PTK 1 PDF
PTK 1 PDF
PTK 1 PDF
SKRIPSI
Oleh:
SKRIPSI
Oleh:
ii
MOTTO
Artinya: “(apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang
yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut
kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah
sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?"
Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.”
(QS. Az Zumar: 9)
v
PERSEMBAHAN
ridho Allah SWT dibawah naungan rahmat dan hidayah-Nya serta curahan cinta
Terlebih khususnya Ibundaku Samsinah. Terima kasih atas cinta dan kasih
sayang sepenuh hati, dukungan moril maupun materil serta doa untukku
telah memberiku dukungan moril dan materil dan terima kasih juga untuk
adikku Indah Iga Putri yang telah memberiku semangat dan menghiburku
vi
RIWAYAT HIDUP
April 1995. Anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Basroni dan Ibu
Samsinah.
tahun 2000 dan selesai pada tahun 2001, kemudian peneliti melanjutkan sekolah
di SD N 73 Bengkulu pada tahun 2002 selesai pada tahun 2007. Setelah itu
Negeri Raden Intan Lampung pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan
Pendidikan Fisika pada tahun 2015. Peneliti melaksanakan Kuliah Kerja Nyata
vii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang kita
memenuhi syarat-syarat dalam menyelesaikan studi pada program studi strata satu
Negeri Raden Intan Lampung guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd).
bimbingan dari berbagai pihak, sehingga penyusunan skripsi ini dapat berjalan
1. Ibu Prof. Dr. Hj. Nirva Diana, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
2. Ibu Dr. Yuberti, M.Pd dan Ibu Sri Latifah, M.Sc selaku ketua program
studi dan sekretaris program studi Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan
viii
3. Ibu Dr. Rina Budi Satiyarti, M.Si dan Bapak Sodikin, M.Pd selaku
kesabaran yang luar biasa dalam membimbing sejak awal hingga akhir
pembuatan skripsi.
4. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (khususnya dosen
program studi Pendidikan Fisika) yang telah memberikan ilmu yang tak
skripsi ini.
6. Guru mata pelajaran fisika Ibu Dra. Novarina yang telah memberikan
menempuh pendidikan.
semangat.
9. Semua pihak yang telah membantu dan tak mungkin satu per satu dapat
peneliti tuliskan.
ix
Peneliti berharap semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan
juga menyadari keterbatasan dan kekurangan yang ada pada penulisan skripsi ini.
Sehingga peneliti juga mengharapkan saran dan kritik yang membangun bagi
peneliti. Akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti dan juga
pembaca.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
x
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul .......................................................................... 1
B. Alasan Memilih Judul ................................................................. 2
C. Latar Belakang ............................................................................ 3
D. Rumusan Masalah ....................................................................... 12
E. Tujuan Manfaat Penelitian .......................................................... 12
xi
B. Tinjauan Pustaka....................................................................... 32
C. Kerangka Berpikir .................................................................... 34
D. Hipotesis Penelitian .................................................................. 35
xii
c. Uji Tingkat Kesukaran ..................................................... 58
d. Uji Daya Pembeda ........................................................... 59
2. Data Hasil Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran
Levels of Inquiry ................................................................... 60
3. Data Kemampuan Berpikir Kritis ......................................... 61
4. Uji Prasyarat ......................................................................... 62
a. Uji Normalitas .................................................................. 62
b. Uji Homogenitas .............................................................. 63
5. Uji Hipotesis ......................................................................... 63
B. Pembahasan .............................................................................. 65
LAMPIRAN ............................................................................................. 77
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Data Hasil Uji Blok Siswa Kelas X MIPA ............................. . 5
xiv
Tabel 4.4 Hasil Uji Daya Beda Soal ......................................................... 59
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
15. Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Materi Gerak
xvii
18. Rubrik Penilaian Tes Kemampuan Berpikir Kritis .................................... 187
21. Rekapitulasi Validitas Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis .......... 197
24. Uji Tingkat Kesukaran Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis ................ 200
25. Uji Daya Beda Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis ............................. 201
29. Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol ............................ 205
30. Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol ........................ 206
xviii
38. Lembar Berita Acara Seminar Munaqosyah .............................................. 218
xix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul
penjelasanya:
1. Pengaruh merupakan daya yang timbul dari suatu hal yang dapat
berpikir tingkat dasar hingga berpikir tingkat tinggi serta mengubah pusat
1
H Gunarto, Model Dan Metode Pembelajaran Di Sekolah (Semarang: UNISSULA PRESS,
2013).
2
Riski Muliyani, Yudi Kurniawan, and Desvika Annisa Sandra, „Peningkatan Keterampilan
Proses Sains Terpadu Siswa Melalui Implementasi Levels of Inquiry ( LoI )‟, Jurnal Keguruan
Dan Ilmu Tarbiyah, Vol. 2.No. 2 (2017), h. 81-86.
1
2
belajar yang semula ada pada guru menjadi kepada siswa, sehingga
kreatif.3
berikut:
1. Alasan objektif
3
Khofifatul Rasyidah, Supeno, and Maryani, „Pengaruh Guided Inquiry Berbantuan PhET
Simulations Terhadap Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pokok Bahasan Usaha Dan Energi‟, Jurnal
Pembelajaran Fisika, Vol. 7.No. 2 (2018), 129–34.
4
Alec Fisher, Berpikir Kritis Sebuah Pengantar (Jakarta: Erlangga, 2009), h. 4
3
2. Alasan subjektif
C. Latar Belakang
atau dipindahkan begitu saja dari guru ke siswa.6 Dengan kata lain, pandangan
5
Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 Ayat 1.
6
Chairul Anwar, Teori-Teori Pendidikan Klasik Hingga Kontemporer (Yogyakarta:
IRCiSoD, 2017), h. 315-316.
4
salah satunya dapat mendorong siswa berpikir tingkat tinggi.7 Salah satu
tetapi ketika proses pembelajaran, siswa cenderung pasif dan hanya menerima
materi yang disampaikan oleh guru. Hal tersebut bisa saja dikarenakan siswa
merasa bosan atau tidak mengerti materi yang diajarkan tersebut. Penggunaan
sangat tepat dikembangkan pada pelajaran yang menuntut siswa untuk berpikir,
salah satunya yaitu pelajaran fisika. Fisika adalah ilmu pengetahuan dan
teknologi yang mempelajari fakta, hukum, konsep, postulat serta teori yang
kejadian, serta interaksi dari benda-benda yang ada di alam sekitar.10 Fisika
juga merupakan ilmu yang bermaksud membuat siswa dapat berpikir masuk
7
Ibid, h. 383.
8
Eka Yuli and others, „Efektivitas Instrumen Asesmen Model Creative Problem Solving
Pada Pembelajaran Fisika Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa‟, Jurnal Pendidikan
Fisika, Vol. 6.No. 2 (2018), h. 129.
9
Sri Latifah, „Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Berbantu Puzzle
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Kelas X Pada Materi Gelombang‟, Jurnal
Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni, Vol. 4.No. 1 (2015), h. 13-23.
10
Jumiati, Yeza Febriani, and Rindi Genesa, „Pembuatan Alat Praktikum Termoskop Guna
Menjelaskan Radiasi Kalor Berbasis Teknologi Murah Dan Sederhana‟, Jurnal Mahasiswa Prodi
Fisika, Vol. 1.No. 1 (2016), h. 2.
5
akal, ilmiah serta dapat memecahkan persoalan baik dalam bidang fisika atau
yang berupa observasi dan wawancara yang dilakukan dengan salah satu guru
mata pelajaran fisika, diperoleh data bahwa kemampuan berpikir kritis siswa
pada pembelajaran fisika dengan rata-rata yang rendah. Hal tersebut dibuktikan
dengan data yang dimiliki oleh guru yaitu berupa hasil uji blok. Uji blok
kritis. Berikut ini data kemampuan berpikir kritis siswa dari hasil uji blok dapat
Tabel 1.1 menunjukkan rata-rata yang rendah untuk kemampuan berpikir kritis
siswa kelas X.
11
Agus Eko Purwanto, Menza Hendri, and Nova Susanti, „Studi Perbandingan Hasil
Belajar Siswa Menggunakan Media PhET Simulations Dengan Alat Peraga Pada Pokok Bahasan
Listrik Magnet Di Kelas IX SMPN 12 KabupatenTebo‟, Jurnal EduFisika, Vol. 01.No. 01 (2016),
h. 22-27.
6
oleh guru. Ketiga, siswa hanya diminta menyebutkan pengertian dari materi
yang sedang diajarkan, menyebutkan simbol dan satuan fisika serta diminta
menyebutkan rumus fisika dari materi yang sedang diajarkan. Dengan kata
lain, siswa hanya menyampaikan jawaban berdasarkan teori yang ada dibuku,
eksperimen atau percobaan yang bersifat verifikatif sesuai dengan lembar kerja
siswa yang diberikan guru. Jika guru memberikan kesempatan dan melibatkan
pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa
yang mesti dipercaya atau dilakukan.12 Menurut Alec Fisher dan Scriven,
berpikir kritis adalah interpretasi dan evaluasi yang terampil dan aktif terhadap
berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan
Seperti firman Allah SWT dalam Surah Al „Imran (3) ayat 190-191:
12
Alec Fisher, Berpikir Kritis Sebuah ..., h. 4
13
Ibid, h. 10.
14
Kartimi and Liliasari, „Pengembangan Alat Ukur Berpikir Kritis Pada Konsep
Termokimia Untuk Siswa SMA Peringkat Atas Dan Menengah‟, Jurnal Pendidikan IPA
Indonesia, Vol. 1.No. 1 (2012), h. 21-26.
15
Denti Septi Aria Sandy, Yuberti, and Hasan Al Fuadiyah, Generasi Ulul Albab
(Yogyakarta: Samudra Biru, 2019) <http://www.samudrabiru.co.id/generasi-ulul-albab-
mewujudkan-generasi-berakal-berintelektual-tinggi-beradab-dan-berbahagia-dengan-ketakwaan/>.
8
penciptaan langit dan bumi, serta pergantian siang dan malam. Bila siswa
berpikir, siswa dapat menjelaskan fenomena tersebut dari sudut pandang yang
dua ayat diatas ialah tanda-tanda kebesaran Allah SWT dan dari sudut pandang
Hasil pemikiran siswa tersebut akan menciptakan ilmu pengetahuan yang baru,
yang siswa dapatkan, siswa dapat berpikir kritis dalam menyelesaikan suatu
masalah. Maka dari itu, diperlukan model pembelajaran yang dapat membuat
pemahaman konsep dan pengetahuan yang mereka miliki. Salah satu model
yang terdiri dari enam level. Model pembelajaran levels of inquiry mampu
melatih kemampuan siswa secara bertahap, dari berpikir tingkat dasar hingga
berpikir tingkat tinggi dan juga mengubah pusat belajar yang semula ada pada
guru menjadi kepada siswa, sehingga siswa semakin leluasa dalam menentukan
kritis.18
16
Carl J Wenning, „Levels of Inquiry: Using Inquiry Spectrum Learning Sequences to
Teach Science‟, Journal of Physics Teacher Education Online, Vol. 5.No. 3 (2010), h. 12.
17
Carl J Wenning, „The Levels of Inquiry Model of Science Teaching‟, Journal of Physics
Teacher Education Online, Vol. 6.No. 2 (2011), h. 11.
18
Endar Madesa, „PENERAPAN PEMBELAJARAN IPA TERPADU DENGAN LEVEL
OF INQUIRY UNTUK MELATIH KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013‟, in Prosiding Seminar Nasional Fisika, 2015, VOL. 4, h.
111-116.
10
keterampilan proses sains siswa antara level 2, level 3, dan level 4. Level yang
lebih efektif meningkatkan keterampilan proses sains siswa adalah level 4.20
Selain kurang terlibatnya siswa dalam proses pembelajaran, hal lain yang
mempengaruhi kemampuan berpikir kritis siswa yaitu materi fisika yang sulit
konsep yang abstrak, yang membuat siswa sulit memahami materi ketika
simulasi PhET.
19
Meizuvan Khoirul Arief, „Penerapan Levels of Inquiry Pada Pembelajaran IPA Tema
Pemanasan Global Untuk Meningkatkan Literasi Sains‟, Jurnal Ilmu Pendidikan Dan Pengajaran,
Vol. 2.No. 2 (2015), h. 166-176.
20
Tuti Hardianti and others, „Difference among Levels of Inquiry : Process Skills
Improvement at Senior High School in Indonesia‟, Internasional Journal of Instruction, Vol.
10.No. 2 (2017), h. 119-130.
21
Sahri Ramdan, „Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP Melalui Penerapan
Levels of Inquiry Pada Pembelajaran IPA Terpadu‟, in Simposium Nasional Inovasi Dan
Pembelajaran Sains (Bandung, 2015), h. 517-520.
11
siswa pada pembelajaran fisika dirasa sangat tepat. Karena simulasi PhET
visualisasi statis dan dinamis, sehingga menjadi lebih menarik terutama fisika
yang merupakan sebagian besar konsep yang abstrak. PhET juga menyediakan
22
Antomi Saregar, „Pembelajaran Pengantar Fisika Kuantum Dengan Memanfaatkan Media
PhET Simulation Dan LKM Melalui Pendekatan Saintifik: Dampak Pada Minat Dan Penguasaan
Konsep Mahasiswa‟, Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni, Vol. 5.No.1 (2016), h. 53-60.
23
Muhammad Azzarkasyi and A Halim, „Dampak Penggunaan Media Simulasi PhET Untuk
Meminimalkan Kuantitas Miskonsepsi Siswa Pada Pembelajaran Listrik Dinamis‟, Jurnal
Pendidikan Sains Indonesia, Vol. 3.No. 1 (2015), h. 107-113.
24
Pendi Sinulingga, Theo Jhoni Hartanto, and Budi Santoso, „Implementasi Pembelajaran
Fisika Berbantuan Media Simulasi PhET Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi
Listrik Dinamis‟, Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan Fisika, Vol. 2.No. 1 (2016),
h. 57-64.
12
D. Rumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
b. Manfaat Praktis
kelas X.
pembelajaran.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
pertama kali dikembangkan oleh Carl. J. Wenning. Berikut ini adalah tabel
tinggi tahapan levels of inquiry yang digunakan, maka semakin tinggi pula
1
Riski Muliyani, Yudi Kurniawan, and Desvika Annisa Sandra, „Peningkatan Keterampilan
Proses Sains Terpadu Siswa Melalui Implementas...... h. 81-86.
2
Carl J Wenning, „Levels of Inquiry: Using Inquiry Spectrum..., h. 12.
14
15
pembelajaran pada setiap levels of inquiry disajikan pada tabel di bawah ini.
berikut.
a. Discovery Learning
b. Interactive Demonstration
proses penyelidikan.
c. Inquiry Lesson
antara demonstrasi interaktif dan Inquiry Lab. Hal ini terjadi karena tidak
mengenalnya.
d. Inquiry Laboratory
dan mengumpulkan data yang sesuai. Data ini kemudian dianalisis untuk
saintifik inkuiri.
e. Real-World Applications
kontekstual.
f. Hypothetical Inquiry
banyak guru fisika atau dengan siswa mereka. Prediksi adalah pernyataan
tentang apa yang akan terjadi mengingat satu set kondisi awal. Contoh
apa pun, meskipun mungkin deduksi logis berasal dari hukum atau
pengalaman.
mengganti baterai yang sudah soak/rusak dengan baterai baru. Jika itu
3
Ida Kaniawati, ed. Konsep Dan Level Inkuiri (Bandung: Pusat Pengembangan dan
20
inquiry:
kompleks pula kemampuan intelektual siswa yang terlibat. Berikut ini tabel
5
Sutopo, ed. Praktik Ilmiah Dan Keterampilan Intelektual (Bandung: Pusat Pengembangan
dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam, 2017), h. 4-8.
22
6
Hosnan, Pendekatan Scientific Dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21 (Bogor:
Ghalia Indonesia, 2014), h. 282.
23
masalah.
hipotesis sendiri.
c). Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini.7
7
Ibid, h. 287-289.
24
penggunaan media lebih mudah menarik perhatian siswa untuk mau belajar
8
Kurniasih, Imas, and Berlin Sani, Ragam Pengembangan Model Pembelajaran (Jakarta:
Kata Pena, 2015), h. 68-71.
9
Muhammad Erwin and Endryansyah, „PENGARUH PENERAPAN MEDIA
PEMBELAJARAN PhET ( Physics Education Technology ) SIMULATION TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA KELAS X TITL PADA STANDAR KOMPETENSI MENGAPLIKASIKAN
RANGKAIAN LISTRIK DI SMKN 7 SURABAYA‟, Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, Vol.
4.No. 2 (2015), h. 407-414.
10
Khofifatul Rasyidah, Supeno, and Maryani, „Pengaruh Guided Inquiry Berbantuan PhET
Simulations Terhadap Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pokok Bahasan Usaha Dan Energi‟, Jurnal
Pembelajaran Fisika, Vol. 7.No. 2 (2018), 129–34.
25
untuk membantu siswa memahami konsep materi fisika yang abstrak seperti
terutama fisika yang merupakan sebagian besar konsep yang abstrak. PhET
dianimasikan pada saat alat-alat ukur digunakan secara interaktif. Hal ini
11
Pendi Sinulingga, Theo Jhoni Hartanto, and Budi Santoso, „Implementasi Pembelajaran
Fisika Berbantuan Media Simulasi PhET Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi
Listrik Dinamis‟, Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan Fisika, Vol. 2.No. 1 (2016),
h. 57-64.
26
pemecahan masalah yang lebih kompleks dan menuntut pola yang lebih
tinggi. Berpikir kritis lebih banyak berada dalam kendali otak kiri dengan
hal yang bersifat khusus (premis minor). Ketiga yaitu evaluasi yang merujuk
12
Mohammad Surya, Strategi Kognitif Dalam Proses Pembelajaran (Bandung: Alfabeta,
2015), h. 123.
13
Muhammad Iksan, Said Munzir, and Lia Fitria, „Kemampuan Berpikir Kritis Dan
Metakognisi Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Melalui Pendekatan Problem
Solving‟, Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 6.No. 2 (2017), h. 234-245.
27
Suatu hal yang penting dalam berpikir kritis yaitu kecakapan kita untuk
esensial dalam proses berpikir kritis karena hal itu membuat kita memonitor
14
Mohammad Surya, Strategi Kognitif Dalam Proses..., h. 126.
15
Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual (Bandung: PT Refika Aditama, 2011), h.
266.
16
Desti Ritdamaya and others, „Konstruksi Instrumen Tes Keterampilan Berpikir Kritis
Terkait Materi Suhu Dan Kalor‟, Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan Fisika, Vol.
2.No. 2 (2016), h. 87-96.
28
bola yang ditendang oleh pemain sepak bola. Selain sepak bola, gerak
Ketika bergerak pada sumbu x, maka benda bergerak lurus beraturan dan
𝒗𝟎𝒙 = v0 cos α
𝒗𝒙 = 𝒗𝟎𝒙
𝒗𝒚 = 𝒗𝟎𝒚 – gt
𝒗𝒚 = 𝒗𝟎 sin α – gt
berikut:
x = 𝒙𝟎 + 𝒗𝟎𝒙 t
x = 𝒙𝟎 + 𝒗𝟎 𝐜𝐨𝐬 𝜶 t
𝟏
y = 𝒚𝟎 + 𝒗𝟎𝒚 𝒕 − 𝟐 gt2
𝟏
y = 𝒚𝟎 + 𝒗𝟎 𝐬𝐢𝐧 𝜶 𝒕 − 𝟐 gt2
30
v= 𝒗𝒙 ² + 𝒗𝒚 ²
Mencapai Tanah
vy = v0 sin α - gt
0 = v0 sin α - gt
v0 sin α = gt
𝒗𝟎 𝒔𝒊𝒏 𝜶 𝒗𝟎𝒚
Sehingga, t = atau t =
𝒈 𝒈
31
𝟏
y = (v0 sin α) t - 𝟐 gt2
𝟏
0 = (v0 sin α) t - 𝟐 gt2
𝟏
(v0 sin α) t = 𝟐 gt2
𝟐 𝒗𝟎 𝒔𝒊𝒏 𝜶 𝟐 𝒗𝟎𝒚
t= atau t =
𝒈 𝒈
bola basket dan masih banyak lagi penerapan gerak parabola terutama
Hidup yang kita jalani ini dianalogikan seperti gerak parabola, yang
bergerak dimulai dari titik 0 dengan sudut elevasi tertentu dan terus naik
mencapai titik tertinggi dan akan berakhir pada titik terjauh. Jika pada
gerak parabola dengan sudut elevasi adalah 45°, maka akan terjadi
proses hidup gerak parabola yang kita jalani hiduplah pada sudut elevasi
Allah SWT (pada sumbu Y) dan hubungan kita dengan manusia lainnya
32
(pada sumbu X). Teruslah berbuat baik kepada orang lain dan selalu
dekat dengan Allah SWT. Dalam Al-Quran Surat Ali Imron: 112 Allah
SWT berfirman:
jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian)
dan mereka diliputi kerendahan. yang demikian itu karena mereka kafir
kepada ayat-ayat Allah dan membunuh Para Nabi tanpa alasan yang
B. Tinjauan Pustaka
Beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain:
17
M K Arief and S Utari, „Implementation of Levels of Inquiry on Science Learning To
Improve Junior High School Student‟S Scientific Literacy‟, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia,
Vol. 11.No. 2 (2015), h. 117-125.
33
2. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fitri Fatimah, Herawati Susilo, Markus
proses sains siswa mulai dari kurang terampil sampai menjadi sangat
terampil.18
5. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ida Nur Fatmawati, Setiya Utari
18
Fitri Fatimah, Herawati Susilo, and Markus Diantoro, „KETERAMPILAN PROSES
SAINS SISWA KELAS VII DENGAN PEMBELAJARAN MODEL LEVELS OF INQUIRY‟,
Jurnal Pendidikan, Vol. 1.No. 9 (2016), h. 1706-1712.
19
Haozhi Xu and Vicente Talanquer, „Effect of the Level of Inquiry on Student Interactions in
Chemistry Laboratories‟, Journal of Chemstry Education, Vol. 90.No. 1 (2013), h. 29-36.
20
Ryker and Mcconnell, ' Assessing Inquiry in Physical Geology Laboratory Manuals',
Journal ofGeoscience Education, Vol. 65.No. 21 (2017), h. 35-47.
34
terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata nilai pretest dan posttest. Selain
uji pairedt-test, hasil penghitungan effect size sebesar 0,9 yang termasuk
dalam kategori besar (large). Hal ini menunjukkan bahwa levels of inquiry
C. Kerangka Berpikir
menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen yang diberi perlakuan model
kesimpulan dari kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Adapun kerangka berpikir dalam penelitian ini seperti yang
21
Ida Fatmawati and Setiya Utari, „Penerapan Levels of Inquiry Untuk Meningkatkan Literasi
Sains Siswa SMP Tema Limbah Dan Upaya Penanggulanannya‟, EDUSAINS, 7.No. 2 (2015), h.
151-159.
35
Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
Posttest Posttest
Kemampuan Kemampuan
Berpikir Kritis Berpikir Kritis
Hasil Hasil
Analisis Data
Kesimpulan
D. Hipotesis
1. Hipotesis Penelitian
22
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D (Bandung: Alfabeta, 2016),
h.63
36
pembelajaran fisika.
2. Hipotesis Statistik
yang hanya diuji dengan data sampel itu dapat diberlakukan untuk populasi
atau tidak. Dalam hipotesis statistik akan muncul istilah signifikansi atau
Keterangan:
23
Ibid, h. 65.
37
learning
DAFTAR PUSTAKA
Artayasa, I Putu, and et.al, ‘The Effect of Three Levels of Inquiry on the
Improvement of Science Concept Understanding of Elementary School
Teacher Candidates’, Internasional Journal of Instruction, Vol. 11 (2018)
Eka Yuli and others, ‘Efektivitas Instrumen Asesmen Model Creative Problem
Solving Pada Pembelajaran Fisika Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa’, Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 6.No. 2 (2018).
Iksan, Muhammad, Said Munzir, and Lia Fitria, ‘Kemampuan Berpikir Kritis Dan
Metakognisi Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Melalui
Pendekatan Problem Solving’, Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 6 (2017)
Kaniawati, Ida, Konsep Dan Level Inkuiri (Bandung: Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam,
2017)
Kartimi, and Liliasari, ‘Pengembangan Alat Ukur Berpikir Kritis Pada Konsep
Termokimia Untuk Siswa SMA Peringkat Atas Dan Menengah’, Jurnal
Pendidikan IPA Indonesia, Vol. 1 (2012)
Prasetyo, Aris, Indarti, and Naila Hilmiyana, Fisika Peminatan Matematika Dan
Ilmu-Ilmu Alam (Surakarta: CV Mediatama, 2016)
Purwanto, Agus Eko, Menza Hendri, and Nova Susanti, ‘Studi Perbandingan
Hasil Belajar Siswa Menggunakan Media PhET Simulations Dengan Alat
Peraga Pada Pokok Bahasan Listrik Magnet Di Kelas IX SMPN 12
KabupatenTebo’, Jurnal EduFisika, Vol. 01 (2016)
Ramdan, Sahri, and Ida Hamidah, ‘Peningkatan Keterampilan Proses Sains Siswa
SMP Melalui Penerapan Levels of Inquiry Dalam Pembelajaran IPA
Terpadu’, EDUSAINS, 7 (2015)
Sandy, Denti Septi Aria, Yuberti, and Hasan Al Fuadiyah, Generasi Ulul Albab
(Yogyakarta: Samudra Biru, 2019) <http://www.samudrabiru.co.id/generasi-
ulul-albab-mewujudkan-generasi-berakal-berintelektual-tinggi-beradab-dan-
berbahagia-dengan-ketakwaan/>
Setiawan, Joko, and M. Royani, ‘Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Dalam
Pembelajaran Bangun Ruang Siswa Datar Dengan Metode Inkuiri’, Jurnal
Pendidikan Matematika, Vol. 1 (2013)
Xu, Haozhi, and Vicente Talanquer, ‘Effect of the Level of Inquiry on Student
Interactions in Chemistry Laboratories’, Journal of Chemistry Education,
Vol. 90 (2013)