Pak Wing Laporan Uji Sondir CPT

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Umum
Pada setiap perancangan pondasi bangunan sipil terlebih dahulu perlu
diketahui sifat tanahnya. Hal ini dimaksudakan agar bangunan diatas pondasi
tersebut dapat berdiri dengan kokoh dan stabil. Sehingga perlu dilakukan uji
penetrasi lapangan dengan alat sondir atau cone penetration test (CPT).
Uji Sondir atau Cone Penetration Test (CPT) adalah salah satu pengujian
tanah di lapangan untuk memperoleh data perlawanan penetrasi lapisan tanah
dilapangan.

Cone Penetration Test (CPT) merupakan uji sederhana yang dipakai


semakin luas untuk lempung lunak dan pasir halus sampai pasir setengah kasar.
Pengujian dilakukan dengan mendorong kerucut baku ke dalam tanah dengan
kecepatan 10-20 mm/detik. Penguiian ini secara periodis dihentikan untuk
memasang batang 1 meteran guna menambah kedalaman (Bowles, 1991). Dari
pengujian ini didapatkan nilai perlawanan penetrasi konus. Perlawanan penetrasi
konus adalah perlawanan tanah terhadap ujung konus yang dinyatakan dalam gaya
per satuan luas. Sedangkan hambatan lekat adalah perlawanan geser tanah
terhadap selubung bikonus dalam gaya per satuan panjang. Nilai perlawanan
penetrasi konus dan hambatan lekat dapat diketahui dari bacaan pada manometer.
Dari perbandingan nilai perlawanan konus dengan nilai hambatan lekat didapat
nilai friction ratio(rf).

Data hasil pengujian sondir disajikan dalam bentuk tabel serta dalam
bentuk grafik hubungan kedalaman dengan perlawanan konus (qc), perlawanan
geser lokal (fs), geseran total (tf), dan friction ratio(rf).

B. Lingkup Pekerjaan
1. Mencari data kekerasan lapisan tanah.
2. Mencatat data penetrasi statis tanah dilapangan.

1
C. Maksud Pekerjaan
1. Mendapatkan data parameter kekerasan lapisan tanah .
2. Mengetahui letak tegangan tanah keras.

D. Lokasi Pekerjaan
Lokasi pekerjaan berada di Jl. Yudodipuran RT 01/ RW 07, Kelurahan
Sindurjan, Kabupaten Purworejo.

Gambar 1.1 Lokasi uji sondir


E. Titik Uji Sondir

Titik 1
Titik 2

Gambar 1.2 Titik uji sondir

2
BAB II

LANGKAH KERJA

A. Alat dan Bahan


1. Mesin sondir
2. Seperangkat stang sondir yang dilengkapi batang penekan di dalamnya
3. Konus dan Bikonus
4. Manometer kapasitas 60 kg/ dan 1000 kg/
5. Angker
6. Oli hidraulik
7. Kunci-kunci
8. Cangkul

B. Pelaksanaan Pengujian
1. Persiapan pengujian

Lakukan persiapan pengujian sondir lapangan dengan tahapan sebagai


berikut :

a. Membersihkan dan meratakan lokasi titik sondir dengan cangkul;


b. Siapkan lubang untuk penusukan konus pertama kali, digali degan
linggis sedalam sekitar 5 cm;
c. Masukkan 4 buah angker kedalam tanah pada kedudukan yang tepat
sesuai dengan letak rangka pembebanan;
d. Setel rangka pembebanan, sehingga kedudukan rangka berdiri
vertikal;
e. Pasang manometer;
f. Periksa sistem hidraulik dengan menekan piston hidraulik
menggunakan kunci piston dan jika kurang tambahkan oli serta
cegah terjadinya gelembung udara dalam sistem;
g. Tempatkan rangka pembebanan, sehingga penekan hidraulik berada
tepat diatasnya;

3
h. Pasang balok-balok penjepit pada jangkar dan kencangkan dengan
memutar baut pengencang, sehingga rangka pembebanan berdiri
kokoh dan terikat kuat pad permukaan tanah, apabila terjadi
pergerakan pada saat pengujian, tambahkan beban mati diataas
balok-balok penjepit;
i. Sambung konus ganda dengan batang dalam dan pipa dorong serta
kepala pipa dorong, dalam keaadan ini batang dalam selalu menonjol
keluar sekitar 8 cm diatas kepala pipa dorong. Jika ternyata urang
panjang, bisa ditambah dengan potongan besi berdiameter sama
dengan batang dalam.
2. Prosedur pengujian
a. Pengujian penetrasi konus
Lakukan pengujian penetrasi konus ganda dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
i. Tegakkan batang dalam dan pipa dorong dibawah penekan
hidraulik pada kedudukan yang tepat;
ii. Putar engkol searah jarum jam, sehingga gigi penekan dan
penekan hidraulik bergerak turun dan menekan pipa luar sampai
mencapai kedalaman 20 cm sesuai interval pengujian;
iii. Pada tiap interal 20 cm lakukan penekanan batang dalam dengan
menarik kunci pengatur, sehingga penekan hidraulik hanya
menekan batang dalam saja (kedudukan 1, lihat gambar 2.1 );
iv. Putar engkool searah jarum jam dan jaga agar kecepatan
penetrasi konus berkisar antara 10 mm/s sampai 20 mm/s.
Selama penekanan batang pipa dorong tidak boleh ikut turun,
karena akan mengacaukan pembacaan.
b. Pembacaan hasil pengujian
Lakukan pembacaan hasil pengujian penetrasi konus sebagai
berikut :
i. Baca nilai perlawanan konus pada penekan batang dalam
sedalam kira-kira 4 cm pertama (kedudukan 2, lihat gambar 2.1)
dan catat di formlir pada kolom Cw;

4
ii. Baca jumlah nilai perlawanan geser dan nilai perlawanan konus
pada penekan batang sedalam kira-kira 4 cm yang ke-dua
(kedudukan 3, lihat gambar 2.1) dan catat di foormulir pada
kolom Tw.

Gambar 2.1 Kedudukan waktu pengujian sondir


c. Pengulangan langkah-langkah pengujian
Ulangi langkah-langkah pengujian tersebut diatas hingga nilai
perlawanan konus mencapai batas maksimum (sesuai kapasitas alat)
atau hingga kedalaman 20 m s/d 40 m tercapai sesuai dengan
kebutuhan. Pada pengujian ini dilakukan sampai nilai perlawanan
konus terbaca pada manometer sebesar 100 kg/cm².
d. Penyelesaian pengujian
i. Cabut pipa dorong, batang dalam dan konus ganda dengan
mendorong/menarik kunci pengatur pada posisi cabut dan putar
engkol berlawanan arah jarum jam;
ii. Catat setiap penyimpangan pada waktu pengujian.

C. Menghitung Hasil Uji Lapangan


1. Perhitungan luas piston (Api)
Api = 0,25 x 3,14 x dpi² .......................................... (persamaan 1)
Dengan:
dpi = diameter piston

5
2. Perhitungan luas selimut geser (As)
As = 0,25 x 3,14 x ds x Ls ..................................... (persamaan 2)
Dengan:
ds = diameter selimut geser
Ls = panjang sellimut geser

3. Perhitungan luas konus (Ac)


Ac = 0,25 x 3,14 x dc² ............................................ (persamaan 3)
Dengan:
dc = diameter konus

4. Perhitungan perlawanan konus atau qc adalah

.................................................... (persamaan 4)

Dengan:
qc = Perlawanan penetrasi konus,
Api = Luas piston,
Ac = Luas penampang conus,
Cw = Bacaan nilai perlawanan konus pada penekan batang dalam sedalam
kira-kira 4 cm pertama.

5. Perhitungan Kw adalah
Kw = Tw – Cw ........................................................ (Persamaan 5)
Dengan:
Tw = Bacaan nilai perlawanan konus pada penekan batang dalam sedalam
kira-kira 4 cm kedua.
6. Perhitungan perlawanan geser (fs) adalah

( )
.............................................. (persamaan 6)

Dengan:
As = Luas selimut geser

6
7. Perhitungan geseran total (tf)
tf =𝛴 fs .............................................................. (persamaan 7 )

8. Perhitungan friction ratio (rf) % :

% .............................................. (persamaan 8)

7
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Uji Lapangan

Dari pengujian sondir yang dilakukan di lapangan didapat data sebagai


berikut :

Tabel 3.1 Hasil uji lapangan

TITIK 1 TITIK 2
Kedalaman
Cw Tw Cw Tw
(m) (kg/cm²) (kg/cm²) (kg/cm²) (kg/cm²)
-0,20 2 3 15 17
-0,40 2 3 25 32
-0,60 2 3 32 35
-0,80 3 4 35 39
-1,00 3 4 38 39
-1,20 3 5 40 41
-1,40 11 16 32 34
-1,60 15 16 22 23
-1,80 13 27 10 11
-2,00 15 20 4 5
-2,20 9 10 5 6
-2,40 6 7 4 5
-2,60 6 7 4 5
-2,80 5 6 4 5
-3,00 5 6 3 4
-3,20 4 5 3 4
-3,40 5 6 3 4
-3,60 4 5 3 4
-3,80 4 5 2 3
-4,00 4 5 3 4
-4,20 4 5 2 3
-4,40 4 5 2 3
-4,60 9 10 3 4
-4,80 4 5 3 4
-5,00 4 5 4 5
-5,20 4 5 8 9
-5,40 5 6 14 18
-5,60 6 7 10 11
-5,80 12 18 13 18

8
-6,00 20 24 22 34
-6,20 17 21 35 39
-6,40 24 29 40 42
-6,60 40 50 60 80
-6,80 70 80 70 80
-7,00 80 95 90 95
-7,20 100 110 100 110
-7,40 120 125
-7,60 140 150

Dari hasil uji yang didapat dari data lapangan seperti terlihat pada tabel 3.1 diatas
dapat dilakukan perhitungan parameter sondir sebagai berikut :
1. Titik 1 pada kedalaman -0,4 m
dpi = 4,54 cm
dc = 3,58 cm
ds = 3,5 cm
Ls = 11,48 cm

a. Luas piston (Api)


Api = 0,25 x 3,14 x dpi²
= 0,25 x 3,14 x 4,54²
= 16,18011 cm²

b. Luas selimut geser (As)


As = 0,25 x 3,14 x ds x Ls
= 0,25 x 3,14 x 3,5 x 11,48
= 126,1652 cm²

c. Luas penampang konus (Ac)


Ac = 0,25 x 3,14 x dc²

= 0,25 x 3,14 x 3,58²

= 10,06087 cm²

9
d. Perlawanan Konus atau qc pada kedalaman

= 3,22 kg/cm²

e. Perlawanan Geser (fs) adalah


( ) ( )
= = 0,128 kg/cm²

f. Hambatan Pelekat (HL)


HL = fs x 20 = 0,128 x 20 = 2,565 kg/cm

g. Geseran total (Tf)


Tf =𝛴HL 0m s/d -0,4m = 0 + 2,565 + 2,565 = 5,643 kg.cm

h. Friction Ratio (FR/Rf) % :

%= = 3,99 %

Untuk perhitungan kedalaman yang lainnya dapat dilihat pada tabel 3.2

2. Titik 2
Titik 1 pada kedalaman -0,4 m
dpi = 4,54 cm
dc = 3,58 cm
ds = 3,5 cm
Ls = 11,48 cm

a. Luas piston (Api)


Api = 0,25 x 3,14 x dpi²
= 0,25 x 3,14 x 4,54²
= 16,18011 cm²

10
b. Luas selimut geser (As)
As = 0,25 x 3,14 x ds x Ls
= 0,25 x 3,14 x 3,5 x 11,48
= 126,1652 cm²

c. Luas penampang konus (Ac)


Ac = 0,25 x 3,14 x dc²
= 0,25 x 3,14 x 3,58²
= 10,06087 cm²

d. Perlawanan Konus atau qc pada kedalaman

= 40,21 kg/cm²

e. Perlawanan Geser (fs) adalah


( ) ( )
= = 0,898 kg/cm²

f. Hambatan Pelekat (HL)


HL = fs x 20 = 0,898 x 20 = 17,954 kg/cm

g. Geseran total (tf)


Tf =𝛴HL 0m s/d -0,4m = 0 + 5,131 + 17,954 = 26,675 kg.cm

h. Friction Ratio (FR/rf) % :

%= = 2,23 %

Untuk perhitungan kedalaman yang lainnya dapat dilihat pada tabel 3.3

11
Tabel 3.2 Hasil perhitungan uji sondir lapangan titik 1
Kedalaman Cw Tw Kw qc fs fs x 20 tf rf
(m) (kg/cm²) (kg/cm²) (kg/cm²) (kg/cm²) (kg/cm²) (kg/cm²) kg.cm (%)
0 0 0 0 0 0 0 0 0
0,20 2 3 1 3,22 0,128 2,565 2,565 3,99
0,40 2 3 1 3,22 0,128 2,565 5,643 3,99
0,60 2 3 1 3,22 0,128 2,565 9,234 3,99
0,80 3 4 1 4,82 0,128 2,565 13,338 2,66
1,00 3 4 1 4,82 0,128 2,565 17,954 2,66
1,20 3 5 2 4,82 0,256 5,130 28,214 5,32
1,40 11 16 5 17,69 0,641 12,825 56,428 3,62
1,60 15 16 1 24,12 0,128 2,565 62,584 0,53
1,80 13 27 14 20,91 1,795 35,909 155,946 8,59
2,00 15 20 5 24,12 0,641 12,825 191,855 2,66
2,20 9 10 1 14,47 0,128 2,565 199,550 0,89
2,40 6 7 1 9,65 0,128 2,565 207,758 1,33
2,60 6 7 1 9,65 0,128 2,565 216,478 1,33
2,80 5 6 1 8,04 0,128 2,565 225,712 1,59
3,00 5 6 1 8,04 0,128 2,565 235,459 1,59
3,20 4 5 1 6,43 0,128 2,565 245,718 1,99
3,40 5 6 1 8,04 0,128 2,565 256,491 1,59
3,60 4 5 1 6,43 0,128 2,565 267,776 1,99
3,80 4 5 1 6,43 0,128 2,565 279,575 1,99
4,00 4 5 1 6,43 0,128 2,565 291,887 1,99
4,20 4 5 1 6,43 0,128 2,565 304,711 1,99
4,40 4 5 1 6,43 0,128 2,565 318,049 1,99
4,60 9 10 1 14,47 0,128 2,565 331,899 0,89
4,80 4 5 1 6,43 0,128 2,565 346,263 1,99
5,00 4 5 1 6,43 0,128 2,565 361,139 1,99
5,20 4 5 1 6,43 0,128 2,565 376,528 1,99
5,40 5 6 1 8,04 0,128 2,565 392,431 1,59
5,60 6 7 1 9,65 0,128 2,565 408,846 1,33
5,80 12 18 6 19,30 0,769 15,389 510,417 3,99
6,00 20 24 4 32,16 0,513 10,260 580,182 1,59
6,20 17 21 4 27,34 0,513 10,260 652,000 1,88
6,40 24 29 5 38,60 0,641 12,825 744,336 1,66
6,60 40 50 10 64,33 1,282 25,649 934,139 1,99
6,80 70 80 10 112,58 1,282 25,649 1129,072 1,14
7,00 80 95 15 128,66 1,924 38,474 1429,167 1,50
7,20 100 110 10 160,82 1,282 25,649 1634,359 0,80
7,40 120 125 5 192,99 0,641 12,825 1739,521 0,33
7,60 140 150 10 225,15 1,282 25,649 1954,973 0,57

12
Dari tabel 3.2 maka dapat digambarkan hubungan kedalaman dengan
perlawanan konus (qc) dan geseran total (tf) seperti terliat pada gambar 3.1.,
serta hubungan kedalaman terhadap friction ratio (rf) dapat dilihat pada
gambar 3.2

Penetrasi konus (qc) dan Perlawanan geserokal (fs) kg/cm²


0 25 50 75 100 125 150 175 200 225 250
0
0,4
0,8
1,2
1,6
2
2,4
2,8
Kedalaman (m)

3,2 qc
3,6
4 fs
4,4
4,8 tf
5,2
5,6
6
6,4
6,8
7,2
7,6
8
0 250 500 750 1000 1250 1500 1750 2000 2250
Total friction (tf) kg/cm

Gambar 3.1 Grafik hubungan kedalaman dengan perlawanan konus (qc),


perlawanan geser (fs), dan geseran total (tf) titik 1

0,00
0,40
0,80
1,20
1,60
2,00
2,40
2,80
Kedalaman (m)

3,20
3,60
4,00
4,40
4,80
5,20
5,60
6,00
6,40
6,80
7,20
7,60
8,00
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Friction ratio (rf) %

13
Gambar 3.2 Grafik hubungan kedalaman dengan friction ratio (rf) titik 1
Tabel 3.3 Hasil perhitungan uji sondir lapangan titik 2

Kedalaman Cw Tw Kw qc fs fs x 20 tf rf
(m) (kg/cm²) (kg/cm²) (kg/cm²) (kg/cm²) (kg/cm²) (kg/cm²) kg.cm (%)
0,00 0,00 0,00 0 0 0 0 0 0
0,20 15,00 17,00 2 24,12 0,256 5,130 5,130 1,06
0,40 25,00 32,00 7 40,21 0,898 17,954 26,675 2,23
0,60 32,00 35,00 3 51,46 0,385 7,695 37,448 0,75
0,80 35,00 39,00 4 56,29 0,513 10,260 53,863 0,91
1,00 38,00 39,00 1 61,11 0,128 2,565 58,480 0,21
1,20 40,00 41,00 1 64,33 0,128 2,565 63,610 0,20
1,40 32,00 34,00 2 51,46 0,256 5,130 74,895 0,50
1,60 22,00 23,00 1 35,38 0,128 2,565 81,051 0,36
1,80 10,00 11,00 1 16,08 0,128 2,565 87,720 0,80
2,00 4,00 5,00 1 6,43 0,128 2,565 94,902 1,99
2,20 5,00 6,00 1 8,04 0,128 2,565 102,596 1,59
2,40 4,00 5,00 1 6,43 0,128 2,565 110,804 1,99
2,60 4,00 5,00 1 6,43 0,128 2,565 119,525 1,99
2,80 4,00 5,00 1 6,43 0,128 2,565 128,758 1,99
3,00 3,00 4,00 1 4,82 0,128 2,565 138,505 2,66
3,20 3,00 4,00 1 4,82 0,128 2,565 148,765 2,66
3,40 3,00 4,00 1 4,82 0,128 2,565 159,537 2,66
3,60 3,00 4,00 1 4,82 0,128 2,565 170,823 2,66
3,80 2,00 3,00 1 3,22 0,128 2,565 182,621 3,99
4,00 3,00 4,00 1 4,82 0,128 2,565 194,933 2,66
4,20 2,00 3,00 1 3,22 0,128 2,565 207,758 3,99
4,40 2,00 3,00 1 3,22 0,128 2,565 221,095 3,99
4,60 3,00 4,00 1 4,82 0,128 2,565 234,946 2,66
4,80 3,00 4,00 1 4,82 0,128 2,565 249,309 2,66
5,00 4,00 5,00 1 6,43 0,128 2,565 264,186 1,99
5,20 8,00 9,00 1 12,87 0,128 2,565 279,575 1,00
5,40 14,00 18,00 4 22,52 0,513 10,260 343,185 2,28
5,60 10,00 11,00 1 16,08 0,128 2,565 359,600 0,80
5,80 13,00 18,00 5 20,91 0,641 12,825 444,242 3,07
6,00 22,00 34,00 12 35,38 1,539 30,779 653,539 4,35
6,20 35,00 39,00 4 56,29 0,513 10,260 725,356 0,91
6,40 40,00 42,00 2 64,33 0,256 5,130 762,291 0,40
6,60 60,00 80,00 20 96,49 2,565 51,298 1141,897 2,66
6,80 70,00 80,00 10 112,58 1,282 25,649 1336,830 1,14
7,00 90,00 95,00 5 144,74 0,641 12,825 1436,861 0,44
7,20 100,00 120,00 20 160,82 2,565 51,298 1847,247 1,59
7,40 135,00 155,00 20 217,11 2,565 51,298 2267,892 1,18

14
Dari tabel 3.3 maka dapat digambarkan hubungan kedalaman dengan
perlawanan konus (qc) dan geseran total (tf) seperti terliat pada gambar 3.3.,
serta hubungan kedalaman terhadap friction ratio (rf) dapat dilihat pada
gambar 3.4

Penetrasi konus (qc) dan Perlawanan geserokal (fs) kg/cm²


0 25 50 75 100 125 150 175 200 225 250
0,00
0,40
0,80
1,20
1,60
2,00
2,40
2,80
Kedalaman (m)

3,20 qc
3,60
4,00 fs
4,40
4,80 tf
5,20
5,60
6,00
6,40
6,80
7,20
7,60
8,00
0 400 800 1200 1600 2000 2400
Total friction (tf) kg/cm

Gambar 3.3 Grafik hubungan kedalaman dengan perlawanan konus (qc) dan
geseran total (tf) titik 2

0,00
0,40
0,80
1,20
1,60
2,00
Kedalaman (m)

2,40
2,80
3,20
3,60
4,00
4,40
4,80
5,20
5,60
6,00
6,40
6,80
7,20
7,60
8,00
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5
Friction ratio (rf) %

15
Gambar 3.4 Grafik hubungan kedalaman dengan friction ratio (rf) titik 2
B. Pembahasan

Dari gambar 3.1 sampai dengan gambar 3.4 dapat dianalisa keberadaan tanah
keras dengan mengamati nilai perlawanan konus (qc), perlawanan geser lokal (fs),
geseran total (tf), dan friction ratio (rf) yang terjadi, sehingga dari analisa tersebut
dapat digunakan sebagai acuan dalam perencanaan bangunan.

1. Titik 1

Pada kedalaman 1,4 s/d 2 m terjadi kenaikan nilai qc yang cukup


signifikan dengan nilai qc maksimal terjadi pada kedalaman 1,6 m dengan
nilai qc 24,12 kg/cm², namun kembali turun hingga kedalaman 5,6 meter,
kemudian kembali naik sampai teridentifikasi tanah keras pada kedalaman 7,4
m dengan nilai qc sebesar 225,15 kg/cm dengan nilai fs terbersar 1,282 kg/cm²
dan nilai tf sebesar 1954,97 kg-cm . Sedangkan nilai rf terbesar terjadi pada
kedalaman 1,8 m dengan nilai 8,59 %. Berdasar pengamatan dilapangan muka
air tanah terdapat pipa ketiga.

2. Titik 2

Pada kedalaman 0 s/d 2 m terjadi kenaikan nilai qc yang cukup signifikan


dengan nilai qc maksimal terjadi pada kedalaman 1,2 m dengan nilai qc 64,33
kg/cm², namun kembali turun hingga kedalaman 5 meter, kemudian kembali
naik sampai teridentifikasi tanah keras pada kedalaman 7,6 m dengan nilai qc
sebesar 217,11 kg/cm dengan nilai fs terbersar 2,565 kg/cm² dan nilai tf
sebesar 14484,548 kg-cm. Sedangkan nilai rf terbesar terjadi pada kedalaman
6 m dengan nilai 12,32 %. Berdasar pengamatan dilapangan muka air tanah
terdapat pipa ketiga.

16
BAB IV
KESIMPULAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari data dan hasil pegujian sondir yang dilakukan maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Tegangan tanah keras terletak pada kedalaman 7,4 m dan 7,6 m
2. Muka air tanah terdapat pada kedalaman ± 3 m
B. Saran
Untuk stabilitas struktur yang akan dibangun pada lahan tersebut
hendaknya fondasi diletakkan pada teganggan tanah keras yang terjadi
pada kedalaman 7,6 meter.

17
DAFTAR PUSTAKA

Bowles, J. E., 1991. Analisis desain pondasi, Penerbit Airlangga, Jakarta, hal.
140.

Badan Standarisasi Nasional, 2008. Cara uji penetrasi lapangan dengan alat
sondir. SNI 2827:2008 Jakarta

Team Soil Mechanic Laboratory, 2011. Buku Panduan Praktikum Mekaniika


Tanah UNS, Surakarta

18

Anda mungkin juga menyukai