Dokumen tersebut membahas landasan dan asas pendidikan yang meliputi dasar filosofis, psikologis, sosiologis, kultural, ilmiah, konstitusional, serta asas pendidikan seumur hidup dan kemandirian belajar. Dokumen ini menjelaskan konsep-konsep penting dalam bidang pendidikan dari berbagai perspektif ilmiah.
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
570 tayangan5 halaman
Dokumen tersebut membahas landasan dan asas pendidikan yang meliputi dasar filosofis, psikologis, sosiologis, kultural, ilmiah, konstitusional, serta asas pendidikan seumur hidup dan kemandirian belajar. Dokumen ini menjelaskan konsep-konsep penting dalam bidang pendidikan dari berbagai perspektif ilmiah.
Dokumen tersebut membahas landasan dan asas pendidikan yang meliputi dasar filosofis, psikologis, sosiologis, kultural, ilmiah, konstitusional, serta asas pendidikan seumur hidup dan kemandirian belajar. Dokumen ini menjelaskan konsep-konsep penting dalam bidang pendidikan dari berbagai perspektif ilmiah.
Dokumen tersebut membahas landasan dan asas pendidikan yang meliputi dasar filosofis, psikologis, sosiologis, kultural, ilmiah, konstitusional, serta asas pendidikan seumur hidup dan kemandirian belajar. Dokumen ini menjelaskan konsep-konsep penting dalam bidang pendidikan dari berbagai perspektif ilmiah.
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5
JURNAL LANDASAN DAN ASAS PENDIDIKAN
NAMA : WULANDARI
NIM : 200202011
Landasan dan Asas Pendidikan
1. Dasar filosofis pendidikan
2. Dasar psikologi pendidikan 3. Dasar sosiologi pendidikan 4. Dasar kultural pendidikan 5. Dasar ilmiah dan teknologi 6. Dasar konstitusional pendidikan 7. Asas pendidikan seumur hidup 8. Asas tutuwuri handayani 9. Asas kemandirian dalam belajar A. Dasar Filosofi Pendidikan Dasar filosofi pendidikan berkaitan dengan: a. Makna dan hakekat pendidikan yang berusaha menelaah masalah-masalah pokok: seperti 1) Apakah pendidikan itu? 2) Mengapa pendidikan diperlukan? 3) Apa yang seharusnya menjadi tujuannya? b. Landasan yang berdasarkan atau bersifat filsafat, falsafah. Filsafat menelaah sesuatu secara radikal,menyeleruh dan konseptual yang menghasilkan konsep-konsep mengenai kehidupandan dunia. Konsepsi-konsepsi filosofi tentang kehidupan manusia dan dunianya pada umumnya bersumber dari dua faktor yaitu 1) Religi dan etika yang bertumpuh pada keyakinan 2) Ilmu pengetahuan yang mengandalkan penalaran Filsafat berada dianatara keduanya, kawasannya seluas religi, namun lebih dekat dengan ilmu pengetahuan, karena timbul dari keraguan dan mengandalkan akal manusia. Tinjuan filsafat tentang sesuatu, termasuk pendidikan, berarti berfikir bebas serta merentang pikiran sampai sejauh-jauhnya tentang sesuatu itu.
Kaitan Filsafat dan Pendidikan
1. Filsafat mencoba merumuskan citra tentang manusia dan masyarakat, sedangkan pendidkan berusaha mewujudkan citra itu. 2. Rumusan tentang harkat dan martabat manusia beserta masyarakatnya ikut menentukan tujuan dan cara-cara penyelenggaraan dan dari sisi lain, pendidkan merupakan proses memanusiakan manusia. 3. Filsafat pendidikan berupaya menjawab secara kritis dan mendasar berbagai pertanyaan pokok sekitar pendidikan, apa, mengapa, ke mana, bagaimana dsb. Pendekatan folosifi yaitu suatu pendekatan untuk menelaah dan memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan menggunakan metode filsafat. Pendidikan membutuhkan filsafat karena masalah pendidikan tidak hanya menyangkut pelaksanaan pendidikan semata, yang hanya terbatas pada pengalaman. Dalam pendidikan akan muncul masalah-masalah yang lebih luas,kompleks dan lebih mendalam, yang tidak terbatas oleh pengalaman inderawi maupun fakta-fakta faktual, yang tidak mungkin dapat dijangkau oleh sains. Masalah-masalah tersebut diantaranya adalah tujuan pendidikan yang bersumber dari tujuan hidup manusia dan nilai sebagai pandangan hidup. Nilai dan tujuan hidup memang merupakan fakta, namun pembahasannya tidak bisa dengan menggunakan cara-cara yang dilakukan oleh sains, melainkan diperlukan suatu perenungan yang lebih mendalam. Cara kerja pendekatan filsafat dalam pendidikan dilakukan melalui metode berfikir yang radikal, sistematis dan menyeluruh tentang pendidikan, yang dapat dikelompokkan ke dalam tiga model:(1) model filsafat spekulatif;(2) model filsafat preskriptif;(3)model filsafat analitik. Filsafat spekulatif adalah cara berfikir sistematis tentang segala yang ada, merenungkan secara rasional-spekulatif seluruh persoalan manusia dengan segala yang ada di jagat raya ini dengan asumsi manusia memiliki kekuatan intelektual yang sangat tinggi dan berusaha mencari dan menemukan hubungan dalam keseluruhan alam berfikir dan keseluruhan pengalaman. Filsafat preskriptif berusaha untuk menhasilkan suatu ukuran (stndar) penilaian tentang nilai-nilai, penilaian tentang perbuatan manusia, penilaian tentang seni, menguji apa yang disebut baik dan jahat, benar dan salah, bagus dan jelek. Nilai suatu benda pada dasarnya inherent dalam dirinya, atau hanya merupakan gambaran dari fikiran kita. Dalam konteks pendidikan, filsafat prespektif memberi resep tentang perbuatan atau perilaku manusia manfaat. Filsafat analitik memusatkan pemikirannya pada kata-kata, istilah –istilah, dan pengertian-pengertian dalam bahasa, menguji suatu ide atau gagasan untuk menjernihkan dan menjelaskan istilah-istilah yang dipergunakan secara hati dan cenderung untuk tidak membangun suatu mazhab dalam sistem berfikir. Kajian berbagai cabang filsafat (logika, epistimologi, etika, estetika, metafisika dll) berpengaruh terhadap pendidikan. Peranan filsafat dalam pendidikan berkaitan a. Keberadaan dan kedudukan manusia sebagai makhluk di dunia (zoon piliticon, homo sapien, animal educandum, dsb) b. Masyarakat dan kebudayaannya c. Keterbatasan manusia sebagai makhluk hidup yang banyak menghadapi tantangan d. Perlunya landasan berfikir dalam pekerjaan pendidikan B. Landasan Sosiologi Kegiatan Pendidikan merupakan suatu proses interaksi anatara dua individu, atau dua generasi, yang memungkinkan generasi muda memperkembangkan diri. Kegiatan pendidikan yang sistematis terjadi di lembaga sekolah yang dengan sengaja di bentuk oleh masyarakat. Perhatiakn sosoiologi pada kegiatan pendidikan semakin intensif, sehingga melahirkan cabang sosiologi Sosiologi pendidikan merupakan analisis almiah tentang proses sosial dan pola-pola interaksi sosial didalam sisitem pendidikan. Ruang lingkup sosiologi pendidikan meliputi: 1. Hubungan sisitem pendidikan dengan aspek masyarakat lain, yang mempelajari a) Fungsi pendidikan dalam kebudayaan b) Hubungan sistem pendidikan dan kontrol sosial dan sisten kekuasaan c) Fungsi sisten pendidikan dalam memelihara dan mendorong proses sosial dan perubahan kebudayaan d) Hubungan pendidikan dengan kelas sosial atau sistem status e) Fungsionalisasi sistem pendidikan formal dalam hubungannya dengan ras, kebudayaan, atau kelompok dalam masyarakat. 2. Hubungan kemanusian disekolah yang meliputi: a) Sifat kebudayaan sekolah khususunya yang berbeda dengan kebudayaan diluar sekolah b) Pola interaksi sosial atau struktur masyarakat sekolah 3. Pengaruh sekolah pada periaku anggotanya, yang memperlajari: a) Peranan sosial guru b) Sifat kepribadian guru c) Pengaruh kepribadian guru terhadap tingkah laku siswa d) Fungsi sekolah dalam sosialisasi anak-anak 4. Sekolah dalam komunikasi yang mempelajari pola interaksi antara sekolah dengan kelompok sosial lain di dalam komunitasnya, yang meliputi: a) Pelukisan tentang komunitas seperti tampak dalam pengaruhnya terhadap organisasi sekolah b) Analisis tentang proses pendidikan seperti tampak terjadi pada sistem sosial komunitas kaum tidak terpelajar c) Hubungan antara sekolah dan komunitas dalam fungsi kependidikannya d) Faktor-faktor demografi dan ekologi dalam hubungnnya dengan organisasi sekolah C. Landasan Psikologi Pendidikan 1. Pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan sehingga landasan psikologi merupakam salah satu yang penting dalam bidang pendidikan. 2. Pada umumnya landasan psikologi dari pendidikan terutama tertuju pada pemahaman manusia, khususnya proses perkembangan dam proses belajar 3. Pandangan psikologi tentang pendidikan 1) Strategi Disposisional Terutama pandangan konstitusional dari kretschmer dan sheldon yang memberikan tekanan pada perana hereditas dalam perkembangan manusia. 2) Strategi behavioral dan phenomenologis Keduanya menekankan perana faktor beljar namun berbeda bagaimana proses belajar itu terjadi. 4. Psikologi dan pendidikan 1) Pemahaman peserta didik, terutama yang berkaitan dengan kejiwaan, merupaka salah satu kunci keberhasilan pendidikan 2) Hasil kajian dan penemuan psikologi sangan diperlukan penerapannya di bidang pendidikan seperti pengetahuan tentang aspek-aspek pribadi, urutan dan ciri-ciri perkembangan setipa aspek dan konsep tentang cara yang paling tepat untuk mengembangkannya 3) Psikologi menyediakan sejumlah informasin tentang kehidupan pribadi manusia pada umunya serta gejala-gejala yang berkaitan dengan aspek pribadi. 5. Keunikaan peserta didik 1) Perbedaan individual terjadi karena adanya perbdaan berbagai aspek kejiwaan antara peserta didik. Bukan hanya yang berkaitan dengan kecerdasan dan bakat, tetapi juga perbedaan pengalaman dan tingkat perkembangan, aspirasi, cita-cita, bahkan perbedaan kepribadian secara keseluruhan 2) Pemahaman hal tersebut di atas, sangat penting bagi pendidikan, bagaimana cara-cara penanganan dan sebagainya 3) Salah satu yang banyak mendapat parhatian adalah perbedaan kepribadian antar peserta didik khususnya dan manusia umumnya 4) Kepribadian itu unik. Keunikan itu bukan hanya karena perbedaan potensial, tetapi juga perbedaan dalam perkembangannya karena pengaruh sekitarnya 5) Pemahaman perkembangan kepribadian akan sangat bermanfaat untuk pendidikan, utamanya dalam membantu setiap peserta didik mengembangkan kepribadiannya 6. Motivasi Setipa peserta didik memiliki suatu kekuatan mental yang menjadi pendorong bahwakan penggeraknya untuk melakukan suatu kagiatan tertentu. D. Landasan Kultural 1) Pengertian kebudayaan Khihajar dewantara kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yaknu zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagian yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai 2) Proses kebudayaan Proses kebudayaan adalah tindakan yang menimbulkan dan menjadikan sesuatu lebih bermakna untuk kemanusian. Proses tersebut diantaranya (1) Internalisasi: merupakan proses penerapan realitas obyektif dalam kehidupan manusia (2) Sosialisasi: proses interksi terus menerus yang memungkinkan manusia memperoleh identitas diri serta keterampilan sosial (3) Difusi: meleburnya suatu kebudayaan dengan kebudayaan lain sehingga menjadi satu kebudayaan (4) Akulturasi: percampuran dua atau lebih kebudayaan yang dalam pencampuran itu masing-masing unsurnya masih kelihatan 3) Kebudayaan dan pendidikan (1) Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab kebudayaan dapat dilestarikan/dikembangkan dengan jalan mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan, baik secara infomal, non formal, dan formal (2) Bentuk ciri-ciri, dan pelaksanaan pendidikan ditentukan oleh kebudayaan masyarakat dimana proses itu berlangsung (3) Pendidikan berfungsi mengajarkan anak-anak pola tingka laku yang esensi dalam masyarakat E. Landasan Ilimiah dan Teknologi Terjadi saling pengaruh dan mempengaruhi antara pendidikan dan IPTEK Perkembangan IPTEK dan masyarakat mendorong kemajuan pendidikan Ada tiga landasan ilmu: 1. Ontologi.......pengalaman empirik/objek ilmu 2. Epistimologi... metode ilmiah 3. Axiologi.... kegunaan ilmu a. Pengertian landasan IPTEK Pendidikan yang berkaitan erat dengan proses penyaluran pengetahuan haruslah mendapat perhatian yang proposional dalam bahan ajaran, dengan demikian pendidikan bukan hanya berperan dalam pewarisan IPTEK tetapi juga ikut menyiampakan manusia yang sadar IPTEK dan calon pakar IPTEK itu. Selanjutnya pendidikan akan dapat mewujudkan fungsinya dalam pelestarian dan pengembangan iptek tersebut. F. Landasan Konsititusional a. Pendidikan menurut Undang-Undang Dasar 1945 adalah merupakan hukum tertinggi di Indonesia. Pasal-pasal yang berikatan dengan pendidikan dalam Undang-Undang Dasar 1945 hanya 2 pasal, yaitu pasal 31 dan pasal 32. Yang satu menceritakan tentang pendidikan dan yang satu menceritakan tentang kebudayaan. Pasal 31 ayat 1 berbunyi: tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran. Dan ayat 2 pasal ini berbunyi: pemerintahan mengusahakan dan menyelenggarakan satu system pengajar pasal 32 pada Undang-Undang Dasar berbunyi: pemerintah memajukan kebudayaan nasional indonesia, yang diatur dengan Undang-Undang.