Blue Print OSCE

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 20

Blue Print OSCE

Hematologi
1) Melakukan Pemeriksaan Hematologi
a. Melakukan pemeriksaan hitung jumlah eritrosit
• Bahan pemeriksaan :
Darah kapiler atau darah EDTA

• Reagen pengencer cara manual:


Hayem
Gower
Toisson
Formol sitrat

Pengenceran dg Pipet Thoma


• Prinsip :
Darah diencerkan dlm pipet eritrosit kmd dimasukkan dlm KH.
Jumlah eritrosit dihitung dlm volume tertentu, dg faktor konversi
jumlah eritrosit / μl darah dpt diperhitungkan

• Prosedur Kerja
1. Darah dihisap sampai tanda 0,5
2. Pengencer sampai 101, homogenkan
3. Buang 3 – 4 tetes, masukkan KH
4. Hitung dalam 80 bidang kecil di tengah, dg perbesaran 400x

Pengenceran dg Tabung
• Prosedur Kerja :
1.Siapkan reagen 3,98 ml (3980 µl) dlm tabung
2.Tambahkan 0,02 ml (20 µl) darah. Homogenkan
3.Ambil 1 tetes, masukkan KH
4.Hitung dlm 80 bdg kecil, Perbesaran 400x

• Perhitungan :
volume 1 bidang kecil eritrosit = 1/4000 mm3
volume 80 bidang kecil eritrosit = 80/4000 mm3 = 1/50 mm3
Pengenceran = 200x
• Jumlah eritrosit / μl darah adalah
rumus = x . P
------
volume bidang
= x . 200
---------
1/50
= x . 10.000

• Nilai Normal :
Pria : 4,6 – 6,2 jt / μl darah
Wanita: 4,2 – 5,4 jt / μl darah

b. Melakukan pemeriksaan hitung jumlah leukosit


• Bahan Pemeriksaan :
Darah Vena
Darah EDTA
Darah Kapiler

Reagen Hitung Jumlah lekosit Manual


• Reagen Turk, dengan komposisi :
– Gentian violet 1% : 1ml
– Asam asetat glasial 2% : 1ml
– Aquadest add : 100ml

Pengenceran Dengan Pipet Thoma


• Prinsip
Darah diencerkan dlm pipet thoma lekosit kmd dimasukkan dlm KH
Improved Neubauer dan dihitung dlm volume tertentu. Dengan
faktor
konversi jumlah lekosit / μl darah dpt diperhitungkan.

• Prosedur Kerja :
- Darah dihisap dg pipet thoma sampai tanda 0,5
- dilanjutkan memipet larutan pengencer sampai tanda 11
- homogenkan, buang 3-4 tetes
- masukkan KH Improved Neubauer, biarkan mengendap
- hitung dg pembesaran 100x, dlm 4 bidang besar dipinggir

Pengenceran dengan Tabung


Prosedur Kerja:
- Larutan Pengencer dipipet 0,38 ml (380 µl), masukkan dalam
tabung
- Di + darah 0,02 ml (20 µl), homogenkan
- Ambil 1 tetes, masukkan KH
- Periksa dg pembesaran 100x
- Hitung dlm 4 bidang besar dipinggir

• Perhitungan :
Jumlah lekosit / μl darah adalah:
Rumus =

Keterangan :
x = jumlah lekosit ditemukan
P = pengenceran (volume total -1) / volume darah = (11-1)/0,5 = 20x
50 = faktor konversi

• Tinggi bilik hitung : 1/10 mm


• Luas 1 bdg lekosit = P . L = (1.1) mm = 1 mm
• Luas 4 bdg lekosit = 4 mm
• Volume 1 bdg lekosit
P . L . T = (1.1.1/10) mm = 1/10 mm
• Volume 4 bdg lekosit = 4/10 mm

• Jumlah Normal : 4.500 – 11.000 / μl darah

c. Melakukan pemeriksaan hitung jumlah trombosit


2.1 manual langsung
2.1.1 Pengenceran pipet thoma (Rees Ecker)
Pengenceran Pipet Thoma
Menggunakan bilik hitung Improved Neubauer
Reagen : Rees Ecker; mengandung Brilliant Cresly Blue (BCB),
sehingga reagen ini dapat mewarnai sel trombosit tetapi
tidak melisiskan sel selain trombosit

tingkat kesalahan 16% - 25%.

Prinsip :
Darah diencerkan dg reagen yang akan mewarnai trombosit menjadi
biru. Jumlah trombosit dihitung dalam volume tertentu di bilik hitung.
Dengan faktor konversi, jumlah trombosit / μL darah bisa
diperhitungkan.

Prosedur Pemeriksaan
Pengenceran pipet thoma
Cara kerja :
1.Reagen Rees Ecker dihisap sampai tanda 1, buang lagi
2.Darah dihisap sampai tanda 0,5
3.Reagen Rees & Ecker sampai tanda 101
4.homogenkan, buang 3-4 tetes
5.teteskan dalam bilik hitung
6.letakkan bilik hitung dlm cawan petri dg dialasi kapas basah agar
trombosit mengendap
7.hitung trombosit dlm 25 bidang sedang ditengah, dengan lensa
objektif 40X

Jumlah trombosit = Jumlah sel trombosit yang ditemukan dalam 25


bidang sedang dikali pengenceran dibagi volume bidang
∑ Tromb = (N X P) / V
= (N x 200) / (1/10)
= (N x 200 x 10)
= (N x 2000) sel/μL darah

Penghitungan :
Jumlah trombosit / μL darah = jumlah trombosit yang dihitung (N) X
faktor(F)
F = Faktor pengenceran (P) / Volume bilik hitung (V)

Pengenceran sampel (P) :


P = Total volume cairan (pelarut+terlarut)/ Volume terlarut
= (1990 μL + 10 μL) /10 μL = 200 μL

Volume bilik hitung (V) :


V = luas bilik hitung (L) X tinggi bilik hitung (T)
V = (1 mm x 1 mm) X 1/10 mm = 1/10 mm3

Jika pengenceran 200 kali, maka faktor penghitungan adalah :


F = 200/ (1/10) = 2000
2.1.2 pengenceran tabung (Brecher Cronchite)
Pengenceran Tabung / Brecher Cronchite
Menggunakan bilik hitung Improved Neubauer

Reagen : ammonium oksalat 1%; tidak mewarnai sel trombosit


tetapi akan melisiskan sel lekosit dan eritrosit.

tingkat kesalahan 8% - 10%.

Prinsip : Darah diencerkan dg reagen yang akan melisiskan sel


selain trombosit. Jumlah trombosit dihitung dalam
volume tertentu di bilik hitung. Dengan faktor konversi,
jumlah trombosit / μL darah bisa diperhitungkan.

Pengenceran tabung
1.Pipet reagen Ammonium Oxalat 1% sebanyak 0,5 mL. masukkan
dalam tabung
2.Tambahkan 0,02 mL darah EDTA, homogenkan
3.Masukkan bilik hitung Improved Neubauer
4.Simpan dlm cawan petri yg dialasi kapas basah ± 10’ agar
trombosit mengendap
5.Hitung semua trombosit pd 5 bidang sedang ditengah, dg lensa
objektif 40x

Jumlah trombosit = Jumlah sel trombosit yang ditemukan dalam 5


bidang sedang dikali pengenceran dibagi volume bidang
∑ Tromb = (N X P) / V
= (N x 26) / (5/250)
= (N x 26) / (1/50)
= (N x 26 x 50
= (N x 1.300) sel/μL darah

2.2 manual tidak langsung


2.2.1 Fonio
Prosedur kerja
1. Disinfektan ujung jari tangan
2. Taruhkan diatasnya larutan MgSO4 14%
3. Tusuklah ujung jarinya, campur darah dg larutan tsb
5. buat sediaan hapus, pulas dg Giemsa atau Wright
6. Hitung jumlah trombosit dlm 1000 eritrosit, perbesaran 1000x
7. Lakukan juga perhitungan jumlah eritrosit / μL darah
8. Hitung jumlah trombosit / μl darah atas dasar kedua angka
tersebut.

Jumlah trombosit = Jumlah sel trombosit yang ditemukan dalam 1000


eritrosit dikali jumlah eritrosit/μL darah

2.2.2 Estimasi Barbara


 Teteskan darah kapiler / EDTA diatas objek glass
 Buat hapusan darah
 Pulas dg Giemsa atau Wright
 Hitunglah jumlah trombosit dalam 10 LP di zona V dengan
perbesaran 1000x.
 ∑ Trombosit = jumlah rata-rata trombosit x Faktor
(faktor = 20.000)

Interpretasi Hasil
normal jika berjumlah 150.000-450.000 trombosit /μL darah.

d. Melakukan pemeriksaan hitung jumlah retikulosit


• Prinsip Pemeriksaan
Setelah metarubrsit kehilangan intinya, sejumlah kecil RNA tetap
tinggal dlm sel darah merah. Untuk mendeteksi RNA ini, sel darah
merah harus terwarnai selagi mereka masih hidup. Proses ini
disebut pewarnaan supravital. Setelah sel terwarnai biru oleh
reagen NMB / BCB, kemudian hitung jumlah retikulosit dalam 1000
eritrosit.

• Bahan
Darah vena (EDTA, Heparin, Oxalat)
Darah kapiler

• Reagen
New Methilen Blue (NMB) atau Brilliant Cresyl Blue (BCB)
• Prosedur Kerja (Indoreagen)
1.Ambil 200 μl darah di+ 0,5 μl reagen
2.Homogenkan, inkubasi 15-30 menit 37oC
3.Buat sediaan basah atau kering
4.Periksa dan hitung jumlah retikulosit dg mikroskop perbesaran
1000x + minyak imersi dalam 1000 eritrosit
5.Rumus = (jumlah retikulosit : jumlah eritrosit) x100%

• Pewarnaan supravital
NMB/BCB stain

• Nilai Normal :
Anak-anak & dewasa = 0,5 – 1,5 % dr jumlah eritrosit atau 25.000 –
75.000/μl darah
Bayi = 2 – 6% dr jumlah eritrosit
e. Melakukan pemeriksaan hitung jenis leukosit
f. Melakukan pemeriksaan LED
• Cara Pemeriksaan manual : - Metode Wintrobe
- Metode Westergen

• Bahan Pemeriksaan: - Darah vena


- Darah EDTA
Reagen: - Na citrat 3,8% atau 0,109 M

Metode Wintrobe :
• Teknik Kerja :
1.Dg pipet Wintrobe, masukkan darah kedalam pipet Wintrobe
sampai garis tanda 0 mm, jgn ada busa.
2.Biarkan tabung tegak lurus selama 1 jam
3.Bacalah tingginya plasma dg mm dan laporkan angka itu sebagai LED

• Nilai Normal :
♂ : < 10 mm/jam
♀ : < 20 mm/jam

Metode Westergen :
• Teknik Kerja :
1.Siapkan Rg Na Sitrat 3,8% sebanyak 0,4 ml kedalam tabung
2.Tambahkan darah sebanyak 1,6 ml. Homogenkan
3.Isap kedalam tabung Westergen sampai garis tanda 0 mm. Biarkan
tegak lurus selama 1 jam.
4.Baca tingginya lapisan plasma dg mm dan laporkan angka itu sbg LED.

• Nilai Normal :
♂ : < 10 mm/jam
♀ : < 15 mm/jam

g. Melakukan pemeriksaan hematokrit


1. Metode Wintrobe (Makro metode)
Prinsip : Darah dengan antikoagulan EDTA dimasukkan ke dalam
tabung Wintrobe kemudian di putar 3000 rpm selama 30 menit
sehingga sel-sel terpisah dalam keadaan memadat, persentase
pemadatan sel eritrosit terhadap volume darah semula dicatat
sebagai nilai hematokrit

Alat :
- Tabung Wintrobe.
- Pipet Pasteur
- Centrifuge makro
- Penggaris

Bahan : Darah EDTA


Cara kerja :
1. Memasukkan darah kedalam tabung Wintrobe dengan pipet
Pasteur hingga mencapai garis tanda 10.
2. Memutar selama 30 menit dengan kecepatan 3000 rpm.
3. Setelah selesai diputar, akan terbentuk 3 (tiga) lapisan pada
tabung darah, yaitu paling bawah adalah eritrosit, kemudian buffy
coat dan di bagian atas terdapat plasma.
4. Tinggi endapan eritrosit dibaca sebagai nilai hematokrit dan
dinyatakan dalam % dihitung dengan rumus sebagai berikut :
5. Tebalnya lapisan putih diatas eritrosit yang tersusun dari leukosit
dan trombosit. Lapisan ini disebut sebagai buffy coat dan
dinyatakan dalam mm.
6. Warna kuning dari lapisan plasma yang disebut indeks ikterus
(dibandingkan dengan larutan Kalium Bikromat 1: 10.000).
Nilai Rujukan :
Pria : 40-54%
Wanita : 38-47%
Buffy coat : 0,5-1 mm
Plasma : 4-7 satuan

2. Metode Mikrokapiler
Prinsip : Darah dengan antikoagulan heparin dimasukkan ke dalam
pipet kapiler kemudian di putar dalam waktu 3-5 menit dengan
kecepatan 12.000 - 16.000 rpm sehingga sel-sel terpisah dalam
keadaan memadat. Tingginya sel eritrosit dihitung sebagai nilai
hematokrit

Alat :
- Pipet kapiler dengan antikoagulan Heparin
- Centrifuge mikrohematokrit
- Skala pembacaan
- Dempul / lampu spiritus

Reagen : -

Bahan : Darah Kapiler atau Darah Vena

Ht (%) = tinggi kolom eritrosit x 100


Volume darah seluruhnya

Cara kerja :
1. Hisap darah sampai 3⁄4 pipet kapiler.
2. Sumbat salah satu ujung dengan dempul atau dibakar dengan
lampu spiritus.
3. Lakukan sentrifugasi dengan kecepatan 12.000 rpm selama 5 menit
dengan posisi yang tersumbat menghadap kelua.r
4. Baca dengan skala, dengan melihat tingginya eritrosit sebagai nilai
hematokrit.
5. Jika nilainya ≥50%, ulang lagi pemutarannya.

Nilai Rujukan :
Pria : 40–54%
Wanita : 38-47%

h. Melakukan pemeriksaan haemoglobin


A. PROSEDUR PEMERIKSAAN
1. Metode Kolorimetri Visual cara Talquist
Prinsip : Membandingkan warna darah dengan warna pada skala
Alat-alat :
✓ Buku standar Talquist
✓ Lancing device + jarum
✓ Kertas saring

Reagen : Alkohol 70%

Sampel : Darah Kapiler

Cara Pemeriksaan :
1.Bersihkan jari pasien dengan alkohol 70%.
2.Tunggu sampai kering, kemudian tusuk dengan lancet.
3.Darah yang keluar pertama dibuang, tetes berikutnya isap dengan
kertas saring sampai meresap betul dan ditunggu sampai semua Hb
berubah menjadi HbO2 (yang warnanya lebih tua dan suram).
4.Setelah kering pada suhu kamar dibandingkan warnanya dengan
cara meletakkan bercak darah di bawah lubang skala warna
Talquist.
5.Catat berapa persentase kadar hemoglobin yang sama dengan buku
Bila sama dengan warna standar 80, berarti kadar Hb = 80%.

Nilai Rujukan : > 80%

Interpretasi Hasil :
- < 70% : anemia
- 70-80% : borderline
- > 80% : normal

2. Metode Berat Jenis (BJ = Hanging Falling Drop)


Prinsip : Membandingkan berat jenis darah dengan berat jenis larutan
CuSO4

Alat :
✓ Lancing device + jarum
✓ Gelas ukur atau beaker glass 30-50 mL
✓ Pipet Pasteur

Reagen : Larutan CuSO4 BJ 1,053

Spesimen : darah kapiler

Cara kerja :
1. Bersihkan jari pasien dengan alkohol 70%.
2. Tunggu sampai kering, kemudian tusuk dengan lancet.
3. Darah yang keluar pertama dibuang, tetes berikutnya isap dengan
pipet pasteur sehingga minimal cukup 1 tetes.
4. Teteskan 1 tetes darah dari pipet pasteur tersebut dengan posisi
pipet tegak lurus dari ketinggian kurang lebih 1 cm, di atas
larutan CuSO4 di dalam beaker gelas.
5. Tetesan yang baik tidak bergelembung. Perhatikan keadaan/gerak
tetesan darah di dalam larutan tersebut dalam waktu 15 detik.
6. Dalam 5 detik pertama tetesan darah dengan gaya beratnya akan
menembus permukaan larutan sedalam 1-2 cm.
7. Dalam 10 detik berikutnya perhatikan tetesan darah tadi apakah
terapung, melayang atau tenggelam.

Nilai Normal : Darah Tenggelam (Kadar Hb ≥12 gr/dL)

Interpretasi hasil :
▪ terapung menunjukkan kadar Hb ≤12 gr/dL yang berarti calon donor
tidak memenuhi persyaratan untuk menyumbangkan darahnya
▪ melayang menunjukkan kadar Hb =12 gr/dL yang juga berarti tidak
memenuhi persyaratan untuk menjadi donor darah.
▪ tenggelam menunjukkan kadar Hb ≥12 gr/dL yang juga berarti
donor memenuhi persyaratan untuk menyumbangkan darahnya.

3. Metode Kolorimetri visual cara Sahli


Prinsip : Hb + HCl 0,1 N berubah menjadi hematin asam yang
berwarna coklat. Dengan air suling warna ini diencerkan sampai
warnanya sama dengan warna standar pada hemometer dan kadar Hb
dibaca pada tabung pengencer secara visual.

Alat : Haemometer set yang terdiri dari : tabung pengencer, pipet


sahli, standar warna, karet penghisap, sikat tabung, botol HCl 0,1 N,
batang pengaduk.

Reagen : HCl 0,1 N

Spesimen : Darah kapiler, Darah EDTA, Darah Oksalat

Cara Kerja :
1. Memasukkan kira-kira 5 tetes HCl 0,1 N atau sampai tanda angka 2
pada tabung pengencer.
2. Menghisap darah dengan pipet Sahli sampai garis tanda 20 μL,
hapus kelebihan darah yang melekat pada sebelah luar ujung
pipet.
3. Memasukkan darah ke dasar tabung pengencer yang berisi HCl,
jangan sampai terjadi gelembung udara.
4. Pipet Sahli diangkat sedikit, lalu hisap larutan HCl yang jernih
dibagian atas ke dalam pipet, untuk membilas batang kapiler dari
darah yang masih tertinggal.
5. Homogenkan isi tabung; berturut-turut eritrosit akan pecah
(hemolisis), kemudian Hb yang keluar dari eritrosit akan diurai
menjadi hem dan globin. Selanjutnya hem dengan HCl akan
membentuk hematin-HCl, yaitu suatu senyawa yang berwarna
coklat dan lebih stabil di udara daripada Hb.
6. Tambahkan aquades setetes demi tetes, tiap kali diaduk dengan
batang pengaduk yang tersedia, sampai warnanya sama dengan
standar warna pada alat. Persamaan campuran dan warna standar
harus dicapai dalam waktu 3-5 menit setelah darah dan HCl
dicampur. Pada usaha mempersamakan warna hendaknya sambil
memutar tabung sehingga garis bagi (skala) tidak terlihat.
7. Baca kadar Hb dengan satuan gram/dL darah.

Nilai Normal :
Pria : 13,5-18,0 g/dL
Wanita : 12,0-16-0 g/dL
Wanita hamil : 11,0-16,0 gr/dL
Anak-anak 6 bln - 6 thn : 11,0-16,0 gr/dL
Anak-anak 6 thn-14 thn : 12,0-16,0 gr/dL

Interpretasi Hasil :
Anemia : Kadar Hb yang rendah atau dibawah nilai normal.
Polisitemia : Kadar Hb yang tinggi atau diatas nilai normal.

4. Metode Kolorimetri Fotometri cara Sianmethemoglobin


Prinsip : Hemoglobin diubah menjadi sianmethemoglobin dalam
larutan yang berisi kalium ferri sianida dan kalium sianida.
Absorbansi larutan diukur pada Panjang gelombang 540 nm.

Alat :
✓ Tabung reaksi
✓ Pipet ukur 5 ml + bulb
✓ Mikropipet 20 μL + yellow tip
✓ Fotometer / Spektrofotometer
✓ Cuvette

Reagen : Drabkin

Spesimen : Darah Kapiler, darah EDTA

Cara Kerja :
1. Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 5,0 mL larutan Drabkin.
2. Dengan mikropipet hisap 20 μL darah; bagian luar ujung pipet
dibersihkan dengan tisu, lalu masukkan ke dalam tabung dengan
membilasnya beberapa kali sampai tidak ada darah yang
tertinggal dalam yellow tip.
3. Campurlah isi tabung sampai homogen. Tindakan ini juga akan
merubah hemoglobin menjadi sianmethemoglobin.
4. Baca dalam spektrofotometer pada panjang gelombang 540 nm;
dalam waktu 3- 5 menit setelah percampuran darah dan reagen,
sebagai blanko digunakan larutan Drabkin.
5. Hitung kadar Hb dengan rumus = absorbansi sampel x faktor
konversi (= 36,77)

Nilai Rujukan :
Pria : 13,5-18,0 g/dL
Wanita : 12,0-16-0 g/dL
Wanita hamil : 11,0-16,0 gr/dL
Anak-anak 6 bln - 6 thn : 11,0-16,0 gr/dL
Anak-anak 6 thn-14 thn : 12,0-16,0 gr/dL

5. Metode Point Of Care Testing dengan alat merk “Hemoglobin


familyDr.”
Prinsip : Sel darah merah bereaksi dengan surfaktan sehingga
haemoglobin akan hemolisis. Intensitas warna yang terjadi diukur
dengan iluminasi area aplikasi menggunakan LED dan intensitas
cahaya yang dipantulkan diukur dengan detector pada panjang
gelombang 525nm (reflectance photometer). Hasil akhir kadar
hemoglobin akan ditampilkan pada layar monitor.

Alat :
✓ Alat “familyDr.Hb”, rentang pengukuran : 5-25 gr/dL
✓ Lancing device + lancet
✓ Mikropipet 7 μL + yellow tip
✓ Baterai 1.5V 2x AAA

Reagen : Strip tes “familyDr.Hb” + chip kode

Spesimen : Darah Kapiler, darah EDTA, darah heparin

Cara Kerja :
1. Hidupkan alat dan masukkan chip kode. Pastikan nomor chip kode
cocok dengan nomeor kode yang ditulis pada botol strip tes
2. Masukkan strip tes sampai keluar suara “bip” dan check Kembali
nomer kode chip pada layer monitor.
3. Hisap spesimen darah sebanyak 7 μL dengan menggunakan
mikropipet dan teteskan pada strip tes sehingga darah terserap
kedalam strip tes.
4. Hasil pengukuran kadar hemoglobin akan ditampilkan dalam layer
monitor dalam waktu 5 detik.
5. Rentang pengukuran alat adalah 5 – 25 gr/dL. Jika hasil lebih tinggi
dari 25 gr/dL maka akan muncul tulisan HI (High) sedangkan jika
hasil kurang dari 5 gr/dL maka akan muncul tulisan LO (Low)
dilayar monitor.

i. Melakukan pemeriksaan BT metode Duke atau Ivy


PRINSIP PEMERIKSAAN MASA PERDARAHAN
perlukaan standar dilakukan pada pembuluh kapiler baik di
permukaan volar lengan ataupun bagian bawah cuping telinga.
Lamanya perdarahan pada luka tersebut diukur dan dilaporkan
sebagai masa perdarahan.

TUJUAN PEMERIKSAAN MASA PERDARAHAN


untuk menilai kemampuan vaskular dan trombosit pada proses
penghentian perdarahan

ALAT PEMERIKSAAN MASA PERDARAHAN


Spygmomanometer (untuk metode Ivy), autoklik, lancet, kapas
alkohol, kertas saring dan stopwatch.

Prosedur :
Metode Duke
- Alat disiapkan.
- Bagian daun telinga diantisepsis menggunakan kapas alcohol 70%
lalu dibiarkan mengering.
- Pada bagian bawah telinga dilakukan penusukan menggunakan
lanset dengan kedalaman 2 mm.
- Stopwatch dijalankan ketika terlihat adanya tetesan darah dari
daerah yang dilukai.
- Tetes darah yang keluar diisap menggunakan kertas saring setiap
30 detik (penghisapan tetesan darah dilakukan tidak dengan cara
menekan kertas saring ke daerah bagian perlukaan).
- Stopwatch dihentikan ketika darah tidah dapat dihisap lagi.
- Waktu pada stopwatch dicatat sebagai masa perdarahan pasien.

Metode Ivy
1.Alat disiapkan.
2.Bagian voler lengan bawah diantisepsis menggunakan kapas
alcohol 70% lalu dibiarkan mengering.
3.Manset spygmomanometer dipasang di lengan atas dan dipompa
hingga tekanan 40 mmHg (tekanan dipertahankan selama
pemeriksaan berlangsung).
4.Tegangkan kulit bagian lengan bawah menggunakan tangan kiri,
kira-kira 3 cm dibawah lipat siku lakukan penusukan menggunakan
lanset dengan kedalaman 3 mm.
5.Stopwatch dijalankan ketika terlihat adanya tetesan darah dari
daerah yang dilukai.
6.Tetes darah yang keluar diisap menggunakan kertas saring setiap
30 detik (penghisapan tetesan darah dilakukan tidak dengan cara
menekan kertas saring ke daerah bagian perlukaan).
7.Stopwatch dihentikan ketika darah tidah dapat dihisap lagi.
8.Waktu pada stopwatch dicatat sebagai masa perdarahan pasien.

INTERPRETASI HASIL
I. Metode Duke
normal jika perdarahan terjadi selama 1-3 menit.
II. Metode Ivy
normal jika perdarahan terjadi selama1-6 menit

j. Melakukan pemeriksaan CT metode Lee and White


a. Metode tabung
menggunakan 4 tabung masing-masing terisi 1 mL darah lengkap,
kemudian tabung perlahan-lahan dimiringkan setiap 30 detik supaya
darah bersentuhan dengan dinding tabung sekaligus melihat sudah
terjadinya gumpalan padat

Interpretasi : 9-15 menit

b. Metode Slide
Masa pembekuan dihitung mulai keluarnya darah pada ujung jari
setelah dilakukan penusukan sampai terjadi benang-benang fibrin pada
tetesan darah kedua objek glass.

Interpretasi : 2-6 menit


k. Melakukan pemeriksaan PT
Pemeriksaan Protrombin Time (PT)
A. PRINSIP PEMERIKSAAN PT
Mengukur lamanya waktu terbentuknya bekuan setelah plasma sitrat
ditambahkan faktor jaringan (tromboplastin) dan kalsium.
Rekalsifikasi plasma dikarenakan adanya faktor jaringan, menaktivasi
faktor Xa, terbentuknya trombin dan akhirnya bekuan fibrin yang
tidak larut.

B. TUJUAN PEMERIKSAAN PT
Memanjangnya PT mengindikasikan kelainan jalur ekstrinsik dari
faktor pembekuan darah I, II, V, VII, dan X, baik kelainan didapat
atupun kongenital

C. ALAT PEMERIKSAAN PT
1. Tourniquette
2. Spuit dan Neddle
3. Torniquette
4. Sentrifuge dan tabungnya.
5. Mikropipet volume 100 uL dan 200 uL
6. Tabung reaksi plastik berukuran 10 x 200 mm
7. Waterbath 37OC
8. Stopwatch

D. BAHAN PEMERIKSAAN PT
1. Plasma sitrat miskin trombosit
2. Tromboplastin jaringan (ekstrak otak kelinci)
3. Buffer (larutan garam, CaCl2, sodium azide)

E. PROSEDUR PEMERIKSAAN PT
A. Pembuatan Plasma
1. Kedalam tabung sentrifuge masukkan 0,5 ml Na. Citrat 3,8 %.
2. Darah vena 4,5 mL masukkan ke dalam tabung yang berisi Na
Citrat lalu homogenkan dengan adekuat. Putar pada sentrifuge
selama 20 menit pada 3000 rpm
3. Pisahkan plasma yang terjadi, masukkan kedalam tabung dan kalau
plasma tidak segera diperiksa masukkan kedalam lemari es.

B. Pembuatan Larutan Tromboplastine


1. Satu vial RGT dicampur dengan 1satu vial BUF, dihomogenisasi lalu
didiamkan selama 30 menit pada suhu kamar.
2. Larutan siap digunakan untuk pemeriksaan.

C. Pemeriksaan PT
- Tabung reaksi 10 x 200 mm dan RGT dimasukkan ke dalam
waterbath dengan suhu 37OC hingga hangat.
- Kontrol/plasma dimasukkan sebanyak 100 uL kedalam tabung tadi
lalu diinkubasi selama tiga menit pada suhu 370C.
- Reagensia yang telah dihangatkan dimasukkan ke dalam tabung
reaksi, bertepatan dengan masuknya reagensia, stopwatch
dinyalakan.
- Biarkan selama 10 detik, kemudian dicoba apakah sudah ada fibrin
dengan memiriingkan tabung reaksi
- Hentikan stopwatch pada saat terdapat benang fibrin. Lamanya
waktu terbentuknya benang fibrin disebut Masa Protrombin
plasma

Interpretasi :
Nilai normal : 10- 14 detik.

l. Melakukan pemeriksaan APTT


A. PRINSIP PEMERIKSAAN aPTT
Tes aPTT dilakukan dengan menambahkan reagensia aPTT yang
mengandung aktivator plasma dan phospolipid ke dalam sampel.
Phospholipid berfungsi sebagai pengganti trombosit. Campuran
larutan kemudian diinkubasi, lalu dikalsifikasi dengan calsium chloride.
Waktu terbentuknya bekuan dicatat sebagai aPTT.

B. TUJUAN PEMERIKSAAN aPTT


Tes aPTT merupakan Pemeriksaan kelainan jalur intrinsik untuk
mendeteksi defisiensi faktor pembekuan pada plasma, kecuali faktor
VII. aPTT dapat digunakan untuk mendeteksi defisiensi faktor XII, XI,
X, IX,VII, V, II, I dan prekalikrein

C. ALAT PEMERIKSAAN aPTT


1. Sentrifuge
2. HumaClot Duo
3. Kuvet (sesuai alat HumaClot Duo)
4. Mikropipet 100 μL
5. Tip kuning

D. BAHAN PEMERIKSAAN aPTT


1. Plasma sitrat miskin trombosit
2. Reagensia 1 aPTT Human (berisi rabbit brain cephalin, allegic acid,
buffer dan sodium acide)
3. Reagensia 2 aPTT Human (berisi CaCl2 0,02 mol/L)

E. PROSEDUR PEMERIKSAAN KONTROL DAN SAMPEL aPTT


- Alat dan bahan disiapkan.
- Reagensia 2 dihangatkan pada suhu 37OC.
- Bahan kontrol/plasma dimasukkan kedalam kuvet sebanyak 100 μL.
- Reagensia 1 dihomogenisasi lalu dipipet sebanyak 100 μL lalu
dimasukkan ke dalam kuvet, dihomogenkan lalu diinkubasi selama
37OC.
- Tekan tombol baca, ketika pada layar terlihat tulisan ready maka
reagensia 2 yang telah dihangatkan ditambahkan ke dalam kuvet
sebanyak 100μL.
- Pemeriksaan bahan kontrol dan sampel dilakukan duplo. Hasil yang
dilaporkan adalah nilai rata-rata dari pemeriksaan tersebut

F. INTREPRETASI
Nilai normal 22 – 27,9 detik

m. Melakukan pemeriksaan D-Dimer


Prinsip pemeriksaan D-dimer
menggunakan antibodi monoklonal yang mengenali epitope pada
fragmen D-dimer.

Bahan Pemeriksaan D-dimer


Sampel darah vena yang dimasukan ke dalam vacutainer plastik
berkapasitas volume 2,7 mL yang mengandung sodium citras dengan
kadar 0,109 M (9:1).

Dikirim ke laboratorium tanpa perlakuan khusus.


Sampel disentifugasi untuk mendapatkan supernatan untuk
dilakukan pemeriksaan kadar D-dimer.

Supernatan dapat disimpan pada suhu -20℃ yang stabil sampai 1


bulan.

Hasil pemeriksaan yang positif menunjukkan adanya trombus,


namun tidak dapat menunjukkan lokasi kelainan

Interpretasi hasil tes D-dimer


Nilai cut off D-dimer dengan metode latex agglutination adalah 500
µg/L.

n. Melakukan pemeriksaan fibrinogen


Pemeriksaan Kadar Fibrinogen
A. PRINSIP PEMERIKSAAN KADAR FIBRINOGEN
Pemeriksaan ini berdasarkan metode Clauss, diaman sejumlah
(bovine) thrombin ditambahkan pada plasma sitrat miskin trombosit
yang telah diencerkan 1:10. Lamanya waktu untuk terbentuknya
bekuan berbanding terbalik dengan konsentrasi fibrinogen dalam
plasma sampel.

Kadar fibrinogen dapat ditentukan dengan membuat kurva kalibrasi


menggunakan standar fibrinogen yang telah diencerkan 1:5, 1:10 dan
1:15. Hasil pembacaan standar digambarkan pada kertas
milimeterblog, maka akan terbentuk garis linear antara konsentrasi
fibrinogen plasma dengan masa pembekuan. Konsentrasi fibrinogen
pada plasma sampel dapat ditetapkan menggunakan kurva tersebut
dan diperhitungkan sesuai dengan pengenceran yang dilakukan.

B. TUJUAN PEMERIKSAAN KADAR FIBRINOGEN


untuk menentukan aktivitas faktor – faktor pembekuan jalur intrinsik
dan jalur bersama (prekalikrein, HMWK, F-XII, F-XI, F-VIII, F-X, F-V, F-II,
dan fibrinogen) atau adanya inhibitor terhadap faktor – faktor
pembekuan tersebut. Pemeriksaan fibrinogen dapat digunakan untuk
diagnosis, monitoring, dan prognosis berbagai kelainan hemorrhagic.
Saat ini tingginya kadar fibrinogen dapat dipertimbangkan faktor
risiko penyakit kardiovaskular.

C. ALAT PEMERIKSAAN KADAR FIBRINOGEN


1. Sentrifuge
2. HumaClot Duo
3. Kuvet (sesuai alat HumaClot Duo)
4. Mikropipet adjustable 100 - 1000 μL
5. Tip biru

D. BAHAN PEMERIKSAAN KADAR FIBRINOGEN


1. Plasma miskin trombosit
2. HemoStat Fibrinogen
3. HemoStat Imidazole Buffered Saline (IBS)
4. HemoStat Fibrinogen Reference Plasma (bahan standar)

E. PROSEDUR PEMERIKSAAN KADAR FIBRINOGEN


1. Persiapan pengenceran bahan standar
Pengenceran bahan kontrol dilakukan sesuai tabel berikut :

2. Persiapan pengenceran sampel


Sampel diencerkan menggunakan IBSdengan perbandingan 1:10
(plasma:IBS)
Jika ketika pemeriksaan sampel diketahui masa pembekuan
kurang dari 8 detik maka pengenceran dapat dilakukan dengan
perbandingan 1:20. Apabila padapemeriksaan sampel diketahui
masa pembekuan lebih dari 25 detik maka pengenceran dapat
dilakukan dengan perbandingan 1:5 atau 1:3.
Sampel yang telah diencerkan harus digunakan dalam waktu 15
menit.

Pemeriksaan sampel
- Kedalam tabung reaksi yang telah dihangatkan, dimasukkan 200 μL
sampel/standar/kontrol, lalu diinkubasi selama 4-6 menit pada suhu
37OC.
- Tekan tombol baca, ketika pada layar terlihat tulisan ready maka
Reagens fibrinogen ditambahkan sebanyak 200μL.
- Pemeriksaan bahan sampel/standar/control dilakukan duplo. Hasil
yang dilaporkan adalah nilai rata-rata dari pemeriksaan tersebut.
F. INTREPRETASI HASIL PEMERIKSAAN KADAR FIBRINOGEN
Nilai target yang diharapkan adalah 150 – 400 mg/dL

Anda mungkin juga menyukai