1 Kel 2 SPI - Konsep Ilmu Pengetahuan
1 Kel 2 SPI - Konsep Ilmu Pengetahuan
1 Kel 2 SPI - Konsep Ilmu Pengetahuan
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam
Disusun oleh :
(20220110059)
SEBELAS APRIL
SUMEDANG 2023/2024
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang MahaEsa atas
perlindungan dan bimbingan kasih-NYA, sehingga pembuatan makalah tentang
“Konsep Ilmu pengetahuan dalam Pendidikan Islam“ dapat terselesaikan dengan baik,
penuh dengan campur tangan Tuhan.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah Sejarah
Peraaban Islam. Dalam pelaksanaan pembelajaran maupun saat pembuatan makalah ini,
penulis menyadari masih banyak masalah dan kendala yang penulis hadapi. Sehingga
pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada
Bapak Dosen, selaku dosen pembimbing mata kuliah Sejarah Peradaban Islam, dan
semua pihak yang turut membantu, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………. I
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………… 1
A. Latar belakang ……………………………………………………………. 1
B. Rumusan masalah ………………………………………………………… 1
C. Tujuan pembahasan ………………………………………………………. 1
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………. 2
A. Pengertian ilmu dalam islam ……………………………………………… 2
B. Dalil-dalil perintah menurut ilmu dalam islam …………………………… 2
C. Konsep ilmu menurut al-farabi …………………………………………… 2
D. Konsep ilmu menurut al-gazzali ………………………………………….. 4
E. Tentang ilmu fardu ain dan fardu kifayah ……………………………….... 5
BAB III PENUTUP …………………………………………………. 8
Kesimpulan ……………………………………………………………………….. 8
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………... 9
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pada hakikatnya ilmu pengetahuan bertujuan untuk mencari kebenaran
ilmiah yang sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah. Dengan ilmu pengetahuan
maka setiap manusia akan bisa mendapatkan sebuah kebenaran melalui proses-
proses tertentu baik dengan melakukan penelitian ilmiah maupun dengan
bebagai cara lainnya.
Ilmu pengetahuan dalam Islam dipandang sebagai kebutuhan manusia
dalam mencapai kesejahteraan hidup didunia dan memberi kemudahan dalam
mengenal Tuhan. Oleh karena itu Islam memandang bahwa ilmu pengetahuan
merupakan bagian dari pelaksanaan kewajiban manusia sebagai mahluk Allah
SWT. yang berakal.
Islam adalah agama universal yang berlaku sepanjang zaman, Islam
bukan hanya terbuka terhadap pembaharuan yang dilakukan ilmu pengetahuan,
tetapi juga mendorong dicapainya kemajuan tersebut. Dengan demikian melalui
penelitian ilmiah manusia dapat menyusun teori-teori yang merupakan deskripsi
dari fenomena alam.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana pengertian ilmu dalam islam?
2. Bagaimana dalil-dalil perintah menurut ilmu dalam islam?
3. Bagaimana konsep ilmu menurut al-farabi?
4. Bagaimana konsep ilmu menurut al-gazzali?
5. Bagaimana sumber sumber ilmu pengetahuan?
C. Tujuan pembahasan
1. Pengertian ilmu dalam islam.
2. Dalil-dalil perintah menurut ilmu dalam islam.
3. Konsep ilmu menurut al-farabi.
4. Konsep ilmu menurut al-gazzali.
5. Sumber-sumber ilmu pengetahuan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Dalam al-Qur'an Allah berfirman dalam suroh al-Nahl (16) 78 yang
artinya: " Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan
hati, agar kamu bersyukur.
3
Dalam ayat diatas menunjukan bahwa manusia dibekali tools sebagai
sarana untuk mengenal, mengelola dan memanfaatkannya dunia yang ultimate
goalnya adalah agar bersyukur kepada Allah Swt.
Perangkatnya sudah dibekali oleh Allah Swt tinggal manusia
memprosesnya dan mengaktifkanya untuk kemaslahatan diri, keluarga,
masyarakat dan alam.
Intrumen elementer dalam meraih Ilmu Pengetahuan adalah Panca Indra.
Dalam rentang waktu tertentu, sejak bayi hingga hingga akhir masa kanak-
kanak, kita hanya mampu memperoleh pengetahuan tentang diri dan obyek-
obyek pengetahuan disekitar kita melalui panca indra (Empirism).
Kemudian Instrumen kedua dalam meraih Ilmu pengetahuan adalah
akal. Dengan pendayagunaan akal, kita akhirnya mampu memahami berbagai
hal mengenai diri dan alam semesta raya dan mengembangkan berbagai disiplin
ilmu pengetahuan ilmiah. Dengan kebersihan dan kejernihanya, akal kita
bahkan mampu memahami hakekat atau esensi dari berbagai obyek
pengetahuan yang kita pikirkan. Pada kalangan tertentu, khususnya kalangan
dan proponen Rationalism, akal bahkan diyakini mampu menyelesaikan seluruh
persoalan yang dihadapi manusia dalam kehidupan.
Kajian tentang emprims dan rationalism sebagai instumen mendapatkan
ilmu pengetahuan sudah pernah ada dalam kajian filsafat barat pada masa awal.
Pada gilirannya melahirkan dua aliran filsafat yang sangat bertentangan, yakni
rasionalisme dan empirisme. Kelompok aliran pertama yang dipelopori oleh
Plato, Rene Descartes & George Berkeley, berpendapat bahwa manusia dengan
akalnya dan ketrampilan proses berpikir saja, dapat mengungkapkan prinsip-
prinsip pokok dari alam atau lingkungan kita. Adapun kelompok aliran
empirisme yang dipelopori oleh John Locke dan David Hume, berpendapat
bahwa semua jenis pengetahuan hanya dapat diperoleh dari pengalaman melalui
panca indra kita. Jadi yang memegang peranan dalam memperoleh pengetahuan
adalah pengalaman yang langsung dialami oleh seseorang.
Pertentangan yang hebat antara rasionalisme dan empirisme dapat
diselesaikan oleh faham kritisisme yang menerima rasio dan pengalaman.
Kritisisme dipelopori oleh Imanuel Kant (1724-1084 ). Faham ini menyatakan
4
bahwa hasil rasio akan dijelaskan atau dibuktikan melalui pengalaman,
sedangkan pengalaman akan dapat dimengerti karena ada akal. Padangan ini
dianggap sesuai dan dijadikan pijakan dalam dunia ilmu pengetahuan dan
dijalankan pada sekolah- sekolah formal khususnya pada masalah-masalah
science.
Namun bila kita melihat fisafat barat mencapai ilmu pengetahuan hanya
dalam wilayah horizontal saja tidak sampai pada kajian vertikal ini yang
membedakan antara filsafat Barat dengan Filsafat Pendidikan Islam. Dalam
Islam ada satu lagi instrumen penting yaitu (fu'ad) hati menurut bahasa al-
Qur'an, menurut Jalaluddin Rahmat dengan istilah qalbu sarananya riyadhah.
Menurut Al-Rasyidin penggunaan daya-daya ruhiyah, yakni al-nafs dan al-qalb.
Targetnya merasakan kehadiran dan kedekatan dengan Tuhan.
Imam al-Ghazali pernah bercerita." Saya menemukan sering kali indra
saya itu menipu saya. Misalnya satu batang kayu itu bengkok. Indra saya
menipu saya. Tapi karena saya mempunyai akal, saya yakin tidak mungkin air
membengkokkan batang kayu itu. Boleh jadi satu saat akal saya itu salah. Mesti
ada cara lain untuk membetulkan apa yang salah menurut akal ini." Imam
Ghazali mencoba mencari cara yang ketiga ini, sampai beliau jatuh sakit malah
hampir gila. Tapi kemudian dia sembuh dan menemukan cara lain, yaitu yang
disebut qalbu lewat riyadhah dan latihan-latihan ruhaniah Pengetahuan ini
disebut pengetahuan ladunny.
D. Konsep ilmu menurut al-gazzali
Al-Ghazzali menilai bahwa ilmu harus diletakkan kembali pada
tempatnya yang sesuai. Agar bisa meletakkan ilmu pada tempatnya, tentu perlu
diketahui dimana letak ilmu itu masing-masing sehingga al-Ghazzali membuat
banyak penggolongan ilmu di dalam kitab Ihya' 'Ulumuddin. Secara umum ilmu
itu dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu ilmu syariah dan
bukan syariah:
1. Ilmu syariah, yaitu ilmu yang berasal dari para Nabi dan Rasul yang tidak
diperoleh melalui perantaraan akal (seperti berhitung), atau melalui
percobaan (seperti kedokteran), atau juga melalui pendengaran (seperti
bahasa). Semua ilmu syariah merupakan ilmu terpuji. Terpuji di sini dapat
5
diartikan sebagai ilmu yang dapat memberikan kebaikan (bermanfaat) baik
bagi yang mempelajarinya maupun orang lain. Ilmu syariah dibagi lagi
dalam dua kelompok:
Fardhu ain, yaitu ilmu yang wajib bagi setiap muslim
Fardhu kifayah, yaitu ilmu yang wajib bagi sebagian Muslim
2. Ilmu bukan. -syariah, yaitu semua ilmu yang diluar pengertian ilmu syariah.
Ilmu ini dapat digolongkan lagi menjadi
Terpuji Ilmu ini terbagi lagi dalam dua kelompok yaitu
ilmu fardhu kifayah
ilmu utama, yaitu ilmu yang bukan fardhu tetapi bermanfaat untuk
melengkapi atau menyempurnakan ilmu-ilmu fardhu. Contohnya,
detail-detail ilmu kedokteran atau matematika.
Mubah, yaitu ilmu yang dalam tinjauan agama tidak membawa kebaikan
maupun keburukan bagi yang mempelajarinya atau orang lain. Contohnya ilmu puisi
atau ilmu sejarah. Tercela, yaitu ilmu yang membawa keburukan bagi yang
mempelajarinya atau orang lain. Contohnya adalah ilmu sihir.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ilmu pengetahuan dalam Islam dipandang sebagai kebutuhan manusia
dalam mencapai kesejahteraan hidup didunia dan memberi kemudahan dalam
mengenal Tuhan. Oleh karena itu Islam memandang bahwa ilmu pengetahuan
merupakan bagian dari pelaksanaan kewajiban manusia sebagai mahluk Allah
SWT yang berakal.
9
DAFTAR PUSTAKA
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-ilmu/
http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/ansiru/article/download/10747/4981
http://ejournal.iainmadura.ac.id/index.php/tadris/article/download/232/223/