CBR MPG Kelompok 1 PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 24

CRITICAL BOOK REPORT

Critical Book Report


“Manajemen Program Gizi”
Manajemen Program Gizi

S1- Gizi
DISUSUN OLEH :
Skor Nilai :
Kasni Edelwis Butar Butar (5183240012)

Liska Damayanti (5183540015)

Martha Banjarnahor (5183540023)

Naifatun Irbah (5181240001)

Ulil Syafri (5182240002)

Vetresia Sitorus (5183540001)

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Esi Emilia, M.Si

Erni Rukmana, S.Gz., M.Si

Tyas Permatasari, S.Gz., M.Si

PROGRAM STUDI GIZI

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Critical Book Report ini dengan
tepat waktu untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Manajemen Program Gizi.
Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan
syafa‟atnya di akhirat nanti.

Penulisan ini kami sajikan secara ringkas dan sederhana sesuai


kemampuan yang kami miliki. Kami berterima kasih kepada dosen kami yang
telah mengarahkan dan memberi kami tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas
ini.

Kami juga menyadari bahwa tugas ini masih memiliki banyak kekurangan,
oleh karena itu kami meminta maaf jika masih terdapat kesalahan dalam
penulisan. Kami juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
kesempurnaan tugas ini. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih. Semoga
dapat bermanfaat dan bisa menambah wawasan bagi pembaca.

Medan, 20 Maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... ii


DAFTAR ISI ............................................................................................ iii
EXECUTIVE SUMMARY ...................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Rasionalisasi Pentingnya CBR .............................................................. 1
1.2 Tujuan Penulisan CBR .......................................................................... 1
1.3 Manfaat Penulisan CBR ........................................................................ 1
1.4 Identitas Buku ....................................................................................... 1

BAB II RINGKASAN ISI BUKU


2.1 Ringkasan Buku I .................................................................................. 3
2.2 Ringkasan Buku II ................................................................................ 9

BAB III PEMBHASAN


3.1 Pembahasan Isi Buku .......................................................................... 17
3.2 Kelebihan Buku .................................................................................. 17
3.3 Kekurangan Buku ............................................................................... 18

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ......................................................................................... 19
4.2 Saran ................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 20

iii
EXECUTIVE SUMMARY

Salah satu kemampuan ahli gizi yang diperlukan dalam konteks pekerjaan di
masyarakat adalah perencanaan intervensi gizi baik berupa proyek maupun
program. Selama ini program – program yang dijalankan oleh institusi pemerintah
lebih banyak yang bersifat Top Down Program berupa kebijakan yang berasal dari
pemerintah pusat dalam hal ini adalah Kementerian Kesehatan.

Dalam membuat perencanaan program di masyarakat, tentunya permasalahan


yang ada lebih kompleks. Demikian juga dengan penyebab masalahnya. Sehingga
dalam perencanaan program di masyarakat sering dilakukan prioritas. Prioritas ini
bisa berupa prioritas masalah, prioritas strategi, dan lain-lain.

Perencanaan merupakan alat untuk mencapai tujuan. Konsep perencanaan


sebagai alat pencapaian tujuan muncul berkenaan dengan sifat dan proses
penetapan tujuan. Salah satu masalah yang serin dihadapi oleh seorang perencana
adalah bahwa tujuan-tujuan mereka kurang dapat dirumuskan secara tepat.
Seringkali tujuan-tujuan tersebut didefinisikan secara kurang tegas, karena kadang
kala tujuan-tujuan tersebut ditetapkan oleh pihak lain.

Pihak yang terkait dalam program gizi di masyarakat juga lebih banyak. Jika di
setting klinik, yang termasuk Health Care Team (HCT) adalah pasien, keluarga
pasien, dan tenaga kesehatan. Adapun dalam pemecahan masalah gizi di
masyarakat, maka selain sasaran., juga kan melibatkan pihak-pihak yang ada di
lingkungannya., bisa meliputi kepala wilayah, kepala suku, tokoh agama, keluarga
besar, tetangga, teman, media dan juga yang bersifat lintas sektor seperti
pertanian, ketahanan pangan, infrastruktur, sanitasi, dan lingkungan,
pemberdayaan masyarakat, dan lain-lain.

Berdasarkan literatur, maka terdapat beragam perencanaan program yang bisa


diterapkan. Namun sebagai proses pembelajaran maka diajarkan salah satu konsep
perencanaan program dengan pendekatan berbasis tujuan (Objective Oriented
Project Planning) yang diadopsi dari metode yang dikembangkan oleh Deutsche
Gesellschaft fϋr Technische Zusammenarbeit (GTZ) dan telah digunakan oleh
beberapa institusi dalam perencanaan programnya.

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Rasionalisasi Penulisan CBR


Seringkalo kita bingung dalam memilih buku referensi untuk kita baca dan
pahami. Terkadang kita memilih satu buku, namun kurang memuaskan hati
kita. Misalnya dari segi analisis bahasa, pembahasan mengenai manajemen
dalam melakukan program gizi, oleh karena itu, penulis membuat Critical
Book Report ini untuk mempermudah pembaca dalam memilij referensi,
khususnya pada pokok pembahasan mengenai manajemen program gizi.

1.2 Tujuan Penulisan CBR


 Menyelesaikan tugas Critical Book Report mata kuliah Manajemen
Program Gizi.
 Menambah informasi mengenai hal-hal yang harus dilakukan dalam
melakukan manajemen perencanaan program gizi.
 Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang terdapat
dalam buku yang dikritik.

1.3 Manfaat Penulisan CBR


 Dapat menambah wawasan mengenai manajemen perencanaan program
gizi.
 Untuk melatih diri mencari kelebihan dan kekurangan setiap buku.
 Agar pembaca lebih mudah untuk memahami inti dari isi buku yang
dikritik.

1.4 Identitas Buku


Buku I

 Judul Buku : Metode Perencanaan Intervensi Gizi di Masyarakat


 Pengarang : Nia Novita Wirawan, M.Sc
Widya Rahmawati, M.Gz
Dr. Nurul Muslihah, M.Kes
Dkk.
 Penerbit : UB Press
 Kota terbit : Malang
 Tahun terbit : 2018
 ISBN : 978-602-432-307-3
Buku II

 Judul Buku : Perencanaan Program Gizi

1
 Pengarang : Titus Priyo Harjatmo, B.Sc., S.K.M., M.Kes
 Penerbit : Sagung Seto
 Kota terbit : Jakarta
 Tahun terbit : 2018
 ISBN : 978-602-271-122-3

2
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

2.1 Ringkasan Buku I


BAB 1 : Peran dan Wewenang Ahli Gizi
Ahli gizi mempunyai peran selain kuratif yang mempunyai peran dalam
upaya promotif dan preventif.Peran pada aspek kuratif lebih banyak
dikerjakan oleh ahli gizi yang bekerja di unit-unit pelayanan kesehatan seperti
RS,dan Puskesmas rawat inap,aspek ini menjadi proporsi terbesar tanggung
jawab ahli gizi yang bekerja di masyarakat.
Metode perencanaan konsep perencanaansuatu intervensi yang berbasis
data secara sisitematis dan terstruktur terdokumentasi dengan baik akuntabel
dan dapat dilacak yang umunya dipahami di kalangan mahasiswa atau pun
ahli gizi .Konsep NCP yang banyak diterapkan yang hasilnya berlandaskan
pada hasil kajian inilah masalah yang ditemui dari kajian penyebab masalah
kemudian ditemukan apa rencana intervensi yang akan diterapkan.
Metode problem based learning dengan menggunakan pemicu tringer
problemberupa skenario serta dipraktekan di masyarkat.Berdasrkan peraturan
menteri kesehatan maka terdapat 3 jenis tenaga gizi yang diakui di indonesia
yaitu TRD (Technician Registered Dietitien ),Nutritionist Registered,dan
registered Dietattion (RD).Adapun untuk perencanaan program atau proyek
gizi di masyarakat belum banyak dikuasai sehingga di PS S1 ILMU GIZI
diajarkan metode perencanaan program/proyek gizi dimasyarakat yang
dimulai .
BAB 2 : Besaran Masalah Gizi
Penyebab langsung gizi salah yang ditunjukan dengan status gizi yang
tidak normal adalah asupan makanan dan penyakit infeksi ,penyebab
langsung masalah gizi terhadap anak dan ibu serta kulitas pelayanan
kesehatan masyarakat akar peneyebab maslaah gizi tersebut adalah kondisi
politik ekonomi dan lingkungan.
Gizi kurang (Kurus,pendek,dan berat badan kurang)yang ditunjukan
dengan indikator status gizi berdasarkan indeks berat badan menurut umur
(BB/U),Yang menunjukan masalh gizi kronis maupun akut yang disebakan
oleh maslah gizi kronis maupun karena penyakit infeksi yang tidak sesuia
proporsi berat badab dengan tinggi badanya kurus maupun masalh gizi kronis
kareana kompensasi dari pendek .
Kurus(wasting )merupakan status gizi akut yang ditunjukan dengan
indikator BB menurut tingg badan (BB/TB) kekurangan bahan makan
disertai higiene sanitasi yang kurang dapat meneyebabkan berbagai penyakit
infeksi yang mengakibatkan anak menjadi kurus.
Pendek (stunting) ditunjukkan dengan indikator status gizi berdasarkan
indeks tinggi berat badan menurut umur (TB/U) mengindikasikan masalah

3
gizi kronis karena diakibatkan oleh keadaan yang berlangsung lama Public
Health Indicator(PHI) atau indikator kesehatan masyarakat dari gizi kurang
yang meliputi underweigth, wasting, stunting. Wasting dan underweight akan
meningkatkan resiko morbiditas dan mortalitas pada anak karena rentan
terhadap penyakit infeksi. Penambahan BB ini akan akan berkaitan dengan
peningakatan risiko terkena penyakit jantung koroner ,stroke,hipertensi, dan
diabetes.Upaya perbaikan gizi dapat dilakukan dengan intervensi gizi sensitif
dan spesifik, ditandai dengan peningkatan kematian akibat penyakit tidak
menular.
Kekurangan vitamin A, disebabkankarena kurangnya asupan makanan
yang mengandung vitamin A dan dapat menyebabkan gangguan kekebalan
tubuh dan proses penglihatan ,gangguan pemebntukan sperma ,sel telur,
perlebangan janin, dan pembelahan sel.
Anemia, kurangnya jumlah hemoglobin yang merupakan protein pembawa
oksigen dalam sel darah merah. Secara umum terdapat dua tipe anemia yaitu
anemia gizi dan anemia non-gizi.Anemia gizi yang terdiri dari anemia gizi
besi, anemia gizi vitamin E, Anemia Gizi Vitamin B6, Anemia Gizi Vitamin
B12, Anemia Gizi Vitamin Asam Folat. Dan pada Anemia Non-Gizi,
termasuk pada Anemia Sel Sabit, Talasemia, Anemia Aplastik .
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY),Merupakan zat gizi
mikro yang penting dalam tubuh untuk sintesis hormon tiroid yang
mempunyai fungsi yang vital dalam pertumbuhan dan perkembangan otak
,sistem saraf dan fungsi fisiologi organ tubuh lainnya.Jika tubuh kekurangan
yodium maka akana menyebabkan produksi hormon tiroid berkurang
sehingga mengakibatkan kelainan yang disebut GAKY(gangguan akibat
kekurangan yodium).
Obesitas adalah kelebihan berat badan karena penimbunan lemak berlebih
dengan ambang batas IMT/U >2SD(WHO,2005)status obesitas sentral
ditunjukan dengan panjang lingkar perut,obesitas bisa disebabkan oleh
berbagai faktor akan tetapi yang mendasari terjadinya obesitas adalah
konsumsi makanan sehari-hari yang melebihi kebutuhan energi perhari,yang
dapat memicu berbagai penyakit yang menyababkan kematian nomor satu
setiap tahunnya.
BAB 3 : Peran Ahli Gizi dalam Upaya Preventif dan Promotif
Diet dan gizi merupakan faktor penting dalam promosi dan menjaga
kesehatan pada seluruh kelompok usia.Beberapafaktoryang menghambat
kemajuan dari pencegahan penyakit kronis diantarannya adalah adanya
undertestimasi pada efektifitas intervensi,adanya kepercayaan mengenai
adanya penundaaan dalam usaha pengukuran ketercapaian pelaksanaan
program tekanan sektor komersial serta tidak cukupnya
sumberdaya.kelaparan dan kekurangan gizi masih merupakan masalah yang

4
sangat sulit diselesaikan pada bagian kawasan negara berkembang dimana
masyarakat miskin masih mendominasi.
Peneyabab dasar dari kekurangan gizi adalah kemiskinan adanya
kesenjangan sosial serta ekonomi dikondisi masyarakat,oleh karena itu
progtam komplementer haruslah merupakan pendekatan bidang kesehatan
masyarakat yang kebijakan publik baik antara kebijakan publik baik anatara
kebijakan program dan desain program yang dapat mencegah penyakit kronis
maupun penyakit kronis yang behubungan dengan diet atau zat gizi.
Konteks pola makan, zat gizi dan penyakit kronis ,promosi kesehatan
melalui pengaturan amakn danperubahan kebiasaan hidup untuk
menurunkan masalah penyakit tidak menular membutuhkan pendekatan
multisektoral yang melibatkan sektor yang relevan dimasyarkat,dua sektor
yang penting dalam upaya promosi kesehatan individu maupun kelompok
adalah sektor pertanian dan pangan .Perubahan pola makan ini juga diikuti
oleh perubahan lifestyle seperti berkurangnya aktifitas fisik ditempat kerja
dan selama waktu santai .
Meningkatnya urabanisasi juga memberikan efek pada pola makan dan
perilaku hidup individu yang tidak semuanya positif,perubahan pola makan
,kerja dan rekseasi juaga memunculkan nutrition transition yang
meyumbagkan faktor penyabab muculnya penyakit yang tidak menular
bahakan diberbagai negera berkembang,maka untuk mengatasi masalah yang
harus dilakukan pencegahandan promosi kesehatan yang meliputi semua
sektor dan melibatkan pihak lain yang bersangkut paut .
BAB 4 : Bagaiamana Menyandingkan Konsep NCP dan OOPP
Dalam model perencanaan konsep NCP dan OOPP dimana intervensi gizi
dimasyarakat sangat beragam,untuk perencanaan intervensi gizi tingkat
individu sudah dikenal secara luas di kalakangan ahli gizi yang disebut
nutritional care process (NCP),merupakan konsep yang dikembangkan oleh
Academy of Nutrition and dietation(AND) dan Amarican Dietation
Assaciation (ADA) dan merupakan model standar yang ditunjukan untuk
menjadi panduan bagi registered dalam memberikan pelayanan gizi yang
berkulitas tinggi ,untuk memudahkan pemahaman megenai metode
perencanaan intervensi gizi untuk masyarakat maka dalam buku ini dipilih
metode perencanaan yang sejalan dengan konsep NCP yang desebut sebagai
Objective Oriented Project Plainning(OOPP),Merupakan sustu metode yang
terdiri dari prosedur dan instrumen untuk melakukan fungsi perencanaan
dalam rangka mengelola penyusunan suatu proyek secara bertahap (project
cycle).
Metode ini menyediakan suatu tahapan yang sistematis dalam
mengidentifikasi ,merencanakan dan mengelola proyek melalui serangkaian
pertemuan bersama dengan pihak terkait OOPP dipilih menjadi metode
perencanaan intervensi gizi untuk masyarakat yang akan diuraikan .Konsep

5
NCP vs OOPP jika disandingkan ada kesamaan tehapan perencanaan
intervensi anatara NCP dengan OOPP,nutrional assement pada NCP setara
dengan situsional analysis,nutrional diagnosis setara dengan problem analysis
dan nutrional intervention and monev setra dengan PPM ,mengingat
permasalahan yang dihadapi suatu kelompok masyarakat jauh lebih
kompleks dari pada yang dihadapi oleh idnividu maka terdapat beberapa
tahap yang dilakukan dalam metode OOPP namun tidak perlu dilakukan
dalam perencanaan intervensi dengan konsep NCP .

BAB 5 : Analisis Situasi


“Analisis Situasi “,dilakukan untuk menyelidiki masalah-masalh yang
terkait dengan keadaan yangingin diperbaiki melalui suatu proyek /kegiataan
intervensi.Analisis situasi ini menggambarkan jenis dan besaran masalah gizi
yang dihadapi oleh masyrakat serta mengidentifikasi ekmungkinan
penyebab maslah gizi yang telah ditemukan.
Analisi situasi sangat diperlukan ,karena suatu suatu perencanaan
program/proyek harus dilakukan berdasarkan berbasis data ,data yang
digunkan sebagi dasar ahrus akurat dan benar-benar mencerminkan keadaan
yang sesunguhnya terjadi dimasyarakat. Sumber data analisis situasi dapat
berupa data primer dan data sekunder, Persiapan indentifikasi masalah gizi di
masyarakat,agar kegitaan identifikasi masalah gizi di masyarakat
menghasilkan data yang diperlukan dalam merencanakan intervensi maka
hal pertamayang perlu diperhatikan adalah menetapkan tujuan ,pembuatan
kerangka konsep, pemebuatan matriks variabel dan indikator,pembuatana
instrument pengambilan data,analisis data hasil analisis situasi ,pembuatan
tabel sintesa datauntuk mempermudah tahapan selanjutnya yaitu anlisis
penyebab masalah.
BAB 6 : Analisis Partisipasi
“Analisis Partisipasi” terkait dilakukan sebagai bagian dari analisis situasi
,tujuan dilakukannya analisis parisipasi adalah mengidentifikasi siapa saja
orang yang menganalisis bagaimana karateristik yang terkait terhadap
intervensi atau program yang akan dijalani baik kelebihan ataupun
kekurangan masing-masing dapat ditentukan melalui langkah-langkah dimana
menjadikan pihak atau orang yang tersebut mendukung dan menyukseskan
pencapaian tujuan intervensi.
Cara melakukan analisis partisipasi, perencanaan proyek untuk mengatasi
permasalahan tingginya angka kematian ibu disuatu wilayah, analisis
partisipasi intinya mengumpulkan tokoh masyarakat yang terdiri dari kepala
desa, kepala dusun, perangkat desa dan tokoh agama.
BAB 7 : Analisis Penyebab Masalah
“Analisis Penyebab Masalah” kaidah identifikasi merupakan salah satu
tahapan paling kritis dalam perencanaan proyek dengan metode OOPP, dalam

6
tahapan iniinformasi yang didapatkan pada tahapan kritis didapat melalui
problem analisis yang berupa problem tree kemudian akan diteruskan untuk
tahapan selanjutnya.
Tahapan identifikasi penyebab masalah, dalam real setting dalam
masyarakat problem analysis dilakukan dalam proses diskusi dengan
melibatkan pihak-pihak terkait,proses konsep pendekatan perencanaan yang
berifat parisifatif ,keterlibatan sejak awal sehingga terbwntuk rasa yang
bertanggung jawan terhadap progaram.
Problem tree tidak sama dengan kerangka konsep atau kerangka teori yang
berisi teori-teori yang relevan yang mendasari suatu pengetahuan berdasarkan
fenimena yang didapatkan dari hasil analisis sehingga menunjukan “state of
art” dari suatu keilmuan .Adapun kerangka konsep mengambarkan konsep-
konsep yang akan digunakan dalam suatu penelitian atau survei serta
menunjukan hubungan antarvaeriabel.
BAB 8 : Analisis Tujuan
“Analisis Tujuan” dimana menetukan suatu kondisi yang ingin
teridentifikasikan pada tahap problem analysis dipecahkan,pemacahan
tentunya bertahap untuk itu masalah utama pemecahanyabertahap untuk itu
dalam metode OOPP setelah tahap analysis tujuan ada tahap analisis
alternatif strategi untuk memeilih strategi paling sesui yang benar-
benardialkukan dalam kurun waktutertentu.
Analisis tujuan dilakukan sebagai proses untuk menetapkan kondisi yang
akan tercapai jika masalah dan penyebabnya masalh pada problem tree
terpecahkan .Analisis tujuan dengan keluaran berupa objective tree
terpecahkan dengan merubah kalimat negatif pada problem tree menjadi
kalimat positif pada tahapan verifikasi objectif tree dapat dilakukan
delection. addition atau revisiondari kartu-kartu pada objective tree .pada
tahap ini juga dilakukan identifikasi “cluster” atau kelompok tujuan untuk
digunakanpada tahap selanjutnya yaitu tahap analisis alternatif.
BAB 9 : Analisis Alternatif
“Analisis Alternatif”, beberapa faktor yang biasanya menjadi
pertimbangan dalam pemilihan strategi atau tujuan proyek,sumber
daya,dukungan kebijakan,dukungan masyarakat , dan keberlangsungan .Cara
melakukan analisis alternatif,dengan melakukan penulisan GOAL,
menentukan alternatif project purpose ,menetukan kriteria,menyepakati cara
skoring,bersama-sama mekukan skoring.Analisis alaternatif dilakukan jika
terdapat keterbatan sumber daya ,dimana proses analisis alternatif dilakukan
untuk memilih alternatif strategi untuk berkontrubusi terdapat pencapaian
tujuan utama dab bukan memilki aktivitas,penentuan skoring merupakan
hasil kesepakatan oleh tim,alternatif strategi yang terpilih akan
ditindaklanjutin dalam tahap selanjutnya yaitu tahap penyusunan project
planning matrix ,dan adapun strategi yang tidak terpilih akan menjadi

7
perencanaan program pada periode selanjutnya sehingga pencapaian goal
jangka panjang akan tercapai .
BAB 10 : Project Planning Matrix
“Project Planning Matrix, yang berperan OOPP merupakan instrumen
yang digunakan dalam penyususnan perencanaan program yang berorientasi
pada pencapaian tujuan yang diterapakan berdasarkam masalah yang ada
,LFA merupakan prosedur perencanaan yang dilakukan secara sistematis dan
merupakan bagian dari siklus manajement program .Pendekatan yang
digunakan pada LFA adalah pemecahan masalah yang melibatkan semua
pemangku kepentingan dengan menetapkan kriteria keberhasilan program dan
asumsi-asumsi yang mendukungnya.
Project planning matrix(PPM) adalah alat atau instrumen yang digunkana
dalam manajemen atau pengolahan program yang bertujuan untuk meringkas
rancangan program atau proyek yang komplek,.Yang terdiri dari tujuan baik
berupa sasaran program maupun tujuan program maupun tujuan program
,dan indikator pecapaian tujuan yang objektif ,sumber pembuktian ,dan
asumsi.
BAB 11 : Prigram Gizi Nasional
Jenis - jenis intervensi gizi baik dimana pemahaman terkai intervensi
sangat diperlukan sebgaoa rangkaian dari perencanaan ,mengingat seseorang
sebagai rangakaian danperencanaan ,sehingga pada saat
memepertimbangkan apakah akan mendisign suatu aktifitas baru,intervensi
spesifik dan intervensi sensitif.
Program pemantauaan pertumbuhan ,data cakupan program ini dapat
dilihat pada data SKDN di posyandu.,Posyandu meruapakan unit pelayanan
kesehtan di masyarakay di tingkat desa atau kelurahan ,kegiatan meja di
postyandu meliputi meja (pendaftaran ,penimbagan ,pecatatan ,penyuluhan,
pelayanan kesehatan.
SKDN merupakan interpretasi dari hasil kegiatan penimbangan balita
yang dilakukan setiap bulan di posyandu atau pos penimbangan balita dalam
bentuk histigram sederhana yang menecerminkan statatus gizi balita dengan
digambarkan dalam bentuk balik SKDN .
KMS adalah salah satu kartu yang diguanakan untuk mencatat dan
memantau perekembangan balita degan melihat garis pertumbuhan berat bada
anak dari bulan kebulan sehingga dapat diketahiu status gizi dan memantau
kesehatan dan pertumbuhan anak.
Edukasi gizi merupaka kombinasi dari strategi pendidikan disertai
lingkunagn yang mendukung atau dirancang untuk memfasilitasi konsumsi
makanan yang aman dan sehat secara sukarela,Edukasi gizi bertujuan untuk
mengkomunikasikan pesan kesehtan dan gizi dengan tujuan untuk memberi
pengetahuan ,dan untuk memperkuat dan mengubah perilaki dan praktik yang
berkaitan dengan perawatn ibu dan anak.

8
BAB 12 : Program Inovasi Gizi
Positive deficince merupakan pendektan intervensi yang digunakan dalam
mengatasi permasalahan Program Perbaikan Gizi Masyarakat adalah salah
satu program pokok Puskesmas yaitu program kegiatan yang meliputi
peningkatan pendidikan gizi, penanggulangan Kurang Energi Protein,
Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kekurangan Yaodium (GAKY), Kurang
Vitamin A, Keadaan zat gizi lebih, Peningkatan Survailans Gizi, dan
Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat.
Kegiatan-kegiatan program ini ada yang dilakukan harian, bulanan,
smesteran 6 bulan sekali dan tahunan setahun sekali serta beberapa
kegiatan investigasi dan intervensi yang dilakukan setiap saat jika ditemukan
Kejadian Luar Biasa (KLB) masalah gizi misalnya ditemukan adanya kasus
gizi buruk. Kegiatan program Perbaikan Gizi Masyarakat dapat dilakukan
dalam maupun di luar gedung Puskesmas.

2.2 Ringkasan Buku II


BAB 1 : Konsep Perencanaan
Dalam buku management fifth edition karangan James A>F Stoner dan R.
Edward Freemsn Tahun 1992 (James F stoner, 1992 ) didefenisikan bahawa
perencanaan merupakan proses pencapaian tujuan dan tindakan yang cocok
untuk mencapai tujuan tersebut. Menurut Soekirman pola pendekatan
terhadap penanggulangan masalah gizi berbeda dengan yang dilaksanakan
sampai tahun 1970-an. Pendekatan baru ini didasarkan atas emapt preoposisi
sebagai berikut.
Pertama, merskipun masalah gizi jelas merupoakan masalah kesehatan,
tetapi penanggulangan tidak efektif hanya dengan pendekatan medit atau
pendekatan sistem kesehatan saja. Kedua, masalh gizi meskipun pada
hakikatnya merupakan masalah kekurangan pangan, jawabnya tidak dengan
sendirinya berupa peningkatan prosduksi atau penyediaan pangan. Ketiga,
meskipun maslah gizi merupakan sidroma kemiskinan tetapi dalam kasus-
kasusu tertentu pemecahannya dimungkinkan tanpa haru s menunggu
perbaikan ekonomi yan pada umumnya memerlukan waktu. Keempat
mesikpiun masalah gizi termasuk dalam domain ilmu-ilmu biomedik tetapi
untuk pemecahannya memerulukan anlasa ekonomi dan manajemen.
Perencaanaan merupakan alat untuk mencapai tujuan. Perencanaan yang
telah disusun mempunyai manfaat: pendoman bagi pelaksana kegiatan yang
dituju, dapat memperkirakan terhadap hal-hal yang akan dilalui, memberi
keseimpatan untuk memilih berbaga alternatif tentang cara terbaik untuk
memilih kombinasi.
Perencanaan merupakan proses dalam pemilihan berbagai alternatif untuk
menyelesaikan masalah gizi. Dalam perencanaan gizi dan kesehatan terdiri
berbagai unsur, ciri, tujjuan dan manfaat dari perencanaan. Dalam

9
perencanaan gizi dan kesehatan terbagi ke dalam berbagai hal menurut wkatu,
sifat, luas, jangkauan dan prioritas.

BAB 2 : Perencanaan Program Gizi

Munculnya masalah gizi disebabkan oleh banyak faktor (multi causes)


oleh karena itu penanggulangannya pun harus melalui pendekatan berbagai
sektor. Determinan status gizi pada balita disebabkan karena asupan zat gizi
dan keadaan penyakit/infeksi. Dalam menggambarkan determinan status gizi,
para pakar epidomiologi telah mengembangkan berbagai model yaitu segitiga
epidemiologi yaitu model ini didasarkan bahwa munculnya penyakit atau
masalah gizi disebabkan karena tiga faktor yaitu Agent, Host dan
Envirotment. Bila ketiga faktor tersebut seimbang makan niscaya manusia
dalam keadaan sehata atu tanpa mempunyai masalah gizi.

Jaring-jaring sebab akibat, model ini dikembangkan dengan melihat bahwa


penyakit/infeksi disebbakan oleh faktor sebab-akibat. Faktor sebab bisa juga
disebut sebagai variabe; independen dan faktor akibat sebagai variabel
independen. Model ini bisa diilustrasikan menyerupai jaring-jaring sebab-
akibat. Model yang terakhir adala model roda, model ini melihat faktor sebab-
akibat menyerupai roda atau lingkaran yang tidak berujung dimana faktor
tersebut saling memperngaruhi sehingga tidak bisa diperoleh ujung dan
pangkalnya sehingga menyerupai roda atau ingkaran setan

Berbagai program gizi dilakukan melalui berbagai pendekatan yaitu


sektoral, multi sektor, pendekatan gizi dilaksanakan melalui pendekatan
paradigma baru perencanaan pangan dan gizi. Program gizi sektoral
contohnya, sektor kesehatan, sektor sosial, sektor ketahanan pangan, sektor
pendidikan.

Pendekatan multi sektor, menyadari bahwa masallah gizi muncul sebagai


akibat dari berbagai penyebab sehingga perencanaan menggunakan
pendekatan multi sektor. Disamping ini maslah pangan dan gizi bersifat multi
dimensi, oleh karena itu penanganannya harus bersifat multi dimensi, oleh
karena itu.

BAB 3 : Strategi Perencanaan Program Gizi

Dalam rangka menyusun perencanaan gizi baik tingkat mikro maupun


makro maka diperlukan strategi yang sistematis sehingga langkah-langkah
dalam perencanaan dapat dilakukan sehingga tujuan prgogram dapat dicapai.
Dalam perencanaan program gizi telah dikenal beberapa strategi. Strategi
tersebut telah diperkenalkan oleh UNICEF sejak tahun 1998 dengan konsep
Triple A Cycle.

10
Dalam melakukan penyusunan program gizi yang berbasisi data maka
komponen A pertama adalah assestment of the situation children and woman.
Unicef telah menekannya untuk melakukan assestment terhadap masslaha
gizi pada anak-anak dan ibu. Dari studi epidemiologi 1000 hari pertama
kehidupan merupakan jendela kritis dalamm meningkatkan resiko kematian
dan tampak kesehatan lainnya. Pada kegiatan assestmen, maka jenis data dan
sasaran dalam melakukan ini menjadi sangat penting. Kepiawaian dalam
menyususn proposal penting bagi perencanaan. Sebelum melakukan
pengumpulan data yang terkati dengan gizi dan kesehatan dalam penyusunan
program gizi tentutnya penting sekali dalam penetapan lokasi pengumpulan
data.

Perumusan maslaah merupakan materi yang sangat penting untuk sebuah


oengumpulan data daam rangka penelitian. Karena pada masalah akan
nampak kesenjangan antara harpan dan kenyataan yang terjadi sehingga perlu
dilakukannya penelitian tersebut. Pada perumusan tujuan pengumpulan data
maka harus bermuara dari rumusah masalah yang telah disehingga konsisten
atau sejalan. Adakalanya dalam melakukan pengumpulan data dalam rangka
penelitian diperlukan suatu hipotesis walaupun tidak mutlak. Suatu
pengumpulan data harus didukung dengan sumber pustaka yang
menggamabrkan variable yang dikumpulkan.

Landasan teori merupakan set teoir yang dipilih oleh peneleiti sebagai
tuntuttan untuk mengerjakan penelitian lebih lanjut dan juga termasuk untuk
menulis hipotesis. Landasan teori dapat terbentutuk uraian kualitaitf, model
matematis, atau persamaan-persamaan.

Berbeda dengan kerangka teori, kerangka konsep disusun sesuai pilihan


variabel yang akan diteliti, dengan berpijak pada teori yang dikembangkan
pada tinjauan pustaka. Defenisi operasional ini dimaksudkan untuk
memberikan rujuka-rujukan empiris apa saja yang dapat ditemukan
dilapangan untuk menggambarkan secara tepat konsep yang dimaksudkan
sehingga konsep tersebut dapat diamati dan diukur.

Data gizi dan kesehatan yang telah dikumpulkan dalam tahap asestment
harus dilakukan pengolahan data terlebih dahulu. Pengolahan data merupakn
salah satu langkah yang penting, karena data yang diperoleh langsung dari
pengumpulan data yang masih mentah. Langkah penelitian adalah : editing,
koding, entry data, cleaning data,

Dalam strategi perencanaan program gizi diperlukan pendekatan Triple A


meliputi Assestment of the situation of children and woman, analysisi of the
couse of the problem, action based of the analysisi and availabke resources.

11
Kegiatan intervensi yang dapat dilakukan meliputi intervensi gizi spesifik dan
intervensi gizi spesifik.

BAB 4 : Strategi Perencanaan Program Gizi

Populasi adalah keseluruhan objek yang akan atau ingin diteliti. Populasi
sering juga disebut Universe. Populasi yang tidak pernah diketahui secar
apasti jumlahnya disebut populasi infinit atau tidak terbatas, dan populasi
yang jumlahnya diketahui secara pasti (populasi yang dapat diberi nomor
identifikasi) disebut populasi finit. Sampel adalah bagian dari populasi yang
menjadi objek penelitian (sampel sedniri harfiah dari populasi yang menjadi
obejk penelitian. Hasil pengukuran atau karakteristik dari sampel disebut
„statistik‟.

Agar hasil yang diperoleh pada sampel dapat mewakili populasi maka
diperlukan besar sampel dan cara pengambilan sampel secara benar. Sebelum
dilakukan analisis maka data yang dikumpulkan meliputi status gizi,
konsumsi makanan, infeksi atau penyakit, perilaku higienis harus diolah
terlebih dahulu. Proses pengolahan data tergantung pada jenis data yang
dikumpulkan.

BAB 5 : Indikator Gizi dan Kesehatan

Pemahaman indikator dalam perencanaan program gizi penting bagi


mahasiswa agar supaya rencana atau kegiatan yang telah dilakukan dapat
diketahui keberhasilannya. Keberhasilan suatu rencana atau kegiatan program
gizi sangat erat kaitannya dengan indikator gizi dan kesehatan. Indikator
adalah menurut KBBI suatu yang dapat memberi petunjuk atau keterangan.
Sedang defenisi yang telah dikembangkan oleh WHO adalah variabel yang
membantu kita dalam mengukur perubahan-perubahan yang terjadi baik
secara langsung maupun tidak langsung.

Di bidang gizi indikator ini digunakan untuk mengukur


ketidakseimbangan gizi yang mengakibatkan gizi kurang dan kelebihan berat
badan. Sedangkan indikator Kesehatan adalah karakteristik individu, populasi
atau lingkungan yang dilakukan pengukuran dan dapat digunakn untuk
menggambarkan satu atau lebih aspek kesehatan seseorang atau populasi.

Dalam memudahkan mengingat pesyaratan apa saja yang harus


dipertimbangkan dalam menetapkan indikator, disampaikan rumusan dalam
istilah SMART yaitu simple, measurable, attitudle, reliable dan timely.

BAB 6 : Evaluasi Program Gizi

12
Evaluasi intervensi gizi dilakukan terhadap intervensi kekurangan gizi atau
kekurangan gizi mikro yang lain. Kekurangan gizi yang disebutkan mengarah
pada defisiensi vitamin dan mineral. Evaluasi merupakan bagian yang penting
dari proses manajemen karena dengan adanya evaluasi akan diperoleh umpan
balik terhadap program atau pelaksana kegiatan. Evaluasi sebuah program
adalah pengumpulan dan penggambaran sistematis dan penggunaan informasi
untuk menilai kebenaran analisis situasi, menilai secara kritis sumber daya
dan strategi yang dipilih. Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk
kegiatan evaluasi yakni : (a) menetapkan atau memformulasikan tujuan
evaluasi, (b) menetapkan kriteria yang akan digunakan dalam keberhasilan
program, (c) menetapkan cara atau metode evaluasi yang akan digunakan, (d)
melaksanakan evaluasi, (e) menentukan keberhasilan program yang
dievaluasi berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, (f) menyusun
rekomendasi atau saran-saran tindakan lebih lanjut terhadap program
berikutnya. Tujuan dari evaluasi program gizi yaitu, membantu perencanaan
gizi dimasa yang akan datang, mengetahui apakah sarana yang tersedia
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, menentukan kelemahan dan kekuatan
dari pada program gizi, membantu menentukan strategi, mendapatkan
dukungan dari sponsor, motivator. Intervensi gizi juga memiliki beragam
jenis yakni: a. Suplementasi, melibatkan penyediaan makanan tambahan atau
gizi spesifik pada makanan normal populasi berisiko tinggi. b. fortifikasi,
dirancang untuk mengenalkan gizi yang kurang atau tidak memadai kedalam
makanan dengan menambahkannya ke makanan yang umum dikonsumsi. c.
Pendidikan gizi, berfokus/dirancang untuk mendidik kelompok masyarakat
tentang pentingnya untuk meningkatkan asupan makanan bergizi
menggunakan bahan pangan lokal yang tersedia. d. program keluarga harapan
atau conditional cash transfers. Semua strategi yang dimulai dari perencanaan
program gizi, penentuan sasaran program, pelaksanaan program gizi dan
pemantauan intervensi gizi yang berbasis masyarakat menuntut kemampuan
dan evaluasi yang sempurna.

BAB 7 : Pertumbuhan Balita

Sasaran dari program gizi secara umum ini ditunjukkan untuk


meningkatkan status gizi dan kesehatan pada kelompok rawan yaitu balita,
ibu hamil dan ibu menyusui. Istilah pertumbuhan ialah bertambahnya ukuran
dan jumlah sel serta jaringan interseluler. Pertumbuhan pada balita secara
antropometri diukur beberapa parameter yang telah digabungkan menjadi
suatu indeks yaitu, TB/U, BB/U, BB/TB dan IMT/U. perkembangan adalah
bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks sehingga
bersifat kualitatif yang pengukurannya jauh lebih sulit dari pada pengukuran
pertumbuhan. Tahapan tumbuh kembang anak terjadi secara teratur dan
bervariasi mulai dari konsepsi sampai dengan masa dewasa. Tahapan tumbuh

13
kembang anak yaitu, masa pranatal atau masa intra uterin (masa janin
didalam kandungan) yang dibagi menjadi dua : masa embrio dan masa fetus.
masa postnatal atau masa setelah lahir dari beberapa periode : masa neonatal
(0-28 hari), masa bayi, masa pra sekolah (2-6tahun), masa sekolah atau masa
pubertas (wanita 6-10tahun dan laki-laki 8-12tahun), masa adolesensi atau
masa remaja (12-20tahun). Secara umum pertumbuhan pada manusia
mengikuti pola pertumbuhan umum yaitu tinggi badan dan otot. Ada 4 pola
kurva pertumbuhan yaitu : 1. Pola pertumbuhan umum, 2.pola pertumbuhan
organ limfoid, 3. Pola pertumbuhan otak dan kepala, 4. Pola pertumbuhan
organ reproduksi. Pola pertumbuhan umum yang terjadi pada anak adalah
tinggi badan, pada anak dibawah 2tahun pertambahan tinggi badan
berlangsung sangat cepat selanjutnya menetap sampai pada masa pubertas
karena pengaruh hormon. Organ limfoid secara cepat mengalami
pertumbuhan sehingga pada usia sekitar 12tahun mencapai 200% dan
berangsur menurun lagi sampai usia dewasa menjadi 100%. Pola
pertumbuhan otak dan kepala terjadi paling cepat dibandingkan dengan pola
pertumbuhan yang lain. Pola pertumbuhan organ reproduksi dan
perkembangan organ kelamin pertumbuhannya sangat lambat, baru pada
masa pubertas terjadi percepatan. Manfaat dari standar pertumbuhan baru
meliputi hal-hal sebagai berikut: standar baru menetapkan bayi yang disusui
sebagai model pertumbuhan dan perkembangan bayi normal, standar baru
lebih dini dan sensitif untuk mengidentifikasikan anak pendek dan anak
gemuk, standar baru seperti IMT sangat berguna untuk mengukur
kegemukan. Dalam pengukuran antropometri maka akan diukur beberapa
parameter yang dihubungan satu dengan yang lainnya menjadi indeks. Dalam
penyajian indeks antropometri dikenal dengan 3 cara yaitu, standar deviasi
unit atau z skor, persen median dan persentil. Saat membuka pakaian anak
untuk ditimbang, kemungkinan dapat terlihat tanda-tanda klinis kurang gizi
tingkat berat. Penting untuk mengetahui tanda klinis marasmus maupun
kwashiorkor. Marasmus adalah dimana keadaan kurang gizi tingkat berat
yang ditandai dengan anak yang sangat kurus dengan penampilan tulang
berbalut kulit, berat badan menurut umur dan berat badan menurut
panjang/tinggi biasanya sangat rendah. kwashiorkor adalah suatu keadaan
dimana terjadinya penurunan berat badan tetapi tidak jelas karena ada edema
(bengkak akibat banyaknya caira dalam jaringan tubuh). marasmus
kwashiorkor adalah dimana keadaan campuran yang disebabkan oleh
marasmus dan kwashiorkor ditandai dengan perubahan pada kulit dan rambut
atau ada edema seperti pada penderita kwashiorkor. Edema pada kedua
punggung kaki merupakan suatu tanda bahwa seorang anak memerlukn
rujukan, meskipun tanda-tanda klinis kwashiorkor lainnya tidak dapat terlihat.
Untuk memeriksa edema, tekankan ibu jari dengan lembut pada punggung
kaki beberapa detik.

14
BAB 8 : Advokasi Program Gizi

Advokasi adalah tindakan yang diarahkan untuk mengubah kebijakan,


posisi atau program dari semua jenis institusi, dengan demikian maka pada
kegiatan advokasi menyangkut 2hal pokok yaitu data dan informasi. Data
yang telah dikumpulkan dalam program gizi menyangkut pada determinan
status gizi pada balita sesuai dengan kerangka konsep yaitu asupan pangan,
keadaan penyakit, pola asuh, sanitasi dan lingkungan serta keadaan sosial
ekonomi keluarga. Advokasi menempatkan masalah pada agenda,
memberikan solusi untuk masalah itu dan membangun dukungan untuk
bertindak atas masalah dan solusi. Advokasi bertujuan untuk mengubah
organisasi secara internal atau mengubah seluruh sistem. Strategi advokasi
meliputi lobi, pemasaran sosial, informasi, pendidikan dan komunikasi,
pengorganisasian masyarakt dan taktik lainnya. Setelah proses advokasi yang
efektif dilakukan dan berhasil mempengaruhi pengambilan keputusan dan
implementasi kebijakan maka hal ini telah : mendidik pemimpin,
mereformasi kebijakan, menciptakan struktur dan prosedur pengambilan
keputusan yang lebih demokratis terbuka dan akuntabel. Ada 8 elemen yang
mempengaruhi advokasi: memilih tujuan advokasi, data untuk advokasi,
mengidentifikasi audiensi advokasi, mengembangkan dan menyampaikan
pesan advokasi, membangun koalisi, membuat presentasi persuasif,
penggalangan dana untuk advokasi, mengevaluasi upaya advokasi. Dalam
proses advokasi ada proses dinamik advokasi sebagai berikut: tahap pertama
mengidentifikasi suatu isu untuk tindakan kebijakan, tahap kedua adalah
formulasi solusi secepat mungkin, tahap ketiga adalah membangun kemauan
politik untuk bertindak atas masalah dan solusinya merupakan inti dari
advokasi, tahap keempat adalah tindakan kebijakan dan tahap kelima yaitu
tahap akhir adalah evaluasi.

BAB 9 : Pemberdayaan Masyarakat

Dalam peraturan menteri kesehatan nomor 65/2013 beberapa istilah yang


terkait dengan pemberdayaan masyarakat adalah community development
(pembangunan masyarakt) dan community-based development
(pembangunan yang bertumpu pada masyarakat). Pemberdayaan masyarakat
dibidang kesehatan adalah proses pemberian informasi kepada individu,
keluarga atau kelompok secara terus menerus dan berkesinambungan
mengikuti perkembangan klien, sera proses membantu klien, agar klien
tersebut berubah dari tidak tau menjadi tahu atau sadar. Dalam melaksanakan
pemberdayaan masyarakat maka ada beberapa prinsip yang harus
diperhatikan yaitu : kesukarelaan yang dimana kegiatan tersebut tidak ada
unsur pemaksaan. Otonom, kemampuan untuk mandiri atau melepaskan diri
dari ketergantungan yang dimiliki oleh setiap individu. Keswadayaan yaitu

15
kemampuan untuk merumuskan melaksanakan kegiatan dengan penuh
tanggung jawab. Partisipatif yaitu keikutsertaan semua pemangku
kepentingan sejak pengambilan keputusan hingga pemanfaatan hasil-hasil
kegiatan. Egaliter, yang menempatkan semua pemangku kepentingan dalam
kedudukan yang setara. Demokratis, yang memberikan hak kepada semua
pihak untuk mengemukakan pendapatnya. Keterbukaan, yang dilandasi
kejujuran, saling percaya, dan saling memperdulikan. Kebersamaan, untuk
saling berbagi rasa, saling membantu dan saling mengembangkan sinergisme.
Akuntabilitas, yang dapat dipertanggung jawabkan dan terbuka untuk diawasi
oleh siapapun. Desentralisasi, yang memberikan kewenangan kepada setiap
daerah otonom untuk mengoptimalkan sumber daya kesehatan bai sebesar-
besar kemakmuran masyarakat. Strategi pemberdayaan masyarakat bidang
kesehatan dan gizi mencakup sebagai berikut: pemberdayaan masyarakat
merupakan suatu upaya dalam peningkatan kemampuan masyarakat guna
meningkatkan kesehatannya dan status gizi masyarakat, mengembangkan diri
dan memperkuat sumber daya yang dimiliki untuk mencapai kemajuan
dibidang gizi. Strategi yang dapat digunakan untuk pemberdayaan masyarakat
bidang kesehatan mencakup peningkatan kesadaran masyarakat,
pengembangan/pengorganisasian masyarakat, peningkatan upaya advokasi,
penggalangan kemitraan dan partisipasi lintas sektor, peningkatan
pemanfaatan potensi dan sumber daya berbasis kearifan lokal.

16
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pembahasan Isi Buku

Berdasarkan hasil dri buku yang telah penulis review, kedua buku ini
membahas tentang menajemen program gizi dimana setelah mempelajari
materi dalam buku ini mahasiswa memilki kemampuann untuk melakukn
perencanaan intervensi gizi yang dapat dilakukan pada tingkat mikro untuk
tingkat kecamatan , desa atau masyarakat tertentu.

Didalam kedua buku ini juga membahas tentang pengertian perencanaan,


tujuan perencanaan dan jenis-jenis perencanaan dan demikian juga
mahasiswa dapat dimampukan menyususn perencanaan program gizi dalam
perencanaan kegiatan berdasarkan masalah yang ditemui di masyarakat
disuatu wilayah.

Didalam buku bahan ajar ini juga, berisi metode perencanaan intervensi
gizi masyarakat yang mengadopsi metode perencanaan Objective Project
Planning ( OOPP) yang telah banyak digunakan didalam beberapa institusi
kerena pendekatannya berbassi data , bersifat partisifatif , tahapan terstruktur
dan sistematis serta dokumentasi .

3.2 Kelebihan Buku


Buku Utama
 Buku ini sudah memilki kelengkapan data
 Buku ini membahas lebih mendalam kepada metode pelaksaan intervensi
gizi dimasyarakat yang lebih mendalam kepada metode penelitian yang
ter Standar ( PAGT)
 Materi yang dijelaskan dalam buku ini sangat mudah dipahami karena
pengunaan kata yang lebih mudah dipahami sehingga tidak membuat
pembaca kebingungan
 Buku ini membahas metode intervensi gizi secara bertahap dan berurutan
sehingga mudah dijadika referensi perkuliahan
 Buku ini memberikan materi bagaimana cara intervensi gizi yang sesuai
dengan standar atau sesuai dengan OOPP .
 Buku ini mengajarkan baaimana didalam penelitian dapat diketahui akar
penyebab masalah kesehatan didalam masyarakat itu sendiri.
 Buku ini juga menjelaskan bagaimana cara yang tepat menganalisis
masalah gizi serta penyebabnya
 Isi didalam buku diberikan bukti nyata berdasarkan data yang pernah
diteliti sebelumnya.

17
Buku Pembanding
 Buku ini juga memilki kelengkapan data
 Buku membahas tentang konsep perencanaan penelitian gizi yang
bertujuan sesuai dengan masalah yang ditemukan didalam masyarakat.
 Mengajarkan tentang bagaimana penelitian yng sesuai dengan bidang
ilmu gizi
 Buku ini juga mengajarkan bagaiamana cara penangan masalah gizi yang
sesuai dengan indikator dalam kemajuan pembangnan nasional
 Buku ini juga menjelaskan bagaimana tingkat perencanaan lokal yang
secara jelas memasukkan gizi dalam tujuan
 Buku menjelaskan survey lapangan yan tepat dan strategi penelitian yang
tepat.

3.3 Kelemahan Buku


Buku Utama
 Buku ini tidak memilki gambar atau grafik yang dapat membantu pemca
agar lebih memahami isi buku
 Buku ini tidak memilki rangkuman materi diakhir bab buku tersebut
 Buku ini tidak memberikan contoh penelitian sehingga bisa kemungkinan
ketika mahasiswa belajar sendiri tidak paham dengan isi buku

Buku Pembanding

 Buku ini tidak menjelaskan metode penelitian gizi terstandar


 Hanya menguraikan metode penelitian gizi yang secara umum tanpa
memberikan gambaran
 Materi didalam buku sedikit sulit karena tidaak ada gambaran penelitian
dalam buku

18
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Setelah penulis merivew buku ini, ternyata buku ini merupakan referensi
yang tepat untuk dipakai dalam proses perkuliahan yang efektif .metode
perencanaan intervensi gizi yang dijelaskan didalam buku ini merupakan
metode intervensi gizi masyarakat yang mengadopsi metode perencanaan
Objective Oriented Project Planning ( OOPP) yang telah banyak digunakan
juga didalam banyak intitusi karena pendekatan yang digunakan didalam
buku ini melibatkan pihak terkait, terstruktur dan sistematis serta
dokumentasi.

Hal ini menjamin keterlacakan dan akuntabilitas . selain itu metode


perencanaan juga berjalan dengan konsep asuhan gizi terstandar yang dapat
dipahami oleh mahasiswa yang disebut NCP ( nutritional Care Proses)

Dalam penyusunan suatu perencanaan gizi baik tingkat mikro maupun


tingkat makro maka diperlukan strategi yang sistematis sehingga langkah-
langkah dalam perencanaan dapat dilakukan sehingga tujuan program dapat
diicapai. Dalam perencanaan program gizi juga ternyata diperlukan starategi
sehingga dapat mencapai tujuan dan sasaran yang ingin dicapai peneliti.

4.2 Saran
Untuk pembaca senoga makalah in dapat digunakan sebagai referensi
untuk memahami bagian penting dalam buku yang telah direview . buku ini
juga telah banyak digunakan oleh intitusi yang ada di Indonesia sehingga buku
yangtelah direview ini sangat bermanfaat dan sangat baik digunakan untuk
referensi pembelajaran yang efektif dan buku ini juga sangat bagus digunakan
untuk menyusun strategi penelitian yang efektif.

Rekomendasi Perbaikan Buku

Setelah merivew buku ini banyak kekurangan yang telah ditemukan


penulis makalah ini sehingga ada baiknya pada buku utama di lampirkan
gambar peneltian sehingga lebih memudah kan seseorang dalam memahami
isi buku sedangkan untuk buku pembanding dilampirkan juga bagaimana
konsep penelitian yang baik dan terstandar sesuai asuhan gizi sehingga buku
ini juga dapat lebih mudah dipahami pembaca.

19
DAFTAR PUSTAKA

Harjatmo, Titus Priyo. 2018. Perencanaan Program Gizi. Jakarta: Sagung Seto.

Wirawan, Nia Novita., Rahmawati, Widya., dkk. 2018. Metode Perencanaan


Intervensi Gizi di Masyarakat. Malang: UB Press.

20

Anda mungkin juga menyukai