Part 9 Materi 7 PERMASALAHAN PENDIDIKAN-1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

PERMASALAHAN PENDIDIKAN

Masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan (dipecahkan),dengan kata

lain masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan suatu yang

diharapkan dengan baik, agar tercapai tujuan dengan hasil yang maksimal.

Sementara itu, Pendidikan adalah persoalan asasi bagi manusia. Manusia sebagai

makhluk yang dapat didik dan harus dididik akan tumbuh menjadi manusia

dewasa dengan proses pendidikan yang dialaminya. Semenjak kelahirannya,

manusia telah memiliki potensi dasar yang bersifat universal.

Dalam perjalanannya menuju tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang

tertuang dalam Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang tujuan pendidikan

nasional adalah “mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia

Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap tuhan

yang maha esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan

keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan

mandiri serta rasa tanggung jawab dan kemasyarakatan dan kebangsaan.”

Masalah-masalah pendidikan (umum) yang perlu dipecahkan adalah:

a. Kurang meratanya pelayanan pendidikan

b. Kurang serasinya kegiatan belajar dengan tujuan pembelajaran

c. Belum efisien dan ekonomisnya pendidikan

d. Belum efektif dan efisiennya sistem penyajian

e. Kurang lancar dan sempurnanya sistem informasi kebijakan

f. Kurang dihargainya unsur kebudayaan nasional


g. Belum kokohnya kesadaran, identitas, dan kebanggaan nasional

h. Belum tumbuhnya masyarakat yang gemar belajar

i. Belum tersebarnya paket pendidikan yang dapat mengikat, mudah dicerna, dan

mudah diperoleh

j. Belum meluasnya kesempata kerja (pembuatan dan pemanfaatan teknologi,

komunikasi, software dan hardware).

Setiap Masalah pendidikan berkaitan erat dengan segi kehidupan yang lain,

masalahnya bersifat kompleks (rumit), sesuai dengan kehidupan masyarakatnya.

Seberapa besar keterkaitan suatu masalah pendidikan dengan masalah-masalah

social lain dalam masyarakatnya, secara sederhana masalah pendidikan dapat

dikelompokan kedalam beberapa jenis, :

1. Masalah pemerataan

2. Masalah Mutu / kualitas.

3. Masalah efektivitas dan relevansi

4. Masalah efisiensi.

Pemecahan masalah-masalah pendidikan yang komplek itu dengan cara

pendekatan pendidikan yang konvensional sudah dianggap tidak efektif. Karena

itulah inovasi atau pembaruan pendidikan sebagai persepektif baru dalam dunia

pendidikan mulai dirintis sebagai alternative untuk memecahkan masalah-masalah

pendidikan yang belum dapat diatasi dengan cara konvensional secara tuntas.

1. Masalah Pemerataan Pendidikan

1) Pengertian Pemerataan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata pemerataan berasal

dari kata dasar rata, yang berarti: 1) meliputi seluruh bagian, 2) tersebar kesegala

penjuru, dan 3) sama-sama memperoleh jumlah yang sama. Sedangkan kata

pemerataan berarti proses, cara, dan perbutan melakukan pemerataan. Jadi dapat

disimpulkan bahwa pemerataan pendidikan adalah suatu proses, cara dan

perbuatan melakukan pemerataan terhadap pelaksanaan pendidikan, sehingga

seluruh lapisan masyarakat dapat merasakan pelaksanaan pendidikan.

Pelaksanaan pendidikan yang merata adalah pelaksanaan program

pendidikan yang dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh

warga negara Indonesia untuk dapat memperoleh pendidikan. Pemerataan dan

perluasan pendidikan atau biasa disebut perluasan keempatan belajar merupakan

salah satu sasaran dalam pelaksanaan pembangunan nasional. Hal ini

dimaksudkan agar setiap orang mempunyai kesempatan yang sama untuk

memperoleh pendidikan. Kesempatan memperoleh pendidikan tersebut tidak

dapat dibedakan menurut jenis kelamin, status sosial, agama, maupun letak lokasi

geografis.

Dalam propernas tahun 2000-2004 yang mengacu kepada GBHN 1999-

2004 mengenai kebijakan pembangunan pendidikan pada poin pertama

menyebutkan: “Mengupayakan perluasan dan pemeraatan memperoleh

pendidikan yang bermutu tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia menuju terciptanya

Manusia Indonesia berkualitas tinggi dengan peninggakatan anggaran pendidikan

secara berarti“. Dan pada salah satu tujuan pelaksanaan pendidikan Indonesia
adalah untuk pemerataan kesempatan mengikuti pendidikan bagi setiap warga

negara.

Dari penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa Pemerataan Pendidikan

merupakan tujuan pokok yang akan diwujudkan. Jika tujuan tersebut tidak dapat

dipenuhi, maka pelaksanaan pendidikan belum dapat dikatakan berhasil. Hal

inilah yang menyebabkan masalah pemerataan pendidikan sebagai suatu masalah

yang paling rumit untuk ditanggulangi.

Permasalahan Pemerataan dapat terjadi karena kurang tergorganisirnya

koordinasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, bahkan hingga

daerah terpencil sekalipun. Hal ini menyebabkan terputusnya komunikasi antara

pemerintah pusat dengan daerah. Selain itu masalah pemerataan pendidikan juga

terjadi karena kurang berdayanya suatu lembaga pendidikan untuk melakukan

proses pendidikan, hal ini bisa saja terjadi jika kontrol pendidikan yang dilakukan

pemerintah pusat dan daerah tidak menjangkau daearh-daerah terpencil. Jadi hal

ini akan mengakibatkan mayoritas penduduk Indonesia yang dalam usia sekolah,

tidak dapat mengenyam pelaksanaan pendidikan sebagaimana yang diharapkan.

Permasalahan pemerataan pendidikan dapat ditanggulangi dengan

menyediakan fasilitas dan sarana belajar bagi setiap lapisan masyarakat yang

wajib mendapatkan pendidikan. Pemberian sarana dan prasrana pendidikan yang

dilakukan pemerintah sebaiknya dikerjakan setransparan mungkin, sehingga tidak

ada oknum yang dapat mempermainkan program yang dijalankan ini.

2) Tujuan pemerataan Pendidikan


Adalah menyiapkan masyarakat untuk dapat berpartisipasi dalam

pembangunan dan pengembangan bangsa, oleh karena itu setelah pelaksanaan

pemerataan pendidikan terpenuhi maka yang marus dilakukan selanjutnya adalah

meningkatkan mutu pendidikan.

Sebagaimana dijelaskan UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem

pendidikan Nasional (sisdiknas) bab 3 mengenai penyelenggaraan pendidikan

pasal 4 yang berbunyi sebagai berikut :

a. Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak

diskriminatif dengan menjungjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan,

nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.

b. Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistematik dengan

sistem terbuka multi bermakna

c. Pendidikan diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan

peserta didik yang berlangsung seumur hidup.

d. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun

kemauan, serta mengembangkan kreatifitas peserta didik dalam proses

pembelajaran

e. Proses pendidikan dikembangkan dengan budaya membaca, menulis, dan

berhitung bagi setiap masyarakat.

f. Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen

masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu

layanan pendidikan. Berdasarkan uraian diatas dapat dipahami pendidikan

diindoesia dilaksanakan berdasarka kebutuhan warga masyarakat dalam


pemberdayaan terhadap warga negara dengan menjunjung tunggi nilai-nilai

demokratis dan keadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi

HAM, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.

2. Masalah Mutu Pendidikan

1) Pengertian Mutu Pendidikan.

Mutu sama halnya dengan memiliki kualitas dan bobot. Jadi pendidikan

yang bermutu yaitu pelaksanaan pendidikan yang dapat menghasilkan tenaga

profesional sesuai dengan kebutuhan negara dan bangsa pada saat ini. Sedangkan

relevan berarti bersangkut paut, kait mangait, dan berguna secara langsung.

Sejalan dengan proses pemerataan pendidikan, peningkatan mutu untuk setiap

jenjang pendidikan melalui persekolahan juga dilaksanakan. Peningkatan mutu ini

diarahkan kepada peningkatan mutu masukan dan lulusan, proses, guru, sarana

dan prasarana, dan anggaran yang digunakan untuk menjalankan pendidikan.

Kurangnya dana, kurangnya jumlah guru, kurangnya fasilitas pendidikan

dapat mempengaruhi merosotnya mutu pendidikan. Oleh sebab itudalam

mengatasi masalah ini pemerintah telah berusaha dengan sebaik mungkin untuk

meningkatkan kemampuan guru melalui training-training, dengan menambah

fasilitas, dengan menambah dana pendidikan, mencari sestem pengajaran tepat

guna, serta sistem eveluasi yang sebaik mungkin dengan tujuan dapat

meningkatkan mutu pendidikan secara bertahap.

2) Tujuan Mutu pendidikan

Adalah untuk memberikan jaminan kualitas pendidikan yang sesuai dengan

tujuan pendidikan. Oleh karena itu mutlak dilakukan atau dilaksanakan oleh
lembaga pendidikan. Mutu pendidikan erat kaitannya dengan lembaga pendidikan,

yaitu sekolah yang merupakan lembaga pendidikan secara khusus yang

mengembangkan SDM.

3. Masalah Efektivitas dan Efisiensi

1) Pengertian Efektifitas dan Efisiensi

Sesuai dengan pokok permasalahan pendidikan yang ada selain sasaran

pemerataan pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan, maka ada satu masalah

lain yang dianggap penting dalam pelaksanaan pendidikan, yaitu efisiensi dan

efektifitas pendidikan. Permasalahan efisiensi pendidikan dipandang dari segi

internal pendidikan. Maksud efisiensi adalah apabila sasaran dalam bidang

pendidikan dapat dicapai secara efisien atau berdaya guna. Artinya pendidikan

akan dapat memberikan hasil yang baik dengan tidak menghamburkan

sumberdaya yang ada, seperti uang, waktu, tenaga dan sebagainya.

Pelaksanaan proses pendidikan yang efisien adalah apabila pendayagunaan

sumber daya seperti waktu, tenaga dan biaya tepat sasaran, dengan lulusan dan

produktifitas pendidikan yang optimal. Pada saat sekarng ini, pelaksanaan

pendidikan di Indonesia jauh dari efisien, dimana pemanfaatan segala sumberdaya

yang ada tidak menghasilkan lulusan yang diharapkan. Banyaknya pengangguran

di Indonesia lebih dikarenakan oleh kualitas pendidikan yang telah mereka

peroleh. Pendidikan yang mereka peroleh tidak menjamin mereka untuk mendapat

pekerjaan sesuai dengan jenjang pendidikan yang mereka jalani.

Pendidikan yang efektif adalah pelaksanaan pendidikan dimana hasil yang

dicapai sesuai dengan rencana / program yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika
rencana belajar yang telah dibuat oleh dosen dan guru tidak terlaksana dengan

sempurna, maka pelaksanaan pendidikan tersebut tidak efektif.

Tujuan dari pelaksanaan pendidikan adalah untuk mengembangkan kualitas

SDM sedini mungkin, terarah, terpadu dan menyeluruh melalui berbagai upaya.

Dari tujuan tersebut, pelaksanaan pendidikan Indonesia menuntut untuk

menghasilkan peserta didik yang memeiliki kualitas SDM yang mantap.

Ketidakefektifan pelaksanaan pendidikan tidak akan mampu menghasilkan

lulusan yang berkualitas. Melainkan akan menghasilkan lulusan yang tidak

diharapkan. Keadaan ini akan menghasilkan masalah lain seperti pengangguran.

Penanggulangan masalah pendidikan ini dapat dilakukan dengan

peningkatan kulitas tenaga pengajar. Jika kualitas tenaga pengajar baik, bukan

tidak mungkin akan meghasilkan lulusan atau produk pendidikan yang siap untuk

menghadapi dunia kerja. Selain itu, pemantauan penggunaan dana pendidikan

dapat mendukung pelaksanaan pendidikan yang efektif dan efisien. Kelebihan

dana dalam pendidikan lebih mengakibatkan tindak kriminal korupsi dikalangan

pejabat pendidikan. Pelaksanaan pendidikan yang lebih terorganisir dengan baik

juga dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi pendidikan. Pelaksanaan

kegiatan pendidikan seperti ini akan lebih bermanfaat dalam usaha penghematan

waktu dan tenaga.

Pendidikan diusahakan agar dapat memperoleh hasil yang baik dengan

adanya biaya dan waktu yang sedikit. Ini artinya harus dicari sistem mendidik dan

mengajar yang efisien dan efektif, yang sesuai dengan prinsip-prinsip dasar

pendidikan.
2) Tujuan Efisiensi Pendidikan

Dalam konteks penyelenggaraan pendidikan diindonesia erat kaitannya

dengan profesional dalam management nasional pendidikan yang diterapkan,

antara lain : disiplin keahlian, etos kerja, dan cost effectiveness.

Berdasarkan uraian diatas dapat dipahami bahwa efisiensi pendidikan

merupakan salah satu faktor pendukung dalam membentuk lembaga pendidikan

yang efektif serta sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu proses

pendidikan harus diusahakan agar memperoleh hasil yang maksimal denga waktu

yang terbatas.

4. Permasalahan Relevansi

1) Pengertian Relevansi Pendidikan

Relevansi pendidikan merupakan kesesuaian antara pendidikan dengan

perkembangan di masyarakat. Misalnya:Lembaga pendidikan tidak dapat

mencetak lulusan yang siap pakai. tidak adanya kesesuaian antara output (lulusan)

pendidikan dengan tuntutan perkembangan ekonomi.

Masalah relevansi ini pada prinsipnya cukup mendasar. Dalam kondisi

sekarang ini sangat dibutuhkan output pendidikan yang sesuai dengan tuntutan

masyarakat terutama dalam hubungannya dengan persiapan kerja. Hal tersebut

lebih jelas dengan digulirkannya konsep Link and Match yang salah satu

tujuannya adalah untuk mengatasi persoalan relevansi tersebut.

2) Tujuan Relevensi

Upaya peningkatan relevasi dalam sstem pendidikan bertujuan agarhasil

pendidikan sesuai dengan kebutuhan peserta didik, dalam artian prosese


pendidikan dapat memberikan dampak pemenuhan kebutuhan peserta didik, baik

kebutuha kerja , kehidupan dimasyarakat, dan melanjutkan kejenjang yang lebih

tinggi.

A. Faktor Pendukung Masalah Pendidikan

Faktor yang menyebabkan terjadinya masalah itu. Adapun faktor-faktor

yang dapat menimbulkan permasalahan pokok pendidikan tersebut adalah sebagai

berikut.

1. IPTEK

Adanya perkembangan ilmu pengetahuan tidak bisa dipungkiri

mengakibatkan kemajuan teknologi yang mempengaruhi keidupan sosial,

ekonomi, politik, pendidikan, dan kebudayaan bangsa indonesia. Diakui bahwa

sistem pendidikan yang kita miliki dan dilaksanakan selama ini belum mampu

mengikuti dan mengendalikan kemajuan-kemajuan tersebut sehingga dunia

pendidikan belaum dapat menghaslkan tenaga-tenaga pembangunan yang

produktif, kreatif dan aktif serta sesuai dengan wawasan dan keinginan

masyarakat luas. Bagaimanapun berkembangnya ilmu pengetahuan modern

menghendaki dasar-dasar pendidikan yang kokoh dan penguasaan kemampuan

yang terus menerus.

2. Pertambahan penduduk

Laju eksplosi penduduk yang cukup pesat tentunya menuntut adanya

perubahan, sekaligus pertambahannya keinginan masyarakat untuk mendapatkan

pendidikan yang secara komulatif menuntut dari segi sarana pendidikan yang

memadai. Kenyataan tersebut menyatakan daya tampung, ruang dan fasilitas


pendidikan sangat tidak seimbang. Hal inilah yang mneyebabkan sulitnya

menentukan bagaiman relevansi pendidikan dengan dunia kerja sebagai akibat

tidak seimbangnya antara output lembaga pendidikan dengan kesempatan yang

tersedia.

3. Meningkatnya animo masyarakat untuk memperoleh pendidikan yang lebih

baik

Munculnya gerakan inovasi pendidikan yang erat kaitannya dengan adanya

berbagai tantanga dan permasalahan yang dihadapi oleh dunia pendidikan dewasa

ini, yang salah satu penyebabnya adalah kemajuan IPTEK. Kemajuan IPTEK

yang terjadi senantiasa mempengaruhi aspirasi masyarakat. Pada umumnya

mereka mendambakan pendidikan yang lebih baik, padahal bisatu sis kesempatan

untuk itu sangat terbatas sehingga terjadilah kompetisi atau persaingan yang

sangat ketat. Berkenaan dengan ini pula sekarang bermunculuan sekolah-sekolah

favorit, plus, bahkan unggulan.

4. Menurunnya kualitas Pendidikan

Kualitas pendidikan yang dirasakan dewasa ini semakin menurun, ditambah

belum mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi, menuntut adanya sejumlah

perubahan. bila tidak demikian, jelas akan berakibat fatal dan terus ketinggalan.

5. Kurang adanya Relevansi antara Pendidikan dan kebutuhan masyarakat yang

sedang membangun

Dalam era modern sekarang masyarakat menuntut adanya lembaga

pendidikan yang benar-benar mampu untuk diharapkan, terutama yang siap pakai

dengan dibekali skill yang diperlukan dalam pembangunan.


Umumnya, kurang sesuainya materi pendidikan dengan kebutuhan

masyarakat telah diatasi dengan menyusun kurikulum baru. Oleh karena itu

perkembangannya diindonesia kita ketahui telah mengalami beberapa kali

penggantian kurikulum. Hal ini dilaksanakan dalam upaya mengatasi masalah

relevansi. Dengan kurikulm baru inilah peserta didik dbina kepribadiaannya

melalui pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sesuai dengan tuntutan masa

kini dan masa yang akan datang. Aspek keterampilan merupakan unsur kurikulum

baru yang selalu mendapatkan perhatian khusus dan prioritas utama.

B. Solusi Permasalahan Pendidikan

Solusi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah penyelesaian,

pemecahan atau jalan keluar. Jadi solusi permasalahan pendidikan adalah jalan

keluar untuk menyelesaikan permasalahan pendidikan melalui faktor internal

(masalah atau hambatan tercapainya tujuan utama dalam pelaksanaaan kegiatan

pendidikan), dan eksternal (masalah atau hambatan dalam pelaksanaaan kegiatan

pendidikan.Masalah- masalah dalam pelaksanaan pendidikan ).

1. Solusi permasalahan pemerataan dan peningkatan kualitas Cara pemerataan

dan peningkatan kualitas pendidikan dapat ditempuh melalui : a)

Meningkatkan kemampuan pendidik lewat penataran-penataran; b)

Memperkaya pengalaman dan memperlancarkan proses belajar peserta didik;

c) Memantapkan nilai, keterampilan, sikap dan kesadaran lingkingan pada

peserta didik.

2. Solusi permasalahan pelayanan pendidikan Cara memperluas pelayanan

pendidikan (kuantitas), yaitu melalui: a) memberiakan ketetampilan bagi


mereka yang tidak pernah sekolah; b) penyebaran pesan-pesan yang merangsag

kegiatan belajar da partisipasi untuk ikut membangun; c) penyebaran informasi

untukmenumbuhkan kesadaran lingkungan; d) Usaha memberikan pengalaman

pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi yang berkembang dan

realistis.

3. Solusi permasalahan relevansi pendidikan Cara meningkatkan relevansi

(keserasian) pendidikan dengan pembangunan yaitu dapat ditempuh dengan: a)

Menanamkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang fungsional untuk

kehidupan dimasyarakat kelak; b) Menentukan kemampuan untuk memahami

dan memecahkan permasalahan yang actual dalam masyarakat; c) Menunjukan

jalan untuk mengembangkan keterampilan hidup dimasyarakat.

4. Solusi permasahan efiktifitas dan efisiensi pendidikan Cara meningkatkan

efiktifitas dan efisiensi sestem penyajian, dapat ditempuh melalui: a)

Memberikan kebebasan sesuai dengan minat, kemampuan,dan kebutuhan

kearah perkembangan yang optimal; b) Memberikan pengalaman yang bulat

agar peserta didik mandiri dan memiliki sikap tanggung jawab; c)

Megintegrasikan berbagai pengalaman dan kegiatan pendidikan d)

Mengusahakan isi, metode, dan bentuk pendidikan yang tepat guna, tepat saat,

menarik dan mengesankan.


DAFTAR PUSTAKA

Hasbullah, 2012, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Ekosusilo,


Madyo-Kasihadi RB, 1988, Dasar-Dasar Pendidikan, Semarang; Effhar
Publishing.

Kadir, Abdul, 2012, Dasar-Dasar Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media


Group. http://isaninside.wordpress.com/ diakses pada tanggal 27 November,
jam.21;00

Sumber: https://makalahnih.blogspot.com/2014/09/makalah-masalah-
pendidikan.html

Anda mungkin juga menyukai