuluhan
- Kesiapan peserta penyuluhan
- Pengorganisasian penyuluhan dilakukan sebelumnya
b. Evaluasi proses
- Antusiasme peserta penyuluhan
- Masing-masing anggota tim bekerja sesuai tugasnya
- Kejelasan materi yang disampaikan
- Peserta tidak meninggalkan tempat penyuluhan
c. Evaluasi hasil
- Pemahaman peserta tentang materi yang disampaikan
- Peserta mampu mengajukan pertanyaan tentang materi penyuluhan
= MC = Peserta
= Observer = Pemateri
= Pubdok
Lampiran 2
LEMBAR OBSERVASI PENYULUHAN
Topik : Glaukoma
Sasaran : Keluarga dan pasien di Ruang melati RSUD Dr Soetomo
Surabaya.
Tempat : di Ruang melati RSUD Dr Soetomo Surabaya.
Hari, Tanggal : Kamis, 19 September 2019
Waktu : 09.00 – 09.40 WIB
Evaluasi Ya Tidak
1. Persiapan
2 Pelaksanaan oleh moderator
Pembukaan
- Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri.
- Melakukan kontrak waktu
- Menyebutkan maksud dan tujuan kegiatan penyuluhan
Pelaksanaan oleh penyaji
Isi
a. Menggali pengetahuan peserta penyuluhan tentang
Pemenuhan kebutuhan cairan
b. Menyampaikan materi :
1. Menjelaskan pengertian Glaukoma
2. Menyebutkan penyebab Glaukoma
3. Menyebutkan tanda dan gejala Glaukoma
4. Menjelaskan pencegahan Glaukoma
5. Menjelaskan penatalaksanaan Glaukoma pre-
hospital
Lampiran 3
DAFTAR HADIR PESERTA
PENYULUHAN KESEHATAN RUMAH SAKIT
DI RUANG MELATI RSUD DR. SOETOMO SURABAYA
1. Definisi Glaukoma
Glaukoma adalah penyakit akibat peningkatan tekanan di dalam bola mata,
sehingga, merusak saraf pengelihatan dan menyebabkan kebutaan. Sunaryo Joko
(2009) menyatakan bahwa glaukoma adalah kelainan peningkatan tekanan bola
mata yang mengakibatkan terjadinya pencekungan pada papil syaraf optikus.
Sehingga, terjadi pengecilan pada syaraf pengelihatan, penyempitan lapang
pandang, dan penurunan tajam pengelihatan. Glaukoma adalah kumpulan gejala
gangguan penglihatan yang ditandai dengan peningkatan tekanan bola mata dan
kerusakan syaraf penglihatan (nervus optikus).
Sumber: https://cdn.bidhuan.id/img/2016/03/glaukoma1.jpg
2) Glaukoma Sekunder
Glaukoma yang disebabkan karena kondisi kesehatan lain atau akibat obat-
obatan. Kondisi tersebut dapat berupa diabetes yang tidak terkontrol atau
tekanan darah tinggi. Beberapa obat yang dapat menyebabkan glaukoma
yaitu obat golongan kortikosteroid.
3) Glaukoma Kongenital
Glaukoma Kongenital ditemukan pada saat kelahiran atau segera setelah
kelahiran, biasanya disebabkan oleh sistem saluran pembuangan cairan di
dalam mata tidak terbentuk sempurna sehingga kurang berfungsi dengan
baik. Akibatnya tekanan bola mata meningkat terus dan menyebabkan
pembesaran mata bayi, bagian depan mata berair dan berkabut juga peka
terhadap cahaya.
4) Glaukoma Absolut
Glaukoma absolut merupakan kondisi akhir dari galukoma. Penderita
glaukoma absolut sudah tidak dapat melihat karena tajam pengelihatan telah
menghilang (nol). Glaukoma absolut ditandai dengan rasa sakit yang
menetap pada mata. Selain itu, mata juga terasa keras saat diraba akibat
tekanan bola mata sangat tinggi.
4. Penyebab Glaukoma
Ada beberapa sebab dan faktor yang beresiko terhadap terjadinya glaukoma.
Diantaranya adalah:
Umur
Risiko glaukoma bertambah tinggi dengan bertambahnya usia. Terdapat 2%
dari populasi usia 40 tahun yang terkena glaukoma. Angka ini akan
bertambah dengan bertambahnya usia.
Riwayat anggota keluarga yang terkena glaukoma
Untuk glaukoma jenis tertentu, anggota keluarga penderita glaukoma
mempunyai resiko 6 kali lebih besar untuk terkena glaukoma. Resiko
terbesar adalah kakak-beradik kemudian hubungan orang tua dan anak-anak.
Tekanan bola mata
Tekanan bola mata normal adalah 10-21 mmHg, sehingga tekanan bola mata
diatas 21 mmHg berisiko tinggi terkena glaukoma. Meskipun untuk sebagian
individu, tekanan bola mata yang lebih rendah sudah dapat merusak saraf
optik. Untuk mengukur tekanan bola mata dapat dilakukan pemeriksaan
menggunakan tanometri.
Pemakai steroid secara rutin (anti radang)
Pemakai obat tetes mata yang mengandung steroid yang tidak dikontrol oleh
dokter, obat inhaler untuk penderita asma, obat steroid untuk radang sendi
dan pemakai obat yang memakai steroid secara rutin lainnya. Bila anda
mengetahui bahwa anda pemakai obat-obatan steroid secara rutin, sangat
dianjurkan memeriksakan diri anda ke dokter spesialis mata untuk
pendeteksian glaukoma.
Riwayat trauma (luka kecelakaan) pada mata
Penyakit lain
Riwayat penyakit diabetes (kencing manis), hipertensi dan migren, miopia
(rabun jauh).
6. Pencegahan Glaukoma
1) Informasi tentang glaukoma
Mendapatkan informasi tentang penyakit glaukoma akan menambah
wawasan masyarakat mengenai glaukoma, tanda dan gejala, faktor risiko,
penyebab, dan pemeriksaan yang dapat dilakukan.
2) Menjaga kesehatan mata
Menjaga jarak pandang mata saat membaca buku, menonton televisi, gadget,
dan menggunakan obat saat sakit mata sesuai dengan resep dokter.
3) Deteksi dini
Melakukan deteksi dini glaukoma sangat penting untuk mencegah hilangnya
fungsi penglihatan dan kebutaansehingga dapat memberikan pengobatan
lebih awal. Tidak pernah melakukan pemeriksaan pada mata maka tidak
akan mengetahui kerusakan mata yang telah parah sehingga pengobatan
yang dilakukan menjadi kurang optimal.
4) Melakukan pemeriksaan mata pada usia di atas 40 tahun
Pada usia di atas 40 tahun terjadi penurunan fungsi mat, sehingga penting
untuk melakukan pemeriksaan mata untuk mengetahui kondisi kesehatan
mata dan pengobatan yang dapat dilakukan sesuai dengan prognosis dari
kondisi tersebut.
5) Melakukan pemeriksaan mata pada orang yang beresiko
Kelompok beresiko seperti hipertensi, diabetes mellitus, usia > 40 tahun,
keluarga yang pernah mnglami penyakit glaukoma, dan konsumsi obat
kortikosteroid dalam jangka panjang.
6) Pemeriksaan mata rutin
Dilakukan 6 bulan sekali bagi orang dengan risiko tinggi yaitu mereka yang
memiliki riwayat keluarga penderita glaukoma, mata minus tinggi atau plus
tinggi, serta penderita penyakit sistemik seperti diabetes atau kelainan
jantung.
7) Nutrisi yang adekuat
Konsumsi makanan yang dapat meningkatkan kesehatan mata seperti
makanan yang mengandung vitamin A dan Beta Karoten.
8) Gaya hidup (life style)
Melakukan pola hidup sehat seperti makan makanan yang seha, rajin
berolahraga, dan memanajemen stress. Mengontrol tekanan darah dan gula
darah agar tetap stabil atau tangani penyakit dasar. Tidak menggunakan
steroid (obat anti radang), kecuali atas indikasi dokter.
Andrea Lalita. Pencapaian tekanan intraokuler pasca pemberian timolol maleat 0,5%
pada glaukoma susut terbuka primer di poloklinik mata RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado tahun 2012-2014. Manado: Fakultas Kedokteran Universitas
Sam Ratulangi; 2016.
Lim Arthur. 2002. Acute primary Closed Angle Glaukoma Mayor Global Blending
Problem in Acute Glaucoma. University of Singapore: Singapore University
Press.
Dina Ameliana. Perbandingan penurunan tekanan intraokuler pada terapi timolol maleat
dan dorsalamid pasien glaukoma. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro; 2014