Guideline OA

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 12

CLINICAL PRACTICE GUIDELINES

STASE FISIOTERAPI MUSKULOSKELETAL

OSTEOARTHRITIS (OA) GENU

DIYAH TRI WAHYUNI


PO715241202007

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR


PROGRAM STUDI PROFESI FISIOTERAPI
TAHUN 2020
HALAMAN PENGESAHAN

Clinical Practice Guidelines Stase Fisioterapi Muskuloskeletal

DIYAH TRI WAHYUNI


PO715241202007

Dengan Judul :

“OSTEOARTHRITIS (OA) GENU”

Periode 3 tanggal 28 Desember 2020 – 23 Januari 2021 di RSUD Sanjiwani telah disetujui oleh
Pembimbing Lahan/Clinical Educator dan Preceptor.

Denpasar, ……………………….

Preceptor, Clinical Educator,

_______________________ ________________________
RINGKASAN

Lutut merupakan salah satu dari ekstremitas atas yang memiliki fungsi kompleks dalam
melakukan aktivitas sehari-hari. Sebagian besar manusia menggantungkan produktivitasnya
pada kemampuan fungsi tungkai, sehingga apabila terjadi masalah pada tungkai khususnya pada
lutut, akan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan dapat menurunkan produktivitas
seseorang. Hal ini disebabkan karena lutut merupakan salah satu bagian tubuh yang paling
sering digunakan serta menjadi tumpuan beban tubuh manusia untuk melakukan aktivitas
sehari-hari termasuk ketika melakukan sebuah pekerjaan bertani, seperti aktivitas jongkok atau
menunduk saat menanam padi, mengangkat beban dan lain sebagainya.
Penanganan osteoarthritis genu (OA Genu) harus dilakukan secara optimal, dengan lebih
dulu mengetahui atau memahami keluhan-keluhan yang ditimbulkan. Osteoarthritis genu akan
menimbulkan rasa nyeri, adanya keterbatasan gerak, dan adanya gangguan fungsional
dikarenakan banyaknya penanganan pada kondisi OA Genu maka intervensi yang digunakan
dapat berupa Ultrasound (US), Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS) dan
Terapi latihan.
Osteoartritis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif yang berkaitan dengan
kerusakan kartilago sendi. Osteoartritis yang juga disebut sebagai penyakit degeneratif
merupakan salah satu masalah kedokteran yang paling sering terjadi dan menimbulkan gejala
pada orang usia lanjut maupun setengah baya. Terjadi pada orang dari segala etnis, lebih sering
mengenai wanita dan merupakan penyebab tersering pada penyebab disabilitas jangka panjang
pada pasien dengan usia lebih daripada 65 tahun (Joewono dkk, 2006)
WHO melaporkan 40% penduduk dunia yang lansia akan menderita OA, dari jumlah
tersebut 80% mengalami keterbatasan gerak sendi. Prevalensi Osteoartritis di Indonesia cukup
tinggi yaitu 5% pada usia > 40 tahun, 30% pada usia 40-60 tahun dan 65% pada usia > 61 tahun.
Degenerasi sendi yang menyebabkan sindrom klinis osteoartritis muncul paling sering pada
sendi tangan, panggul, kaki, dan spine meskipun bisa terjadi pada sendi sinovial mana pun.
Prevalensi kerusakan sendi sinovial ini meningkat dengan pertambahan usia. Diperkirakan 1
sampai 2 juta orang usia lanjut di Indonesia menderita cacat karena OA. Oleh karena itu
tantangan terhadap dampak OA akan semakin besar karena semakin banyaknya populasi yang
berusia tua (Joewono dkk,2006)
A. PENDAHULUAN selama fase awal menumpuh dalam
1. Definisi aktivitas menuruni tangga. Hal ini yang
Osteoarthritis adalah penyakit menyebabkan penderita OA genu tidak
degeneratif progresif sendi yang mampu mengabsorbsi dampak gaya
menyebabkan nyeri, kekakuan, dan eksternal pada knee joint karena rasio
berbagai gerakan terbatas. Osteoarthritis kontribusi power sendi lutut lebih kecil
telah dilihat sebagai akibat dari cedera akut, dibandingkan orang sehat (Tatsuya dan
kronis atau berulang-ulang, penggunaanya Junji, 2014).
yang menyebabkan “keausan” pada sendi.
Nyeri biasanya adalah gejala utama dari
Osteoarthritis. (Marlina, 2015)
Hal ini disebabkan oleh perubahan
struktural dalam sendi, mikrofraktur tulang,
dan intra artikular hipertensi akibat
pembengkakan, hipertrofi synovial, dan
menyertai sinovitis. Kekakuan sendi yang
dihasilkan dari proses inflamasi ringan
biasanya terjadi pada pagi hari dan
berlangsung kurang dari 30 menit. Krepitasi
berbagai gerakan terbatas, dan deformitas Gambar 2.2 Osteoarthritis pada lutut
Sumber : Syaifuddin, 2014
terjadi dari hasil pembentukan osteofit,
remodeling tulang dan kehilangan tulang
rawan. Sedangkan fungsi osteofit adalah 2. Data Epidemiologi

untuk mendukung dan menstabilkan sendi, WHO melaporkan 40% penduduk

namun dapat juga menghasilkan rasa nyeri, dunia yang lansia akan menderita OA, dari

krepitasi, dan penurunan lingkup gerak jumlah tersebut 80% mengalami

sendi. Seiring dengan krepitasi maka akan keterbatasan gerak sendi. Prevalensi
Osteoartritis di Indonesia cukup tinggi yaitu
ada deformitas. Efusi dan peradangan tidak
terlihat di Osteoarthritis (Marlina, 2015). 5% pada usia > 40 tahun, 30% pada usia

Penderita osteoarthritis genu 40-60 tahun dan 65% pada usia > 61 tahun.
Degenerasi sendi yang menyebabkan
umumnya mengalami kesulitan saat
menuruni tangga. Adanya negatif power sindrom klinis osteoartritis muncul paling

dari sendi lutut akibat penurunan stabilitas sering pada sendi tangan, panggul, kaki,

knee menunjukkan tidak berfungsi dengan dan spine meskipun bisa terjadi pada sendi

baik kontraksi eksentrik dari ekstensor knee sinovial mana pun. Prevalensi kerusakan
sendi sinovial ini meningkat dengan
pertambahan usia. Diperkirakan 1 sampai 2 Menurut (Michael, Schlüter-brust, &
juta orang usia lanjut di Indonesia Eysel, 2010) etiologi dari osteoarthritis
menderita cacat karena OA. Oleh karena itu dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu
tantangan terhadap dampak OA akan Osteoarthritis primer dan Osteoarthritis
semakin besar karena semakin banyaknya sekunder. Osteoarthritis primer merupakan
populasi yang berusia tua (Joewono osteoarthritis ideopatik atau osteoarthritis
dkk,2006) yang belum diketahui penyebabnya.
Prevalensi osteoarthritis di Eropa dan Sedangkan osteoarthritis sekunder
Amerika lebih besar dari pada prevalensi di penyebabnya yaitu pasca trauma, genetik,
negara lainnya. The National Arthritis Data mal posisi, pasca operasi, metabolik,
Workgroup (NADW) memperkirakan gangguan endokrin, osteonekrosis aseptik.
penderita osteoartritis di Amerika pada Menurut (heidari, 2011) osteoarthritis
tahun 2005 sebanyak 27 juta yang terjadi memiliki etiologi multifaktoral, yang terjadi
pada usia 18 tahun keatas (Murphy & karena karena interaksi antara faktor
Helmick, 2013). Di Asia, China dan India sistemik dan lokal. Usia, jenis kelamin
menduduki peringkat 2 teratas sebagai perempuan, berat badan, dan obesitas,
negara dengan epidemiologi osteoartritis cedera lutut, penggunaan sendi berulang,
tertinggi yaitu berturut-turut 5.650 dan kepadatan tulang, kelemahan otot, dan
8.145 jiwa yang menderita osteoartritis kelemahan sendi memainkan peran dalam
lutut (Fransen et al., 2011). pengembangan OA sendi.
Data Riset Kesehatan Dasar 4. Patofisiologi Osteoarthritis
(Riskesdas) tahun 2013 provinsi Nusa Osteoarthritis terjadi pada sendi-
Tenggara Timur (NTT) merupakan provinsi sendi sinovial. Kartilago sendi mengalami
dengan prevalensi osteoarthritis tertinggi degenerasi dan sebagai reaksi terjadi
yaitu sekitar 33,1% dan provinsi dangan pembentukan tulang yang baru di daerah
prevalensi terendah adalah Riau yaitu tepi serta daerah subkondrium sendi.
sekitar 9% sedangkan di Jawa Timur angka Degenerasi terjadi karena kerusakan pada
prevalensinya cukup tinggi yaitu sekitar kondrosit. Kartilago tersebut menjadi lunak
27% (Riskesdas, 2013). seiring pertambahan usia dan terjadi
3. Etiologi penyempitan rongga sendi. Cedera mekanis
Terjadinya osteoartritis dipengaruhi menyebabkan erosi kartilago sendi
oleh faktor resiko yaitu umur (proses sehingga tulang yang ada di bawahnya
penuaan), jenis kelamin, genetik, berat tidak lagi terlindungi. Keadaan ini
badan, cedera sendi, dan olahraga menimbulkan sklerosis atau penebalan dan
(Hochberg, 2013).
pengerasan tulang yang berada di bawah sehingga bentuk permukaan sendi berubah,
kartilago. (Kowalak, 2011) lingkup gerak sendi terbatas, serta gejala
Serpihan kartilago akan mengiritasi lain bisa menyebabkan otototot genu
lapisan sinovial yang kemudian menjadi menjadi lemah atau struktur sendi kurang
jaringan fibrosis dan membatasi gerak stabil, genu tidak bergerak sebebas atau
sendi. Cairan sinovial yang terdorong sejauh biasa, genu bengkok, dan otot-otot di
merembes keluar untuk memasuki defek sekitar sendi menjadi tipis atau hipotropi.
pada tulang sehingga terbentuk kista. (Klipple, 2010)
Tulang baru yang dinamakan osteofit (bone
spur) akan terbentuk pada bagian tepi sendi A. PROSES ASSESMENT
ketika terjadi erosi kartilago sehingga FISIOTERAPI
timbul perubahan kontur tulang yang nyata 1. History Taking
dan pembesaran tulang. (Kowalak, 2011) Nama : DNK
5. Gambaran Klinis Umur / Tanggal Lahir : 60 tahun
Keluhan yang dirasakan pasien Jenis Kelamin : Laki-laki
Osteoarthritis adalah nyeri pada sendi, Status Keluarga : Menikah
terutama sendi yang menyangga berat tubuh Pekerjaan : Petani
(seperti sendi genu atau pinggang). a. Keluhan Utama
Biasanya merasakan nyeri sendi yang Pada kasus ini klien mengeluh
semakin memburuk setelah latihan atau nyeri pada lutut kiri.
meletakkan beban diatas genu, ini b. Riwayat Penyakit Sekarang
disebabkan karena menipisnya bantalan Klien merasakan nyeri pada lutut
sendi. dan nyeri hilang dengan istirahat, kiri sejak 1 tahun yang lalu.
rasa sakit yang bertambah dan memburuk Keluhan dirasakan terutama saat
ketika memulai aktivitas setelah jangka bangun tidur di pagi hari,
waktu tidak ada aktivitas. (Klipple, 2010). berangsur-angsur berkurang setelah
Dengan seiringnya waktu, nyeri akan beraktivitas. Keluhan juga semakin
lebih sering timbul meskipun saat istirahat, terasa saat klien berjalan dengan
sering timbul krepitasi saat melakukan jarak yang jauh, naik turun tangga
gerakan, sendi mengalami pembengkakan, dan berdiri dari posisi jongkok.
bengkak dan hangat adalah salah satu gejala Klien pernah berobat ke dokter dan
dari setiap jenis arthritis, pembengkakan mendapatkan tindakan fisioterapi.
sendi dapat timbul dikarenakan terjadi efusi c. Riwayat Penyakit Dahulu
pada sendi yang biasanya tidak banyak Tidak ada riwayat penyakit
(<100 cc) atau karena adanya osteofit, terdahulu pada pasien tersebut.
d. Riwayat Penyakit Keluarga Fleksi genu : (+) Nyeri, Endfeel :
Tidak ada riwayat penyakit Firm
keluarga. Ekstensi Genu : (+) Nyeri, Endfeel
2. Inspeksi : Firm
a. Inspeksi Statis  Pemeriksaan Assisted Isometric
Kondisi umum klien terlihat Saat melakukan gerakan tahanan
asimetris pada lutut yaitu lutut kiri minmal klien merasakan adanya
tampak lebih besar dan lutut nyeri pada gerakan fleksi dan
membentuk seperti huruf O ekstensi genu.
(deformitas varus). 5. Pemeriksaan Spesifik dan
b. Inspeksi Dinamis Pengukuran Fisioterapi
Klien terlihat memiliki gangguan  Pengukuran lingkup gerak sendi
pola jalan yang menumpu pada satu Aktif Pasif
tungkai yaitu tungkai kiri Dekstra S : 00 – 00 – S : 0 0 – 00 -
1200 1400
c. Palpasi Sinistra S : 00 – 00 – S : 0 0 – 00 -
1000 1200
 Suhu lokal kedua lutut  Pengukuran lingkar segmen pada
sama lutut
 Ada nyeri tekan pada Dekstra Sinistra
anterior superior lutut kiri 37 cm 35 cm
 Pengukuran nyeri dengan VAS
 Ada spasme otot
Nyeri Nyeri Nyeri
quadriceps VAS diam gerak tekan
2 3 4
 Ada krepitasi pada lutu kiri
 Krepitasi (+) pada lutut kiri
saat digerakkan fleksi
 Ballotement test (+) pada lutut kiri
ekstensi
 Fluctuation test (+) pada lutut kiri
3. Regional Screening Test
 Anterior dan posterior drawer sign
 Regio Hip
test (-) pada anterior dan posterior
Tidak ada nyeri, tidak ada
collateral ligament
keterbatasan gerak pada regio hip
 Hipermobilitas varus - valgus test
 Regio Ankle
(+) pada medial dan lateral
Tidak ada nyeri, tidak ada
collateral ligament
keterbatasan gerak pada regio ankle
 Apley test compression (-) pada
4. Pemeriksaan Gerak
meniscus
 Pemeriksaan Gerak Aktif
Ada nyeri saat gerakan fleksi genu
 Pemeriksaan Gerak Pasif
6. Algoritma Fisioterapi akan mengakibatkan kerusakan sendi yang
erosif dan gangguan fungsional pada
sebagian besar pasien ( heidar, 2011)
9. Problem Impairment, Activity
Limitation, dan Participan
Restriction
Impraiment (Body structure)
Knee Joint (s 75110)
Impairment (Body Function)
Mobility of joint function (b 710)
Sensation related to muscles and
movement functions (b 780).
Activity limitation
Squatting (d 4101)
Maintaining a Kneeling Position (d4152)
Walking a long Distance (d 4501)
Partipation & rectriction
7. Diagnosis Fisioterapi dan ICD Religion and Spirituality (d 930)
Kerusakan bantalan sendi dan tulang Environmental factors
Climate (e 225)
yang menyebabkan adanya nyeri dan Social Attitudes (e 460)
keterbatasan gerak yang disebabkan oleh
osteoarthritis. B. PROSES INTERVENSI

8. Differential Diagnosis FISIOTERAPI


Banyak kondisi yang menyebabkan 1. Strategi Intervensi
nyeri pada persendian. Semua itu harus Fisioterapi
dibedakan dari mana asalnya dan bagaiman a. Rencana Intervensi
terjadinya. Diagnosis banding dari Fisioterapi
osteoarthritis knee yaitu penyakit sendi Rencana Fisioterapi
peradangan seperti gout dan  Jangka pendek : Mengurangi
rematoidarthritis. Gout adalah suatu kondisi spasme pada otot quadriceps
dimana terjadi penumpukan asa urat di femoris, meningkatkan lingkup
dalam tubuh, sehingga menyebabkan gerak sendi dan mengurangi
pembentukan kristal monosodium urate di nyeri
berbagai jaringan (Tausche et al., 2009).
 Jangka panjang:
Adapun rhemauthoidarthritis adalah
Mengoptimalkan kemampuan
penyakit rhematik inflamasi dengan
fungsional lutut, memperbaiki
progresif yang mempengaruhi struktur
pola jalan, dan mengembalikan
artikular dan ekstra artikular yang
mengakibatkan asa sakit, cacat,dan
aktivitas jongkok ke berdiri.

mortalitas. Peradangan yang terus-menerus


b. Program Intervensi
Fisioterapi
Ultrasounds
5menit, dengan frekuensi
3Mhz dan intervensi 1,00-1,5
watt/cm2 dengan arus
continous.
TENS
10 menit, intensitas 28Ma,
dengan arus conventional
Massage
5menit, menggunakan teknik
Stroking dan efflurage batas
ambang nyeri pasien
Stretching
Aktif stretching, 2x8 hitungan
dengan batas ambang nyeri
pasien
Static Kontraksi
Strengthening, 2x8 hitungan,
ambang rasa nyeri pasien
2. Clinical Prediction Rule

No Problematik Intervensi Frekuensi Prognosis

1 Nyeri lutut kiri Ultrasound 3 kali seminggu Fungsi normal


dengan jumlah
TENS terapi 6-12 kali
Massage terapi

2 Meningkatkan lingkup gerak Stretching 3 kali seminggu Fungsi normal


sendi lutut kiri Exercise dengan jumlah
terapi 6-12 kali
Massage terapi

3 Meningkatkan kekuatan otot Stretching 3 kali seminggu Fungsi normal


lutut Exercise dengan jumlah
terapi 6-12 kali
Static Kontraksi terapi

3. Evaluasi
Sebelum Sesudah

 VAS  VAS
Nyeri Nyeri Nyeri Nyeri Nyeri Nyeri
VAS diam gerak tekan VAS diam gerak tekan
2 3 4 1 2 3
 ROM  ROM
Aktif Pasif Aktif Pasif
Dekstra S : 00 – 00 – S : 00 – 00 - Dekstra S : 00 – 00 – 1200 S : 00 – 00 -
1200 1400 1400
Sinistra S : 00 – 00 – S : 00 – 00 - Sinistra S : 00 – 00 – 1000 S : 00 – 00 -
1000 1200 1200
C. DAFTAR PUSTAKA Kisner, Carolyn, 2016. Terapi
Latihan Dasar dan Teknik. Jakarta:
Ambardini, Rachmah L. 2011.
EGC.
Peran Latihan Fisik dalam
Manajemen Terpadu Osteoarthritis. Klippel, John H., Glles Wayne.
Diakses pada tanggal 2 Maret 2020. 2010. A National Public Health
Diakses pada Agenda For Osteoarthritis. USA.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/fil Arthritis Foundation.
es/132256204/Latihan%20FisikMa
Kowalak, Jennifer P. 2011. Buku
najemen%20Osteoartritis.pdf
Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Aras, Johan. 2014. Tes Spesifik
Kurnia, Nadia. 2015. Perbedaan
Muskuloskeletal Disorder.
Nilai Range Of Motion (ROM)
Makassar:Physiocare Publishing.
Sendi Ekstremitas Atas Sebelum
Dhita, P. I. M., Niko, W. M., & Dan Sesudah Pelatihan Senam
Muliarta, M. 2014. Kombinasi Lansia Menpora Pada Kelompok
Contract 12 Relax Stretching Dan Lansia dimuat dalam artikel
Infrared Terhadap Terhadap elektronik
Penurunan Nyeri Myofascial Pain eprints.undip.ac.id/46255/3/NadiaK
Syndrome Otot Upper Trapezius urnia_22010111130120_ Bab2. Pdf
Pada Mahasiswa Fisioterapi Diakses pada tanggal 2 Maret 2020
Fakultas Kedokteran. Universitas
Marlina, Theresia Titin. 2015.
Udayana.
Efektivitas Latihan Lutut Terhadap
Field, T. 2016. Complementary Penurunan Intensitas Nyeri Klien
Therapies In Clinical Practice Knee Osteoarthritis Lutut Di Yogyakarta.
Osteoarthritis Pain In The Elderly Tersedia dalam Jurnal Keperawatan
Can Be Reduced By Massage Sriwijaya Volume 2 Nomor 1.
Therapy , Yoga And Tai Chi : A ISSN 2355 5459 dikutip dari
Review. Complementary Therapies http://ejournal.unsri.ac.id/index.php
in Clinical Practice, 22, 87–92. /jk_sriwijaya/article/view/2331.
https://doi.org/10.1016/j.ctcp.2016. Diakses pada tanggal 1 Maret 2020.
01.001
Neuman, Donald A. 2010.
Hayes, K., Kathy, H. 2014. Agens Kinesiology Of The
Modalitas Untuk Praktik Muskuloskeletal System. London:
Fisioterapi. Jakarta:EGC. Affiliate of Elsevier.
Hochberg. 2013. Osteoarthritis: A Paulsen, F dan Wasxhake J. 2013.
Story Of Close Relationship Sobotta: Atlas Anatomi Manusi,
Between Bone And Kartilago. Anatomi Umum dan Sistem
Medicographia.USA Musculoskeletal. Jakarta: Selemba
Medika.
Kisner C. Colby L, A. 2012.
Therapeutic Exercise: Fondation Santoso, dkk. 2018.
and techniques 6th edition. Penatalaksanaan Fisioterapi Pada
Philadelphia. F A Davis Company. Post Op Rekonstruksi Anterior
United States of America. Cruciate Ligament Sinistra Grade
III Akibat Ruptur Di RSPAD Gatot
Soebroto. Jurnal Vokasi Indonesia.
Volume 6 (1)
S Joewono, I Haryy, K Handono, B dan Penelitian Kesehatan.
Rawan, P Riardi. Chapter 279 : Yogyakarta: Nuha Medika.
Osteoartritis. Buku Ajar Ilmu
Widiarti. 2016. Buku Ajar
Penyakit Dalam Edisi IV FKUI
Pemeriksaan dan Pengukuran
2006. 1195- 1202
Fisioterapi. Jakarta: Deepublish.
Syaifuddin. 2014. Anatomi
Yuliawan dan Himam, 2015. The
Fisiologi Untuk Keperawatan dan
grasshopper phenomenon : Studi
Kebidanan. Jakarta:EGC.
Kasus Terhadap Profesional yang
Tatsuya, I., Katsuhira, J. 2014. Sering Berpindah-Pindah
Biomechanical Analysis of Stair Pekerjaan. Tersedia didalam Jurnal
Descent in Patients with Knee Psikologi Vlume 34, NO, 1, 76-88.
Osteoarthritis. Journal of Physical ISSN: 0215-8884. Dikutip dari
Therapy Science: Vol.26; page https://jurnal.ugm.ac.id/jpsi/article/
629-631 view/7090. Diakses pada tanggal 2
Maret 2020
Trisnowiyanto, Bambang. 2012.
Instrumen Pemeriksaan Fisioterapi

Anda mungkin juga menyukai