Makalah Abortus
Makalah Abortus
Makalah Abortus
ABORTUS INKOMPLIT
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala
berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan judul ”ABORTUS INKOMPLIT”. Dalam penyusunannya,
penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Kedua orang tua dan yang telah memberikan
dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini
berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah
yang lebih baik lagi. Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan
dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis
berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
penyusun
Daftar IsI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..................
DAFTAR ISI…………………………………………………………………,....................
BAB1 PENDAHULUAN……..………………………………………….........................
Latar belakang..........................................................................................................
Rumusan masalah………………………………………………….............................
Tujuan Penelitian......................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………....................
Pengertian Abortus……………………………………………...........................,.......
Klafikasi Abortus....................…………………………………………………….......
Abortus Inkompletus dan Abortus Kompletus …………………….....................
Faktor yang berhubungan dengan abortus………………………………............
Patologi …………….........................…………………………………………….........
Komplikasi abortus ………………………………………………………………........
Kasus…………………………………………………………………….........................
BAB III PENUTUP………………………………………………………………............
Kesimpulan………………………………………………………………......................
Saran……………………………………………………………………….....................
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………............
BAB 1
PENDAHULUAN
RumusanMasalah
Apakah faktor-faktor risiko yang berperan dalam kejadian abortus yang dijumpai di
RS Bhayangkara?
TujuanPenelitian
1. TujuanUmum
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui faktor risiko kejadian abortus di RS
Bhayangkara
2. TujuanKhusus
Untuk mengetahui gambaranparitas ibu hamilyang mengalami abortus di RS
Bhayangkara.
Untuk mengetahui gambaranusiapada ibu hamil yang mengalami abortus di RS
Bhayangkara
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tinjauan Teori
1. Abortus
a. Pengertian
Keguguran atau abortus adalah terhentinya proses kehamilan yang sedang
berlangsung sebelum mencapai umur 28 minggu atau berat janin sekitar 500
gram17. Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan sebelum janin mencapaiberat
500 gram atau umur kehamilan kurang dari 22 minggu atau buah kehamilan belum
mampu untuk hidup di luar kandungan2.
Abortus adalah berakhirnya kehamilan melalui cara apapun,
spontanmaupun buatan, sebelum janin mampu bertahan hidup. Batasan ini
berdasarumur kehamilan dan berat badan. Dengan lain perkataan abortus
adalahterminasi kehamilan sebelum 20 minggu atau dengan berat kurang dari
500gr18.
Berdasarkan beberapa definisi tentang abortus di atas makadisimpulkan
bahwa abortus adalah keluarnya hasil konsepsi sebelum janindapat hidup diluar
kandungan pada umur kehamilan < 20 minggu denganberat badan janin < 500 gr.
b. Klasifikasi Abortus
1) Abortus spontan
Abortus yang terjadi tanpa tindakan mekanis atau medis
untukmengosongkan uterus, maka abortus tersebut dinamai abortus spontan.Kata
lain yang luas digunakan adalah keguguran (Miscarriage).
Abortus spontan secara klinis dapat dibedakan antara abortus imminens,
abortus insipiens, abortus inkompletus, abortus kompletus Selanjutnya, dikenal pula
missed abortion, abortus habitualis, abortusinfeksiosus dan abortus septik2.
a) Abortus imminens (keguguran mengancam)
Abortus imminens adalah perdarahan bercak yang menunjukkan ancaman
terhadap kelangsungan suatu kehamilan. Dalam kondisi seperti ini kehamilan masih
mungkin berlanjut ataudipertahankan1.
Diagnosis abortus imminens ditentukan karena pada wanita hamil terjadi
perdarahan melalui ostium uteri eksternum, disertai mules sedikit atau tidak sama
sekali, uterus membesar sebesar tuanya kehamilan, serviks belum membuka, dan
tes kehamilan positif. Pada beberapa wanita hamil dapat terjadi perdarahan sedikit
pada saat haid yang semestinya datang jika tidak terjadi pembuahan. Hal ini
disebabkan oleh penembusan villi koreales ke dalam desidua, pada saat implantasi
ovum. Perdarahan implantasi biasanya sedikit, warnanya merah, cepat berhenti, dan
tidakdisertaimules-mules17.
b) Abortus insipiens (keguguran berlangsung)
Perdarahan intrauterin sebelum kehamilan lengkap 20 minggu dengan
dilatasi serviks berlanjut tetapi tanpa pengeluaran product of conception (POC).
Pada abortus ini mungkin terjadi pengeluaran sebagian atas seluruh hasil konsepsi
dengan cepat. Abortus dianggap inspiens jika ada tanda-tanda berikut : penipisan
serviks derajat sedang, dilatasi serviks > 3 cm, pecah selaput ketuban, perdarahan >
7 hari, kram menetap meskipun sudah diberikan analgetik narkotik, dan tanda-tanda
penghentian kehamilan (misal, tidak ada mastalgia)19.
g) Abortus habitualis
Abortus spontan yang terjadi berturut-turut tiga kali atau lebih. Pada
umumnya penderita tidak sukar menjadi hamil, namun kehamilannya berakhir
sebelum 28 minggu21.
2) Abortus provokatus
Abortus buatan adalah tindakan abortus yang sengaja dilakukan untuk
menghilangkan kehamilan sebelum umur 28 minggu atau berat janin 500
gram17.Abortus ini terbagi lagi menjadi:
c) Unsafe Abortion
Upaya untuk terminasi kehamilan muda dimana pelaksana tindakan tersebut
tidak mempunyai cukup keahlian dan prosedur standar yang aman sehingga dapat
membahayakan keselamatan jiwa pasien17
b. Etiologi
1) Hal yang dapat menyebabkan abortus, antara lain24 :
a) Infeksi akut virus, misalnya :
(1) Rubella
Infeksi rubella merupakan penyakit infeksi ringan pada anak dan
dewasa muda, tetapi memberi nuansa istimewa seandainya infeksinya mengenai ibu
hamil, dimana virus dapat menembus barier plasenta dan langsung patogenik
terhadap janin yang dikandung. Infeksi rubella dapat menyebabkan abortus spontan,
lahir mati, malformasi janin, kelainan bayi, sindrom rubella pada anak di kemudian
hari .
(2) Parasit, misalnya malaria
Terdapat empat spesies plasmodium yang menyebabkan malaria pada
manusia, yaitu vivax, ovale, malariae, dan falsiparum. Organisme ini ditularkan
melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Serangan-serangan malaria secara
bermakna meningkat tiga sampai empat kali lipat pada dua trimester terakhir
kehamilan dan dua bulan pascapartum. Insiden abortus dan kelahiran preterm
meningkat pada wanita hamil yang mengalami
malaria4.
(3) Cacar.
(4) Hepatitis.
(5) Infeksi bakteri misalnya streptokokus24.c
b) Infeksi kronis
(1) Pneumonia
Pneumonia dalam kehamilan merupakan penyebab kematian non obstetrik
yang terbesar setelah penyakit jantung. Oleh karena itu, pneumonia harus segera
diketahui dalam kehamilan, segera dirawat, dan diobati secara intensif untuk
mencegah timbulnya kematian janin/ibu, terjadinya abortus, persalinan prematur,
atau kematian dalam kandungan25
a) Hipertensi
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik sekurangkurangnya 30
mmHg, atau peningkatan diastolik sekurang-kurangnya 15 mmHg, atau adanya
tekanan sistolik sekurang-kurangnya 140 mmHg, atau tekanan diastolik sekurang-
kurangnya90mmHg.
Wanita hamil dengan hipertensi esensial biasanya hanya menunjukkan gejala
hipertensi tanpa gejala-gejala lain. Prognosis ibu dengan hipertensi esensial berat
dan kehamilan kurang baik. Angka kematian pada hipertensi esensial berkisar
antara 1% dan 2%, kematian biasanya disebabkan perdarahan otak,
dekompensasio kordis, atau uremia. Kurang baiknya prognosis bagi janin
disebabkan oleh sirkulasi utero-plasenter yang kurang baik pada hipertensi berat.
Janin bertumbuh kurang wajar (dismaturitas), lahir prematur, atau mati
Dalamkandungan3
b) Diabetes
Diabetes Melitus (DM) atau disingkat Diabetes adalah gangguan kesehatan
yang berupa kumpulan gejala yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula
(glukosa) darah akibat kekurangan atau resistensi insulin. Beberapa gangguan
endokrin telah terlibat dalam abortus spontan berulang, salah satu diantaranya
adalah diabetes mellitus24. Abortus spontan dan malformasi kongenital mayor
meningkat pada wanita dengan diabetes dependen-insulin. Risiko ini berkaitan
dengan derajat kontrol metabolik pada trimester pertama.
d) Anemia berat
Hemoglobin merupakan protein yang terdapat dalam sel darah merah atau
eritrosit, yang memberi warna merah pada darah. Hemoglobin terdiri atas zat besi
yang merupakan pembawa oksigen. Kadar hemoglobin dapat ditetapkan dengan
berbagai cara, antara lain metode sahli, oksihemoglobin atau cyanmethemoglobin.
Kadar hemoglobin dalam darah yang rendah dikenal dengan istilah anemia.
Salah satu penyebab tinggi abortus spontan adalah anemia yang disebabkan
karena gangguan nutrisi dan peredaran oksigen menuju sirkulasi utero plasenter
sehingga dapat secara langsung mempengaruhi pertumbuhan janin dalam
kandungan melalui plasenta2. Pada anemia ringan dapat mengakibatkan terjadinya
lahir prematur dan berat bayi lahir rendah (BBLR), sedangkan pada anemia berat
selama masa hamil dapat mengakibatkan morbiditas dan mortalitas baik pada ibu
maupun janin yang salah satunya adalah terjadinya abortus dan perdarahan pada
saat persalinan1.
e) Penyakit jantung
f) Gangguan fisiologis, misalnya syok, ketakutan, dan lain-lain
g) Trauma
(1) Trauma fisik
(a) Trauma minor
Merupakan trauma yang ringan yang terjadi pada kehamilan. Biasanya
disebabkan karena jatuh, pukulan langsung ke perut dan kecelakaan kendaraan
bermotor. Hal ini menyebabkan memar, laserasi dan konstusio.
(b) Trauma mayor
Trauma sedang sampai dengan berat. Lebih sering menyebabkan kritis
pada kehamilan. Dampaknya dapat berupa patah pada tulang rusuk, patah tulang
panggul.
Tipe trauma fisik pada kehamilan muda: Cidera tumpul (blunt trauma),
pemerkosaan atau kekerasan seksual (sexual assault), luka tusuk (penetrating
injuries), dan luka bakar (burns).
b) Penyakit-penyakit ibu
Penyebab abortus belum diketahui secara pasti penyebabnya meskipun
sekarang berbagai penyakit medis, kondisi lingkungan, dan kelainan perkembangan
diperkirakan berperan dalam abortus. Misalnya pada :
c) Antagonis rhesus
Pada antagonis rhesus, darah ibu yang melalui plasenta merusak darah fetus,
sehingga terjadi anemia pada fetus yang berakibat meninggalnya fetus.
f) Usia ibu
Istilah usia diartikan dengan lamanya keberadaan seseorang diukur dalam
satuan waktu di pandang dari segi kronologik, individu normal yang memperlihatkan
derajat perkembangan anatomis dan fisiologik sama26. Sedangkan usia ibu hamil
adalah usia ibu yangdiperolehdengan melihat catatan medik pasien.
Usia seorang wanita pada saat hamil sebaiknya tidak terlalu muda dan tidak
terlalu tua. Umur yang kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, berisiko tinggi
untuk melahirkan. Kesiapan seorang perempuan untuk hamil harus siap fisik, emosi,
psikologi, sosial dan ekonomi27.
Wanita hamil kurang dari 20 tahun dapat merugikan kesehatan ibu maupun
pertumbuhan dan perkembangan janin karena belum matangnya alat reproduksi
untuk hamil. Penyulit pada kehamilan remaja (<20 tahun) lebih tinggi dibandingkan
kurun waktu reproduksi sehat antara 20-30 tahun28.
Kehamilan remaja dengan usia di bawah 20 tahun mempunyai
risiko:
1) Sering mengalami anemia.
2) Gangguan tumbuh kembang janin.
3) Keguguran, prematuritas, atau BBLR.
4) Gangguan persalinan.
5) Preeklampsi.
6)Perdarahanantepartum.
Bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan paritas tinggi mempunyai risiko tinggi
terhadap terjadinya abortus sebab kehamilan yang berulang-ulang menyebabkan
rahim tidak sehat. Dalam hal ini kehamilan yang berulang menimbulkan kerusakan
pada pembuluh darah dinding uterus yang mempengaruhi sirkulasi nutrisi ke janin
akan berjurang dibanding pada kehamilan sebelumnya, keadaan ini dapat
menyebabkankematianpadabayi.
h)Pekerjaan
Pekerjaan harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupan keluarga.
Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan tetapi lebih banyak merupakan mencari
nafkah yang membosankan, berulang, dan banyak tantangan. Sedangkan bekerja
umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan
mempunyai pengaruh terhadap kehidupan bangsa. Menurut Katz perilaku
dilatarbelakangi oleh kebutuhan individu yang bersangkutan, ibu yang memiliki
aktifitas lebih banyak dalam artian bekerja dapat memiliki risiko yang lebih tinggi
akan terjadinya keguguran atau dalam istilah kesehatan abortus33.
2) Faktor janin
Menurut Hertig dkk, pertumbuhan abnormal dari fetus sering menyebabkan
abortus spontan. Menurut penyelidikan mereka, dari 1000 abortus spontan, maka
48,9% disebabkan karena ovum yang patologis; 3,2% disebabkan oleh kelainan
letak embrio; dan 9,6% disebabkan karena plasenta yang abnormal. Pada ovum
abnormal 6% diantaranya terdapat degenerasi hidatid vili. Abortus spontan yang
disebabkan oleh karena kelainan dari ovum berkurang kemungkinannya kalau
kehamilan sudah lebih dari satu bulan, artinya makin muda kehamilan saat
terjadinya abortus makin besar kemungkinan disebabkan oleh kelainan ovum (50-
80%)3
3) Faktor paternal
Tidak banyak yang diketahui tentang faktor ayah dalam terjadinya abortus.
Translokasi kromosom dalam sperma dapat menimbulkan zigot yang mendapat
bahan kromosom terlalu sedikit atau terlalu banyak, sehingga terjadi abortus4.
Penyakit ayah: umur lanjut, penyakit kronis seperti TBC, anemi, dekompensasi
kordis, malnutrisi, nefritis, sifilis, keracunan (alcohol, nikotin, Pb, dan lain-lain), sinar
rontgen,avitaminosis31
d. Patologi
Abortus biasanya disertai dengan perdarahan di dalam desidua basalis dan
perubahan nekrotik di dalam jaringan-jaringan yang berdekatan dengan tempat
perdarahan. Ovum yang terlepas sebagian atau seluruhnya dan mungkin menjadi
benda asing di dalam uterus sehingga merangsang kontraksi uterus dan
mengakibatkanpengeluaranjanin24.
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, hasil konsepsi biasanya dikeluarkan
seluruhnya, karena vili koreales belum menembus desidua terlalu dalam, sedangkan
pada kehamilan 8 sampai 14 minggu, telah masuk agak tinggi, karena plasenta tidak
dikeluarkan secara utuh sehingga banyak terjadi perdarahan. Pada kehamilan 14
minggu keatas, yang umumnya bila kantong ketuban pecah maka disusul dengan
pengeluaran janin dan plasenta yang telah lengkap terbentuk.
Perdarahan tidak banyak terjadi jika plasenta terlepas dengan lengkap. Hasil
konsepsi pada abortus dikeluarkan dalam berbagai bentuk. Ada kalanya janin tidak
tampak didalam kantong ketuban yang disebut blighted ovum, mungkin pula janin
telah mati lama disebut missed abortion. Apabila mudigah yang mati tidak
dikeluarkan dalam waktu singkat, maka ovum akan dikelilingi oleh kapsul gumpalan
darah, isi uterus dinamakan mola kruenta. Bentuk ini menjadi mola karneosa apabila
pigmen darah diserap sehingga semuanya tampak sepertidaging.
e. Komplikasi abortus
Komplikasi yang berbahaya pada abortus adalah perdarahan, perforasi, infeksi,
syok, dan gagal ginjal akut.
1) Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisasisa hasil
konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah. Kematian karena perdarahan
dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya2.
2) Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi
hiperretrofleksi. Jika terjadi peristiwa ini, penderita pelu diamati dengan teliti. Jika
ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan laparotomi, dan tergantung dari luas dan
bentuk perforasi, penjahitan luka perforasi atau perlu histerektomi.
Perforasi uterus pada abortus yang dikerjakan oleh orang awam
menimbulkan persolan gawat karena perlukaan uterus biasanya luas, mungkin pula
terjadi perlukaan pada kandung kemih atau usus. Dengan adanya dugaan atau
kepastian terjadinya perforasi, laparotomi harus segera dilakukan untuk menentukan
luasnya cedera, untuk selanjutnya mengambil tindakan-tindakan seperlunya guna
mengatasikomplikasi24
3) Infeksi
Infeksi dalam uterus atau sekitarnya dapat terjadi pada tiap abortus, tetapi
biasanya ditemukan pada abortus inkompletus dan lebih sering pada abortus buatan
yang dikerjakan tanpa memperhatikan asepsis dan antisepsis. Apabila infeksi
menyebar lebih jauh, terjadilah peritonitis umum atau sepsis, dengan kemungkinan
diikutiolehsyok.
4) Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan infeksi
berat (syok endoseptik).
No Register : 327581
Nama : Ny “N / Tn “M”
Pendidikan : SMA / SD
Gol. Darah : O / -
Tidak ada riwayat penyakit jantung, hipertensi, Asma, TBC, hepatitis, DM,
malaria, HIV/AID, dan penyakit menular seksual baik dari ibu sendiri maupun dari
keluarga.
4. Data Psikososial, Spiritual, dan Ekonomi
a. Nutrisi 1) Kebiasaan makan teratur sebanyak 3 kali yaitu nasi, sayur, ikan,
tahu, telur, dan buah-buahan
a) Pagi : nasi satu piring, sayur 1 mangkok, dan telur 1 butir, buah pisang 1,
dan 2 gelas air putih + teh (tidak rutin).
b) Siang : nasi satu piring, sayur satu mangkok, ikan 1 ekor, buah pisang 2,
air putih 1-2 gelas.
c) Malam : nasi satu piring, sayur 1 mangkok, ikan 2 ekor, air putih 2-3 gelas.
2) Nafsu makan baik
b. Eliminasi
1) BAK : Pada tanggal 20 september 2019 : 2 kali
: Warna kuning jernih
b. Kesadaran composmentis
c. BB 62 kg
d. TB 155 cm
e. Lila 25 cm
N : 80x/menit
P : 20x/menit
S : 36,50C
h. Payudara
Simetris kiri dan kanan, puting susu terbentuk, hiperpigmentasi pada areola
mammae, tidak ada massa, dan tidak ada nyeri tekan.
i. Abdomen
Belum teraba
Penunjang:
USG oleh dokter: Masih ada sisa jaringan
Pemeriksaan Lab:
Hb : 13,2 gr/dl
Plano test : Positif (+)
No Register : 327581
1) Subjektif (S)
2) Objektif (O)
b. Kesadaran composmentis
d. TP : 29 April 2019
e. BB : 62 kg
f. Lila : 26 cm
g. TTV
c. P : 20x/i
d. S : 36,6C
Kulit kepala bersih, tidak ada benjolan, rambut tidak rontok, tidak ada oedema
dan kloasma gravidarum pada wajah, sklera putih, konjungtiva merah muda, tidak
ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan vena jugularis.
i.Payudara
Positif (+)
Simetris kiri dan kanan, puting susu terbentuk, hiperpigmentasi pada areola
mammae, tidak ada massa, dan tidak ada nyeri tekan.
j. Abdomen
Belum teraba
Penunjang:
Pemeriksaan Lab:
Hb : 13,2 gr/dl
9. Jelaskan pada klien dan keluarga mengenai pentingnya dilakukan kuretase dan
meminta persetujuan suami untuk menandatangani surat pernyataan persetujuan
tindakan kuretase (inform consent)
B. Saran
Saran Berdasarkan kesimpulan di atas dapat disarankan beberapa hal
sebagai berikut : 1. Sebagai pencegahan terhadap tindakan Abortus Provocatus,
sebaiknya pemerintah membentuk suatu yayasan sosial artinya wanita yang hamil
yang tidak menghendaki kandungannya mempunyai pilihan lain sehingga dapat
melanjutkan kandungannya sehingga janin yang ada dalam rahimnya dapat
terselamatkan karena sebagai bentuk penghargaan terhadap kehidupan. 2. Tindakan
Abortus Provokatus hendaknya diperhatikan kasus per kasus dengan melibatkan
berbagai pihak seperti dokter,ahli hukum dan rohaniawan, sehingga dapat
dipertimbangkan apakah tindakan Abortus Provokatus memang perlu dilakukan atau
tidak. Seandainya tindakan Abortus Provakatus tetap akan dilakukan, itu adalah
merupakan pilihan terakhir demi menyelamatkan Sang Ibu.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/url?q=http://repository.unissula.ac.id/14556/7/Bab
%2520I.pdf&sa=U&ved=2ahUKEwjc5LiWn9HtAhWE4XMBHUbqCAwQFjAAegQI
BhAB&usg=AOvVaw0Mhuldf75BpdGgWLdXxxks
https://www.google.com/url?q=http://repository.ump.ac.id/5559/3/Eka
%2520Linarti%2520BAB
%2520II.pdf&sa=U&ved=2ahUKEwiAqLixn9HtAhVGeX0KHY3aDCYQFjAAegQIC
RAB&usg=AOvVaw3t54Qz8tdMOd45B3QiZctx
https://www.google.com/url?
q=http://abortus.inkomplittahun2009repository.ump.ac.id/5559/3/Eka
%2520Linarti%2520BAB
%2520II.pdf&sa=U&ved=2ahUKEwiAqLixn9HtAhVGeX0KHY3aDCYQFjAAegQIC
RAB&usg=AOvVaw3t54Qz8tdMOd45B3QiZctx