SKRIPSI
SKRIPSI
SKRIPSI
Skripsi
(Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna
Mendapatkan Gelar Sarjana S1 dalam Ilmu Tarbiyah)
Oleh
Titin Nurohmatin
Npm. 1311060174
Jurusan : Pendidikan Biologi
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna
Mendapatkan Gelar Sarjana S1 dalam Ilmu Tarbiyah
Oleh
Titin Nurohmatin
Npm. 1311060174
Oleh
Titin Nurohmatin
Bahan ajar yang digunakan di sekolah hanya mengantarkan siswa pada
ketercapaian ilmu umum saja dan belum terintegrasi nilai-nilai keislaman. Belum
adanya bahan ajar yang terintegrasi nilai-nilai keislaman, yang memadukan ilmu
sains dengan ayat Al-Qur‟an. Bahan ajar yang digunakan masih berupa LKS dan
buku cetak. Padahal dengan adanya modul yang terintegrasi nilai-nilai keislaman
dapat menambah ketaqwaan siswa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan keyakinan
siswa bahwa segala ilmu bersumber dari Al-Qur‟an. Modul yang dipadukan dalam
ayat alqur‟an ini akan lebih menarik siswa untuk belajar biologi. Bahan ajar yang
digunakan belum melatih kemampuan berfikir kritis siswa, sehingga kemampuan
berfikir kritis siswa masih rendah. Adanya basis kegiatan berfikir kritis pada setiap
soal dikegiatan pembelajaran diharapkan mampu mengembangkan berfikir kritis
siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan dan karakteritik modul
biologi yang terintegrasikan nilai-nilai keislaman untuk memberdayakan berfikir
kritis siswa kelas XI SMA Al-Kautsar Bandar Lampung. Alat pengumpulan data
yang digunakan berupa (1) angket kebutuhan siswa (2) wawancara guru biologi (3)
tes soal berfikir kritis (4) angket ahli materi (5) angket ahli media (6) angket ahli
bahasa (7) angket ahli keterpaduan (8) angket respon siswa (9) angket tanggapan guru
(10) tes soal berfikir kritis.
Motode pada penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan Research
and Development. metode penelian ini menggunakan model pengembangan yang
dikembangkan oleh Borg & Gall, Penelitian ini sampai pada tahapan ketujuh dari
sepuluh tahapan dalam penelitian R & D yaitu (1) studi pendahuluan (2) perencanaan
penelitian (3) pengembangan produk (4) validasi desain (5) revisi validasi desain (6)
uji coba produk secara luas (7) revisi uji coba produk secara luas. Bedasarkan validasi
dari beberapa ahli yang didapat yaitu ahli media 75% dan 100%, ahli bahasa 77% ,
95%, ahli keterpaduan, 98% dan ahli materi 75% dan 76%, responden guru 77 % dan
80% dan responden siswa 90 % maka modul biologi terintegrasi nilai-nilai keislaman
untuk memberdayakan berfikir kritis siswa kelas XI mendapatkan criteria layak.
Adapun karakteristik dari modul ini adalah (1) modul mudah digunakan, (2) modul
terintegrasi nilai-nilai keislaman dengan menggunakan ayat-ayat Al-Qur‟an (3)
modul menggunakan evaluasi berfikir kritis Ennis. Modul biologi terintegrasi nilai-
nilai keislaman dapat membantu siswa siswa untuk belajar secara aktif dan mandiri
َأ َو ل َ ۡم يَ َر أ ذ َِّل َين َك َف ُر ٓو ْا َأ ذن أ ذلس َم َٰ َ َٰو ِت َوأ ۡ َۡل ۡر َض ََكهَتَا َرتۡ ٗقا فَ َفتَ ۡقنَ َٰ هُ َما ۖ َو َج َع ۡلنَا ِم َن ألۡ َما ٓ ِء
َ ُح َأفَ ََل يُ ۡؤ ِمن
ون ٍّّۚ ٍ َ َش ٍء
ۡ َ ُك ُذ
Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu
keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya.
Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka
tiada juga beriman. (QS Anbiya 30)
PERSEMBAHAN
Teriring do‟a dan rasa syukur kehadirat Allah SWT, penulis persembahkan
1. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Nursahid dan Ibunda Sriana atas
2. Kakaku tersayang Malik Abdul Rohman dan Ahmad syaifudin yang selalu
Kecamatan Pardasuka Kabupaten Pringsewu, pada jenjang SD penulis ikut aktif pada
organisasi pramuka tamat dan berijazah tahun 2007. Kemudian melanjutkan jenjang
pada jenjang SMP penulis aktif mengikuti organisasi English Club dan tamat
berijazah tahun 2010. Pada tahun yang sama kemudian melanjutkan ke jenjang
tingkat pendidikan jenjang SMA penulis aktif pada organisasi ICIBANG (Ikatan
Cinta Bahasa Jepang) tamat dan berijazah tahun 2012. Selanjutnya penulis
melanjutkan ke salah satu perguruan tinggi negeri di Lampung yaitu UIN Raden Intan
Lampung dan mengambil jurusan Pendidikan Biologi, masuk dan menjadi angkatan
pada tahun 2013. Selanjutnya penulis pernah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata
Puji syukur Alhamdulillah Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan ilmu pangetahuan, kekuatan dan petunjuk- Nya, sehingga Penulis dapat
memberikan Rahmat-Nya kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, para sahabat dan
umatnya.
menyelesaikan Pendidikan pada Program Strata Satu (S1) Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Raden Intan Lampung, dan Alhamdulillah telah dapat penulis
selesaikan sesuai dangan rencana. Dalam upaya penyelesaian ini, penulis menerima
banyak bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang telah membantu hingga
selesainya skripsi ini. Rasa hormat dan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Dr. H. Chairul Anwar, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Universitas
2. Dr. Bambang Sri Anggoro, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Biologi di
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Raden Intan Lampung, dan selaku
4. Dosen prodi Biologi Universitas Raden Intan Lampung yang telah banyak
Marlinsanti, yang selalu menjadi teman mengejar impian dan menjadi keluarga
Semoga semua kebaikan yang telah diberikan dicatat sebagai amal ibadah di sisi
Allah SWT, Aamiin. Dalam penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan,
sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran kepada pembaca yang bersifat
Titin Nurohmatin
NPM. 1311060174
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 16
C. Pembatasan Masalah ........................................................................... 16
D. Rumusan Masalah ............................................................................... 17
E. Tujuan Penelitian.................................................................................. 17
F. Manfaat Penelitian................................................................................ 18
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan ................................................................................. 127
B. Saran ........................................................................................... 128
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Gambar 4.1 Gambar Tabulasi sebelum dan Sesudah Revisi Para Ahli ................ 92
Gambar 4.2 Gambar Tabel hasil uji skala kecil dan luas dan ............................... 101
Gambar 4.4 Gambar Presentase tabulasi hasil berfikir kritis sebelum dan sesudah
menggunakan modul ........................................................................ 102
BAB I
PENDAHULUAN
belajar serta proses pembelajaran peserta didik secara aktif. Potensi peserta didik
serta Negara. Potensi peserta didik dapat dikembangkan melalui kegiatan pendidikan
potensi peserta didik dalam mencapai tujuan pendidikan. Arifin berpendapat bahwa,
tanggung jawab.1 Proses pendidikan yang baik akan memberikan pengalaman belajar
1
Arifin, ilmu pendidikan islam, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2009), h. 7.
sebagai penunjang dalam keberhasilan pendidikan, yang memberikan ilmu
pengetahuan baik ilmu sains dan ilmu agama kepada peserta didik. Pemerataan
pendidikan dewasa ini merupakan masalah pokok dalam dunia pendidikan, baik
adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2
tujuan pendidikan. Visi yang diemban oleh Pendidikan Nasional adalah terwujudnya
kehidupan sosial yang kuat dan berwibawa.3 Visi tersebut bertujuan agar warga
bersaing di era globalisasi sebagai kemajuan jaman. Era kemajuan merupakan ilmu
pengetahuan dan teknologi untuk bersaing dalam menjawab tantangan hidup yang
semakin ketat.
manusianya, yang dapat diukur melalui sistem pendidikan yang ada. Peran
2
Undang-Undang No 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Presiden Republik
Indonesia, Pasal 1 (Jakarta : Sinar Grafika, 2013), h. 3.
3
Imam Wahyudi , Pengembangan Pendidikan strategi inovatif dan kreatif dalam mengelola
pendidikan secara komprehensif , (Jakarta : Prestasi Pustaka Karya, 2012), h. 2.
damai dan terbuka. Pendidikan harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas
Nilai-nilai islam pada Al-Qur‟an, yang dapat diintegrasikan melalui proses belajar
disekolah, serta dilakukan dengan berbagai cara, yaitu mengutip beberapa ayat Al-
keislaman, bertujuan agar peserta didik dapat memahami bahwa ilmu pengetahuan
bersumber pada Al-Qur‟an. Nilai-nilai keislaman didalam proses belajar yaitu aspek
dari keimanan, ketaqwaan, akhlak mulia, cerdas, dan mandiri. Nilai-nilai yang
diajarkan Al-Qur‟an dalam pendidikan akan membangun sumber daya manusia yang
berkualitas.
pembelajaran melalui buku ajar biologi yang dapat dilihat pada contoh latihan soal
dan soal ujian. Contoh soal tersebut mengangkat masalah-masalah perspektif Islam
tanpa mengubah standar kompetensi yang terkandung dalam kurikulum yang telah
ditetapkan. Materi dapat diintegrasikan dengan ayat Al-Qur‟an menyesuaiakan
sains dan Al-Qur‟an mempunyai tujuan dalam membina moral spiritual dan
dibeberapa ayat dan surat dalam Al-Qur‟an. Perpaduan antara sains dan Al-Qur‟an
didunia pendidikan akan memberikan pemahaman yang utuh kepada peserta didik,
spiritualitas tinggi.
Al-Qur‟an merupakan wahyu Allah yang dapat dikaji bahwa segala ilmu
sarana untuk mengaplikasikan segala sesuatu yang tertuang dalam ajaran Islam. Ilmu
Al-Qur‟an adalah semangat kemajuan yang tidak akan dapat diraih dengan
sendirinya, semangat Al-Qur‟an hanya akan diperoleh oleh manusia dengan usaha
maksimal secara sungguh-sungguh. Tanpa petunjuk Al-Qur‟an suatu umat tidak akan
menurunkan wahyu agar manusia mencari dan menggali ilmu pengetahuan, yaitu
Artinya : “Bacalah nama tuhanmu yang telah menciptakan, yang telah menciptakan
manusia dari segumpal darah, bacalah dan tuhanmu itu amat mulia, yang
mengajar dengan qalam, yang mengajarkan manusia apa-apa yang
manusia tidak ketahui”.4 (Q.S. Al-Falaq/96:1-5)
Berdasarkan kelima ayat diatas ada tiga komponen pokok ditegaskan yaitu
komponen keimanan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, komponen ciptaan atau ilmu
agama), komponen ilmu atau fenomena (sebagai produk keilmuan dari tuhan), serta
menunjukan bahwa tidak adanya pemisahan antara ilmu agama dengan ilmu umum
atau sains, dalam ayat-ayat permulaan itu ada kata-kata „„qalam‟‟ yang berarti pena
5
Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahanya (Bandung,: Syamil Cipta Media. 2000),
h. 604.
5
Said Agil Husein Al Munawar, Op. Cit, h. 5.
ilmiah. Pengalaman ilmiah berupa pengalaman langsung dari praktikum yang
dilakukan oleh peserta didik, kemudian peserta didik diarahkan untuk mencari tahu.
yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Pembelajaran sains adalah memadukan
antara pengalaman proses sains dan pemahaman produk sains dalam bentuk
pendidikan di Indonesia.
masih menitik beratkan penyampaian ilmu biologi tanpa disertai literatur yang
bersumber pada buku rujukan, yang merujuk pada ilmu pengetahuan barat tanpa
berlandaskan ilmu Al-Qur‟an. Hasil wawancara siswa juga diperkuat dengan analisis
buku yang ada, dimana buku biologi yang ada diperpusatakaan dan buku yang
Materi yang merujuk pada pengetahuan sains saja, bertolak belakang dengan
berlandaskan ayat Al-Qur‟an. Peserta didik juga menyetujui bila disekolah diadakan
pengembangan bahan ajar yang terintegrasikan antara materi biologi dengan nilai-
nilai keislaman. Hal ini dikarenakan menurut peserta didik pembelajaran biologi yang
diintegrasikan dengan ayat-ayat Al-Qur‟an, dapat menambah pengetahuan, keimanan
dan keyakinan kepada Allah SWT bahwa, segala ilmu berasal dari-Nya.6 Sehingga
untuk membantu kegiatan belajar mengajar diperlukan sebuah bahan pelajaran, yang
mengarahkan peserta didik dalam pembentukan pribadi yang beriman bertaqwa dan
berakhlak mulia.
Berdasarkan data hasil angket kebutuhan peserta didik, fakta yang ada
ilmu sains, hal ini dapat dilihat dari bahan ajar yang dipakai dalam pembelajaran.
Ilmu pengetahuan sains hanya bersumber pada buku-buku yang merujuk pada
pengetahuan ilmu sains saja, sedangkan pada materi yang ada belum dipadukan
didik pada pembentukan pribadi yang beriman, bertaqwa dan berakhlak mulia.
merupakan salah satu bagian dari sains yang memiliki kajian cukup luas karena
terdiri dari berbagai konsep tentang kehidupan di alam. Belajar biologi berkaitan erat
6
Andini, wawancara siswa, lembar wawancara, SMA Al-Kautsar Bandar Lampung, 15
Maret 2017.
dengan cara mencari tahu dan memahami tentang alam secara sistematis, oleh karena
keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari oleh peserta didik dalam rangka
seperti guru, bahan ajar dan prasana pembelajaran. Sarana pembelajaran tersebut akan
menghafal dari pada memahami, hal ini karena pemahaman merupakan modal dasar
untuk penguasaan materi. Peserta didik dapat dikatakan memahami apabila ia dapat
dikonstruksi sendiri oleh siswa secara aktif sehingga siswa tidak secara pasif
biologi bagian dari bidang sains yang mempunyai peranan penting dalam
7
Wena Made, Strategi pembelajaran inovatif dan kontemporer, ( Jakarta : Bumi Aksara,
2013), h. 67.
meningkatkan mutu pendidikan. Mutu pendidikan dapat ditingkatkan melalui
perubahan yang relative terhadap diri orang lain. Usaha tersebut dapat dilakukan oleh
agar dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. Usaha pengembangan informasi
dengan pemikiran tentang sesuatu yang akan dilakukan. Isi perencaan adalah
isi, metode, alat dan sumber, serta penilaian. Melaksanakan proses belajar
kegiatan guru kemampuan yang dituntut adalah keaktifan guru menciptakan dan
menumbuhkan kegiatan siswa belajar sesuai dengan rencana yang telah disusun.
Guru harus mengambil keputusan atas dasar penilaian yang tepat, apakah
8
Aris Dwicahyono, pengembangan perangkat pembelajaran, ( Yogyakarta : Gava Media,
2014), h. 190.
kegiatan belajar mengajar cukup memadai, apakah metodenya diubah, atau
apakah kegiatan yang perlu diulang ketika siswa belum dapat mencapai tujuan-
tujuan pembelajaran.9
sistematis, yang terdiri seperangkat materi dari kompetensi yang akan dikuasai
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kompetensi dapat dikuasai secara runtut
dan sistematis sehingga peserta didik mampu menguasai semua kompetensi secara
utuh dan terpadu. Peserta didik dapat menguasai kompetensi dengan belajar mandiri.
Bahan ajar disusun dengan tujuan (1) membantu peserta didik dalam
mempelajari sesuatu, (2) menyediakan berbagai jenis pilihan ajar (3) memudahkan
yang berfokus penguasaan kompetensi dari bahan kajian yang dipelajari peserta didik
disusun sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik.11 Bahasa
yang mudah dipahami peserta didik akan meningkatkan motivasi belajar siswa
9
Hamdani hamid, Pengembangan Sistem Pendidikan di Indonesia (Bandung: Pustaka Setia,
2013), h. 188-189.
10
Aris Dwicahyono. Loc. Cit, h. 190.
11
Ridwan Abdullah Sani, Inovasi Pembelajaran, (Jakarta :Bumi Aksara, 2013), h. 183.
melalui penerapan pembelajaran individual, yaitu dengan memberi kepercayaan
kepada peserta didik untuk belajar mandiri. Belajar dengan cara mandiri akan
membantu peserta didik untuk menjadi lebih aktif. Belajar dengan mandiri adalah
cara belajar yang memberikan kebebasan peserta didik. Bahan ajar dengan cara
mempelajari suatu kompetensi yang secara runtut, sehingga mampu menguasai suatu
sumber belajar, dengan tetap memberikan peluang yang lebih besar terhadap peserta
melalui uraian materi yang lengkap. Sumber belajar yang lengkap akan
belajar mandiri yang akan membantu peserta didik mencapai sejumlah tujuan yang
pembelajaran pengetahuan yang lebih lengkap dan bersumber dari refrensi yang
menunjukan bahwa, bahan ajar biologi yang digunakan yaitu LKS dan buku paket
masih memiliki kekurangan yang dilihat dari beberapa aspek, dengan tidak
adalah uraian materi dan kegiatan pembelajaran, uraian materi tidak sesuai dengan
Kompetensi Dasar dan silabus yang ada. Uraian materi tidak lengkap dan banyaknya
konsep materi yang salah. Materi yang ada belum menerapkan kemampuan berfikir
kritis peserta didik. Materi dilengkapi dari sumber internet. Materi berisi susunan
materi yang disertai gambar dan contoh-contoh, sedangkan kegiatan peserta didik
percobaan secara terperinci. Sedangkan berdasarkan hasil observasi bahan ajar modul
Sehingga ilmu pengetahuan tidak hanya berpusat pada guru. Banyaknya variasi soal,
materi dan kegiatan belajar mengajar akan dapat melatih kemampuan berfikir kritis
peserta didik.12
Robert Ennis kemampuan berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan
12
Roro, Wawancara Guru Biologi, Lembar Wawancara, SMA Al-Kautsar Bandar Lampung.
20 febuari 2017.
13
Wowo Sunaryo Kuswana, taksonomi Kognitif ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2014),
h. 205.
reflektif yang berfokus untuk berfokus memutuskan apa yang harus dipercaya dan
dilakukan.14 Berfikir kritis dapat diartikan sebagai pemecahan masalah yang terdiri
dari kegiatan menganalisis ide, atau gagasan kearah yang lebih spesifik,
dan gagasan yang dapat memecahkan masalah yang dihadapi oleh peserta didik.
Kemampuan berfikir kritis peserta didik dapat diketahui dengan cara memberikan
berfikir kritis yang didapatkan bahwa, Hasil jawaban siswa menunjukan bahwa rata-
rata siswa yang memperoleh skor 2-3 untuk kesepuluh soal tes yang diberikan
sebanyak 25,95% dari seluruh siswa yang mengerjakan, sedangkan yang memperoleh
skor 0-1 sebanyak 74,05% . Berdasarkan persentase skor yang diperoleh siswa
diperoleh fakta bahwa kemampuan berpikir kritisnya masih belum berekmbang atau
masih rendah.15
biologi. Memberdayakan berfikir kritis perlu diterapkan pada peserta didik dalam
pelajaran biologi. Penerapan berfikir kritis pada peserta didik pada pembelajaran
14
Alec Fisher, Berfikir Kritis Sebuah Pengantar, (Jakarta: Erlangga, 2009),h.1
15
Lembar Soal Berfikir Kritis, Hasil Lembar Soal Berfikir Kritis, Lembar Soal, SMA Al-
Kautsar Bandar Lampung. 5 Mei 2017.
biologi bertujuan, agar peserta didik menjadi pemikir kritis yang ideal, yang
membangun ketrampilan dasar dan menyimpulkan suatu gagasan ide. Pemikiran yang
kritis akan membuat peserta didik menjadi terbiasa dalam memecahakan masalah,
masalah yang terdapat pada soal, dan kegiatan yang ada dalam pembelajaran. Berfikir
kritis akan melatih kemampuan kognitif peserta didik. Pelatihan kemamapuan berfikir
kritis dapat dilakukan selama proses kegiatan belajar mengajar (KBM ) berlangsung.
kritis peserta didik melalui kegiatan KBM. Guru hanya menggunakan model kegiatan
pembelajaran. Kelemahan pada metode ceramah adalah materi yang dikuasai peserta
didik terbatas hanya pada apa yang disampaikan oleh guru. Sehingga pembelajaran
bersifat hafalan.
materi yang dikuasai peserta didik terbatas, hanya pada apa yang disampaikan oleh
pembelajaran di kelas. Interaksi aktif antara peserta didik dengan guru atau peserta
didik dengan peserta didik jarang terjadi. Kelemahan yang lainnya adalah peserta
didik kurang terampil menjawab pertanyaan atau bertanya tentang konsep yang
diajarkan serta peserta didik kurang bisa bekerja dalam kelompok diskusi dan
peserta didik dan guru, maka peneliti perlu melakukan pengembangan modul biologi
membantu peserta didik dalam menambah pengetahuan religius peserta didik, yang
tidak hanya mengacu pada ilmu sains saja tetapi juga ilmu yang mendasari Al-
Qur‟an. Modul yang dipadukan dalam ayat alqur‟an ini akan lebih menarik siswa
untuk belajar biologi. Adanya basis kegiatan berfikir kritis pada setiap pembelajaran
sekaligus yaitu kurangnya bahan ajar, kemampuan berfikir kritis yang rendah dan
tidak terintegrasikan dalam materi pembelajaran biologi. Ketiga hal ini merupakan
Mengingat bahan ajar biologi selama ini yang dipakai oleh guru hanya mengantarkan
pada ilmu sains saja. Modul di gunakan sebagai upaya yang lebih baik, maka dalam
penelitian ini penulis akan mengembangkan modul biologi yang terintegrasi dengan
nilai-nilai keislaman (religius) untuk memberdayakan berfikir kritis siswa kelas XI
B. Identifikasi Masalah
berikut:
1. Bahan ajar atau LKS yang digunakan hanya berisi ilmu sains atau
siswa.
reproduksi
C. Pembatasan Masalah.
agar lebih terfokus. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Produk yang dihasilkan adalah berupa modul biologi yang
Qur‟an.
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
F. Manfaat penelitian
a. Memperoleh bahan ajar berupa modul yang sesuai dengan kurikulum serta
bahan ajar.
b. Sebagai salah satu masukan atau ide bagi guru dalam perbaikan bahan ajar
nasional bisa tercapai yang akan membawa peserta didik kepada kemajuan
yaitu cerdas, kreatif, trampil, disiplin, inovatif yang mendasari
kepada Allah,
TINJAUAN PUSTAKA
A. Modul
Modul adalah alat atau sarana pembelajaran dalam bentuk tertulis atau cetak
yang disusun secara sistematis dan memuat materi pembelajaran serta metode. Tujuan
Andi prastowo berpendapat bahwa, modul merupakan bahan ajar yang disusun
sistematis bahasa yang mudah dipahami oleh siswa. pembelajaran modul adalah suatu
berpendapat bahwa sebuah modul akan bermakna kalau peserta didik dapat dengan
kompetensi dasar yang akan dicapai oleh peserta didik, disajikan dengan
modul adalah sebuah bahan ajar yang berbentuk tertulis dan cetak, yang disusun
dalam bentuk sistematis, digunakan sebagai bahan ajar mandiri untuk siswa. suatu
16
Hamdani Hamid, Pengembangan Sistem Pendidikan Di Indonesia, (Bandung : Pustaka,
2013), h. 130.
17
Ridwan Abdullah Sani, Inovasi Pembelajaran, (Jakarta :Bumi Aksara, 2013), h. 183.
18
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran. (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2008),
h.176.
unit lengkap yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar.
Disusun untuk membantu peserta didik dalam mencapai sejumlah tujuan yang
dirumuskan secara khusus dan jelas. Pembelajaran dengan sistem modul termasuk
Fungsi bahan ajar untuk siswa dan guru, yaitu fungsi modul sebagai bahan
ajar untuk pembelajaran. Fungsi bahan ajar menurut Hamdani adalah sebagai berikut:
a. Pedoman bagi guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses
seharusnya dipelajari/dikuasai
jelas tentang apa yang harus dilakukan oleh peserta didik, bagaimana
didik dapat mengetahui kapan dia memualai dan mengakhiri suatu modul,
serta tidak menimbulkan pertanyaan mengenai apa yang harus dilakukan atau
dipelajari.20
3. Komponen Modul
petunjuk guru, lembar kerja siswa, lembaran kegiatan siswa, kunci lembaran kerja,
lembaran tes, dan kunci jawaban tes. Sejak tahun 1979 komponen modul berubah
siswa, lembaran kegiatan siswa, jawaban tugas, dan lembaran tes. 21 Modul memiliki
a. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan oleh guru dalam
20
Ridwan Abdullah Sani, Op. Cit, h. 183-186.
21
Abdul Majid . Op. Cit. h. 198.
b. Bahan ajar merupakan informasi alat, atau teks yang diperlukan oleh guru
c. Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis, baik
siswa belajar.
a. Bentuk cetak misalnya lembar kerja siswa (LKS), handout, buku, modul,
Bahan ajar memiliki ragam dan bentuk. Salah satu bentuk bahan ajar yang
paling mudah dibuat oleh guru adalah bahan ajar dalam bentuk cetak, misalnya
modul. Modul digunakan guru sebagai bahan ajar cetak mandiri untuk siswa yang
sebagai berikut:
a. Pedoman guru, yang berisi petunjuk untuk guru agar pembelajaran dapat
dilaksanakan secara efisien. Selain itu, juga memberikan petunjuk tentang: (1)
macam-macam kegiatan yang harus dilaksanakan oleh kelas (2) waktu yang
disediakan untuk modul itu (3) alat pelajaran yang harus digunakan (4)
petunjuk evaluasi.
b. Lembaran kegiatan siswa, yang berisi materi pelajaran yang harus dikuasai
oleh siswa.
d. Kunci lembaran kerja, yaitu jawaban atas tugas-tugas, agar siswa dapat
e. Lembaran tes, yaitu alat evaluasi yang dipergunakan untuk mengukur tercapai
sebagai berikut :
b. Adanya kontrol terhadap standar kompetensi dalam setiap modul yang harus
a. Kegiatan belajar memerlukan organisasi yang baik dan selama proses belajar
perlu diadakan beberapa ulangan atau ujian, yang perlu dinialai sesegera
mungkin.24
23
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontempprorer suatu tinjauan konseptual
oprasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 232-233.
24
Tjipto, Peningkatan Dan Pengembangan Pendidikan, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama,
1991), h. 72.
B. Integrasi
1. Pengertian Integrasi
integer, yang berarti utuh atau menyeluruh. Berdasarkan arti etimologisnya itu,
integrasi dapat diartikan sebagai pembaharuan hingga menjadi kesatuan yang utuh
atau bulat.25 Ilmuwan islam memiliki landasan filosofis tentang “kesatuan” ilmu
pengetahuan.26 Banbang berpendapat bahwa, dasar dari prinsip integrasi ilmu, semua
berasal dari Allah, maka seluruhnya berada dalam kesatuan. Berdasarkan pendapat
para ahli dapat disimpulkan bahwa, integrasi merupakan memadukan ilmu menjadi
kesatuan.
Mehdi Golshani berpendapat bahwa, salah satu cara untuk menolong manusia
dalam perjalanannya menuju Allah adalah ilmu, dan hanya dalam hal semacam inilah
ilmu dipandang bernilai. Seorang muslim yang memiliki ilmu akan dapat berupaya
untuk dapat menambah ketaqwaan kepada Allah. Manusia memiliki ilmu untuk
Ilmu merupakan landasan yang menjadi tegaknya suatu bangunan peradaban muslim.
Ilmu menyatukan pengetahuan dari pengamatan murni sampai metafisika. Ilmu dapat
diperoleh dari wahyu dan akal. Pengetahuan dan nilai-nilai tidak dapat terpisahkan.
Pengetahuan dapat dikaitakan dengan fungsi sosial yang dipandang sebagai ciri
25
Wjs, Poerwardanita, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2007), h. 30.
26
Said Agil AL Munawar, Aktualisasi Nilai-Nilai Qur’an dalam Sistem Pendidikan Islam.
(Jakarta : Ciputat Press. 2005), h. ix.
manusia, dengan demikian mempuyai sebuah kesatuan antara manusia dan
pengetahuan.
pandangan islmam tentang pengabdian. Ilm merupakan suatu ibadah yang dicari demi
mematuhi apa yang menjadi perintah Allah. Ilmu pengetahuan yang dikaitkan dengan
ibadah, secara tidak langsung berhubungan dengan nilai yang ada dalam al-Qur‟an. 27
Ilmu (science) adalah pengetahuan yang logis dan empiris, ilmu berarti juga
dengan ilmu pengetahuan, yaitu pengetahuan yang logis. 28 Klarifikasi sains menurut
islam seperti yang disusun al-Farabi diatas didasarkan pada hierarki (susunan). Ahli
buahnya yang lebat. Bercorak dan membawa sifat-sifat sesuai dengan karakteristik
Antara sains satu dengan sains lainnya merupakan satu rumpun yang
mengandung prinsip-prinsip sama, sehingga saling berkaitan satu sama lain dan
mencapai tujuan tertentu. Manusia mempelajari suatu jenis sains tidak begitu saja
27
Banbang Q-Aanees, Adang Hambali, Pendidikan Karakternernasis Al-Qur’an, ( Bandung :
Refika Offset Bandung, 2008), h. 58-60.
28
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2012), h. 25.
bebas menurut kemauan dan kemampuan. Para ilmuwa muslim sejak abad
pertengahan menganggap bahwa posisi setiap sains sebagai keilmuwan yang bisa
pengertian yang bersifat stastis dan pengertian yang bersifat dinamis. Sains dalam
pengertian yang bersifat stastis adalah kumpulan teori, dalil atau hukum, model,
konsep, dan aplikasinya tentang berbagai fenomena alam, baik mikro maupun makro,
menggunakan metode ilmiah. Sains dalam pengertian dinamis adalah proses ilmiah
menyatakan bahwa sains merupakan suatu batang tubuh pengetahuan dan proses
pengetahuan.30
C. Nilai-Nilai Keislaman
Sumber tertinggi ajaran agama islam disamping as-sunnah sebagai sumber kedua.
dapat mengalami kerapuhan. Nilai-nilai Qur‟ani, yaitu nilai yang bersumber pada al-
Qur‟an adalah kuat, karena ajaran al-Qur‟an bersifat mutlak dan universal. Sesuatu
29
Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2009), h. 136.
30
Muhamad Ali, Pendidikan untuk Pembangunan Nasional ( Jakarta : PT Imperal Bhakti
Utama. 2009), h. 157.
yang harus diperjuangkan dalam konteks dinamika sosial saat ini adalah
kegiatan pendidikan. Al-Qur‟an memilki berbagai aspek ilmu pengetahuan dan bukan
tidak dikenal pada masa turunnya, seperti dikatakan Dr. Aurice Bucaille dalam
bukunya Al-Qur‟an. Bible dan Sains Modern terbukti tak satupun bertentangan
yang benar dan yang salah dan sebagai sumber informasi manusia. Al-Qur‟an
mengajarkan banyak hal kepada manusia yaitu keyakinan, moral, prinsip dan ilmu
Al-Qur‟an menyatukan sikap dan pandangan manusia kepada satu tujuan, yaitu
31
Said Agil AL Munawar, Aktualisasi Nilai-Nilai Qur’an dalam Sistem Pendidikan Islam.
(Jakarta : Ciputat Press. 2005), h. xii-xv.
tauhid. Manusia akan merasakan kelemahan dan kekurangan dihadapan sang
Allah. Bukan hanya ilmu keislaman yang digali secara langsung, akan tetapi al-
yang bersifat fisik dan empirik sebagai fenomena, tetapi lebih dari itu ada hal-hal
yang tak terjangkau oleh rasio manusia. Fungsi dan penerapan ilmu pengetahuan juga
tidak hanya untuk kepentingan ilmu dan kehidupan manusia, tetapi lebih tinggi lagi
mengenal hakikat wujud dan kebesaran Allah. Nilai-nilai Qur‟ani secara garis besar
adalah nilai kebenaran dan nilai moral. Kedua nilai Qur‟ani memandu manusia dalam
Intinya Tujuan yang akan dicapai adalah membentuk manusia yang beriman,
bertaqwa, berakhlak mulia dan mandiri. Memiliki ketahanan rohaniah yang tinggi
demikian, diharapkan bahwa bangsa Indonesia yang terkenal religius menjadi bangsa
pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang berfokus untuk berfokus memutuskan
apa yang harus dipercaya dan dilakukan.33 Liliasari mengemukakan berfikir kritis
32
Said Agil AL Munawar, Aktualisasi Nilai-Nilai Qur’an dalam Sistem Pendidikan Islam.
(Jakarta : Ciputat Press. 2005), h. 1-10.
33
Alec Fisher, Berfikir Kritis Sebuah Pengantar, (Jakarta:Erlangga, 2009), h. 1
dan interpretasi, untuk mengembangkan pola penalaran yang kohesip dan logis
memahami asumsi dan bisa yang mendasari tiap-tiap posisi, akhirnya dapat
pemecahan masalah yang lebih kompleks dan menuntut pola yang lebih tinggi.
Berfikir kritis lebih banyak berada pada kendali otak kiri dengan fokus pada
berbagai gagasan; (2) memperbaiki dan memperhalus; (3) bertanya dan verivikasi;
(4) menyaring, memilih, dan mendukung gagasan; (5) membuat keputusan dan
kemampuan berpikir kritis adalah proses pemecahan masalah yang terdiri dari
kegiatan menganalisis ide, atau gagasan kearah yang lebih spesifik, membedakannya
yang lebih sempurna sehingga menghasilkan kesimpulan dan gagasan yang dapat
memecahkan masalah yang dihadapi oleh peserta didik. Ada sejumlah ketrampilan
atau kecakapan yang diperlukan untuk dapat melakukan berfikir kritis secara afektif.
Menurut ennis dalam bruning ada dua faktor penting yang menunjang kecakapan
34
Muh Tanwil, Liliasari, Berpikir Kompleks Dan Implementasinya Dalam Pembelajaran IPA,
(Makasar :Universitas Negeri Makasar, 2013), h. 15
35
Mohamad Surya, Strategi Kognitif dalam Proses Pembelajaran, (Bandung : Alfabeta,
2015), h. 123.
berfikir kritis yaitu diposisi dan dan kecakapan. Diposisi, merujuk pada ciri efektif
seperti keterbukaan pikiran, usaha untuk mendapatkan informasi yang baik, kepekaan
ketrampilan kognitif yang diperlukan untuk berfikir secara kritis, seperti tindakan
Hal yang perlu diingat ialah bahwa segala bentuk berfikir kritis, tidak
merupakan suatu yang digunakan untuk berfikir secara kritis dan juga diperoleh
sebagai hasil berfikir kritis. Hal penting lainya yaitu inferensi atau pembuatan
kesimpulan merupakan tahapan yang esensial dalam berfikir kritis karena hal itu
memungkinkan individu mampu memahami situasi secara lebih dalam dan dalam
komponen berfikir kritis yaitu deduksi, induksi, evaluasi, dan metakognisi. Deduksi
adalah cara membuat kesimpulan yang dimulai dengan sesuatu yang bersifat umum
(premis mayor) kemudian membuat kesimpulan yang bersifat khusus (premis minor).
Induksi adalah proses pembuatan kesimpulan yang bersifat umum (premis mayor)
berdasarkan sejumlah hal-hal yang bersifat khusus (premis minor). Komponen ketiga
36
Ibid, h. 125.
yaitu evaluasi yang merujuk pada sub keterampilan yang meliputi menganalisis,
dalam berfikir kritis merupakan metakognisi yang merujuk pada aktifitas “berfikir
tentang berfikir”. Suatu hal yang penting dalam berfikir kritis yaitu kecakapan kita
esensial dalam proses berfikir kritis karena hal itu membantu kita memonitor
dan kecakapan khususnya yang digunakan pada pelatihan terus berkembang. Definisi
yang diajukan cenderung tetap walaupun terus dikembangkan, yaitu : Berfikir kritis
adalah berfikir yang wajar dan reflektif yang berfokus pada memutuskan apa yang
harus diyakini atau dilakukan. Niatnya adalah untuk memberikan alasan bagi
pengajaran berfikir kritis dan taksonomi “tujuan untuk berfikir kritis atau outline dari
konsepsi berfikir kritis”. Ia mengklaim bahwa ciri-ciri utama yang signifikan dari
dilakukan.
37
Ibid, h. 126.
e. Disusun sedemikian rupa sehingga dapat membentuk dasar pemikiran dalam
pandanganya, berfikir kritis tidak setara dengan berfikir tinggi karena melibatkan
Peduli dan yakin bahwa keputusan itu benar serta dibenarkan. Selain itu,
pemeliharaan untuk melakukan yang terbaik perlu dilakukan. Hal ini termasuk
secara terbuka.
d. Mempertimbangkan sudut pandang orang lain, tidak terbatas pada diri sendiri.
e. Merupakan posisi jujur dan jelas, termasuk disposisi untuk melakukan hal
berikut.
f. Jelas tentang makana yang dimaksudkan dari apa yang dikatakan, ditulis, atau
dibutuhkan.
i. Peduli terhadap harga diri dan martabat setiap orang, termasuk kedisposisi.
k. Perhatikan perasaan orang lain dan pahami kalimat baru jangan menghina atau
kecakapan.
Ennis mendefinisakan ranah dasar berfikir kritis sebagai dasar interaksi dan
isi ranah berfikir kritis diterapkan sejalan dengan tuntutan proses. Taksonomi ennis
tidak memasukan urutan, tingkatan dan pengulangan, serta penekanan kedalam ranah
isi materi pelajaran yang mungkin eksklusif dan tumpang tindih. Kecndrungan
berfikir kritis, yakni esensi dan kepekaan terhadap orang lain, merupakan korelasi
yang diinginkan dari taksonomi konstitutif. Nilai yang mendasari kerangka kerja
ennis adalah rasionalitas dan berfikir logis, dengan sedikit perhatian diberikan pada
dampak perasaan terhadap berfikir. Untuk alasan inilah dia ditentang oleh martin
Ennis berpendapat bahwa, berfikir kritis biasa terhadap budaya dan menerima
bahwa budaya dan konteks memiliki implikasi serius untuk pendekatan semacam itu.
Dia juga dengan penuh semangat membela konsep disposisi berfikir kritis yang
taksonomi yang memungkinkan berfikir kritis untuk digunakan secara praktis. Serta
diimplementasikan dengan cara yang berbeda meskipun ia mengakui bahwa perlu
penelitian lebih lanjut untuk memvalidasi aspek terperinci. Selain itu, ini juga
berguna untuk menganalisis unit kurikulum berfikir kritis khusus program berfikir
kritis. Daftar Ennis mengenai kemampuan berfikir kritis dapat membantu dibidang
penilaian, khususnya penilaian berfikir kritis. Pendekatan analisis yang berbeda untuk
menilai berfiki kritis, menolak penilaian pilihan ganda, kecuali untuk penelitian.38
karena itu diperlukan suatu indicator untuk menilai tingkat berfikir kritis seseorang.
38
Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Kognitif Perkembangan Ragam Berfikir
(Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2012), h. 196-199.
.
39
Kokom komalasari, Pembelajaran Kontekstual, (Bandung : PT Refika Aditama, 2011), h.
48.
Tabel 2.1
Indikator Kemampuan Berfikir Kritis
NO Indikator Kemampuan Sub Indikator Berfikir Kritis
Berfikir Kritis
1 Mempelajari penjelasan
a. Memfokuskan pertanyaan
sederhana b. Menganalisis argument
c. Bertanya dan menjawab tentang suatu penjelasan
atau tantangan
2 Membangun ketrampilan
a. Mempertimbangkan kredibilitas sumber
dasar b. Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil
observasi.
Tabel 2.2
Proses dan Kata-Kata Oprasional Berfikir Kritis40
40
Ibid, h. 9.
Indikator Kata-kata operasional Teori
Interpretasi Memahami, mengekspresikan, Facione
menyampaikan signifikan, dan (1990)
mengklassifikasi makna
Analisis Mengidentifikasi, menganalisis
Evaluasi Menaksir peryataan, representasi
Inferensi Menyimpulkan, merumuskan hipotesis,
mempertimbangkan
Penjelasan Menjustifikasi penalaran, mempresentasikan
penalaran
Regulasi diri Menganalisis, mengevaluasi
Klarifikasi dasar Meneliti, mempelajari masalah,
mengidentifikasi, meneliti hubungan-
hubungan
Klarifikasi dasar Menganalisi masalah untuk memahami Henri
nilai-nilai, kepercayaan-kepercayaan dan (1991)
asumsi-asumsi utamanya
Inferensi Mengakui dan mengemukakan sebuah ide
berdasarkan pada proposisi yang benar
Inferensi Mengakui dan mengemukakan sebuah ide
berdasarkan pada proposisi yang benar
Penilaian Membuat keputusan-keputusan evaluasi-
evaluasi dan kritik-kritik
Strategi-strategi Menerapkan solusu setelah pilihan atau
keputusan
Identifikasi masalah Mengupayakan tindakan menarik minat Henri
dalam sebuah masalah (1991)
Definisi masalah Mendefinisikan batasan-batasan, akhir dan
alat masalah
Eksplorasi masalah Pemahaman mendalam tentang situasi
masalah
Penerapan masalah Mengevaluasi solusi-solusi alternative dan
ide-ide baru
Integritas masalah Bertindak sesuai pemahaman untuk
menvalidasi pengetahuan
Santroct berpendapat bahwa, untuk mampu berfikir secara kritis, anak harus
mengambil peran aktif dalam proses belajar. Oleh karena itu, berarti anak-anak perlu
e. Melakukan dedukasi
valid.
berfikir kritis dalam membuat soal dalam penelitian pengembangan ini adalah
membuat referensi, membuat penjelasan lebih lanjut dan mengatur strategi teknik.
Bahan ajar digunakan untuk menunjang keberhasilan guru dalam mencapai tujuan
sistematis, yang digunakan sebagai bahan ajar mandiri, untuk mencapai kriteria
penunjang untuk mencapai tujuan pembelajaran. Modul merupakan alat atau sarana
modul. Bahan ajar modul berisi sub materi pokok sistem reproduksi yang
salah satu ciri makhluk hidup untuk mempertahankan jenisnya. Modul ini
mempunyai materi yang dikaitkan dengan nilai-nilai keislaman yang berbasis aya-
ayat alqur‟an. Modul yang berbasis nilai-nilai keislaman ini memiliki kegiatan belajar
siswa serta soal yang dapat memberdayakan kemampuan berfikir kritis. Fungsinya
sebagai bahan ajar yang dapat menambah pengetahuan ilmu sains dan ilmu keislaman
yang bersumber pada ayat Al-Qur‟an, tanpa menghilangkan kedua unsure tersebut.
pembelajaran, mempunyai daya tarik kepada peerta didik dan dapat memenuhi
F. Spesifikasi Produk
berikut.
2. berbentuk tertulis dan berupa bentuk cetak, yang akan dicetak dalam bentuk
PDF.
3. Produk yang akan dihasilkan berupa modul biologi yang terintegrasikan nilai-
4. Pada judul ini akan dimulai dari cover dan judul berupa identitas berupa
a. Pada produk ini terdapat peta konsep sub materi sistem reproduksi yang
menarik.
c. Pada modul ini terdapat khazanah islami yang berakaitan dengan materi
reproduksi.
e. Produk modul ini juga dilengkapi evaluasi siswa serta kegiatan siswa
7. Produk modul ini dibuat karena sebelumnya belum ada modul biologi yang
kegiatan pembelajaran.
BAB III
produk tertentu dan menguji keefektifan produk penelitian.41 Metode penelian ini
menggunakan model pengembangan yang dikembangkan oleh Borg & Gall. Borg &
19 september sampai 19 oktober 2017 yaitu dikembangkan bahan ajar berupa modul
siswa kelas XI. Dibatasi pada materi sistem reproduksi. Subyek yang menjadi
penelitian ini adalah siswa kelas XII IPA 1 dan XII IPA 2.
41
Sugiyono, Metode penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D (Bandung:
Alfabeta, 2013), h.407.
42
Ibid, h.408.
Menurut Borg & Gall penelitian pengembangan adalah suatu proses yang
dalam proses penelitian dan pengembangan biasanya melalui beberapa langkah yang
beberapa tahapan yaitu langkah desain awal produk, kemudian uji coba produk awal
untuk dapat diujikan kembali, diperbaiki sampai akhirnya ditemukan produk yang
baik.
dihasilkannya suatu produk tertentu yang dianggap andal karena melewati pengkajian
lapangan, oeh sebab itu sebelum dihasilkan produk awal terlebih dahulu dilakukan
pengembangan produk awal sampai produk jadi yang sudah divalidasi dilakukan
Borg and Gall, pendekatan research and development (R & D) dalam pendidikan
43
Pujani Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, (Jakarta : Kencana,
2013), h. 222
44
Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan, (Jakarta : Kencana Prenada Media Grup,Cet, 2014),
h. 130.
meliputi sepuluh langkah. Adapun langkah-langkah penelitiannya yang ditunjukan
Final Dissemination
product And
revision Implementation
sebagai berikut:
Langkah pertama ini meliputi analisis kebutuhan, studi pustaka, studi literatur,
45
Op. Cit, h. 783-795
a. Analisis kebutuhan, untuk melakukan analisis kebutuhan ada beberapa
kriteria, yaitu apakah produk yang akan dikembangkan merupakan hal yang
c. Riset skala kecil, Pengembang sering mempunyai pertanyaan yang tidak biasa
dijawab dengan mengacu pada reseach belajar atau teks professional. Oleh
memperkirakan dana, tenaga dan waktu, merumuskan kualifikasi peneliti dan bentuk-
penelitian.
Langkah ini merupakan uji produk secara terbatas. Langkah ini meliputi :
Melakukan uji lapangan awal terhadap desain produk, bersifat terbatas, baik substansi
desain maupun pihak-pihak yang terlibat, uji lapangan awal dilakukan secara
lapangan terbatas. Penyempurnaan produk awal akan dilakukan setelah dilakukan uji
coba lapangan secara terbatas. Pada tahap penyempurnaan produk awal ini, lebih
banyak dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Evaluasi yang dilakukan lebih pada
internal.
Langkah ini merupakan uji produk secara lebih luas, meliputi : melakukan uji
efektivitas desain produk, uji efektivitas desain, pada umumnya, menggunakan teknik
eksperimen model pengulangan, hasil uji lapangan adalah diperoleh desain yang
lebih luas dari uji lapangan yang pertama. Penyempurnaan produk dari hasil uji
lapangan lebih luas ini akan lebih memantapkan produk yang kita kembangkan.
Penyempurnaan produk ini didasarkan pada evaluasi hasil sehingga pendekatan yang
efektivitas dan adaptabilitas desain produk, uji efektivitas dan adabtabilitas desain
melibatkan para calon pemakai produk, hasil uji lapangan adalah diperoleh model
desain yang siap diterapkan, baik dari sisi substansi maupun metodologi.
Penyempurnaan produk akhir dipandang perlu untuk lebih akuratnya produk yang
dikembangkan. Pada tahap ini sudah didapatkan suatu produk yang tingkat
Implementation)
Borg & Gall, peneliti melakukan penyederhanaan dan pembatasan menjadi tujuh
tahapan. Penelitian ini sampai pada tahapan ketujuh dari sepuluh tahapan dalam
penelitian R & D yaitu sampai pada tahapan revisi produk setelah dilakukannya uji
coba terbatas yaitu kepada peserta didik dan guru untuk melihat respon terhadap
produk yang dikembangkan. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Borg & Gall yang
menyarankan dalam penelitian untuk jenjang S1, penelitian dibatasi dalam skala kecil
yaitu sampai dihasilkan produk setelah uji coba terbatas dan termasuk kemungkinan
untuk membatasi langkah penelitian. Tahap penelitian dan pengembangan yang akan
1.Studi Pendahuluan
sebagai acuan untuk pengembangan produk yang akan dibuat, melakukan tinjauan
terhadap kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) untuk menentukan
mengumpulkan materi, adapun sub materi yang akan dikembangkan dalam penelitian
merumuskan indikator yang akan dicapai berdasarkan KD yang sesuai dengan sub
berkaitan dengan materi yang dibahas di lembar kerja, pembuatan instrument soal
penilaian seperti ahli materi, ahli bahasa, dan ahli media. Instrumen penelitian yang
akan digunakan lembar validasi untuk penilaian para ahli. Lembar validasi ini
keislaman berdasarkan penilaian ahli materi, ahli bahasa dan ahli media, dan ahli
keterpaduan.
Perbaikan atau revisi produk berdasarkan hasil uji lapangan terbatas dari
penilaian ahli materi, ahli bahasa dan ahli media. Revisi produk tahap I ini dapat
digunakan sebagai modul, hasil akhir produk modul biologi terintegrasikan nilai-nilai
keislaman yang telah dinyatakan layak oleh ahli materi, ahli bahasa dan ahli media.
atau kuisioner tanggapan guru dan peserta didik mengenai produk media interaktif
berbasis PBL.
a. Uji Skala Kecil
Uji coba kelompok kecil akan dilakukan pada 12 peserta didik di SMA Al-
Kautsar Bandar Lampung, pada uji coba ini masing-masing responden diberikan
pembimbing.
kepada pembimbing, maka peneliti akan melakukan uji coba selanjutnya, yaitu uji
coba lapangan, uji coba ini merupakan uji coba terakhir sebelum mendapatkan
produk akhir.
Uji coba kelompok lapangan akan dilakukan pada 30 peserta didik di kelas
XII AI di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung, pada uji coba ini masing-masing
Tahap selanjutnya adalah tahap ( main field test) yaitu tahap untuk. 1)
Perbaikan produk berdasarkan hasil uji lapangan lebih luas atau revisi tahap II. 2)
hasil akhir produk modul biologi yang terintegrasikan nilai-nilai keislaman pada
materi sistem reproduksi untuk membedayakan berfikir kritis siswa kelas XI.
D. Jenis Data
1. Kuatitatif
observasi atau penelitian.47 Data kuantitatif berupa sekor penilaian setiap poin kriteria
46
Arief S. Sadiaman et al, Ibid,h. 184
penilaian pada angket kualitas modul biologi yang terintegrasi nilai-nilai keislaman
dengan materi sistem reproduksi yang diisi oleh ahli media, ahli materi, dan ahli
bahasa, guru SMA Al-Kautsar Bandar Lampung serta peserta didik sebagai
pengguna. Penilaian untuk setiap poin kriteria diubah menjadi skor dengan skala
2. Data kualitatif
Data kualitatif merupakan data yang menunjukan kualitas atau mutu sesuatu, baik
pernyataan atau berupa kata-kata.48 Data kualitatif berupa nilai kategori kualitas
bahan ajar modul biologi yang terintegrasi nilai-nilai keislaman pada materi sistem
reproduksi yang diisi oleh ahli materi, ahli media, ahli bahasa dan peserta didik.
(sangat kurang).
dengan dosen pembimbing penelitian. Hasil validasi tersebut adalah instrument yang
pendapat Walker & Hess dalam Azhar Arsyad mengenai kriteria penilaian.49
Tabel 3.1
Instrument Penelitian
47
Eko Putro Widyoko, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian, (Yogyakarta : Pustaka
Pelajar, 2012), h. 21.
48
Ibid, h. 18.
49
Azhar Arsyad, media pembelajaran, (Jakarta : Rajawali Pers, 2012), h. 175.
No Instrument Tujuan Sumber Waktu
dokumentasi.
1. Angket Kuesioner
dengan cara memberi pertanyaan yaitu kepada peserta didik, guru dan juga para tim
ahli untuk diberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna. 50 Metode angket
digunakan untuk mengukur indikator program yang berkaitan dengan isi program
membubuhkan tanda check list pada kolom yang sesuai. Percobaan yang dilakukan
50
Ibid,h. 33.
ini menggunakan angket langsung, sebuah angket yang diisi langsung oleh
responden. Angket ini bertujuan agar peneliti mengetahui siswa menggunakan bahan
ajar apa saja yang telah digunakan selama ini dalam pembelajaran biologi pada siswa
di SMA Al-Kautsar serta belum tersedianya bahan ajar modul yang diintegrasikan
Validasi modul dilakukan oleh dosen ahli bidang bahan ajar Universitas Islam
Negeri Raden Intan Lampung. Data yang diperoleh dianalisis dan digunakan untuk
keislaman. Kisi-kisi instrument angket untuk ahli modul yang berisi komponen
Tabel 3.2
Kisi-kisi angket ahli Media
No Kriteria Indikator No
Butir
1 Ukuran modul Ukuran fisik modul 1
2 Desain sampul Tata letak sampul modul 3
modul Kesesuian gambar sampul modul dengan 4
materi
Huruf yang digunakan menarik 5
Ukuran huruf yang digunakan mudah dibaca 6
Ilustrasi sampul modul 7
Kesesuian ilustrasi gembar dengan 8
pembelajaran
3 Desain isi modul Konsistensi tata letak gambar 9
Ketepatan penggunaan gambar dengan 10
materi
Unsur tata letak keruntutan materi 11
Unsure kejelasan uraian materi 12
Unsur tata latak lengkap 13
Ketepatan keintegrasian materi dengan nilai- 14
nilai keislaman
Tata letak mempercepat pemahaman soal 15
berfikir kritis dengan materi
Tata letak pemahaman materi 16
Tipografi isi buku buku sederhana 17
Tifografi kemudahan dibaca 19
Ketepatan penulisan istilah asing dan nama 20
ilmiah
Tifografi isi buku memudahkan pemahaman 21
Ilustrasi isi 22
Jumlah 22
(Sumber BSNP,2008)
produk yang ditinjau dari aspek kesesuaian materi dengan kurikulum yang diintegrasi
kesederhanaan dan kelengkapan isi produk. Isi dari angket yang diberikan kepada ahli
materi memiliki beberapa aspek pokok yang disajikan. Validasi ahli materi ini
dilakukan oleh dosen Pendidikan Biologi Di Universitas Islam Negeri Raden Intan
Lampung yang merupakan dosen ahli bidang materi sistem reproduksi. Kisi-kisi
instrument angket untuk ahli materi yang berisi rincian dari aspek isi dan
Tabel 3.3
Kisi-kisi angket untuk Ahli Materi
kelayakan bahasa yang disajikan dalam modul biologi yang terintegrasikan nilai-nilai
keislaman pada materi sistem reproduksi. Validasi bahasa dilakukan oleh dosen ahli
bahasa. Data hasil validasi digunakan untuk memperbaiki produk agar layak
Tabel 3.4
Kisi-kisi angket untuk ahli bahasa
kelayakan keterpaduan konsep ilmu sains dengan ayat-ayat Al-Qur‟an yang disajikan
dalam modul biologi yang terintegrasikan nilai-nilai keislaman pada materi sistem
reproduksi. Validasi keterpaduan dilakukan oleh dosen ahli keterpaduan. Data hasil
validasi digunakan untuk memperbaiki produk agar layak digunakan sebagai bahan
dilihat 3.5
Tabel 3.5
Kisi-kisi angket ahli keterpaduan
Instrumen kuesioner untuk siswa diisi ketika melakukan uji coba lapangan yang
akan menilai kelayakan pada aspek penggunaan pada pengembangan modul biologi
Tabel 3.6
Kisi-kisi Angket Tanggapan Siswa
Instrumen kuesioner untuk guru diisi ketika melakukan uji coba lapangan yang
akan menilai kelayakan pada aspek penggunaan pada pengembangan modul biologi
Tabel 3.7
Kisi-kisi Angket untuk Tanggapan Guru
N0 Aspek Indikator No butir
1 Pendekatan penggunan penulisan jelas 1
penulisan
2 Kebenaran Kesesuian materi dengan SK dan KD 2
materi dan Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran 3
konsep Kesesuaian keterpaduan antara materi dengan ayat Al- 4
Qur‟an
3 Kedalaman Keruntutan isi materi 5
dan Ketepatan keintegrasian materi dengan ayat Al-Qur‟an 6
keluasan Kemenarikan materi 7
konsep Keluasan materi yang diintegrasika nilai-nilai 8
materi keislaman
Kejelasan isi materi 9
Ketepatan ejaan 13
Kesesusaian kalimat dengan EYD 14
5 Daya Tarik Kemenarikan ilustrasi gambar dengan materi 15
Kesesuian materi dan ketepatan ilustrasi cara untuk 16
menyajikan informasi (peta konsep, uraian materi,
khazanah islami sains, rangkuman, dan glosarium)
Kejelasan gambar dan back ground 17
6 Format Ukuran gambar pada materi 18
Bentuk dan ukuran huruf pada kalimat 19
7 Evaluasi Ketepatan evaluasi pada materi dengan menggunakan 20
indikator berfikir kritis.
Evaluasi 21
8 Glosarium Glosarium 22
Jumlah 22
(Sumber BSNP,2008)
a. Wawancara
Wawancara merupakan suatu proses Tanya jawab atau dialog secara lisan antara
tujuan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.51 Penelitian ini
yang menjadi subjek wawancara adalah guru pelajaran biologi di SMA Al-Kautsar
dapat mengetahui dengan pasti informasi apa yang akan diperoleh. Dalam wawancara
ini peneliti menggunakan tape recorder sebagai alat bantu untuk melancarkan
dan kekurangan bahan ajar biologi yang digunakan diperlukannya atau tidak modul
b. Observasi
terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Observasi dilakukan
51
Ibid, h. 40.
menganalisa bahan ajar yang digunakan oleh guru dalam menunjang kegiatan
pembelajaran.
c. Dokumentasi
berupa foto dan tulisan peserta didik SMA Al-Kautsar Bandar Lampung pada saat
keislaman .
Tehnik pengambilan data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel
Tabel 3.7
Tehnik Pengambilan Data
Tehnik analisis data pada penelitian ini adalah menggunakan tehnik analisis
kualitatif. Data kualitatif pada penelitian ini diperoleh dari masukan validator pada
tahap validasi, masukan dari ahli materi, ahli media dan ahli bahasa dan ahli
keterpaduan sains dan agama. Sedangkan kuantitatif adalah data yang memaparkan
hasil pengembangan produk yang berupa modul biologi yang terintegrasi nilai-nilai
keislaman. Data yang diperoleh melalui instrument penilaian pada saat uji coba
dianalisis dengan menggunakan statistik. Cara ini diharapkan dapat memahami data
selanjutnya. Hasil analisis data digunakan sebagai dasar untuk merevisi produk yang
dikembangkan.
Angket tanggapan diisi oleh guru dan peserta didik. Angket tanggapan berisi
pernyataan dari peneliti, identitas responden, petunjuk pengisian, dan item pernyataan
dari peneliti, identitas responden, petunjuk pengisian, dan item pertanyaan. Angket
tanggapan bersifat kuantitatif data dapat diolah secara penyajian presentase dengan
menggunakan sekala linkert sebagai skala pengukuran. Skala ini disusun dalam
bentuk suatu pernyataan dan diikuti dengan empat respon. Skala pengukuran
penelitian pengembangan yang telah termodifikasi dari riduwan. Untuk keperluan
analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor sperti tabel berikut.
Tabel 3.8
Skor Penilaian Terhadap Pilihan Jawaban
Nilai yang diberikan adalah satu sampai lima untuk respon sangat setuju,
setuju, kurang setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju yang menggambarkan posisi
sangat negative keposisi yang sangat positif. Tingkat pengukuran skala dalam
diajukan oleh kuesioner. Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahan dalam
subjek sampel uji coba dan dikonversikan kepernyataan penilaian untuk menentukan
pengguna. Pengonversian skor menjadi persyaratan penilaian ini dapat dilihat dalam
tabel berikut.
Tabel 3.9
Tabel Kriteria kelayakan 52
Berdasarkan tabel diatas, maka produk pengembangan akan berakhir saat skor
penilaian terhadap media pembelajaran ini telah memenuhi syarat kelayakan dengan
tingkat kesesuaian materi, kelayakan media, dan kualitas teknis pada bahan ajar
modul biologi terintegrasikan nilai-nilai keislaman untuk siswa kelas XI pada sub
materi pokok bahasan sistem reproduksi dikategorikan sangat menarik atau menarik.
52
Suharsimi Arikunto, Menajemen Penelitian , (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), h. 44.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
model penelitian Borg & Gall yang telah dimodifikasi, dengan tujuh tahapan yaitu:
coba terbatas, revisi hasil uji lapangan terbatas, uji coba produk secara lebih luas, dan
revisi hasil uji coba lapangan lebih luas. Langkah-langkah penelitian dan
ini:
Bandar Lampung dengan guru Biologi Roro Etty Puspitaningsih, Senin 20 Oktober
2017 merupakan salah satu guru dari SMA Al-Kautsar Bandar Lampung. Dapat
diketahui bahwa bahan ajar biologi yang digunakan yaitu LKS dan buku paket.
LKS dan buku paket masih memiliki kekurangan yang dapat dilihat dari beberapa
dengan Kompetensi Dasar dan silabus yang ada. Uraian materi tidak lengkap dan
banyaknya konsep materi yang salah. Materi yang ada belum menerapkan
kemampuan berfikir kritis peserta didik. Materi dilengkapi dari sumber internet.
Materi berisi susunan materi yang disertai gambar dan contoh-contoh, sedangkan
kegiatan peserta didik berupa kegiatan percobaan praktikum yang sudah dilengkapi
1) Studi Lapangan
Berdasarkan latar belakang masalah dari hasil observasi dan wawancara yang
dilakukan, dengan guru biologi dan siswa SMA Al-Kautsar Bandar Lampung dapat
dirumuskan bahwa:
(a) Bahan ajar atau LKS yang digunakan hanya berisi ilmu sains atau pengetahuan
mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dengan ilmu sains biologi. (c) Belum adanya
modul biologi yang terintegrasi dengan nilai-nilai keislaman yang digunakan untuk
meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa. (d) Belum adanya modul biologi
yang terintegrasikan nilai-nilai keislaman yang berbasis ayat-ayat Al-Qur‟an pada sub
materi pokok sistem reproduksi. (e) Kurangnya modul yang digunakan dalam
Meskipun penggunaan bahan ajar telah menggunakan buku paket dan LKS
sebagai bahan ajar dalam pembelajaran biologi, namun bahan ajar yang digunakan
cara untuk membuat proses belajar secara efektif. Selain itu penggunaan modul
berperan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan secara khusus dan
merupakan salah satu solusi untuk menanamkan nilai-nilai spiritual pada peserta
Qur‟an akan menambah keyakinan dan ketaqwaan siswa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, bahwa segala ilmu bersumber dari Al-Qur‟an. Modul terintegrasi nilai-nilai
keislaman juga akan menambah pemahaman siswa terhadap ayat Al-Qur‟an. Nilai-
nilai Qur‟ani yaitu nilai yang bersumber pada Al-Qur‟an dan bersifat mutlak dan
universal.
Modul terintegrasi nilai-nilai keislaman juga dapat digunakan sebagai pemecahan
berfikir kritis dalam pemecahan masalah yang lebih kompleks dan menuntut pola
yang lebih tinggi.Berfikir kritis lebih banyak berada pada kendali otak kiri dengan
yang dihadapi.
2) Studi Literatur
Modul ini tidak hanya mengantarkan siswa pada ketercapaian ilmu sains saja, tetapi
juga nilai-nilai islami yang dapat membentuk karakter siswa untuk dapat memiliki
menambah sikap religius siswa, hal ini karena adanya keintegrasian materi dengan
ayat-ayat Al-Qur‟an.
Al-Qur‟an yang telah Allah turunkan. Materi sistem reproduksi merupakan salah satu
materi yang mudah dipahami oles siswa yang berada di jenjang SMA.
yang berkaitan dengan materi pelajaran sistem reproduksi, buku-buku teks yang
dari studi literatur maka diperoleh bahwa: (1) Kegiatan pembelajaran pada materi
sistem reproduksitidak hanya dilakukan secara teori dan fokus kepada buku, namun
juga secara praktis ; (2) modul biologi terintegrasi nilai-nilai-nilai keislaman memiliki
manfaat yang beragam, modul ini mengantarkan siswa pada pengetahuan ilmu sains
dan nilai-nilai religius. Modul ini dilengkapi dengan soal yang mengantarkan siswa
materisistem reproduksi merupakan materi dengan cakupan yang cukup luas berupa
modul pembelajaran, maka dilakukan analisis kebutuhan. Hasil dari analisis tersebut
tersebut sebagai berikut: (1) Dibutuhkan modul yang dapat mengintegrasikan nilai-
nilai keislaman pada materi sistem reproduksi sebagai bahan ajar pembelajaran dan
pembelajaran berupa teori yang mengintegrasi nilai-nilai keislaman yang layak untuk
menggunakan desain corel draw yang dilengkapi dengan soal sebagai pemecahan
masalah pada kemampuan berfikir krtis siswa. Dalam pengembangan modul Biologi
Qur‟an. materi sistem reproduksi dari sistem organ reproduksi laki-laki dan
Menstruasi, fertilisasi berdasrkan surat Al-Zumar ayat 6, tahap pra embrio QS AL-
Qiyamah ayat 37-38, QS Al-Insn ayat 1-2, tahap embrio QS Al-Qiyamah 38-39 dan
QS Al-Mukminun 14, dan tahap fetus QS sajdah ayat 9 dan QS Nuh 14. Dan
menggunakan berbagai ilustrasi gambar yang sesuai dengan materi sistem reproduksi.
dan sampul modul yang terlihat jelas danlebih menarik. Melengkapi gambar-
digunakan tidak ambigu. Menggunakan kalimat efektif, serta bahasa yang baku.
bahwa pembelajaran di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung belum optimal dari segi
bahan ajar. Bahan ajar yang digunakan masih belum terintegrasi nilai-nilai keislaman
dan hanya mengantarkan siswa pada ketercapaian ilmu sains saja.Bahan ajar yang
digunakan masih memiliki kekurangan dari segi kelengkapan materi, materi yang
tidak lengkap hanya dilengkapi dari sumber internet.Bahan ajar yang digunakan
belum menggunakan modul, dan hanya menggunakan buku paket dan LKS.
peserta didik dalam menambah pengetahuan religius peserta didik, yang tidak hanya
mengacu pada ilmu sains saja tetapi juga ilmu yang medasari al-qur‟an. Modul yang
dipadukan dalam ayat Al-Qur‟an ini akan lebih menarik siswa untuk belajar biologi
dan menambah keyakinan siswa bahwa segala ilmu bersumber dari Al-Qur‟an.Serta
dapat melatih dalam memecahkan masalah melalui soal dengan kemampuan berfikir
kritis.
Pada tahap ini penulis menemukan potensi dan masalah yang berdasarkan
b. Media: bahan ajar dulunya LKS dan buku paket yang digunakan hanya
dalam pengetahuan sains dan religius, dan melatih siswa dalam pemecahan
Berdasarkan produk awal yang telah dibuat dan data yang diperoleh, penulis
dibagi menjadi dua bagian yaitu di kegiatan pembelajran 1 berupa sistem organ
reproduksi ada yang terintegrasi dengan ayat Al-Qur‟an ada yang tidak, karena dalam
materi sistem sistem reproduksi tidak semua terdapat ayat Al-Qur‟an yang dapat
Adapun sub materi yang tidak terintegrasi dengan ayat-ayat Al-Qur‟an yaitu
Tabel.4.1
Hasil pengembangan modul biologi terintegrasi nilai-nilai keislaman
1 Keintegrasian QS Al-Muminun
13 pada sub materi
spermatogenesis, yang
menjelaskan tentang proses
pembentukan sperma
2 Keintegrasian QS Al-Zumar 6
pada sub materi fertilisasi,
yang mengungkapkan seorang
bayi melalui
4 Keintegrasian QS Al-Qiyamah
38-39 pada sub materi
fertilisasi pada tahap
perkembangan embrio
5 Keintegrasian QS Sajdah 9
yang menjelaskan
perkembangan janin pada
tahap fetus.
a. Media
menggunakan desain berupa corel draw. Mendesain bagian dalam isi menggunakan
kaligrafi dengan nuansa islam. Mendesain tampilan gambar pada materi dengan
warna yang kontras.Mendesain peta konsep modul, daftar isi, kegiatan pembelajaran,
dilengkapi dengan khazanah islami, kegiatan uji kompetensi, glosarium dan daftar isi.
Modul keintegrasian nilai-nilai keislaman ini dilengkapi dengan ayat al-Qur‟an yang
Tabel 4.2
Desain Media
No Isi Tampilan
No Isi Tampilan
2 Disajikan untuk
membantu siswa dalam
menemukan halaman
yang diinginkan untuk
mempelajari modul
1 Digunakan untuk
membantu keseluruhan isi
materi yang dilengkapi
dengan ayat-ayat Al-
Qur‟an yang terkait
No Isi
Tampilan
2
3 Materi
Disajikan dalam kolom
dari berwarna untuk
menyajikan konsep
gambar bersama dengan
sumber dengan judul
gambar yang jelas.
No Isi Tampilan
4 Uji kompetensi
Sebagai pengukur sejauh
siswa memahami materi
yang terdapat dalam
modul.
5 Wacana
Wacana di dalam modul
membantu dalam melatih
kemampuan berfikir kritis
siswa
No Isi Tampilan
6 Membantu memahami
kata dan istilah penting
dalam modul
7 Member informasi
mengenai refrensi atau
sumber materi di dalam
modul.
c. Bahasa
Memperbaiki setiap kata dan kalimat serta penggunaan tanda baca agar lebih
atau mengandung banyak makna.Di dalam modul banyak kalimat yang digunakan
kalimat yang jelas dan efektif agar lebih mudah untuk dipahami.
4. Validasi Desain
Validasi desain dilakukan oleh beberapa tenaga ahli yang sudah
peneliti.Peneliti memberikan lembar angket penilaian dari dua orang ahli media yaitu
Komarudin, M.Pd dan Dr. H. Agus Jatmiko M.Pd, dua orang ahli materi Marlina
Kamelia M.Sc,dua orang ahli bahasa yaitu Nurul Hidayah M.Pd dan Untung
Nopriyansah M.Pd dan satu ahli keterpaduan ayat-ayat Al-Qur‟an dan materi yaitu
terdapat beberapa pernyataan dari 20 pernyataan seluruhnya yang diisi oleh 2 orang
ahli media. Dosen validasi ahli media terdiri dari 2 dosen ahli dibidang teknologi
menggunakan angket yang sama untuk kedua dosen ahli media. Penilaian ahli media
Tabel 4.3
Tabulasi Uji Ahli Media Pada Produk Awal
Jumlah tiap Skor
Aspek Persentase Kriteria
aspek Maksimal
Aspek desain sampul
38 48 79% Layak
pembelajaran
Sangat
Aspek desainisi modul 88 104 84%
Layak
Jumlah total 126
Skor Maksimal 152
Persentase 82 %
Kriteria Sangat Layak
Sumber: data primer yang diolah
Berdasarkan hasil uji tabulasi ahli media diatas diperoleh jumlah total 126
dengan skor maksimal 152 dengan persentase 82% dan dinyatakan dalam kriteria
sangat layak. Pada aspek desain sampul pembelajaran diperoleh jumlah skor 38dari
aspekdesain isi modul diperoleh jumlah skor 88 dari skor maksimal 104 dengan
Tabel 4.4
Tabulasi Uji Ahli Media Pada Produk Setelah Perbaikan
Jumlah tiap
Aspek Skor Maksimal Persentase Kriteria
aspek
Aspek desain
Sangat
sampul 40 48 83%
Layak
pembelajaran
Aspek desain isi Sangat
89 104 85%
modul Layak
Jumlah total 129
Skor Maksimal 152
Persentase 84%
Kriteria Sangat Layak
Sumber: data primer yang diolah
Pada tabulasi uji media produk setelah revisi didapat jumlah total 129 dengan
skor maksimal 152 dengan persentase 84,86% dan kriteria sangat layak. Pada aspek
desain sampul pembelajaran diperoleh skor 40 dengan skor maksimal 48 dengan
persentase 83% dinyatakan sangat layak. Pada aspek desain isi modul diperoleh skor
89 dan sekor maksimal 104 dengan persentase 85 % dinyatakan sangat layak.Hal ini
Ahli materi menilai tentang isi materi sistem reproduksi. Ahli materi yang
menjadi validator dalam penelitian ini adalah dua orang dosen Pendidikan Biologi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung. Data diperoleh dengan
komentar terhadap isi materi sistem reproduksi.Angket validasi untuk ahli materi,
satu dosen ahli materi biologi yaitu fatimatuzzahra, M. Si dan satu dosen ahli
materimarlina kamelia, M. Sc. Penilaian dari kedua ahli materi pada produk awal
disajikan dalam tabel berikut ini:Setelah melakukan penilaian maka diketahui hal-hal
yang perlu untuk direvisi. Penilaian dari ahli materi pada produk awal disajikan
Tabel 4.5
Tabulasi Uji Ahli Materi Pada Produk Awal
Skor
Aspek Jumlah tiap aspek Persentase Kriteria
Maksimal
Aspek kelayakan isi materi 74 104 71% Layak
Jumlah total 74
Skor Masksimal 104
Persentase 70%
Kriteria Layak
Sumber: data primer yang diolah
Pada tabulasi uji materi produkdidapat persentase 70%, dengan jumlah total
74 dan skor maksimal 104 dan dinyatakan layak. Pada aspek kelayakan isi materi
memperoleh jumlah 74, skor maksimal 104 dengan presentase mencapai 70% dan
skor 70 %. Hal ini menunjukan bahwa jumlah skor pada setiap aspek layak.
Tabel 4.6
Tabulasi Uji Ahli Materi Pada Revisi
Jumlah
Aspek Skor Maksimal Persentase Kriteria
tiap aspek
Aspek kelayakan isi
79 104 75% Layak
materi
Jumlah total 79
Skor Masksimal 104
Persentase 75%
Kriteria Layak
Pada tabulasi uji materi produk setelah revisi didapat jumlah total 79 dengan
skor maksimal 104 dengan persentase 75% dengan mencapai kriteria layak. Pada
aspek kelayakan isi jumlah 79, skor maksimal yang dicapai 104 dengan mencapai
presentase 75 % kriteria pada kelayakan isi materi adalah layak. Hal ini menunjukan
Ahli bahasa menilai tentang bahasa yang digunakan pada materi sistem
reproduksi. Ahli bahasa menjadi validator dalam penelitian ini adalah dua orang
dosen yaitu Nurul Hidayah M,Pddan Untung Nopriansyah M,Pd. Data diperoleh
dengan memberikan angket. Ahli bahasa kemudian memberikan penilaian, saran dan
direvisi yaitu perhatikan aturan pada penulisan EYD, memperbaiki penggunaan diksi
(pilihan kata), dan menggunakan kalimat yang efektif. Penilaian dari ahli bahasapada
Tabel 4.7
Tabulasi Uji Ahli Bahasaawal
Jumlah tiap
Aspek Skor Maksimal Persentase Kriteria
aspek
Kebahasaan 69 88 78% Layak
Jumlah total 69
Skor Maksimal 88
Persentase 78%
Kriteria Layak
Sumber: data primer yang diolah
Berdasarkan hasil uji tabulasi ahli media diatas diperoleh jumlah total 69
dengan skor maksimal 88 dengan persentase 78% dan dinyatakan dalam kriteria
layak.Pada aspek bahasa diperoleh jumlah total 69 dengan skor maksimal 88 dan
mencapai presentase 78%. Tabulasi hasil validasi oleh ahli ahli bahasa pada produk
awal dan produk setelah direvisi disajikan dalam bentuk tabel 4.8 berikut ini:
Tabel 4.8
Tabulasi Uji Ahli BahasaRevisi
Jumlah tiap
Aspek Skor Maksimal Persentase Kriteria
aspek
Sangat
Kebahasaan 76 88 86,36%
Layak
Jumlah total 76
Skor Maksimal 88
Persentase 86%
Kriteria Sangat Layak
Sumber: data primer yang diolah
Pada tabulasi uji bahasa setelah revisi didapat jumlah total 76 dengan skor
maksimal 88 dengan persentase 86% dan kriteria sangat layak. Pada aspek bahasa
sangat layak.Hal ini menunjukan bahwa terdapat kenaikan jumlah skor pada uji
yang digunakan pada materi sistem reproduksi pada manusia. Ahli keterpaduan yang
menjadi validator dalam penelitian ini adalah satu orang dosen yaitu Umi hijriyah,
ayat Al-Qur‟an dengan materi sistem reproduksi. Setelah melakukan penilaian maka
diketahui hal-hal yang perlu untuk direvisi yaitu memperbaiki tulisan ayat-ayatnya.
Penilaian dari ahli keterpaduan pada produk awal disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.9
Tabulasi Uji AhliKeterpaduan Pada Produk Awal
Jumlah tiap
Aspek Skor Maksimal Persentase Kriteria
aspek
Keintegrasian Sangat
39 44 88%
ayat Al-Qur‟an Layak
Jumlah total 39
Skor
44
Maksimal
Persentase 88%
Kriteria Sangat Layak
Pada tabulasi uji keterpaduan pada tahap awal keintegrasian ayat Al-Qur‟an
didapat jumlah total 39 dengan skor maksimal 44 dengan persentase 88% dan kriteria
sangat layak. Setelah direvisi diperoleh jumlah total 49 dengan skor maksimal 44
dengan persentase 98% dinyatakan sangat layak.Hal ini menunjukan bahwa terdapat
kenaikan jumlah skor pada uji keterpaduan. Tabulasi hasil validasi oleh ahli bahasa
awal dan produk setelah direvisi disajikan dalam bentuk diagram berikut ini:
Tabel 4.10
Tabulasi Uji AhliKeterpaduan Revisi
Jumlah tiap
Aspek Skor Maksimal Persentase Kriteria
aspek
Keintegrasian Sangat
49 44 98%
ayat Al-Qur‟an Layak
Jumlah total 49
Skor Maksimal 44
Persentase 98%
Kriteria Sangat Layak
Tabulasi hasil validasi ahli media, materi, bahasa, ahli keterpaduandan respon
berikut:
120
100
80
60 sebelum
sesudah
40
20
0
media materi bahasa keterpaduan
Gambar 4.1
Tabulasi sebelum dan sesudah revisi para ahli
Tabel 4.11
Hasil Validasi Soal Berpikir Kritis Pada Modul
Jumlah tiap Skor
Aspek yang dinilai Persentase Kriteria
aspek Maksimal
Aspek Materi 32 40 80% Sangat Layak
Aspek Konstruksi 28 40 70% Layak
Aspek Bahasa 30 40 75% Layak
Jumlah Total 90
Skor Maksimal 120
Persentase 75%
Kriteria Sangat Layak
Sumber: Dokumentasi pribadi penelitian
Jumlah nilai validasi soal berpikir kritis pada media oleh kedua validator dari
aspek materi adalah 32 dengan skor maksimal 40, maka diperoleh nilai persentase
sebesar 80%, Jumlah nilai validasi soal berpikir kritis pada media oleh kedua
validator dari aspek konstruksi adalah 28 dengan skor maksimal 40, dan diperoleh
persentase sebesar 70%. Jumlah nilai validasi soal berpikir kritis pada media oleh
kedua validator dari aspek bahasa adalah 30 dengan skor maksimal 40, maka
diperoleh nilai persentase sebesar 75%. Hasil validasi soal berpikir kritis pada media
dalam aspek bahasa dan aspek lugas dinyatakan sangat layak. Jumlah nilai secara
keseluruhan dari kedua ahli adalah 90 dan skor maksimal sebesar 120, maka
persentase secara keseluruhan dari kedua ahli adalah 75% sehingga dinyatakan layak
untuk digunakan.
Setelah produk selesai melalui tahap validasi oleh dosen ahli materi, ahli
media, ahli keterpaduan dan dosen ahli bahasa selesai. Selanjutnya produk diberikan
ke guru mata pelajaran Biologi disekolah tempat penelitian untuk mengetahui respon
guru terhadapa produk yang dikembangkan. Respon guru Biologi terdiri dari dua
orang guru ditempat penelitian SMA Al-Kautsar Bandar Lampung. Adapun hasil
Tabel 4.12
Tabulasi Hasil Respon Guru Biologi Terhadap Modul
Jumlah tiap Skor
Aspek Persentase Kriteria
aspek Maksimal
Kebenaran materi dan
24 36 66% Layak
konsep
Kedalaman dan keluasan
30 40 75% Layak
konsep materi
Daya tarik 26 40 65% Layak
Sangat
Format 13 16 81%
layak
evaluasi 12 16 75% Layak
Glosarium 6 8 75% Layak
Jumlah total 111
Skor Maksimal 156
Persentase 71%%
Kriteria Layak
Sumber: data primer yang diolah
Lampung.Pada aspek kebenaran materi dan konsep mendapat skor 24 dari skor
kedalaman dan keluasan konsep materi mendapat skor 30 dari skor maksimal 40
dengan presentase 75% dan mendapat kriteria layak. Aspek daya tarik mendapat skor
81% Dan Mendapatkan Kriteria sangat layak. Dan aspek glosarium dengan
5. Revisi Desain
Setelah desain produk divalidasi melalui penilaian ahli materi, ahli media, ahli
keterpaduan dan guru Biologi kelas XI, peneliti melakukan revisi terhadap desain
a. Ahli Materi
Hasil validasi yang diberi saran perbaikan oleh ahli materi digunakan sebagai
Tabel 4.13
Tabel Revisi Materi
No Sebelum Revisi
Sesudah Revisi Keterangan
1 Menghilangkan
1gambar janin
dan
membenarkan
kalimat yang
kurang efektif
No Sebelum Revisi
Sesudah Revisi Keterangan
2 Menambahkan
siklus
menstruasi
3 Menghilangkan
fungsi fertilisasi
dan
menjelaskan
proses
b. Ahli Media
Hasil validasi yang diberi saran perbaikan oleh ahli media digunakan sebagai
Tabel 4.14
Tabel sebelum dan sesudah revisi media
NO Sebelum Revisi Sesudah Revisi Keterangan
1 Mengubah
cover depan
dengan
mengganti
warna
bayground
dan gambar
2 Menyusu n
dafar isi agar
lebih
rapih
No Sebelum Revisi
Sesudah Revisi Keterangan
3
Penyusunan
kalimat pada
uji
kompetensi
kurang rapih
4 Bayground
tampilan
sebelum
revisi
menggunaka
n daun dan
berubah
menjadi
kaligrafi
c. Ahli Keterpaduan
Hasil validasi yang diberi saran perbaikan oleh ahliketerpaduan digunakan
berikut:
Tabel 4.15
Sebelum dan sesudah revisi keterpaduan
No
Sebelum Revisi Sesudah Revisi Keterangan
1 Memperjelas
jenis huruf ayat
Setelah produk melalui tahap validasi oleh ahli materi, ahli media, ahli
keterpaduan dan ahli bahasa serta telah selesai diperbaiki, selanjutnya produk diuji
cobakan dengan uji coba kelompok kecil yang terdiri dari 12 peserta didik, uji coba
kelompok besar yang terdiri dari 30 peserta didik. Adapun hasil uji coba produk
sebagai berikut:
Lampung.Pada uji skala kecil menggunakan 12 orang yang berbeda.Pada uji skala
kecil terdapat saran dari siswa untuk modul biologi terintegrasi nilai-nilai keislaman
untuk memberdayakan berfikir kritis siswa kelas XI yaitu, gambar yang ada pada
modul lebih diperjelas.Berdasarkan hasil uji coba produk skala kecil dapat
diketahui bahwa memperoleh jumlah total 622 skor maksimal 768 dengan
keislaman.Dalam pelaksanaan uji coba, langkah awal yang dilakukan peneliti adalah
dikembangkan.
Uji coba skala luas dilakukan di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung pada
kelas XII IPA 1 yaitu sebanyak 30 siswa. Hasil respon peserta didik terdiri dari 30
siswa terhadap produk yang dikembangkan mendapatkan jumlah total 1759 dengan
skor maksimal 1920 presentase 91% dengan kriteria sangat layak. Berdasarkan tabel
dalam kriteria sangat layak (sangat menarik) untuk digunakan dalam proses
pembelajaran.
95
90
85
uji skala luas
80
uji skala kecil
75
70
uji skala kecil uji skala luasi
Gambar 4.2
Tabel hasil uji skala kecil dan luas
peningkatan saja dan mengabaikan ada tidaknya suatu hubungan antara modul biologi
100
80
60
sebelum
40
sesudah2
20
0
sebelum sesudah
Gambar 4.3
Presentase tabulasi hasil berfikir kritis sebelum dan sesudah menggunakan
modul
kemampuan berpikir kritisnya masih belum berkembang atau masih rendah. Namun
7. RevisiProduk
dengan melalui uji kelompok kecil dan uji kelompok besar, hal ini bertujuan untuk
kelompok kecil terdiri dari 12 siswa dan uji kelompok besar terdiri dari 30
siswa.Berdasarkan uji coba produk dari uji kelompok kecil dan kelompok besar maka
dapat diketahui bahwa produk dapat mencapai kriteria kelayakan yang sangat
tinggi,sehingga tidak dilakukan uji coba ulang. Selanjutnya media pembelajaran dapat
dimanfaatkan sebagai salah satu sumber belajar dan digunakan guru SMA Al-Kautasr
B. Pembahasan
pengetahuan dan meningkatkan mutu kehidupan serta martabat manusia seperti yang
diharapkan.53Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka
teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk
53
Resti Yulianti,” Pengembangan Modul Pengintegrasian Nilai Keislaman Melalui Model
Pembelajaran Kooperatif tipenumbered heads together (nht),” jurnalPendidikan Biologi FKIP
Universitas Muhammadiyah Metro. ISBN : 978-602-70313-2-6.
54
Undang-Undang No 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Presiden Republik Indonesia,
Pasal 1 (Jakarta : Sinar Grafika, 2013), h. 3.
55
Novianti, “ Integrasi Nilai Islam Dalam Pembelajaran Ipa (Perspektif Pendidikan Islam)”,jurnal IAIN
Syekh Nurjati Cirebon, Vol. XXXVIII No.3 2013 1435. h. 485.
Integrasi nilai dalam pendidikan merupakan bantuan untuk siswa agar lebih
mengajarkan siswa melalui sejumlah mata pelajaran, tetapi mencakup seluruh proses
pendidikan. Pendidikan nilai dapat ditanamkan kepada siswa tidak hanya melalui
Pengertian integrasi sains dan teknologi dengan Islam dalam konteks sains
tersebut akan muncul dengan adanya pengetahuan dasar tentang ilmu – ilmu
Islam.Oleh sebab itu, ilmu-ilmu Islam dan kepribadian merupakan dua aspek yang
saling menopang satu sama lain, dan secara bersama-sama menjadi sebuah fondasi
56
Faiz Hamzah, “Studi Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Berbasis IntegrasiIslam – Sains pada
Pokok Bahasan Sistem Reproduksi Kelas IXMadrasah Tsanawiyah,” Journal Pendidikan
Islam,Volume 1 , Nomor 1 , September 2015 ISSN 2502-0668.
padapembelajaran dapat menjadi solusi untuk menanamkan nilai-nilai spiritual pada siswa.57
mempelajari ilmu tersebut tidak hanya bertambah pengetahuan ilmu sains nya saja
nilai islam juga akan menyadarkan siswa untuk lebih dekat dengan Tuhannya.
Keintegrasian ilmu sains dan nilai-nilai islam juga akan menambah keyakinan
siswa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, bahwa segala ilmu bersumber dari Al-Qur‟an,
kebenaran universal umumnya dan keislaman ilmu umum biologi. sebaliknya ilmu-
yang dapat dikatakan mampu berkompetensi dalam satu bidang ilmu tertentuyang
bersifat duniawi.Integrasi sains dan nilai-nilai keislaman yang dibangun atas dasar
nilai ketuhanan menambah keyakinan siswa. Namun, kesadaran ketuhanan tidak akan
57
Winarti,” Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika BermuatanIntegrasi Islam-Sains untuk
Menanamkan Nilai-NilaiSpritual Siswa Madrasah Aliyah,” jurnalUniversitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga.
58
Siti Fatonah,” integrasi Nilai-Nilai ajaran Islam dalam Pebelajaran (studi kasus pembelajaran kimia
di SMA islam terpadu abu bakar Yogyakarta),”
muncul tanpa adanya pengetahuan elementer tentang ilmu-ilmu Islam. Karena itu,
ilmu-ilmu Islam menjadi fondasi dari dua aspek yang saling menopang satu sama
Hal yang harus mendapatkan perhatian yaitu pernyataan bahwa Kitab Suci Al-
Qur‟an berasal dari Allah yang memiliki kebenaran mutlak dan tidak dapat dirubah.
Kebenaran yang mutlak ini menyebabkan Al-Qur‟an dapat dijadikan sebagai alat
yang berbicara tentang sains, merupakan bentuk langkah yang sangat mudah untuk
merupakan relevan dengan ilmu pengetahuan (sains) yang saat ini sangat pesat
berkembang.59
Pemahaman integrasi nilai-nilai Islam dalam ilmu sains tersirat dalam Al-
merupakan bagian yang terpisah dari agama. Sains merupakan bagian yang integral
dari agama Islam. Al-Quran menyatakan bahwa sains, seperti halnya tentang
kehidupan manusia yang merupakan bagian integral dari agama. Bahkan dalam
Ilmu pengetahuan alam atau sains merupakan ilmu yang mempelajari gejala-
gejala alam yang meliputi mahluk hidup dan mahluk tak hidup atau sains tentang
kehidupan dan sains tentang dunia fisik.61Sains mengajarkan kepada manusia tentang
untuk kebutuhan hidup. Sementara itu agama mengajarkan manusia tentang sistem
nilai. Agama mengajarkan tentang nilai ketakwaan terhadap Khaliq serta nilai
kebaikan terhadap sesama, sehingga keduannya tidak bertentangan dan tidak dapat
Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode,
mandiri. Waktu belajar untuk menyelesaikan satu modul tidak harus sama, berbeda
8
Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahanya (Bandung,: Syamil Cipta Media. 2000), h. 604.
61
P. Rahayu, “Pengembangan Pembelajaran ipa terpadu Dengan menggunakan model pembelajaran
problem base melalui lesson study,” Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. JPII 1 (1) (2012) 63-70.
beberapa menit sampai beberapa jam. Modul dapat digunakan secara individual atau
gabungan dalam suatu variasi urutan yang berbeda. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa modul adalah bahan ajar yang disusun secara sistematis dan menarik
yang mencakup isi materi, metode, dan evaluasi yang dapat digunakan secara
mandiri.
mengikuti kaidah dan elemen yang mensyaratkannya. 62Dalam peneltian ini peneliti
mencoba mengembangkan bahan ajar cetak berupa modul yang terintegrasi dengan
komponen yang terdiri dari 1)petunjuk penggunaan modul bagi guru dan siswa 2)
validasi dan diperbaiki pada tahap revisi produk, modul biologi terintegrasi nilai-
62
Yuliawati, “Pengembangan Modul pembelajaran sains Berbasis Integrasi Islam-sains untuk Peserta
Didik Difabel netra mi/sd Kelas 5 Semester 2 Materi Pokok Bumi dan Alam Semesta,” Jurnal
Pendidikan IPA Indonesia.
nilai keislaman terbukti mudah digunakan dengan memperoleh kriteria layak untuk
setiap para ahli yaitu ahli keterpaduan, ahli media, ahli bahasa dan ahli materi.
terdiri dari sub materi pokok sistem organ reproduksi laki-laki dan perempuan, dan
sub materi pokok yaitu menstruasi, fertilisasi dan kehamilan, dalam pengembangan
modul ini melalui beberapa tahapan untuk dapat menghasilkan sebuah modul yang
beberapa tahap dari beberapa ahli yaitu ahli materi, ahli bahasa, ahli keterpaduan dan
ahli media.Pada penilaian ahli materi menggunakan 2 validator yaitu ahli validator 1
dan ahli validator 2.Penilaian materi tersebut dilakukan dengan cara mengisi lembar
skala penilaian modul pembelajaran yang telah disediakan. Lembar penilaian tersebut
penilaian.Penilaian skor modul pada ahli materi dengan tahap awal memperoleh
presentase yaitu Pada aspek kelayakan isi materi memperoleh jumlah 74, skor
maksimal 104 dengan presentase mencapai 71% dan skor 71 %. Hal ini menunjukan
bahwa jumlah skor pada setiap aspek layak.Pada tahap awal dalam materi terdapat
banyak perbaikan dari segi kejelasan materi, keluasan materi dan keakuratan
materi.Revisi materi yang dilakukan sesuai dengan saran dari para ahli ini nantinya,
sumber belajar dalam proses pembelajaran. Revisi materi perlu dilakukan agar modul
materi pada modul di revisi terdapat kenaikan jumlah, skor maksimal, dan presentase
yang diperoleh dari validator yaitu aspek kelayakan isi jumlah 79, skor maksimal
yang dicapai 104 dengan mencapai presentase 75 % kriteria pada kelayakan isi
materi adalah layak, sehingga modul untuk penilaian materi mendapatkan kriteria
yang layak.
Pada ahli bahasa menggunakan 2 validator yaitu ahli validator 1 dan ahli
validator 2 Dalam penilaian bahasa skor presentase pada tahap ini dengan tahap awal
dinyatakan dalam kriteria layak.Pada aspek bahasa diperoleh jumlah total 69 dengan
skor maksimal 88 dan mencapai presentase 78,40 %.pada uji kelayakan aspek bahasa
terdapat beberapa isi aspek yang harus diperbaiki dari segi kebakuan istilah,
EYD, dan ketepataan ejaan. Setelah kalimat bahasa di perbaiki terdapat kenaikan
presente pada penilaian kedua validator, yaitu diperoleh jumlah Pada uji kelayakan
bahasa setelah revisi diperoleh skor 76 dengan skor maksimal 88 dengan persentase
Setelah itu pada ahli media menggunakan dua validator yaitu ahli validator
1dan ahli validator 2 pada penilaian dari kedua validator media dengan tahapan awal
memperoleh jumlah total 126 dengan skor maksimal 152 dengan persentase 82%
dan dinyatakan dalam kriteria sangat layak. Pada aspek tampilan diperoleh jumlah
skor 38 dari skor maksimal 48dengan persentase 79% dinyatakan dalam kriteria
layak, aspekpenyajian modul diperoleh jumlah skor 88 dari skor maksimal 104
dengan persentase 84% dinyatakan dalam kriteria sangat layak.Setelah modul direvisi
diperoleh jumlah total 126 dengan skor maksimal 152 dengan persentase 82% dan
dinyatakan dalam kriteria sangat layak. Pada aspek tampilan diperoleh jumlah skor 38
dari skor maksimal 48 dengan persentase 79% dinyatakan dalam kriteria layak, aspek
penyajian modul diperoleh jumlah skor 88 dari skor maksimal 104 dengan persentase
yang digunakan pada materi sistem reproduksi pada manusia. Ahli keterpaduan yang
menjadi validator dalam penelitian ini adalah satu orang dosen yaitu ahli validator 1
penilaian, saran dan komentar terhadap keterpaduan antara ayat Al-Qur‟an dengan
materi sistem reproduksi. Setelah melakukan penilaian maka diketahui hal-hal yang
perlu untuk direvisi, yaitu ukuran pada ayat yang harus lebih diperjelas. keterpaduan
sebelum direvisi didapat jumlah total 39 dengan skor maksimal 44 dengan persentase
88% dan kriteria sangat layak. Setelah direvisi diperoleh jumlah total 49dengan skor
Validasi soal berpikir kritis dilakukan oleh satu orang ahli validator 1 dan
mendapatkan nilai pada aspek materi yaitu, 32 dengan skor maksimal 40, maka
diperoleh nilai persentase sebesar 80%, Jumlah nilai validasi soal berpikir kritis pada
media oleh kedua validator dari aspek konstruksi adalah 28 dengan skor maksimal
40, dan diperoleh persentase sebesar 70%. Jumlah nilai validasi soal berpikir kritis
pada media oleh kedua validator dari aspek bahasa adalah 30 dengan skor maksimal
40, maka diperoleh nilai persentase sebesar 75%. Hasil validasi soal berpikir kritis
pada media dalam aspek bahasa dan aspek lugas dinyatakan sangat layak. Jumlah
nilai secara keseluruhan dari kedua ahli adalah 90 dan skor maksimal sebesar 120,
maka persentase secara keseluruhan dari kedua ahli adalah 75% sehingga dinyatakan
Modul adalah salah satu bentuk bahan ajar, yang dapat digunakan oleh siswa
pembelajaran bagi siswa merupakan salah satu faktor penyebab masih berlakunya
model pembelajaran ceramah yang sekaligus menjadi salah satu faktor penyebab
luar kelas.Modul yang tersedia di sekolah hanya berisi materi umum yang
63
Yuliawati Susana, “Pengembangan Modul IPA Terpadu Berbasis Berpikir Kritis dengan Tema
Ventilator pada Siswa SMPp/MTSkelas VIII,” jurnal inkuiri ISSN: 2252-7893, vol 4, no. 2, 2015.
sebenarnya telah banyak dikembangkan dalam buku-buku pelajaran. Selain itu, guru
masih banyak menggunakan sumber belajar yang tersedia di pasaran yang tidak
sesuai dengan kondisi dan potensi sekolah maupun karakteristik siswa. 64Modul
Modul dianggap lebih efektif dan lebih menarik dalam menyajikan materi,
konsep dan meningkatkan motivasi siswa. modul merupakan bahan ajar mandiri
memahami materi.
prilaku atau sikap orang lain. Proses pembelajaran merupakan bagian dari usaha
kegiatan pembelajaran diperlukan agar dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.
pembelajaran.Salah satu ilmu sains dalam pembelajaran yang harus mencapai tujuan
lingkungannya. Biologi mencangkup materi, teori dan peran yang amat banyak, serta
selalu mengalami perkembangan seiring dengan tujuan yang harus dicapai. Mata
64
Ratna Widyaningrum, “pengembangan modul berorientasi poe (predict,observe, explain)
berwawasan lingkunganpadamateri pencemaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa ,” jurnal
Program Studi Pendidikan Sains Program Pascasarjana
pelajaran biologi sebagai bagian dari bidang sains, menuntut kompetensi belajar pada
dan takwa.66
Pendidikan biologi merupakan bagian dari pendidikan sains dan salah satu
yang ada. Biologi merupakan salah satu mata pelajaran untuk meningkatkan ilmu
bertaqwa kepada Allah SWT.Selain itu materi biologi dapat diintegrasikan dengan
nilai-nilai keislaman, dan juga merupakan salah satu mata pelajaran yang diapandang
merupakan salah satu materi yang bersifat kontekstual atau erat kaitannya dengan
kehidupan sehari-hari.67Karena objek ilmu biologi itu terdiri makhluk hidup yaitu
65
Lira Andika Falta, “ Pengembangan Perangkat Pembelajaran Biologi Bernuansa Karakter Dan
Kontekstual Pada Materi Sistem Reproduksi Untuk Siswa Smp,”
66
Nashruddin Yusuf,” perspektif islam tentang pengintegrasian ilmu akhlak dalam Pembelajaran Ilmu
sains dan penerapannya di lembaga pendidikan islam”.
67
Bima Dwi Pranata,” Pengembangan Modul Pembelajaran Biologi Berbasis discovery inquiry pada
Materi Sistem Reproduksi Untuk Siswa Kelas XI SMA,”Jurnal FMIPA Universitas Negeri Malang.
manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan serta hubungannya dengan kehidupan.Semua
objek kajian ilmu biologi merupakan ciptaan Tuhan.Oleh sebab, itu manusia harus
di sekolah SMA Al-Kautsar Bandar Lampung. Bahan ajar yang digunakan di SMA
Modul terintegrasi nilai-nilai keislaman akan menambah iman dan taqwa serta
keyakinan peserta didik bahwa segala ilmu bersumber dari Al-Qur‟an. Modul
terintegrasi nilai-nilai keislaman ini akan mendorong peserta didik untuk lebih aktif
dalam belajar mandiri. Nilai-nilai integrasi dengan ayat Al-Qur‟an dapat diajarkan
kepada siswa melalui pembelajaran biologi contoh pada materisistem reproduksi. Melalui
pembelajaran ini siswa dapat diberikan pemahaman bahwa proses penciptaan manusia
68
Nashruddin Yusuf,” Perspektif Islam Tentang Pengintegrasian Ilmu Akhlak dalam Pembelajaran
Ilmu Sains dan Penerapannya di Lembaga Pendidikan Islam.”
disertai dengan soal indikator ennis dan kegiatan diskusi yang dapat mengembangkan
Setelah produk melalui tahap validasi oleh ahli materi, ahli media, ahli
keterpaduan dan ahli bahasa serta telah selesai diperbaiki, selanjutnya produk diuji
cobakan dengan uji coba kelompok kecil yang terdiri dari 12 siswa. Uji kelompok
kecil dilakukan di kelas XII A2 SMA Al-Kautsar Bandar Lampung.Pada uji coba
sangat layak.Pada uji skala kecil terdapat saran dari siswa untuk modul biologi
Uji coba skala luas dilakukan di SMA Al-Kautsar Bandar Lampung pada
kelas XII IPA 1 yaitu sebanyak 30 peserta didik. Pada uji kelompok luas
mendapatkan presentase 90% dengan kriteria sangat layak. Berdasarkan hasil angket
dinyatakan dalam kriteria sangat layak (sangat menarik) untuk digunakan dalam
proses pembelajaran.
telah diberikan dari siswa SMA Al-Kautsar Bandar Lampung menunjukan Siswa
sangat merespon positif dan mendukung adannya modul biologi terintegrasi nilai-
nilai keislaman, karena hal ini dapat menambah pengetahuan sains dan religius siswa
dari angket tanggapan siswa mencapai criteria sangat layak.Modul terintegrasi nilai-
berpikir kritis, dengan cara siswa menganalisis soal-soal yang telah menggunakan
indikator Ennis. Modul berbasis berpikir kritis akan lebih maksimal dalam
menggunakan aspek dari berpikir kritis itu sendiri.Kelebihan ini tentunya akan sangat
alasan dan klaim dari suatu kesimpulan maupun pendapat secara tertata dan jelas.
Rendahnya kemampuan berfikir kritis siswa dapat diatasi dengan melalui berbagai
cara yaitu melatih siswa untuk menganalisis, meningkatkan rasa ingin tahu,
sejak dini dan bagian dari perkembangan kognitif anak serta kreativitas anak dalam
berfikir kritis yang tinggi, karena pada dasarnya kemampuan berpikir kritis bukanlah
69
Tutik Fitri Wijayanti1,” Pengembangan Modul IPA Terpadu Berbasis Berpikir Kritis dengan Tema
Ventilator pada Siswa SMP/MTS Kelas VIII,” jurnal Inkuiri ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. 2, 2015.
kemampuan yang diberikan, tetapi kemampuan yang dapat dilatih dan harus
yang sesuai dengan tahap perkembangan kondisi anak. Melatih kemampuan berfikir
kritis harus dilakukan secara terus menurus untuk dapat meningkatkan ketrampilan
pembelajaran biologi selama ini cenderung hanya mengasah aspek mengingat dan
biologi merupakan proses ilmiah yang didasari dengan cara berfikir logis berdasarkan
untuk mempersiapkan generasi muda yang mampu mengambil keputusan yang baik
dan menjadi pemikir yang matang, sehingga mampu membawa bangsa ke arah yang
lebih baik.70
dengan cara pengajaran yang tepat. Kemampuan berpikir kritis dipengaruhi oleh
seseorang dapat mempengaruhi usaha seseorang untuk dapat berpikir kritis terhadap
70
Fachrurozi, “Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Kritis Dan Komunikasi Matematika Siswa Sekolah Dasar”,Jurnal pendidika MIPA Indonesia, Vol.4,
No.3, 2014.H.91
suatu masalah dalam kehidupan.71Kemampuan berpikir kritis setiap individu berbeda-
beda, tergantung pada latihan yang sering dilakukan untuk mengembangkan berpikir
kritis.
siswa lebih aktif dalam aktivitas kemampuan berpikir kritis agar siswa dapat
tersebut terkadang tidak berkembang dengan baik, maka diperlukan adanya metode
kegiatan praktikum membantu siswa untuk memahami suatu kejadian, melihat suatu
kejadian lebih rinci dari sebelumnya dan setelah itu mengingat kejadian tersebut. 72
Kemampuan berpikir kritis ini dirinci lebih lanjut dan lebih spesifik sesuai
penyelidikan untuk memecahkan masalah, (7) mengamati, (8) membuat grafik, (9)
71
Fakhriyah,”Penerapan Problem Based Learning Dalam Upaya Mengembangkan Kemampuan
Berpikir Kritis Mahasiswa”, Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. Vol.3 No.2, 2014.h 7
72
Septy Yustyan, “ Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Dengan Pembelajaran Berbasis Scientific
Approach Siswa Kelas X Sma Panjura Malang”Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia , Vol.1
No.2,2015.h.250-254
mengurangi kemungkinan kesalahan percobaan, (10) mengevaluasi, (11)
menganalisis. 73
kendalanya antara lain pembelajaran disekolah masih terfokus pada guru, dan fokus
pendidikan disekolah lebih pada yang bersifat menghafal pengetahuan saja. Bahwa
tingkat tinggi memiliki 4 pola berpikir yaitu berpikir kritis, berpikir kreatif,
berpikir yang lain. Hasrudin berpendapat bahwa kemampuan berpikir kritis sangat
penting bagi siswa untuk memecahkan masalah dan mengambil keputusan sesuai
dengan kebenaran ilmiah. Siswa akan lebih paham terhadap suatu konsep materi jika
73
Susilo , “Pengembangan Model Pembelajaran Ipa Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Motivasi
Belajar Dan Berpikir Kritis Siswa SMP”, Journal of Primary Educational , Vol.1 No1,2012.h.10
3. Modul biologi terintegrasi nilai-nilai keislaman memiliki penyajian soal
kenyataan yang ada hasil jawaban siswa menunjukan bahwa sebelum menggunakan
seluruh siswa yang mengerjakan. Berdasarkan persentase skor yang diperoleh, bahwa
rata persentase dari kemampuan berpikir kritis 82% dari seluruh siswa yang
dalam modul menggunakan soal dari aspek berpikir kritis itu sendiri. Penggunaan
langsung aspek berpikir kritis juga memiliki kelebihan yang lebih fleksibel dalam
materi pembelajaran yang digunakan, karena tidak terpaku dalam suatu sintaks seperti
kemampuan berpikir kritis jika isi modul mampu memancing siswa dalam berpikir
siswa untuk belajar secara aktif dan mandiri.Modul biologi terintegrasi nilai-nilai
keislaman ini merupakan modul yang dirancang dengan memadukan materi dengan
ayat-ayat Al-Qur‟an.Modul terintegrasi nilai keislaman ini berupa bahan ajar mandiri
untuk peserta didik yang dilengkapi dengan petunjuk penggunaan modul, dan
evaluasi dengan dilengkapi wacana.Sehingga peserta didik dituntut aktif dan mandiri
masih berupa LKS dan buku cetak dan belum terintegrasi nilai-nilai
respon yang sangat baik oleh peserta didik, respon daridua guru Biologi serta respon
peserta didik.
kembangkan.Adapun persentase kelayakan yang didapat oleh dua guru di SMA Al-
Kautsar Bandar Lampung adalah 77% dan 80% dengan kriteria sangat layak.Artinya
modul yang telah dikembangkan layak dan pantas untuk digunakan dalam proses
pembelajaran dikelas. Hal itu terbukti dengan nilai peserta didik yang besar dari pada
sebelumnya.
Penelitian yang dilakukan di uji cobakan melalui dua tahap yaitu uji kelompok
kecil dan uji kelompok besar dan tanggapan produk oleh Guru Biologi dengan
persentase yang diperoleh oleh dua guru 77% dan 80 %. Hasil uji coba skala kecil
mendapatkan jumlah skor 622, dan skor maksimal 768 dengan persentase sebesar
80% untuk uji kelompokbesar mendapat jumlah skor 1759 dengan jumlah maksimal
1920 dan memiliki presentase 91%dengan kriteria sangat layak. Hal tersebut
menunjukan bahwa tanggapan peserta didik terhadap modul biologi terintegrasi nilai-
nilai keislaman adalah baik. Peserta didik memberi respon yang positif terhadap
siswa meningkat yang ditunjukan pada tabel nilai yang diperoleh peserta didik.
kemampuan berpikir kritis peserta didik terbukti dengan nilai yang diperoleh peserta
didik.
Uraian dari masing-masing penilaian ahli materi, ahli media, ahli keterpaduan
dan ahli bahasa di atas maka dapat disimpulkan bahwa modul biologi terintegrasi
nilai-nilai keislaman untuk memberdayakan berfikir kritis siswa kelas XIsangat layak.
untuk memberdayakan berfikir kritis siswa kelas XI, peneliti menemukan hambatan-
2) Ukuran modul lebih lebar dari buku paket sehingga kurang praktis untuk dibawa
kemana-mana.
memebrdayak kemampuan berfikir kritis siswa kelas XI hanya sampai pada revisi
II dan tidak melakukan Desiminasi dan Implementasi Produk Akhir karena
penelitian ini dibatasi sampai pada tahap ketujuh dari sepuluh tahapan.
penelitian pengembangan ini sebatas melalui penilaian oleh dua ahli materi, dua
ahli bahasa, dua ahli media, ahli keterpaduan, dua guru biologi dan empat puluh
dua siswa.
kelayakan modul pembelajaran adalah 60,01%. Maka dengan hasil penilaian yang
diperoleh berdasarkan validasi oleh ahli media, ahli materi, ahli bahasa, ahli
kemampuan berfikir kritis siswa kelas XI lebih efektif dikarenakan media memiliki
beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan menggunakan bahan ajar LKS dan
ayat Al-Qur‟an.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Sani Ridwan, Sains Berbasis Alqur’an, Jakarta : Bumi Aksara. 2014.
Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahanya, Bandung : Syamil Cipta Media.
2000.
Fatonah Siti, “integrasi Nilai-Nilai ajaran Islam dalam Pebelajaran (Studi Kasus
Pembelajaran Kimia Di Sma Islam Terpadu Abu Bakar Yogyakarta),”
Fachrurozi, “Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Dan Komunikasi Matematika Siswa Sekolah
Dasar”,Jurnal pendidika MIPA Indonesia, Vol.4, No.3, 2014.H.91
Fakhriyah,” Penerapan Problem Based Learning Dalam Upaya Mengembangkan
Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa”, Jurnal Pendidikan IPA
Indonesia. Vol.3 No.2, 2014.h 7 .
Jumiati, “Penelitian Kajian Buku Ajar sains Madrasah Ibtidaiyah dalam Perspektif
Integrasi Sains dan Islam,” Jurnal Madrasyah Ibtidaiyah.
Maritalia Dewi, Sujono Riyadi, Biologi Reproduksi, Yogyakarta: Pustaka Belajar,
2012.
Mayanti Nifta Ruslina, “Pengaruh Penerapan Model Active Learning Tipe Question
Student Have (QSH) Terhadap Kemampuan Befikir kritis Peserta Didik Kelas
VIII pada Pelajaran IPA Terpadu di SMP N 1 Semaka Kabupaten
Tanggamus” (Skripsi Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan di
IAIN raden intan lampung, 2015.
Slameto, Belajar dan Faktor- Faktor yang mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta.
2003.
Wjs, Poerwardanita, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 2007
Wijayanti Tutik Fitri 1,” Pengembangan Modul IPA Terpadu Berbasis Berpikir
Kritis dengan Tema Ventilator pada Siswa SMP/MTS Kelas VIII,” jurnal
Inkuiri ISSN: 2252-7893, Vol 4, No. 2, 2015.
Winarti,” Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika Bermuatan Integrasi Islam-
Sains untuk Menanamkan Nilai-Nilai Spritual Siswa Madrasah Aliyah,”
jurnal Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Yatim Wildan, Reproduksi Dan Embriologi, Bandung : Tarsito.1982.