Admin, Journal Manager, 50
Admin, Journal Manager, 50
Admin, Journal Manager, 50
Abstract: The purpose of this study is (1) to describe the values of integrated
character education in learning through Kindness Tubes in Jetisharjo State
Elementary School, (2) to describe the implementation of character education values
in habituation activities through the kindness tubes in Jetisharjo State Elementary
School, (3) to reveal the results of the implementation of the values of character
education in Jetisharjo State Elementary School. This type of research is descriptive
qualitative with normative, pedagogical, and psychological theological approaches.
The location of this study is Jetisharjo Elementary School class VI. The data sources
in this study are two primary data sources, namely the principal, teachers, and
students, while secondary data are RPP documents related to the object under study.
Data obtained through observation, interviews and documentation. The data are then
analyzed qualitatively using triangulation to ensure the validity of the data against
the focus under study. The results of the study show that the values of character
education integrated in the learning process activities through the tube of goodness
are religious, disciplined, diligent, desire to know, care, honest and responsibility
answer. Whereas the implementation of character education values in the habituation
activities is carried out through the arrival zone, the hope zone, the good zone, the
reading corner and the cleanliness corner. As the implication, Jetisharjo State
Elementary School further enhances the implementation of character education
values both in the learning process and in habituation so that the character values
will become the school culture
Keywords: Planting, Character values, Tubes of kindness
Pendahuluan
Pendidikan di sekolah dasar merupakan lembaga yang dikelola dan diatur oleh
pemerintah yang bergerak di bidang pendidikan yang diselenggarakan secara formal yang
berlangsung selama 6 tahun dari kelas 1 sampai kelas 6 untuk anak atau siswa-siswi di
seluruh Indonesia dengan maksud dan tujuan agar anak indonesia menjadi seorang
individu yang bertaqwa, cinta dan bangga terhadap bangsa dan negara, terampil, kreatif,
berbudi pekerti yang santun serta mampu menyelesaikan permasalahan di
lingkungannya.Sedangkan tujuan pendidikan sekolah dasar adalah meletakkan dasar
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. dengan demikian siswa dapat memiliki
dan menanamkan sikap budi pekerti terhadap sesame
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal, tempat siswa belajar dan guru
mengajar. Di sekolah, siswa tidak sekadar menimbah ilmu, tetapi di didik, dibimbing, dan
didewasakan. Sekolah merupakan tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran tidak hanya dimaknai sebagai kegiatan transfer ilmu pengetahuan
dari guru ke siswa, tetapi merupakan beberapa kegiatan untuk menanamkan nilai-nilai
karakter yang harus ditumbuhkan dan dibiasakan di lingkungan sekolah maupun dirumah.
Menurut Sugihartono (2007: 76), secara mendasar proses belajar dipengaruhi oleh
dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi faktor
jasmani dan psikologis. Faktor eksternal meliputi faktor keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Faktor psikologis yang dimaksud ialah motivasi belajar. Motivasi adalah
keadaan internal yang membangkitkan, mengarahkan, dan mempertahankan perilaku
(Woolfolk, 2009: 186). Motivasi merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan
kondisi kondisi tertentu, sehingga seseorang ingin melakukan sesuatu. Menurut Uno
(2013: 1) motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk
berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi
kebutuhanya. Pernyataan tersebut cukup menjelaskan pentingnya motivasi bagi seorang
siswa dalam belajar.
Berdasarkan hasil observasi kelas dan wawancara dengan guru kelas serta kepala
sekolah SD N Jetisharjo Sleman terdapat beberapa isu yang berkaitan dengan proses
pembelajaran di sekolah. Terdapat salah satu isu yang harus segera dipecahkan yaitu
tentang rendahnya motivasi belajar siswa kelas VI B SD N Jetisharjo Sleman. Hal ini
ditunjukkan dari tingkat ketidakhadiran siswa cukup tinggi. Dari data yang diperoleh rata-
rata ketidakhadiran siswa kelas VI B mencapai 2-3 % setiap bulannya. Ada 5-8 siswa
yang tidak hadir setiap bulannya entah dengan alasan sakit, ijin atau tanpa keterangan.
Paling banyak alasan tidak masuk memang karena sakit, namun ada beberapa siswa
tergolong sakit ringan seperti batuk, pilek yang secara fisik sebenarnya masih
memungkinkan untuk berangkat ke sekolah. Fakta lain juga menunjukkan bahwa tingkat
keterlambatan siswa juga cukup tinggi. Selalu ada siswa kelas VI B yang terlambat setiap
harinya. Siswa yang terlambat tersebut sekitar 3-5 siswa tiap hari
Pada jam siang ditemui juga beberapa anak yang bolos sekolah karena bosan dan
merasa tidak betah disekolah. Dalam proses pembelajaran siswa VI B terlihat tidak
bersemangat dan cenderung ramai dan gaduh bahkan sesekali keluar kelas karena merasa
bosan di kelas. Kondisi ruang kelas juga tampak gelap, banyak tumpukan buku siswa K13
di almari dan beberapa dimakan tikus. Sudut ruangan terkesan berantakan karena penuh
hasil karya siswa dan tumpukan buku yang tidak tertata rapi.
Selain itu, terlihat hubungan antar siswa yang kurang bersahabat dengan temannya.
Ada beberapa siswa yang saling bully baik fisik maupun non fisik. Pada saat observasi
tampak salah satu siswa yang menangis karena menjadi korban bully temannya. Beberapa
guru masih tergolong cuek dalam menyikapi hal ini dan tetap melanjutkan pelajaran
sehingga siswa tampak tidak antusias dalam belajar.
Dari fenomena tersebut di atas dapat dikatakan bahwa motivasi belajar siswa di
kelas VI B SD N Jetisharjo masih tergolong rendah. Oleh karena itu perlu adanya upaya
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di sekolah tersebut, sehingga penulis tertarik
untuk menyampaikan laporan penelitian dengan judul ‘’Penanaman Nilai-nilai
Pendidikan Karakter Melalui Tabung Tabung Kebaikan di SD N Jetisharjo Sleman”.
Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan
karakter yang terintegrasi pada pembelajaran melalui Tabung Kebaikan di SD Negeri
Jetisharjo, (2) untuk mendeskripsikan implementasi nilai-nilai pendidikan karakter pada
kegiatan pembiasaan melalui tabung kebaikan di SD Negeri Jetisharjo, (3) untuk
mengungkap hasil implementasi nilai-nilai pendidikan karakter pada SD Negeri
Jetisharjo.
Sebagai suatu karya ilmiah, makalah ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
terhadap khazanah tentang ilmu kependidikan khususnya pendidikan di sekolah wilayah
binaan kemudian penulis juga berharap tulisan ini menjadi bahan rujukan untuk para
peneliti pada penelitian yang relavan
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu para penyelenggara
pendidikan di SD Negeri Jetisharjo untuk mengubah perilaku peserta didik menjadi lebih
baik melalui penanaman nilai nilai pendidikan karakter baik terintegrasi pada
pembelajaran maupun pembiasaan.
Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif 1 dengan analisis
deskriptif. Penelitian ini berupaya mendeskripsikan atau menggambarkan apa yang
diteliti mengenai implementasi nilai-nilai pendidikan karakter pada SD Negeri Jetisarjo.
Peneliti melakukan penelitian langsung ke lokasi untuk mendapatkan dan mengumpulkan
data. Peneliti harus mampu memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek
peneliti sehingga menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata yang tertulis atau lisan
dan perilaku yang diamati
Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian mulai awal masuk tahun ajaran baru yaitu bulan Juli sampai
dengan akhir Agustus 2019. Penelitian ini berlokasi di SD Negeri Jetisharjo Sleman.
metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1)
Observasi Observasi adalah pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti untuk
mengetahui dan memahami keadaan objek, situasi, konteks dan maknanya untuk
mengumpulkan data penelitian. Dengan demikian, observasi yang telah dilakukan oleh
penulis adalah pengamatan secara langsung pada SD Negeri Jetisharjo 2) Wawancara
Wawancara adalah sebuah proses untuk memperoleh keterangan penelitian dengan cara
tanya jawab dalam bentuk tatap muka antara pewawancara dengan responden. Teknik
wawancara yang digunakan berdasarkan penelitian ini adalah wawancara mendalam. 3)
Dokumentasi Dokumentasi adalah metode mencari data berdasarkan penelitian dengan
mencatat buku-buku arsip dalam dokumen. Daftar tabel dan hal-hal yang terkait dengan
penelitian.
Proses pengolahannya mengikuti teori Miles dan Huberman yang dikutip
Sugiyono bahwa suatu proses pengolahan data dapat dilakukan melalui tiga tahap, yaitu
reduksi data, penyajian data (display data), penarikan sebuah kesimpulan. Data yang
dikumpulkan diolah dan dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Teknik
analisis reduksi data, penulis merangkum beberapa data yang dianggap penting untuk
dianalisis kemudian dimasukkan ke dalam pembahasan. 2) Penyajian data (display data),
peneliti memperoleh data dan keterangan pada objek yang bersangkutan, kemudian
disajikan untuk dibahas guna menemukan kebenaran hakiki. 3) Verifikasi data/penarikan
kesimpulan, setelah semua data terkumpul dan disederhanakan, diformulasikan menjadi
kesimpulan.
Pengujian Keabsahan Data
Penelitian ini, menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik.
Triangulasi dengan sumber data yaitu dengan membandingkan dan mengecek kembali
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh pada lapangan melalui sumber yang
berbeda. Sedangkan triangulasi dengan teknik yaitu dengan membandingkan hasil data
observasi dengan hasil data wawancara dengan sumber yang sama, sehingga dapat
disimpulkan bahwa untuk memperoleh data akhir yang autentik sesuai dengan masalah
penelitian.
1. Religius
Nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan
agama dan kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi
sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain, hidup rukun
dan damai dengan pemeluk agama lain. Nilai karakter religius ini meliputi tiga dimensi
relasi sekaligus, yaitu hubungan individu dengan Tuhan, individu dengan sesama, dan
individu dengan alam semesta (lingkungan). Nilai karakter religius ini ditunjukkan
dalam perilaku mencintai dan menjaga keutuhan ciptaan.
Subnilai religius antara lain cinta damai, toleransi, menghargai
perbedaan agama dan kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri, kerja sama antar
pemeluk agama dan kepercayaan, antibuli dan kekerasan, persahabatan, ketulusan,
tidak memaksakan kehendak, mencintai lingkungan, dan melindungi yang kecil dan
tersisih.
Adapun implementasi nilai pendidikan karakter religius pada SD Negeri
Jetisharjo selain dari hasil wawancara dengan guru kelas VIB Rr. Khoiry Nuria W,
S.Pd Rr. Mengamati aktifitas siswa selama proses pembelajar di kelas diantaranya
dalam mengembangkan nilai nilai religius tidak hanya melalui pembelajaran Agama
dan PKn saja akan tetapi dilaksanakan mealui mata pelajaran seperti Matematika, Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA), Seni Budaya, Bahasa maupun muatan lokal .Sebagaimana
pada pembelajaran kelas VI B menggunakan media sebuah tabung yang diberi nama
Tabung Kebaikan Tabung merupakan sebagai materi pembelajaran terdapat pada mata
pelajaran matematika sejak kelas rendah yaitu mengenal bangun ruang sampai kelas
tinggi yaitu membuat dan menghitung volume bangun ruang yang salah satunya
berbentuk tabung. Selain mata pelajaran tersebut juga terdapat pada mata pelajaran
seni yaitu membuat karya seni tiga demensi .Dari materi tersebut sebenarnya bisa
digabungkan antar mata pelaran.Sebagimana tabung dapat diajarkan pada matematika
dan seni. Pada pembahasan ini Tabung diajarkan sebagai karya seni yang dibuat
menggunakan kertas bekas Gulungan kain yang dipotong dengan ukuran 20 cm, siswa
diminta membuat tutup yang salah satunya dibuat lobang seperti celengan kemudian
dihias sesuai keinginan siswa. Hal ini diharapkan memberikan keleluasaan siswa untuk
berkreasi. Nilai religius ditanamkan guru melalui Allah menyukai seni atau keindahan.
Dengan membuat Tabung siswa akan berkembang nilai estetis, tekun , mau menghagai
karya dan karyanya bernilai ibadah. Setelah karya tabung jadi maka siswa akan
berdiskusi tentang manfaat menabung yang sewaktu-waktu tabungan akan dibuka.
Guru akan memfasilitasi siswa dengan potongan kertas yang sewaktu waktu dapat
diambil oleh semua siswamaupun guru , untuk mengisi tabungan siswa lain atau
temanya dengan menuliskan sesuai kebaikan yang dilakukan setiap harinya. Hal ini
sesuai hadis pada ajaran Agama Islam yaitu Berlomba –lomba dalam Kebaikan. Maka
diberilah Nama Tabung itu Tabung Kebaikan yang setiap senin akan dibuka untuk
melihat kebaikan yang telah dilakukan yang hasilnya ditempel pada sebuah Dyaryku .
Siapa yang diary paling banyak kebaikanya maka akan diberikan penghargaan berupa
Bintang Kebaikan.Bintang kebaikan akan diberikan berupa sertifikat yang
disampaikan setiap hari Senin pada Upacara bendera di sekolah. Sikap religius dari
Tabung Kebaikan juga menumbuhkan rasa cinta lingkungan dan anti bulli .
2. Tekun
Tekun berati rajin, sungguh-sungguh melaksanakan sesuatu. Orang yang tekun
adalah orang yang bekerja secara teratur, mampu menahan rasa bosan atau jenuh, dan
mau belajar pada kesalahan orang lain maupun dirinya dimasa lalu agar tidak terulang
kembali di hari selanjutnya. Orang yang tekun akan berhasil setiap pekerjaan yang
dilakukannya. Pada karakter tekun akan terbentuk melalui proses pembelajaran . Hal ini
akan tampak pada ketika siswa menyelesaikan tugas yaitu membuat tabung, bagaimana
kesiapan, kerajinan dan tuntas kerja yang dihasilkan.
3. Rasa ingin tahu
Rasa ingin tahu bisa disebabkan dari luar dirinya dan bisa juga dari dalam dirinya.
Pada luar dirinya seperti motivasi, semangat dan harapan-harapan baik padaorang tua
maupun guru. Adapaun rasa ingin tahu dari dalam itu muncul karena kesadaran dirinya
dan kemampuan sebagai manusia yang selalu ingin berubah, bangkit dan menjadi pribadi
yang lebih cerdas untuk menuju manusia yang lebih baik. Karakter ingin tahu peserta
didik di SD Negeri Jetisharjo terlihat pada aktivitas yang selalu bertanya ketika proses
pembelajaran, pada saat pendidik membacakan materi ajar ataukah sementara
menjelaskan pelajaran dan bahkan ketika guru menulis dipapan tulis.
4. Peduli
Peduli merupakan sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada
orang lain dan masyarakat yang membutuhkannya. Peduli tersebut menuntut kepekaan
hati seseorang terhadap situasi di sekitar. Orang yang memiliki kepedulian sosial yang
tinggi maka akan memiliki banyak teman atau sahabat karena dia selalu memposisikan
dirinya sama halnya dengan orang lain
5. Tangung jawab
Implementasi nilai pendidikan karakter yaitu nilai tanggung jawab terlihat nyata
pada perilaku peseta didik SD Negeri Jetisharjo yang selalu menjaga kebersihan sekolah,
baik sebelum masuk sekolah maupun sehabis selasai pembelajaran. Nilai karakter
integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang didasarkan pada upaya
menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan,
dan pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral
(integritas moral). Karakter integritas meliputi sikap tanggung jawab sebagai warga
negara, aktif terlibat dalam kehidupan sosial, melalui konsistensi tindakan
dan perkataan yang berdasarkan kebenaran.
permaslahan di atas bahwa motivasi belajar siswa rendah karena proses pembelajaran
yang kurang menarik dan penataan lingkungan belajar yang menjemukan. Dengan media
Tabung Kebaikan merupakan salah satu inovasi pembelajaran selama proses, setelah
proses dikemas secra menarik maka perlu dikembangkan dalam kegitan sehari –hari
siswa.
Zona merupakan pemberian fasilitas untuk setiap aktifitas dengan tujuan sesuai
nilai karakter yang diharapkan. Dengan pembuatan Kelas membantu tugas guru dalam
meneliti/mengecek kehadiran siswa dalam proses pembelajaran, melakukan penilaian
sikap dan mendidik siswa menjadi berkepribadian lebih baik serta membantu menyajikan
data dalam melakukan bimbingan dan konseling
1. Zona Urutan Kedatangan
Siswa yang piket akan mengisikan siapa saja yang datang sesuai urut kedatangan
dengan mencatatan pada format yang disediaka guru. Setiap hari guru akan mengecek
siapa yang sering datang awal atau terlambat. Kemudian direkap dan siswa rajin.
Dengan kegiatan ini ternyata berhasil menurunkan jumlah siswa yang terlambat.
Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa jumlah perasaan siswa yang
menunjukkan rasa senang dari hari ke hari semakin meningkat. Ini menandakan
bahwa siswa mulai merasa nyaman di sekolah dan dapat diartikan motivasi belajar
mereka mulai meningkat.
Zona emosi ini memfasilitasi anak untuk mengenal emosinya sendiri. Anak-
anak didorong untuk mengidentifikasi apa yang dia rasakan, apakah itu marah, sedih,
senang, kecewa. Semua emosi tersebut diekspresikan lewat emoji yang dibuat sesuai
kreativitas masing-masing kelas.
Kegiatan mengenal emosi lewat zona emosi ini sepertinya tampak sederhana, namun
sebenarnya terdapat manfaat-manfaat yang bisa diperoleh :
a) Bermula dari mengenal, kemudian belajar untuk mengendalikan
b) Belajar mengenal emosi orang lain dan melahirkan empati
c) Perkembangan emosi yang baik berdampak pada perkembangan social yang baik
d) Memberikan kesempatan bagi guru untuk menciptakan lingkungan dan suasana
belajar yang lebih kondusif
e) Membuat anak merasa dihargai
Kesimpulan
Berdasarkan hasil kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan selama kurang
lebih satu bulan dapat disimpulkan bahwa Implentasi nilai nilai pendidikan karakter
melalui Tabungan Kebaikan dengan mengitegrasikan dengan berbagai materi yang
terdapat pada beberapa mata pelajaran dengan media yang sesuai akan mampu
mnumbuhkan nilai nilai karakter religius, disiplin, tekun, rasaingin tahu, peduli, jujur
dan tanggung jawab. Implementasi nilai – nilai Pendidikan Karakter melalui Tabungan
kebaikan dengan pembisaan dilaksanan Program penciptaan lingkungan positif
melalui zona kelas dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas
VI B. Hal ini ditunjukkan dengan hasil analisis jurnal kehadiran siswa, jurnal emosi
dan kesan pesan siswa setelah pelaksanaan program. Semuanya menunjukkan adanya
peningkatan motivasi belajar siswa. Pada rekap kehadiran siswa jumlah siswa yang
terlambat menurun setiap harinya yaitu dari 2 - 5 siswa/hari menjadi 0 - 2 siswa/hari,
sedangkan pada rekap jurnal emosi semakin banyak siswa yang menunjukkan perasaan
senang yaitu dari 21 siswa menjadi 26 siswa dan diperkuat lagi data kesan dan pesan
siswa setelah pelaksanaan program penciptaan lingkungan positif kelas. Sebagian
besar siswa menyatakan merasa senang dan nyaman dengan kelasnya yang sekarang
karena dengan adanya zona-zona kelas dan program bintang kebaikan yang membuat
siswa lebih dihargai dan termotivasi untuk belajar.
Daftar Pustaka
Anita Woolfolk. 2009. Educational Psychology: Active Learning Edition. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.