Jepretan Layar 2022-11-19 Pada 15.37.33
Jepretan Layar 2022-11-19 Pada 15.37.33
Jepretan Layar 2022-11-19 Pada 15.37.33
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
DENPASAR
2022
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tersedak merupakan keadaan gawat darurat yang paling sering di temukan pada
kalangan masyarakat terutama pada anak-anak. Tersedak atau lebih dikenal dengan
choking disebabkan oleh adanya benda asing seperti makanan yang terlalu banyak, atau
tidak dikunyah dengan baik dan benda lainya yang dimasukan ke dalam mulut sehingga
mengakibatkan tersumbatnya jalan nafas, sumbatan jalan nafas bisa terjadi secara parsial
maupun total. Apabila tersedak tidak segera ditangani dapat menyebabkan kekurangan
oksigen (Hipoksia) yang bisa mengakibatkan kematian. (Nabilah Siregar, 2022, p.
595).Tersedak merupakan ketidakmampuan untuk bernafas yang disebabkan oleh adanya
obstruksi internal yang disebabkan oleh benda asing dan yang lainnya. Tersedak adalah
suatu kejadian yang tidak disengaja pada anak biasanya bisa mengakibatkan kejadian
yang sangat fatal yang bisa menyebabkan kematian bila tidak cepat ditangani.(Amelia
putri, 2021, p. 82)
Prevalensi kejadian tersedak menurut WHO pada tahun 2018 sekitar 17.537 kasus
yang paling banyak terjadi pada anak usia (18-36 bulan ). Penyebab tersedak pada kasus
ini adalah 59,5 % karena makanan, 31,4 % diakibatkan oleh benda asing dan 9,1% tidak
diketahui penyebabnya.(Dewi, 2020, p. 02). Di Amerika Serikat tahun 2018 terdapat 710
data kasus tersedak pada anak usia di bawah 4 tahun. Dengan angka kejadian 11,6% anak
berusia 1 tahun sampai 2 tahun dan 29,4% terjadi pada usia anak 2 sampai 4 tahun.
(Dewi, 2020, p. 02). Sekitar 17.537 terjadi kasus tersedak di Indonesia yang paling
banyak terjadi pada usia anak (1,5 tahun- 3 tahun ). kejadian tersedak pada anak usia di
bawah 1 tahun yaitu 30% atau sekitar 4.034 bayi dan pada balita kejadian sebesar 70 %
sekitar 13.503 anak. Usia anak kurang dari 5 tahun dapat mengalami tersedak karena
tersumbatnya jalan nafas mencapai 90% sehingga mengakibatkan kematian. (Ranti
Fatmawanti, 2022, p. 429). Pada tahun 2015 di provinsi bali seorang bayi usia 6 bulan
tersedak setelah diberikan susu, yang mengakibatkan bayi tersebut meninggal dunia.
(Yoany Maria V.B.Aty, 2021, p. 83).
Umumnya kasus tersedak dapat ditangani oleh siapa saja, penanganan tersedak juga
dapat dipengaruhi oleh perilaku dan pengetahuan yang dimiliki ibu, selain perilaku dan
pengetahuan sikap ibu juga tidak kalah penting di dalam penanganan tersedak, terutama
pada anak di bawah usia 4 tahun yang rawan mengalami tersedak. Sikap ibu juga dapat
mempengaruhi angka kejadian tersedak, dimana sikap merupakan wujud dari sebuah
bentuk perasaan yang merupakan respon dari individu dan setiap individu mempunyai
cara serta respon yang berbeda-beda.(Efprita Meiga Diah Sari, 2018, p. 76).
Dari hasil penelitian Sri Suparti (2019) didapatkan hasil penelitian pengetahuan
terhadap tersedak dengan 73 orang yang mempunyai anak. Didapatkan data pengetahuan
baik 20 orang (27,4 %) pengetahuan cukup 21 orang (28,8 %) dan pengetahuan kurang
32 orang (43,8%). Sebagian orang yang di teliti menganggap tersedak adalah hal yang
remeh dan tidak harus segera ditangani.(Ranti Fatmawanti, 2022, pp. 430–431).
Kurangnya Pengetahuan keluarga serta penanganan tersedak yang salah dapat
mengakibatkan terjadinya kematian, apabila keluarga khususnya ibu memahami
penanganan tersedak dengan baik maka akan terhindar dari resiko kematian dan tidak
ada luka setelah dilakukan tindakan. Sebaliknya jika penanganan tersedak yang dilakukan
salah, maka akan mengakibatkan luka dan menyebabkan kematian. Berdasarkan studi
pendahuluan yang dilakukan oleh Kapti (2013) peningkatan pengetahuan di masyarakat
khususnya pada ibu masih sangat kurang karena pada saat mendata 9 orang warga di
pajerukan tidak paham cara penanganan tersedak yang benar, salah satu masyarakat
mengatakan hanya tau jika ada yang mengalami tersedak maka akan menepuk leher
bagian belakang orang tersebut, dan yang lain mengatakan hanya tau jika ada orang
tersedak akan memberikan orang tersebut minum,karena sebelumnya masyarakat belum
pernah terpapar informasi mengenai penanganan tersedak dari dinas kesehatan maupun
unit pelayanan kesehatan terdekat. Maka dari itu pemberian edukasi sangat diperlukan
terutama edukasi penanganan tersedak dalam bentuk video karena dianggap lebih efektif
dibandingkan dengan menggunakan leaflet, karena media dalam bentuk video lebih
menarik dan tidak monoton. Dari hasil penelitian tersebut yang menggunakan audio
visual dapat ditemukan hasil yaitu meningkatnya pengetahuan ibu dengan signifikan yaitu
dari point nilai 6-9 menjadi point nilai 12-21 (Indri Mulyani, 2020, p. 88). Berdasarkan
data tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian peningkatan pengetahuan tersedak
melalui pemberian video inovatif di lingkungan Desa Songan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Tersedak
2.1.1 Definisi Tersedak
Tersedak pada anak merupakan keadaan gawat darurat yang perlu segera ditangani,
jika terlalu lama akan menyebabkan kuranya oksigen dan akan menyebabkan kematian
karena terjadi sumbatan di dalam saluran jalan nafas (airway). Penyebab dari pada terjadinya
tersedak itu diakibatkan karena adanya benda asing yang masuk kedalam saluran pernafasan
seperti mainan,ASI,makanan,koin,susu formula dan kancing. (Lisa Aninda Putri, 2022, p. 3).
Tersedak adalah sebuah kondisi yang harus cepat diberikan pertolongan. Dalam situasi
terjadinya suatu benda menyangkut di dalam tenggorokan, yang bisa menyebabkan
terhalangnya saluran nafas jika dibiarkan terlalu lama akan menyebabkan kurangnya oksigen
masuk ke dalam tubuh (hipoksia) yang akan menyebabkan kematian.(Khomariyah kholifatul
sara, n.d., p. 3). Tersedak dapat diakibatkan oleh percobaan untuk mengeluarkan apa yang
ada dalam saluran udara yang sebagian di halangi dan juga berupaya sekuat-kuatnya agar bisa
mendapatkan oksigen. Ini adalah penyebab kematian pada anak yang paling umum terjadi.
(william sears, m.d. dan martha sears, 2017, p. 996).
2.1.2 Etiologi
Benda asing adalah penyebab yang paling utama tersedak pada anak, ini rentan terjadi
pada anak usia dini karena belum tau bahaya benda yang bisa di makan atau benda yang tidak
bisa dimakan, benda asing yang sering menyebabkan tersedak pada anak yaitu seperti
makanan,mainan,kacang-kacangan,kelereng,logam dan lain-lain. (Dyah Triwidiyantari, 2022,
p. 429). Penyebab tersedak pada anak juga bisa diakibatkan oleh partikel asing yang ada di
lingkungan anak, yang dicoba untuk dimasukan kedalam mulut. Terjadinya sumbatan jalan
nafas disebabkan oleh cairan, serta barang-barang yang ada di sekitar anak, misalnya
makanan yang terlalu banyak dimasukan ke dalam mulut, mengunyah makanan kurang baik,
dan mencoba memasukan barang-barang kecil yang ada di sekitar kedalam mulut dapat
menyebabkan terjadinya tersedak.(Febrina Pertiwi, 2022a). Mortalitas dan morbiditas
penyebab utama pada anak-anak paling utama usia 3 tahun atau lebih kecil adalah penyebab
tersedak minuman,makanan,dan benda sekitar sepeti koin.(Yohana Adelina Pasaribu, 2022,
pp. 595–596).
2.1.3 Gejala
Adapun tanda gejala awal seseorang dikatakan mengalami tersedak yaitu mengalami
mual, muntah,mengi, batuk, dan akan terasa tercekik. Tidak hanya itu jika benda tersebut
menutupi saluram pernafasan , hal ini akan menyebabkan terhalangnya oksigen sehingga
seseorang tersebut dapat mengalami penurunan kesadaran bahkan sampai kehilangan nyawa.
(Halimuddin, 2021). Seringkali tanda gejala tersedak pada anak adalah anak akan terus
memegangi lehernya seolah merasa tercekik,,adanya gejala tambahan seperti
ketidakmampuan batuk, sianosis karena suplai oksigen yang berkurang akibat dari benda
asing yang menyumbat jalan napas.(Febrina Pertiwi, 2022a). Beberapa kejadian tanda gejala
awal penderita tersedak ialah memegangi leher, batuk tanpa suara, pertukaran oksigen yang
buruk serta mengalami gangguan pernafasan,dan wajah mengalami kebiruan. (Dian
Ayuwandany, 2019, p. 6)
2.1.4 Pencegahan
Tersedak merupakan hal yang sangat berbahaya dan dapat membahayakan nyawa anak
sehingga hal ini sangat perlu di cegah sedini mungkin. Pencegahan ini dapat dilakukan oleh
siapa saja yang ada di sekitar lingkungan bayi. Adapun pencegahan yang dapat dilakukan
antara lain :
a. Sebisa mungkin mengawasi anak Ketika bermain. Terutama menjauhkan mainan dan
benda kecil yang memungkinkan tertelan pada bayi.
b. Menjauhkan benda kecil yang bukan termasuk mainan seperti koin,manik manik, dan
hiasan kecil lainnya
c. Sebisa mungkin memberikan makanan pada anak dengan ukuran kecil. Hal ini dapat
menghindari tersedak Ketika anak mengkonsumsi makanan.jika anak berusia di
bawah 3 tahun dapat diberikan makanan dengan tekstur lembut sebagai makanan
alternatif.
d. Ajarkan sedini mungkin terhadap anak untuk tidak tertawa dan bicara Ketika makan.
Hal ini dapat menghindari kejadian tersedak dengan sangat maksimal. (dr. Humaera
Elphananing Tyas, 2022)
2.1.5 Penanganan
Dalam penanganan tersedak terdapat 3 jenis Tindakan yang dapat diberikan kepada
penderita tersedak terutama pada anak yaitu dapat dilakukan back blow,chest trust,heimlich
manuver.(Rica Ratna Sari, 2021, p. 2)
a. Tindakan back blow dapat diberikan dapat diberikan kepada penderita yang berusia
kurang dari 1 tahun . hal ini dapat mengurangi kerusakan pada organ tubuh bayi yang
kurang dari 1 tahun . teknik ini dilakukan dengan mengarahkan tangan ibu ke bagian
punggung bayi. (Martina Ekacahyaningtyas, 2021, p. 2)
b. Tindakan chest trust dapat dilakukan dengan memangku anak diimbangi dengan
posisi menghadap ke atas dan kepala lebih rendah dari dada anak. Tindakan ini
menggunakan dua jari pada tulang dada atau sternum tepat di bawah payudara anak.
Lalu bisa disusul dengan gerakan menghentak pada dada bayi tersebut. (dr. Humaera
Elphananing Tyas, 2022)
c. Tindakan Heimlich manuver yaitu Tindakan yang dapat mengatasi tersedak pada anak
usia di atas 1 tahun. Adapun cara yang dilakukan pada Teknik ini ialah dengan
mengambil posisi berdiri dan bisa juga dengan berlutut di belakang anak , lalu
lingkarkan tangan ibu pada tubuh anak . dan yang terakhir membuat kepalan dengan
meletakkan di atas pusar anak. (Anda Kamal, 2021, p. 82)
2.2 Konsep pengetahuan
2.2.1 Definisi pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil rasa ingin tahu manusia tentang segala sesuatu melalui
sarana dan alat tertentu. Pengetahuan ini memiliki beberapa macam jenis dan karakteristik,
ada yang langsung, tidak langsung, bersifat tetap terdiri dari: obyektif dan umum, serta
bersifat tidak tetap (berubah-ubah) terdiri dari : subyektif,dan khusus. Karakteristik dan sifat
dari pada pengetahuan ini tergantung pada sumber dengan cara dan sarana pengetahuan itu
diperoleh , dan ada juga pengetahuan yang benar serta pengetahuan yang salah tergantung
dari karakteristik dan sifat dari pengetahuan tersebut.Tentu saja apa yang dikehendaki dari
pada pengetahuan itu adalah pengetahuan yang benar.(Darsini, 2019, p. 97).
2.2.2 Tingkat pengetahuan dalam domain kognitif
Hal ini meliputi kemampuan mengulang Kembali konsep atau prinsip yang sudah dimengerti
yang berkenan dengan kemampuan berpikir, potensi memperoleh pengetahuan, pengenalan
pemahaman serta penentuan dan penalaran. Hal ini dikaitkan dengan 6 tingkatan cognitive
(Darsini, 2019, p. 101), seperti :
a. Pengetahuan / knowled
Hal ini sering dikaitkan dengan mengulang apa yang telah dipelajari oleh individu
seperti pengetahuan mengenai istilah, fakta khusus, dan konvensi. Dalam hal ini
individu menjawab pertanyaan dengan hafalan dan dikaitkan dengan pengetahuan
paling rendah.
b. Pemahaman / comprehension
Dalam hal ini individu dapat memahami materi yang telah dipelajari . Adapun yang
termasuk dalam hal ini ialah translasi yang diartikan sebagai merubah
symbol,interpretasi yang diartikan sebagai menjelaskan materi, dan ekstrapolasi yang
diartikan sebagai memperluas suatu arti.
c. Penerapan / application
Dalam ini individu memasuki fase dimana memiliki kemampuan menerapkan
informasi pada hal yang nyata dan menerapkan konsep secara nyata.
d. Analisis / analysis
Pada hal ini individu dapat menguraikan komponen komponen materi ke hal yang
lebih jelas . adapun hal tersebut antara lain analisis elemen sebagai unsur,
mengidentifikasi hubungan, dan analisis prinsip organisasi.
e. Sintesis / synthesis
Dalam hal ini dikaitkan sebagai memproduksikan kombinasi elemen kepada sebuah
struktur . dalam hal ini dominan menggunakan kata kata unik dan rencana kegiatan
utuh.
f. Evaluasi / evaluation
Hal ini dikenal sebagai proses penilaian manfaat untuk tujuan tertentu . kegiatan ini
cenderung seperti menilai suatu ide, kreasi, atau mengembangkan cara dan juga
metode. Fase terdiri dari evaluasi berdasar pada bukti internal dan juga eksternal.
d. Tahu mengapa
Pengetahuan ini ditelusuri lebih mendalam dari pada tahu bahwa, yang didasari oleh
refleksi,abstraksi, dan penjelasan. Karena pengetahuan ini subjek dikaji lebih
mendalam dan kritis.
2.2.4 Kriteria Tingkat Pengetahuan
Tingkat pengetahuan dapat diukur melalui skala kualitatif menurut (Febrina Pertiwi,
2022b, p. 10). yaitu :
a. Pengetahuan tinggi atau baik (76-100%)
b. Pengetahuan sedang atau cukup (56-75%)
c. Pengetahuan kurang atau rendah (<56%)
2.2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Pengetahuan setiap individu dipengaruhi oleh banyak factor, Umumnya factor yang
dapat mempengaruhi pengetahuan dibagi menjadi 2 yaitu factor internal dan factor
ekstenal. Menurut (Darsini, 2019, pp. 104–106). Yaitu :
1. Factor Internal
a. Usia
Usia merupakan umur dari setiap individu yang di ukur dari saat dilahirkan sampai
saat berulang tahun. Semakin bertambah usia pemikiran, kekuatan seseorang akan
semakin baik dalam berpikir dan bekerja. Dengan bertambahnya usia daya tangkap
dan pola pikir seseorang akan semakin berkembang dan akan semakin mudah pula
untuk menangkap informasi.
b. Jenis Kelamin
Jenis kelamin merupakan perbedaaan gender antara laki-laki dan perempuan peneliti
menyebutkan bahwa di dalam pemahaman pengetahuan bahwa secara fisik tidak ada
perbedaan yang signifikan antara perempuan dengan laki-laki. Saat dunia memasuki
abad ke-19 , peneliti menemukan temuan baru dimana mereka dapat membedakan
perempuan dan laki laki dengan melihat otaknya saja. Perbedaan tersebut sangat jelas
pada sirkuit otak perempuan dan laki laki. Peneliti tersebut meneliti pola pikir
seseorang sebagai road maps. Hasil dari penilitian tersebut perempuan lebih sering
menggunakan otak kanan dan itu menjadi alasan perempuan mampu melihat suatu hal
hanya dari sudut pandang. Perempuan juga lebih sering mengandalkan perasaan .
Sementara itu laki laki memiliki kemampuan motorik yang lebih kuat , hal ini dapat
menjadi alasan dimana laki laki unggul dalam hal berolahraga. Ahli witelson juga
mengemukakan pendapatnya bahwa otak laki laki lebih rentan dibandingkan
perempuan . Hal ini karena dipengaruhi hotmon tertoreon . Meskipun banyak sumber
mengatakan otak laki laki lebih besar, namun pada kenyataannya hippocampus pada
otak perempuan lebih besar. Perlu diketahui hippocampus merupakan bagian otak
yang berguna sebagai memori atau penyimpanan. Ini merupakan alasan bahwa
perempuan bisa mengolah informasi dengan sangat cepat. Perbedaaan tersebut
didukung oleh perempuan memiliki verbal center sementara laki laki hanya memili
verbal. Verbal pada otak kiri cenderung membuat perempuan suka bercerita ,
melibatkan perasaan, dan curahan hati sedangangkan pada laki-laki lebih sering
mengambil keputusan sendiri tanpa melibatkan perasaan dan emosi.
2. Faktor eksternal
a. Pendidikan
Pendidikan merupakan pemahaman yang diberikan kepada seseorang untuk
perkembangan dari orang lain. Pendidikan merupakan sarana untuk mendapatkan
informasi salah satunya hal-hal yang dapat menunjang Kesehatan sehingga dapat
meningkatkan kualitas hidup seseorang. Pendidikan merupakan sarana yang sangat
pentik di dalam penyampaian informasi di bidang Kesehatan sehingga memberikan
dampak yang positif di dalam hidup seseorang. Pendidikan dapat mempengaruhi
peran serta seseorang di dalam pembangunan dan pada umumnya semakin tinggi
Pendidikan seseorang maka pola piker seseorang semagin logis, hal ini disebabkan
oleh pada saat proses Pendidikan setiap individu diberikan pemahaman untuk
mengidentifikasi masalah, menganalisis permasalahan, dan untuk memecahkan atau
mencari solusi dari masalah yang terjadi.
b. Pekerjaan
Pekerjaan pada umumnya merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang
untuk mendapatkan uang atau sebuah kegiatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
seperti pekerjaan rumah dan lain-lain. Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan
seseorang mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baik secara langsung maupun
tidak langsung. Pekerjaan yang dilakukan secara individu adakalanya dapat
memberikan pengalaman dan pengetahuan yang lebih luas tapi ada juga pekerjaan
yang dapat membuat individu kurang mampu untuk dapat mengakses sebuah
informasi.
c. Pengalaman
Pengalaman merupakan salah satu sumber pengetahuan didalam pemecahan masalah
dimana pengalaman merupakan suatu kejadian di masa lalu yang sudah terjadi .
seringkali semakin banyak pengalaman yang dimiliki seseorang akan semakin banyak
pengetahuan yang di dapatkan. Di dalam hal ini pengetahuan ibu biasanya akan lebih
banyak dimiliki oleh ibu yang sudah pernah melahirkan dibandingkan dengan yang
belum pernah melahirkan sebelumnya.
d. Sumber Informasi
Sumber informasi merupakan salah satu cara memperoleh pengetahuan yang ada di
berbagai sumber seperti media internet dan lainnya. Perkembangan teknologi yang
terjadi saat ini semakin mempermudah di dalam pemberian informasi, karena hampir
semua informasi yang di perlukan dapat dicari dan jangkauannya lebih luas.
Seseorang yang memiliki sumber informasi yang banyak akan memperoleh
pengetahuan yang lebih luas.
e. Minat
Minat seseorang akan membuat seseorang untuk mencoba dan menuntun seseorang
untuk memulai hal baru sehingga bisa memperoleh pengetahuan yang lebih dari
sebelumnnya. Minat dapat mendorong seseorang untuk mencapai keinginan yang
dimiliki setiap individu. Minat merupakan sebuah keinginan yang besar untuk
mencapai suatu hal, jika minat seseorang ditekuni maka akan mendapatkan hasil yang
memuaskan.
f. Lingkungan
Lingkungan menjadi salah satu faktor pengaruh pengetahuan,perkembangan,dan
perilaku seseorang ataupun kelompok. Lingkungan merupakan suatu hal yang ada di
sekeliling individu baik fisik,biologis,maupun sosial. Di dalam perkembangan
pengetahuan, lingkungan dapat mempengaruhi perkembangan individu baik fisik
maupun pemikiran setiap individu.
g. Sosial budaya
Sosial budaya dapat mempengaruhi system penerimaan informasi, dimana seseorang
yang memiliki sosial budaya tertutup akan mempengaruhi pengetahuan yang
didapatkan.
BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, VARIABEL PENELITIAN, DAN DEFINISI
OPERASIONAL
3.1 KERANGKA KONSEP
Kerangka konsep atau yang sering disebut sebagai (conseptual framework)
ialah model pendahuluan dari suatu masalah yang akan diteliti dan merupakan refleksi
dari berbagai variable yang diteliti. Kerangka konsep ini diciptakan berdasarkan
literature yang sudah ada. Kerangka konsep tersebut memiliki berbagai tujuan
diantaranya untuk mensintesa serta membimbing atau mengarahkan suatu penelitian,
dan panduan untuk analisis dan intervensi. Fungsi dari kerangka konsep yakni
menggambarkan hubungan antara variable dan konsep yang diteliti (Shi,2008 )dalam
(Swarjana, 2015d, p. 37) Kerangka konsep dalam penelitian ini dapat dilampirkan
sebagai berikut :
3.2 HIPOTESIS
Saat peneliti menetapkan masalah dalam penelitian, hal selanjutnya yang
dilakukan adalah hipotesis. Hipotesis merupakan hasil yang diharapkan atau disebut
juga hasil yang diantisipasi dari sebuah penelitian tersebut. Apabila seseorang akan
melakukan penelitian, seharusnya seseorang memiliki ide mengenai outcome dari
studi itu. Outcome atau jawaban dapat diperoleh melalui kontruksi teori atau
berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya (Swarjana, 2015e, p. 39).
Adapun hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini ialah hipotesis alternatif
atau “Ha” yaitu pada pengaruh pemberian video inovatif terhadap pengetahuan ibu
dalam penanganan dan pencegahan tersedak pada anak. Di dalam hipotesis terdapat
dua bagian yaitu: hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha). Hipotesis Ho
merupakan tidak adanya hubungan antara variable penelitian atau tidak ada perbedaan
di antara variable penelitian. Sedangkan hipotesis Ha merupakan adanya perbedaan
satu variable dengan variable yang lain atau adanya hubungan di antara satu variable
dengan variable yang lainnya.(Swarjana, 2015a).