Proposal Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit Di Ruang Melati Rsud Dr. Soetomo Surabaya

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL

PENYULUHAN KESEHATAN RUMAH SAKIT


DI RUANG MELATI RSUD DR. SOETOMO SURABAYA

JUDUL PROGRAM :
GLAUKOMA
Diusulkan oleh:

Kelompok 5
1. Sajid Putut Setiawan 131913143063
2. Alip Nur Apriliyani 131913143049
3. Tyas Dwi Rahmadhani 131913143015
4. Sri Wulandari 131913143039
5. Risma Wahyuningtyas131913143030
6. Fara Anggita Rosa 131913143086
7. Novia Dwi Windasari 131913143112

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
FLASH SUMMARY

Nama Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) tentang


Glaukoma
Deskripsi Kegiatan Penyuluhan merupakan salah satu metode yang menggunakan
media dalam menyampaikan materi kepada audience.
Kegiatan ini bertujuan memberikan pengetahuan kepada
audience tentang glaukoma. Media yang digunakan yaitu
power point. Kegiatan ini berlangsung selama 40 menit dan
dilaksanakan di Ruang Melati RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
Waktu dan Tempat Hari, Tanggal : Kamis, 19 September 2019
Pelaksanaan Pukul : 09.00 WIB – 09.40 WIB
Kegiatan Tempat : Ruang Melati RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
Bentuk Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit
Sasaran Kegiatan Keluarga dan pasien di Ruang Melati RSUD Dr. Soetomo
Surabaya

I. LATAR BELAKANG
Kemapuan penglihatan setiap orang dapat di katakan berbeda-beda meskipun
dalam keadaan yang normal mereka mempunyai kecenderungan memepunyai tingkat
penglihatan yang sama. Namun menjadi berbdeda ketika seseornag tersebut mengalami
gangguana pada penglihatan. Sebagian mereka akan mengalami penurunan dan
gangguan pada penglihatan mereka. Apalagi masalah kebutaan hal ini meruapak
masalah yang kompleks yang terjadi pada penglihatan manusia. Menurut data dari
WHO pada tahun 2010 diperkirakan setiap 1 menit ada 1 orang yang mengalami
kebutaan di Indonesia. Menurut data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia pada
tahun 1996. Angka kebutaan di indonesia telah mencapai 1,5% atau dapat di katakan
lebih dari 2 juta orang di Indonesia mengalami kebutaan. Penyebab utama dari
banyaknya kasus kebutaan yang terjadi di Indonesia disebabkan oleh penyakit katarak
dengan kasus eebanyak 0,78%, glaukoma sebanyak 0,12%, kelainan retraksi sebanyak
0,14% serta peyakit lain yang berhubngan dengan usia lanjut 0,38%.

Glaukoma ini merupakan suatu gangguan yang terjadi di penglihatan manusia.


Glaukoma adalah kumpulan gejala gangguan penglihatan yang ditandai dengan
peningkatan tekanan bola mata dan kerusakan syaraf penglihatan (nervus optikus).

II. RUMUSAN MASALAH


Bagaimanakah glaukoma?
III. TUJUAN UMUM
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 45 menit diharapkan pasien dan keluarga
memahami tentang efusi pleura dan langkah-langkah cuci tangan.
IV. TUJUAN KHUSUS
Setelah dilakukan PKRS, keluarga pasien mampu :
1. Menjelaskan pengertian glaukoma
2. Menyebutkan penyebab glaukoma
3. Menyebutkan tanda dan gejala glaukoma
4. Menjelaskan cara pencegahan glaukoma
5. Menjelaskan pengobatan glaukoma
Lampiran 1
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Sub Pokok : Glaukoma
Peserta : Pasien dan Keluarga Pasien Ruang Melati
Waktu : 40 menit
Pukul : 07.40 s/d 08.20 WIB
Tempat : Ruang Melati RSUD Dr.Soetomo Surabaya

I. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan penyuluhan ini diharapkan pasien dan keluarga dapat mengetahui
tentang glaukoma.
II. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga dapat :
1. Menjelaskan pengertian glaukoma
2. Menyebutkan penyebab glaukoma
3. Menyebutkan tanda dan gejala glaukoma
4. Menjelaskan cara pencegahan glaukoma
5. Menjelaskan pengobatan glaukoma
III. Sasaran
Pasien dan keluarga pasien di Ruang Melati RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
IV. Materi
1. Pengertian glaukoma
2. Penyebab glaukoma
3. Tanda dan gejala glaukoma
4. Cara pencegahan glaukoma
5. Pengobatan glaukoma
V. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
VI. Media
1. Power point

VII. Pengorganisasian
1. Pembimbing akademik : Praba Diyan Rachmawati S.Kep., Ns., M.Kep
2. Pembimbing klinik : Hanggoro Budi Amd, Kep
3. Penyaji : Risma Wahyuningtyas
4. Moderator : Sajid Putut Setiawan
5. Observer : Alip Nur Apriliyani
6. Notulen : Fara Anggita Rosa
7. Fasilitator : Tyas Dwi Rahmadhani dan Sri Wulandari

VIII. Job Description


No. Nama Sie Job Description
No. Nama Sie Job Description

2. Moderator 1. Memandu jalannya penyuluhan dan sesi tanya jawab


2. Membuka acara dan menyampaikan maksud serta tujuan
kegiatan penyuluhan
3. Menjelaskan kontrak waktu dan mekanisme kegiatan
4. Melakukan evaluasi hasil tentang materi yang telah
disampaikan
5. Menutup acara penyuluhan
3. Notulen 1. Mencatat pertanyaan peserta dan jawaban penyaji sebagai
dokumentasi kegiatan
2. Mencatat proses kegiatan penyuluhan disesuaikan dengan
rencana kegiatan pada SAP
3. Menyusun laporan dan menilai hasil kegiatan penyuluhan
4. Observer 1. Mengawasi dan mengevaluasi selama penyuluhan
berlangsung
2. Mencatat situasi pendukung dan penghambat proses
kegiatan penyuluhan
5. Fasilitator 1. Membantu dan mengondisikan peserta selama penyuluhan
berlangsung
2. Meminta tanda tangan peserta yang hadir (absensi)
3. Membantu moderator dalam mengajukan pertanyaan
untuk evaluasi hasil
4. Memfasilitasi peserta untuk aktif bertanya
5. Membagikan leaflet

IX. Rincian Kegiatan


Kegiatan Respon peserta Alokasi
waktu
Persiapan: 5 menit
a. Mempersiapakan tempat
b. Mempersiapkan peserta
c. Mempersiapkan alat dan
keperluan penyuluhan
Pembukaan: - Menjawab salam 5 menit
a. Membuka/memulai - Menjawab pertanyaan
kegiatan dengan yang diajukan pemateri
mengucapkan salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menyebutkan materi
penyuluhan
d. Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan
e. Melakukan kontrak
waktu dengan peserta
f. Menggali pengetahuan
peserta
Pelaksanaan kegiatan - Memperhatikan 15 menit
penyuluhan penjelasan yang
a. Menjelaskan tentang diberikan
pengertian glaukoma - Mejawab pertanyaan
b. Menjelaskan penyebab - Mendengarkan
glaukoma - Memberi umpan balik
c. Menjelaskan tanda dan dalam memahami
gejala glaukoma penjelasan yang
d. Menjelaskan pencegahan diberikan
glaukoma
e. Menjelaskan
penatalaksanaan
glaukoma pre-hospital
Tanya jawab/evaluasi - Mengajukan pertanyaan 10 menit
a. Memberikan kesempatan
pada peserta untuk
bertanya mengenai
materi yang disampaikan
b. Menanyakan kembali
kepada peserta apa yang
telah disampaikan dan
membuat kesimpulan
Penutup - Menjawab salam 6
a. Mengucapkan terima
kasih atas kesediaan
peserta mengikuti
kegiatan penyuluhan
b. Mengucapkan salam
penutup

X. Evaluasi
a. Evaluasi struktural
- Kesiapan tempat penyuluhan
- Kesiapan alat dan materi penyuluhan
- Kesiapan peserta penyuluhan
- Pengorganisasian penyuluhan dilakukan sebelumnya
b. Evaluasi proses
- Antusiasme peserta penyuluhan
- Masing-masing anggota tim bekerja sesuai tugasnya
- Kejelasan materi yang disampaikan
- Peserta tidak meninggalkan tempat penyuluhan
c. Evaluasi hasil
- Pemahaman peserta tentang materi yang disampaikan
- Peserta mampu mengajukan pertanyaan tentang materi penyuluhan

XI. Setting Tempat


Materi
LCD
Keterangan:

= MC = Peserta

= Observer = Pemateri

= Pubdok
Lampiran 2
LEMBAR OBSERVASI PENYULUHAN

Topik : Glaukoma
Sasaran : Keluarga dan pasien di Ruang melati RSUD Dr Soetomo
Surabaya.
Tempat : di Ruang melati RSUD Dr Soetomo Surabaya.
Hari, Tanggal : Kamis, 19 September 2019
Waktu : 09.00 – 09.40 WIB

Evaluasi Ya Tidak

1. Persiapan
2 Pelaksanaan oleh moderator
Pembukaan
- Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri.
- Melakukan kontrak waktu
- Menyebutkan maksud dan tujuan kegiatan penyuluhan
Pelaksanaan oleh penyaji
Isi
a. Menggali pengetahuan peserta penyuluhan tentang
Pemenuhan kebutuhan cairan
b. Menyampaikan materi :
1. Menjelaskan pengertian Glaukoma
2. Menyebutkan penyebab Glaukoma
3. Menyebutkan tanda dan gejala Glaukoma
4. Menjelaskan pencegahan Glaukoma
5. Menjelaskan penatalaksanaan Glaukoma pre-
hospital

c. Memberikan kesempatan kepada peserta penyuluhan


untuk bertanya tentang materi yang diberikan
d. Memberikan jawaban dan penjelasan dari pertanyaan
yang diajukan.
Evaluasi dan penutup
a. Menanyakan kembali pada peserta penyuluhan tentang
materi yang telah diberikan
b. Memberi kesempatan pada pembimbing
c. Menyatakan kegiatan telah selesai oleh moderator
d. Mengucapkan terima kasih kepada peserta oleh
moderator
e. Mengucapkan salam sebagai penutup acara oleh
moderator
3 Evaluasi
a. Pelaksanaan sesuai dengan perencanaan kegiatan.
b. Peran sesuai dengan perencanaan pengorganisasian.
c. Peserta tidak meninggalkan tempat selama kegiatan.
d. Peserta memberikan pertanyaan

Lampiran 3
DAFTAR HADIR PESERTA
PENYULUHAN KESEHATAN RUMAH SAKIT
DI RUANG MELATI RSUD DR. SOETOMO SURABAYA

Hari, Tanggal : Kamis, 19 September 2019


Jam : 09.00 – 09.40 WIB
Topik : Glaukoma
No Nama Tanda Tangan
1 1.
2 2.
3 3.
4 4.
5 5.
6 6.
7 7.
8 8.
9 9.
10 10.
11 11.
12 12.
13 13.
14 14.
15 15.
16 16.
17 17.
18 18.
19 19.
20 20.
DAFTAR HADIR MAHASISWA
PENYULUHAN KESEHATAN RUMAH SAKIT
DI RUANG MELATI RSUD DR. SOETOMO SURABAYA

Hari, Tanggal : Kamis, 19 September 2019


Jam : 09.00 – 09.40 WIB
Topik : Glaukoma

No Nama Tanda Tangan


1 1.
2 2.
3 3.
4 4.
5 5.
6 6.
7 7.
DAFTAR HADIR PEMBIMBING
PENYULUHAN KESEHATAN RUMAH SAKIT
DI RUANG MELATI RSUD DR. SOETOMO SURABAYA

Hari, Tanggal : Kamis, 19 September 2019


Jam : 09.00 – 09.40 WIB
Topik : Glaukoma

No Nama Tanda Tangan


1 1.
2 2.
3 3.
4 4.
Lampiran 1
MATERI PENYULUHAN

1. Definisi Glaukoma
Glaukoma adalah penyakit akibat peningkatan tekanan di dalam bola mata,
sehingga, merusak saraf pengelihatan dan menyebabkan kebutaan. Sunaryo Joko
(2009) menyatakan bahwa glaukoma adalah kelainan peningkatan tekanan bola
mata yang mengakibatkan terjadinya pencekungan pada papil syaraf optikus.
Sehingga, terjadi pengecilan pada syaraf pengelihatan, penyempitan lapang
pandang, dan penurunan tajam pengelihatan. Glaukoma adalah kumpulan gejala
gangguan penglihatan yang ditandai dengan peningkatan tekanan bola mata dan
kerusakan syaraf penglihatan (nervus optikus).

Sumber: https://cdn.bidhuan.id/img/2016/03/glaukoma1.jpg

2. Sirkulasi Aquos Humor


Prosesus siliaris menghasilkan aquos humor, dialirkan ke bilik mata belakang
(posterior). Kemudian menuju pupil dan bilik mata depan. Di bilik mata depan
aquos humor mengalir dari sudut kamera okuli anterior ke trabecular meshwork
dan kanalis schlemm kemudian menuju vena episklera.
3. Klasifikasi Glaukoma
1) Glaukoma Primer
a) Glaukoma akut sudut tertutup
Glaukoma akut sudut tertutup merupakan glaukoma yang terjadi karena
penyempitan pada jalur akuos humor. Sehingga, akuos humor tidak dapat
masuk atau mengalami hambatan untuk masuk ke bilik mata depan.
b) Glaukoma kronis sudut terbuka
Glaukoma kronis sudut terbuka merupakan jenis glaukoma yang paling
sering terjadi dan mengenai kedua mata. Glaukoma sudut terbuka terjadi
apabila cairan akuos humor tidak dapat keluar dari bilik mata belakang
menuju bilik mata depan. Hal ini disebabkan oleh penyumbatan pada
jalur keluarnya akuos humor yang disebut dengan jaringan trabekular.

2) Glaukoma Sekunder
Glaukoma yang disebabkan karena kondisi kesehatan lain atau akibat obat-
obatan. Kondisi tersebut dapat berupa diabetes yang tidak terkontrol atau
tekanan darah tinggi. Beberapa obat yang dapat menyebabkan glaukoma
yaitu obat golongan kortikosteroid.
3) Glaukoma Kongenital
Glaukoma Kongenital ditemukan pada saat kelahiran atau segera setelah
kelahiran, biasanya disebabkan oleh sistem saluran pembuangan cairan di
dalam mata tidak terbentuk sempurna sehingga kurang berfungsi dengan
baik. Akibatnya tekanan bola mata meningkat terus dan menyebabkan
pembesaran mata bayi, bagian depan mata berair dan berkabut juga peka
terhadap cahaya.
4) Glaukoma Absolut
Glaukoma absolut merupakan kondisi akhir dari galukoma. Penderita
glaukoma absolut sudah tidak dapat melihat karena tajam pengelihatan telah
menghilang (nol). Glaukoma absolut ditandai dengan rasa sakit yang
menetap pada mata. Selain itu, mata juga terasa keras saat diraba akibat
tekanan bola mata sangat tinggi.

4. Penyebab Glaukoma
Ada beberapa sebab dan faktor yang beresiko terhadap terjadinya glaukoma.
Diantaranya adalah:
 Umur
Risiko glaukoma bertambah tinggi dengan bertambahnya usia. Terdapat 2%
dari populasi usia 40 tahun yang terkena glaukoma. Angka ini akan
bertambah dengan bertambahnya usia.
 Riwayat anggota keluarga yang terkena glaukoma
Untuk glaukoma jenis tertentu, anggota keluarga penderita glaukoma
mempunyai resiko 6 kali lebih besar untuk terkena glaukoma. Resiko
terbesar adalah kakak-beradik kemudian hubungan orang tua dan anak-anak.
 Tekanan bola mata
Tekanan bola mata normal adalah 10-21 mmHg, sehingga tekanan bola mata
diatas 21 mmHg berisiko tinggi terkena glaukoma. Meskipun untuk sebagian
individu, tekanan bola mata yang lebih rendah sudah dapat merusak saraf
optik. Untuk mengukur tekanan bola mata dapat dilakukan pemeriksaan
menggunakan tanometri.
 Pemakai steroid secara rutin (anti radang)
Pemakai obat tetes mata yang mengandung steroid yang tidak dikontrol oleh
dokter, obat inhaler untuk penderita asma, obat steroid untuk radang sendi
dan pemakai obat yang memakai steroid secara rutin lainnya. Bila anda
mengetahui bahwa anda pemakai obat-obatan steroid secara rutin, sangat
dianjurkan memeriksakan diri anda ke dokter spesialis mata untuk
pendeteksian glaukoma.
 Riwayat trauma (luka kecelakaan) pada mata
 Penyakit lain
Riwayat penyakit diabetes (kencing manis), hipertensi dan migren, miopia
(rabun jauh).

5. Tanda dan Gejala Glaukoma


1) Nyeri pada mata dan sekitarnya (orbita, kepala, gigi, telinga).
2) Pandangan kabut
3) Mual, muntah
4) Mata merah
5) Kornea keruh
6) Pupil lebar lonjong
7) Mata menjadi keras, peningkatan tekanan bola mata
8) Terdapat pelangi di mata pada saat terkena cahaya (halo)
9) Gangguan penglihatan seperti melihat pada lubang kunci (penyempitan
lapang pandang (Tamsuri A, 2010 : 74-75)

6. Pencegahan Glaukoma
1) Informasi tentang glaukoma
Mendapatkan informasi tentang penyakit glaukoma akan menambah
wawasan masyarakat mengenai glaukoma, tanda dan gejala, faktor risiko,
penyebab, dan pemeriksaan yang dapat dilakukan.
2) Menjaga kesehatan mata
Menjaga jarak pandang mata saat membaca buku, menonton televisi, gadget,
dan menggunakan obat saat sakit mata sesuai dengan resep dokter.
3) Deteksi dini
Melakukan deteksi dini glaukoma sangat penting untuk mencegah hilangnya
fungsi penglihatan dan kebutaansehingga dapat memberikan pengobatan
lebih awal. Tidak pernah melakukan pemeriksaan pada mata maka tidak
akan mengetahui kerusakan mata yang telah parah sehingga pengobatan
yang dilakukan menjadi kurang optimal.
4) Melakukan pemeriksaan mata pada usia di atas 40 tahun
Pada usia di atas 40 tahun terjadi penurunan fungsi mat, sehingga penting
untuk melakukan pemeriksaan mata untuk mengetahui kondisi kesehatan
mata dan pengobatan yang dapat dilakukan sesuai dengan prognosis dari
kondisi tersebut.
5) Melakukan pemeriksaan mata pada orang yang beresiko
Kelompok beresiko seperti hipertensi, diabetes mellitus, usia > 40 tahun,
keluarga yang pernah mnglami penyakit glaukoma, dan konsumsi obat
kortikosteroid dalam jangka panjang.
6) Pemeriksaan mata rutin
Dilakukan 6 bulan sekali bagi orang dengan risiko tinggi yaitu mereka yang
memiliki riwayat keluarga penderita glaukoma, mata minus tinggi atau plus
tinggi, serta penderita penyakit sistemik seperti diabetes atau kelainan
jantung.
7) Nutrisi yang adekuat
Konsumsi makanan yang dapat meningkatkan kesehatan mata seperti
makanan yang mengandung vitamin A dan Beta Karoten.
8) Gaya hidup (life style)
Melakukan pola hidup sehat seperti makan makanan yang seha, rajin
berolahraga, dan memanajemen stress. Mengontrol tekanan darah dan gula
darah agar tetap stabil atau tangani penyakit dasar. Tidak menggunakan
steroid (obat anti radang), kecuali atas indikasi dokter.

7. Penatalaksanaan Glaukoma Pre-Hospital


1. Kenali tanda dan gejala glaukoma
2. Menghindari atau mengatasi penyebab glaukoma (tangani penyakit dasar,
seperti hipertensi, diabet, rabun jauh dan rubah gaya hidup menjadi gaya
hidup sehat)
3. Segera lakukan pemeriksaan ke dokter mata untuk pengobatan yang lebih
lanjut
DAFTAR PUSTAKA

American Academi of Ophthalmology: Surgery of Angle Closure Glaucoma in Basic


and Clinical Science Course. 2005-2006

American Academy of Opthalmology, Fundamentals and Principles of Opthalmology in


Basic and Clinical Science Course, Section 2, 2003-2005, p318-37

Amra, Aryani Atiyatul. 2007. Penatalaksanaan Glaukoma Akut. Univeristas Sumartra


Utara: fakultas Kedokteran

Anas Tamsuri. Klien gangguan mata dan pengelihatan: keperawatan medical-bedah.


Jakarta: EGC, 2010

Andrea Lalita. Pencapaian tekanan intraokuler pasca pemberian timolol maleat 0,5%
pada glaukoma susut terbuka primer di poloklinik mata RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado tahun 2012-2014. Manado: Fakultas Kedokteran Universitas
Sam Ratulangi; 2016.

Lim Arthur. 2002. Acute primary Closed Angle Glaukoma Mayor Global Blending
Problem in Acute Glaucoma. University of Singapore: Singapore University
Press.

Dina Ameliana. Perbandingan penurunan tekanan intraokuler pada terapi timolol maleat
dan dorsalamid pasien glaukoma. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro; 2014

Anda mungkin juga menyukai