11zon - SUMBER BELAJAR DAN MANFAATNYA
11zon - SUMBER BELAJAR DAN MANFAATNYA
11zon - SUMBER BELAJAR DAN MANFAATNYA
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an adalah kitab suci terakhir yang diturunkan oleh Allah SWT
kepada Nabi Muhammad SAW untuk dijadikan sebagai pedoman hidup bagi
Meskipun demikian, kitab suci itu bukan buku pelajaran pada umumnya.
duniawi, sebenarnya memberikan garis-garis besar saja yang harus kita cari
pengetahuan termasuk diri manusia itu sendiri. Dorongan ini tidak semata-
mata untuk kepentingan penambahan ilmu saja, tetapi yang terpenting adalah
1
Achmad Baiquni, Al-Qur’an Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Jakarta, Dana Bakti
Wakaf, 1994, hlm. 2.
1
2
Qur’an dan As-Sunnah sebagai sumber belajar yang paling utama, hal ini
dijelaskan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an surah An-Nahl ayat 64 dan surah
ִ
#$ %&' !"
3456 2 "&0"1 * +,- / "֠)
B"D ?@+ " = A :;<+= "> 7 8+ 9
Artinya : “Dan kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur’an)
ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka
apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan
rahmat bagi kaum yang beriman”.
ִ = & G3 E "F
*- JLMN4 "> HI J K
J)F⌧ ! 0" O"&" A P
BVWD T K !U * +P R S
Artinya : “Ini adalah sebuah Kitab yang kami turunkan kepadamu
penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-
ayat-Nya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang
mempunyai fikiran”.
Kedua ayat di atas menjelaskan bahwa sumber belajar yang paling utama
banyak lagi sumber lain yang bisa dijadikan sebagai rujukan selain sumber
2
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, Kalam Mulia, 2002, hlm. 214.
3
Maka dalam hal ini Allah SWT mendorong manusia agar mempelajari
Al-Qur’an adalah satu-satunya kitab suci yang berbicara kepada setiap orang
dunia spiritual.
Sunnah. Namun selain sumber belajar pokok di atas masih ada beberapa
tersebut maka, penulis ingin melihat Sumber Belajar menurut Perspektif Al-
Qur’an.
B. Defenisi Istilah
3
W. J. S. Poerdaminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 2002,
hlm. 108.
4
Roestiyah, Masalah-masalah Ilmu Keguruan, Jakarta, Bina Aksara, 1998, hlm.53.
4
tidak dapat ditandingi oleh manusia baik dari segi bahasa maupun
isinya di mana pun dan pada waktu kapanpun, dihukum kafir orang
C. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
2. Pembatasan Masalah
3. Rumusan Masalah
5
Lukman Ali, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka,1991, hlm. 760.
5
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apa saja yang
1. Tujuan Penelitian
dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja sumber belajar menurut
Perspektif Al-Qur’an.
2. Manfaat Penelitian
E. Tinjauan Pustaka
antara lain:
tersebut.
bahwa secara umum sumber belajar bagi manusia ada dua yaitu
6
Abdul Majid Bin Aziz Al-Zindani, dkk, Mukjizat AlQur’an dan As-Sunnah tentang
IPTEK, Jakarta, Gema Insani Press, 1997, hlm. 74.
7
tersebut adalah kalau para ahli tersebut hanya mengemukakan sumber belajar
baik dari sudut pandang agama maupun bersifat umum. Maka, dalam kajian
ini penulis ingin melihat sumber belajar dan manfaatnya menurut Al-Qur’an
7
Kadar M Yusuf, Mengenali Al-Qur’an, 2007, hlm. 7.
8
F. Sistematika Penulisan
1. Sumber (Source)
Salah satu komponen dalam proses tersebut adalah sumber belajar. Sumber
adalah dasar yang digunakan dalam penyampaian pesan dan digunakan dalam
2. Belajar (Learning)
sifatnya lebih umum dan tak mudah diamati, seperti: belajar hidup mandiri,
Paling tidak ada dua istilah yang digunakan Al-Qur’an yang berkonotasi
belajar, yaitu ta’allama dan darasa, di mana secara harfiah ta’allama dapat
diartikan kepada “menerima ilmu sebagai akibat atau bekas suatu pelajaran”,
Melihat dari dua konsep di atas, pada hakikatnya belajar itu adalah
9
10
proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan
sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk
individu yang belajar. Dengan demikian, belajar pada dasarnya adalah proses
seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat
tadi.
Jadi, perubahan sebagai hasil kegiatan belajar dapat berupa aspek kognitif,
1
Nana Sudjana, Cara Belajar Siswa Aktif, Bandung, Sinar Baru Algensindo, 1989, hlm.
5.
2
Abdul Rahman Shaleh, Psikologi dalam Perspektif Islam, Jakarta, Kencana, 2004, hlm.
209.
11
dimaksud dengan belajar adalah proses perubahan tingkah laku ke arah yang
sebelumnya.
saja yang dapat digunakan untuk membantu tiap orang untuk belajar dan
yang perlu disajikan baik dengan bantuan alat penyaji maupun tanpa
Jawab.
jenis sumber belajar. Ada yang membagi menjadi enam jenis dengan rincian
yang dirancang (by designed) yaitu sumber belajar yang sengaja dibuat dan
Contohnya buku, slide, ensiklopedi dan film (VCD), kedua, sumber belajar
Berbagai jenis sumber belajar tersebut, pada dasarnya tidak boleh dilihat
secara parsial. Hendaknya dipandang sebagai satu kesatuan yang utuh dalam
sebuah proses pembelajaran. Semua jenis sumber belajar yang memang sesuai,
3
Arief. S. Sadiman, Media Pendidikan, Jakarta, PT, Raja Grafindo Persada, 2003, hlm. 5.
13
belajar yang digunakan. Pengaruh teknologi bukan hanya terhadap bentuk dan
dipegang teguh masyarakat, terutama pada jenis sumber belajar seperti tempat
bekas peninggalan upacara ritual pada masa lampau yang masih dianggap tabu
oleh masyarakat setempat untuk dikunjungi akan sulit dipelajari atau diteliti
4
sebagai sumber belajar.
belum ada atau masih sangat langka. Bentuk benda yang digunakan sebagai
karang. Isi pesan itu sendiri ada yang disajikan dengan isyarat verbal dan ada
4
http://www.blogger.com/feeds/posts/default. Oleh: Purwiro Harjati.
14
perubahan itu terjadi pula perubahan pada sistem pendidikan dan pada kondisi
terjadi perubahan pada cara pengelolaan, isi ajaran, peranan orang, teknik
Proses belajar tidak lagi ditangani oleh anggota keluarga, tetapi sudah
diketemukannya alat cetak, maka lahirlah sumber belajar baru yang berbentuk
merupakan sumber belajar utama yang mempunyai tugas sangat berat, dengan
Sumber belajar yang didesain untuk keperluan belajar telah banyak dikenal
orang. Namun demikan tidak semua sumber yang didesain untuk keperluan
apakah fasilitas yang ada dalam masyarakat, misalnya museum semuanya itu
semuanya itu menjadi sumber belajar. Kelompok yang kedua, sumber yang
sebagainya.
a. Pengajar
baik semua pengetahuan yang telah disampaikan. Selain itu juga berusaha
5
Seminar Sumber Belajar, dikutip http:// Www. Google.Com. Oleh: Karwono.
16
b. Pembimbing
interpersonal.
c. Pemimpin
kelas. Selain dari itu, guru harus punya jiwa kepemimpinan yang baik,
bijaksana.
d. Ilmuan
17
telah dimilikinya.
e. Pribadi
oleh para peserta didiknya, orang tua, dan oleh masyarakat. Sifat-sifat itu
Tegasnya bahwa setiap guru perlu sekali memiliki sifat-sifat pribadi, baik
f. Penghubung
dikembangkan.
g. Pembaharu
pengaruh dari ilmu dan teknologi modern, yang datang dari negara-negara
h. Pembangunan
6
Departemen Agama RI, Wawasan Guru dan Tenaga Kependidikan, Jakrta, 2005, hlm
72-75.
19
buku-buku keagamaan, atau bahan bacaan lain yang erat hubungannya dengan
pendidikan.
karena yang terjadi di dalam lingkungan di mana anak didik ini berada, ia
pengaruh dari lingkungan ini belum tentu baik. Oleh karena itu harus selektif.
sumber belajar yang mana tidak lepas dari adanya tiga lingkungan pendidikan
Agar sumber belajar yang ada dapat berfungsi dalam pembelajaran harus
adalah:
7
Roestiyah, Op Cit., hlm. 54.
20
komunikasi. Artinya, materi pelajaran atau pesan yang disampaikan guru tidak
dapat diterima oleh siswa dengan optimal, artinya tidak seluruh materi
pelajaran dapat dipahami dengan baik oleh siswa. Lebih parah lagi siswa
8
Ramayulis, Loc Cit., hlm. 217.
9
Wina Sanjaya, Op Cit., hlm. 162.
21
Umum (TPU),
mengajar,
tujuan. 10
10
Pengertian Sumber Belajar, dikutip http://Www. Google. Com. Oleh: Trimo.
BAB III
METODE PENELITIAN
atau penelitian murni yang ada kaitannya dengan tema yang diteliti. Adapun
A. Sumber Data
Metode tafsir tematik adalah metode tafsir yang berusaha mencari jawaban
tertentu. Untuk itu, langkah-langkah atau cara kerja metode tafsir tematik ini
antara lain :
dalam Al-Qur’an,
1
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, Bandung, Mizan, 1994, hlm. 115.
23
24
memungkinkan),
yang lain, dan melengkapi uraian dengan hadits bila dipandang perlu,2
2
Al-Hayy Abd Al-Farmawi, Metode Tafsir Maudhu’iy, Jakarta, Raja Grafindo, 1996,
hlm.46.
3
Kadar M. Yusuf, Studi Al-Qur’an, cet. 1, Jakarta, Amzah, 2009, hlm. 146.
BAB IV
PENYAJIAN DAN ANALISA DATA
ayat 190, An-Nahl ayat 43, Fushilat ayat 53, Az-Zariyat ayat 20-21, Al-
Ghasiyyah ayat 17-20, Al-‘Alaq ayat 1, dan masih banyak lagi surah-surah
yang erat kaitannya dengan sumber belajar menurut Al-Qur’an, yaitu surah
Al-Baqarah ayat 31, Ali-Imran ayat 190, Al-Ghasiyyah ayat 17-20, Al-‘Alaq
ayat 1.
ִ
!" ִ ִ
12 3 456 7 . &/&0 $%&') *! ִ,-
A ?/ $ ;<=& *ִ> $ ִ9 : 5
HIJK BC$֠$E*FG
Artinya : “Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-
yang benar”.
25
26
kuat antara yang menamakan dan yang dinamai, di samping cepat dipahami.
Sebab, sebagaimana pun ilmu yang hakiki itu adalah pemahaman terhadap
pengetahuan.
menurut perbedaan bahasa yang tunduk terhadap peraturan bahasa itu sendiri.
Allah SWT telah mengajari Nabi Adam a.s berbagai nama makhluk yang telah
sekaligus dengan diberikan secara bertahap. Hal ini karena Allah Maha Kuasa
berdasarkan ilham atau yang sesuai, menurut kondisi malaikat atau Adam a.s
contohnya saja.
wataknya. Di dalam pengajaran dan penuturan Adam a.s kepada para malaikat
sebagai khalifah.
27
Dengan demikian, para malaikat tidak lagi merasa tinggi diri. Sekaligus
nama tersebut, tetapi mereka tidak akan mungkin mampu mengatakannya. Hal
dibidang ini. Artinya, apabila ada sesuatu hal yang membuat kalian heran
mempunyai dugaan kuat yang disertai dengan bukti maka, silahkan kalian
kalian ketahui”.
Jadi, kata dari ayat di atas terkait dengan sumber belajar menurut Al-
$ O 2*ִPP- KN0 ִ B LM /
KU, V- S *! $ T HQ R
HJ_SK S * 4,-
Kata akal yang sudah menjadi kata Indonesia, berasal dari kata arab al-
‘aql yang dalam bentuk kata benda. Al-Qur’an sebagaimana dikatakan Harun
Nasution hanya membawa bentuk kata kerjanya aqaluh dalam 1 ayat, ta’qilun
dalam 24 ayat, na’qil dalam 1 ayat, ya’qiluha dalam 1 ayat dan ya’qilun dalam
22 ayat. Kata-kata itu datang dalam arti paham dan mengerti. Selain itu di
dalam Al-Qur’an terkadang kata akal diidentikkan dengan kata lub jamaknya
berakal.
Pada ayat tersebut terlihat bahwa orang yang berakal (Ulu al-Albab)
adalah orang yang melakukan dua hal yaitu tazakkur yakni mengingat Allah
SWT dan tafakkur yaitu yang memikirkan ciptaan Allah SWT. Dengan
melakukan dua hal tersebut ia sampai kepada hikmah yang berada di balik
fenomena alam dan segala sesuatu yang ada di dalamnya menunjukkan adanya
Allah SWT.
29
ayat tersebut di atas akan dapat dijumpai peran dan fungsi akal tersebut secara
lebih luas lagi. Objek-objek yang difikirkan akal dalam ayat tersebut adalah
keteraturan dan ketelitian, al-samawat yaitu segala sesuatu yang ada di atas
kita dan terlihat dengan mata kepala, al-ardl, yaitu tempat di mana kehidupan
Semua itu menjadi objek atau sasaran di mana akal memikirkan dan
Dengan kata lain ketika akal melakukan fungsinya sebagai alat untuk
memahami apa yang tersirat di balik yang tersurat, dan dari padanya ia
menemukan rahasia kekuasaan Allah SWT, lalu ia tunduk dan patuh kepada
Allah SWT.
1
Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi Jilid I,cet kedua, Semarang, CV. Toha
Putra, 1992, hlm. 58, 139-141.
30
Qur’an itu sendiri baru dapat dipahami, dihayati dan dipraktekkan oleh orang-
orang yang berakal. Dengan demikian pemahaman yang tepat terhadap fungsi
dan peran akal ini amat penting dilakukan, dan dijadikan pertimbangan dalam
kurikulum pendidikan.2
Jadi, kesimpulan yang dapat penulis ambil dari surah di atas adalah
pemogram Yang Mahatahu. Studi tentang alam dan apa-apa yang ada di
dengan sumber belajar menurut Al-Qur’an terdapat pada kata “Z* [\ִ”.
2
Abuddin Nata, Tafsir Ayat-ayat Pendidikan, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2002,
hlm. 140.
3
Mahdi Ghulsyani, Filsafat Sains menurut Al-Qur’an, Bandung, Mizan, 1998, hlm. 51.
31
ִ ,f⌧ HQ R !] / HJ_K
HqSK Zִ&$op9
Artinya : “Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana
dia diciptakan, Dan langit, bagaimana ia ditinggikan, Dan
gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan, Dan bumi
bagaimana ia dihamparkan”.
Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa ayat ini merangkum sisi-sisi
satu contoh yang mewakili semua binatang) karena kekhasan unta dalam
penciptaannya pada umumnya, dan nilainya bagi bangsa Arab secara khusus.
Hal ini saja kiranya sudah cukup mengisyaratkan hakikat akidah yang
bagaimana ia diciptakan?”.
32
Unta adalah binatang yang utama bagi bangsa Arab. Mereka bisa
mereka bisa minum dan makan, dan dari bulu dan kulitnya mereka buat
yang besar, tetap tunduk dan penurut dituntun dan dikendalikan oleh anak
yang paling sabar dan tabah menghadapi lapar, haus, kerja berat, dan kondisi-
mereka. Unta yang tidak perlu didatangkannya dari negeri yang jauh dan tidak
mengaturnya.
Dari potongan ayat ini yang dapat dipahami adalah mengarahkan hati
isyaratnya, seakan-akan langit itu hanya ada di atas padang saja. Langit
dan langit dengan paginya yang indah, hidup dan penuh semangat.
Untuk mengetahui hal ini, tidak perlu kepada ilmu pengetahuan yang tinggi
manusia secara umum. Karena, berada di sisinya, manusia tampak kecil dan
kerdil, tunduk merendah kepada keagungan yang tinggi dan teguh. Jiwa
merasakan bahwa ia lebih dekat kepada-Nya, dan jauh dari hiruk pikuk bumi
dan segala sesuatunya yang remeh dan kecil. Tidaklah sia-sia dan tidak
Nur. Pasalnya orang-orang yang hendak berdialog dengan dirinya pada suatu
apakah mereka tidak memperhatikan kepadanya dan memikirkan apa yang ada
bumi yang terhampar, dalam jangkauan yang amat jauh dengan gunung-
gunung yang menonjol dan ditegakkan urat-uratnya hingga tidak sirna dan
terlempar, dan unta-unta yang menonjol ciri khasnya, adalah dua garis yang
serasi dan dua garis yang terdapat dalam pemandangan yang besar dan
dalam melukiskan cara yang ringkas. Jadi, kata yang terkait dengan sumber
ִr !5 R S 9 5 07 b,֠
HJK N! ִ s$֠V
Menurut Quraish Shihab, kata Iqra’ yang terambil dari kata Qara’a pada
membaca sebagai salah satu aktivitas belajar mesti berangkat dari nama Tuhan
pembaca. Bukan saja sekedar melakukan bacaan dengan ikhlas, tetapi juga
antara lain memilih bahan-bahan bacaan yang tidak mengantarnya kepada hal-
agar setiap orang membaca apa saja selama bacaan itu didasarkan atas Bissmi
Robbika, dalam arti bermanfaat untuk kemanusiaan. Tapi yang jelas dalam Al-
ada dalam alam jagad raya dalam diri manusia itu sendiri maupun ayat-ayat-
Nya berupa wahyu dalam Al-Qur’an, kesemuanya itu didorong oleh Al-
hukum-hukum Allah SWT yang akan membawa manusia tunduk dan taat
kepada-Nya.
Ini juga sekaligus memberikan peluang yang luas kepada siapa saja
metode yang seakurat mungkin, tetapi yang harus didasarkan atas niat dan
37
tujuan tunduk dan patuh kepada Sang Pencipta, yakni Allah SWT, dan dengan
Ayat Al-Qur’an yang kita baca dewasa ini tak sedikit pun berbeda dengan ayat
Al-Qur’an yang dibaca Rasul dan generasi terdahulu. Alam raya pun
yang pernah dan dapat diberikan kepada umat manusia. “Membaca” dalam
aneka maknanya adalah syarat pertama dan utama pengembangan ilmu dan
bertambahnya ilmu sebagai efek dari belajar maka, bertambah pula keyakinan
4
Muhammad Nazir, Membangun dengan Paradigma Islam, Pekanbaru, Susqa Press, hlm.
213-214.
38
kepada Sang Pencipta atau Pemberi Ilmu. Sebagaimana ditegaskan dalam Al-
$ O 2*ִPP- KN0 ִ B LM /
KU, V- S *! $ T HQ R
]: 1☯ YZ* [\ִ R % WX-
HJ_SK S * 4,-
Artinya :“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi
orang-orang yang berakal”.
Sekali lagi terlihat betapa Al-Qu’ran sejak dini memadukan usaha dan
pertolongan Allah, akal dan kalbu, pikir dan zikir, iman dan ilmu. Akal tanpa
kalbu menjadikan manusia seperti robot, pikir tanpa zikir menjadikan manusia
seperti setan. Iman tanpa ilmu sama dengan pelita ditangan bayi, sedangkan
akal, dan jasmaninya. Ketika Nabi Musa a.s menerima wahyu Ilahi, yang
dengan pertanyaan yang berkaitan dengan kondisi material: “Apakah itu yang
Nabi Musa a.s sadar sambil menjawab, “Ini adalah tongkatku, aku
Di sisi lain, agar peserta didiknya tidak larut dalam alam material, Al-
mengingatkan manusia akan kehadiran Allah SWT, dan bahwa segala sesuatu
yang terjadi, sekecil apa pun adalah di bawah kekuasaan, pengetahuan, dan
pengaturan Tuhan Yang Mahakuasa. “Tidak sehelai daun pun yang gugur
kecuali Dia mengetahuinya, dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan
bumi, tidak juga sesuatu yang basah atau kering kecuali tertulis dalam kitab
Karena itu seringkali pada saat Al-Qur’an berbicara tentang satu persoalan
menyangkut satu dimensi atau aspek tertentu, tiba-tiba ayat lain muncul
berbicara tentang aspek atau dimensi lain yang secara sepintas terkesan tidak
saling berkaitan.
sehingga pada akhirnya dimensi atau aspek yang tadinya terkesan kacau,
menjadi terangkai dan terpadu indah, bagai kalung mutiara yang tidak
dengan menyebut nama Allah SWT dan atas nama Allah SWT. Dengan nama
Allah SWT segala sesuatu dimulai dan berjalan. Kepada Allah SWT segala
5
Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilal Al-Qur’an, Jilid 4, Jakarta, Gema Insani, 2001, hlm. 184.
41
Pada hakikatnya alam adalah segala sesuatu yang ada di dunia ini dan
juga di luar angkasa. Adapun pengertian yang dapat kita ambil dari surah Al-
Hajj ayat 18 sebagai sumber belajar berupa alam adalah semua yang ada di
langit dan di bumi bersujud kepada Allah SWT. Sujud di sini adalah
karena semuanya dalam soal ada dan kekalnya butuh kepada-Nya. Dialah
sesuai dengan kehendak-Nya dan menurut hikmah yang telah ditetapkan bagi
kekekalannya.6
6
Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Op Cit., hlm. 170.
42
Yang Esa, tiada sekutu bagi-Nya yang berhak disembah. Maka, segala perkara
Allah SWT berfirman: “Apakah kamu tidak mengetahui bahwa kepada Allah
bersujud siapa yang ada di langit dan di bumi”, yaitu para malaikat yang
berada diberbagai wilayah langit dan binatang yang berada di seluruh daerah,
makhluk yang dikenal oleh manusia maupun yang tidak dikenalnya, kumpulan
dari planet dan bintang yang diketahui oleh manusia maupun yang tidak
atasnya manusia hidup semua kumpulan itu sujud di hadapan Allah SWT.
7
Muhammad Nasib Ar-Rifa’i, Kemudahan dari Allah: Ringkasan “Tafsir Ibn Katsir”,
Jilid 3, Jakarta, Gema Insani, 2000, hlm. 348.
43
Allah SWT, dan tidak ada kejayaan melainkan dengan kejayaan dari Allah
SWT. Maka, telah ditetapkan kehinaan dan kerendahan bagi orang-orang yang
Jadi, yang dapat penulis pahami dari Q. S. Al-Hajj ayat 18 ini adalah
bahwa Allah SWT menciptakan segala sesuatu baik yang ada di langit maupun
bersujud dan patuh terhadap aturan yang telah ditetapkan-Nya agar mereka
aktifitas yang dapat menambah ilmu tidak saja dengan melihat tetapi juga
dengan memikirkan apa-apa yang telah diciptakan-Nya) yang ada pada alam
memungkinkannya untuk dapat lebih baik dari apa-apa yang telah Allah
SWT dari yang lainnya, dan menjadikannya sebagai khalifah di muka bumi
•Ž‰5 R . &֠ ,Œ /
B U$x 1/ $%&') *! ִ0 $-
ƒ •2 - &֠ ƒ A%⌧ f ִ HQ R
% •$0 pElP, [ xy % •$0 Uִ , y7
px, <\ y$• =r$ P u
ִr&- jW$>E&/6 ⌧‘$E ☺% ’g p⌧ wrFP6
`< y ! 7 • 1/ . &֠ ƒ
HISK ?2p☺! T &"
Artinya : “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di
muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui”.
bahwa alam adalah segala sesuatu yang diciptakan Allah SWT dapat
menambah ilmu serta pengalaman belajar bagi siapa yang mau melihat dan
berbunyi:
Jadi, untuk menganalisa lebih jauh tentang sumber belajar menurut Al-
Qur’an kita harus mengetahui kata kunci yang mempunyai kaitan erat dengan
tema yang dibahas. Maka, dalam penelitian ini penulis melacak kata kunci dari
karangan Muhammad Fuad Abdul Baqi, ternyata ditemukan 656 kata dalam
Al-Qur’an yang terkait dengan kata kunci م ل ع. Sedangkan ada 8surah yang
3 An-Nahl 43 16 Makkiyyah
4 Al-Hajj 18 22 Madaniyyah
5 Fhusilat 53 41 Makkiyyah
8 Al-‘Alaq 1 96 Makkiyyah
Kemudian setelah penulis teliti lagi dengan lebih cermat ayat yang
“ ”.
Menurut tafsir Ibn Katsir bahwa Allah SWT berfirman "Dan Dia
kecil. Hal inipun ditegaskan oleh hadits tentang “syafa-atul uzhma”. Nabi
SAW bersabda:
Dia membuat para malaikat bersujud kepadamu, dan Dia mengajarimu nama-
Hadits ini menunjukkan bahwa Allah SWT telah mengajari Adam nama-
makhluk yang tidak berakal. Allah Ta'ala berfirman, “Dan Allah telah
menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada
47
yang berjalan di atas perutnya, dan sebagian berjalan dengan dua kakinya”.
(An-Nur: 45).
dipaparkan benda-benda itu, dan pada saat yang sama beliau mendengar suara
membedakannya dari benda-benda yang lain. Pendapat ini lebih baik dari
pendapat pertama. Ia pun tercakup oleh kata mengajar karena mengajar tidak
selalu dalam bentuk mendiktekan sesuatu atau menyampaikan suatu kata atau
idea, tetapi dapat juga dalam arti mengasah potensi yang dimiliki peserta didik
sehingga pada akhirnya potensi itu terarah dan dapat melahirkan aneka
pengetahuan.
Di sini kita dengan mata hati kita di dalam cahaya kemuliaan melihat apa
yang dilihat para malaikat di kalangan makhluk yang tinggi. Kita menyaksikan
serumpun kecil dari rahasia Ilahi yang besar yang dititipkan-Nya pada
dugaan kamu bahwa kalian lebih wajar menjadi khalifah. Sebenarnya perintah
kekeliruan mereka.
Mereka para malaikat yang ditanya itu secara tulus menjawab sambil
mensucikan Allah “Maha suci Engkau, tidak ada pengetahuan bagi kami
selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami, sesungguhnya
apa yang Engkau tanyakan itu tidak pernah Engkau ajarkan kepada kami.
Engkau tidak ajarkan itu kepada kami bukan karena Engkau tidak tahu, tetapi
karena ada hikmah di balik itu. Demikian jawaban malaikat yang bukan hanya
kelemahan mereka dan kesucian Allah SWT dari segala macam kekurangan
cepat dipahami. Sebab, sebagaimana pun ilmu yang hakiki itu adalah
Allah SWT telah mengajari Nabi Adam a.s berbagai nama makhluk yang
sekaligus dengan diberikan secara bertahap. Hal ini karena Allah Maha Kuasa
berdasarkan ilham atau yang sesuai, menurut kondisi malaikat atau Adam a.s
perincian tiap-tiap nama, baik yang berhubungan dengan ciri-ciri khasnya atau
wataknya.
sebagai khalifah. Dengan demikian, para malaikat tidak lagi merasa tinggi diri.
tidak akan mungkin mampu mengatakannya. Hal ini karena mereka sama
sekali belum pernah mengetahuinya. Dalam ayat ini terkandung isyarat bahwa
Artinya, apabila ada sesuatu hal yang membuat kalian heran mengenai
khalifah yang diserahkan kepada manusia, dan kalian pun mempunyai dugaan
kuat yang disertai dengan bukti maka, silahkan kalian menyebut nama-nama
para malaikat apa yang telah dikemukakannya kepada Adam, mereka tidak
8
Tafsir fi zhilal Al-Qur’an, Op Cit., hlm. 97, 166.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
sebagai sumber belajar utama, selain sumber belajar lain yang bisa dijadikan
Maka, dalam analisa yang telah penulis lakukan dapat disimpulkan bahwa
50
51
keagungan penciptaan-Nya.
kekuatannya yang besar dan tubuhnya yang besar, tetap tunduk dan
paling sabar dan tabah mengahadapi lapar, haus, kerja berat, dan
penciptaan unta.
B. Saran
adalah:
ilmu tafsir, sebab Al-Qur’an adalah kitab suci yang di dalamnya selain
bidang-bidang lainnya.
52
Allah SWT, hal ini bertujuan agar siswa mengerti dan memahami bahwa
datangnya dari Allah SWT agar mereka nantinya selalu bersyukur atas
Abd. Al-Hayy Al-Farmawi, Metode Tafsir Maudhu’i, Jakarta, Raja Grafindo, 1996.
Achmad Baiquni, Al-Qur’an, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Jakarta, Dana Bakti
Wakaf, 1994.
Afzalur Rahman, Al-Qur’an Sumber Ilmu Pengetahuan, Jakarta, Rineka Cipta, 1992.
Abdul Majid Bin Aziz Al-Zindani, dkk, Mukjizat AlQur’an dan As-Sunnah tentang
IPTEK, Jakarta, Gema Insani Press, 1997.
Abudin Nata, Tafsir Ayat-ayat Pendidikan, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada. 2002.
Arief S. Sadiman,, Media Pendidikan, Jakarta, PT, Raja Grafindo Persada, 2003.
Abdul Rahman Shaleh, Psikologi dalam Perspektif Islam, Jakarta, Kencana, 2004.
Departemen Agama RI, Wawasan Guru dan Tenaga Kependidikan, Jakrta, 2005.
Muhamad Nasib Rifa’I, Kemudahan dari Allah : Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Jilid
Muhammad Usman Najati, Ilmu Jiwa dalam Al-Qur’an, Jakarta, Pustaka Azzam,
2005.
Nana Sudjana, Cara Belajar Siswa Aktif, Bandung, Sinar Baru Algensindo, 1989.
Sayyid Quthb, Tafsir fi Zhilal Al-Qur’an, Jilid 4, Jakarta, Gema Insani, 2001.
Suwito, Integrasi Ilmu Agama dan Ilmu Umum, Jakarta, PT, Raja Grafindo Persada,
2005.
tp, th, Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, Jilid II, Mesir, Dar Al-Fikr.
tt, tp, Muhaimin, Pesan, Kesan, dan Munasabah dari Ayat-ayat yang berbicara
tentang Ulul Albab, Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau pada tahun 2006-2010 di Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam Konsentrasi Al-Qur’an Hadits dan
akhirnya pada tanggal 04 Juni 2010 Ia berhasil mendapat gelar sarjana S.Pd.I dalam