Laporan Kemajuan
Laporan Kemajuan
Laporan Kemajuan
Pada hari ini Senin tanggal Dua puluh enam bulan Agustus tahun Dua ribu sembilan belas,
bertempat di Ruang Pertemuan SMK Negeri 2 Pekalongan, Jln. Perintis Kemerdekaan No. 29
Pekalongan, yang bertanda tangan di bawah ini :
Pasal 1
PIHAK PERTAMA menyerahkan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima laporan
kemajuan hasil Pekerjaan Bantuan Pengembangan Teaching Factory SMK Negeri 2 Pekalongan
yang telah selesai dilaksanakan sesuai dengan :
1. Perjanjian Kerjasama Bantuan Pengembangan Teaching Factory tahun anggaran 2019 antara
Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan Pembinaan SMK Subdit Kurikulum, Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan dan Kepala SMK Negeri 2 Pekalongan, Nomor :
7795/D5.3/KU/2019, Tanggal 25 April 2019.
2. Laporan Kemajuan Hasil Pekerjaan Bantuan Pengembangan Teaching Factory SMK mulai
tanggal 14 mei 2019 sampai dengan 29 Agustus 2019
Pasal 2
Jenis Pekerjaan Bantuan Pengembangan Teaching Factory SMK sebagaimana tertuang dalam surat
perjanjian.
Pasal 3
Apabila dikemudian hari diketemukan hasil pekerjaan yang sudah diperiksa dan diserah terimakan
masih terdapat pekerjaan yang belum sesuai dengan ketentuan pada Surat Perjanjian/kontrak
tersebut di atas, PIHAK PERTAMA akan memenuhinya sesuai dengan kesepakatan dan
ketentuan yang berlaku.
Demikian Berita Acara Serah Terima Laporan Hasil Kemajuan Pekerjaan Bantuan Pengembangan
Teaching Factory SMK ini dibuat dan ditanda tangani untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
1. ..................................................................................... : ...................................................................
2. ..................................................................................... : ...................................................................
Mengetahui / Mengesahkan
Kepala SMK Negeri 2 Pekalongan
Puji dan syukur kita panjatkan ke khadirat Allah SWT, atas hidayah dan perkenan-Nya laporan
pelaksanaan Bantuan Pengembangan model pembelajaran Teaching faktory di SMK Negeri 2
Pekalongan telah selesai.
Laporan ini berisikan tentang hasil kegiatan : Sosialisasi Model Pembelajaran Teaching Factory,
Penyelarasan Kurikulum Kompetensi Keahlian Bisnis daring dan Pemasaran, Magang Guru di
Industri, Pelaksanaan Model Pembelajaran TEFA, Pembelajaran Industri 4.0 dan , Pengkondisian
Bahan dan Setting Bengkel SMK sesuai Standar Industri di lingkungan SMK Negeri 2 Pekalongan.
Demikian, laporan ini dibuat, kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran pelaksanaan
kegiatan ini khususnya keluarga besar SMK Negeri 2 Pekalongan , saya haturkan terima kasih.
A. LATAR BELAKANG
Teaching Factory dimaknai juga sebagai “Pabrik dalam sekolah” adalah sarana produksi yang
dioperasikan berdasarkan prosedur dan standar bekerja yang sesungguhnya untuk
menghasilkan produk sesuai dengan kondisi nyata di Dunia Usaha/Dunia Industri (DUDI) dan
tidak berorientasi mencari keuntungan.
Grand Design TeFa SMK di definisikan sebagai “suatu konsep pembelajaran di SMK berbasis
produksi (barang/jasa) yang mengacu kepada standar dan prosedur yang berlaku di DUDI
serta dilaksanakan dalam suasana seperti di lingkungan DUDI”, dalam pelaksanaannya
menuntut kemitraan pihak DUDI serta dukungan Pemerintah Daerah, orang tua murid,
masyarakat serta pihak-pihak terkait lainnya.
Diterapkannya pembelajaran berbasis produksi model TeFa pada Kompetensi Keahlian Bisnis
Daring dan Pemasaran, SMK Negeri 2 Pekalongan maka lingkungan, ekosistem dan atmosfir
sekolah dikondisikan seperti keadaan di DUDI. Di luar kegiatan pembelajaran, sekolah dan
peserta didik wajib melakukan kegiatan proses produksi berupa layanan jasa perdagangan
terhadap masyarakat.
Penerapan pola pembelajaran Teaching Factory merupakan sinkronisasi dunia pendidikan
kejuruan dengan dunia industri, sehingga terjadi check and balance terhadap proses
pendidikan pada SMK untuk menjaga dan memelihara keselarasan (link and match) dengan
kebutuhan pasar kerja.
Kualitas guru pada kompetensi keahlian di SMK, saat ini menjadi trending topic
permasalahan yang belum menemukan jalan keluarnya, dimana mayoritas dari mereka
masih kurang memiliki pengalaman kerja industri yang memadai. Melalui pembelajaran pola
Teaching Factory yang hakekatnya memboyong sistem industry sebagai pendekatan
pembelajaran di SMK diharapkan terjadi transfer teknologi dari industry, yang pada
gilirannya kualitas guru akan meningkat.
Pola pembelajaran Teaching Factory dirancang berbasis produksi barang/jasa dengan
mengadopsi dan mengadaptasi standar mutu dan prosedur kerja industri, akan memberi
pengalaman pembelajaran kompetensi tambahan terutama soft skill seperti etos kerja
disiplin, jujur, bertanggungjawab, kreatif- inovatif, karakter kewirausahaan, bekerjasama,
berkompetisi secara cerdas dan sebagainya. Kompetensi tersebut sangat sulit diperoleh
melalui pendidikan kejuruan yang diselenggarakan secara konvensional.
LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Undang-Undang nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
3. Peraturan Presiden nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Kerja Nasional
Indonesia (KKNI).
4. Peraturan Pemerintah nomor 41 Tahun 2015 tentang Pembangunan Sumberdaya
Industri.
5. Instruksi Presiden nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK.
6. Peraturan Kuasa Pengguna Anggaran Satuan kerja Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah kejuruan No. NOMOR : 1156/D5.3/KU/2019 Tentang Pentunjuk Pelaksanaan
bantuan Pemerintah Teaching Factory Tahun 2019
7. Perjanjian Kerjasama Bantuan Pengembangan Teaching Factory tahun anggaran 2019
antara Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan Pembinaan SMK Subdit Kurikulum,
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan dan Kepala SMK Negeri 2
Pekalongan, Nomor 7795/D5.3/KU/2019, Tanggal 25 April 2019.
B. TUJUAN
Membekali lulusan Kompetensi Keahlian Bisnis Daring dan Pemasaran - SMK Negeri 2
Pekalongan dengan kompetensi teknis yang utuh dan riil serta karakter kinerja yang sesuai
dengan kebutuhan dunia kerja, berjiwa wirausaha serta memiliki kesiapan untuk memasuki
dunia kerja dan atau mengembangkan usaha secara mandiri, sehingga terjadi peningkatan
kebekerjaan lulusan SMK.
Secara rinci tujuan Teaching Factory adalah sebagai berikut :
1. Membekali lulusan agar siap kerja dan menjadi pelaku wirausaha.
2. Menumbuhkembangkan kreativitas siswa Kompetensi Keahlian Bisnia Daring dan
Pemasaran dalam menghasilkan layanan jasa sesuai dengan kompetensinya.
3. Membekalkan keterampilan sesuai yang dibutuhkan dalam dunia kerja.
4. Memperluas cakupan peluang kerja bagi lulusan SMK.
5. Memfasilitasi siswa memulai usaha (star up) secara mandiri dan atau berkelompok
sesuai dengan kompetensi keahliannya
6. Menanamkan etos dan budaya kerja DUDI.
C. HASIL YANG DIHARAPKAN
Hasil yang diharapkan melalui kegiatan ini adalah sebagai berikut.
1. Adanya Keselarasan antara Kompetensi Lulusan Kompetensi Keahlian Bisnis Daring dan
Pemasaran dengan kompetensi yang dibutuhkan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).
2. Terselenggaranya model pembelajaran Teaching Factory.
3. Meningkatnya hubungan kerjasama dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI);
4. Meningkatnya kemampuan siswa dalam menghasilkan produk (barang/jasa) sesuai
dengan standar pasar.
5. Terbangunnya mekanisme pasar antara produk barang/jasa Teaching Factory dengan
pelanggan.
BAB II :
KONSEP TEACHING FACTORY
A. PENGERTIAN
Teaching factory dapat didefinisikan sebagai model pembelajaran berbasis industri (produk
dan jasa) melalui sinergi sekolah dengan DUDI untuk menghasilkan lulusan yang kompeten
sesuai dengan kebutuhan pasar. Model pembelajaran berbasis industri berarti bahwa setiap
produk praktik yang dihasilkan adalah sesuatu yang berguna dan bernilai ekonomi atau daya
jual dan diterima oleh pasar. Sinergi antara SMK dengan industri merupakan elemen kunci
sukses utama dalam teachingfactory, dimanaTeaching factory akan menjadi sarana
penghubung untuk kerjasama antara sekolah dan industry
B. TUJUAN
Meningkatkan kesiapan kerja, menyelaraskan kompetensi dan membangun berkarakter kerja
lulusan SMK sesuai tuntutan dunia Usaha dan Industri (DUDI) melalui proses pembelajaran
berbasis produk/jasa (rekayasa Perangkat Pembelajaran) yang diselenggrakan di lingkungan,
suasana, tatakelola dan aturan standar DUDI atau tempat kerja/usaha sebenarnya
C. PRINSIP – PRINSIP MODEL PEMBELAJARAN TEFA
1. Perangkat pembelajaran dirancang berbasis produk/jasa sesuai dengan kebutuhan
masyarakat pada umumnya.
2. Siswa terlibat sepenuhnya secara langsung dalam proses pembelajaran berbasis
produksi, sehingga kompetensi siswa terbangun melalui pengalaman pribadi dalam
membuat, mengerjakan dan atau menyelesaikan produk/jasa berdasarkan standar,
aturan dan norma-norma kerja di DUDI.
3. Sesuai dengan tingkatannya, perangkat pembelajaran dirancang dengan berorientasi
pada pembuatan produk/jasa sesuai faktor psikologi peserta didiknya (CBT – PBT)
sehingga mampu meningkatkan kompetensi, meningkatkan kesiapan kerja dan
membangung karakter kerja serta peserta didik sesuai kebutuhan DUDI.
4. Sertifikasi kompetensi siswa dapat atau dimungkinkan diterbitkan disetiap tingkatan
kompetensinya sesuai dengan KKNI yang telah diselesaikan.
5. Fungsi dan keberadaan semua sumber daya sekolah mulai dari fasilitas, tenaga
pengajar, staff, bahan dan tata kelola dioptimalkan pembedayaannya untuk membangun
lingkungan dan suasana DUDI atau tempat kerja/usaha yang sebenarnya.
6. Pelaksanaan kegiatan layanan jasa bersifat nirlaba/non-profit karena merupakan bagian
dari proses pembelajaran TeFa yang dilakukan oleh siswa.
7. Pemanfaatan produk/jasa hasil pembelajaran berbasis TeFa dilakukan sesuai dengan
ketentuan dan aturan yang berlaku.
D. CIRI-CIRI SMK MODEL PEMBELAJARAN TEFA
1. Produk baik barang maupun jasa selaras dengan kompetensi keahlian dan dibutuhkan
masyarakat pada umumnya, dibuat oleh siswa dengan kualitas standard DUDI (mutu,
proses, waktu pengerjaannya), layak pakai dan jual.
2. Pengerjaan dan penyelesaian pembuatan barang atau jasa seluruhnya telah
menggunakan perangkat pembelajaran yang dirancang khusus untuk pembelajaran
model TeFa (silabus, RPP, Instrument penilaian, Lembar pembelajaran dan Jadwal blok).
3. Worksop/ruang praktek/bengkel/lahan untuk melaksanakan model pembelajaran TeFa
telah dikondisikan sesuai dengan standar DUDI atau tempat kerja/usaha sebenarnya
termasuk lingkungan, suasana, tatakelola dan aturannya (SOP).
4. Adanya organisasi dan sistem manajemen produksi (analisa produk, proses, evaluasi,
pengembangan/inovasi produk dan penyimpanan/pemanfaatan produksi baik barang
maupun jasa) internal maupun eksternal memenuhi kebutuhan masyarakat.
5. Mempunyai sistem atau tata kelola pemanfaatan produk baik barang maupun jasa
(outlet, business center, show room, pemasaran daring/online atau strategi lainnya.
6. Bermitra atau berpartner kerja dengan DUDI yang sesuai dengan kompetensi keahlian
TeFa.
BAB III
PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN PENGEMBANGAN TEFA
SMK Negeri 2 Pekalongan telah melaksanakan lebih dari 50% Rencana Penggunaan Dana Bantuan
Pengembangan Teaching Factory tahun 2019 yaitu 5 (Lima) dari 7 (Tujuh) kegiatan yang
direncanakan.
Bantuan Pengembangan Teaching Factory Tahun 2019 sangat membantu SMK Negeri 2
Pekalongan dalam melaksanakan pembelajaran berbasis produk/jasa sehingga diharapkan dapat
mencetak lulusan yang siap kerja.