Laporan Hasil Akhir Produk Kerajinan Berbasis Budaya Lokal

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN HASIL AKHIR PRODUK

KERAJINAN DENGAN INSPIRASI BUDAYA LOKAL

DISUSUN OLEH

Nama : Putu Calista Arthanti Dewi

No : 34

Kelas : X MIPA 2

SMA NEGERI 1 GIANYAR

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

Puji syukur saya ucapkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas
asung kerta wara nugraha-Nya lah saya dapat menyelesaikan laporan hasil akhir produk
kerajinan dengan inspirasi budaya lokal ini dengan tepat waktu.

Demikian penyusunan laporan ini dan saya yakin bahwa masih banyak kekurangan
didalamnya. Untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para
pembaca demi sempurnanya laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat dan dapat
menambah wawasan bagi kita semua.

Om Shanti, Shanti, Shanti Om.

Gianyar, 7 Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………. i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………… ii

BAB I : PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ……………………………………………………………………… 1


1.2. Tujuan Pembuatan ….………………………………………………………………. 1

BAB II : PEMBAHASAN

2.1. Pengenalan Produk …………………………………………………………………. 2


2.2. Alat dan Bahan ……………………………………………………………………… 2
2.3. Tahap Pembuatan …………………………………………………………………… 3

BAB III : KESIMPULAN

3.1. Kesimpulan …………………………………………………………………………. 6


3.2. Saran ………………………………………………………………………………… 6

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Wirausaha menjadi salah satu peluang bagi masyarakat untuk mengaplikasikan
kreativitasnya dibidang usaha. Banyak sekali ide dan jenis usaha untuk dikembangkan,
salah satunya budaya tradisional yang ada di lingkungan masyarakat. Setiap jenis
budaya tradisional baik nonbenda dan benda dapat menjadi sumber inspirasi untuk
dikembangkan menjadi produk kerajinan. Semua daerah di Indonesia dapat
mengembangkan kerajinan khas daerah dengan inspirasi budaya tradisional masing-
masing. Budaya tradisional dikelompokkan menjadi dua, yaitu 1) Budaya nonbenda,
seperti pantun, cerita rakyat, tarian, dan upacara adat. 2) Budaya artefak atau obyek
budaya, di antaranya pakaian daerah, benda tradisional, senjata, rumah adat, dan masih
banyak lainnya. Kedua jenis budaya tersebut dapat menjadi sumber inspirasi dari
pembuatan kerajinan. Wirausaha kerajinan yang terinspirasi dari budaya lokal dapat
terlebih dahulu melihat potensi bahan baku, keterampilan produksi, dan budaya lokal
yang ada di daerah setempat. Wirausaha dengan budaya lokal ini akan menghasilkan
produk-produk kerajinan yang inovatif. Pasar yang dituju tentunya adalah konsumen
yang menghargai dan mencintai kebudayaan tradisional.

1.2. Tujuan Pembuatan


Tujuan pembuatan kerajinan ini adalah agar bisa ikut berpartisipasi dalam
melestarikan objek budaya lokal Indonesia. Dengan membuatnya menjadi sebuah
kerajinan, orang-orang akan lebih tertarik sehingga warisan budaya lokal akan tetap
terjaga keberadaannya di masyarakat. Pembuatan kerajinan dengan inspirasi objek
budaya lokal ini juga menambah wawasan kami sebagai siswa tentang beragam
kekayaan budaya tradisional, sehingga nantinya kami bisa lebih menghargai atau
mengapresiasi budaya-budaya daerah.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengenalan Produk

Nama Produk : Miniatur Rumah Adat Batak Toba dari Stik Eskrim
Deskripsi : Rumah Adat Batak Toba atau sering juga disebut dengan Rumah
Bolon, merupakan rumah adat yang berasal dari Sumatra Utara.
Rumah Bolon adalah simbol dari identitas masyarakat Batak yang
tinggal di Sumatra Utara. Disini, saya membuat miniatur Rumah
Adat Batak Toba dengan bahan baku kayu atau stik eskrim. Saya
membuat kerangka bagian rumah dengan menggunakan stik
eskrim, sedangkan untuk atapnya saya menggunakan kardus.

2.2. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan untuk membuat miniatur Rumah Adat Batak Toba
adalah;
 Alat
- Gunting
- Pisau/cutter
- Lem tembak
 Bahan
- Stik eskrim
- Kardus
- Lidi
2.3. Tahap Pembuatan

2
Tahapan atau langkah-langkah untuk membuat miniatur Rumah Adat Batak Toba
adalah sebagai berikut;
1) Buatlah tiang-tiang penyangga untuk bagian kolong rumah dengan menyatukan tiga
buah stik eskrim menjadi satu. Samakan semua ukurannya agar rumah dapat berdiri
tegak.

2) Rangkailah stik eskrim tersebut menjadi sebuah alas atau kolong rumah seperti
gambar berikut. Gunakan tambahan stik eskrim untuk menghubungkan antara tiang
yang satu dengan yang lainnya.

3) Buatlah lantai rumah dengan menyusun stik eskrim secara sejajar diatas tiang-tiang
tersebut, sisakan ruang di bagian depan untuk ditempelkan tangga rumah.
Kemudian tempelkan lagi stik eskrim di empat sudut rumah sebagai kerangka.

3
4) Hubungkan empat kerangka stik eskrim tersebut dengan stik eskrim yang berukuran
panjang sebagai batas antara rumah utama dan atapnya. Tempelkan di bagian
luarnya, bukan di bagian atasnya.

5) Susunlah satu persatu stik eskrim untuk membuat dinding rumah. Jangan lupa
sisakan ruang/space untuk pintu di bagian kiri dan kanan rumah. Sedangkan untuk
bagian depan rumah hanya ditempelkan dua stik eskrim secara vertikal di tengah-
tengah. Kemudian buatlah sebuah tangga dan tempelkan di bagian depan.

6) Untuk kerangka atap, buatlah empat ukuran segitiga yang berbeda. Agar atap dapat
melengkung, maka sesuaikan ukurannya agar di bagian paling depan dan belakang
atap menjadi yang paling tinggi. Kerangka atap paling belakang dan yang kedua
dari depan ditempel/diisi dengan stik eskrim, sedangkan dua lainnya dibiarkan
kosong.

4
7) Susunlah kerangka-kerangka tersebut di bagian atas rumah, kemudian hubungkan
dengan menggunakan lidi agar lebih kokoh dan atapnya bisa terbentuk.

8) Tutuplah kerangka atap tersebut dengan kardus sebagai atapnya. Potong sesuai
dengan bentuk dan ukuran kerangka yang telah dibuat. Kardus yang digunakan
untuk membuat atap ini disarankan tidak terlalu keras agar bisa membentuk
kerangka dengan baik.

9) Bagian depan rumah bisa dibuatkan hiasan untuk mempercantik miniatur rumah.

5
BAB III

KESIMPULAN

3.1. Kesimpulan
Proses perancangan kerajinan diawali dengan pemilihan sumber inspirasi dan
pencarian ide produk kerajinan, pembuatan sketsa ide, pembuatan studi model
kerajinan, dilanjutkan dengan pembuatan petunjuk produksi. Tahapan produksi secara
umum terbagi atas pembahanan, pembentukan dan perakitan, serta finishing. Dalam
pembuatan kerajinan dengan inspirasi objek budaya lokal, setiap jenis budaya tradisi
baik nonbenda maupun artefak/objek budaya dapat menjadi sumber inspirasi untuk
dikembangkan menjadi produk kerajinan. Setiap daerah dapat mengembangkan
kerajinan khas daerah yang mengambil inspirasi dari budaya tradisi daerahnya masing-
masing. Kekayaan budaya tradisi Indonesia adalah kearifan lokal (local genius) yang
dapat menjadi sumber inspirasi yang tidak ada habisnya.

3.2. Saran
Selain alat keselamatan kerja, hal yang tak kalah penting adalah sikap kerja
yang rapi, hati-hati, teliti dan penuh konsentrasi. Sikap tersebut akan mendukung
keselamatan kerja serta produk yang dihasilkan pun akan lebih bagus dan rapi.

Anda mungkin juga menyukai