Askeb Ca Serviks
Askeb Ca Serviks
Askeb Ca Serviks
Asuhan Kebidanan Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktek Klinik Kebidanan II
Semester V
OLEH :
ZANATUN FATIMAH
NIM. BOB0171737
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua rahmat
dan karunia- Nya penulis dapat menyelesaikan “Asuhan Kebidanan Pada Ny.S Usia 49
Tahun P5005 Ab000 dengan Ca Serviks Stadium IB Pro Radikal Histerektomi”, sebagai salah
satu syarat menyelesaikan Tugas Praktek Klinik Kebidanan III pada Program Studi D III
Kebidanan STIKes Kendedes Malang.
Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak karena itu
pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. dr. Mulyohadi Sungkono, SpOG (K), selaku Pembina Yayasan Kendedes Malang.
2. drg. Suharwati selaku Ketua Yayasan Kendedes Malang.
3. Dr. Endah Puspitorini, MscIH, DTMPH, selaku PLH STIKes Kendedes Malang.
4. Edi Murwani, AMd.keb., SPd., MMRS, selaku Ketua STIKes Kendedes Malang
5. Lilik Winarsih, S.ST., M.Keb, selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan STIKes
Kendedes Malang
6. Eka Yuni Indah N, SST., M.Keb, selaku Pembimbing Institusi
7. Dian Hanifah, SST., M.Keb, selaku Pembimbing Institusi
8. Miftakhul Maghfirah, SST., M.Keb, selaku Wali Kelas Camelia
9. Titin Yuliati, AMd.Keb, selaku Pembimbing Klinik
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dan kelemahan dalam penyusunan
asuhan kebidanan ini. Akhirnya penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak
demi perbaikan dan penyempurnaan asuhan kebidanan ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Kanker leher rahim atau kanker serviks adalah salah satu masalah masalah kesehatan
terkemuka yang mencolok bagi perempuan di seluruh dunia dengan perkiraan 529.409
kasus baru dan sekitar 89 persen dinegara- negara berkembang (WHO, 2011).
Pada tahun 2010 estimasi jumlah insiden kanker serviks adalah 454.000 kasus. Data
ini didapatkan dari registrasi kanker berdasarkan populasi, registrasi data vital, dan data
otopsi verbal dari 187 negara dari tahun 1980 sampai 2010. Per tahun insiden dari kanker
serviks meningkat 3.1% dari 378.000 kasus pada tahun 1980. Ditemukan sekitar 200.000
kematian terkait kanker serviks, dan 46.000 diantaranya adalah wanita usia 15-49 tahun
yang hidup di negara sedang berkembang.
Kejadian kanker serviks akan sangat mempengaruhi hidup dari penderitanya dan
keluarganya serta juga akan sangat mempengaruhi sektor pembiayaan kesehatan oleh
pemerintah. Oleh sebab itu peningkatan upaya penanganan kanker serviks, terutama
dalam bidang pencegahan dan deteksi dini sangat diperlukan oleh setiap pihak yang
terlibat.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
Kanker leher rahim atau kanker serviks adalah tumor ganas atau karsinoma yang
tumbuh dileher rahim atau serviks, yaitu suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang
merupakan pintu masuk kearah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang
senggama (vagina). Kanker ini biasanya terjadi pada wanita yang berumur, tetapi bukti
statistik menunjukkan bahwa kanker leher rahim dapat juga menyerang wanita yang
berumur antara 20 sampai 30 tahun (Norma D dan Dwi S, 2013).
2.1.2 Etiologi
Menurut shadine (2012). Penyebab dari terjadinya kelainan pada sel-sel leher rahim
tersebut tidak diketahui secara pasti, tetapi terdapat beberapa faktor resiko yang dapat
berpengaruh terhadap kanker serviks tersebut :
2.1.3 Stadium
Menurut Langhorne, Fulton, Otto (2011) bahwa stadium klinis untuk kanker serviks
terjadi bersamaan dengan intervensi bedah yang direncanakan. Pembagian terhadap
kanker serviks yang paling umum digunakan adalah sistem Internasional Federation of
Gynecology and Obstetrics (FIGO). Pada sistem ini, angka romawi 0 sampai IV
menggambarkan stadium kanker. Semakin besar angkanya, maka kanker semakin serius
dan dalam tahap lanjut.
1. Stadium 0
Stadium ini disebut juga karsinomain situ yang berarti kanker belum menyerang
bagian yang lain. Pada stadium ini, perubahan selabnormal hanya ditemukan pada
permukaan serviks. Ini termasuk kondisi prakanker yang bisa diobati dengan tingkat
kesembuhan mendekati 100%.
2. Stadium I
Stadium I berarti kanker telah tumbuh dalam serviks, namun belum menyebar
kemanapun. Saat ini, stadium satu dibagi menjadi stadium IA dan stadium IB
Pada stadium II, kanker telah menyebar diluar leher rahim tetapi tidak ke dinding
panggul atau sepertiga bagian bawah vagina. Stadium ini dibagi menjadi :
a. Stadium IIA : Kanker pada stadium ini telah menyebar hingga ke vagina
bagian atas. Pada stadium IIA1, kanker berukuran 4 cm atau kurang.
Sementara pada stadium A2 kanker berukuran lebih dari 4 cm.
b. Stadium IIB : Pada stadium IIB kanker telah menyebar ke jaringan sekitar
vagina dan serviks, namun belum sampai ke dinding panggul.
4. Stadium III
Pada stadium ini, kanker serviks telah menyebar ke jaringan lunak sekitar vagina dan
serviks sepanjang dinding panggul. Mungkin dapat menghambat aliran urine ke
kandung kemih. Stadium ini dibagi menjadi:
a. Stadium IIIA : Kanker telah menyebar ke sepertiga bagian bawah dari vagina,
tetapi masih belum ke dinding panggul.
b. Stadium IIIB : Pada stadium IIIB kanker telah tumbuh menuju dinding
panggul atau memblokir satu atau kedua saluran pembuangan ginjal.
5. Stadium IV
Kanker serviks stadium IV adalah kanker yang paling parah. Kanker telah menyebar
ke organ-organ tubuh diluar serviks dan rahim. Stadium ini dibagi menjadi dua.
a. Stadium IVA : Pada stadium ini, kanker telah menyebar ke organ, seperti
kandung kemih dan rektum (dubur).
b. Stadium IVB : Pada stadium IVB, kanker telah menyebar ke organ-organ
tubuh yang sangat jauh, seperti paru-paru.
2.1.4 Patofisiologi
CIN (carvikal interaephitil neoplasia) atau perubahan pra kanker. Menurut derajat
patologinya dibagi menjadi tiga (Desen, 2008) :
a. CIN I - hyperplasia atipikal ringan : yaitu 1/3 sel bagian bawah epitil
sekuamosa serviks lenyap dan tampak mitosis atipikal.
b. CIN II - hyperplasia atipikal sedang : yaitu 2/3 bagian epitil sekuamosa
mengalami hyperplasia atipikal, hiterotopia sel jelas, mitosis banyak.
c. CIN III - hyperplasia atipikal berat mengenai 2/3 lebih lapisan epitil, hanya
1-2 lapisan sel diseluruh lapisan epitil.
2.1.5 Tanda dan Gejala
Infeksi HPV dan kanker serviks pada tahap awal berlangsung tanpa gejala. Bila
kanker sudah mengalami progresivitas atau stadium lanjut, maka gejalanya dapat berupa
(Rahayu, 2015) :
a. Keputihan : makin lama makin berbau busuk dan tidak sembuh- sembuh, terkadang
tercampur darah.
b. Perdarahan kontak setelah sengama merupakan gejala serviks 75- 80%.
c. Perdarahan spontan : perdarahan yang timbul akibat terbukanya pembulu darah dan
semakin lama semakin sering terjadi.
d. Perdarahan pada usia menoupause.
e. Anemia.
f. Gagal ginjal sebagai efek dari infiltrasi sel tumor ke ureteryang menyebabkan
obstruksitotal.
g. Perdarahan vagina yang tidak normal.
h. Perdarahan di antara periode regular menstruasi.
i. Periode menstruasi yang lebih lama dan lebih banyak dari biasanya.
j. Perdarahan setelah hubungan seksual atau pemeriksaan panggul.
k. Perdarahan pada wanita pada usia menoupause.
l. Nyeri
Rasa nyeri saat berhubungan seksual, kesulitan atau nyeri dalam berkemih, nyeri
didaerah sekitar panggul.
m. Bila kanker sudah mencapain stadium III ke atas, maka akan terjadi pembengkakan
di bagian anggota tubuh seperti betis, paha, dan sebagainya.
2.1.6 Diagnosa
Menurut Mumpuni dan Andang (2013). Ada tiga macam pengobatan untuk kanker seviks
yaitu:
b. Bedah laser yaitu metode bedah laser ini bertujuan untuk membakar sel-sel atau
menghapus sebagian kecil jaringan sel rahim.
d. Histerektomi
Histerektomi sedang yaitu rahim diangkat tanpa disertai pengangkatan jaringan di
dekatnya, seperti vagina maupun kelenjar getah bening panggul. Setelah operasi ini,
penderita tidak bisa hamil lagi. Histerektomi digunakan untuk mengobati kanker
stadium1.
Histerektomi radikal dan diseksi kelenjar getah bening panggul. Pada operasi ini seluruh
rahim, jaringan di dekatnya, bagian atas vagina, dan kelenjar getah bening yang berada
di panggul akan diangkat.
e. Trakelektomi yaitu sebuah prosedur yang melibatkan pengangkatan serviks dan bagian
atas vagina, lalu diletakkan pada jahitan berbentuk seperti kantong yang berlaku sebagai
pembuka leher rahim didalam rahim. Setelah operasi ini, beberapa penderita dapat hamil
dan melahirkan bayi secara caesarea.
f. Ekstenterasi panggul, pada operasi ini semua organ jaringan rahim dan sekitarnya
diangkat. Selainitu juga kandung kemih, vagina, dubur serta sebagian usus besar
g. Pengobatan dengan radioterapi, metode ini bertujuan untuk membunuh sel-sel kanker
atau menyusutkan tumornya. Ada dua jenis radioterapi, yaitu :
- Radioterapi internal, yaitu penanaman bahan radioaktif ke dalam rahim atau leher
rahim penderita selama beberapa waktu untuk membunuh sel-sel kanker.
2.1.8 Pencegahan
Untuk mencegah kanker serviks ada banyak hal yang bisa dilakukan yaitu antara lain,
yaitu menghindari beberapa penyebab dari kanker serviks seperti merokok, berganti-
ganti pasangan hubungan seksual, melakukan hubungan seksual di usia muda, dan ibu
dengan paritas lebih dari lima. Selain menghindari faktor resiko, pada masa sekarang ini
telah ada vaksin yang dapat mencegah tumbuhnya sel HPV berlebihan melalui imunisasi
HPV. Selain dengan imunisasi HPV dan menghindari factor resiko ada beberapa
screening yang bisa dilakukan secara teratur dan kontinyu agar kanker serviks bisa
dideteksi saat stadium awal shingga dapat segera diobati, beberapa screening yang bisa
dilakukan yaitu dengan test IVA dan Pap Smear (Norma D dan Dwi S, 2013).
2.2 Histerektomi
2.2.1 Definisi
2.2.3 Penyebab
2.2.4 Jenis-Jenis
2.2.5 Penatalaksanaan
2.2.6 Resiko
2.3.1 Definisi