Praktikum Mektan 2 (BAB1)
Praktikum Mektan 2 (BAB1)
Praktikum Mektan 2 (BAB1)
PENGUJIAN SONDIR
Pada pengukuran nilai konus, luasan yang dipakai adalah luas dari permukaan kerucut pada
alat bikonus. Sedangkan pada pengukuran jumlah hambatan pelekat luasan yang dipakai
adalah luas dari selubung luar alat bikonus. Perlawanan penetrasi konus adalah perlawanan
tanah terhadap ujung konus yang dinyatakan dalam gaya per satuan luas. Sedangkan
hambatan lekat adalah perlawanan geser tanah terhadap selubung bikonus dalam per satuan
luas.
2. Ukuran diameter konus adalah 35,7 mm ± 0,4 mm atau luas proyeksi konus = 10 cm2
3. Bagian runcing ujung konus berjari-jari kurang dari 3 mm. Konus ganda harus terbuat dari
baja dengan tipe dan kekerasan yang cocok untuk menahan abrasi dari tanah.
Pipa Dorong
Batang-batang yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. Pipa terbuat dari bahan baja dengan panjang 1,00 m.
b. Pipa harus menerus sampai konus ganda penampang pipa tidak tertekuk jika
disondir/didorong
c. Ukuran diameter luar pipa tidak boleh lebih besar daripada diameter dasar konus ganda untuk
jarak minimum 0,3 m di atas puncak selimut geser.
d. setiap pipa sondir harus mempunyai diameter dalam yang tetap.
e. Pipa-pipa yang tersambung satu dengan yang lainya dengan penyekrupan, sehingga terbentuk
rangkaian pipa kaku yang lurus.
f. Pipa bagian dalam harus dilumasi untuk mencegah korosi
Batang Dalam
Batang-batang dalam yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Batang dalam terbuat dari bahan baja dan terletak di dalam pipa dorong.
b. Batang-batang dalam harus mempunyai diameter luar yang konstan.
c. Panjang batang-batang dalam sama dengan panjang pipa-pipa dorong dengan perbedaan
kira-kira 0,1 mm
d. Batang dalam mempunyai penampang melintang yang dapat menyalurkan perlawanan
konus tanpa mengalami tekuk atau kerusakan lain.
e. Jarak ruangan antara batang dalam dan pipa dorong harus berkisar antara 0,5 mm dan
1,0 mm
f. Pipa dorong dan batang dalam harus dilumasi dengan minyak pelumas untuk mencegah
korosi
g. Pipa dorong dan batang dalam harus bersih dari butiran-butiran untuk mencegah
gesekan antara batang dalam dan pipa dorong.
1. Letakkan alat sondir tegak lurus dengan permukaan tanah dengan cara menyetel
klem penyetel yang ada di kanan – kiri tiang sondir. Alat sondir yang sudah siap
dengan lengkap. Kepala pipa dipasang diatas pipa dengan panjang 1,00 m dan
bagian bawah pipa dipasang bikonus. Kepala pipa yang ada diatas batang pipa
dimasukkan kedalam rumah plunyer dan kemudian dikunci. Setelah kunci pipa
ditutup, tabung plunyer digerakkan kebawah menekan pipa sondir serta
bikonusnya sampai sedalam 8 cm.
2. Pada saat pipa dibuka pipa ditahan dengan kunci pipa supaya tidak turun, tabung
diturunkan pelan sampai bagian bawah plunyer menekan batang besi yang
menonjol dari dalam pipa sondir. Penekanan dilakukan pelan – pelan sampai
manometer (M1) pada keadaan II. Kemudian dilanjutkan penekanan sampai
mantel biconus tertarik mendadak yang ditunjukan oleh gerakan manometer yang
secara mendadak dengan nilai (M2) lebih besar dari (M1) pada keadaan III.
Selanjutnya dilakukan penekanan sampai tidak ada pergerakan yang berarti
biconus berada pada posisi semula yaitu posisi IV = posisi I.
Catatan :
Angka yang diperoleh dari bacaan M1 dan M2 pada manometer selalu berubah ubah
dari awal sampai akhir kedalaman, pengujian sondir bergantung pada jenis tanah.
Akn = 10 cm2
Jadi nilai hambatan konus=tekanan manometer
M1 Cn= M1
Bila bukan sondir biasa maka: Aplunyer ≠ Akonus
Cn = qn=
Darikondisi II : Cn =M1
Darikondisi III : M2 x Aplunyer = Cn x Akn + Cl xAbikonus
Cl x Abikonus = M2 x Apl – Cn x Akn
Cl =
Cl = 0,1 (M2–M1).....................................................(2.3)
Gambar 1.1 Proses Titik pengujian sondir Gambar 1.2 Proses Memasang alat
sondir
0,00 0 0 0 0 0 0 0
qc (kg/cm2 ) Fs (kg/cm2 )
0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00
0.00 0.00 0.00 0.00
2.00
an
m
m
la
m
al
K
n
e
2.50
3.00
7.00 7.00 7.00
3.50
8.00 8.00 8.00
Berdasarkan gambar grafik 2.7 dapat digunakan untuk memperkirakan jenis tanah
berdasarkan angka Rf dan nilai qc yang diplotkan.
Dimana :
Menggunakan sondir biasa
A conus = Ac = 10 cm2
Dc = 3,5675 cm
LS = 13,213 cm
Fd = fs x 20 cm
JHP = ΣHP
Local Friction(Fs) = qf x (Ac / As)
Rf (%) = (Fs / qc) x 100
Jenis tanah sesuai pada grafik(terlampir)
Contoh perhitungan dengan mengambil sampel kedalaman -2.00 meter
qf = (qc + qf) – qc
=8–5
= 3kg/cm²
fs = qf x Ac / As
= 3 x(¼ x π x Dc²) / (π x Ds x Ls)
= 3 x (¼ x π x 3,5675²) / (π x 3,5675 x 13,213)
= 0,202 kg/cm
fd = fs x 20
= 0,202 x 20
= 4,050 kg/cm
Rf = (fs / qc) x 100%
= (0,202 / 5) x 100%
= 4,050%
1.5 Kesimpulan
Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa nilai tertinggi perlawanan conus (qc)
terdapat pada kedalaman tanah 8 meter besar qf = 3 kg/cm2 , serta nilai fd = 4,050 kg/cm² dan
nilai Fs tertinggi pada kedalaman 8 meter yaitu Fs = 0,202 kg/cm2 dan nilai Rf tertinggi pada
kedalaman 1 meter yaitu Rf = 4,050%
Berdasarkan data yang diperoleh dari gambar 1.4 (pengklasifikasian jenis tanah) di dapat
jenis tanah clay (Lempung) karena nilai Rf nya 4,050%. Jenis tanah sand (pasir) dapat
diketahui dari nilai qc yang tinggi dan Rf yang kecil, sebaliknya untuk Clay (lempung) qc-
nya kecil dan Rf-nya tinggi.