BAB II Sondir Jasinta

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 6

BAB II

INVESTIGASI LAPANGAN

2.1 Sondir
Sondir merupakan salah satu pengujian tanah untuk mengetahui
karakterisktik tanah yang dilakukan di lapangan atau pada lokasi yang akan
dilakukan pembangunan konstruksi. Sondir merupakan investigasi minimum dalam
penentuan kondisi geoteknik dalam area proyek. ondir adalah alat berbentuk
silindris dengan ujungnya berupa konus. Dalam uji sondir, stang alat ini ditekan
ke dalam tanah dan kemudian memberikan perlawanan tanah terhadap ujung
sondir dan gesekan pada selimut silinder diukur. Metode ini kemudian dikenal
dengan berbagai nama seperti:static penetration test atau quassi static
penetration test, dutch cone test, dan secara singkat disebut sounding saja
yang berarti pendugaan. Di Indonesia kemudian dinamakan sondir yang diambil
dari bahasa Belanda (Safuan, 2014). Penggunaan sondir diatur dalam SNI 2827-
2008 mengenai Cara Uji Penetrasi Lapangan dengan Alat Sondir.

2.1.1 Tujuan
Pengujian sondir pada praktikum mekanika tanah dilaksanakan dengan
tujuan untuk mengetahui kedalaman lapisan tanah keras, serta mendapatkan nilai-
nilai daya dukung dari lapisan tanah sehubungan dengan kedalamannya mengenai
nilai sebagai berikut:
1. Daya dukung tanah (qc)
2. Jumlah hambatan lekat (qr)
3. Rasio gesekan (FR)

2.1.2 Landasan teori


Tanah di alam menurut Harry (1998), terdiri dari campuran butiran-butiran
mineral dengan atau tanpa kandungan bahan organik. Tanah berasal dari pelapukan
batuan yang prosesnya dapat secara fisik maupun kimia. Sifat-sifat fisik tanah
kecuali dipengaruhi oleh sifat batuan induk yang merupakan material asalnya, juga
dipengaruhi oleh unsur luar yang menjadi penyebab terjadinya pelapukan batuan
tersebut. Sondir adalah alat berbentuk silindris dengan ujungnya berupa konus.
Laporan Praktikum Mekanika Tanah Cone Penetration Test

Dalam uji sondir, stang alat ini ditekan ke dalam tanah dan kemudian memberikan
perlawanan tanah terhadap ujung sondir dan gesekan pada selimut silinder diukur.
Metode ini kemudian dikenal dengan berbagai nama seperti: static penetration test
atau quassi static penetration test, dutch cone test, dan secara singkat disebut
sounding saja yang berarti pendugaan.
Di Indonesia kemudian dinamakan sondir yang diambil dari bahasa
Belanda. Uji sondir saat ini merupakan salah satu uji lapangan yang telah diterima
oleh praktisi dan pakar geoteknik. Uji sondir ini telah menunjukkan manfaat untuk
pendugaan profil atau pelapisan tanah terhadap kedalaman karena jenis perilaku
tanah telah dapat diidentifikasi dari kombinasi hasil pembacaan tahanan ujung dan
gesekan selimutnya. Besaran penting yang diukur pada uji sondir adalah
perlawanan ujung yang diambil sebagai gaya penetrasi persatuan luas ujung sondir
(qc). Besarnya gaya ini seringkali menunjukkan identifikasi dari jenis tanah dan
konsistensinya. Pada tanah pasiran, tahanan ujung lebih besar daripada tanah
butiran halus. Harga perlawanan konus hasil uji penetrasi sondir pada lapisan tanah
/ batuan dapat dihubungkan secara empiris dengan kekuatannya. Pada tanah
berbutir halus (lempung – lanau), dapat ditentukan tingkat kekerasan relatifnya.
Sedangkan pada tanah berbutir kasar (pasir – gravel) dapat ditentukan tingkat
kepadatan relatifnya, nya besar, pada tanah berbutir kasar (pasir – gravel) harga
perlawanan konus besar tetapi sedangkan harga friction ratio-nya kecil.
Dalam perencanaan konstruksi bangunan sipil, daya dukung tanah
mempunyai peranan yang sangat penting. Daya dukung tanah merupakan
kemampuan tanah untuk menahan beban pondasi tanpa mengalami keruntuhan
akibat geser yang juga ditentukan oleh kekuatan geser tanah. Tanah mempunyai
sifat untuk meningkatkan kepadatan dan kekuatan gesernya apabila menerima
tekanan. Apabila beban yang bekerja pada tanah pondasi telah melampaui daya
dukung batasnya, tegangan geser yang ditimbulkan dalam tanah pondasi
melampaui kekuatan geser tanah maka akan mengakibatkan keruntuhan geser tanah
tersebut.
Daya dukung yang aman terhadap keruntuhan tidak berarti bahwa
penurunan pondasi akan berada dalam batas-batas yang diizinkan. Oleh karena itu,
analisis penurunan harus dilakukan karena umumnya bangunan peka terhadap

Jasinta Lizarni Putri – F1G221015


Laporan Praktikum Mekanika Tanah Cone Penetration Test

penurunan yang berlebihan. Kapasitas nilai daya dukung dari suatu tanah
didasarkan pada karakteristik tanah dasar dan dipertimbangkan terhadap kriteria
penurunan dan stabilitas yang diisyaratkan, termasuk faktor aman terhadap
keruntuhan. Secara umum analisis daya dukung tanah ditentukan dari daya dukung
ultimate dibagi faktor aman yang sesuai dan dilakukan dengan cara pendekatan
empiris untuk memudahkan perhitungan (Najoan, 2002).
Untuk identifikasi serta penentuan sifat-sifat teknis tanah, dibutuhkan
contoh tanah yang mewakili. Dari sini, kemudian ditentukan nilai-nilai kuat geser,
batas-batas atterberg, berat volume, kandungan karbonat, dan kandungan material
organiknya.Untuk itu contoh tanah yang dibutuhkan adalah contoh tanah yang tak
terganggu (undisturbed sample). Jenis-jenis tanah tertentu sangat mudah sekali
terganggu oleh pengaruh pengambilan contohnya di dalam tanah.untuk
menanggulangi haltersebut,sering dilakukan beberapa pengujian di lapangan secara
langsung.
Alat kerucut penetrometer (cone penetration test) adalah sebuah alat yang
ujungnya berbentuk kerucut dengan sudut 600 dan dan luasan ujung 10 cm2. Alat
ini digunakan dengan cara ditekan ke dalam tanah terus menerus dengan kecepatan
tetap 20 mm/detik, sementara itu besarnya perlawanan tanah terhadap kerucut
penetrasi (qc) juga terus menerus diukur. Dari alat penetrometer yang lazim dipakai,
sebagian besar mempunyai selubung geser (biconus) yang dapat bergerak
mengikuti kerucut penetrometer. Salah satu keuntungan utama dari alat ini ialah
bahwa tidak perlu diadakan pengeboran tanah untuk penyelidikan tanah. Tes pada
umumnya dilakukan pada tanah kohesif (Braja M. Das, 2010).
Sondir sebagai alat tes di lapangan sangat umum digunakan di Indonesia
sebab di negara ini banyak sekali dijumpai tanah lembek hingga kedalaman yang
cukup besar sehingga mudah ditembus dengan alat sondir. Penggunaan sondir
diatur dalam SNI 2827:2008 mengenai Cara Uji Penetrasi Lapangan dengan Alat
Sondir. Standar ini menguraikan prinsip-prinsip cara uji penetrasi lapangan dengan
alat sondir yang meliputi sistem peralatan uji penetrasi di lapangan dan
perlengkapan lainnya, persyaratan peralatan dan pengujian, cara uji, perhitungan
parameter perlawanan penetrasi lapisan tanah, laporan uji, dan contoh uji.

Jasinta Lizarni Putri – F1G221015


Laporan Praktikum Mekanika Tanah Cone Penetration Test

Gambar 2.1 Ilustrasi sondir

2.1.3 Peralatan
Peralatan yang dibutuhkan pada saat praktikum sondir adalah sebagai
berikut:
1. Mesin sondir manual dengan kapasitas 2,5 ton.
2. Manometer dan kuncinya 2 buah:
a. Kapasitas 0 kg/cm2 - 60 kg/cm2.
b. Kapasitas 0 kg/cm2 - 250 kg/cm2.
3. 10 set stang sondir lengkap yang panjangnya masing-masing 1,0 meter.
4. Konus ganda (biconus).
5. Satu set anker beserta kunci angker.
6. Besi kanal 4 buah (dua pendek dan dua panjang).
7. Kunci T dan tongkat besi untuk memukul angker.
8. Perlengkapan lain:
a. Kunci pipa
b. Minyak hidrolik SAE 10
c. Linggis

Jasinta Lizarni Putri – F1G221015


Laporan Praktikum Mekanika Tanah Cone Penetration Test

2.1.4 Prosedur Percobaan


Tahapan prosedur percobaan yang akan dilakukan pada saat investigasi
lapangan dengan tes sondir adalah sebagai berikut:
1. Bersihkan dan ratakan kemudian siapkan lubang pada titik yang akan disondir
dan pasang anker.
2. Pasang angker pada setiap ujung ukuran dengan bantuan kunci-T dan tongkat
besi. Pada saat memasang angker, berikan beban agar lebih mudah memasuki
lapisan tanah.
3. Letakkan mesin sondir dilokasi tersebut.
4. Letakan besi kanal pendek menyilang diatas besi kanal kanal panjang di
sebelah kiri dan kanan sondir lalu kunci sondir dengan menggunakan anker dan
besi kanal dengan menggunakan kunci angker. Pastikan sondir dalam keadaan
lurus.
5. Pasang manometer yang diperlukan. Awal penyondiran manometer yang
digunakan adalah kapasitas 0-60 kg/cm2 lalu akan diganti dengan manometer
kapasitas 0-250 kg/cm2 bila sudah hampir mendekati 60 kg/cm2.
6. Lumuri biconus dengan oli agar tidak tersendat. Jangan lupa untuk mengukur
ukuran biconus yang digunakan.
7. Pastikan stang yang digunakan tidak tersendat.
8. Pasang stang yang terdapat konus di ujungnya pada sondir. Atur agar stang
dalam bersentuhan pada kedudukan yang tepat dengan penekan hidrolik.
Pasang kunci puntir tanpa deret pada ujung atas stang.
9. Dorong atau tarik kunci pengatur pada kedudukan siap tekan, sehingga
penekanan hidrolik hanya akan menekan stang luar.
10. Tekan stang luar dengan menggunakan mesin sondir sedalam 20 cm dengan
alat sondir dan pastikan stang tersebut lurus.
11. Pada setiap interval 20 cm lakukan penekanan stang dalam dengan menarik
kunci pengatur, sehingga penekan hidrolik menekan stang dalam.
12. Pada penekanan pertama ujung biconus akan bergerak kebawah sedalam kira
kemudian baca manometer yang menyatakan daya dukung (qc). Pada
penekanan manometer kedua yang terbaca adalah nilai daya dukung ditambah
lekatan (qt).

Jasinta Lizarni Putri – F1G221015


Laporan Praktikum Mekanika Tanah Cone Penetration Test

13. Penekanan stang dilakukan secara continue dan discontinue.


14. Kecepatan putar engkol stabil dan tidak terlalu cepat.
15. Jika nilai daya dukung ditambah lekatan (qt) telah menunjukkan nilai > 60
kg/cm2 gunakan manometer yang kedua dengan kapasitas 250 kg/cm2.
Pemindahan manometer dilakukan dengan menutup keran hidrolik yang
menuju ke manometer.
16. Lakukan hal tersebut berulang hingga mencapai kedalaman 10 m.

Jasinta Lizarni Putri – F1G221015

Anda mungkin juga menyukai