Materi Hitung Sel Lekosit Dan Eritrosit
Materi Hitung Sel Lekosit Dan Eritrosit
Materi Hitung Sel Lekosit Dan Eritrosit
Pendahuluan
Dahulu, hitung sel darah merupakan parameter pemeriksaan yang cukup menyita waktu
dan kurang efisien. Hal ini dikarenakan metode yang digunakan merupakan metode manual
yang menggunakan hemositometer dan mikroskop. Semakin berkembangnya teknologi
kesehatan dan makin meningkatnya kebutuhan akan pemeriksaan tersebut se bagai data
penunjang diagnosis, maka metode manual pun sudah tergantikan dengan alat otomatisasi.
Walaupun metode manual sudah digantikan dengan alat otomatisasi, namun pada
beberapa laboratorium klinik yang berada di daerah terpencil, metode manual dengan
hemositometer masih dilakukan dan dipertahankan. Hal ini dimungkinkan karena hitung sel
darah cara manual masih merupakan metode rujukan, apabila dikerjakan dengan baik dan
dengan alat yang sudah terstandarisasi. Metode manual juga dapat membantu penegakan hasil
apabila pada alat otomatisasi memberikan hasil dengan status tertentu yang tidak terbaca
dengan baik. Metode manual akan dibahas lebih lanjut pada bagian ini.
Prosedur umum penghitungan sel darah dengan metode manual (hemositometer) terdiri
atas tiga tahap, meliputi : pengenceran darah dengan larutan pengencer, memasukkan larutan
ke dalam bilik hitung, dan penghitungan sel darah di dalam bilik hitung dengan mikroskop.
A. Hitung Sel Lekosit
Jumlah sel lekosit ditentukan dari banyaknya sel lekosit per µL darah. Hitung sel lekosit
merupakan salah satu parameter pemeriksaan yang berguna untuk mengetahui adan ya proses
infeksi jika terjadi peningkatan jumlah sel lekosit (lekositosis). Terdapat dua cara untuk
penghitungan lekosit metode hemositometer yaitu cara pipet thoma dan cara tabung.
Prinsip Pemeriksaan
Darah diencerkan dengan larutan Turk pada pengenceran tertentu. Asam asetat glasial
yang terdapat pada larutan Turk akan melisiskan sel yang tidak berinti seperti sel eritrosit dan
trombosit. Sel lekosit akan terwarnai oleh gentian violet dan dihitung dengan menggunakan
mikroskop. Jumlah sel lekosit/µL darah dihitung dengan faktor perkalian yang berasal dari
faktor pengenceran dan volume bilik hitung.
Persiapan Alat
1. Hemositometer , terdiri atas :
1.a.Bilik hitung Improved Neubauer → Luas satu bilik hitung adalah 9 mm 2. Bilik hitung
tersebut dibagi menjadi sembilan bagian, sehingga tiap bidang luasnya 1 mm 2. Sel
lekosit dihitung pada tiap bagian pojok pinggir bilik hitung. Sel lekosit dihitung dalam
empat bidang besar. Empat Bidang tersebut, masing-masing dibagi lagi menjadi 16
bidang sedang, seperti terlihat pada gambar yang ditunjukkan dengan huruf A,B,C,D
berikut seperti pada Gambar 2.
E E
E
E
E
E E
Prosedur
A.1 Cara Pipet Thoma
Pada umumnya, pengenceran yang dilakukan adalah pengenceran 20 kali.
1. Darah kapiler atau darah EDTA dihisap dengan pipet Thoma sampai skala tepat 0,5.
2. Darah yang melekat pada bagian luar ujung pipet, dihapus dengan tisu.
3. Larutan Turk dihisap sampai skala 11. Penghisapan dilakukan dengan hati-hati, jangan
sampai terjadi gelembung udara di dalam bulatan.
4. Kedua ujung pipet ditutup dengan jari (menggunakan gloves), dihomogenisasi dengan cara
dikocok selama 2-3 menit. Jika tidak segera dihitung, diletakkan pada tempat yang rata
dengan posisi horisontal.
5. Bilik hitung disiapkan dengan kaca penutupnya. Kedua tanggul bilik hitung dibasahi sedikit
dengan air supaya kaca penutup melekat dengan baik.
6. Sebelum dimasukkan ke bilik hitung, larutan yang terdapat di dalam pipet Thoma dibuang
terlebih dahulu sebanyak 3-4 tetes. Tetesan selanjutnya dimasukkan ke dalam bilik hitung
secara perlahan dan lancar, usahakan cairan yang ada di dalam bilik hitung mempunyai
volume yang tepat (tidak berlebih atau terlalu sedikit), tidak ada gelembung udara dan
jangan sampai cairan yang ada di dalam bilik hitung mengalir keluar.
7. Bilik hitung yang sudah terisi dibiarkan selama 2-3 menit pada tempat yang rata supaya sel
lekosit mengendap sempurna dan mudah untuk dihitung.
8. Penghitungan sel lekosit dilakukan dengan mikroskop perbesaran lensa objektif 10 x.
9. Sel lekosit dihitung dalam empat bidang besar, dengan memperhatikan k etentuan “kiri
atas”. Ketentuan “kiri atas” adalah sel lekosit yang menyinggung garis batas sebelah kiri
dan atas dihitung, sedangkan sel lekosit yang menyinggung garis batas sebelah kanan dan
bawah tidak dihitung.
Penghitungan
Untuk menentukan jumlah sel lekosit / µL darah atau / mm3 darah, maka faktor penghitungan
harus ditentukan terlebih dahulu.
Jumlah sel lekosit / µL darah = N x F
N = jumlah sel lekosit yang dihitung
F = faktor
F = faktor pengenceran (P)
Volume bilik hitung (V)
NAMA MAHASISWA :
HARI/TANGGAL :
KELAS :
DATA PASIEN :
HASIL PENGAMATAN :
PERHITUNGAN :
PEMBAHASAN :
KESIMPULAN :
B. Hitung Sel Eritrosit
Hitung jumlah sel eritrosit ditentukan dalam per µL darah. Jika jumlah sel eritrosit
rendah maka dapat diindikasikan sebagai kondisi anemia. Hitung sel eritrosit juga berguna
untuk menghitung volume eritrosit rata-rata (VER) dan hemoglobin eritrosit rata-rata (HER)
yang tercakup dalam nilai indeks eritrosit rata-rata. Terdapat dua cara penghitungan sel eritrosit
pada metode hemositometer yaitu cara pipet Thoma dan cara tabung.
Prinsip Pemeriksaan
Darah ditambahkan larutan pengencer pada konsentrasi dan perbandingan tertentu.
Larutan pengencer bersifat isotonik sehingga menjaga bentuk sel eritrosit dan tidak
menyebabkan aglutinasi maupun rouleaux. Sel eritrosit dihitung di mikroskop dengan
perbesaran lensa objektif 40 x. Jumlah sel eritrosit/µL darah dihitung dengan faktor perkalian
yang berasal dari faktor pengenceran dan volume bilik hitung.
Persiapan Alat :
1. Hemositometer , terdiri atas :
a. Bilik hitung Improved Neubauer.
b. Pipet thoma eritrosit mempunyai bentuk seperti pipet Thoma sel lekosit. Perbedaannya
terletak pada skala pipet dan warna butir kaca yang terdapat di dalam bu latan yaitu
berwarna merah. Skala pipet mempunyai angka kisaran yang lebih besar dibandingkan
pipet Thoma lekosit yaitu sampai dengan 101 bagian. Hal ini dikarenakan jumlah sel
eritrosit yang lebih besar dibandingkan sel lekosit, sehingga pengencerannya lebih
besar. Sebagai contoh, jika darah dihisap sampai angka “0,5” (0,5 bagian) kemudian
larutan pengencer sampai angka 101 (101 bagian), maka darah yang berada di dalam
bulatan 0,5 bagian dan larutan pengencer 99,5 bagian. Pengenceran darah menjadi 200
kali.
Jenis pengenceran lainnya yang dapat dilakukan dengan pipet Thoma :
Vol. darah Larutan Hayem/Gowers/Formal sitrat Pengenceran
(skala/bagian) (skala/bagian)
0,1 101 1000 kali
0,2 101 500 kali
0,5 101 200 kali
1 101 100 kali
2. Tabung reaksi & rak tabung
3. Mikropipet dan yellow tip
4. Cell counter
5. Mikroskop
Prosedur
B.1 Cara pipet Thoma
Pada umumnya, pengenceran yang dilakukan adalah pengenceran 200 kali.
1. Darah kapiler atau darah EDTA dihisap dengan pipet Thoma sampai skala tepat 0,5 .
2. Darah yang melekat pada bagian luar ujung pipet, dihapus dengan tisu.
3. Larutan pengencer dihisap tepat sampai skala 101. Penghisapan dilakukan dengan hati-hati,
jangan sampai terjadi gelembung udara di dalam bulatan. Pada saat menghisap larutan
pengencer, pipet dipegang dengan sudut 45 0. Setelah larutan mendekati garis tanda 101
pipet dipegang tegak lurus.
4. Pipet diangkat dari larutan, ujung pipet ditutup dan karet penghisapnya dilepaskan.
5. Kedua ujung pipet ditutup dengan jari, dihomogenisasi dengan cara dikocok selama
1-2 menit. Jika tidak segera dihitung diletakkan pada tempat yang rata dengan posisi
horisontal.
6. Bilik hitung disiapkan dengan kaca penutupnya. Kedua tanggul bilik hitung dibasahi sedikit
dengan air supaya kaca penutup melekat dengan baik.
7. Sebelum dimasukkan ke bilik hitung, larutan yang terdapat di dalam pipet Thoma dibuang
terlebih dahulu sebanyak 3-4 tetes. Tetesan selanjutnya dimasukkan ke dalam bilik hitung
secara perlahan dan lancar, usahakan cairan yang ada di dalam bilik hitung mempunyai
volume yang tepat (tidak berlebih atau terlalu sedikit), tidak ada gelembung udara dan
jangan sampai cairan yang ada di dalam bilik hitung mengalir keluar.
8. Bilik hitung yang sudah terisi dibiarkan selama 2-3 menit pada tempat yang rata supaya sel
eritrosit mengendap sempurna dan mudah untuk dihitung.
9. Penghitungan sel eritrosit dilakukan dengan mikroskop perbesaran lensa objektif 40 x.
10. Sel eritrosit dihitung dalam lima bidang kecil (E) yang tersebar pada satu bidang besar
yang terletak di bagian tengah bilik hitung (Gambar 2) .
11. Penghitungan sel eritrosit dengan memperhatikan ketentuan “kiri atas”. Ketentuan “kiri
atas” adalah sel eritrosit yang menyinggung garis batas sebelah kiri dan atas dihitung,
sedangkan sel eritrosit yang menyinggung garis batas sebelah kanan dan bawah tidak
dihitung.
Penghitungan
Untuk menentukan jumlah sel eritrosit / µL darah atau / mm 3 darah, maka faktor
penghitungan harus ditentukan terlebih dahulu.
Jumlah sel eritrosit / µL darah = N x F
N = jumlah sel eritrosit yang dihitung
F = faktor
F = faktor pengenceran (P)
Volume bilik hitung (V)
NAMA MAHASISWA :
HARI/TANGGAL :
KELAS :
DATA PASIEN :
HASIL PENGAMATAN :
PERHITUNGAN :
PEMBAHASAN :
KESIMPULAN :
Catatan
Standar deviasi untuk hitung sel eritrosit adalah 15% sedangkan untuk sel lekosit adalah
10%. Perbedaan ini terletak pada tingkat kesulitan penghitungan sel darah. Pada hitung sel
eritrosit, jumlah sel yang dihitung lebih banyak dibandingkan dengan sel lekosit, s ehingga
faktor ketelitian dalam menghitung sel perlu ditingkatkan. Pada prakteknya di laboratorium
klinik, hitung sel eritrosit manual sudah tidak direkomendasikan, jika alat otomatisasi sudah
tersedia.
Daftar Pustaka
1. Bain BJ. Blood cells a practical guide. 4 th ed. Australia: Blackwell publishing; 2006.
2. BPPSDM. Hematologi. Jakarta: 1989.
3. FKUI. Pemeriksaan laboratorium hematologi sederhana. Edisi ke-2. Jakarta: Balai
penerbit FKUI; 1996.
4. Gandasoebrata R. Penuntun laboratorium klinik. Jakarta: Dian rakyat; 1999.