Askeb DDTK

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 61

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu program prioritas pembangunan kesehatan dalam periode tahun
2015-2019 difokuskan pada penurunan prevalensi balita pendek (stunting)
sebagai salah satu upaya peningkatan status gizi masyarakat, dengan target
penurunan prevalensi stunting adalah 28%. Menurut WHO 2014, prevalensi
balita stunting menjadi masalah kesehatan masyarakat jika prevalensinya 20%
atau lebih. Dibandingkan beberapa negara tetangga, prevalensi balita stunting
di Indonesia tertinggi dan Global Nutrition Report tahun 2014 menunjukkan
Indonesia termasuk dalam 17 negara, di antara 117 negara, yang mempunyai
tiga masalah gizi yaitu stunting, wasting dan overweight pada balita. Hasil
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 mengenai balita stunting
adalah 37,2% jika dibandingkan tahun 2010 (35,6%) dan tahun 2007 (36,8)
tidak menunjukkan penurunan yang signifikan ( Kemenkes RI,2016).
Stunting adalah retardasi pertumbuhan linier dengan defisit dalam panjang
atau tinggi badan sebesar kurang dari -2 SD Z-Skor, menurut baku rujukan
pertumbuhan (WHO-NCHS). Kejadian stunting mempunyai konsekuensi
jangka pendek dan panjang yang merugikan dan berhubungan dengan
meningkatnya morbiditas dan mortalitas anak, menurunnya perkembangan
kognitif, motorik, sosial emosi, menurunnya performa sekolah dan
kemampuan kapasitas pembelajaran, menurunnya kapasitas kerja dan
produktivitas, rendahnya tinggi badan ibu saat dewasa dan meningkatnya
obesitas dan kejadian penyakit tidak menular (Black et. al., 2013).
Periode emas dalam kehidupan balita dicirikan oleh pertumbuhan dan
perkembangan yang berlangsung pesat tapi rentan terhadap kekurangan gizi.
Tumbuh kembang pada periode ini perlu diperhatikan secara cermat agar jika
terjadi kelainan dapat terdeteksi sedini mungkin. Deteksi dini dapat dilakukan
melalui penilaian pertumbuhan fisik dan penilaian perkembangan motorik
anak. Penilaian pertumbuhan fisik dengan pengukuran berat badan dan
panjang badan atau tinggi badan untuk menentukan status gizi anak. Penilaian

1
perkembangan motorik dengan menggunakan instrumen khusus yaitu
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) (Kemenkes RI, 2012).
Penelitian Hizni, dkk tahun 2010 menemukan bahwa stunting lebih
berhubungan dengan aspek keterlambatan perkembangan bahasa anak dan
motorik halus. Kelompok balita tidak stunting memiliki perkembangan bahasa
dan kognitif yang lebih tinggi daripada kelompok balita stunting. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Rosidi dan Syamsianah, 2012 di Kota
Semarang menunjukkan bahwa ukuran antropometri yang berhubungan
dengan perkembangan motorik kasar adalah tinggi badan dalam bentuk indeks
tinggi badan berdasarkan Umur (TB/U) dan indeks massa tubuh berdasarkan
Umur (IMT/U). Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Febrikaharisma dan
Probosari, 2013 menunjukkan tidak ada hubungan antara status TB/U dengan
fungsi motorik anak usia 2-4 tahun dan disarankan perlu adanya pemantauan
perkembangan motorik balita secara rutin oleh puskesmas dan meningkatkan
peran serta orang tua dengan memberikan pengertian dan penyuluhan saat
kegiatan posyandu agar selalu mendapat informasi mengenai status gizi dan
perkembangan motorik.
1.2 Tujuan
1.1.1 Tujuan Umum
Setelah melakukan asuhan kebidanan diharapkan mahasiswa dapat
melaksanakan asuhan kebidanan menurut 7 langkah Varney secara
komprehensif.
1.1.2 Tujuan Khusus
Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan mahasiswa dapat:
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada klien yang meliputi
data subyektif dan obyektif secara komprehensif.
b. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa kebidanan berdasarkan data
subyektif dan obyektif.
c. Mahasiswa mampu mengantisipasi masalah potensial yang mungkin
terjadi.
d. Mahasiswa mampu melakukan identifikasi kebutuhan segera terhadap
klien jika terjadi masalah potensial.

2
e. Mahasiswa mampu membuat intervensi atau rencana yang akan
dilaksanakan pada klien.
f. Mahasiswa mampu melaksanakan tindakan dari rencana yang sudah
dibuat.
g. Mahasiswa mampu melaksanakan evaluasi yang telah dilaksanakan
dan melakukan asuhan selanjutnya.
h. Mahasiswa mampu mendokumentasikan asuhan kebidanan secara baik
dan menyeluruh.
1.3 Metodologi Penulisan
1.1 Wawancara
Yaitu dengan melakukan tanya jawab secara langsung kepada klien dan
kleuarga.
1.2 Observasi
Yaitu dengan melakukan pemantauan dan melihat tindakan yang
dilakukan pada klien.
1.3 Praktek langsung
Yaitu dengan melakukan tindakan yang dilakukan pada klien secara
langsung.
1.4 Dokumentasi status
Yaitu dengan cara melihat pada pencatatan data pendokumentasian
mengenai klien dari puskesmas.
1.5 Studi kepustakaan
Yaitu dengan membaca dan meninjau kasus yang diangkat pada buku atau
literatur yang ada.

1.6 Sistematika Penulisan


Penyusunan Asuhan Kebidanan ini terbagi dalam 5 BAB yaitu:
1. BABIPENDAHULUAN
berisi tentang latar belakang, tujuan, metodologi penulisan dan
sitematika penulisan.
2. BAB II TINJAUAN TEORI

3
Berisi tentang cuplikan/rujukan teori, konsep-konsep yang memiliki
relevansi dengan asuhan kebidanan yang diberikan beserta konsep
teori manajemen kebidanan sesuai dengan kasus yang dihadapi.
3. BAB III TINJAUAN KASUS
Berisi tentang pengkajian data, identifikasi diagnosa masalah,
identifikasi masalah potensial, identifikasi kebutuhan segera,
intervensi, implementasi, evaluasi.
4. BABIVPEMBAHASAN
berisi tentang pembahasan kesenjangan antara teori dengan kasus dan
praktek di lapangan.
5. BAB V PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran.
6. DAFTAR PUSTAKA

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Tumbuh Kembang


2.1.1 Pengertian Tumbuh Kembang
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang
terjadi pada tiap makhluk. Pada manusia terutama anak-anak,
proses tumbuh kembang ini terjadi dengan sangat cepat, terutama
pada periode tertentu (Sulistyawati, 2014).
Tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa, yaitu
pertumbuhan dan perkembangan (Sulistyawati, 2014). .
Pertumbuhan (growth) adalah berkaitan dengan masalah
perubahan dalam besar, jumlah, atau ukuran atau dimensi tingkat
sel, yang diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kg), ukuran
panjang (cm, meter) (Sulistyawati, 2014)..
Perkembangan (development) adalah bertambahnya
kemampuan/ skill dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai
hasil dari proses pematangan (Sulistyawati, 2014)..
2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang
Secara umum terdapat dua factor yang berpengaruh terhadap
tumbuh kembang menurut Sulistyawati 2014 :
1. Genetik/ Dalam
Yaitu faktor–faktor yang ada dalam diri anak itu sendiri baik
faktor bawaan maupun faktor yang diperoleh, termasuk :
a. Hal-hal yang diturunkan dari orang tua, kakek, nenek atau
generasi sebelumnya (warna rambut, bentuk tubuh).
b. Unsur berfikir dan kemampuan intelektual (kecepatan
berfikir).
c. Keadaan kelenjar zat–zat dalam.
d. Emosi dan sifat–sifat (tempramen) tertentu.

5
Faktor genetic merupakan modal dasar dalam mencapai hasil
akhir proses tumbuh kembang. Melalui intruksi genetic yang
terkandung didalam sel telur yang telah dibuahi, dapat
ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Poternsi
genetic yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan
lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang
optimal.
2. Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan
tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Faktor lingkungan ini
secara garis besar menjadi :
a. Faktor lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu
masih didalam kandungan (prenatal).
b. Lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak
setelah lahir (postnatal).
Keterangan :
a. Faktor lingkungan prenatal
Faktor lingkuangan prenatal berpengaruh terhadap tumbuh
kembang janin mulai dari konsepsi sampai lahir, antara
lain :
1) Gizi ibu pada wanita hamil
Gizi ibu yang jelek sebelumnya terjadinya kehamilan
maupun pada selang hamil, lebih sering menghasilkan
bayi BBLR atau mati jarang menyebabakan cacat
bawaan. Anak yang lahir dari ibu yang bergizi kurang
dan hidup dilingkungan miskin maka mengalami
kurang gizi juga dan mudah terkena infeksi dan
selanjutnya akan menghasilkan wanita dewasa yang
berat dan tinggi badannya kurang pula.
2) Mekanis
Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat
menyebakan kelainan pada bayi akan dilahirkan.

6
Demikian pula dengan posisi janin pada uterus
mengakibatkan tali pusat, dislokasi panggul, tortikolis
congenital palsi fasialis atau kornio tabes.
3) Toksin/zat kimia
Masa organogenesis adalah masa yang sangat peka
terhadap zat–zat teratogen. Misal: thalichomide,
phenitosin, metadion, obat–obat anti kanker dapat
menyebabkan kelainan bawaan. Demikian pula ibu
hamil yang perokok berat/peminum alkohol kronis
sering melahirkan bayi BBLR, lahir mati atau cacat
atau retardasi mental keracunan logam berat pada ibu
hamil dapat menyebabkan mikrosefali dan palsi
serebral.
4) Endokrin
Hormon–hormon yang mungkin pada pertumbuhan
janin adalah somatropin, hormon plasenta, hormon
tiroid, insulin dan peptide–peptide lain dengan
aktifitas mirip insulin (insulin like growth
factor/IGFS)
5) Radiasi
Radiasi pada janin sebelum umur kehamilan 18 bulan
dapat menyebabkan kematian janin, kerusakan otak
cacat bawaan lainnya.
6) Infeksi
Infeksi intrauterine yang sering menyebabkan cacat
bawaan adalah TORCH (toxoplasmosis, rubella,
cytomegalovirus, herpes simplex). Sedangka infeksi
yang lainnya dapat menyebabkan penyakit pada janin
adalah varisela, caxackie malaria, virus HIV, polio
dan lain–lain. Diduga setiap hiperpireksia pada ibu
hamil dapat merusak janin.
7) Stress

7
Stress yang dialami ibu pada waktu hamil dapat
mempengaruhi tumbuh kembang janin antara lain
cacat bawaan, kelainan kejiwaan dan lain–lain.
8) Imunitas
Rhesus atau ABO inkrortabilitas sering menyebabkan
abortus, hidrops fetalis, ikterus atau lahir mati.
9) Anoreksia embrio
Oksigenesi janin mengalami gangguan pada plasenta
atau tali pusat, menyebabkan berat badan janin lahir
rendah.
b. Faktor lingkungan postnatal
Lingkungan postnatal yang mempengaruhi tumbuh
kembang anak secara umum dapat digolongkan menjadi :
1) Lingkungan biologis
a) Ras suku bangsa
Pertumbuhan somatic juga dipengaruhi oleh
ras/suku bangsa. Bangsa kulit putih/eropa
mempunyai pertumbuhan somatic yang lebih
tinggi dari pada asia.
b) Jenis kelamin
Dikatakan anak laki–laki lebih sering sakit
dibanding anak perempuan, tetapi belum
diketahui secara pasti mengapa demikian.
c) Umur
Umur yang paling rawan adalah masa balita, dan
oleh karana itu anak mudah sakit dan mudah
terjadi kurang gizi. Disamping itu masa balita
merupakan dasar pembentukan kepribadian anak
sehingga diperlukan perhatian khusus.

d) Gizi

8
Makanan memegang peran yang sangat penting
dalam tubuh kembang anak, dimana kebutuhan
anak juga untuk pertumbuhan, dimana
dipengaruhi oleh ketahanan makanan (food
secfty) keluarga
e) Perawatan kesehatan
Perawatan kesehatan yang teratur, tidak saja
kalau anak sakit, tetapi pemeriksaan kesehatan
dan menimbang anak secara rutin setiap bulan,
akan menunjang pada pertumbuhan dan
perkembangan anak
f) Kepekaan terhadap penyakit
Dengan imunisasi maka diharapkan untuk
terhindar dari penyakit–penyakit yang sering
menyebabkan cacat atau kematian
g) Penyakit kronis
Anak menderita penyakit menahun atau
tergantung tumbuh kembangnya dan
pendidikannya. Disamping itu anak juga
mengalami stress yang berkepanjangan akibat
dari penyakitnya.
h) Fungsi metabolisme
Khusus pada anak karena adanya perbedaan yang
mendasar dalam proses metabolism pada
berbagai umur, maka kebutuhan akan berbagai
nutrisi harus didasarkan atas perhitungan yang
tepat atau setidaknya memadai.
i) Hormon
Hormon yang berpengaruh terhadap tumbuh
kembang antara lain: growth hormon, tiroid,
hormon seks, IGFS, dan hormone dihasilkan
kelenjar adrenal.

9
3. Faktor fisik
a. Cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah
Musim kemarau yang panjang dapat berdampak
pada tumbuh kembang anak antara lain sebagai
akibat gagalnya panen, sehingga banyak anak
yang kurang gizi.
b. Sanitasi
Sanitasi lingkungan memiliki peran yang cukup
demikian dalam penyadiaan lingkungan yang
mendukung kesehatan anak dan tumbuh
kembangnya.
c. Keadaan rumah
Struktur rumah, ventilasi, cahaya dan kepadatan
hunian.
d. Radiasi
Tumbuh kembang anak dapat tergantung akibat
adanya radiasi yang tinggi.
4. Faktor psikososial
a. Stimulusi
Stimulasi merupakan hal yang penting dalam
tumbuh kembang anak. Anak yang dapat
stimulasi yang terarah dan yang teratur akan lebih
cepat berkembang dibandingkan dengan anak
yang kurang/tidak mendapat stimulasi.
b. Motifasi belajar
Motifasi belajar dapat ditimbulkan sejak dini
dengan memberikan lingkungan yang kondusif
untuk belajar.

c. Ganjaran ataupun hukuman yang wajar

10
Yang penting hukuman harus diberikan secara
obyektif disertai pengertian dan maksud dari
hukuman, bukan hukuman untuk melampiaskan
kebencian dan kejelekan terhadap anak.
d. Kelompok sebaya
Untuk proses sosialisasi dengan lingkungannya
anak memerlukan teman sebaya.
e. Stress
Stress pada anak juga berpengaruh terhadap
tumbuh kembangnya, misalnya anak akan
menarik diri, rendah diri terlambat bicara, nafsu
makan menurun.
f. Sekolah
Dengan mendapat pendidikan yang baik, maka
diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup anak–
anak tersebut.
g. Cinta dan kasih sayang
Salah satu hak anak adalah hak untuk dicintai dan
dilindungi.
h. Kualitas interaksi anak-orang tua
Interaksi tidak ditentukan oleh seberapa lama kita
bersama anak tetapi lebih ditentukan oleh kualitas
dari interaksi tersebut yaitu pemahaman terhadap
kebutuhan masing–masing dan upaya optimal
untuk memenuhi kebutuhan tersebut yang
dilandasi oleh rasa saling menyayangi.
5. Faktor keluarga dan adat istiadat
a. Pekerjaan/pendapatan keluarga
Pendapatan keluarga yang memadai akan
menunjang pertumbuhan dan perkembangan
anak.
b. Pendidikan ayah/ibu

11
Dengan pendidikan orang tua yang baik, maka
orang tua dapat menerima segala informasi dari
luar teruatama tentang cara pengasuhan anak
yang baik, bagaimana menjaga kesehatan
anaknya, pendidikannya dan sebagainya.
c. Jumlah saudara
Jumlah anak yang banyak pada keluaraga yang
keadaan sosial ekonominya cukup mengakibatkan
berkurangnya perhatian dan kasih sayang yang
diterima anak.
d. Jenis kelamin dalam keluarga
Pada masyarakat tradisioanal wanita mempunyai
status yang lebih rendah dibandingkan laki–laki,
sehigga angka kematian bayi dan malnutrisi
masih tinggi pada wanita.
e. Stabilitas rumah tangga
Tumbuh kembang anak akan berbeda pada
keluarga yang harmonis, dibandingkan dengan
mereka yang kurang harmonis.
f. Kepribadian orang tua
Kepribadian orang tua yang terbuka tentu
pengaruhnya berbeda terhadap tumbuh kembang
anak, bila dibandingkan dengan orang tua
kepribadian tertutup.
g. Adat istiadat dan norma
Adat istiadat yang berlaku ditiap daerah
berpengaruh terhadap tumbuh kembang.
h. Agama
Pengajaran agama harus sudah ditanamkan pada
anak sedini mungkin.

12
i. Urbanisasi
Salah satu dampak dari urbanisasi adalah
kemiskinan dengan segala permasalahannya.
j. Kehidupan politik dalam masyarakat yang
mempengaruhi prioritas kepentingan anak,
anggaran dan lain–lain.
(Sulistyawati, 2014)
2.1.3 Macam-Macam Tes Perkembangan
Ada berbagai macam tes perkembangan yang sering digunakan
dalam menilai perkembangan anak menurutAri sulistyawati 2014
yaitu :
1. Skala yaumi–mimi
Perkembangan mental
Gerakan kasar dan halus, emosi, sosisal dan prilaku bicara.
a. Lahir sampai 3 bulan
- Belajar mengangkat kepala.
- Belajar mengikuti objek dengan matanya.
- Melihat kemuka orang dengan tersenyum.
- Bereaksi terhadap suara / bunyi.
- Mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman,
pendengaran dan kontak.
- Menahan barang yang dipegangnya.
- Mengoceh spontan.
b. 3 sampai 6 bulan
- Mengakat kepala 900 dan mengakat dada dengan
bertopang dada.
- Mulai belajar meraih benda–benda yang ada dalam
jangkauan.
- Menaruh benda–benda dimulut.
- Tertawa dan menjerit karena gembira bila diajak main.

c. 6 sampai 9 bulan

13
- Dapat duduk tanpa dibantu.
- Dapat tengkurap dan balik sendiri.
- Dapat merangkak meraih benda tau mendekati
seseorang.
- Memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk.
- Bergembira dengan melempar benda–benda.
- Mulai berpatisipasi dalam permainan tepuk tangan dan
sembunyi-sembunyian.
d. 9 sampai 12 bulan
- Dapat berjalan sendiri tanpa dibantu.
- Dapat berjalan dengan dituntun.
- Menirukan suara.
- Mengulang bunyi yang didengar.
- Belajar menyataka satu atau dua kata.
- Mengerti perintah sederhana atau larangan.
- Berpartisipasi dalam permainan.
e. 12 sampai 18 bulan
- Berjalan dan mengeksplorasi rumah.
- Menyusun dua atau tiga kotak.
- Dapat mengatakan lima dari sepuluh kata.
f. 18 sampai 24 bulan
- Naik turun tangga.
- Menyusun enam kotak.
- Menunjuk mata dan hidungnya.
- Menyusun dua kata.
- Menggambar garis dikertas atau pasir.
g. 2 sampai 3 tahun
- Belajar melompat, memanjat, dengan satu kaki.
- Membuat jembatan dengan tiga kotak.
- Menggambar lingkaran.
- Bermain bersama dengan anak lain.
h. 3 sampai 4 tahun

14
- Berjalan–jalan sendiri mengunjungi tetangga.
- Berjalan pada jari kaki.
- Menggambar garis silang.
- Mengenal dua atau tiga warna.
- Banyak bertanya.
i. 4 sampai 5 tahun
- Melompat dan menari.
- Menggambar orang terdiri dari kepala, lengan, badan.
- Menggambar segi empat dan segi tiga.
- Pandai berbicara.
- Mengenal empat warna.
(Sulistyawati, 2014)
2.1.4 Pendidikan atau Stimulasi yang Perlu diberiakan :
1. Akademik sederhana, pengenalan ruang, bentuk, warna,
persiapan berhitung.
2. Pendidikan alam sekitar, sosialisasi, mengenal lingkungan
masyarakat.
3. Menyanyi, menggambar.
4. Bermain bebas untuk mengembangkan fantasi dan
memperkaya pengalaman
5. Bahasa,; bercakap–cakap, membaca gambar, bercerita,
mengucap syair sederhana.
6. Membuat permainan dari kertas
7. Bermain music
8. Mengenal tugas atau larangan
9. Aktifitas sehari hari (makan sendiri, minum sendiri, kontrol
buang air kecil dan besar).
(Sulistyawati, 2014)

2.2 Konsep DDTK


2.2.1 Pengertian DDTK

15
Deteksi Dini Tumbuh Kembang adalah kegiatan/ pemeriksaan
untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh
kembang pada balita dan anak pra sekolah (Andriana, 2011).
Deteksi Dini Perkembangan adalah kegiatan/ pemeriksaan untuk
mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan
(Andriana, 2011).
2.2.2 Jenis Deteksi Dini Tumbuh Kembang
1. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan.
2. Deteksi dini perkembangan.
3. Deteksi dini penyimpangan mental emosional.
(Andriana, 2011)
2.2.3 Alat Yang Diperlukan
1. Lembar formulir DDTK.
2. Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara
melakukan test dan penilaian.
(Andriana, 2011)
2.2.4 Prosedur DDTK terdiri dari 2 tahap :
1. Tahap Pertama
Secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia :
- 3 – 6 bulan
- 9 – 12 bulan
- 18 – 24 bulan
- 3 tahun
- 4 tahun
- 5 tahun
2. Tahap Kedua
Dilakukan pada anak yang dicurigai adanya hambatan
perkembangan kemudian dilanjutkan dengan evaluasi diagnostik
lengkap.
(Andriana, 2011)
2.2.5 Instrumen Tumbuh Kembang Anak
Instrumen tumbuh kembang menurut Dian Andriana 2011 :

16
1. Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
a. Jadwal :
3, 6, 9....24, 30....72 bulan
b. Pelaksana :
Tenaga kesehatan, guru TK, dan petugas terlatih.
c. Alat / Instrumen :
- Formulir
- Alat Bantu
d. Cara :
- Tentukan umur
- Pilih formulir sesuai umur bayi
- Beritahukan pada ibu agar tidak ragu–ragu dalam menjawab
pertanyaan
e. Interpretasi :
- Hitung berapa jumlah jawaban “YA”
- Jawaban “TIDAK” Perlu dirinci
f. Intervensi :
- S (YA = 9 – 10)
- M (YA = 7 – 8)
- P (YA = < 6)
2. Tes Daya Dengar (TDD)
a. Tujuan :
Menemukan gangguan pendengaran sejak dini, agar dapat
segera ditindak lanjuti untuk tingkatkan kemampuan daya
dengar dan bicara anak.
b. Jadwal :
- Tiap 3 bulan pada bayi umur < 12 bulan
- Tiap 6 bulan umur 12 bulan ke atas.
c. Pelaksana :
- Tenaga Kesehatan
- Guru TK
- PADU (Pusat Pendidikan Anak Dini Usia)

17
- Petugas Terlatih
d. Cara :
- Tentukan Umur
- Pilih formulir yang sesuai
- Anak < 24 bulan ditanyakan pada orang tua jika
jawaban “YA” bila bisa melakukan 1 bulan terakhir,
jawaban “TIDAK” bila anak tidak bisa melakukan 1 bulan
terakhir.
- Anak > 24 bulan pertanyaan yang ditujukan pada
orang tua untuk dikerjakan anak
e. Interpretasi :
- Mengalami kemungkinan gangguan pendengaran (ada 1
atau > jawaban tidak) cacat.
f. Intervensi :
- Tindak lanjut sesuai buku panduan, rujuk ke RS bila tidak
dapat ditanggulangi.
3. Tes Daya Lihat (TDL)
a. Tujuan :
Deteksi dini kelainan daya lihat agar dapat segera
ditanggulangi sehingga kesempatan memperoleh ketajaman
daya lihat menjadi lebih.
b. Jadwal :
Tiap 6 bulan (3 – 6 tahun)
c. Pelaksana :
- Tenaga Kesehatan
- Guru TK
- PADU
- Petugas Terlatih
d. Alat :
- Ruangan yang bersih
- 2 kursi
- Poster “E”

18
- Alat penunjuk
e. Cara :
Cara memeriksa :

1. Pilih ruangan yang bersih dan tenang dengan


penyinaran yang baik
2. Gantungkan poster “E” setinggi mata anak
pada posisi duduk.
3. Letakkan sebuah kursi sejauh 3 meter dari
poster “E”, menghadap ke poster “E”
4. Letakkan sebuah kursi lainnya disamping
poster “E” untuk pemeriksa
5. Pemeriksa memberikan kartu “E” pada anak.
Latih anak dalam mengarahkan kartu “E”
menghadap atas, bawah, kiri dan kanan, sesuai
yang di tunjuk pada poster “E” oleh pemeriksa.
6. Selanjutnya anak diminta menutup sebelah
matanya dengan buku/kertas.
7. Dengan alat penunjuk, tunjuk huruf “E”
pada poster, satu persatu, mulai baris pertama
sampai baris keempat atau baris “E” terkecil
yang masih dapat dilihat.
8. Puji anak setiap kali dapat mencocokkan
posisi kartu “E” yang dipegangnya dengan huruf
“E” pada poster.
9. Ulangi pemeriksaan tersebut pada mata
satunya dengan cara yang sama
10. Tentukan baris “E” terkecil yyang masih
dapat dilihat.

Interpretasi :

19
Kemungkinan mengalami gangguan penglihatan bila tidak
bisa melihat baris ke 3 pada kartu “E”
f. Intervensi :
- Minta anak datang lagi
- Bila tetap rujuk
4. KMME (Kuesioner Masalah Mental Emosional)
a. Tujuan :
Deteksi dini penyimpangan masalah mental emosional pada
anak pra sekolah
b. Jadwal :
Tiap 6 bulan pada anak umur 36 – 72 bulan
c. Alat :
KMME
d. Cara :
- Tanyakan secara jelas, satu persatu pada orang tua
- Catat jumlah jawaban “YA”

e. Interpretasi :
Bila ada jawaban “YA” → kemungkinan +
f. Intervensi :
- Bila ada jawaban “YA” beri konseling pada orang tua
dengan buku pedoman pola asuh anak yang mendukung
perkembangan. Lakukan evaluasi 3 bulan → tetap →
rujuk.
- Bila jawaban “YA” 2 / > → rujuk.
5. CHAT (Checklist for Autism in Toddlers)
a. Tujuan :
Deteksi dini autis pada anak umur 18 – 36 bulan
b. Jadwal :
Atas indikasi ada keluhan dari orang tua/pengasuh/guru TK
→ mengenai :
- Keterlambatan bicara

20
- Gangguan komunikasi / interaksi sosial
- Perilaku berulang–ulang
c. Alat :
CHAT CARDS
d. Cara :
- Ajukan pertanyaan dengan lambat, dan jelas pada orang
tua
- Lakukan pengamatan kemampuan anak
- Catat
e. Interpretasi :
- Resiko tinggi menderita autis → tidak pada A3, A7, B2,
B3, B4
- Resiko rendah menderita autis → tidak A7 dan B4
- Kemungkinan gangguan pendengaran → “TIDAK”
jumlahnya 3 pada A1 – A4, A6, A8, A9, B1, B5
- Anak dalam batas normal, bila tidak dalam kategori 1, 2, 3

f. Intervensi :
Bila anak resiko menderita autis dan kemungkinan ada
gangguan perkembangan → rujuk ke RS yang memiliki
fasilitas kesehatan jiwa / tumbuh kembang anak
6. GPPH (Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas
a. Tujuan :
Deteksi Dini anak adanya gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktivitas.
b. Jadwal :
Atas indikasi ada keluhan dari orang tua / pengasuh / guru
TK mengenai :
- Anak tidak bisa duduk tenang
- Anak selalu bergerak tanpa tujuan dan tidak mengenal
lelah
- Perubahan suasana hati yang mendadak / impulsif

21
c. Alat :
Formulir GPPH
d. Cara :
- Ajukan pertanyaan
- Lakukan pengamatan
- Keadaan diamati pada anak dimanapun dia berada
- Catat
e. Interpretasi :
Beri nilai
- 0 → tidak ditemukan
- 1→ kadang – kadang
- 2 → sering ditemukan
- 3 → selalu ada
f. Intervensi :
- Bila total 13 → uji ulang 1 bulan lagi
- Anak dengan GPPH → perlu dirujuk ke RS
(Andriana, 2011)
2.3 Konsep Manajemen Kebidanan Varney
I. Pengkajian
Tanggal : Untuk mengetahui kapan dimulai dilakukan pengkajian
pada klien.
Jam : Untuk mengetahui kapan dimulai dilakukan pengkajian
pada klien.
A. Data Subjektif
1. Biodata
a. Biodata Anak
- Nama Anak : Untuk mengenal, memanggil, dan
menghindari terjadinya kekeliruan.
- Usia : Untuk mengetahui penilaian tumbuh
kembang anak yang akan dilakukan
pada umur tersebut.

22
- Jenis Kelamin : Untuk mencocokkan identitas sesuai
nama bayi, serta menghindari
kekeliruan bila terjadi kesamaan
nama dengan bayi lain.
- Anak ke : Untuk mengetahui paritas dari orang
tua
b. Biodata Orang Tua
- Nama : Untuk mengenal/memanggil klien,
serta sebagai penanggung jawab
terhadap anak.
- Umur : Untuk mengetahui umur dari ibu
serta suami.
- Suku : Untuk mengetahui dari suku mana
ibu dan suami berasal dan
menentukan cara pendekatan serta
pemberian asuhan kepada anak.
- Agama : Untuk mengetahui kepercayaan klien
terhadap agama yang dianutnya dan
mengenali hal-hal yang berkaitan
dengan masalah asuhan kebidanan
- Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat
pengetahuan sebagai dasar dalam
memberikan asuhan.
- Pekerjaan : Jenis pekerjaan dapat menunjukkan
tingkat keadaan ekonomi keluarga
juga dapat mempengaruhi kesehatan.
- Penghasilan : Mengetahui taraf hidup ekonomi dan
berkaitan dengan status gizi pada
anak.
- Alamat : Untuk mengetahui tempat tinggal
klien dan menilai apakah lingkungan
cukup aman bagi kesehatannya serta

23
mempermudah untuk melakukan
kunjungan ulang.
2. Alasan Datang
Untuk mengetahui alasan ibu datang ke posyandu.
3. Keluhan Utama
Ditanyakan untuk mengetahui bagaimana kondisi anak.
4. Riwayat Kesehatan Sekarang
Untuk mengetahui apakah anak sekarang menderita suatu
penyakit.
5. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Untuk mengetahui apakah anak pernah menderita penyakit
menurun atau menular yang dapat mempengaruhi
perkembangannya sekarang.
6. Riwayat Kesehatan Keluarga
Untuk mengetahui adakah penyakit menurun atau menular
yang diderita anggota keluarga yang bisa mempengaruhi
kesehatan anak dan adakah keturunan kembar dalam
keluarga.
7. Riwayat Prenatal, Natal, Postnatal dan Neonatal
a. Prenatal
Ditanyakan pada ibu ini kehamilan ke berapa, keluhan ibu
pada saat hamil ini, periksa ke mana dan sudah berapa
kali periksa, mendapat obat apa saja setelah periksa.
b. Natal
Ditanyakan pada ibu melahirkan dimana, ditolong siapa,
bagaimana caranya serta penyulit yang dialami sewaktu
ibu melahirkan.
c. Postnatal
Ditanyakan pada ibu mengeluarkan darah yang
bagaimana, seberapa banyak, , ada luka jahitan.
d. Neonatal

24
Ditanyakan pada ibu tentang jenis kelamin, berat badan,
panjang badan bayi yang dilahirkan.
8. Riwayat Imunisasi
Untuk mengetahui imunisasi apa saja yang telah didapat oleh
bayi.
9. Pola Kebiasaan Sehari-hari
Untuk mengetahui bagaimana pola nutrisi, eliminasi,
istirahat, aktivitas, personal hygiene.
10. Riwayat Psikososial dan Budaya
a. Psikologi
Bagaimana respon ibu dan keluarga terhadap kelahiran
anaknya.
b. Sosial
Apakah hubungan ibu dengan suami, keluarga serta
petugas kesehatan baik atau tidak.
c. Budaya
Untuk mengetahui tradisi yang dianut keluarga yang
merugikan termasuk pantang makanan, minum jamu dan
kebiasaan berobat jika sakit.
11. Riwayat Spiritual
Untuk mengetahui bagaimana sikap ibu terhadap agama yang
diyakininya.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
TTV :
Pernafasan : normal (40 - 60 x/menit)
Nadi : normal (100 - 160 x/menit)
Suhu : normal (36,5 – 37,5 oC)
BB : apakah berat badan anak dalam
keadaan normal.

25
TB : apakah tinggi badan anak dalam
keadaan normal.
LILA : lingkar lengan anak menentukan
status gizi anak.
LIKA : apakah lingkar kepala anak dalam
keadaan normal.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
-Kepala : Simetris, tidak ada benjolan abnormal,
rambut hitam, bersih.
-Wajah : Simetris, tidak kuning, tidak pucat.
-Mata : Simetris, sclera tidak ikterus,
konjungtiva tidak pucat.
-Telinga : Simetris, tidak ada serumen.
-Hidung : Simetris, tidak ada polip, tidak ada
pernafasan cuping hidung, tidak ada
secret.
-Mulut : Simetris, bibir tidak kering, tidak ada
labiochizis, tidak ada labiopalatochizis,
lidah bersih.
-Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
dan pembesaran kelenjar limfe.
-Dada : Simetris, tidak terlihat retraksi dada.
-Abdomen : Bentuk normal, tidak kembung.
-Genetalia : Bersih, tidak ada pengeluaran sekret.
-Ekstremitas :
Atas : Pergerakan aktif, simertis, tidak ada
polidaktil dan sindaktil.
Bawah : Pergerakan aktif, simetris, tidak ada
polidaktil dan sindaktil.
b. Palpasi
-Kepala : Tidak teraba benjolan abnormal.

26
-Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar
tyroid, tidak teraba pembesaran
kelenjar limfe, dan tidak teraba
pembesaran vena jugularis.
-Abdomen : Tidak teraba benjolan abnormal.
c. Auskultasi
-Dada : Tidak terdengar ronchi atau wheezing.
d. Perkusi
-Abdomen : Tidak kembung.
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan.
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
1. Dapatkah anak Sosialisasi  Ya Tidak
mengenakan Kemandirian
sepatunya sendiri?
2. Dapatkah anak Gerak Kasar Ya Tidak
mengayu sepeda
roda 3 sejauh
sedikitnya 3 meter?
3. Setelah anak makan, Sosialisasi  Ya Tidak
apakah anak mencuci Kemandirian
dan mengeringkan
tangannya dengan
baik sehingga anda
tidak perlu
mengulanginya?
4. Suruh anak Berdiri Gerak Kasar Ya Tidak
satu kaki tanpa
berpegangan.Jika
perlu Tunjukkan
Caranya dan berikan
anak anda

27
kesempatan
melakukannya 3 kali.
Dapatkah ia
mempertahankan
keseimbangannya
dalam waktu 2 detik
atau lebih?
5. Letakkan selembar Gerak Kasar Ya Tidak
kertas seukuran buku
ini di lantai.Apakah
anak dapat
melompati panjang
kertas ini dengan
mengangkat kedua
kakinya secara
bersamaan tanpa di
dahului lari?
6. Jangan Membantu Gerak halus Ya Tidak
anak dan jangan
menyebut
lingkaran.Suruh anak
menggambar seperti
contoh ini di kertas
kosong yang
tersedia. Dapatkah
anak menggambar
lingkaran?

7. Dapatkah anak Gerak halus Ya Tidak

28
Meletakkan 8 buah
kubus satu persatu di
atas yang lain tanpa
menjatuhkan kubus
tersebut?
Kubus yang di
gunkan umuran 2.5-5
cm.
8. Apakah anak dapat Sosialisasi  Ya Tidak
bermain petak Kemandirian
umpet,ular naga atau
permainan yang lain
dimana ia ikut
bermain dan
mengikuti aturan
bermain?
Sosialisasi  Ya Tidak
9. Dapatkah anak
Kemandirian
mengenakan celana
panjang, kemeja,
baju atau kaos kaki
tanpa di bantu?
(Tidak Termasuk
memasang kancing,
gesper atau ikat
pinggang)

Tes Daya Dengar (TDD)

1. Perlihatkan benda-benda yang ada di YA TIDAK


sekeliling anak seperti
sendok,cangkir,bola bunga dan
sebagainya.Suru anak menyebutkan nam

29
benda-benda tersebut.Apakah anak dapat
menyebutkan nama benda-benda tersebut
dengan benar?
2. Suru anak duduk,anda duduk dalam jarak YA TIDAK
3 meter di depan anak.Suruh
anak ,mengulangi angka-angka yang telah
anda Ucapkan:
“Empat“,“Satu”,’’Delapan’’ atau
menirukan dengan menggunakan jari
tanganya.Kemudian tutup mulut anda
dengan buku/kertas,Ucapkan 4 angka
yang berlainan. Apakah Anak dapat
mengulangi atau menirukan ucapan anda
dengan menggunkan jarinya?(Anda dapat
mengulanginya dengan suara yang lebih
keras

b. TES DAYA LIHAT (TDL)

Cara memeriksa :

 Pilih ruangan yang bersih dan tenang dengan penyinaran


yang baik
 Gantungkan poster “E” setinggi mata anak pada posisi
duduk.
 Letakkan sebuah kursi sejauh 3 meter dari poster “E”,
menghadap ke poster “E”
 Letakkan sebuah kursi lainnya disamping poster “E”
untuk pemeriksa
 Pemeriksa memberikan kartu “E” pada anak. Latih anak
dalam mengarahkan kartu “E” menghadap atas, bawah,
kiri dan kanan, sesuai yang di tunjuk pada poster “E” oleh
pemeriksa.

30
 Selanjutnya anak diminta menutup sebelah matanya
dengan buku/kertas.
 Dengan alat penunjuk, tunjuk huruf “E” pada poster, satu
persatu, mulai baris pertama sampai baris keempat atau
baris “E” terkecil yang masih dapat dilihat.
Puji anak setiap kali dapat mencocokkan posisi kartu “E”
yang dipegangnya dengan huruf “E” pada poster.
 Ulangi pemeriksaan tersebut pada mata satunya dengan
cara yang sama
 Tentukan baris “E” terkecil yyang masih dapat dilihat.
c. Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional

KUESIONER MASALAH MENTAL EMOSIONAL


(KMEE)
No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah anak anda seringkali
terlihat marah tanpa sebab
yang jelas?
(seperti banyak
menangis,mudah tersinggung
atau bereaksi berlebihan
terhadap hal-hal yang sudah
biasa di hadapinya)
2. Apakah anak anada tampak
menghindar dari teman-
teman atau anggota
keluarganya?
(seperti ingin merasa
sendirian,menyendiri atau
merasa sedih sepanjang waktu
,kehilangan minat terhadap
hal-hal biasa sangat di
nikmati)
3. Apakah anak anda terlihat
berperilaku merusak dan
menentang terhadap
lingkungan di sekitarnya?
(seperti melanggar peraturan
yang ada,mencuri,seringkali

31
melakukan perbuatan yang
berbahaya bagi dirinya, atau
menyiksa binatang atau anak-
anak lainnya)
Dan tampak tidak perduli
dengan nasihat-nasihat yang
sudah di berikan kepadanya?
4. Apakah anak anda
memperlihatkan adanya
perasaan ketakutan atau
kecemasan berlebihan yang
tidak dapat di jelaskan asalnya
dan tidak sebanding dengan
anak lain seusianya?
5. Apakah anak anda mengalami
keterbatasan oleh karna
adanya Konsentrasi yang
buruk atau mudah teralih
perhatiannya, sehingga
mengalami penurunan dalam
aktivitas sehari-hari atau
prestasi belajarnya?
6. Apakah anak anda
menunjukkan perilaku
kebingungan sehingga
mengalami kesulitan dalam
berkomunikasi dan membuat
keputusan?
7. Apakah anak anda
menunjukkan adanya
perubahan pola tidur?
(Seperti sulit tidur sepanjang
waktu,terjaga sepanjang
hari,sering terbangun di waktu
tidur malam oleh karna mimpi
buruk,mengigau)
8. Apakah anak anda
menunjukkan adanya
perubahan pola makan?
(Seperti kehilangan nafsu
makan, makan berlebihan atau
tidak mau makan sama sekali)

9. Apakah anak anda sering kali


mengeluh sakit kepala, sakit
perut atau keluhan-keluhan

32
fisik lainnya?
10. Apakah anaka anada sering
kali mengeluh putus asa atau
keinginan untuk mengakhiri
hidupnya?
11. Apakah anak anda
menunjukkan adanya
kemunduran perilaku atau
kemampuan yang sudah di
milikinya ?
(Seperti mengompol kembali,
menghisap jempol, atau tidak
mau berpisah dengan orang
tua /pengasuhnya)
12. Apakah anak anda melakukan
perbuatan yang berulang-
ulang tanpa alasan yang
jelas?

C. Deteksi Dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan


Hiperaktivitas (GPPH)

Formulir Gangguan Pemusatan Perhatian dan


Hiperaktivitas (GPPH)
Kegiatan yang di amati 0 1 2 3
1. Tidak kenal lelah, atau aktivitas yang
berlebihan
2. Mudah menjadi gembira,impulsive
3. Mengganggu anak-anak lain
4. Gagal meneyelsaikan kegiatan yang
telah di mulai,rentang perhatian pendek
5. Menggerakkan anggota badan atau
kepala secara terus menerus
6. Kurang perhatian,mudah teralihkan
7. Permintaannya harus segera di
penuhi,mudah menjadi frustasi

33
8. Sering dan mudah menangis
9. Suasana hatinya mudah berubah dengan
cepat dan drastis
10. Ledakkan kesalahan ,tingkah laku
eksplosif dan tak terduga.

D. Checklist for Autism in Toddlers (CHAT)

A Anamnesa Ya Tidak
Apakah anak senang diayun – ayun
1. atau diguncang – guncang naik turun
di paha anda ?
Apakah anak tertarik
2.
(memperhatikan) anak lain ?
Apakah anak suka memanjat –
3.
manjat, seperti memanjat tangga ?
Apakah anak suka bermain “ciluk
4.
ba”, ‘petak umpet” ?
Apakah anak pernah bermain seolah
– olah membuat secangkir teh
5. menggunakan mainan berbentuk
cangkir dan teko, atau permainan
lain ?
Apakah anak pernah menunjuk atau
6. meminta sesuatu dengan
menunjukkan jari ?
Apakah anak pernah menggunakan
7. jari untuk menunjuk ke suatu agar
anda melihat ke sana ?

34
Apakah anak dapat bermain dengan
8.
mainan yang kecil (mobil atau bus) ?
Apakah anak pernah memberikan
9. suatu benda untuk menunjukkan
sesuatu ?

Y Ya Tida
B Pengamatan
k
1. Selama pemeriksaan apakah anak
menatap (kontak mata) dengan
pemeriksa ?
2. Usahakan menarik perhatian anak,
kemudian pemeriksa menunjuk
sesuatu di ruangan pemeriksaan
sambil mengatakan “Lihat itu ada
bola (atau mainan lain)” ?
3. Usahakan menarik perhatian anak,
berikan mainan gelas / cangkir dan
teko. Katakan pada anak : “Buatkan
secangkir susu buat mama” ?
4. Tanyakan pada anak : “Tunjukkan
mana gelas”! (gelas dapat diganti
nama benda lain yang dikenal anak
dan ada di sekitar kita). Apakah anak
menunjukkan benda tersebut dengan
jarinya?
5. Apakah anak dapat menumpuk
beberapa kubus/balok menjadi suatu
menara ?

35
II. Identifikasi Masalah/ Diagnosa
Dx : An. ”...” Umur … dengan Tumbuh Kembang Normal.
Ds : Ibu mengatakan tidak ada keluhan pada anaknya
Do : Keadaan umum : Baik/ cukup/ lemah
Kesadaran : Composmentis/ somnolen/ koma
Tanda – Tanda Vital :
Nadi : 120-160 x/ menit
Pernafasan : 30-60 x/ menit
Suhu : 36,5 oC – 37,5o C
BB : 2 X dari BBL
TB : ≤ 75 cm
LIKA : 44 cm
III. Antisipasi Masalah/ Diagnosa
Untuk mengetahui masalah potensial yang mungkin terjadi dalam
tumbuh kembang anak.
IV. Identifikasi Kebutuhan Segera
Menentukan tindakan yang akan segera dilakukan berdasarkan pada
masalah potensial yang terjadi (kolaborasi dengan dokter atau tenaga
kesehatan lainnya).
V. Intervensi
Dx : An. ”...” Umur ... dengan Tumbuh Kembang Normal
Tujuan : - Perkembangan anak sesuai dengan usianya
- Anak tumbuh dan berkembang tanpa ada
hambatan.
Kriteria Hasil : Anak dapat melakukan semua tugas yang sesuai
dengan usianya dengan baik.
Intervensi :
1. Lakukan pendekatan terapeutik pada ibu dan keluarga.
R/ agar klien dan keluarga kooperatif dengan tindakan yang
dilakukan petugas kesehatan.

36
2. Jelaskan pada ibu tentang manfaat dari penilaian perkembangan
dengan menggunakan metode DDTK.
R/ DDTK merupakan metode skrining terhadap kelainan
perkembangan tumbuh kembang anak.
3. Jelaskan tugas perkembangan anak pada usia anak saat ini
R/ agar ibu mengetahui kesamaan dari hasil pemeriksaan dengan
yang sudah dijelaskan.
4. Lakukan pemeriksaan tumbuh kembang
R/ dengan melakukan Pemeriksaan tumbuh kembang lebih dini
akan memudahkan mencari solusi terhadap permasalahan
yang kemungkinan ditemukan.
5. Lakukan informed consent pada ibu dan keluarga tentang
tindakan penilaian perkembangan dengan menggunakan metode
DDTK.
R/ untuk menanggulangi kesalah pemahaman dan ganggu gugat.
6. Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan dengan
menggunakan metode DDTK.
R/ ibu mengetahui tentang perkembangan anaknya terutama
tentang keterlambatan yang harus segera ditangani.
7. Beritahu ibu tugas perkembangan selanjutnya
R/ acuan untuk memberikan stimulus perkembangan.
8. Anjurkan ibu untuk menimbang BB anak setiap bulan di
Posyandu terdekat.
R/ BB merupakan monitor pertumbuhan anak.
9. Sarankan ibu untuk segera kontrol bila terdapat kelainan-kelainan
dalam perkembangannya.
R/ untuk deteksi dini adanya kelainan perkembangan.
10. Motivasi orang tua untuk tetap memberikan nutrisi yang sesuai
usia anak.
R/ gizi baik dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak.
11. Pendokementasian

37
R/ untuk bukti catatan medis.
VI. Implementasi
Implementasi yang dilaksanakan adalah mengacu pada intervensi
yang telah dibuat serta menyesuaikan dengan situasi dan kondisi
pasien.
VII.Evaluasi
Dilakukan untuk mengevaluasi keefektifan dan keberhasilan dari
asuhan yang telah diberikan dengan mengacu pada kriteria hasil

BAB III
TINJAUAN KASUS

I. PENGKAJIAN
Hari/ Tanggal : Rabu, 13 November 2019
Jam : 09.00 WIB
Tempat : Posyandu Edelweis
A. Data Subyektif
1. Biodata
a. Biodata Anak
Nama anak : An. “J”
Tempat & tanggal lahir : Malang, 10 Mei 2016
Usia : 42 bulan 3 hari
Jenis kelamin : laki-laki
Anak ke : II (Dua)
b. Biodata Orang Tua
Nama istri : Ny.”Y” Nama suami : Tn. “H”
Umur : 27 tahun Umur : 30 tahun
Suku : Jawa Suku : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendididikan : SD Pendidikan : SMK
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Bengkel

38
Penghasilan : - Penghasilan : 1,5 juta/bulan
Alamat : Pakisjajar 03/02 Pakis
2. Alasan datang
Ibu mengatakan ingin memeriksakan tumbuh kembang anaknya.
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan pada anaknya.
4. Riwayat Kesehatan yang Lalu
Ibu mengatakan anaknya tidak pernah menderita penyakit menular
maupun menurun. Ibu mengatakan anaknya tidak pernah sakit parah
sampai opname. Ibu mengatakan anaknya pernah sakit pilek, batuk
dan panas. Bila anak sakit ibu segera memeriksakan kebidan dan
sembuh setelah minum obat dari bidan.
5. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan saat ini anaknya sehat, tidak sakit apapun.
6. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dari pihak keluarganya maupun suami tidak ada
yang menderita penyakit menular seperti penyakit kuning, TBC, dan
penyakit typoid. Serta dalam keluarga tidak ada yang menderita
penyakit menurun seperti darah tinggi, kencing manis, jantung dan
tidak ada riwayat kembar.
7. Riwayat Pre Natal, Natal, Post Natal dan Neonatal
a.Prenatal
Selama hamil kondisi ibu baik, pada bulan pertama kehamilan
ibu mengalami mual muntah kurang lebih selama 2 bulan tapi
setelah itu tidak lagi. Ibu mendapat vitamin, tambah darah dan
kalk secara teratur dari Bidan. Ibu rutin memeriksakan
kehamilannya kebidan dan ibu mendapat suntik TT 1x saat
hamil.
b. Natal
Ibu mengatakan pada tanggal 10 Mei 2016 pukul 15.00 WIB
perutnya mulas dan kenceng-kenceng serta mengeluarkan lendir
dan darah, kemudian pada pukul 15.30 WIB ibu dibawa ke bidan.

39
Pada tanggal 10 Mei 2016 pukul 22.00 WIB bayi lahir secara
normal dengan jenis kelamain laki-laki, BBL 3500 gram, PB 48
cm, bayi lahir langsung menangis. Tidak ada kelainan tubuh
(cacat) pada bayi dan plasenta lahir lengkap.
c.Post Natal
Selama nifas tidak ada keluhan, ibu tidak demam. Ibu tidak
mengalami perdarahan. Ibu mengeluarkan darah nifas selama 40
hari. Dan bayi langsung diberi ASI.

d. Neonatal
Ibu mengatakan bayi lahir secara normal dengan jenis kelamin
laki-laki,BBL 3800 gram, PB 48 cm, bayi lahir langsung
menangis. Tidak ada kelainan tubuh (cacat) pada bayi.
8. Riwayat Imunisasi
Ibu mengatakan imunisasi anaknya lengkap
Hb0
6 jam setelah
lahir(11 Mei
2016)

BCG 10 Juni 2016


Polio1 10 Juni 2016
DPT,HB,HIB1 10 Juli 2016
Polio2 10 Juli 2016
DPT,HB,HIB3 10 Agustus 2016
Polio 3 10 Agustus 2016
DPT,HB,HIB3 10 September
2016
Polio4 10 September
2016
Campak 10 Februari 2017
***DPT-HB-Hib 10 November

40
lanjutan 2017
***Campak 10 Mei 2018
Lanjutan

9. Riwayat Perkembangan
- Umur ±2,5 bulan bisa mengangkat kepala.
- Umur 3 bulan mulai tengkurap sendiri tapi belum bisa membalik.
- Umur 3-6 bulan mulai mengakat kepala 90 derajat
,menggenggam tangannya sendiri, meraih nenda yang ada dalam
jangkauannya.
- Umur 6 sampai 9 bulan daspat duduk tanpa di bantu,dapat
merangkak meraih mainan atau mendekati seseorang,bersuara
memanggil mamama,bababa,tatata, bertepuk tangan dan ciluk ba.
- Umur 9-12 Bulan sudah bisa beljar berdiri selama 30 detik atau
berpegangan di kursi,berjalan dengan di tuntun.
- Umur 12-18 Bulan sudah bisa berdiri sendiri tanpa
berpegangan,menunjuk apa yang di inginkan,memanggil mama
dan papa dengan jelas
- Umur 18-24 Bulan sudah bisa belajar ,makan-minum sendiri
- Umur 24-36 Bulan sudah bisa berjalan naik tangga,dapat bermain
dan menendang bola,mencoret-coret di kertas,makan minum
sendiri, melepas pakaian sendiri.
10. Pola Kebiasaan Sehari–Hari
Pola Kebiasaan

Nutrisi Setiap hari makan 3 x sehari dengan komposisi


nasi ± ½ centong Minum air putih dan susu 8-9
gelas/ hari.
Hygiene Anak mandi 2 x/ hari, ganti baju tiap kali habis
mandi, ganti celana dalam tiap kali kotor/ basah.
Istirahat Anak tidur siang ± 2-3 jam. Tidur malam ± 8-9
jam. (mulai jam 08.00 malam sampai jam 05.00

41
pagi).
Eliminasi BAB : ± 1x sehari, warna kuning kecoklatan,
konsistensi lembek, bau khas
BAK : ± 5-6x sehari warna kuning , bau khas.
Pola Hubungan anak dengan ibu atau bapak dan
Hubunga keluarga terjalin dengan baik. Biasanya anak
n dan bermain dirumah bersama ibu, kakak atau
Aktivitas saudaranya.

11. Riwayat Psikososial dan Budaya


a.Psikologi
Ibu tampak senang menerima kelahiran anaknya. Anak diasuh
oleh ibu dan ayah.
b. Sosial
Ibu mengatakan hubungan ibu dengan keluarga dan tetangga
terjalin dengan baik juga dengan petugas kesehatan juga terjalin
dengan baik.
c.Budaya
Dalam keluarga masih melakukan selamatan 7 bulanan, tidak ada
budaya pantang makanan, tidak pernah minum jamu, jika
keluarga sakit selalu dibawa ke petugas kesehatan.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
- Keadaan Umum : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- Tanda-Tanda Vital :
Nadi : 115 x / menit
Pernafasan : 42 x /menit
Suhu : 36,5oC

2. Pemeriksaan Anthopometri
- BB : 14 kg

42
- TB : 104.5 cm
- LIKA : 45 cm
3. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
- Kepala : Bentuk normal, rambut hitam, bersih
- Muka : Simetris, tidak pucat, tidak kuning.
- Mata : Simetris, sklera tidak kuning, konjungtiva
tidak anemis.
- Hidung : Bersih, tidak ada polip,tidak ada pernafasan
cuping hidung,tidak ada sekret,
- Mulut : Bersih,bibir tidak kering ,tidak ada
labiochiziz,tidak ada labipalatochiziz, tumbuh
gigi susu, gigi tidak ada karies, lidah bersih,
- Leher : Tidak terlihat adanya pembesaran pada
kelenjar limfe, kelenjar tiroid, maupun vena
jugularis.
- Dada : Simetris, tidak tampak retraksi dada
- Abdomen : Bentuk normal, tidak tampak pembesaran
hepar,tidak kembung.
- Genetalia : Bersih, tidak ada pengeluaran sekret
- Ekstremitas :
Atas : Simetris, gerak aktif , tidak ada polidaktil dan
sidaktil
Bawah : Simetris, gerakan aktif, tidak ada polidaktil
dan sidaktil
b. Palpasi
- Kepala : Tidak teraba benjolan abnormal
- Leher : Tidak teraba pembekakan kelenjar tyroid,
kelenjar limfe maupun vena jugularis.
- Abdomen : Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba benjolan
abnormal.

43
- Ekstremitas :
Atas : Tidak oedem
Bawah : Tidak oedem
c. Auskultasi
- Dada : Tidak terdengar ronchi dan wheezing.
- Jantung : Denyut jantung normal
- Abdomen : Bising usus (+)
d. Perkusi
- Reflek patella :+/+

e. Perhitungan Umur anak


Tanggal Test : 13 November 2019
Tanggal Lahir : 10 Mei 2016
Perhitungan umur sebagai berikut : 2019 – 11 – 13
2016 – 05 – 10 _
3- 6- 3
Jadi An “J” berumur 42 bulan.

4. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal : 13 November 2019
Pukul : 09.10 WIB
a. Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
1. Dapatkah anak mengenakan Sosialisasi  Ya
sepatunya sendiri? Kemandirian
2. Dapatkah anak mengayu sepeda roda Gerak Kasar Ya
3 sejauh sedikitnya 3 meter?
3. Setelah anak makan, apakah anak Sosialisasi  Ya

44
mencuci dan mengeringkan Kemandirian
tangannya dengan baik sehingga
anda tidak perlu mengulanginya?
4. Suruh anak Berdiri satu kaki tanpa Gerak Kasar Ya
berpegangan.Jika perlu Tunjukkan
Caranya dan berikan anak anda
kesempatan melakukannya 3 kali.
Dapatkah ia mempertahankan
keseimbangannya dalam waktu 2
detik atau lebih?
5. Letakkan selembar kertas seukuran Bicara  Ya
buku ini di lantai.Apakah anak dapat
Bahasa
melompati panjang kertas ini dengan
mengangkat kedua kakinya secara
bersamaan tanpa di dahului lari?
6. Jangan Membantu anak dan jangan Gerak halus Ya
menyebut lingkaran.Suruh anak
menggambar seperti contoh ini di
kertas kosong yang tersedia.
Dapatkah anak menggambar
lingkaran?

7. Dapatkah anak Meletakkan 8 buah Gerak halus Ya


kubus satu persatu di atas yang lain
tanpa menjatuhkan kubus tersebut?
Kubus yang di gunkan umuran 2.5-5
cm.
8. Apakah anak dapat bermain petak Sosialisasi  Ya
umpet,ular naga atau permainan yang Kemandirian
lain dimana ia ikut bermain dan
mengikuti aturan bermain?
Gerak halus Ya
9. Dapatkah anak mengenakan celana
panjang, kemeja, baju atau kaos kaki

45
tanpa di bantu?(Tidak Termasuk
memasang kancing, gesper atau ikat
pinggang)
Kesimpulan :
Jawaban “YA” = 9 Jawaban “TIDAK” = 0
Jadi perkembangan anak dalam keadaan normal (Baik) atau, Tidak
terdapat kegagalan dalam Kuesioner Pra Skrining Perkembangan

Tes Daya Dengar (TDD)


1.Perlihatkan benda-benda yang ada di sekeliling Ya
anak seperti sendok,cangkir,bola bunga dan
sebagainya.Suru anak menyebutkan nam benda-
benda tersebut.Apakah anak dapat menyebutkan
nama benda-benda tersebut dengan benar?
2. Suru anak duduk,anda duduk dalam jarak 3 Ya
meter di depan anak.Suruh anak ,mengulangi
angka-angka yang telah anda Ucapkan:
“Empat“,“Satu”,’’Delapan’’ atau menirukan
dengan menggunakan jari tanganya.Kemudian
tutup mulut anda dengan buku/kertas,Ucapkan 4
angka yang berlainan. Apakah Anak dapat
mengulangi atau menirukan ucapan anda
dengan menggunkan jarinya?(Anda dapat
mengulanginya dengan suara yang lebih keras

Kesimpulan :
Jawaban “YA” = 2 jawaban “TIDAK” = 0
Jadi daya dengar anak dalam keadaan normal (Baik) atau Tidak
terdapat kegagalan dalam Tes Daya Dengar.

46
TES DAYA LIHAT (TDL)

Cara memeriksa :

1. Pilih ruangan yang bersih dan tenang dengan penyinaran


yang baik
2. Gantungkan poster “E” setinggi mata anak pada posisi
duduk.
3. Letakkan sebuah kursi sejauh 3 meter dari poster “E”,
menghadap ke poster “E”
4. Letakkan sebuah kursi lainnya disamping poster “E” untuk
pemeriksa
5. Pemeriksa memberikan kartu “E” pada anak. Latih anak
dalam mengarahkan kartu “E” menghadap atas, bawah, kiri dan
kanan, sesuai yang di tunjuk pada poster “E” oleh pemeriksa.
6. Selanjutnya anak diminta menutup sebelah matanya dengan
buku/kertas.
7. Dengan alat penunjuk, tunjuk huruf “E” pada poster, satu
persatu, mulai baris pertama sampai baris keempat atau baris
“E” terkecil yang masih dapat dilihat.
8. Puji annak setiap kali dapat mencocokkan posisi kartu “E”
yang dipegangnya dengan huruf “E” pada poster.
9. Ulangi pemeriksaan tersebut pada mata satunya dengan

47
cara yang sama
10. Tentukan baris “E” terkecil yyang masih dapat dilihat.
Hasil pemeriksaan :

Anak bisa melihat sampai baris ke :

Mata kanan      : baris ke- 4

Mata kiri          : baris ke-4

Interpretasi :

Anak tidak mengalami gangguan penglihatan.

C. Deteksi Dini Masalah Mental Emosional.

No Pertanyaan Tidak
1. Apakah anak anda seringkali terlihat marah Tidak
tanpa sebab yang jelas?
(seperti banyak menangis,mudah tersinggung
atau bereaksi berlebihan terhadap hal-hal yang
sudah biasa di hadapinya)
2. Apakah anak anada tampak menghindar dari Tidak
teman-teman atau anggota keluarganya?
(seperti ingin merasa sendirian,menyendiri atau
merasa sedih sepanjang waktu ,kehilangan minat
terhadap hal-hal biasa sangat di nikmati)
3. Apakah anak anda terlihat berperilaku Tidak
merusak dan menentang terhadap lingkungan
di sekitarnya?
(seperti melanggar peraturan yang
ada,mencuri,seringkali melakukan perbuatan
yang berbahaya bagi dirinya, atau menyiksa
binatang atau anak-anak lainnya)

48
Dan tampak tidak perduli dengan nasihat-nasihat
yang sudah di berikan kepadanya?
4. Apakah anak anda memperlihatkan adanya Tidak
perasaan ketakutan atau kecemasan
berlebihan yang tidak dapat di jelaskan asalnya
dan tidak sebanding dengan anak lain seusianya?
5. Apakah anak anda mengalami keterbatasan oleh Tidak
karna adanya Konsentrasi yang buruk atau
mudah teralih perhatiannya, sehingga
mengalami penurunan dalam aktivitas sehari-
hari atau prestasi belajarnya?
6. Apakah anak anda menunjukkan perilaku Tidak
kebingungan sehingga mengalami kesulitan
dalam berkomunikasi dan membuat keputusan?
7. Apakah anak anda menunjukkan adanya Tidak
perubahan pola tidur?
(Seperti sulit tidur sepanjang waktu,terjaga
sepanjang hari,sering terbangun di waktu tidur
malam oleh karna mimpi buruk,mengigau)
8. Apakah anak anda menunjukkan adanya Tidak
perubahan pola makan?
(Seperti kehilangan nafsu makan, makan
berlebihan atau tidak mau makan sama sekali)

9. Apakah anak anda sering kali mengeluh sakit Tidak


kepala, sakit perut atau keluhan-keluhan
fisik lainnya?
10. Apakah anaka anada sering kali mengeluh Tidak
putus asa atau keinginan untuk mengakhiri
hidupnya?
Tidak
11. Apakah anak anda menunjukkan adanya

49
kemunduran perilaku atau kemampuan yang
sudah di milikinya ?
(Seperti mengompol kembali, menghisap
jempol, atau tidak mau berpisah dengan orang
tua /pengasuhnya)
12. Apakah anak anda melakukan perbuatan yang Tidak
berulang-ulang tanpa alasan yang jelas?
Kesimpulan :
Jawaban “YA” = 0 jawaban “TIDAK” = 12
Jadi deteksi dini Masalah Mental Emosional dalam keadaan normal
(Baik) atau Tidak terdapat kegagalan Masalah Mental Emosional..

D. Deteksi Dini Pemusatan Perhatian Dan Hiperaktivitas (GPPH)

Formulir Gangguan Pemusatan Perhatian dan


Hiperaktivitas (GPPH)
Kegiatan yang di amati 0 1 2 3
1. Tidak kenal lelah, atau aktivitas yang √
berlebihan
2. Mudah menjadi gembira,impulsive √
3. Mengganggu anak-anak lain √
4. Gagal meneyelsaikan kegiatan yang √
telah di mulai,rentang perhatian pendek
5. Menggerakkan anggota badan atau √
kepala secara terus menerus
6. Kurang perhatian,mudah teralihkan √
7. Permintaannya harus segera di √
penuhi,mudah menjadi frustasi
8. Sering dan mudah menangis √
9. Suasana hatinya mudah berubah dengan √
cepat dan drastis
10. Ledakkan kesalahan ,tingkah laku √

50
eksplosif dan tak terduga.
JUMLAH 6

Kesimpulan ;
Nilai 0 = 4
Nilai 1 = 6
Nilai 2 = 0
Nilai 3 = 0
Jadi deteksi dini Pemusatan Perhatian Dan Hiperaktivitas
(GPPH) dalam keadaan normal (Baik) atau Tidak terdapat
kegagalan.

II. Identifikasi Masalah/ Diagnosa


Dx : An. “J” Usia 42 bulan dengan Tumbuh Kembang Normal
Ds : Ibu mengatakan tidak ada keluhan pada anaknya
Do : Keadaan Umum : baik
Kesadaran : composmentis
TTV :
Nadi : 115 x / menit
Pernafasan : 42x /menit
Suhu : 36,5oC
BB : 14 kg
TB : 104.5 cm
LIKA : 45 cm
Pemeriksaan Penunjang
a. Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan :
- Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
Tidak terdapat kegagalan dalam KPSP
- Tes Daya Dengar (TDD)
Tidak terdapat kegagalan dalam TDD
- Deteksi Dini Masalah mental emosional

51
- Deteksi dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan
Hiperaktivitas (GPPH)

III. Antisipasi Masalah Potensial


-
IV. Identifikasi Kebutuhan Segera
-

V. Intervensi
Dx : An.“J” Usia 42 bulan dengan Tumbuh Kembang Normal.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan :
- Perkembangan anak sesuai dengan usianya.
- Anak tumbuh dan berkembang tanpa ada hambatan.
Kriterial Hasil : Anak dapat melakukan semua tugas yang sesuai dengan
usianya dengan baik.
Umur 36-42
 Berdiri 1 kaki 2 detik
 Melompat kedua kaki diangkat
 Mengayuh sepeda roda tiga
 Menggambar garis lurus
 Menumpuk 8 buah kubus
 Mengenal 2-4 warna
 Menyebut nama,umur,tempat.
 Mengerti Kata di atas,dibawah,di depan
 Mendengar cerita
 Mencuci tangan dan mengeringkan tangan sendiri
 Bermain bersama teman ,mengikuti aturan
permainan.
 Mengenakan sepatu sendiri

52
 Mengenakan celana panjang,kemeja baju

Intervensi
1. Lakukan pendekatan terapeutik pada ibu dan keluarga.
R/ agar klien dan keluarga kooperatif dengan tindakan yang dilakukan
petugas kesehatan.
2. Jelaskan pada ibu tentang manfaat dari penilaian perkembangan dengan
menggunakan metode DDTK.
R/ DDTK merupakan metode skrining terhadap kelainan perkembangan
tumbuh kembang anak.
3. Jelaskan tugas perkembangan anak pada usia anak saat ini
R/ Agar ibu mengetahui kesamaan dari hasil pemeriksaan dengan yang
sudah dijelaskan.
4. Lakukan pemeriksaan tumbuh kembang
R/ dengan melakukan Pemeriksaan tumbuh kembang lebih dini akan
memudahkan mencari solusi terhadap permasalahan yang
kemungkinan ditemukan.
5. Lakukan informed consent pada ibu dan keluarga tentang tindakan
penilaian perkembangan dengan menggunakan metode DDTK.
R/ untuk menanggulangi kesalah pemahaman dan ganggu gugat.
6. Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan dengan menggunakan
metode DDTK.
R/ ibu mengetahui tentang perkembangan anaknya terutama tentang
keterlambatan yang harus segera ditangani.
7. Motivasi orang tua untuk tetap memebrikan nutrisi yang sesuai usia
anak
R/Gizi baik dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
anak
8. Beritahu ibu tugas perkembangan selanjutnya
R/ acuan untuk memberikan stimulus perkembangan.
9. Anjurkan ibu untuk menimbang BB anak setiap bulan di Posyandu
terdekat.

53
R/ BB merupakan monitor pertumbuhan anak.
10. Sarankan ibu untuk segera kontrol bila terdapat kelainan-kelainan
dalam perkembangannya.
R/ untuk deteksi dini adanya kelainan perkembangan.
11. Motivasi orang tua untuk tetap memberikan nutrisi yang sesuai usia
anak.
R/ gizi baik dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
anak.
12. Pendokementasian
R/ untuk bukti catatan medis.

VI. Implementasi
Dx : An.“J” Usia 42 bulan dengan Tumbuh Kembang Normal (DDTK)
1. Melakukan pendekatan terapeutik pada ibu dan keluarga dengan cara
memperkenalkan identitas petugas dan menanyakan keluhan.
2. Menjelaskan pada ibu tentang manfaat dari penilaian perkembangan
dengan menggunakan metode DDTK yang sangat diperlukan karena
apabila ada keterlambatan perkembangan dapat segera dikonsultasikan dan
segera dapat dilakukan penanganan dengan cepat.
3. Jelaskan tugas perkembangan anak pada usia anak saat ini.
4. Melakukan pemeriksaan tumbuh kembang.
5. Melakukan informed consent pada ibu dan keluarga tentang tentang
tindakan penilaian perkembangan dengan menggunakan metode DDTK
6. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada orang tua anak yaitu dari hasil
pemeriksaan dengan metode DDTK dapat diketahui bahwa tidak terdapat
kegagalan dalam penilaian Kuesioner Pra Skrining Perkembangan, Tes
Daya Dengar Normal, Kuesioner masalah Emosional (KMEE),Formulir
Deteksi Dini Gangguan Pemusatan Perhatian Dan Hiperaktivitas
(GPPH),SBerat Badan Normal dan Lika Normal.
7. Memotivasi orang tua untuk tetap memberikan nutrisi yang sesuai dengan
usia anak supaya anak mendapatkan gizi dan nutrisi yang baik untuk

54
proses pertumbuhan dan perkembangan seperti makan menu seimbang
makan (nasi,lauk,sayur,buah-buahan ) minum (air putih+susu).
8. Memberitahu ibu untuk mengajari dan melatih stimulasi yang perlu
dilanjutkan anaknya dirumah seperti anak memegang alat tulis dan
mencoret-coret dan menggambar
9. Menganjurkan ibu untuk menimbang berat badan anaknya setiap bulan
untuk memonitor pertumbuhan anak.
10. Memberitahu ibu untuk kembali 6 bulan pada bulan Mei untuk tumbuh
kembang berikutnya.
11. Memotivasi orang tua untuk tetap memberikan nutrisi yang sesuai dengan
usia anak supaya anak mendapat gizi dan nutrisi yang baik untuk proses
perkembangannya.
12. Melakukan pendokumentasian pada buku kartu anak.

VII. Evaluasi
Tanggal : 13 November 2019
Jam : 11.00 WIB
S : Ibu mengatakan bahwa ibu mengerti tentang kondisi anaknya
sekarang. Ibu dan keluarga mengatakan akan memberikan
stimulasi pada anak tentang perkembangan anak selanjutnya.
O : Keadaan Umum : Cukup
Kesadaran : Composmentis
TTV :
Nadi : 115 x / menit
Pernafasan : 36 x / menit
BB : 14 kg
TB : 104.5 cm
Pemeriksaan penunjang
Hasil DDTK:
Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan :
a. Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
Jawaban “YA” = 9 Jawaban “TIDAK” = 0

55
Jadi perkembangan anak dalam keadaan normal (Baik) atau,
Tidak terdapat kegagalan dalam KPSP.
b. Tes Daya Dengar (TDD)
Jawaban “YA” = 2 jawaban “TIDAK” = 0
Jadi daya dengar anak dalam keadaan normal (Baik) atau
tidak terdapat kegagalan dalam TDD.
c. Deteksi Masalah Mental Emosional
Jawaban
“YA” = 0 jawaban “TIDAK” = 12
Jadi deteksi dini Masalah Mental Emosional dalam
keadaan normal (Baik) atau Tidak terdapat kegagalan Masalah
Mental Emosional..

d. Deteksi Gangguan Pemusatan perhatian dan Hiperaktivitas


(GPPH)
Nilai 0 = 4
Nilai 1 = 6
Nilai 2 = 0
Nilai 3 = 0
Jadi deteksi dini Pemusatan Perhatian Dan Hiperaktivitas
(GPPH) dalam keadaan normal (Baik) atau Tidak terdapat
kegagalan

A : An.“J” Usia 42 bulan dengan Tumbuh Kembang Normal.


P : 1. Ibu mengerti untuk kembali 6 bulan pada bulan Mei untuk
tumbuh kembang berikutnya.
2. Ibu mengerti untuk mengajari dan melatih stimulasi yang
perlu dilanjutkan anaknya dirumah seperti anak memegang
alat tulis dan mencoret-coret dam menggambar.
3. Ibu mengerti untuk menimbang berat badan anaknya setiap
bulan di posyandu terdekat untuk memonitor pertumbuhan
anak.

56
BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Anak “J” usia 42 bulan


ditemukan bahwa anak sekarang dalam keadaan sehat. Dan dalam penilaian
didapatkan hasil tidak terdapat kegagalan dalam penilaian KPSP, TDD.
Sehingga setelah melakukan pengkajian dari data subyektif dan obyektif
melalui tahap pengumpulan data dengan wawancara observasi, pemeriksaan
umum dan pemeriksaan fisik dapat ditegakkan diagnosa yaitu Anak ”J” usia 42
bulan dengan tumbuh kembang normal, ini sesuai prosedur tidak ada kesenjangan
teori dengan prakteknya, terbukti semua anamnesa sudah terkaji dengan baik.
Dalam identifikasi masalah tidak ditemukan masalah yang dialami klien.
Pada masalah potensial tidak ditemukan suatu masalah sehingga dalam
identifikasi kebutuhan segera tidak memerlukan tindakan segera.
Setelah diketahui diagnosa pada langkah berikutnya yaitu intervensi
didapatkan penulis mengintervensi sesuai apa yang dibutuhkan klien, pada
dasarnya intervensi yang disusun sesuai dengan penatalaksanaan pada umumnya.
Dan pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori
dan praktek.

57
Setelah merencanakan dalam langkah berikutnya yaitu implementasi telah
dilakukan tindakan sesuai protap dan kebutuhan klien serta senantiasa menghargai
klien sehingga hubungan antara petugas dan klien terjalin dengan baik, dan tidak
ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek. Pada langkah terakhir yaitu
evaluasi petugas melakukan penilaian kembali dengan wawancara serta observasi
keadaan klien dan tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek.

58
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan pada Anak “J” Usia 42 bulan
dengan Tumbuh Kembang Normal, penulis menyimpulkan:
1. Pada pengkajian data asuhan yang diberikan sudah komprehensif
untuk dapat menegakkan diagnosa.
2. Pada identifikasi masalah/diagnosa asuhan yang diberikan sudah
sesuai komprehensif dan dapat menegakkan diagnosa.
3. Pada identifikasi masalah potensial juga dilakukan sesuai
komprehensif dan langkah ini tidak muncul masalah potensial.
4. Pada Identifikasi kebutuhan segera tidak dilakukan dengan
komprehansif karena dalam kasus ini tidak memerlukan kebutuhan
yang segera.
5. Pada intervensi/perencanaan asuahan yang diberikan sudah dilakukan
sesuai komprehansif dan menyeluruh sesuai dengan teori dan praktek.
6. Pada implementasi/pelaksanaan asuhan sudah dilakukan sesuai
komprehansif dan menyeluruh sesuai dengan teori dan praktek.
7. Pada evaluasi asuhan yang diberikan sudah sesuai dengan
komprehensif dan evaluasi yang didapat sesuai yang kita harapkan
Data yang diperoleh pada asuhan kebidanan ini yaitu dari hasil
wawancara dan observasi langsung.
5.2 Saran
Sesuai dengan bahan kasus di atas, melalui pendekatan manajemen
kebidanan maka penyusun menyarankan :.
1. Bagi Petugas Kesehatan
- Dalam memberikan asuhan kebidanan diharapkan tetap
mempertahankan komunikasi dan kerjasama anatra petugas dan
klien untuk memperlancar asuhan yang diberikan
- Memberi kesempatan apda klien dan keluarga untuk bertanya serta
memberikan keterangan dan informasi yang jelas dan tepat.

59
2. Bagi Masyarakat
- Diharapkan masyarakat selalu bekerja sama dengan petugas
kesehatan agar asuhan dapat berjalan dengan lancar/baik.
- Segera memeriksakan diri kepada petugas kesehatan jika
mengalami komplikasi atau gangguan kesehatan.
3. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa perlu meningkatkan pengetahuan dan pengalamannya
sehingga dapat mengetahui penatalaksanaan deteksi dini pertumbuhan
anak dan dapat memberikan asuhan yang tepat.

60
DAFTAR PUSTAKA

Cunningham, F. Gary, 2010. Obstetri Williams. Jakarta: EGC


Arief, Manjoer. 2010. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: EGC
Adriana, Dian.2011.Tumbuh Kembang Dan Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta :
Salemba Medika
Sulistyawati, Ari. 2014. Deteksi tumbuh kembang anak. Jakarta : Salemba Medika
Syaifuddin, Abdul Bani. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal Neonatal. YBPSP : Jakarta

61

Anda mungkin juga menyukai