Leukosit

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

PERAKTIKUM HEMATOLOGI

MENGHITUNG JUMLAH LEUKOSIT

(white blood cell)

OLEH :

NAMA : Ni Ketut Budiasih

NIM : P07134018079

KELAS : II B

KEMENTERIAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

2019
I. TUJUAN
a. Tujuan Instruksional Umum
1. Mahasiswa dapat memahami cara hitung jumlah leukosit
darah probandus.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan cara hitung jumlah leukosit
darah probandus.
b. Tujuan Instruksional Khusus
1. Mahasiswa dapat melakukan hitung jumlah leukosit darah
probandus.
2. Mahasiswa dapat mengetahui jumlah leukosit /mm3 darah
probandus.
3. Mahasiswa dapat menginterprentasikan hasil hitung
leukosit darah probandus.

II. METODE
Metode yang digunakan dalam pemeriksaan leukosit ini
adalah metode manual dengan menggunakan kamar hitung
(Imroved Neubaure).

III. PRINSIP
Darah diencerkan dalam pipet leukosit dengan larutan asam
lemah dan hipotonis, kemudian dimasukkan kedalam kamar hitung.
Jumlah leukosit dihitung dalam volume tertentu, dengan
menggunakan factor konversi jumlah leukosit per µl darah dapat
diperhitungkan.

IV. DASAR TEORI


Leukosit adalah sel darah yang mengandung inti, disebut
juga sel darah putih. Dilihat dalam mikroskop cahaya maka sel
darah putih mempunyai granula spesifik (granulosit), yang dalam
keadaan hidup berupa tetesan setengah cair, dalam sitoplasmanya
dan mempunyai bentuk inti yang bervariasi, Yang tidak
mempunyai granula, sitoplasmanya homogen dengan inti bentuk
bulat atau bentuk ginjal. Granula dianggap spesifik bila secara tetap
terdapat dalam jenis leukosit tertentu dan pada sebagian besar
precursor (pra zatnya) (Caroline, Astrid. 2013).
Pemeriksaan hitung jumlah leukosit merupakan
salah satu pemeriksaan rutin,saat ini pemeriksaan untuk
menghitung jumlah leukosit sudah menggunakan metodeo tomatis
dengan menggunakan alat hematologi analy/er, akan tetapi metode
manual masih digunakan di laboratorium klinik sederhana,
terutama sebagai pembanding atau rujukan jika hasil yang diproleh
dengan alat otomatis terjadi keraguan atau kesalahan pemeriksaan.
Selain itu metode manual juga digunakan untuk pemeriksaan yang
hanya meminta pemeriksaan tunggal sehingga biaya yang
dibebankan kepada pasien relatif murah (Dekpes 1998).
Hitung jumlah Leukosit adalah Untuk mengetahui jumlah
sel leukosit seseorang yang diperiksa dalam sel/μl darah.
Jumlah leukosit dapat meningkat yang biasa disebut leukositosis,
sebaliknya dapat menurun disebut leukopenia (Sofro, 2012).

V. ALAT DAN BAHAN


a. Alat
 Pipet thoma leukosit (skala :0,5 – 11)
 Kamar hitung Imroved Neubaure)
 Cover glass khusus
 Mikroskop Binokuler
b. Spesimen pemeriksaan
 Darah kapiler, darah vena dengan antikougulan EDTA
c. Reagen
Larutan pengencer dapat menggunakan salah satu dari larutan
beikut:
1. Turk : Asam asetat gliseal 3 ml
Gentian violet 1% 1ml
Akuades 100 ml

Penambahan gentian violet bertujuan untuk memberi warna


pada inti dan granula lekosit. Larutan ini melisiskan eritrosis
dan trombosit tetapi tidak leukosit maupun eritrosis berinti.

2. HCL 1 %
3. Asam asetat 2%

VI. CARA KERJA


A. Mengisi Pipet Leukosit
1. Alat dan bahan yang akan digunakan disiapkan disimpan
diartas meja praktikum
2. Darah diisap dengan pipet thoma leukosit hingga selkala 0,5
tepat.
3. Hapuslah kelebihan darah yang melekat pada ujung pipet.
4. Masukan ujung pipet dalam larutan Turk sambil menahan
darah pada garis tanda tadi. Pipet dipegang dengan sudut 45
drajat dan larutan Turk diisap perlahan-lahan sampai tanda
11. Hati-hati jangan sampai ada glembung udara.
5. Angkatlah pipet dari cairan, tutup ujung pipet dengan ujung
jari lalu lepaskan karet penghisap.
6. Pipet tersebut dikocok selama 15-30 detik. Jika tidak segera
akan dihitung, letakanlah dalam sikap horizontal.

B. Mengisi Kamar Hitung


1. Letakanlah kamar hitung yang bersih dengan kaca
penutupnya terpasang mendatar di atas meja.
2. Kocoklah pipet yang isi tadi selama 3 menit terus menerus,
jagalah jangan sampai ada cairan terbuang dari dalam pipet
itu selama waktu mengocok.
3. Buanglah semua cairan yang ada di dalam batang kapiler
pipet (3 atau 4 tetes) dan segeralah sentuhkan ujung pipet
itu dengan sudut 30 drajat pada permukaan kamar hitung
dengan menyinggung pinggir kaca penutup. Biarkan kamar
hitung itu terisi cairan perlahan-lahan dengan daya
kapilaritasnya.
4. Biarkan kamar hitung itu selama 2 atau 3 menit supaya
leukosit dapat dihitung. Jika tidak segera dihitung maka
kamar hitung dapat diletakkan pada sebuah cawan petri
tertutup yang berisi segumpalan kapas basah.

C. Menghitung Jumlah sel


1. Pakailah lensa objektif kecil, yaitu dengan pembesaran 10x.
turunkan lensa kondensor atau kecilkan diafragma. Meja
mikroskop harus dalam posisi datar.
2. Kamar hitung dengan bidang bergarisnya diletakkan
dibawah lensa obyektif dan fokus mikroskop diarahkan
kepada garis bagi itu. Dengan sendirinya leukosit jelas
terlihat.
3. Hitunglah semua leukosit yang terdapat dalam keempat
bidang besar pada sudut-sudut seluruh permukaan yang
dibagi.
a. Mulailah menghitung dari sudut kiri atas, terus ke
kanan, kemudian turun ke bawah dan kanan ke kiri, lalu
turun lagi ke bawah dan dimulai lagi dari kiri ke kanan.
Cara seperti ini dilakukan pada keempat bidang besar.
b. Kadang-kadang ada sel-sel yang letaknya menyinggung
garis batas suatu bidang. Sel-sel yang menyinggung
garis batas sebelah kiri atau garis atas haruslah dihitung.
Sebaiknya sel-sel yangmenyinggung garis batas sebelah
kanan atau bawah tidak boleh dihitung.

 Perhitungan
Keempat bidang pada bilik hitung leukosit masing-masing
memiliki luas 1 mm2 , jadi, luas seluruh bidang adalah 4 mm2.
Karena kedalaman setiap bilik hitung leukosit adalah 0,1 mm,
volume seluruh bilik hitung leukosit adalah 4 x 0,1 = 0,4 mm3. Jadi
kalau jumlah leukosit yang ditemukan dibagi 4 dan dikali 10,
diperoleh jumlah leukosit per 1 mm3 darah (dengan pengenceran).
Karena pengencerannya adalah 1 : 20, jumlah leukosit per 1 mm3
darah (tanpa pengenceran) sama dengan hasil di atas dikali 20.
Karena 1 liter sama dengan 1 juta (106) mm3, jumlah leukosit per
liter darah (tanpa pengenceran) sama dengan nilai tersebut dikali
106.
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑒𝑢𝑘𝑜𝑠𝑖𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑥 10 𝑥 20
jumlah leukosit per liter = 𝑥 10
4

= jumlah leukosit yang ditemukan x 50 x 10 6


= jumlah leukosit yang ditemukan x 0,05 x 10 9

VII. HASIL
a. Nilai Rujukan : 4500- 11.000 /mm3 darah
SI : 4,0 – 10,0 x 109/L
b. Probandus
Nama : Luh Mas Kaniya Ulandari
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 19 th
c. Hasil Praktikum :

(pembesaran 10 x) (pembesaran 40 x)

𝑁
x P
𝑉
173
x 20 = 8,650 mm3/ darah
0,4

VIII. PEMBAHASAN
Sel darah putih (Leukosit) merupakan bagian penting dari
sistem pertahanan tubuh yang fungsinya untuk melawan
mikroorganisme penyebab infeksi, sel tumor, dan zat-zat asing
yang berbahaya. Terdapat beberapa jenis leukosit yaitu Basofil,
Eosinofil, Neutrofil Segmen, Neutrofil Batang, Limfosit dan
Monosit.. Leukosit mempunyai peranan dalam pertahanan seluler
dan humoral organisme terhadap zat-zat asing.. (Jungueira dan
Carneiro, 2007).
Fungsi leukosit dibagi menjadi dua garis besar yaitu
fungsi defensi dan fungsi refaratif. Fungsi defensif adalah fungsi
mempertahankan tubuh terhadap benda-benda asing termasuk
kuman penyebab infeksi, leukosit yang berperan dalam hal ini
adalah monosit uang memakan benda asing berukuran besar,
neutrofil yang memaka benda asing berukuran kecil dan limfosit
yang membentuk antibodi di samping plasma sel. Fungsi refaratif
adalah fungsi untuk memperbaiki dsn mencegah terjadinya
kerusaan, terutama kerusakan vaskuler. Leukosit yang berperan
dalam hal ini adalah basofil yang akan menghasilkan heparin
sehingga pembentukan thrombus pembuluh-pembuluh darah dapat
dicegah dan esonofil yang belum diketahui fungsinya ( Depkes RI,
1989).
Jumlah normal leukosit adalah 5.000-10.000 sel/ µl (Hendrik,
2006).
Pada praktikum yang dilakukan di Laboratorium
Hematologi Poltekkes Denpasar kami menggunakan metode hitung
jumlah leukosit cara manual, darah diencerkan dalam pipet
leukosit, kemudian dimasukan dalam kamar hitung. Jumlah
leukosit dihitung dengan menggunakan faktor konversi jumlah
leukosit per µl darah. Larutan pengencer yang digunakan adalah
larutan turk. Jika dalam darah tepi banyak sel darah merah berinti,
maka sel-sel itu akan ikut diperhitungkan sebagai leukosit. Koreksi
dapat dilakukan dengan memeriksa sediaan darah apus dengan cara
menghitung jenis leukosit. (Gandasoebrata, 2007).
Didapat hasil jumlah Leukosit dengan sampel darah atas
nama Luh Mas Kaniya Ulandari, Jenis Kelamin Perempuan, Umur
19 th, didapat hasil yang normal yaitu 8,650 mm 3/ darah, karena
nilai normal dari Leukimia adalah 4.500-11.000 mm3 /darah atau
dalam Satuan Internasional 4,0-10’0 x 109/ L.sehingga hasilnya
normal. Dalam praktikum saya kesulitan dalam memipet darah dan
lerutan turk karena pipet Tohma leukosit lobangya lebih besar dati
pipet Tohma Eritrosit sehingga harus hati hari dalam melakukany.
Metode manual pada pemeriksaan jumlah leukosit
yaitu menggunakan larutan turk yang terdiri dari larutan
asam asetat glasial 2mL ditambah dengan pewarna gentian
fiolet 1 % didalam akuades 100 mL. Asam asetat glasial
berfungsi untuk melisiskan sel lain selain leukosit dan gentian
fiolet berfungsi untuk memberi warna pada inti dan granula
leukosit (Gandasoebrata, R., 2010).
Apabila asam asetat glasial ditambahkan dengan pewarnaan
akan terjadi reaksi absorfasi oleh sel, asam asetat glasial akan
melisiskan sel selain leukosit dan pewarnaan akan mewarnai
granula dan inti leukosit hinga dapat terlihat jelas saat perhitungan,
tetapi pemeriksaan jumlah leukosit masih dapat dilakukan tanpa
adanya pewarna yang terkandung didalam larutan pengencer,
namun hasil yang terlihatkurang jelas.
Berdasarkan sifatnya zat warna yang digunakan dalam
pewarnaan dapat dibagi menjadi dua yaitu bersifat asam dan basa.
Pada zat warna basa bagian yang berperan dalam memberikan
warna disebut kromofor yang memiliki muatan positif, zat warna
basa lebih banyak digunakan karena muatan negatif banyak
ditemukan pada dinding sel, membran sel, dan sitoplasma sel. Saat
proses pewarnaan, muatan positif pada zat warna basa akan
berkaitan dengan muatan negatif dalam sel, sehingga sel kebih jelas
terlihat. Agar memperjelas bentuk sel leukosit yang tidak berwarna
atau transparan, maka larutan pengencer diberi pewarna sehingga
memudahkan untuk melihat dan memperjelas betuk sel leukosit.
Fuchsin dan gentian violet merupakan zat warna yang bersifat basa
berfungsi sebagai pewarna inti dan granula leukosit yang bersifat
asam (Dwidjoseputro,1998).
Infeksi atau kerusakan jaringan mengakibatkan peningkatan
jumlah total leukosit. Leukosit memiliki kemampuan untuk
menembus pori-pori membran kapiler dan masuk ke dalam jaringan
yang disebut diapedesis. (Ethel Sloane, 2004).
Mampu bergerak amuboid yaitu leukosit dapat bergerak sendiri
seperti amuba, beberapa sel mampu bergerak tiga kali panjang
tubuhnya dalam satu menit (D’Hiru, 2013).
Leukosit juga memiliki sifat kemotaksis, yaitu jika ada pelepasan
zat kimia oleh jaringan yang rusak menyebabkan leukosit bergerak
mendekati (kemotaksis positif) atau bergerak menjauhi (kemotaksis
negative) (Ethel Sloane, 2004).
Leukopoiesis adalah proses pembentukan leukosit, yang
dirangsang oleh adanya colony stimulating (factor perangsang
koloni). Colony stimulating ini dihasilkan oleh leukosit dewasa.
Leukosit dibentuk di sumsum tulang terutama seri granulosit,
disimpan dalam sumsum tulang sampai diperlukan dalam sistem
sirkulasi. Bila kebutuhannya meningkat maka akan menyebabkan
granulosit tersebut dilepaskan. Proses pembentukan limfosit,
ditemukan pada jaringan yang berbeda seperti sumsum tulang,
thymus, limpa dan limfonoduli. Proses pembentukan limfosit
dirangsang oleh thymus dan paparan antigen.Bertambahnya jumlah
leukosit terjadi dengan mitosis (suatu proses pertumbuhan dan
pembelahan sel yang berurutan). Sel-sel ini mampu membelah diri
dan berkembang menjadi leukosit matang dan dibebaskan dari
sumsum tulang ke peredaran darah. Dalam sirkulasi darah, leukosit
bertahan kurang lebih satu hari dan kemudian masuk ke dalam
jaringan. Sel ini bertahan di dalam jaringan hingga beberapa
minggu, beberapa bulan, tergantung pada jenis leukositnya (Sacher,
2004).
Pembentukan leukosit berbeda dengan pembentukan
eritrosit. Leukosit ada 2 jenis, sehingga pembentukannya juga
sesuai dengan seri leukositnya. Pembentukan sel pada seri
granulosit (granulopoiesis) dimulai dengan fase mieloblast,
sedangkan pada seri agranulosit ada dua jenis sel yaitu monosit dan
limfosit. Pembentukan limfosit (limfopoiesis) diawali oleh fase
limphoblast, sedangkan pada monosit (monopoiesis) diawali oleh
fase monoblast. Granulopoiesis adalah evolusi paling dini menjadi
myeloblas dan akhirnya menjadi sel yang paling matang, yang
disebut basofil, eosinofil dan neutrofil. Proses ini memerlukan
waktu 7 sampai 11 hari. Mieloblas, promielosit, dan mielosit
semuanya mampu membelah diri dan membentuk kompartemen
proliferasi atau mitotik. Setelah tahap ini, tidak terjadi lagi
pembelahan, dan sel mengalami pematangan melalui beberapa fase
yaitu: metamielosit, neutrofil batang dan neutrofil segmen. Di
dalam sumsum tulang sel ini mungkin ada dalam jumlah berlebihan
yang siap dibebaskan apabila diperlukan. Sel-sel ini dapat menetap
di sumsum tulang sekitar 10 hari, berfungsi sebagai cadangan
apabila diperlukan.
Limfopoiesis adalah pertumbuhan dan pematangan limfosit.
Hampir 20% dari sumsum tulang normal terdiri dari limfosit yang
sedang berkembang. Setelah pematangan, limfosit masuk ke dalam
pembuluh darah, beredar dengan interval waktu yang berbeda
bergantung pada sifat sel, dan kemudian berkumpul di kelenjar
limfatik (Sacher, 2004).
Monopoiesis berawal dari sel induk pluripoten
menghasilkan berbagai sel induk dengan potensi lebih terbatas,
diantaranya adalah unit pembentuk koloni granulosit yang
bipotensial. Turunan sel ini menjadi perkusor granulosit atau
menjadi monoblas. Pembelahan monoblas menghasilkan
promonosit, yang sebagiannya berpoliferasi menghasilkan monosit
yang masuk peredaran. Yang lain merupakan cadangan sel yang
sangat lambat berkembang. Waktu yang dibutuhkan sel induk
sampai menjadi monosit adalah sekitar 55 jam. Monosit tidak
tersedia dalam sumsum dalam jumlah besar, namun bermigrasi ke
dalam sinus setelah dibentuk. Monosit bertahan dalam pembuluh
darah kurang dari 36 jam sebelum akhirnya masuk ke dalam
jaringan (Fawcett, 2002).
Hitung jumlah Leukosit adalah Untuk mengetahui jumlah
sel leukosit seseorang yang diperiksa dalam sel/μl darah. Jumlah
leukosit dapat meningkat yang biasa disebut leukositosis,
sebaliknya dapat menurun disebut leukopenia (Sofro, 2012).
Menghitung sel-sel darah dari ketiga jenis sel darah leukosit,
eritrosit, dan trombosit dihitung jumlahnya persatuan volume
darah. Upaya itu biasanya dilakukan dengan menggunakan alat
hitung elektronik. Pada dasarnya alat semacam itu yang lazimnya
dipakai bersama alat pengencer otomatik memberi hasil yang
sangat teliti dan tepat. Perlu ada upaya untuk menjamin tepatnya
alat itu bekerja dalam satu program jaminan mutu (quality control).
Cara-cara menghitung sel darah secara manual dengan memakai
pipet dan kamar hitung tetap menjadi upaya dalam laboratorium.
(Gandasoebrata, 2007).
Kesalahan yang dapat terjadi dalam menghitung jumlah
leukosit metode manual diantaranya yaitu: jumlah darah yang
dihisap ke dalam pipet tidak tepat, pengenceran dalam pipet salah,
tidak mengocok pipet segera setelah mengambil larutan turk, tidak
membuang beberapa tetes dari isi pipet sebelum mengisi kamar
hitung (Gandasoebrata, 2007).
Jumlah leukosit dapat meningkat yang biasa disebut
leukositosis, sebaliknya dapat menurun disebut leukopenia (Sofro,
2012).
Jumlah leukosit dapat naik dan turun sesuai dengan keadaan. Dalam
tubuh terjadi infeksi, biasanya jumlah sel ini meningkat, jika tubuh
mengalami gangguan dalam memproduksi leukosit, hal ini
menyebabkan tubuh kita mudah diserang penyakit (Tim
Matrix,2009).

Perbedaan jumlah masing-masing sel leukosit dapat


dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu faktornya adalah
faktor fisiologis, yaitu masa hidup dari masing-masing sel leukosit
tersebut. Masa hidup sel leukosit yang memiliki granula relatif
lebih singkat dibandingkan sel leukosit yang tidak memiliki
granula. Masa hidup sel leukosit yang memiliki granula adalah 48
jam dalam sirkulasi darah dan 4-5 hari di dalam jaringan. Hal ini
disebabkan karena sel leukosit yang memiliki granula lebih cepat
menuju daerah infeksi dan melakukan fungsinya dari pada sel
leukosit yang tidak memiliki granula. Leukopenia disebabkan
berbagai kondisi, termasuk stress berkepanjangan, infeksi virus,
penyakit atau kerusakan sumsum tulang, radiasi, atau kemoterapi.
Penyakit sistemik yang parah misalnya lupus eritematosus,
penyakit tiroid, sindrom Cushing, dapat menyebabkan penurunan
jumlah leukosit. Semua atau salah satu jenis sel saja yang dapat
terpengaruh. Penurunan jumlah leukosit dapat terjadi karena infeksi
usus, keracunan bakteri, septicoemia, kehamilan, dan partus.
Jumlah leukosit dipengaruhi oleh kondisi tubuh, stres, kurang
makan atau disebabkan oleh faktor lain. (Corwin, 2009).

Penurunan jumlah leukosit dapat terjadi karena infeksi usus,


keracunan bakteri, septicoemia, kehamilan, dan partus. Jumlah
leukosit dipengaruhi oleh kondisi tubuh, stres, kurang makan atau
disebabkan oleh faktor lain.

IX. SIMPULAN
Dari hasil praktikum menghitung jumalah leukosit dengan metode
manual menggunakan kamar hitung (improved neumbaure) pada
sampel darah probandus atas nama Luh Mas Kaniya Ulandari,
Umur 19 th, Jenis Kelamin Perempuan, dapat disimpulkan hasil
hitung jumlah Leukositnya adalah 8,650 mm3/ darah, berdasarkan
nilai normal leukosit 4.500-11.000 /mm3 darah. Makan nilai
leukosit probandus normal.

DAFTAR PUSTAKA
Syamsul Bakhri.AK, 2018, analisis jumlah leukosit dan jenis
leukosit pada indifidu yang tidur dengan lampu menyalah dan yang
dipadamkan (file:///C:/Users/user/Downloads/Documents/176-
774-1-PB.pdf) , diakses pada 9 September 2019

Nur Ayati, 2015 Laporan jenis leukosit


https://www.academia.edu/30241693/Laporan_Leukosit.docx, ,
diakses pada 9 September 2019

https://media.neliti.com/media/publications/206376-hubungan
peningkatan-angka-leukosit-pada.pdf, , diakses pada 9 September
2019

modifikasi pemeriksaan leukosit


https://www.academia.edu/27210795/MODIFIKASI_PEMERIKS
AAN_LEUKOSIT

Anda mungkin juga menyukai