Laporan Hitung Eritrosit
Laporan Hitung Eritrosit
Laporan Hitung Eritrosit
OLEH:
P07134018078
KELAS 2B
2019
I. TUJUAN
a. Tujuan Umum
1) Mahasiswa dapat mengetahui cara menghitung jumlah eritrosit darah
probandus.
2) Mahasiswa dapat menjelaskan cara menghitung jumlah eritrosit pada
probandus.
b. Tujuan khusus
1) Mahasiswa dapat melakukan cara menghitung jumlah eritrosit darah
probandus.
2) Mahasiswa dapat mengetahui jumlah eritrosit per ɥL darah probandus.
II. METODE
III. PRINSIP
Sel darah merah atau eritrosit merupakan sel darah dengan jumlah
paling banyak dalam tubuh manusia, fungsi utama eritrosit adalah
mengangkut eritrosit dan mengantarkannya ke sel-sel tubuh. Hitung jumlah
eritrosit adalah salah satu parameter hematologi yang ditentukan guna
membantu menegakkan diagnosis, menunjang diagnosis, membuat diagnosis
banding, dan memantau perjalanan penyakit, menilai beratnya sakit dan
menentukan prognosis ( Wirawan, 2011).
Spesimen
Bahan
- Stromatolyzer
PERHITUNGAN
pengenceran dalam pipet eritrosit ialah 200 kali. Luas tiap bidang
kecil 1/400 mm2 , tinggi kamar hitung 1/10 mm, sedangkan eritrosit
dihitung dalam 5 x 16 bidang kecil = 80 bidang kecil yang jumlah luasnya
1/5 mm2. Jadi isi 80 petak kecil = 1/5 x 1/10 mm3 yang didalamnya terdapat
N eritrosit.
= N x 10.000 /ɥL
= N x 104/ ɥL darah
= 0,01 N x 1012 /L
Gambar: Kamar Hitung
Keterangan :
Keterangan:
: Tidak dihitung
: Dihitung
b) Metode Impedance
1. Dihubungkan kabel pada stabilisator.
2. Dihidupkan saklar on pada bagian kanan atas alat.
3. Alat akan self check , kemudian tertera tulisan ‘Please wait’ pada
layar.
4. Memastikan alat Ready
5. Kemudian menekan tombol WB pada layar.
6. Menekan tombol ID dan memasukkan nomor sampel kemudian
menekan Enter
7. Tombol bagian atas tempat sampel ditekan, agar adaptor terbuka dan
diletakkan sampel
8. Ditutup tempat sampel kemudian mebeka tombol Run
9. Hasil akan muncul di layar secara otomatis
10. Kemudian hasil RBC dicatat.
IX. PEMBAHASAN
Eritrosit merupakan sel utama yang dilepaskan dalam sirkulasi. Bila
kebutuhan eritrosit tinggi, sel yang belum dewasa akan dilepaskan ke dalam
sirkulasi. Pada akhir masa hidupnya, eritrosit tua akan keluar dari sirkulasi
melalui fagositosis di limfa, hati dan sumsum tulang (sistem
retikuloendotelial) (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011)
Eritrosit mamalia memiliki diameter rata-rata sebesar 7,5 μm. Eritrosit
merupakan sel cakram tak berinti berbentuk bikonkaf dengan pinggiran
sirkuler yang tebalnya sekitar 1,5 μm dan pusatnya tipis. Cakram tersebut
memiliki permukaan yang relatif luas untuk pertukaran oksigen melintasi
membran sel (Frandson, 1993). Salah satu penyebab naiknya jumlah eritrosit
adalah meningkatnya suhu tubuh, dikarenakan dengan suhu tubuh yang
meningkat akan menyebabkan aktivitas penyerapan oksigen meningkat
(Bozorgnia dkk., 2011). Eritrosit rentan terhadap terjadinya peroksidasi lipid
karena struktur membran eritrosit yang kaya asam lemak tak jenuh sehingga
membran tidak stabil dan sel lisis (Adenkola dkk., 2010). Eritrosit atau sel
darah merah adalah sel yang terbanyak dalam darah perifer. Jumlahnya pada
orang dewasa normal berkisar antara 4–6 juta sel /ul. Eritrosit mempunyai
bentuk bikonkaf, yang memberi gambaran seperti cincin pada sediaan hapus
darah tepi. Fungsi utama eritrosit adalah transport gas. (Kosasih E.N. dan
KosasihA.S.,2008). Eritrosit adalah satu–satunya sel dalam tubuh yang
fungsinya lengkap tanpa suatu nucleus dan juga unik yaitu mempunyai
metabolisme aerobik yang minimal ( misalnya tidak mempunyai
mitokondria). Eritrosit diberkahi dengan sifat fleksibilitas dan fluiditas untuk
menjalankan peranannya dalam pertukaran gas ke jaringan dan dari jaringan,
berjalan melalui pembuluh darah yang mungkin kecil (separuh dari ukuran
eritrosit) (Isbister J.P. dan PittiglioD.H., 1999).
3. Penghancuran Eritrosit
4. Fungsi eritrosit
Hasil hitung eritrosit yang telah dilakukan dengan metode manual dalam
praktikum ini terhadap darah seorang probandus atas nama Arimerta Wibawa usia
19 tahun, berjenis kelamin laki-laki adalah sejumlah 5,49 x 106 sel/mm3, dengan
membandingkan jumlah eritrosit probandus dengan nilai normal eritrosit untuk
laki-laki yang berada di rentang antara 4,6 – 6,2 x 106 sel/mm3, maka dapat
disimpulkan bahwa jumlah eritrosit probandus normal.
Hasil RBC (Red Blood Cell) yang didapatkan dari hasil pemeriksaan
sampel darah vena dari probandus atas nama Arimerta Wibawa usia 19 tahun dan
berjenis kelamin laki-laki dengan menggunakan metode Otomatis adalah 5,70 x
106 /uL. Metode otomatis menggunakan Hematology Analyzer dapat digunakan
untuk pemeriksaan rutin hitung jumah eritrosit dengan tujuan agar memperoleh
hasil yang cepat dan akurat. Namun metode ini dapat memberikan hasil palsu pada
keadaan sel yang abnormal. Hasil yang abnormal pada hitung jumlah eritrosit
dapat disebabkan oleh adanya cryoglobulins, lipid, aglutinin dan adanya
peningkatan jumlah sel leukosit (Zandecki, 2007). Kesalahan perbandingan antara
antikoagulan dengan volume darah dapat menyebabkan perubahan ukuran
eritrosit. Konsentrasi EDTA yang tinggi menyebabkan eritrosit menyusut karena
hipertonisitas plasma (Patel, 2009). Sehingga metode manual digunakan sebagai
tes konfirmasi jika perhitungan jumlah eritrosit pada alat otomatis memberikan
hasil yang meragukan.
X. KESIMPULAN
Anonym,tt.TinjauanPustaka.(http://ejournal.uajy.ac.id/12599/3/BL013762.pdf)