Admin, Journal Manager, 50

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 12

PROSIDING SEMINAR NASIONAL

“Penguatan Karakter Berbasis Literasi Ajaran Tamansiswa


Menghadapi Revolusi Industri 4.0”
Yogyakarta, 28 September 2019

Penanaman Nilai-nilai Pendidikan Karakter Melalui Tabung


Kebaikan pada Sekolah Dasar Negeri Jetisharjo
Winarsih
Afiliasi/Lembaga : Menejemen Pendidikan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
[email protected]

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mendeskripsikan nilai-nilai


pendidikan karakter yang terintegrasi pada pembelajaran melalui Tabung Kebaikan
di SD Negeri Jetisharjo, (2) untuk mendeskripsikan implementasi nilai-nilai
pendidikan karakter pada kegiatan pembiasaan melalui tabung kebaikan di SD
Negeri Jetisharjo, (3) untuk mengungkap hasil implementasi nilai-nilai pendidikan
karakter pada SD Negeri Jetisharjo. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif
dengan pendekatan teologis normatif, pedagogis, dan psikologi. Lokasi penelitian
ini adalah SD Negeri Jetisharjo kelas VI. Adapun sumber data pada penelitian ini
adalah ada dua sumber data data primer yaitu kepala sekolah, guru, dan peserta didik
sedangkan data sekunder adalah dokumen RPP yang terkait dengan objek yang
diteliti. Data diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Data
selanjutnya dianalisis secara kualitatif dengan menggunakan triangulasi untuk
memastikan validitas data terhadap fokus yang diteliti.Hasil penelitian menunjukkan
bahwa nilai-nilai pendidikan karakter yang terintegrasi pada kegiatan proses
pembelajaran melalui tabung kebaikan adalah religius, disiplin, tekun, rasaingin
tahu, peduli, jujur dan tanggung jawab. Sedangkan implementasi nilai-nilai
pendidikan karakter pada kegiatan pembiasaan dilakukan melalui zona urut
kedatangan, zona harapan, zona kebaikan, pojok baca dan pojok kebersihan. Sebagai
implikasinya, SD Negeri Jetisharjo lebih meningkatkan lagi implementasi nilai-nilai
pendidikan karakter baik pada proses pembelajaran maupun pembiasaan sehingga
nilai karakter akan menjadi budaya sekolah
Kata kunci: Penanaman, Nilai-nilai karakter, Tabung kebaikan

Abstract: The purpose of this study is (1) to describe the values of integrated
character education in learning through Kindness Tubes in Jetisharjo State
Elementary School, (2) to describe the implementation of character education values
in habituation activities through the kindness tubes in Jetisharjo State Elementary
School, (3) to reveal the results of the implementation of the values of character
education in Jetisharjo State Elementary School. This type of research is descriptive
qualitative with normative, pedagogical, and psychological theological approaches.
The location of this study is Jetisharjo Elementary School class VI. The data sources
in this study are two primary data sources, namely the principal, teachers, and
students, while secondary data are RPP documents related to the object under study.
Data obtained through observation, interviews and documentation. The data are then
analyzed qualitatively using triangulation to ensure the validity of the data against
the focus under study. The results of the study show that the values of character
education integrated in the learning process activities through the tube of goodness
are religious, disciplined, diligent, desire to know, care, honest and responsibility
answer. Whereas the implementation of character education values in the habituation
activities is carried out through the arrival zone, the hope zone, the good zone, the

ISBN: 978‐602‐53231‐3‐3 Prodi Magister Manajemen Pendidikan


Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
403
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
“Penguatan Karakter Berbasis Literasi Ajaran Tamansiswa
Menghadapi Revolusi Industri 4.0”
Yogyakarta, 28 September 2019

reading corner and the cleanliness corner. As the implication, Jetisharjo State
Elementary School further enhances the implementation of character education
values both in the learning process and in habituation so that the character values
will become the school culture
Keywords: Planting, Character values, Tubes of kindness

Pendahuluan
Pendidikan di sekolah dasar merupakan lembaga yang dikelola dan diatur oleh
pemerintah yang bergerak di bidang pendidikan yang diselenggarakan secara formal yang
berlangsung selama 6 tahun dari kelas 1 sampai kelas 6 untuk anak atau siswa-siswi di
seluruh Indonesia dengan maksud dan tujuan agar anak indonesia menjadi seorang
individu yang bertaqwa, cinta dan bangga terhadap bangsa dan negara, terampil, kreatif,
berbudi pekerti yang santun serta mampu menyelesaikan permasalahan di
lingkungannya.Sedangkan tujuan pendidikan sekolah dasar adalah meletakkan dasar
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. dengan demikian siswa dapat memiliki
dan menanamkan sikap budi pekerti terhadap sesame
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal, tempat siswa belajar dan guru
mengajar. Di sekolah, siswa tidak sekadar menimbah ilmu, tetapi di didik, dibimbing, dan
didewasakan. Sekolah merupakan tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran tidak hanya dimaknai sebagai kegiatan transfer ilmu pengetahuan
dari guru ke siswa, tetapi merupakan beberapa kegiatan untuk menanamkan nilai-nilai
karakter yang harus ditumbuhkan dan dibiasakan di lingkungan sekolah maupun dirumah.
Menurut Sugihartono (2007: 76), secara mendasar proses belajar dipengaruhi oleh
dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi faktor
jasmani dan psikologis. Faktor eksternal meliputi faktor keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Faktor psikologis yang dimaksud ialah motivasi belajar. Motivasi adalah
keadaan internal yang membangkitkan, mengarahkan, dan mempertahankan perilaku
(Woolfolk, 2009: 186). Motivasi merupkan serangkaian usaha untuk menyediakan
kondisi kondisi tertentu, sehingga seseorang ingin melakukan sesuatu. Menurut Uno
(2013: 1) motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk
berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi
kebutuhanya. Pernyataan tersebut cukup menjelaskan pentingnya motivasi bagi seorang
siswa dalam belajar.
Berdasarkan hasil observasi kelas dan wawancara dengan guru kelas serta kepala
sekolah SD N Jetisharjo Sleman terdapat beberapa isu yang berkaitan dengan proses
pembelajaran di sekolah. Terdapat salah satu isu yang harus segera dipecahkan yaitu
tentang rendahnya motivasi belajar siswa kelas VI B SD N Jetisharjo Sleman. Hal ini
ditunjukkan dari tingkat ketidakhadiran siswa cukup tinggi. Dari data yang diperoleh rata-
rata ketidakhadiran siswa kelas VI B mencapai 2-3 % setiap bulannya. Ada 5-8 siswa
yang tidak hadir setiap bulannya entah dengan alasan sakit, ijin atau tanpa keterangan.
Paling banyak alasan tidak masuk memang karena sakit, namun ada beberapa siswa
tergolong sakit ringan seperti batuk, pilek yang secara fisik sebenarnya masih
memungkinkan untuk berangkat ke sekolah. Fakta lain juga menunjukkan bahwa tingkat

ISBN: 978‐602‐53231‐3‐3 Prodi Magister Manajemen Pendidikan


Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
404
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
“Penguatan Karakter Berbasis Literasi Ajaran Tamansiswa
Menghadapi Revolusi Industri 4.0”
Yogyakarta, 28 September 2019

keterlambatan siswa juga cukup tinggi. Selalu ada siswa kelas VI B yang terlambat setiap
harinya. Siswa yang terlambat tersebut sekitar 3-5 siswa tiap hari
Pada jam siang ditemui juga beberapa anak yang bolos sekolah karena bosan dan
merasa tidak betah disekolah. Dalam proses pembelajaran siswa VI B terlihat tidak
bersemangat dan cenderung ramai dan gaduh bahkan sesekali keluar kelas karena merasa
bosan di kelas. Kondisi ruang kelas juga tampak gelap, banyak tumpukan buku siswa K13
di almari dan beberapa dimakan tikus. Sudut ruangan terkesan berantakan karena penuh
hasil karya siswa dan tumpukan buku yang tidak tertata rapi.
Selain itu, terlihat hubungan antar siswa yang kurang bersahabat dengan temannya.
Ada beberapa siswa yang saling bully baik fisik maupun non fisik. Pada saat observasi
tampak salah satu siswa yang menangis karena menjadi korban bully temannya. Beberapa
guru masih tergolong cuek dalam menyikapi hal ini dan tetap melanjutkan pelajaran
sehingga siswa tampak tidak antusias dalam belajar.
Dari fenomena tersebut di atas dapat dikatakan bahwa motivasi belajar siswa di
kelas VI B SD N Jetisharjo masih tergolong rendah. Oleh karena itu perlu adanya upaya
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di sekolah tersebut, sehingga penulis tertarik
untuk menyampaikan laporan penelitian dengan judul ‘’Penanaman Nilai-nilai
Pendidikan Karakter Melalui Tabung Tabung Kebaikan di SD N Jetisharjo Sleman”.
Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan
karakter yang terintegrasi pada pembelajaran melalui Tabung Kebaikan di SD Negeri
Jetisharjo, (2) untuk mendeskripsikan implementasi nilai-nilai pendidikan karakter pada
kegiatan pembiasaan melalui tabung kebaikan di SD Negeri Jetisharjo, (3) untuk
mengungkap hasil implementasi nilai-nilai pendidikan karakter pada SD Negeri
Jetisharjo.
Sebagai suatu karya ilmiah, makalah ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
terhadap khazanah tentang ilmu kependidikan khususnya pendidikan di sekolah wilayah
binaan kemudian penulis juga berharap tulisan ini menjadi bahan rujukan untuk para
peneliti pada penelitian yang relavan
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu para penyelenggara
pendidikan di SD Negeri Jetisharjo untuk mengubah perilaku peserta didik menjadi lebih
baik melalui penanaman nilai nilai pendidikan karakter baik terintegrasi pada
pembelajaran maupun pembiasaan.

Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif 1 dengan analisis
deskriptif. Penelitian ini berupaya mendeskripsikan atau menggambarkan apa yang
diteliti mengenai implementasi nilai-nilai pendidikan karakter pada SD Negeri Jetisarjo.
Peneliti melakukan penelitian langsung ke lokasi untuk mendapatkan dan mengumpulkan
data. Peneliti harus mampu memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek
peneliti sehingga menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata yang tertulis atau lisan
dan perilaku yang diamati
Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian mulai awal masuk tahun ajaran baru yaitu bulan Juli sampai
dengan akhir Agustus 2019. Penelitian ini berlokasi di SD Negeri Jetisharjo Sleman.

ISBN: 978‐602‐53231‐3‐3 Prodi Magister Manajemen Pendidikan


Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
405
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
“Penguatan Karakter Berbasis Literasi Ajaran Tamansiswa
Menghadapi Revolusi Industri 4.0”
Yogyakarta, 28 September 2019

Adapun pemilihan lokasi penelitian ini dengan beberapa alasan, diantaranya: a. SD


Negeri Jetisharjo merupakan sekolah di wilayah kecamatan Sleman, tepatnya berada di
dusun Jetis, Jl Ronggowarsito No 69 Caturharjo, Sleman, Yogyakarta, peneliti
mempunyai harapan yang mendalam mudah-mudahan tulisan ini bisa memberi
sumbangsih untuk perbaikan mutu pendidikan kearah yang lebih baik. b. Peneliti ingin
mengetahui dan memahami implementasi nilai-nilai pendidikan karakter pada peserta
didik yang ada di SD Negeri Jetisharjo melalui proses pembelajaran maupun pembiasaan
c. Pertimbangan efisiensi waktu, tenaga dan finansial dengan harapan dapat memudahkan
peneliti melakukan penelitian, sebab peneliti merupakan pengawas pembina wilayah
tersebut.
Target/Subjek Penelitian
Berdasarkan judul makalah ini, penulis menggunakan pendekatan teologis
normatif, pendekatan pedagogis, dan pendekatan psikologis. Pendekatan tersebut
digunakan dengan pertimbangan: 1. Pendekatan teologis-normatif yang pada pekerjaan
rumahinsipnya adalah pendekatan dasar yang diturunkan berdasarkan ajaran Islam.2
Pendekatan ini digunakan karena berhubungan dengan al-Qur’an dan sunnah Nabi
Muhammad SAW. Sebagai konsepsi hidup, petunjuk, dan kunci untuk memahami agama
Islam sekaligus sebagai landasan operasional dalam pelaksanaan pendidikan karakter. 2.
Pendekatan pedagogis, pendekatan yang berpandangan bahwa manusia merupakan
makhluk Tuhan yang berada dalam pertumbuhan dan perkembangan. Pendekatan
psikologis yang dimaksud pada penelitian ini adalah pendekatan yang didasarkan pada
kondisi objek yang diteliti yaitu melihat pada unsur jasmani dan unsur rohani pada peserta
didik yang diekspekerjaan rumahesikan melalui sikap dan tingkah laku dalam kehidupan
sehari-hari. Dengan demikian, dapat mempermudah penulis untuk mendapatkan
informasi, data-data tentang perilaku peserta didik melalui pendidikan karakter.
Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan Data
Suharsimi Arikunto mengungkapkan bahwa yang dimaksud dengan sumber data
pada penelitian ini adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. 3 Sumber data pada
penelitian ini ada dua yaitu sumber data pekerjaan rumahimer dan sumber data sekunder.
1. Sumber data pekerjaan rumahimer Data pekerjaan rumahimer adalah jenis data yang
diperoleh dan digali dari sumber utamanya. Data pekerjaan rumahimer biasa juga disebut
data mentah karena diperoleh berdasarkan hasil penelitian lapangan secara langsung yang
masih memerlukan pengelohan lebih lanjut barulah data tersebut memiliki arti. 4 Sumber
data pekerjaan rumahimer penelititian ini berasal pada lapangan yang diperoleh melalui
wawancara yang terstruktur dan sistematis terhadap informan yang berkompoten dan
memiliki pengetahuan tentang masalah dalam hal ini kepala sekolah, guru, dan peserta
didik yang ada di SD Negeri Jetisharjo. 2. Sumber data sekunder Data sekunder
merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data,
misalnya melalui dokumentasi atau melalui orang yang tidak terlibat langsung pada ruang
lingkup yang diteliti. 5 Maksudnya adalah penelusuran berbagai referensi atau dokumen-
dokumen yang terkait dengan objek yang diteliti untuk menguatkan hasil temuan di
lapangan.
Teknik Analisis Data
Metode pengumpulan data merupakan salah satu langkah yang paling strategis
pada penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah untuk mendapatkan data. Adapun

ISBN: 978‐602‐53231‐3‐3 Prodi Magister Manajemen Pendidikan


Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
406
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
“Penguatan Karakter Berbasis Literasi Ajaran Tamansiswa
Menghadapi Revolusi Industri 4.0”
Yogyakarta, 28 September 2019

metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1)
Observasi Observasi adalah pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti untuk
mengetahui dan memahami keadaan objek, situasi, konteks dan maknanya untuk
mengumpulkan data penelitian. Dengan demikian, observasi yang telah dilakukan oleh
penulis adalah pengamatan secara langsung pada SD Negeri Jetisharjo 2) Wawancara
Wawancara adalah sebuah proses untuk memperoleh keterangan penelitian dengan cara
tanya jawab dalam bentuk tatap muka antara pewawancara dengan responden. Teknik
wawancara yang digunakan berdasarkan penelitian ini adalah wawancara mendalam. 3)
Dokumentasi Dokumentasi adalah metode mencari data berdasarkan penelitian dengan
mencatat buku-buku arsip dalam dokumen. Daftar tabel dan hal-hal yang terkait dengan
penelitian.
Proses pengolahannya mengikuti teori Miles dan Huberman yang dikutip
Sugiyono bahwa suatu proses pengolahan data dapat dilakukan melalui tiga tahap, yaitu
reduksi data, penyajian data (display data), penarikan sebuah kesimpulan. Data yang
dikumpulkan diolah dan dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Teknik
analisis reduksi data, penulis merangkum beberapa data yang dianggap penting untuk
dianalisis kemudian dimasukkan ke dalam pembahasan. 2) Penyajian data (display data),
peneliti memperoleh data dan keterangan pada objek yang bersangkutan, kemudian
disajikan untuk dibahas guna menemukan kebenaran hakiki. 3) Verifikasi data/penarikan
kesimpulan, setelah semua data terkumpul dan disederhanakan, diformulasikan menjadi
kesimpulan.
Pengujian Keabsahan Data
Penelitian ini, menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik.
Triangulasi dengan sumber data yaitu dengan membandingkan dan mengecek kembali
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh pada lapangan melalui sumber yang
berbeda. Sedangkan triangulasi dengan teknik yaitu dengan membandingkan hasil data
observasi dengan hasil data wawancara dengan sumber yang sama, sehingga dapat
disimpulkan bahwa untuk memperoleh data akhir yang autentik sesuai dengan masalah
penelitian.

Hasil Penelitian Dan Pembahasan


Gambaran Umum SD Negeri Jetisharjo
SD Negeri Jetisharjo merupakan sekolah di wilayah kecamatan Sleman, tepatnya berada
di dusun Jetis, Jl Ronggowarsito No 69 Caturharjo, Sleman, Yogyakarta. SD Negeri
Jetisharjo dengan jumlah siswa 269 siswa. SD N Jetisharjo Sleman memiliki guru
sebanyak 16 orang dan 1 kepala sekolah. Dari 16 guru yang ada di SD N Jetisharjo, 10
berstatus PNS, 3 honorer, dan 3 CPNS. Jumlah keseluruhan siswa SD N Jetisharjo
sebanyak 269 siswa yang terbagi dalam 11 kelas dengan rata-rata jumlah siswa per kelas
sebanyak 24 siswa. Dari keseluruan jumlah siswa di SD Jetisharjo terdapat beberapa
siswa yang tergolong ABK (anak berkebutuhan khusus) sehingga memerlukan
pendidikan inklusi.
A. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter yang Terintegrasi pada Pembelajaran pada SD
Negeri Jetisharjo
Berdasarkan temuan penulis saat di lapangan mengenai nilai-nilai pendidikan karakter
yang terintegrasi pada pembelajaran di SD Negeri Jetiharjo adalah sebagai berikut:

ISBN: 978‐602‐53231‐3‐3 Prodi Magister Manajemen Pendidikan


Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
407
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
“Penguatan Karakter Berbasis Literasi Ajaran Tamansiswa
Menghadapi Revolusi Industri 4.0”
Yogyakarta, 28 September 2019

1. Religius
Nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan
agama dan kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi
sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain, hidup rukun
dan damai dengan pemeluk agama lain. Nilai karakter religius ini meliputi tiga dimensi
relasi sekaligus, yaitu hubungan individu dengan Tuhan, individu dengan sesama, dan
individu dengan alam semesta (lingkungan). Nilai karakter religius ini ditunjukkan
dalam perilaku mencintai dan menjaga keutuhan ciptaan.
Subnilai religius antara lain cinta damai, toleransi, menghargai
perbedaan agama dan kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri, kerja sama antar
pemeluk agama dan kepercayaan, antibuli dan kekerasan, persahabatan, ketulusan,
tidak memaksakan kehendak, mencintai lingkungan, dan melindungi yang kecil dan
tersisih.
Adapun implementasi nilai pendidikan karakter religius pada SD Negeri
Jetisharjo selain dari hasil wawancara dengan guru kelas VIB Rr. Khoiry Nuria W,
S.Pd Rr. Mengamati aktifitas siswa selama proses pembelajar di kelas diantaranya
dalam mengembangkan nilai nilai religius tidak hanya melalui pembelajaran Agama
dan PKn saja akan tetapi dilaksanakan mealui mata pelajaran seperti Matematika, Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA), Seni Budaya, Bahasa maupun muatan lokal .Sebagaimana
pada pembelajaran kelas VI B menggunakan media sebuah tabung yang diberi nama
Tabung Kebaikan Tabung merupakan sebagai materi pembelajaran terdapat pada mata
pelajaran matematika sejak kelas rendah yaitu mengenal bangun ruang sampai kelas
tinggi yaitu membuat dan menghitung volume bangun ruang yang salah satunya
berbentuk tabung. Selain mata pelajaran tersebut juga terdapat pada mata pelajaran
seni yaitu membuat karya seni tiga demensi .Dari materi tersebut sebenarnya bisa
digabungkan antar mata pelaran.Sebagimana tabung dapat diajarkan pada matematika
dan seni. Pada pembahasan ini Tabung diajarkan sebagai karya seni yang dibuat
menggunakan kertas bekas Gulungan kain yang dipotong dengan ukuran 20 cm, siswa
diminta membuat tutup yang salah satunya dibuat lobang seperti celengan kemudian
dihias sesuai keinginan siswa. Hal ini diharapkan memberikan keleluasaan siswa untuk
berkreasi. Nilai religius ditanamkan guru melalui Allah menyukai seni atau keindahan.
Dengan membuat Tabung siswa akan berkembang nilai estetis, tekun , mau menghagai
karya dan karyanya bernilai ibadah. Setelah karya tabung jadi maka siswa akan
berdiskusi tentang manfaat menabung yang sewaktu-waktu tabungan akan dibuka.
Guru akan memfasilitasi siswa dengan potongan kertas yang sewaktu waktu dapat
diambil oleh semua siswamaupun guru , untuk mengisi tabungan siswa lain atau
temanya dengan menuliskan sesuai kebaikan yang dilakukan setiap harinya. Hal ini
sesuai hadis pada ajaran Agama Islam yaitu Berlomba –lomba dalam Kebaikan. Maka
diberilah Nama Tabung itu Tabung Kebaikan yang setiap senin akan dibuka untuk
melihat kebaikan yang telah dilakukan yang hasilnya ditempel pada sebuah Dyaryku .
Siapa yang diary paling banyak kebaikanya maka akan diberikan penghargaan berupa
Bintang Kebaikan.Bintang kebaikan akan diberikan berupa sertifikat yang

ISBN: 978‐602‐53231‐3‐3 Prodi Magister Manajemen Pendidikan


Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
408
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
“Penguatan Karakter Berbasis Literasi Ajaran Tamansiswa
Menghadapi Revolusi Industri 4.0”
Yogyakarta, 28 September 2019

disampaikan setiap hari Senin pada Upacara bendera di sekolah. Sikap religius dari
Tabung Kebaikan juga menumbuhkan rasa cinta lingkungan dan anti bulli .
2. Tekun
Tekun berati rajin, sungguh-sungguh melaksanakan sesuatu. Orang yang tekun
adalah orang yang bekerja secara teratur, mampu menahan rasa bosan atau jenuh, dan
mau belajar pada kesalahan orang lain maupun dirinya dimasa lalu agar tidak terulang
kembali di hari selanjutnya. Orang yang tekun akan berhasil setiap pekerjaan yang
dilakukannya. Pada karakter tekun akan terbentuk melalui proses pembelajaran . Hal ini
akan tampak pada ketika siswa menyelesaikan tugas yaitu membuat tabung, bagaimana
kesiapan, kerajinan dan tuntas kerja yang dihasilkan.
3. Rasa ingin tahu
Rasa ingin tahu bisa disebabkan dari luar dirinya dan bisa juga dari dalam dirinya.
Pada luar dirinya seperti motivasi, semangat dan harapan-harapan baik padaorang tua
maupun guru. Adapaun rasa ingin tahu dari dalam itu muncul karena kesadaran dirinya
dan kemampuan sebagai manusia yang selalu ingin berubah, bangkit dan menjadi pribadi
yang lebih cerdas untuk menuju manusia yang lebih baik. Karakter ingin tahu peserta
didik di SD Negeri Jetisharjo terlihat pada aktivitas yang selalu bertanya ketika proses
pembelajaran, pada saat pendidik membacakan materi ajar ataukah sementara
menjelaskan pelajaran dan bahkan ketika guru menulis dipapan tulis.
4. Peduli
Peduli merupakan sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada
orang lain dan masyarakat yang membutuhkannya. Peduli tersebut menuntut kepekaan
hati seseorang terhadap situasi di sekitar. Orang yang memiliki kepedulian sosial yang
tinggi maka akan memiliki banyak teman atau sahabat karena dia selalu memposisikan
dirinya sama halnya dengan orang lain
5. Tangung jawab
Implementasi nilai pendidikan karakter yaitu nilai tanggung jawab terlihat nyata
pada perilaku peseta didik SD Negeri Jetisharjo yang selalu menjaga kebersihan sekolah,
baik sebelum masuk sekolah maupun sehabis selasai pembelajaran. Nilai karakter
integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang didasarkan pada upaya
menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan,
dan pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral
(integritas moral). Karakter integritas meliputi sikap tanggung jawab sebagai warga
negara, aktif terlibat dalam kehidupan sosial, melalui konsistensi tindakan
dan perkataan yang berdasarkan kebenaran.

B. Implementasi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter pada Kegiatan Pembiasaan


Dalam iplementasi penanaman nilai nilai karakter melalui kegiatan pembiasaan
adalah dengan menciptakan lingkungan yang positif dengan membuat zona – zona kelas
dan bintang Kebaikan. Kegiatan pembisaan dengan menciptakan lingkungan yang positif
dan menarik merupkan prasarat sebelum proses pembelajaran maupun sebagai media
menanamkan nilai nilai pendidikan karakter agar berlangsung secara terus menerus
menerus dan berkesinambungan sehingga terus berkembang dan menjadi budaya sekolah.
Nilai –nilai karakter yang diharapkan merupkan hasil dari proses pembisaan yang
benar –benar didesain sebagai aktualisasis dari proses pembelajaran. Sebagaiman

ISBN: 978‐602‐53231‐3‐3 Prodi Magister Manajemen Pendidikan


Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
409
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
“Penguatan Karakter Berbasis Literasi Ajaran Tamansiswa
Menghadapi Revolusi Industri 4.0”
Yogyakarta, 28 September 2019

permaslahan di atas bahwa motivasi belajar siswa rendah karena proses pembelajaran
yang kurang menarik dan penataan lingkungan belajar yang menjemukan. Dengan media
Tabung Kebaikan merupakan salah satu inovasi pembelajaran selama proses, setelah
proses dikemas secra menarik maka perlu dikembangkan dalam kegitan sehari –hari
siswa.
Zona merupakan pemberian fasilitas untuk setiap aktifitas dengan tujuan sesuai
nilai karakter yang diharapkan. Dengan pembuatan Kelas membantu tugas guru dalam
meneliti/mengecek kehadiran siswa dalam proses pembelajaran, melakukan penilaian
sikap dan mendidik siswa menjadi berkepribadian lebih baik serta membantu menyajikan
data dalam melakukan bimbingan dan konseling
1. Zona Urutan Kedatangan
Siswa yang piket akan mengisikan siapa saja yang datang sesuai urut kedatangan
dengan mencatatan pada format yang disediaka guru. Setiap hari guru akan mengecek
siapa yang sering datang awal atau terlambat. Kemudian direkap dan siswa rajin.
Dengan kegiatan ini ternyata berhasil menurunkan jumlah siswa yang terlambat.

Tabel 1. Rekap Zona Urut Kedatangan


Juli Agustus
Tanggal
24 25 26 27 29 30 31 1 2 3 5 6 7 8 9 10
Jumlah siswa
2 3 3 4 0 2 1 0 0 0 0 2 1 1 2 1
yang terlambat

Penerapan zona kedatangan dilakukan dengan siswa memasukkan stick namanya


ke urutan kantong sesuai urut kehadiran setiap pagi dan siswa piket mencatat hasil
urutan dalam rekap jurnal yang disediakan guru. Hal ini dimulai diberlakukan pada
tanggal 29 Juli 2019. Penggunaan dan penerapan zona urut kedatangan ini sangat
bermanfaat untuk mengurangi angka keterlambatan siswa. Data sebelum
diterapkannya zona kedatangan (tanggal 24-27 Juli 2019) menunjukkan bahwa ada 2-
4 orang siswa yang datang terlambat. Namun setelah diterapkannya zona kedatangan
pada hari Senin, tanggal 29 Juli 2019 luar biasa tidak ada yang terlambat. Setelah itu
hanya ada 1 - 2 siswa yang telambat dan itu tidak setiap hari. Dari jurnal urut
kedatangan dapat dilihat mulai tanggal 1-5 Agustus 2019 berturut-turut tidak ada siswa
yang terlambat ke sekolah. Hal ini cukup menunjukkan bahwa adanya zona
kedatangan mampu menurunkan angka keterlambatan siswa yang mana dapat
diartikan motivasinya mulai meningkat, Jadi, manfaat zona urut kedatangan antara
lain:
a. Memotivasi anak agar datang lebih awal
b. Mengurangi angka keterlambatan
c. Tertanam kedisiplinan dan menjadikan karakter
d. Menghargai waktu
2. Pembuatan zona emosi
a. Menyiapkan alat dan bahan bersama siswa untuk membuat zona emosi ( kertas,
stick es krim, bungkus es kiko )

ISBN: 978‐602‐53231‐3‐3 Prodi Magister Manajemen Pendidikan


Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
410
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
“Penguatan Karakter Berbasis Literasi Ajaran Tamansiswa
Menghadapi Revolusi Industri 4.0”
Yogyakarta, 28 September 2019

b. Mendownload gambar-gambar emoticon kemudian mengeprint sejunlah siswa.


c. Siswa menggunting gambar emoticon tersebut dan menempelkannya pada ujung
stick es krim.
d. Siswa menempelkan bungkus es kiko di kertas manila sesuai namanya.
e. Memasukkan masing-masing jenis Stick emoticon dalam suatu tempat misal
gelas aqua dan diletakkan dekat zona emosi. Setelah melakukan kegiatan sebagai
refleksi anak akan mengungkapkan perasaan dengan mengambil stic sesuai yang
dirasakan dari kantong.
Zona emosi mulai diterapkan mulai tanggal 1 Agustus 2019. Semua siswa meletakkan
emoticon sesuai perasaannya masing-masing setiap pagi dan atau setiap pulang
sekolah. Setiap hari siswa piket merekap data zona emosi.
Gambar 1. Grafik Rekap Jurnal Emosi

Grafik Rekap Jurnal Emosi Siswa Kelas VI B


30
25
20
15
10
5
0
10‐Aug‐2019
11‐Aug‐2019
12‐Aug‐2019
13‐Aug‐2019
14‐Aug‐2019
15‐Aug‐2019
16‐Aug‐2019
17‐Aug‐2019
18‐Aug‐2019
19‐Aug‐2019
20‐Aug‐2019
21‐Aug‐2019
22‐Aug‐2019
23‐Aug‐2019
24‐Aug‐2019
25‐Aug‐2019
26‐Aug‐2019
1‐Aug‐2019
2‐Aug‐2019
3‐Aug‐2019
4‐Aug‐2019
5‐Aug‐2019
6‐Aug‐2019
7‐Aug‐2019
8‐Aug‐2019
9‐Aug‐2019

Jumlah Siswa Senang Jumlah Siswa Sedih Jumlah Siswa Marah

Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa jumlah perasaan siswa yang
menunjukkan rasa senang dari hari ke hari semakin meningkat. Ini menandakan
bahwa siswa mulai merasa nyaman di sekolah dan dapat diartikan motivasi belajar
mereka mulai meningkat.
Zona emosi ini memfasilitasi anak untuk mengenal emosinya sendiri. Anak-
anak didorong untuk mengidentifikasi apa yang dia rasakan, apakah itu marah, sedih,
senang, kecewa. Semua emosi tersebut diekspresikan lewat emoji yang dibuat sesuai
kreativitas masing-masing kelas.
Kegiatan mengenal emosi lewat zona emosi ini sepertinya tampak sederhana, namun
sebenarnya terdapat manfaat-manfaat yang bisa diperoleh :
a) Bermula dari mengenal, kemudian belajar untuk mengendalikan
b) Belajar mengenal emosi orang lain dan melahirkan empati
c) Perkembangan emosi yang baik berdampak pada perkembangan social yang baik
d) Memberikan kesempatan bagi guru untuk menciptakan lingkungan dan suasana
belajar yang lebih kondusif
e) Membuat anak merasa dihargai

ISBN: 978‐602‐53231‐3‐3 Prodi Magister Manajemen Pendidikan


Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
411
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
“Penguatan Karakter Berbasis Literasi Ajaran Tamansiswa
Menghadapi Revolusi Industri 4.0”
Yogyakarta, 28 September 2019

f) Sebagai alat evaluasi guru dalam mengajar di kelas.


3. Zona profil siswa
Zona profil siswa berisi semua data diri anak termasuk cita-cita anak dan dipajang di
kelas. Hal ini bermanfaat untuk menambah rasa percaya diri anak dan meningkatkan
“self belonging” siswa sehingga merasa memiliki diri sendiri dan kelasnya. Rasa ini
ternyata mampu meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas.
4. Zona harapan
Pembuatan zona harapan siswa dan orang tua dilakukan pada tanggal 23 Juli 2019.
Guru memberikan kertas lipat kepada masing-masing siswa dan membentuknya sesuai
keinginan masing-masing, kemudian siswa menuliskan harapannya selama belajar
dikelas 6. Setelah jadi, siswa menempelkan kertas tersebut di ranting yang sudah
disediakan guru. Sementara itu, guru telah menginfokan ke wali murid untuk membuat
hal serupa dirumah dan dikumpulkan tanggal 24 Juli 2019 melalui siswa yang
kemudian akan ditempelkan oleh siswa di ranting/pohon harapan kelas.
Zona harapan ini, anak dengan keluguannya menuliskan mimpi dan harapannya.
Walaupun nampak sederhana menanamkan harapan pada anak melibatkan proses
kognitif yang cukup rumit. Ketika diminta menuliskan harapan, anak-anak akan
melakukan self perception dan pembentukan motivasi dalam dirinya untuk mencapai
harapan itu.
Self perception adalah ketika anak-anak akan berusaha untuk mengenali
keinginan-keinginan yang ada dalam dirinya yang diwujudkan menjadi harapan.
Kemudian motivasi membuat anak-anak belajar untuk memikirkan strategi untuk
mencapai tujuan tersebut. Manfaat zona ini adalah :
1) Melatih keberanian menuliskan mimpi dan harapannya
2) Ketika anak memiliki harapan akan memunculkan optimisme
3) Optimisme ini yang membuat anak gembira
4) Merasa dihargai
Sedangkan untuk harapan orang tua, yang jadi pertanyaan selama ini adalah
mungkinkah anak-anak sudah mengetahui harapan orang tua mereka? Apakah orang
tua sudah menyampaikan harapannya kepada anak? Zona ini menjembatani hal
tersebut. Dengan dituliskannya harapan orang tua terhadap anak menghadirkan
semangat anak untuk mewujudkan harapan orang tua mereka.
5. Tabungan kebaikan
Tabungan kebaikan selain digunakan sebagai media pembelajaran juga sebagai
media pembisaan melalui Pelaksanaan program Tabungan kebaikan
a. Menugaskan kepada siswa untuk membuat celengan dari kertas bekas rol kain yang
dihias atau kardus yang diberi sampul dan dilubangi bagian atas.
b. Guru meminta siswa ataupun guru lain yang mengajar menuliskan setiap kebaikan
yang dilakukan temannya dan kemudian dimasukkan ke dalam celengan kebaikan
temannya tersebut
c. Siswa membuat diary kebaikan dengan membuka celengan mereka kemudian
menempelkan kertas kebaikan yang mereka peroleh sehingga menjadi diary sesuai

ISBN: 978‐602‐53231‐3‐3 Prodi Magister Manajemen Pendidikan


Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
412
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
“Penguatan Karakter Berbasis Literasi Ajaran Tamansiswa
Menghadapi Revolusi Industri 4.0”
Yogyakarta, 28 September 2019

kreativitas masing-masing, setelah 2 - 3 minggu.


Guru dapat merekap catatn kebaikan dalam diary siswa untuk bahan penilaian KI
2 (kompetensi sosial). Dengan pembisaan melalui tabungan kebaikan maka anak akan
selau termotivasi untuk selalu berbuat baik. Dengan demikian maka perilaku negatif
dan tidak bermanfaat akan berkurang .
6. Pemberian Piagam Bintang Kebaikan
Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari Senin dimulai pada hari Senin tanggal 22
Juli 2019 dan sampai sekarang masih berjalan. Sebelum kegiatan ini dilakukan, guru
mencetak desain yang sudah dibuat sejumlah 1 rim (500 eks) yang bisa digunakan oleh
semua wali kelas. Kegiatan ini memberikan piagam bintang kebaikan kepada beberapa
siswa yang melakukan kegiatan kebaikan (karakter positif) setiap minggunya. Setelah
itu guru juga membuat jurnal siswa peraih bintang kebaikan (star of the week).
Program ini dilaksanakan tidak hanya untuk kelas VI B tetapi ternyata diikuti oleh
kelas lain.
Dengan keberhasilan pelaksanaan zona kelas sehingga membuka inspirasi dari
wali siswa, siswa dan guru dengan Pembuatan zona tambahan selain empat zona diatas
sekolah berhasil membuat zona tambahan yang telah dibuat diantaranya adalah zona
pojok kebersihan, zona pojok baca, zona kesepakatan kelas, zona kreativitas, zona
kejujuran, dan zona tantangan.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan selama kurang
lebih satu bulan dapat disimpulkan bahwa Implentasi nilai nilai pendidikan karakter
melalui Tabungan Kebaikan dengan mengitegrasikan dengan berbagai materi yang
terdapat pada beberapa mata pelajaran dengan media yang sesuai akan mampu
mnumbuhkan nilai nilai karakter religius, disiplin, tekun, rasaingin tahu, peduli, jujur
dan tanggung jawab. Implementasi nilai – nilai Pendidikan Karakter melalui Tabungan
kebaikan dengan pembisaan dilaksanan Program penciptaan lingkungan positif
melalui zona kelas dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas
VI B. Hal ini ditunjukkan dengan hasil analisis jurnal kehadiran siswa, jurnal emosi
dan kesan pesan siswa setelah pelaksanaan program. Semuanya menunjukkan adanya
peningkatan motivasi belajar siswa. Pada rekap kehadiran siswa jumlah siswa yang
terlambat menurun setiap harinya yaitu dari 2 - 5 siswa/hari menjadi 0 - 2 siswa/hari,
sedangkan pada rekap jurnal emosi semakin banyak siswa yang menunjukkan perasaan
senang yaitu dari 21 siswa menjadi 26 siswa dan diperkuat lagi data kesan dan pesan
siswa setelah pelaksanaan program penciptaan lingkungan positif kelas. Sebagian
besar siswa menyatakan merasa senang dan nyaman dengan kelasnya yang sekarang
karena dengan adanya zona-zona kelas dan program bintang kebaikan yang membuat
siswa lebih dihargai dan termotivasi untuk belajar.

Daftar Pustaka
Anita Woolfolk. 2009. Educational Psychology: Active Learning Edition. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

ISBN: 978‐602‐53231‐3‐3 Prodi Magister Manajemen Pendidikan


Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
413
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
“Penguatan Karakter Berbasis Literasi Ajaran Tamansiswa
Menghadapi Revolusi Industri 4.0”
Yogyakarta, 28 September 2019

Arikunto, Suharsimi. 2006. Pekerjaan rumahosedur Penelitian Suatu pendekatan


Pekerjaan rumahaktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Asmani, Jamal Ma’ruf. 2012. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di
Sekolah. Jogjakarta: Diva Stress.
Assegaf, Abd. Rahman. 2005. Pendidikan Islam Integratif. Jogjakarta: Pustaka Pelajar.
Aunillah, Nurla Isna. 2011. Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah.
Jogjakarta: Laksana.
Azizy,A. Qodri. 2003. Pendidikan Agama untuk Membangun Etika Sosial. Semarang:
CV Aneka Ilmu.
Azra, Azzumardi. 1999. Pendidkan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium
Baru. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
Baharuddin. 2010. Pendidikan dan Psikologi Perkembangan. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media.
Firdaus, Laras & Adillah, Yumaida. 2018. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat
Belajar Siswa. Makalah: Universitas Negeri Padang
Hendriana, Evinna Cinda dan Jacobus, Arnold. 2016. Implementasi pendidikan karakter
di sekolah melalui keteladanan dan pembiasaan. Jurnal Pendidikan Dasar
Indonesia. Volume 1, Nomor 2, halaman 25-29.
Maunah, Binti. 2015. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembentukan
Kepribadian Holistik Siswa. Jurnal Pendidikan Karakter, Volume 5 Nomor 1,
halaman 90-101.
Mariyana, Rita. 2010. Pengelolaan Lingkungan Belajar. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Uno, Hamzah. 2006. Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis Di Bidang
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Pemerintah Indonesia. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Lembaran RI Tahun 2003 No. 20. Jakarta: Sekretariat
Negara
TIM PPK Kemendikbud. 2017. Konsep dan Pedoman Penguatan Pendidikan Karakter.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

ISBN: 978‐602‐53231‐3‐3 Prodi Magister Manajemen Pendidikan


Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
414

Anda mungkin juga menyukai