Leukosit
Leukosit
Leukosit
OLEH :
NIM : P07134018079
KELAS : II B
2019
I. TUJUAN
a. Tujuan Instruksional Umum
1. Mahasiswa dapat memahami cara hitung jumlah leukosit
darah probandus.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan cara hitung jumlah leukosit
darah probandus.
b. Tujuan Instruksional Khusus
1. Mahasiswa dapat melakukan hitung jumlah leukosit darah
probandus.
2. Mahasiswa dapat mengetahui jumlah leukosit /mm3 darah
probandus.
3. Mahasiswa dapat menginterprentasikan hasil hitung
leukosit darah probandus.
II. METODE
Metode yang digunakan dalam pemeriksaan leukosit ini
adalah metode manual dengan menggunakan kamar hitung
(Imroved Neubaure).
III. PRINSIP
Darah diencerkan dalam pipet leukosit dengan larutan asam
lemah dan hipotonis, kemudian dimasukkan kedalam kamar hitung.
Jumlah leukosit dihitung dalam volume tertentu, dengan
menggunakan factor konversi jumlah leukosit per µl darah dapat
diperhitungkan.
2. HCL 1 %
3. Asam asetat 2%
Perhitungan
Keempat bidang pada bilik hitung leukosit masing-masing
memiliki luas 1 mm2 , jadi, luas seluruh bidang adalah 4 mm2.
Karena kedalaman setiap bilik hitung leukosit adalah 0,1 mm,
volume seluruh bilik hitung leukosit adalah 4 x 0,1 = 0,4 mm3. Jadi
kalau jumlah leukosit yang ditemukan dibagi 4 dan dikali 10,
diperoleh jumlah leukosit per 1 mm3 darah (dengan pengenceran).
Karena pengencerannya adalah 1 : 20, jumlah leukosit per 1 mm3
darah (tanpa pengenceran) sama dengan hasil di atas dikali 20.
Karena 1 liter sama dengan 1 juta (106) mm3, jumlah leukosit per
liter darah (tanpa pengenceran) sama dengan nilai tersebut dikali
106.
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑒𝑢𝑘𝑜𝑠𝑖𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑥 10 𝑥 20
jumlah leukosit per liter = 𝑥 10
4
VII. HASIL
a. Nilai Rujukan : 4500- 11.000 /mm3 darah
SI : 4,0 – 10,0 x 109/L
b. Probandus
Nama : Luh Mas Kaniya Ulandari
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 19 th
c. Hasil Praktikum :
(pembesaran 10 x) (pembesaran 40 x)
𝑁
x P
𝑉
173
x 20 = 8,650 mm3/ darah
0,4
VIII. PEMBAHASAN
Sel darah putih (Leukosit) merupakan bagian penting dari
sistem pertahanan tubuh yang fungsinya untuk melawan
mikroorganisme penyebab infeksi, sel tumor, dan zat-zat asing
yang berbahaya. Terdapat beberapa jenis leukosit yaitu Basofil,
Eosinofil, Neutrofil Segmen, Neutrofil Batang, Limfosit dan
Monosit.. Leukosit mempunyai peranan dalam pertahanan seluler
dan humoral organisme terhadap zat-zat asing.. (Jungueira dan
Carneiro, 2007).
Fungsi leukosit dibagi menjadi dua garis besar yaitu
fungsi defensi dan fungsi refaratif. Fungsi defensif adalah fungsi
mempertahankan tubuh terhadap benda-benda asing termasuk
kuman penyebab infeksi, leukosit yang berperan dalam hal ini
adalah monosit uang memakan benda asing berukuran besar,
neutrofil yang memaka benda asing berukuran kecil dan limfosit
yang membentuk antibodi di samping plasma sel. Fungsi refaratif
adalah fungsi untuk memperbaiki dsn mencegah terjadinya
kerusaan, terutama kerusakan vaskuler. Leukosit yang berperan
dalam hal ini adalah basofil yang akan menghasilkan heparin
sehingga pembentukan thrombus pembuluh-pembuluh darah dapat
dicegah dan esonofil yang belum diketahui fungsinya ( Depkes RI,
1989).
Jumlah normal leukosit adalah 5.000-10.000 sel/ µl (Hendrik,
2006).
Pada praktikum yang dilakukan di Laboratorium
Hematologi Poltekkes Denpasar kami menggunakan metode hitung
jumlah leukosit cara manual, darah diencerkan dalam pipet
leukosit, kemudian dimasukan dalam kamar hitung. Jumlah
leukosit dihitung dengan menggunakan faktor konversi jumlah
leukosit per µl darah. Larutan pengencer yang digunakan adalah
larutan turk. Jika dalam darah tepi banyak sel darah merah berinti,
maka sel-sel itu akan ikut diperhitungkan sebagai leukosit. Koreksi
dapat dilakukan dengan memeriksa sediaan darah apus dengan cara
menghitung jenis leukosit. (Gandasoebrata, 2007).
Didapat hasil jumlah Leukosit dengan sampel darah atas
nama Luh Mas Kaniya Ulandari, Jenis Kelamin Perempuan, Umur
19 th, didapat hasil yang normal yaitu 8,650 mm 3/ darah, karena
nilai normal dari Leukimia adalah 4.500-11.000 mm3 /darah atau
dalam Satuan Internasional 4,0-10’0 x 109/ L.sehingga hasilnya
normal. Dalam praktikum saya kesulitan dalam memipet darah dan
lerutan turk karena pipet Tohma leukosit lobangya lebih besar dati
pipet Tohma Eritrosit sehingga harus hati hari dalam melakukany.
Metode manual pada pemeriksaan jumlah leukosit
yaitu menggunakan larutan turk yang terdiri dari larutan
asam asetat glasial 2mL ditambah dengan pewarna gentian
fiolet 1 % didalam akuades 100 mL. Asam asetat glasial
berfungsi untuk melisiskan sel lain selain leukosit dan gentian
fiolet berfungsi untuk memberi warna pada inti dan granula
leukosit (Gandasoebrata, R., 2010).
Apabila asam asetat glasial ditambahkan dengan pewarnaan
akan terjadi reaksi absorfasi oleh sel, asam asetat glasial akan
melisiskan sel selain leukosit dan pewarnaan akan mewarnai
granula dan inti leukosit hinga dapat terlihat jelas saat perhitungan,
tetapi pemeriksaan jumlah leukosit masih dapat dilakukan tanpa
adanya pewarna yang terkandung didalam larutan pengencer,
namun hasil yang terlihatkurang jelas.
Berdasarkan sifatnya zat warna yang digunakan dalam
pewarnaan dapat dibagi menjadi dua yaitu bersifat asam dan basa.
Pada zat warna basa bagian yang berperan dalam memberikan
warna disebut kromofor yang memiliki muatan positif, zat warna
basa lebih banyak digunakan karena muatan negatif banyak
ditemukan pada dinding sel, membran sel, dan sitoplasma sel. Saat
proses pewarnaan, muatan positif pada zat warna basa akan
berkaitan dengan muatan negatif dalam sel, sehingga sel kebih jelas
terlihat. Agar memperjelas bentuk sel leukosit yang tidak berwarna
atau transparan, maka larutan pengencer diberi pewarna sehingga
memudahkan untuk melihat dan memperjelas betuk sel leukosit.
Fuchsin dan gentian violet merupakan zat warna yang bersifat basa
berfungsi sebagai pewarna inti dan granula leukosit yang bersifat
asam (Dwidjoseputro,1998).
Infeksi atau kerusakan jaringan mengakibatkan peningkatan
jumlah total leukosit. Leukosit memiliki kemampuan untuk
menembus pori-pori membran kapiler dan masuk ke dalam jaringan
yang disebut diapedesis. (Ethel Sloane, 2004).
Mampu bergerak amuboid yaitu leukosit dapat bergerak sendiri
seperti amuba, beberapa sel mampu bergerak tiga kali panjang
tubuhnya dalam satu menit (D’Hiru, 2013).
Leukosit juga memiliki sifat kemotaksis, yaitu jika ada pelepasan
zat kimia oleh jaringan yang rusak menyebabkan leukosit bergerak
mendekati (kemotaksis positif) atau bergerak menjauhi (kemotaksis
negative) (Ethel Sloane, 2004).
Leukopoiesis adalah proses pembentukan leukosit, yang
dirangsang oleh adanya colony stimulating (factor perangsang
koloni). Colony stimulating ini dihasilkan oleh leukosit dewasa.
Leukosit dibentuk di sumsum tulang terutama seri granulosit,
disimpan dalam sumsum tulang sampai diperlukan dalam sistem
sirkulasi. Bila kebutuhannya meningkat maka akan menyebabkan
granulosit tersebut dilepaskan. Proses pembentukan limfosit,
ditemukan pada jaringan yang berbeda seperti sumsum tulang,
thymus, limpa dan limfonoduli. Proses pembentukan limfosit
dirangsang oleh thymus dan paparan antigen.Bertambahnya jumlah
leukosit terjadi dengan mitosis (suatu proses pertumbuhan dan
pembelahan sel yang berurutan). Sel-sel ini mampu membelah diri
dan berkembang menjadi leukosit matang dan dibebaskan dari
sumsum tulang ke peredaran darah. Dalam sirkulasi darah, leukosit
bertahan kurang lebih satu hari dan kemudian masuk ke dalam
jaringan. Sel ini bertahan di dalam jaringan hingga beberapa
minggu, beberapa bulan, tergantung pada jenis leukositnya (Sacher,
2004).
Pembentukan leukosit berbeda dengan pembentukan
eritrosit. Leukosit ada 2 jenis, sehingga pembentukannya juga
sesuai dengan seri leukositnya. Pembentukan sel pada seri
granulosit (granulopoiesis) dimulai dengan fase mieloblast,
sedangkan pada seri agranulosit ada dua jenis sel yaitu monosit dan
limfosit. Pembentukan limfosit (limfopoiesis) diawali oleh fase
limphoblast, sedangkan pada monosit (monopoiesis) diawali oleh
fase monoblast. Granulopoiesis adalah evolusi paling dini menjadi
myeloblas dan akhirnya menjadi sel yang paling matang, yang
disebut basofil, eosinofil dan neutrofil. Proses ini memerlukan
waktu 7 sampai 11 hari. Mieloblas, promielosit, dan mielosit
semuanya mampu membelah diri dan membentuk kompartemen
proliferasi atau mitotik. Setelah tahap ini, tidak terjadi lagi
pembelahan, dan sel mengalami pematangan melalui beberapa fase
yaitu: metamielosit, neutrofil batang dan neutrofil segmen. Di
dalam sumsum tulang sel ini mungkin ada dalam jumlah berlebihan
yang siap dibebaskan apabila diperlukan. Sel-sel ini dapat menetap
di sumsum tulang sekitar 10 hari, berfungsi sebagai cadangan
apabila diperlukan.
Limfopoiesis adalah pertumbuhan dan pematangan limfosit.
Hampir 20% dari sumsum tulang normal terdiri dari limfosit yang
sedang berkembang. Setelah pematangan, limfosit masuk ke dalam
pembuluh darah, beredar dengan interval waktu yang berbeda
bergantung pada sifat sel, dan kemudian berkumpul di kelenjar
limfatik (Sacher, 2004).
Monopoiesis berawal dari sel induk pluripoten
menghasilkan berbagai sel induk dengan potensi lebih terbatas,
diantaranya adalah unit pembentuk koloni granulosit yang
bipotensial. Turunan sel ini menjadi perkusor granulosit atau
menjadi monoblas. Pembelahan monoblas menghasilkan
promonosit, yang sebagiannya berpoliferasi menghasilkan monosit
yang masuk peredaran. Yang lain merupakan cadangan sel yang
sangat lambat berkembang. Waktu yang dibutuhkan sel induk
sampai menjadi monosit adalah sekitar 55 jam. Monosit tidak
tersedia dalam sumsum dalam jumlah besar, namun bermigrasi ke
dalam sinus setelah dibentuk. Monosit bertahan dalam pembuluh
darah kurang dari 36 jam sebelum akhirnya masuk ke dalam
jaringan (Fawcett, 2002).
Hitung jumlah Leukosit adalah Untuk mengetahui jumlah
sel leukosit seseorang yang diperiksa dalam sel/μl darah. Jumlah
leukosit dapat meningkat yang biasa disebut leukositosis,
sebaliknya dapat menurun disebut leukopenia (Sofro, 2012).
Menghitung sel-sel darah dari ketiga jenis sel darah leukosit,
eritrosit, dan trombosit dihitung jumlahnya persatuan volume
darah. Upaya itu biasanya dilakukan dengan menggunakan alat
hitung elektronik. Pada dasarnya alat semacam itu yang lazimnya
dipakai bersama alat pengencer otomatik memberi hasil yang
sangat teliti dan tepat. Perlu ada upaya untuk menjamin tepatnya
alat itu bekerja dalam satu program jaminan mutu (quality control).
Cara-cara menghitung sel darah secara manual dengan memakai
pipet dan kamar hitung tetap menjadi upaya dalam laboratorium.
(Gandasoebrata, 2007).
Kesalahan yang dapat terjadi dalam menghitung jumlah
leukosit metode manual diantaranya yaitu: jumlah darah yang
dihisap ke dalam pipet tidak tepat, pengenceran dalam pipet salah,
tidak mengocok pipet segera setelah mengambil larutan turk, tidak
membuang beberapa tetes dari isi pipet sebelum mengisi kamar
hitung (Gandasoebrata, 2007).
Jumlah leukosit dapat meningkat yang biasa disebut
leukositosis, sebaliknya dapat menurun disebut leukopenia (Sofro,
2012).
Jumlah leukosit dapat naik dan turun sesuai dengan keadaan. Dalam
tubuh terjadi infeksi, biasanya jumlah sel ini meningkat, jika tubuh
mengalami gangguan dalam memproduksi leukosit, hal ini
menyebabkan tubuh kita mudah diserang penyakit (Tim
Matrix,2009).
IX. SIMPULAN
Dari hasil praktikum menghitung jumalah leukosit dengan metode
manual menggunakan kamar hitung (improved neumbaure) pada
sampel darah probandus atas nama Luh Mas Kaniya Ulandari,
Umur 19 th, Jenis Kelamin Perempuan, dapat disimpulkan hasil
hitung jumlah Leukositnya adalah 8,650 mm3/ darah, berdasarkan
nilai normal leukosit 4.500-11.000 /mm3 darah. Makan nilai
leukosit probandus normal.
DAFTAR PUSTAKA
Syamsul Bakhri.AK, 2018, analisis jumlah leukosit dan jenis
leukosit pada indifidu yang tidur dengan lampu menyalah dan yang
dipadamkan (file:///C:/Users/user/Downloads/Documents/176-
774-1-PB.pdf) , diakses pada 9 September 2019
https://media.neliti.com/media/publications/206376-hubungan
peningkatan-angka-leukosit-pada.pdf, , diakses pada 9 September
2019