Evidence Based Practic
Evidence Based Practic
Evidence Based Practic
OLEH :
RO14232073
PROGRAM
STUDI PROFESI
NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2024
1. Tinjauan EBP :
Terapi Relaksasi Nafas Dalam Untuk Mengurangi Nyeri Akut
Manajemen nyeri merupakan salah satu cara yang digunakan dibidang kesehatan
untuk mengatasi nyeri yang dialami pasien. Manajemen nyeri dapat diklasifikasikan
menjadi dua bagian, dengan cara farmakologis dan non-farmakologis. Relaksasi napas
dalam merupakan salah satu metode manajemen nyeri non-farmakologis yang dapat
digunakan untuk mengurangi nyeri dengan cara bernapas dengan frekuensi kurang atau
sama dengan 10 kali per menit yang dilakukan dengan fase ekshalasi yang panjang.
Teknik relaksasi nafas menjadi suatu bentuk asuhan keperawatan, yang dalam hal ini
perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan nafas dalam, nafas lambat
perlahan. Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi nafas dalam juga
dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah (Maharani &
Melinda, 2021).
meminimalkan nyeri secara efektif. Tujuan pokok dari relaksasi napas dalam yaitu
membantu pasien menjadi rileks dan memperbaiki berbagai aspek kesehatan fisik.
Periode relaksasi yang teratur dapat membantu untuk melawan keletihan dan ketegangan
otot yang terjadi dengan nyeri dan yang meningkatkan nyeri (Utami, 2016).
Selain itu, teknik relaksasi nafas dalam juga meningkatkan ventilasi alveoli,
memelihara pertukaran gas, meningkatkan efisiensi batuk, dan mengurangi stress baik
stress fisik maupun emosional (Faisal, 2022). Kelebihan menggunakan teknik relaksasi
napas dalam antara lain dapat dilakukan setiap saat dengan cara yang sangat mudah
sehingga dapat dilakukan secara mandiri oleh klien tanpa suatu media atau bantuan
terdapat pengaruh yang kuat pemberian metode teknik relaksasi nafas dalam dalam
mengurangi rasa nyeri. Sebelum melakukan relaksasi nafas dalam 18 responden (95%)
memiliki tingkat nyeri sedang dan 1 responden (5%) mengalami nyeri berat. Setelah
dilakukan relaksasi nafas dalam, diperoleh hasil sebanyak 14 responden (74%) memiliki
tingkat nyeri ringan, 16% responden terjadi nyeri sedang dan 10% responden tidak
mengalami nyeri.
DAFTAR PUSTAKA