Perpus Pusat Bab 1.2
Perpus Pusat Bab 1.2
Perpus Pusat Bab 1.2
Skripsi
Oleh :
Nia Indah Sari
NPM. 1611060255
Skripsi
Oleh :
i
ABSTAK
ii
MOTTO
Artinya: “Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang
telah diusahakannya,” (QS. An-Najm:39).
iii
PERSEMBAHAN
Beriring Doa dan rasa syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
tugas akhir skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik sesuai dengan yang
skripsi ini sebagai tanda bukti dan cinta kasih yang tertulus kepada:
1. Kedua tua orang tuaku tercinta Bapak Rohmannudin yang telah berjuang
untukku dimana dari hasil keringatnya lah yang mampu membiayai salama
kuliah di UIN Raden Intan Lampung. Ibu Sariyana adalah sosok ibu yang
Manan yang selalu mengingatkan untuk terus berjuang dan semanagat untuk
iv
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Nia Indah Sari yang lahir di Desa Gaya Baru, Kecamatan
Lampung Selatan lulus pada tahun 2009, kemudian melanjutkan ke SMP, Yaitu
SMPN 2 Candipuro Kabupaten Lampung Selatan yang lulus pada tahun 2012,
Selatan. Di SMA, penulis aktif dalam kegiatan ekstrakulikuler yaitu Osis. Setelah
lulus dari SMA tahun 2015 penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Islam
Pendidikan Biologi pada tahun 2016. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata
satu UKM yaitu KSE (Kelompok Studi Ekologi), serta menjadi kader disalah satu
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmannirrohim,
Puji syukur kehadirat Allah SWT dimana atas nikmat dan rahmat-Nya lah
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik, dan tak lupa Sholawat serta
berbagai pihak yang bersifat moral, spiritual baik langsung dan taklangsung.
Sehingga skripsi ini mampu terselesaikan dengan baik. Untuk itu penulis
1. Ibu Prof. Dr. Hj. Nirva Diana, M.Pd Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
2. Bapak Dr. Eko Kuswanto, M.Si dan Bapak Fredi Ganda Putra, M.Pd
4. Bapak Marsudi, M.Pd Selaku Kepala SMPN Satu Atap 1 Jati Agung
5. Ibu Munarni S.Pd Selaku guru pembimbing selama penelitian serta guru dan
vi
6. Sahabat seperjuanganku kawan Hihi Hoho Hehe yang telah berjuang
semangat (Mia Fatmawati, Nova Vivi Clara Saputri Sibarani, Nova Dewi
Lestari, Azwar Hakim, Joko Kurniawan, Hadi Fuad Nugroho, Rama Yupi
Syifa, Vila, Maulida yang telah banyak membantu. Sahabat KKN 146 pulau
panggung (Septia, Nisa dan Septa). Sahabat Gibahku, Novita Yuniar, Iin
Herawati, Reka Yulinda, Lela Pipit, Riska, Mia, Singgang, Pinang Dwy.
hal ini disebabkan oleh keterbatasan ilmu dan teori yang penulis kuasai. Oleh
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK.................................................................................................. ii
PERSEMBAHAN ......................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
viii
3. Indikator KPS ........................................................................ 23
D. Kajian Materi Sistem Gerak Pada Manusia ................................ 26
E. Penelitian Relevan ...................................................................... 31
F. Kerangka Berfikir ...................................................................... 34
G. Hipotesis ..................................................................................... 37
ix
6. Uji Hipotesis Penelitian .......................................................... 61
a. Uji Normalitas ........................................................................ 61
b. Uji Homogenitas .................................................................... 62
c. Uji T Independent ................................................................... 62
B. Pembahasan ................................................................................ 63
A. Kesimpulan ................................................................................ 77
B. Saran........................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR DIAGRAM
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
Lampiran 17 Perhitungan Lembar Observasi Kelas Kontrol ...................... 150
LEMBAR VALIDASI
DOKUMENTASI
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Biologi merupakan cabang dari ilmu pengetahuan alam (IPA) yang harus
terdiri dari proses, produk, dan sikap. 1 Pembelajaran sains melibatkan peserta
Pembelajaran IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis dengan cakupan yang tidak hanya pada penguasaan pengetahuan berupa
fakta, konsep dan prinsip akan tetapi juga merupakan suatu proses penemuan
secara ilmiah, sehingga dapat membawa peserta didik pada proses pembelajaran
yang utuh dan memahami fenomena alam melalui kegiatan pemecahan masalah,
1
Dyah Ramadhani, Rahmi Susanti, and Djunaidah Zen, ‘Pengembangan Soal
Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran Biologi Sma’, Jurnal Pembelajaran Biologi:
Kajian Biologi Dan Pembelajarannya, 2.2 (2015), 96–108.
2
Adriana Agustina Lonny Hamadi, ‘Pemahaman Guru Terhadap Keterampilan Proses
Sains (Kps) Dan Penerapannya Dalam Pembelajaran Ipa Smp Di Salatiga’, Edu Sains: Jurnal
Pendidikan Sains & Matematika, Vol, 2, No 10, (2018).h.42.
1
metode ilmiah, serta dapat menemukan fakta baru. Penerapan pembelajaran IPA
keterampilan proses dalam aktivitas pembelajaran pada diri peseta didik sehingga
dapat memperoleh pengalaman belajar secara langsung dan terlatih untuk dapat
keterampilan pada dirinya sendiri, Allah telah berfirman pada Surat An-Nahl ayat
78 yaitu:
Artinya: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan
tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”. 4
manusia yang paling penting dan paling bernilai, yaitu kemampuan dalam berpikir
dan mencerna sesuatu. Dalam ayat tersebut Allah telah berfirman “ketika kita
lahir dari perut ibu, kita tidak mengetahui sesuatu apapun”, dan apa yang kita
ketahui saat ini diserap dengan bantuan mata, telinga, akal yang telah diberikan
oleh Allah. Maka hendaklah kita bersyukur kepada Allah yang telah memberikan
3
Susbiyanto and Insih Wilujeng, ‘PENGEMBANGAN PERANGKAT IPA BERBASIS
KURIKULUM 2013 UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES, KEJUJURAN,
DANTANGGUNG JAWAB Jurnal Pendidikan Karakter’, 1.4 (2016), 86–103.
4
Al-Qur’an Terjemahan An-Nahl ayat 78
2
oleh peserta didik agar memperoleh pemahaman melalui penyelidikan secara
langsung untuk memecahkan masalah dari suatu fenomena yang ada dilingkungan
sains (KPS) adalah kemampuan peserta didik untuk menerapkan metode ilmiah
Keterampilan proses sains sangat penting bagi peserta didik sebagai bekal untuk
keterampilan proses sains dalam kegiatan belajar mengajar yaitu bahwa peserta
didik lebih mudah memahami konsep rumit dan abstrak jika disertai dengan
contoh yang konkret atau melalui kegiatan secara langsung, sehingga peserta
didik dapat belajar secara aktif dan kreatif dalam mengembangkan keterampilan
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu pendidik yaitu Ibu Munarni,
5
Insar Damopoli, Aksamina M. Yohamita, N. Nurhidaya, M. Murtijani, ‘Meningkatkan
Keterampilan Proses Sains Dan Hasil Belajar Melalui Pembelajaran Berbasis Inkuiri’, Jurnal
Bioedukatika, Vol. 6, No. 1, (Mei 2018), h. 22-30.
6
Supriyadi, '‘Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan
Keterampilan Proses Sains Dan Hasil Belajar Peserta Didik Di Kelas IX-G SMP Negeri 1 Stabat
Kab. Langkat T.P. 2018/2019 '‘, Jurnal Pelita Pendidikan, Vol. 7, No.3, (2019), h. 121–25.
7
Mega Yati Lestari and Nirva Diana, ‘Keterampilan Proses Sains (KPS) Pada
Pelaksanaan Praktikum Fisika Dasar I’, Indonesian Journal of Science and Mathematics
Education, 1.1 (2018), 49–54.
3
S.Pd, di sekolah SMPN Satu Atap 1 Jati Agung Lampung Selatan beliau
berupa soal keterampilan proses sains (KPS) data tersebut dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 1.1
Skor Tes Keterampilan Proses Sains Peserta didik
Kelas IX SMPN Satu Atap 1 Jati Agung Lampung Selatan
No Indikator KPS No Rata- Rata- Rata- Rata- Kriteria
Soal rata IX rata IX rata IX rata
A B C
1 Mengamati 1 31 30 33 33,33
≤ 54
(Kurang
Sekali)
2 Mengelompokkan 2 29 22 19 23,33 ≤ 54
(Kurang
Sekali)
3 Menafsirkan 3 21 15 15 17
≤ 54
(Kurang
Sekali)
4 Meramalkan 4 21 30 22 24,33 ≤ 54
(Kurang
Sekali)
5 Melakukan 5 17 15 19 17
komunikasi ≤ 54
(Kurang
Sekali)
6 Mengajukan 6 21 19 22 19 ≤ 54
pertanyaan (Kurang
Sekali)
7 Mengajukan 7 21 30 22 24,33 ≤ 54
Hipotesis (Kurang
Sekali)
8 Merencanakan 8 17 15 17 16,33 ≤ 54
Percobaan (Kurang
4
Sekali)
9 Menggunakan 9 24 30 22 25,33 ≤ 54
Alat/Bahan/Sumber (Kurang
Sekali)
Hasil tabel pra penelitian dari ketiga kelas dengan jumlah anggota 94
peserta didik kelas IX SMPN Satu Atap 1 Jati Agung Lampung Selatan memiliki
nilai rata-rata indikator keterampilan proses sains (KPS) yang tergolong masih
sangat rendah, hal ini disebabkan oleh proses pembelajaran yang dilakukan hanya
terpusat oleh guru kemudian guru belum pernah menerapkan model pembelajaran
berbasis penemuan. Hal itu membuat peserta didik kurang aktif dan hanya
sebagian peserta didik yang dapat memahami materi yang disampaikan selebihnya
tidak. Keterampilan proses sains (KPS) yang diterapkan oleh pendidik hanya
berkomunikasi.
keterampilan proses sains pada diri peserta didik. Proses pembelajaran yang
ketidak pahaman pada diri peserta didik mengenai proses dari konsep biologi
yang mereka peroleh yang berdampak pada produk yang dihasilkan dalam
pembelajaran biologi.
5
Tujuan pembelajaran IPA adalah untuk mengembangkan kemampuan
konsep dan prinsip IPA untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan
Dengan pembelajaran IPA siswa diharapkaan dapat membangun pola pikir dan
penegasan. Dengan cara membangkitakan rasa ingin tahu, rasa antusias dari
8
Anna Jarotul Khoiriyah, Siti Zubaidah, Istamar Samsuri, “ Penerapan Inkuri Terpimpin
Dalam Pembelajaran IPA untuk Meningkatkan Sikap Spiritual Dan Keterampilan Siswa Kelas VII
SMPN 18 Malang”, Jurnal Prosiding Seminar Nasional 11, (Maret 2016), h. 135.
6
berperan sebagai pemberi informasi dan fasilitator bagi peserta didik. 9
menjadi tempat untuk bertanya. Allah berfirman dalam Surat Al-Qasas ayat 80
yaitu:
ص ِّلح ۚا َو ََل يهلَقَ َٰى َها َ ر ِّل َم ۡن َءا َمنَ َوٞ ٱّلل خ َۡي
َ َٰ ع ِّم َل ﴿ َوقَا َل ٱلَذِّينَ أهوتهواْ ۡٱل ِّع ۡل َم َو ۡيلَكه ۡم ث َ َو ه
ِّ َ اب
| ]80:﴾ [ القصص٨٠ َص ِّب هرون َ َٰ ِّإ ََل ٱل
Artinya : Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: "Kecelakaan
yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi
orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak
diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang-orang yang sabar".10
ilmu pengetahuan, mengantarkan orang lain kepada kebaikan, serta mencegah dari
keburukan maka mereka akan masuk kedalam golongan sebagai orang-orang yang
beruntung, baik dunia maupun akhirat. Mereka adalah seorang pendidik yang
peserta didiknya.
Atap 1 Jati Agung Lampung Selatan diperlukan solusi untuk memperbaiki proses
pembelajaran yang dapat membantu peserta didik dalam memahami materi yang
Askhabul Kirom, '‘Peran Guru Dan Peserta Didik Dalam Proses Pembelajaran Berbasis
9
7
diketahui bahwa model pembelajaran Inkuiri Terbimbing belum pernah
digunakan.
proses pembelajaran di SMPN Satu Atap 1 Jati Agung Lampung Selatan. Model
dan studi ilmiah sehingga dapat memberikan peserta didik pengalaman sebagai
pendidik atau lembar kerja peserta didik (LKPD), modul, buku-buku yang
dan menekankan pada aktivitas peserta didik secara maksimal dengan kegiatan
8
observasi dan kajian ilmiah untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri
masalah.11
sendiri.
3. Mendorong peserta didik untuk berpikir, bekerja atas inisitif diri sendiri,
11
Aulia Novitasari, Alinis Ilyas, and Siti Nurul Amanah, '‘Pengaruh Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains Peserta Didik Pada Materi Fotosintesis
Kelas Xii Ipa Di Sma Yadika Bandar Lampung'’, Jurnal Tadris Pendidikan Biologi, Vol. 8, No. 1,
( Juli 2017), h. 91-104.
12
Riska Fitriyani, Sri Haryani dan Eko Budi Susatyo, ‘’Pengaruh Model Inkuiri
Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali
Kelarutan’’, Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 11, No. 2, (2017), h. 1957-197.
9
3. Terbentuknya kolaborasi antar siswa dengan guru dan siswa dengan siswa
lain.
YME.13
didik akan lebih baik. Model pembelajaran Inkuiri Terbimbing merupakan model
pengalaman belajar yang nyata dan melibatkan peserta didik secara aktif, dimana
peserta didik. Sehingga keterampilan proses sains peserta didik akan terlatih
Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains Peserta Didik Kelas VIII Materi
13
Anna Jarotul Khoiriyah, Siti Zubaidah, Istamar Samsuri, Ibid, h. 135.
10
B. Identifikasi Masalah
SMPN Satu Atap 1 Jati Agung Lampung Selatan, terdapat beberapa masalah
mudah dipahami oleh peserta didik di SMPN Satu Atap 1 Jati Agung
Lampung Selatan.
Selatan.
C. Batasan Masalah
melakukan percobaan.
11
D. Rumusan Masalah
masalah pada penelitian ini yaitu: Adakah pengaruh model pembelajaran Inkuiri
Terbimbing terhadap keterampilan proses sains peserta didik kelas VIII di SMPN
E. Tujuan Penelitian
Terbimbing terhadap keterampilan proses sains peserta didik kelas VIII di SMPN
F. Manfaat Penelitian
2. Bagi pendidik, dapat dijadikan solusi agar peserta didik lebih aktif dan
3. Bagi peneliti lain, dapat dijadikan acuan dalam penelitian lanjutan yang
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Model Pembelajaran
Menurut Eggen dan Kauchak model pembelajaran merupakan suatu kerangka dan
arah bagi pendidik untuk melakukan kegiatan pembelajaran kepada peserta didik
pedoman dalam menentukan stategi dan metode pembelajaran. Joyce dan Weil
menggambarkan kegiatan dari awal sampai akhir yang di sajikan oleh pendidik
secara khusus untuk mencapai tujuan belajar yang diinginkan serta sebagai
aktivitas pembelajaran.
serta terdapat sebuah materi yang berhubungan atau sebuah sudut pandang tentang
13
apa yang harus dipelajari dan bagaimana peserta didik belajar. Dalam model
akan dicapai.
dapat tercapai.14
Inquiry berasal dari kata inquiry yang mempunyai arti yaitu siswa terlibat
pembelajaran inkuiri peserta didik didorog untuk terlibat aktif dalam aktivitas
belajar. Pembelajaran inkuiri tidak memberikan ruang kepada peserta didik untuk
datang, duduk, serta diam. Begitupun dengan seorang pendidik tidak lagi berperan
yang menyenangkan dan peserta didik paham akan materi yang disampaikan.
14
Muhammad Fathurrohman, Paradigma Pembelajaran Kurikulum 2013 Strategi
Alternatif Pembelajaran di Era Global. ( Yogyakarta: Kalimedia, 2015) h. 193-196.
14
peserta didik agar dapat mencari tahu dan melakukan penyelidikan secara
sistematis, kritis, logis serta analitis, sehingga siswa dapat merumuskan sendiri
diri.
petunjuk belajar yang luas kepada peserta didik dalam melakukan kegiatan-
hanya duduk, mendengarkan dan menulis materi saja, namun untuk menemukan
jawaban terhadap masalah yang diberikan dan dibimbingan dengan intensif oleh
pendidik.15
15
Khoirul Anam, Pembelajaran Berbasis Inkuiri Metode dan Aplikasi. (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar 2017) h. 7-17
16
Wildah Maulidatul Hosnah, subiki subiki, Sudarti sudarti, '‘Pengaruh Model
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Fisika Di SMA'’, Jurnal Pembelajaran
Fisika Universitas Jember, Vol 6. No 2. ( Juni 2017), h. 196-200.
15
Pada model pembelajaran Inkuiri Terbimbing pendidik bertugas untuk
pengarah agar peserta didik mampu untuk menemukan sendiri arah serta dindakan
pendidik juga dapat diberikan melalui pertanyaan yang dibuat dalam lembar kerja
peserta didik (LKPD) maupun modul. Oleh sebab itu, lembar kerja peserta didik
terhadap peserta didik sesuai dengan kebutuhannya. Terdapat ciri istimewa dalam
menemukan.
b. Segala kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik diarahkan untuk mencari
17
Muhammad Fathurohman, Paradigma Pembelajaran Kurikulum 2013 Strategi
Alternatif Pembelajaran di Era Globalisasi (Yogyakarta: Kalimedia 2015), hal. 203
16
c. Dapat mengembangkan kemampuan berfikir secara terstuktur.18
berpikir logis.
d. Setiap peserta didik berusaha untuk dapat membangun pola yang bermakna
18
Hambali, Susi Handayani,’’ Upaya Peningkatan Mutu Pembelajaran Guided-Inkuiry
Learning dan Motivasi Belajar’’, Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam, Vol. 8, No. 2, (Desember
2018), h. 43-47.
19
Khoirul Anam, Op.Cit., h. 18
20
Weldy Nugroho Detagory, “Peran Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dalam
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pda Pembe Jurnal Transformasi Pendidikan Abad 21.lajaran
IPA DI SD”. Jurnal Transformasi Pendidikan Abad 21.Malang: Universitas Negeri Malang.
(2017)
17
Tabel 2.1
Sintak Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Penjelasan
Sintak
18
4. Kelebihan Model Inkuiri Terbimbing
tetapi peserta didik berperan dalam menemukan sendiri inti dari materi yang
konsep.
dkk yaitu kesulitan peserta didik dalam model pembalajaran ini antara lain
merumuskan masalah dan hipotesis. Salah satu penyebabnya adalah peserta didik
19
belum memahami demontrasi atau penyampaian materi yang disajikan oleh
pendidik.21
yang bersifat sains sangatlah penting untuk membantu peserta didik dalam
(SAPA) oleh Advancing Science Serving Society (AAAS) pada tahun 1965.
Berikut pengertian keterampilan proses sains menurut para ahli sebagai berikut:
sains.
yang dimiliki oleh diri peserta didik untuk menerapkan sebuah metode
21
Yuli Yanti, “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap
Hasil Belajar Tematik Terpadu Kelas V SDN 1 Mulyosari Lampung Timur”, Lampung:
Universitas Lampung. (Skripsi 2018) h. 37-38
22
Ni Nyoman Sri Putu Verawati dan Saiful Prayogi, ”Riviun Literatur Tentang
Keterampilan Proses Sains” Prosiding Seminar Nasional Pusat Kajian Pendidikan Sains dan
Matematika”, ( Maret 2016).
20
dalam proses pembelajaran dikelas, namun juga dapat menjadi bekal dalam
2. Karakteristik KPS
a. Pokok uji harus memuat konsep yang sudah dipelajari dangan keadaan
b. Soal yang disusun dapat berupa gambar, diagram, grafik, data dalam tabel
atau sebuah objek asli. Hal ini agar setiap pokok uji memuat informasi yang
c. Setiap soal hanya memuat satu indikator yang akan diukur contohnya
interprestasi.
menghadirkan objek.
23
Ai Hayati Rahayu dan Poppy Anggraini, “Analisis Profil Keterampilan Proses Sains
Siswa Sekolah Dasar di Kabupaten Sumedang”, Jurnal Pesona Dasar,Vol 5. No 2. (Oktober
2017), h. 22-23.
21
3. Indikator Keterampilan Proses Sains
Tabel 2.2
Indikator Keterampilan Proses Sains
No KPS Indikator
sistematis
22
4. Membaca grafik atau tabel diagram
bagaimana
belakang hipotesis
kejadian
masalah
yang digunakan
serat dicatat
23
bahan.
obsrvasi dan eksperimen. Dengan demikian belajar IPA tidak cukup dengan
menghafal fakta dan konsep, tetapi dituntut untuk menemukan fakta-fakta dan
konsep melalui proses ilmiah. Melalui pembelajaran IPA siswa diajak untuk
melakukan eksplorasi alam dan melalui proses inilah peserta didik dapat
proses sains (KPS) harus dikembangkan didalam pembelajaaran IPA karena KPS
24
Muhammad, iwan, Makalah Scientific Skills (Universitas Pendidikan Indonesia, 2016)
h.4-11
24
b. Dapat memberikan kesempatan pada peserta didik untuk melakukan
sesuatu
terjadinya interaksi antara konsep, prinsip serta teori yang telah ditemukan atau
proses sains (KPS) merupakan salah satu upaya yang penting untuk memperoleh
keberhasilan belajar peserta didik secara optimal. Materi akan lebih mudah untuk
dipelajari, dipahami dan diingat dalam waktu lama karena peserta didik
a. Meningkatkan motovasi dan hasil belajar, karena peserta didik dipacu untuk
secara benar.
25
d. Dapat mengembangkan pengetahuan teori dengan kenyataan kehidupan
sehari-hari
semesta, benda-benda yang ada dipermukaan bumi baik didalam bumi maupun
yang ada diluar angkasa, baik yang dapat diamati oleh indra maupun yang tidak
dapat diuamati. Oleh karena itu, IPA dipahami sebagai ilmu kealaman yaitu ilmu
tentang zat baik mahkluk hidup maupun benda mati yang diamati. Secara umum
serata. Dapat pula dikatakan bahwa hakikat IPA adalah ilmu pengetahuan yang
ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai
produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen yaitu, konsep, prinsip dan
produk. Albert Einstein menggambarkan ungkapan Sains tanpa agama adalah buta
dan agama tanpa sains adalah lumpuh dengan demikian jelas bahwa pembelajaran
C. Kajian Materi
Pada penelitian ini materi yang akan dipakai adalah materi sistem gerak
pada manusia merupakan materi yang akan diajarkan di kelas VIII SMPN Satu
Atap 1 Jati Agung Lmpung Selatan pada semester ganjil. Proses pembelajaran di
SMPN Satu Atap 1 Jati Agung sudah menggunakan kurikulum 2013. Kurikulum
25
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Stategi, dan Implementasinya dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP) ( Jakarta: PT Bumi Aksara, 2017), h. 148-150
26
merupakan suatu rencana mengenai tujuan, isi dan bahan pembelajaran serta cara
adalah materi dalam pembelajaran IPA yang memuat konsep-konsep yang dapat
Sistem gerak adalah sistem organ yang berfungsi untuk menggerakan tubuh
manusia dengan bantuan tulang dan otot. Sistem gerak pada manusia dibagi
menjadi dua bagian yaitu tulang sebagai alat gerak aktif dan otot sebagai alat
b. Melindungi organ internal atau organ dalam, misal tulang rusuk melindungi
c. Tempat menempelnya otot yang merupakan alat gerak aktif yang dapat
menggerakkan tulang.
d. Tempat dibentuknya sel darah, yaitu pada bagian sumsum tulang (jaringan
2. Struktur Tulang
26
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalitas Guru (Jakarta :
Rajawali Press, 2014). h. 17
27
Sumber: Reece et al. 2012
ujungnya, berbentuk bulat serta terdapat titik-titik kasar pada bagian ujung,
darah dan saraf. Permukaan tulang ditutupi oleh membran yang menempel dengan
pembuluh darah kecil yang berfungsi membawa zat-zat makanan ke dalam tulang.
Pada bagian bawah periosteum terdapat tulang kompak yaitu suatu lapisan tulang
yang keras dan kuat. Tulang kompak mengandung sel-sel tulang, pembuluh darah,
zat kapur dan fosfor, serta serabut elastis. Tulang spons dalam tulang pipa terdapat
di daerah ujung tulang. Tulang spons mempunyai lubang atau saluran yang besar.
Saluran-saluran terdapat di tengah tulang panjang dan diisi oleh jaringan berlemak
yang disebut sumsum. Bentuk tulang manusia dibedakan menjadi empat yaitu
tulang panjang, tulang pipih, tulang pendek dan tulang tak beraturan.
28
Sumber: Reece et al. 2012.
3. Sendi
Pada sistem gerak terdapat beberapa tipe persendian yaitu sendi peluru,
4. Otot
alat gerak aktif. Otot adalah jaringan yang dapat berkontraksi proses kontraksi ini
tiga jenis yaitu otot rangka adalah otot yang paling banyak terdapat didalam tubuh
dan merupakan otot sadar. Otot rangka memiliki ciri-ciri seperti bergaris-garis
melintang dan melekat pada tulang dengan perantara tondon. Otot polos
merupakan otot tidak sadar terdapat pada dinding lambung usus halus, rahim,
kantung empedu dan pembuluh darah. Otot jantung hanya terdapat pada organ
29
jantung yang memiliki ciri-ciri seperti garis-garis seperti otot rangka yang
Otot Rangka
Otot Jantung
Otot Polos
seperti huruf O.
kelainan ini umumnya terjadi pada orang dewasa diman osteoblas sebagai
pembentuk tulang kurang aktif. Tulang kekurangan kalsium akan menjadi mudah
c. Artristis adalah penyakit sendi. Penderita pada penyakit ini mempunyai tulang
rawan pada sendi yang rusak yang mengakibatkan sendi menjadi sakit dan
bengkok.
27
Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan, ‘Ilmu Pengetahuan Alam ’ (Jakarta:
Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan, 2017),hal. 23-33.
30
d. Lordosis adalah kelainan dengan melekungnya tulang belakang yang
samping. 28
D. Penelitian Relevan
konsep dan kps pada materi listrik dinamis pada siswa smp” oleh Sakdiah, Mursal
peningkatan yang signifikan pada pemahaman konsep dan kps pada materi listrik
Statis Untuk Meningkatakan Hasil Belajar dan Keterampilan Proses Sains siswa”
oleh Rahma, Adlim, Rini, penelitian ini memperoleh hasil bahwa terdapat
perbedaan hasil belajar dan keterampilan proses sains siswa belajar dengan
28
Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan, ‘Ilmu Pengetahuan Alam ’ (Jakarta:
Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan, 2014),hal. 59-62.
29
Sakdiah, Mursal, Muhammad Syukri, “Penerapan Model Inkuiri Terbimbing Untuk
Meningkatakan Pemahaman Konsep dan Kps Pada Materi Listrik Dinamis Siswa SMP”. Jurnal
IPA Dan Pembelajaran IPA. Vol. 2, No. 1, (2018), h. 41-49.
31
menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing lebih meningkat
Siswa Dalam Pembelajaran IPS” oleh Firman, Sigit, Euis, penelitian ini
pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas
Sains Siswa pada Materi Usaha dan Energi Kelas X IPA SMAN 3 Bengkulu
Tengah” oleh Novita Darma Anggraini, Andik Purwanto, Indra Sakti, penelitian
pada materi usaha dan energi pada kelas X IPA SMAN 3 Bengkulu Tengah. 32
30
Rahma, Adim, Rini, “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi
Fluida Statis Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Keterampilan Proses Sains Siswa”. Jurnal
IPA dan Pembelajaran IPA. Vol. 2, No. 2, (2018), h. 56-63
31
Firman, Sigit, Euis, “ Penerapan Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Dalam Pembelajaran IPS”, Jurnal Cakrawala Pendas, Vol. 5, No. 2, (Juli 2019) h, 210-
219.
32
Novita Darma Anggraini, Andik Purwanto, Indra Sakti, “ Pengaruh Model Inkuiri
Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Materi Usaha dan Energi Kelas X
IPA SMAN 3 Bengkulu Tengah”. Jurnal Kumparan Fisika, Vol. 1, No. 3, ( 2018), hal. 20-27.
32
terdapat pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan analisis dan keterampilan
Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Materi Pembelajaran IPA Kelas VII G
siswa kelas VII SMPN 23 Pekan Baru yang dilihat pada hasil ulangan harian pada
Belajar Siswa” oleh Endang Lovisia, penelitian ini terdapat pengaruh yang
33
Khairani Puspaningtyas, Suparno, “ Pengaruh Model Inkuri Terbimbing Terhadap
Kemampuan Analisis dan Keterampilan Proses Sains”. Jurnal of Science and Education, Vol. 1,
No. 1, ( Oktober 2017), hal. 8-16.
34
Yessi Gusmardin, Singgih Bektiarso, Iwan Wicaksono, “ Pengaruh Model
Pembelajaran Guided Inquiry Disertai Scaffolding Prompting Quistioning Terhadap Keterampilan
Proses Sains Siswa Pada Materi Gerak Lurus Di SMA”. Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 8, No.
2, ( Juni 2019), hal. 93-100.
35
Evi Suryati, Elya Febrita, Endah Kurnia Sari,” Implementasi Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Materi
Pembelajaran IPA Kelas VII G SMPN 23 Pekanbaru Tahun Pelajaran 2015/2016”. Jurnal
Biogenesis, Vol. 13, No. 1 (2016), hal. 85-92.
33
signifikan terhadap hasil belajar fisika siswa kelas X SMAN 6 Labuhan linggau
E. Kerangka Berpikir
materi saja. Namun peserta didik ikut serta dalam pemahaman yang
eksperimen serta membahas kehidupan yang ada dialam, untuk dapat menciptakan
peserta didik yang mampu melibatkan diri serta memiliki keterampilan proses
komponen dalam pembelajaran. Dilihat dari hasil tes keterampilan proses sains
(KPS) peserta didik kelas IX SMPN Satu Atap 1 Jati Agung yang tergolong
masih rendah, dengan demikian apabila hal ini terjadi secara terus-menerus maka
peserta didik aktif, melibatkan diri pada saat proses pembelajaran. Hal ini
diterapkan. Oleh sebab itu diperlukan solusi untuk memperbaiki suatu keadaan.
36
Endang Lovia, “ Pengaruh Model Pembelajaran Inkuri Terbimbing Terhadap Hasil
Belajar Siswa”. Jurnal Science and Educatiaons, Vol. 2, No. 1, ( Desember 2018), hal. 1-10.
34
Salah satu solusi yang dapat diterapkan adalah dengan menggunakan model
dapat berpengaruh terhadap keterampilan proses sains (KPS) pada materi biologi.
Prosedur pelaksanaa penelitian ini dapat dilihat dilihat pada kerangka berfikir
35
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING
Keterampilan proses sains peserta didik rendah, dalam proses pembelajaran biologi
guru menggunakan model pembelajaran konvensiaonal, diskusi dan tanya jawab
Mampu mengikut sertakan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran dan
melatih peserta didik untuk memecahkan permasalahan berdasarkan pehaman peserta
didik dengan cara observasi dan ilmiah sehingga pembelajaran dapat berjalan secara
efektif.
36
F. Hipotesis Penelitian
peserta didik kelas VIII di SMPN Satu Atap 1 Jati Agung Lampung Selatan
37
DAFTAR PUSTAKA
Andik Purwanto, Novita Darma Anggraini, Indra Sakti, ‘Pengaruh Model Inkuiri
Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Materi Usaha
dan Energi Kelas X IPA SMAN 3 Bengkulu Tengah’, Jurnal Kumparan
Fisika, Vol. 1, No. 3, 2018.
Arif Hidayat, Muhammad Taufiq Alhudaya dan Supriyono Koeshandayanto. ‘’
Pengaruh Inkuiri Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains Dan
Pemahaman Konsep Optik Siswa Kelas VIII’’, Jurnal Pendidikan, Vol 3,
No 11, 2018.
Elya Febrita, Evi Suryati, Endah Kurnia Sari, ’Implementasi Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa
79
Pada Materi Pembelajaran IPA Kelas VII G SMPN 23 Pekanbaru Tahun
Pelajaran 2015/2016’, Jurnal Biogenesis, Vol. 13, No. 1, 2016.
Fathurrohman Muhammad. ‘Paradigma Pembelajaran Kurikulum 2013 Strategi
Alternatif Pembelajaran di Era Global’, Yogyakarta: Kalimedia, 2015
80
Iswatun I, Mosik Mosik, and Bambang Subali, ‘Penerapan Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan KPS Dan Hasil Belajar Siswa
SMP Kelas VIII’, Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, Vol 3, No 2, 2017.
Kirom Askhabul, '‘Peran Guru Dan Peserta Didik Dalam Proses Pembelajaran
Berbasis Multikultural'’, Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. 3, No 1,
2017.
81
Lampung'’, Jurnal Tadris Pendidikan Biologi, Vol. 8, No. 1, 2017.
82
Sugiono, ‘Metodelogi Penelitian PendidikanPendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D’, Bandung: Alfabeta, 2017.
Sugiyono, ‘Metodelogi Penelitian PendidikanPendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D’, Bandung: Alfabeta, 2016.
83