Skkni 2015-127

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 44

LAMPIRAN

KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN


REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 127 TAHUN 2015

TENTANG

PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA


NASIONAL INDONESIA KATEGORI JASA
PROFESIONAL, ILMIAH DAN TEKNIS GOLONGAN
POKOK JASA ARSITEKTUR DAN TEKNIK SIPIL;
ANALISIS DAN UJI TEKNIS PADA JABATAN KERJA
PENGKAJI TEKNIS PROTEKSI KEBAKARAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi beserta
peraturan pelaksanaannya menyatakan bahwa tenaga kerja yang
melaksanakan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan konstruksi
harus memiliki sertifikat keahlian dan/atau keterampilan.
Keharusan memiliki sertifikat keahlian dan/atau keterampilan:
mencerminkan adanya tuntutan kualitas tenaga kerja yang kompeten.
Kondisi tersebut memerlukan langkah nyata dalam mempersiapkan
perangkat (standar baku) yang dibutuhkan untuk mengukur kualitas
kerja jasa konstruksi.
Pasal 10 ayat (2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, menetapkan bahwa pelatihan kerja diselenggarakan
berdasarkan program pelatihan yang mengacu pada Standar Kompetensi
Kerja, diperjelas lagi dengan peraturan pelaksanaannya yang tertuang
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem
Pelatihan Kerja Nasional yaitu:
1. Pasal 3 huruf (b) menyatakan bahwa prinsip dasar pelatihan kerja
adalah berbasis pada kompetensi kerja.
2. Pasal 4 ayat (1) menyatakan bahwa program pelatihan kerja disusun
berdasarkan SKKNI, Standar Internasional dan/atau Standar Khusus.

1
Persyaratan unjuk kerja, jenis jabatan dan/atau pekerjaan seseorang
perlu ditetapkan dalam suatu pengaturan standar yakni Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Standar ini harus
memiliki ekuivalensi atau kesetaraan dengan standar yang berlaku di
negara lain, bahkan berlaku secara Internasional. Ketentuan mengenai
pengaturan standar kompetensi di Indonesia tertuang di dalam
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 8 Tahun 2012
tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia.
Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah tersebut di atas menyebut
tentang kompetensi yaitu suatu ungkapan kualitas sumber daya
manusia yang terbentuk dengan menyatunya 3 aspek kompetensi yang
terdiri dari: aspek pengetahuan (domain kognitif atau knowledge), aspek
kemampuan (domain psychomotorik atau skill) dan aspek sikap kerja
(domain afektif atau attitude/ability), atau secara definitif pengertian
kompetensi ialah penguasaan disiplin keilmuan dan pengetahuan serta
keterampilan menerapkan metode dan teknik tertentu didukung sikap
perilaku kerja yang tepat, guna mencapai dan/atau mewujudkan hasil
tertentu secara mandiri dan/atau berkelompok dalam penyelenggaraan
tugas pekerjaan.
Jadi apabila seseorang atau sekelompok orang telah mempunyai
kompetensi kemudian dikaitkan dengan tugas pekerjaan tertentu sesuai
dengan kompetensinya, maka akan dapat menghasilkan atau
mewujudkan sasaran dan tujuan tugas pekerjaan tertentu yang
seharusnya dapat terukur dengan indikator sebagai berikut: dalam
kondisi tertentu, mampu dan mau melakukan suatu pekerjaan, sesuai
volume dan dimensi yang ditentukan, dengan kualitas sesuai standar
dan mutu/spesifikasi, selesai dalam tempo yang ditentukan.
Indikator ini penting untuk memastikan kualitas SDM secara jelas, lugas
dan terukur, serta untuk mengukur produktivitas tenaga kerja dikaitkan
dengan perhitungan biaya pekerjaan yang dapat menentukan daya
saing.
Tujuan lain dari penyusunan standar kompetensi ini adalah untuk
mendapatkan pengakuan kompetensi secara nasional bagi tenaga kerja

2
pemegang sertifikat kompetensi jabatan kerja ini. Hal-hal yang perlu
diperhatikan untuk mendapatkan pengakuan tersebut adalah:
1. Menyesuaikan tingkat kompetensi dengan kebutuhan
industri/usaha, dengan melakukan eksplorasi data primer dan
sekunder secara komprehensif dari dunia kerja.
2. Menggunakan referensi dan rujukan dari standar-standar sejenis
yang digunakan oleh negara lain atau standar Internasional, agar
dikemudian hari dapat dilakukan proses saling pengakuan (Mutual
Recognition Arrangement MRA).
3. Dilakukan bersama dengan representatif dari asosiasi pekerja,
asosiasi industri/usaha secara institusional, dan asosiasi lembaga
pendidikan dan pelatihan profesi atau para pakar dibidangnya agar
memudahkan dalam pencapaian konsesus dan pemberlakuan secara
nasional.

B. Pengertian
1. Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan seseorang dalam melaksanakan
suatu aktivitas merujuk pada beberapa karakteristik, baik yang
bersifat dasar, pengetahuan, keterampilan maupun perilaku dengan
tingkat kemampuan yang dapat berubah-ubah, tergantung sejauh
mana pengetahuan, keterampilan, maupun perilaku tersebut diasah.
2. Standar Kompetensi
Standar kompetensi adalah pernyataan ukuran atau patokan tentang
kemampuan seseorang dalam melaksanakan suatu aktivitas merujuk
pada beberapa karakteristik, baik yang bersifat dasar, pengetahuan,
keterampilan maupun perilaku dengan tingkat kemampuan yang
dapat berubah-ubah, tergantung sejauh mana pengetahuan,
keterampilan maupun perilaku tersebut diasah.
3. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia adalah rumusan
kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan
dan/atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan

3
pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Komite Standar Kompetensi
Komite Standar Kompetensi adalah kelompok kerja yang dibentuk
oleh Kepala Badan Pembinaan Konstruksi Kementerian Pekerjaan
Umum.
5. Tim Perumus SKKNI
Tim Perumus SKKNI adalah kelompok kerja yang dibentuk oleh
Kepala Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi
Kementerian Pekerjaan Umum selaku Ketua Komite Standar
Kompetensi.
6. Tim Verifikasi SKKNI
Tim Verifikasi SKKNI adalah kelompok kerja yang dibentuk oleh
Kepala Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi
Kementerian Pekerjaan Umum selaku Ketua Komite Standar
Kompetensi.
7. Peta Kompetensi
Peta kompetensi adalah gambaran komprehensif tentang kompetensi
dari setiap fungsi dalam suatu lapangan usaha yang akan
dipergunakan sebagai acuan dalam menyusun standar kompetensi.
8. Judul Unit
Judul unit merupakan bentuk pernyataan terhadap tugas atau
pekerjaan yang akan dilakukan. Judul unit harus menggunakan
kalimat aktif yang diawali dengan kata kerja aktif atau performatif
yang terukur.
9. Elemen Kompetensi
Berisi deskripsi tentang langkah-langkah kegiatan yang harus
dilakukan dalam melaksanakan unit kompetensi. Kegiatan dimaksud
biasanya disusun dengan mengacu pada proses pelaksanaan unit
kompetensi, yang dibuat dalam kata kerja aktif atau performatif.
10. Kriteria Unjuk Kerja
Berisi deskripsi tentang kriteria unjuk kerja yang menggambarkan
kinerja yang harus dicapai pada setiap elemen kompetensi.Kriteria
unjuk kerja dirumuskan secara kualitatif dan/atau kuantitatif,

4
dalam rumusan hasil pelaksanaan pekerjaan yang terukur, yang
dibuat dalam kata kerja pasif.
11. Istilah/pengertian yang berhubungan dengan unit kompetensi
a. Bahaya kebakaran adalah setiap kondisi/situasi yang berpotensi
menimbulkan kejadian yang merugikan terhadap manusia,
properti dan kelangsungan usaha.
b. Skenario kebakaran adalah urutan (sequence) dari kejadian-
kejadian kebakaran.
c. Data dan informasi dampak bahaya kebakaran adalah sumber
data informasi dan standar, dan dinamika kebakaran di
kompartemen/ruangan.
d. Sistem proteksi kebakaran pasif adalah sistem yang
melekat/inheren kepada konstruksi bangunan dan tidak
memerlukan partisipasi manusia dalam operasinya.
e. Sistem proteksi kebakaran aktif adalah sistem yang dipasang di
bangunan dan memerlukan partisipasi manusia dalam
operasinya

C. Penggunaan SKKNI
Standar Kompetensi dibutuhkan oleh beberapa lembaga/institusi yang
berkaitan dengan pengembangan sumber daya manusia, sesuai dengan
kebutuhan masing-masing:
1. Untuk institusi pendidikan dan pelatihan
a. Memberikan informasi untuk pengembangan program dan
kurikulum.
b. Sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelatihan penilaian,
sertifikasi.
2. Untuk dunia usaha/industri dan penggunaan tenaga kerja
a. Membantu dalam rekrutmen.
b. Membantu penilaian unjuk kerja.
c. Membantu dalam menyusun uraian jabatan.
d. Untuk mengembangkan program pelatihan yang spesifik berdasar
kebutuhan dunia usaha/industri.

5
3. Untuk institusi penyelenggara pengujian dan sertifikasi
a. Sebagai acuan dalam merumuskan paket-paket program
sertifikasi sesuai dengan kualifikasi dan levelnya.
b. Sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelatihan penilaian dan
sertifikasi.

D. Komite Standar Kompetensi


1. Komite Standar Kompetensi Kerja Nasional Penyusunan SKKNI Bidang
Keahlian Jabatan Kerja Pengkaji Teknis Proteksi Kebakaran
Susunan Komite Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
(RSKKNI) sebagai berikut:

JABATAN
NO NAMA JABATAN DI INSTANSI DALAM
TIM
1. Ir. Hediyanto W. Husaini, Kepala Badan Pengarah
MSCE, M.Si Pembinaan Konstruksi
2. Ir. Tri DjokoWalujo, M.Eng,Sc Sekretaris Kepala Badan Pengarah
Pembinaan Konstruksi
3. Ir. Panani Kesai, M.Sc Kepala Pusat Pembinaan Ketua
Kompetensi dan
Pelatihan Konstruksi
4. Ir. Dadan Krisnandar, M.T Kepala Pusat Pembinaan Wakil
Usaha dan Kelembagaan Ketua
5. Ir. Ati Nurzamiati H.Z, M.T Kepala Bidang Sekretaris
Kompetensi Konstruksi
6. Kunjung Masehat Direktur Standardisasi Anggota
Kompetensi dan
Program Pelatihan
Kemenakertrans
7. Ir. Yaya Supriyatna,M.Eng, Sc Komite Hukum LPJKN Anggota
8. Ir. Hari Purwantara Komite Standarisasi Anggota
Kompetensi TK Dan
Kemampuan BU LPJKN
9. Ir. Drs. Asrizal Tatang Anggota Komisi Anggota
Sertifikasi dan Lisensi
BNSP
10. Drs. Krisna Nur Miradi, M.Eng Anggota Komisi Anggota
Pengendalian BNSP
11. Aca Ditamihardja, M.E Praktisi Anggota

6
JABATAN
NO NAMA JABATAN DI INSTANSI DALAM
TIM
12. Dr.Ir.Azrar Hadi Ramli, Ph.D Mewakili Perguruan Anggota
Tinggi
13. Ir. Haryo Wibisono Deputy Executive Anggota
Director AKI mewakili
Asosiasi Perusahaan
Kontraktor
14. Ir. Tonny Warsono Direktur Hukum Capital Anggota
dan Pengembangan
WIKA mewakili Asosiasi
Perusahaan Kontraktor
15. Ir. Bachtiar Siradjuddin, M.M Mewakili Asosiasi Anggota
Perusahaan Konsultan
16. Cipie T. Makmur Mewakili Asosiasi Profesi Anggota

2. Tim Perumus SKKNI

JABATAN JABATAN
DALAM DALAM
NO NAMA
INSTANSI/ PANITIA/
LEMBAGA TIM
1. Ir. Antono M. Hidayat, IPM MSFPE MP2KI Ketua
2. Ir. Lili Sumarliadi Praktisi Sekretaris

a. Peserta Workshop

INSTANSI/ PERAN
NO NAMA
PERUSAHAAN SERTA
1. Ir. Antono M.Hidayat, IPM MSFPE MP2KI Peserta
2. Sony Nirwanto, S.T Praktisi Peserta
3. Ir. Tenno Sulasmo MP2KI Peserta
4. Ir. Arif Muhaimin, M.Sc Konsultan Peserta
5. Ekie Keristiawan, S.H MP2KI Peserta
6. Ir. Nugraha Budi R Puslitbang Peserta
Permukiman
Bandung
7. Edi Gondowardojo LPJKN Peserta

7
INSTANSI/ PERAN
NO NAMA
PERUSAHAAN SERTA
8. Marfati Ambar , M.M PT. Lentera Peserta
Fortuna
9. Wahyudi Konsultan Peserta
10. Rika Yunitasari Universitas Peserta
Indonesia
11. Ir. Ganis Ramadhani, M.Sc Ketua Umum Peserta
Asosiasi MP2KI

b. Peserta Pra Konvensi

INSTANSI/ PERAN
NO NAMA
PERUSAHAAN SERTA
1. Ir. Antono M Hidayat, IPM MSFPE MP2KI Peserta
2. Ir. Soufyan Noerbambang, MSME Praktisi Peserta
3. Ir. Tenno Sulasmo MP2KI Peserta
4. Subejo, S.H Dinas Pemadam Peserta
Kebakaran DKI
5. Marfati Ambar, M.M PT. Lentera Peserta
Fortuna
6. Rika Yunitasari Universitas Peserta
Indonesia
7. Ir. Dalton Malik Praktisi Peserta
8. Ekie Keristiawan, S.H MP2KI Peserta
9. Triyono, S.T, M.Eng UNJ Peserta
10. Darwin Ali Dinas Pemadam Peserta
Kebakaran DKI
11. Suheri, S.Sos, MAP Dinas Pemadam Peserta
Kebakaran DKI
12. Ir. Nugraha Budi R Puslitbang Peserta
Permukiman
Bandung
13. Dr.Ir.Aswito Asmaningprojo ARC Peserta
14. Ir. Muhammad H, M.T PT. Andalan M.W Peserta
15. Prof. Dr. Yulianto S. Nugroho Universitas Peserta
Indonesia

8
c. Peserta Konvensi

INSTANSI/ PERAN
NO NAMA
PERUSAHAAN SERTA
1. Ir. Antono M Hidayat, IPM MSFPE MP2KI Peserta
2. Sony Nirwanto MP2KI Peserta
3. Ekie Keristiawan, S.H MP2KI Peserta
4. Dr.Ir.Aswito Asmaningprojo ARC Peserta
5. Marsun Praktisi Peserta
6. Lilik Sumarliadi Praktisi Peserta

3. Tim Verifikasi SKKNI

JABATAN JABATAN
DALAM DALAM
NO. NAMA
INSTANSI/ PANITIA/
LEMBAGA TIM
Verifikasi Kemenakertrans
1. Aris Hermanto B.Eng Kemenakertrans Ketua
2. Tenti Asrar, S.E, MSi, Kemenakertrans Anggota
3. Adhi Djayapratama,S.T Kemenakertrans Anggota
Verifikasi internal
1. Yanuar Munlait, S.T, M.Tech Pusbin KPK Ketua
2. Adlin, ME Pusbin KPK Sekretaris
3. Eka Prasetyawati, S.T, M.Tech Pusbin KPK Anggota
4. Harry Setiawan, S.T Pusbin KPK Anggota
5. Okti Wulandari, A.Md Pusbin KPK Anggota

9
BAB II
STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA

A. Pemetaan dan Kemasan Standar Kompetensi


1. Peta Kompetensi

TUJUAN UTAMA FUNGSI KUNCI FUNGSI UTAMA FUNGSI DASAR


Menerapkan
Pengembangan
Keselamatan
fungsi umum
Pengembangan dan Kesehatan
pekerjaan
diri dan fungsi Kerja (K3)
umum pekerjaan Menerapkan
Pengembangan
komunikasi di
diri
tempat kerja
Menganalisis
bahaya
kebakaran (fire
hazard analysis)
Melakukan
pemeriksaan
ketidaksesuaian
dokumen
Melakukan administratif
kajian teknis Melakukan sistem proteksi
proteksi pemeriksaan kebakaran
kebakaran dokumen dan aktif/pasif
Melakukan sistem terpasang bangunan
inspeksi sistem gedung
proteksi
kebakaran Melakukan
pemeriksaan
kondisi sistem
proteksi
kebakaran
aktif/pasif
bangunan
gedung
Membuat
laporan kajian
Melakukan
teknis sistem
pelaporan
proteksi
kebakaran

10
2. Pemaketan berdasarkan Jabatan/Okupasi
Kategori : Jasa Profesional, Ilmiah, dan Teknis
Golongan Pokok : Jasa Arsitektur dan Teknik Sipil; Analisis
dan Uji Teknis
Kode Jabatan : M.711000
Jabatan kerja : Pengkaji Teknis Proteksi Kebakaran
Uraian Pekerjaan : Melaksanakan pekerjaan pengkajian teknis
kebakaran di lapangan sesuai dengan
gambar kerja, tahapan, dan koordinasi serta
spesifikasi teknis yang disyaratkan
Jenjang KKNI : 5 (lima)
- Mampu menyelesaikan pekerjaan
berlingkup luas, memilih metode yang
sesuai dari beragam pilihan yang sudah
maupun belum baku dengan
menganalisis data, serta mampu
menunjukkan kinerja dengan mutu dan
kuantitas yang terukur
- Menguasai konsep teoritis bidang
pengetahuan tertentu secara umum,
serta mampu memformulasikan
penyelesaian masalah prosedural
- Mampu mengelola kelompok kerja dan
menyusun laporan tertulis secara
komprehensif
- Bertanggung jawab pada pekerjaan
sendiri dan dapat diberi tanggung jawab
atas pencapaian hasil kerja kelompok

Persyaratan Jabatan:
a. Pendidikan : - Minimal D3 Teknik atau sederajat
- D3 dengan pengalaman di bidang pengkaji
teknis kebakaran

11
b. Pengalaman Kerja : - D3 Teknik dengan pengalaman minimal 3
(tiga) tahun di bidang pengkaji teknis
kebakaran
- D3 dengan pengalaman minimal 6 (enam)
tahun di bidang pengkaji teknis
kebakaran
c. Kesehatan : - Berbadan sehat, tidak buta warna yang
dinyatakan dengan surat keterangan
dokter
- Tidak mempunyai cacat fisik yang dapat
mengganggu pekerjaan
d. Sertifikat : Memiliki Sertifikat Kompetensi Kerja
Pengkaji Teknis Proteksi Kebakaran
e. Persyaratan Lain : Mampu berkomunikasi dalam bahasa
Indonesia yang baik dan benar

B. Daftar Unit Kompetensi

NO KODE UNIT JUDUL UNIT KOMPETENSI


Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan
1. M.711000.001.01
Kerja (K3)
2. M.711000.002.01 Menerapkan Komunikasi di Tempat Kerja
Menganalisis Bahaya Kebakaran (Fire
3. M.711000.003.01
Hazard Analysis)
Melakukan Pemeriksaan Ketidaksesuaian
4. M.711000.004.01 Dokumen Administratif Sistem Proteksi
Kebakaran Aktif/Pasif Bangunan Gedung
Melakukan Pemeriksaan Kondisi Sistem
5. M.711000.005.01 Proteksi Kebakaran Aktif/Pasif Bangunan
Gedung
Membuat Laporan Kajian Teknis Sistem
6. M.711000.006.01
Proteksi Kebakaran

12
C. Uraian Unit Kompetensi
KODE UNIT : M.711000.001.01
JUDUL UNIT : Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3)
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan dalam
menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


1. Mengidentifikasi 1.1 Lingkup pekerjaan K3 diidentifikasi
peraturan dan berdasarkan dokumen kontrak.
dokumen K3 1.2 Peraturan dan dokumen K3 yang akan
digunakan diperiksa sesuai dengan
lingkup pekerjaan.
1.3 Daftar/checklist peraturan dan
dokumen K3 dibuat sesuai dengan
hasil pemeriksaan.
2. Melaksanakan 2.1 Potensi bahaya dan risiko kecelakaan
ketentuan K3 kerja diidentifikasi berdasarkan lingkup
pekerjaan.
2.2 Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
dan Alat Pengaman Kerja (APK)
dilakukan sesuai dengan ketentuan.
2.3 Prosedur pencegahan dan penanganan
terhadap bahaya dan risiko kecelakaan
kerja serta keadaan darurat diterapkan
pada pelaksanaan pekerjaan.
3. Mengevaluasi 3.1 Pelaksanaan K3 di lingkungan kerja
pelaksanaan ketentuan diperiksa sesuai dengan peraturan.
K3 3.2 Hasil pelaksanaan K3 dibandingkan
dengan peraturan dan dokumen yang
berlaku.
3.3 Hambatan dan permasalahan dalam
pelaksanaan K3 diuraikan sesuai
dengan hasil pemeriksaan di lapangan.
3.4 Kesimpulan hasil evaluasi dibuat
sesuai dengan uraian hambatan dan
permasalahan.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja berkelompok dan
individu.

13
1.2 Unit ini berlaku untuk mengidentifikasi peraturan dan dokumen
K3, melaksanakan ketentuan K3, dan mengevaluasi pelaksanaan
peraturan dan dokumen K3.

2. Peralatan dan perlengkapan


2.1 Peralatan
2.1.1 Alat Pelindung Diri (APD)
2.1.2 Alat Pengaman Kerja (APK)
2.1.3 Alat Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)
2.2 Perlengkapan
2.2.1 Bendera
2.2.2 Spanduk
2.2.3 Rambu-rambu K3

3. Peraturan yang diperlukan


3.1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja,
dan perubahannya
3.2 Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan
perubahannya
3.3 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 09/PRT/M/2008,
Tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum, dan
perubahannya

4. Norma dan standar


4.1 Prosedur Operasi Standar (POS) penanganan kecelakaan kerja dan
keadaan darurat
4.2 Prosedur Operasi Standar (POS) penggunaan APD dan APK
4.3 Prosedur Operasi Standar (POS) pelaksanaan penerapan K3 di
tempat kerja

14
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
Unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh
elemen kompetensi dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang
sebenarnya di tempat kerja atau di luar tempat kerja secara simulasi
dengan kondisi seperti tempat kerja normal dengan menggunakan
kombinasi metode uji untuk mengungkapkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar.
1.1 Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat
berpengaruh atas tercapainya kompetensi ini terkait dengan
menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
1.2 Penilaian dapat dilakukan dengan cara: lisan, tertulis,
demonstrasi/praktek, dan simulasi di workshop dan/atau di tempat
kerja dan/atau di Tempat Uji Kompetensi (TUK).

2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)

3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan


3.1 Pengetahuan
3.1.1 Jenis dan fungsi APD, APK
3.1.2 Prosedur penanganan kecelakaan kerja dan keadaan darurat
3.1.3 Bahaya dan risiko kerja
3.1.4 Kebijakan dan ketentuan K3
3.2 Keterampilan
3.2.1 Mengoperasikan APAR
3.2.2 Melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan
3.2.3 Memilih APD dan APK yang sesuai dengan pekerjaan
3.2.4 Memeriksa kondisi APD dan APK yang laik pakai

4. Sikap kerja yang diperlukan


4.1 Disiplin dalam menggunakan APD, APK sesuai dengan ketentuan
4.2 Teliti dalam memeriksa pelaksanaan K3 di tempat kerja
4.3 Cermat dalam membuat kesimpulan evaluasi pelaksanaan K3

15
5. Aspek kritis
5.1 Pengunaan APD dan APK sesuai dengan ketentuan
5.2 Penguraian hambatan dan permasalahan dalam pelaksanaan K3
yang digunakan sebagai dasar rekomendasi perbaikan

16
KODE UNIT : M.711000.002.01
JUDUL UNIT : Menerapkan Komunikasi di Tempat Kerja
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan
untuk menerapkan dan melakukan komunikasi di
tempat kerja.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


1. Menginterpretasikan 1.1 Informasi yang terkait dengan tugas
informasi di tempat baik verbal maupun tulisan
kerja diidentifikasi untuk memastikan
berasal dari sumber yang benar.
1.2 Pertanyaaan disampaikan untuk
memperoleh informasi tambahan dan
pemahaman terhadap instruksi yang
diberikan sesuai prosedur.
1.3 Media penyampaian informasi dipilih
sesuai dengan prosedur.
2. Melakukan koordinasi 2.1 Jadwal koordinasi disusun sesuai
dengan unit-unit terkait dengan pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
2.2 Materi koordinasi dibuat sesuai dengan
kebutuhan.
2.3 Materi dipresentasikan pada unit-unit
terkait.
2.4 Koordinasi dengan pihak terkait
dilakukan sesuai dengan jadwal.
3. Melakukan kerjasama 3.1 Tujuan kelompok kerja diidentifikasi
dalam kelompok kerja berdasarkan sumber yang benar.
3.2 Tugas dan tanggung jawab individu
dalam kelompok kerja diidentifikasi
untuk mencapai kinerja yang efektif
dan efisien.
3.3 Pekerjaan dilakukan sesuai dengan
tugas dan tanggungjawab secara
kerjasama.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja berkelompok.
1.2 Unit ini berlaku dalam menginterpretasikan informasi dan instruksi
kerja yang diterima terkait dengan pelaksanaan pekerjaan,
mengomunikasikan instruksi kerja, melaksanakan koordinasi
dengan unit-unit terkait.

17
1.3 Kompetensi ini diterapkan sebagai landasan dalam melakukan
komunikasi, baik dalam menerima informasi, melakukan
koordinasi, dan hubungan dalam kelompok kerja.

2. Peralatan dan perlengkapan


2.1 Peralatan
2.1.1 Alat komunikasi
2.1.2 Alat pengolah data
2.2 Perlengkapan
2.2.1 Alat Tulis Kantor (ATK)

3. Peraturan yang diperlukan


(Tidak ada.)

4. Norma dan standar


4.1 Prosedur Operasi Standar (POS) tentang tata cara komunikasi

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
Unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh
elemen kompetensi dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang
sebenarnya di tempat kerja atau di luar tempat kerja secara simulasi
dengan kondisi seperti tempat kerja normal dengan menggunakan
kombinasi metode uji untuk mengungkapkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar.
1.1 Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat
berpengaruh atas tercapainya kompetensi ini terkait dengan
menerapkan komunikasi di tempat kerja.
1.2 Penilaian dapat dilakukan dengan cara: lisan, tertulis,
demonstrasi/praktek, dan simulasi di workshop dan/atau di tempat
kerja dan/atau di Tempat Uji Kompetensi (TUK).

18
2. Persyaratan kompetensi
2.1 M.711000.001.01 Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3)

3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan


3.1 Pengetahuan
3.1.1 Ruang lingkup pekerjaan
3.1.2 Media informasi
3.1.3 Metode komunikasi
3.2 Keterampilan
3.2.1 Mengoperasikan software untuk pembuatan presentasi
3.2.2 Menginterpretasikan informasi dan instruksi kerja yang
terkait dengan pelaksanaan pekerjaan
3.2.3 Mengoordinaskan/berkomunikasi dengan tim kerja dan
pihak-pihak terkait

4. Sikap kerja yang diperlukan


4.1 Teliti dalam mengomunikasikan pekerjaan sesuai dengan prosedur
4.2 Cermat dalam berkomunikasi dengan pihak terkait dalam
pelaksanaan pekerjaan
4.3 Disiplin dalam melakukan koordinasi pelaksanaan pekerjaan

5. Aspek kritis
5.1 Identifikasi informasi yang terkait dengan tugas baik verbal maupun
tulisan untuk memastikan berasal dari sumber yang benar
5.2 Pelaksanaan koordinasi antar unit terkait sesuai dengan jadwal

19
KODE UNIT : M.711000.003.01
JUDUL UNIT : Menganalisis Bahaya Kebakaran (Fire Hazard
Analysis)
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi mencakup pengetahuan,
keterampilan, sikap kerja yang diperlukan untuk
melakukan pekerjaan analisis bahaya kebakaran
(fire hazard analysis) bangunan gedung berdasarkan
sumber data informasi dan standar.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


1. Mengidentifikasi bahaya 1.1 Semua potensi pemicu kebakaran di
kebakaran data.
1.2 Gambaran penyebaran semua
kemungkinan kebakaran diprediksi
berdasarkan referensi dan NSPK yang
terkait.
1.3 Data existing sistem proteksi kebakaran
yang tersedia didata berdasarkan
referensi dan NSPK yang terkait.
2. Membandingkan potensi 2.1 Ketentuan peraturan proteksi
bahaya kebakaran didata berdasarkan referensi
dan NSPK yang terkait.
2.2 Proteksi kebakaran yang ada
dibandingkan dengan yang
dipersyaratkan.
2.3 Gambaran hasil perbandingan disusun
berdasarkan format yang ada dalam
referensi dan NSPK yang terkait.
3. Membuat estimasi 3.1 Dampak bahaya/skenario kebakaran
dampak bahaya diprediksi, secara manual
kebakaran menggunakan persamaan sederhana,
aplikasi spreadsheet komputer.
3.2 Tingkat kerentanan terhadap bahaya
kebakaran dibuat berdasarkan
keparahan kebakaran (fire severity).
3.3 Dokumentasi analisis bahaya
kebakaran dibuat berdasarkan
identifikasi, teknik analisis dan dampak
bahaya kebakaran.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit Kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja individu
berkelompok dalam pekerjaan men

20
1.2 ganalisa bahaya kebakaran (fire hazard analysis) bangunan gedung
berdasarkan sumber data informasi dan standar.
1.3 Unit Kompetensi ini meliputi identifikasi bahaya, skenario kejadian,
faktor penyebab, dan estimasi/prediksi dampak bahaya kebakaran.
1.4 Bahaya kebakaran dalam unit kompetensi ini meliputi setiap
kondisi/situasi yang berpotensi menimbulkan kejadian yang
merugikan terhadap manusia, properti dan kelangsungan usaha.
1.5 Skenario dalam unit kompetensi ini adalah urutan (sequence) dari
kejadian-kejadian.
1.6 Data dan informasi dampak bahaya kebakaran, berdasarkan
sumber data informasi dan standar, dan dinamika kebakaran di
kompartemen/ruangan.
1.7 Dampak bahaya kebakaran diestimasi menggunakan metode
prediksi perhitungan manual persamaan sederhana, aplikasi
spreadsheet komputer, atau pemodelan kebakaran (fire models).

2. Peralatan dan perlengkapan


2.1 Peralatan
2.1.1 Alat ukur satuan panjang, luas, volume
2.1.2 Alat dokumentasi
2.1.3 Alat pengolah data
2.2 Perlengkapan
2.2.1 Alat Tulis Kantor
2.2.2 Gambar terpasang sistem proteksi kebakaran (as built
drawing)
2.2.3 Sumber data dan informasi dampak kerugian akibat
kebakaran

3. Peraturan yang diperlukan


3.1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2001 tentang Bangunan Gedung,
dan perubahannya
3.2 Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2001 tentang
Bangunan Gedung, dan perubahannya

21
3.3 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26/PRT/M/2008
tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada
Bangunan Gedung dan Lingkungan, dan perubahannya

4. Norma dan Standar


4.1 Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-1735-2000 Tata Cara
Perencanaan Akses Bangunan dan Akses Lingkungan untuk
Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung atau Fire
Safety Bureau, Singapore, Fire precautions in Buildings, edisi
terakhir
4.2 Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-1736-2000 Tata Cara
Perencanaan Sistem Proteksi Pasif untuk Pencegahan Bahaya
Kebakaran pada Bangunan Gedung atau Building Code of Australia,
edisi terakhir
4.3 Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-1746-2000 Tata Cara
Perencanaan dan Pemasangan Sarana Jalan Keluar untuk
Penyelamatan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung
atau NFPA 101, Life Safety Code, edisi terakhir
4.4 Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-6574-2001 Tata Cara
Perancangan Pencahayaan Darurat, Tanda Arah dan Sistem
Peringatan Bahaya Pada Bangunan Gedung atau NFPA 101, Life
Safety Code, edisi terakhir
4.5 Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-3986-2000 Tata Cara
Perencanaan dan Pemasangan Instalasi Alarm Kebakaran Otomatis
untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung atau
NFPA 72, edisi terakhir
4.6 Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-1745-2000 Tata Cara
Perencanaan dan Pemasangan Sistem Pipa Tegak dan Slang untuk
Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung atau NFPA
14, Standard for the Installation of Standpipe and Hose Systems edisi
terakhir
4.7 Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-3989-2000 Tata Cara
Perencanaan dan Pemasangan Sistem Sprinkler Otomatis untuk

22
Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung atau NFPA
13, Standard for the Installation of Sprinkler Systems, edisi terakhir
4.8 Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-6570-2001 Instalasi Pompa
yang Dipasang Tetap untuk Proteksi Kebakaran atau NFPA 20,
Standard for the Installation of Stationary Pumps for Fire Protection
edisi terakhir
4.9 Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-6571-2001 Tata Cara
Perencanaan dan Pemasangan Sistem Pengendalian Asap
Kebakaran pada Bangunan Gedung atau NFPA 92A, Recommended
Practice for Smoke-Control Systems, edisi terakhir
4.10 Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-7012-2004 tentang Tata Cara
Perencanaan dan Pemasangan Sistem Manajemen Asap di Dalam
Mal, Atrium dan Ruangan Bervolume Besar atau NFPA 92B,
Standard for Smoke Management Systems in Malls, Atria, and Large
Spaces edisi terakhir
4.11 Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-3987-1995 Tata Cara
Perencanaan dan Pemasangan Alat Pemadam Api Ringan untuk
Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Rumah dan
Gedung atau NFPA 10, Standard for Portable Fire Extinguishers
4.12 Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-7012-2004 Persyaratan
Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000)
4.13 National Fire Protection Association (NFPA) 1031, Standard for
Professional Qualifications for Fire Inspectorand Plan Examiner 551,
Guide for the Evaluation of Fire Risk
4.14 National Fire Protection Association (NFPA), Fire Protection Handbook
20th Edition

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
Unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh
elemen kompetensi dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang
sebenarnya di tempat kerja atau di luar tempat kerja secara simulasi
dengan kondisi seperti tempat kerja normal dengan menggunakan

23
kombinasi metode uji untuk mengungkapkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar.
1.1 Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat
berpengaruh atas tercapainya kompetensi ini terkait dengan
melaksanakan pekerjaan menganalisis bahaya kebakaran (fire
hazard analysis).
1.2 Penilaian dapat dilakukan dengan cara: lisan, tertulis,
demonstrasi/praktek, dan simulasi di workshop dan/atau di tempat
kerja dan/atau di Tempat Uji Kompetensi (TUK).

2. Persyaratan kompetensi
2.1 M.711000.002.01 Menerapkan Komunikasi di Tempat Kerja

3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan


3.1 Pengetahuan
3.1.1 Sumber informasi untuk analisis
a. Fungsi dan operasi dari fasilitas/bangunan
b. Batasan yang dapat diterima (acceptable thresholds)
c. Peraturan dan standar
d. Klasififikasi hunian, bahaya dan komoditas (occupancy,
hazard, and commodity classification)
e. Metoda pengujian kebakaran
f. Teknik interpretasi data pengujian kebakaran (fire test
data interpretation techniques)
g. Terdedah (exposures)
h. Gambar teknik, skematik, dan denah
3.1.2 Ilmu pengetahuan kebakaran dan perilaku manusia (fire
science and human behavior - human response)
a. Prinsip penyelamatan jiwa
b. Dasar konsep dan tujuan evakuasi (basic evacuation
concepts and goals)
c. Sarana jalan ke luar yang umum dan khusus (yang
disesuaikan dengan penggunaan bangunan)

24
d. Interaksi orang bangunan lingkungan (people - building
- environment interactions)
e. Topik penting terhadap perilaku manusia (topics important
to human behavior)
3.1.3 Manajemen proteksi kebakaran
a. Kapabilitas dan limitasi rancangan (capabilities and
limitations of the design)
b. Prosedur kerusakan sistem di fasilitas (facility systems
impairment procedures)
c. Frekuensi inspeksi, pengujian dan perawatan
3.1.4 Teknik analisis bahaya kebakaran
a. Waktu aman evakuasi tersedia vs waktu aman evakuasi
diperlukan (availale safe egress time vs. required safe
egress time)
b. Ventilasi panas dan asap (heat and smoke venting)
c. Terdedah panas radiasi (radiant heat exposure)
d. Kebakaran besar hidrokarbon
e. Ledakan
3.1.5 Dinamika kebakaran (fire dynamics)
a. Pembakaran dan pelepasan panas (combustion and heat
release)
b. Cendawan kebakaran dan tinggi nyala api (fire plumes and
flame height)
c. Aliran panas pada langit-langit (celing jet flows)
d. Penyalaan dan penyebaran api kebakaran (ignition and
flame spread)
e. Asap kebakaran dan visibilitas
f. Transfer panas dari api dan asap
g. Kebakaran kompartemen/ ruangan
h. Aplikasi dinamika kebakaran dalam praktek
3.2 Keterampilan
3.2.1 Mengidentifikasi bahan apa saja yang bisa menimbulkan
bahaya kebakaran

25
3.2.2 Memperhitungkan dan menetapkan prioritas dan level
potensi
3.2.3 Membuat prediksi risiko berdasarkan bahaya yang ada

4. Sikap kerja yang diperlukan


4.1 Cernat dalam mengidentifikasi bahan apa saja yang bisa
menimbulkan bahaya kebakaran
4.2 Teliti dalam memperhitungkan dan menetapkan prioritas dan level
potensi
4.3 Cermat dalam membuat prediksi risiko berdasarkan bahaya yang
ada

5. Aspek kritis
5.1 Pendataan potensi pemicu dan prediksi penyebaran kebakaran
5.2 Identifikasi ketentuan peraturan proteksi kebakaran

26
KODE UNIT : M.711000.004.01
JUDUL UNIT : Memeriksa Ketidaksesuaian Dokumen
Administratif Sistem Proteksi Kebakaran
Aktif/Pasif Bangunan Gedung
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan,
keterampilan dan Sikap kerja yang diperlukan
untuk melakukan pemeriksaan ketidaksesuaian
dokumen administratif pelaksanaan inspeksi,
pengujian, pemeliharaan dan perawatan, termasuk
dokumen serah terima sistem proteksi kebakaran
aktif/pasif dan manajemen pengamanan kebakaran
bangunan gedung terhadap persyaratan teknis.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


1. Mengidentifikasi 1.1 Dokumen administratif dikumpulkan
dokumen administratif berdasarkan inspeksi, pengujian,
yang dibutuhkan pemeliharaan dan perawatan sistem
proteksi kebakaran termasuk serah
terima, dan manajemen pengamanan
kebakaran.
1.2 Dokumen administratif dipilah
berdasarkan inspeksi, pengujian,
pemeliharaan, dan perawatan sistem
proteksi kebakaran termasuk serah
terima, dan manajemen pengamanan
kebakaran.
1.3 Dokumen administratif disusun
berdasarkan inspeksi, pengujian,
pemeliharaan, dan perawatan sistem
proteksi kebakaran termasuk serah
terima, dan manajemen pengamanan
kebakaran.
2. Melakukan kegiatan 2.1 Peryaratan teknis proteksi kebakaran
analisis terhadap diidentifikasi sesuai Standar Nasional
dokumen administratif Indonesia (SNI) terkait.
2.2 Dokumen administratif dikategorikan
berdasarkan sistem proteksi kebakaran
masing-masing.
2.3 Dokumen administratif dibandingkan
kesesuaiannya dengan persyaratan
teknis.
2.4 Daftar ketidaksesuaian masing-masing
sistem dibuat berdasarkan peraturan
dan standar yang berlaku.

27
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
3. Membuat laporan 3.1 Format laporan disiapkan berdasarkan
pemeriksaan standar yang berlaku.
3.2 Kesimpulan hasil pemeriksaan dibuat
berdasarkan analisis.
3.3 Laporan pemeriksaan ketidaksesuaian
dokumen administratif disusun
berdasarkan format.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Kompetensi ini diterapkan pada satuan kerja berkelompok.
1.2 Unit ini berlaku dalam jabatan kerja Pengkaji Teknis Proteksi
Kebakaran sebagai landasan dalam melakukan pekerjaan
pemeriksaan ketidaksesuaian dokumen administratif dalam rangka
memenuhi Rencana Kerja dan Syarat-syarat, spesifikasi teknis, dan
sesuai dengan gambar terpasang.
1.3 Unit Kompetensi ini meliputi pemeriksaan dokumen administratif
pelaksanaan inspeksi, pengujian, pemeliharaan dan perawatan,
termasuk dokumen serah terima sistem proteksi kebakaran, dan
manajemen pengamanan kebakaran bangunan gedung.

2. Peralatan dan perlengkapan


2.1 Peralatan
2.1.1 Alat ukur satuan panjang, luas, volume
2.1.2 Alat pengolah data termasuk perangkat lunak (software)
aplikasi
2.1.3 Alat cetak data
2.1.4 Alat dokumentasi
2.2 Perlengkapan
2.2.1 Alat Tulis Kantor (ATK)
2.2.2 Gambar terpasang sistem proteksi kebakaran (as built
drawing)
2.2.3 Norma Standar Pedoman Kriteria (NSPK) terkait sistem
proteksi kebakaran aktif dan pasif

28
3. Peraturan yang diperlukan
3.1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2001 tentang Bangunan Gedung,
dan perubahannya
3.2 Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2001 tentang
Bangunan Gedung, dan perubahannya
3.3 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26/PRT/M/2008
tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada
Bangunan Gedung dan Lingkungan, dan perubahannya
3.4 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2009
tentang Pedoman Teknis Manajemen Proteksi Kebakaran di
Perkotaan, dan perubahannya

4. Norma dan standar


4.1 Sarana jalan ke luar (means of egress)
4.2 Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-1735-2000 Tata Cara
Perencanaan Akses Bangunan dan Akses Lingkungan untuk
Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung atau Fire
Safety Bureau, Singapore, Fire precautions in Buildings, edisi
terakhir
4.3 Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-1736-2000 Tata Cara
Perencanaan Sistem Proteksi Pasif untuk Pencegahan Bahaya
Kebakaran pada Bangunan Gedung atau Building Code of Australia,
edisi terakhir
4.4 Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-1746-2000 Tata Cara
Perencanaan dan Pemasangan Sarana Jalan Keluar untuk
Penyelamatan Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung
atau NFPA 101, Life Safety Code, edisi terakhir
4.5 Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-6574-2001 Tata Cara
Perancangan Pencahayaan Darurat, Tanda Arah dan Sistem
Peringatan Bahaya pada Bangunan Gedung atau NFPA 101, Life
Safety Code, edisi terakhir
4.6 Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-3986-2000 Tata Cara
Perencanaan dan Pemasangan Instalasi Alarm Kebakaran Otomatis

29
untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung atau
NFPA 72, edisi terakhir
4.7 Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-1745-2000 Tata Cara
Perencanaan dan Pemasangan Sistem Pipa Tegak dan Slang untuk
Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung atau NFPA
14, Standard for the Installation of Standpipe and Hose Systems,
edisi terakhir
4.8 Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-3989-2000 Tata Cara
Perencanaan dan Pemasangan Sistem Sprinkler Otomatis untuk
Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung atau NFPA
13, Standard for the Installation of Sprinkler Systems, edisi terakhir
4.9 Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-6570-2001 Instalasi Pompa
yang Dipasang Tetap untuk Proteksi Kebakaran atau NFPA 20,
Standard for the Installation of Stationary Pumps for Fire Protection,
edisi terakhir
4.10 Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-6571-2001 Tata Cara
Perencanaan dan Pemasangan Sistem Pengendalian Asap
Kebakaran pada Bangunan Gedung atau NFPA 92A, Recommended
Practice for Smoke-Control Systems, edisi terakhir
4.11 Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-7012-2004 tentang Tata Cara
Perencanaan dan Pemasangan Sistem Manajemen Asap di Dalam
Mal, Atrium dan Ruangan Bervolume Besar atau NFPA 92B,
Standard for Smoke Management Systems in Malls, Atria, and Large
Spaces, edisi terakhir
4.12 Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-3987-1995 Tata Cara
Perencanaan dan Pemasangan Alat Pemadam Api Ringan untuk
Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Rumah dan
Gedung atau NFPA 10, Standard for Portable Fire Extinguishers
4.13 Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-7012-2004 Persyaratan
Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000)
4.14 NFPA 25, Standard for the Inspection, Testing, and Maintenance of
Water-Based Fire Protection Systems

30
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
Unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh
elemen kompetensi dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang
sebenarnya di tempat kerja atau di luar tempat kerja secara simulasi
dengan kondisi seperti tempat kerja normal dengan menggunakan
kombinasi metode uji untuk mengungkapkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar.
1.1 Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat
berpengaruh atas tercapainya kompetensi ini terkait dengan
pekerjaan pemeriksaan ketidaksesuaian dokumen administratif
dalam rangka memenuhi rencana kerja dan syarat-syarat,
spesifikasi teknis, dan sesuai dengan gambar terpasang (as built
drawing).
1.2 Penilaian dapat dilakukan dengan cara: lisan, tertulis,
demonstrasi/praktek, dan simulasi di workshop dan/atau di tempat
kerja dan/atau di Tempat Uji Kompetensi (TUK).

2. Persyaratan Kompetensi
2.1 M.711000.003.01 Menganalisis Bahaya Kebakaran (Fire Hazard
Analysis)

3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan


3.1 Pengetahuan
3.1.1 Undang-undang dan peraturan proteksi kebakaran
3.1.2 Sistem proteksi kebakaran pasif (persyaratan desain sistem
proteksi pasif dan parameternya antara lain:
kompartemensasi dan tingkat ketahanan api serta
penghalang asap, fungsi/penggunaan, luas area dan
kesesuaian dengan beban kebakaran)
3.1.3 Sistem proteksi kebakaran aktif
3.1.4 Manajemen pengamanan kebakaran

31
3.2 Keterampilan
3.2.1 Membedakan dokumen yang benar dan yang salah
berdasarkan standar pembuatan dokumentasi dan prosedur
pengendalian dokumen
3.2.2 Menyusun laporan dengan benar sesuai standar
penyusunan laporan

4. Sikap kerja yang diperlukan


4.1 Cermat dalam memeriksa dokumen administratif

5. Aspek kritis
5.1 Pelaksanaan inspeksi, pengujian, pemeliharaan dan perawatan
sistem proteksi kebakaran termasuk serah terima, dan manajemen
pengamanan kebakaran
5.2 Perbandingan kesesuaian dokumen administratif dengan
persyaratan teknis

32
KODE UNIT : M.711000.005.01
JUDUL UNIT : Melakukan Pemeriksaan Kondisi Sistem Proteksi
Kebakaran Aktif/Pasif Bangunan Gedung
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan,
keterampilan dan Sikap kerja yang diperlukan
dalam melakukan pemeriksaan kondisi sistem
proteksi kebakaran aktif/pasif dan sarana jalan ke
luar bangunan gedung terhadap pemenuhan
persyaratan teknis termasuk pengujian keandalan.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


1. Mengidentifikasi sistem 1.1 Data sistem proteksi kebakaran
proteksi kebakaran terpasang dikumpulkan dengan
terpasang menggunakan referensi Standar
Nasional Indonesia (SNI).
1.2 Data pengujian, pemeliharaan, dan
perawatan sistem proteksi kebakaran
periode sebelumnya diperiksa sesuai
Standar Nasional Indonesia (SNI).
1.3 Kriteria inspeksi dan pengujian
ditetapkan berdasarkan hasil
identifikasi.
2. Melaksanakan inspeksi 2.1 Daftar simak inspeksi dibuat
sistem proteksi berdasarkan standar yang berlaku.
kebakaran terpasang 2.2 Inspeksi dilakukan berdasarkan daftar
simak.
2.3 Hasil inspeksi dibandingkan dengan
Norma Standar Pedoman Kriteria
(NSPK).
2.4 Laporan inspeksi dibuat berdasarkan
hasil inspeksi.
3 Melaksanakan pengujian 3.1 Metode pengujian ditetapkan
kinerja sistem proteksi berdasarkan NSPK.
kebakaran terpasang 3.2 Sumber daya pengujian disiapkan
sesuai dengan sistem proteksi
kebakaran yang akan diuji.
3.3 Sistem proteksi kebakaran terpasang
diuji kinerjanya.
3.4 Laporan hasil pengujian kinerja dibuat
sesuai dengan format NSPK.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja berkelompok.

33
1.2 Unit ini berlaku dalam jabatan kerja Pengkaji Teknis Proteksi
Kebakaran sebagai landasan dalam melakukan pekerjaan
pemeriksaan kondisi sistem proteksi kebakaran aktif dan pasif
bangunan gedung dalam rangka memenuhi persyaratan keandalan
bangunan gedung.
1.3 Unit Kompetensi ini meliputi inspeksi dan pengujian sistem proteksi
kebakaran aktif dan pasif bangunan gedung.
1.4 Inspeksi dalam unit kompetensi ini meliputi verifikasi secara visual
bahwa sistem protensi kebakaran dan perlengkapannya tampak
dalam kondisi operasi dan bebas dari kerusakan fisik.
1.5 Pengujian dalam unit kompetensi ini adalah untuk menjamin
operasi otomatik atau manual atas kebutuhan dan pengiriman
kontinyu dari output sistem proteksi kebakaran yang
dipersyaratkan, dan untuk mendeteksi ketidaksempurnaan sistem
proteksi kebakaran yang tidak tampak pada saat inspeksi.

2. Peralatan dan perlengkapan


2.1 Peralatan
2.1.1 Alat ukur satuan panjang, luas, volume
2.1.2 Alat ukur satuan mekanikal putaran mesin, temperatur,
tekanan air/media pemadam, debit pompa kebakaran,
kecepatan/debit aliran udara
2.1.3 Alat ukur satuan elektrikal volt, amper, ohm
2.1.4 Alat pengolah data termasuk perangkat lunak (software)
2.1.5 Alat cetak data
2.2 Perlengkapan
2.2.1 Alat Tulis Kantor (ATK)
2.2.2 Alat komunikasi
2.2.3 Alat dokumentasi
2.2.4 Gambar terpasang (as built drawing)
2.2.5 Norma Standar Pedoman Kriteria (NSPK)

34
3. Peraturan yang diperlukan
3.1 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi,
dan perubahannya
3.2 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2001 tentang Bangunan Gedung,
dan perubahannya
3.3 Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2001, dan
perubahannya
3.4 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26/PRT/M/2008
tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada
Bangunan Gedung dan Lingkungan, dan perubahannya

4. Norma dan standar


4.1 Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-1735-2000 Tata Cara
Perencanaan Akses Bangunan dan Akses Lingkungan untuk
Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung atau Fire
Safety Bureau, Singapore, Fire precautions in Buildings, edisi
terakhir
4.2 Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-1736-2000 Tata Cara
Perencanaan Sistem Proteksi Pasif untuk Pencegahan Bahaya
Kebakaran pada Bangunan Gedung atau Building Code of Australia,
edisi terakhir
4.3 Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-1746-2000 Tata Cara
Perencanaan dan Pemasangan Sarana Jalan Keluar untuk
Penyelamatan Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung
atau NFPA 101, Life Safety Code, edisi terakhir
4.4 Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-6574-2001 Tata Cara
Perancangan Pencahayaan Darurat, Tanda Arah dan Sistem
Peringatan Bahaya pada Bangunan Gedung atau NFPA 101, Life
Safety Code, edisi terakhir
4.5 Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-3986-2000 Tata Cara
Perencanaan dan Pemasangan Instalasi Alarm Kebakaran Otomatis
untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung atau
NFPA 72, edisi terakhir

35
4.6 Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-1745-2000 Tata Cara
Perencanaan dan Pemasangan Sistem Pipa Tegak dan Slang untuk
Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung atau NFPA
14, Standard for the Installation of Standpipe and Hose Systems,
edisi terakhir
4.7 Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-3989-2000 Tata Cara
Perencanaan dan Pemasangan Sistem Sprinkler Otomatis untuk
Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung atau NFPA
13, Standard for the Installation of Sprinkler Systems, edisi terakhir
4.8 Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-6570-2001 Instalasi Pompa
yang Dipasang Tetap untuk Proteksi Kebakaran atau NFPA 20,
Standard for the Installation of Stationary Pumps for Fire Protection,
edisi terakhir
4.9 Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-6571-2001 Tata Cara
Perencanaan dan Pemasangan Sistem Pengendalian Asap
Kebakaran pada Bangunan Gedung atau NFPA 92A, Recommended
Practice for Smoke-Control Systems, edisi terakhir
4.10 Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-7012-2004 tentang Tata Cara
Perencanaan dan Pemasangan Sistem Manajemen Asap di Dalam
Mal, Atrium dan Ruangan Bervolume Besar atau NFPA 92B,
Standard for Smoke Management Systems in Malls, Atria, and Large
Spaces, edisi terakhir
4.11 Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-3987-1995 Tata Cara
Perencanaan dan Pemasangan Alat Pemadam Api Ringan untuk
Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Rumah dan
Gedung atau NFPA 10, Standard for Portable Fire Extinguishers
4.12 Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-7012-2004 Persyaratan
Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000)
4.13 NFPA 25, Standard for the Inspection, Testing, and Maintenance of
Water-Based Fire Protection Systems

36
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
Unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh
elemen kompetensi dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang
sebenarnya di tempat kerja atau di luar tempat kerja secara simulasi
dengan kondisi seperti tempat kerja normal dengan menggunakan
kombinasi metode uji untuk mengungkapkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar.
1.1 Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat
berpengaruh atas tercapainya kompetensi ini terkait dengan
melakukan pemeriksaan kondisi sistem proteksi kebakaran
aktif/pasif bangunan gedung.
1.2 Penilaian dapat dilakukan dengan cara: lisan, tertulis,
demonstrasi/praktek, dan simulasi di workshop dan/atau di tempat
kerja dan/atau di Tempat Uji Kompetensi (TUK).

2. Persyaratan kompetensi
2.1 M.711000.004.01 Memeriksa Ketidaksesuaian Dokumen
Administratif Sistem Proteksi Kebakaran
Aktif/Pasif Bangunan Gedung

3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan


3.1 Pengetahuan
3.1.1 Sistem proteksi kebakaran
3.1.2 Kriteria inspeksi dan pengujian
3.1.3 Metode pengujian kinerja
3.2 Keterampilan
3.2.1 Mengidentifikasi sistem proteksi kebakaran yang benar
sesuai standar yang berlaku
3.2.2 Mengidentifikasi kelaikan dan efektifitas sistem proteksi
kebakaran aktif dan pasif
3.2.3 Merumuskan hal-hal penting yang harus dilaporkan dari
hasil pemeriksaan inspeksi dan pengujian sistem proteksi
kebakaran aktif dan pasif

37
4. Sikap kerja yang diperlukan
4.1 Cermat dalam inspeksi sistem proteksi kebakaran aktif dan pasif
sesuai dengan persyaratan spesifikasi teknis
4.2 Cermat dalam melaksanakan pengujian sistem proteksi kebakaran
aktif dan pasif berdasarkan metode pengujian

5. Aspek kritis
5.1 Perbandingan hasil inspeksi dengan NSPK
5.2 Pengujian kinerja sistem proteksi kebakaran terpasang

38
KODE UNIT : M.711000.006.01
JUDUL UNIT : Membuat Laporan Kajian Teknis Sistem Proteksi
Kebakaran Bangunan Gedung
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan,
keterampilan, Sikap kerja yang diperlukan untuk
membuat laporan kajian teknis sistem proteksi
kebakaran bangunan gedung.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


1. Mengumpulkan data 1.1 Bahan/data yang diperlukan
yang dibutuhkan untuk diidentifikasi berdasarkan jenis
menyusun laporan laporan.
1.2 Data laporan dikumpulkan sesuai
dengan kebutuhan laporan.
1.3 Data yang terkumpul dikompilasi
sesuai dengan kebutuhan.
1.4 Seluruh data yang terkumpul diperiksa
kembali kelengkapan dan validitasnya.
2. Menyusun draf laporan 2.1 Format laporan disiapkan sesuai
dengan standar yang berlaku.
2.2 Data yang terkumpul ditabulasi
berdasarkan referensi dan NSPK yang
terkait
2.3 Konsep laporan dibuat sesuai dengan
sistematika penulisan.
3. Menyusun Laporan 3.1 Laporan dan slide presentasi OHT
dibuat sesuai format dan konsep yang
telah dikembangkan.
3.2 Keseluruhan isi laporan diperiksa
kembali untuk dipresentasikan kepada
pemberi tugas.
3.3 Laporan yang telah disetujui,
didokumentasikan sesuai prosedur
pengendalian dokumen.

BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Kompetensi ini diterapkan pada satuan kerja berkelompok.
1.2 Unit ini berlaku dalam membuat laporan kajian teknis sistem
proteksi kebakaran bangunan gedung.

39
2. Peralatan dan perlengkapan
2.1 Peralatan
2.1.1 Alat pengolah data
2.2 Perlengkapan
2.2.1 Alat Tulis Kantor (ATK)

3. Peraturan yang diperlukan


(Tidak ada.)

4. Norma dan standar


4.1 Standar Penulisan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
Unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh
elemen kompetensi dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang
sebenarnya di tempat kerja atau di luar tempat kerja secara simulasi
dengan kondisi seperti tempat kerja normal dengan menggunakan
kombinasi metode uji untuk mengungkapkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar.
1.1 Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat
berpengaruh atas tercapainya kompetensi ini terkait dengan
membuat laporan kajian teknis sistem proteksi kebakaran
bangunan gedung.
1.2 Penilaian dapat dilakukan dengan cara: lisan, tertulis,
demonstrasi/praktek, dan simulasi di workshop dan/atau di tempat
kerja dan/atau di Tempat Uji Kompetensi (TUK).

2. Persyaratan kompetensi
2.1 M.711000.005.01 Melakukan Pemeriksaan Kondisi Sistem
Proteksi Kebakaran Aktif/Pasif Bangunan
Gedung

40
3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
3.1 Pengetahuan
3.1.1 Bahasa Indonesia yang baik dan benar
3.1.2 Penyusunan laporan
3.2 Keterampilan
3.2.1 Menggunakan software MS Office
3.2.2 Merumuskan poin-poin yang penting yang harus dilaporkan

4. Sikap kerja yang diperlukan


4.1 Cermat dalam mengidentifikasi bahan laporan
4.2 Teliti dalam merangkum bahan laporan

5. Aspek kritis
5.1 Pembuatan laporan dan slide presentasi OHT sesuai format dan
konsep

41

Anda mungkin juga menyukai