Cara Pembuatan Kecap
Cara Pembuatan Kecap
Cara Pembuatan Kecap
Kedelai yang telah dibersihkan, dicuci lalu direndam dalam air selama 1 malam.
Tujuan dari pencucian ini adalah untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang masih melekat
atau tercampur dengan biji kedelai.
Kedelai harus terendam seluruhnya untuk menekan (menghambat) pertumbuhan
mikroorganisme, khususnya bakteri pembentuk spora yang biasa terdapat dalam kedelai.
3. Perebusan
Setelah dilakukan perendaman selanjutnya direbus dalam panci. Lama perebusan
berkisar antara 1 – 2 jam. Tujuan dari perebusan ini untuk mendapatkan biji biji kedelai yang
lunak dan kulitnya mudah dikupas.
Selain itu, untuk menginaktifkan senyawa yang dapat menggangu kesehatan seperti
antitripsin, saponin, glikosida, dan alkaloida, untuk memudahkan pertumbuhan kapang,
meningkatkan daya cerna (digestibility) kedelai sehingga komponen-komponen kedelai
menjadi lebih mudah diuraikan dan dilarutkan selama proses fermentasi. Lamanya perebusan
sangat berpengaruh terhadap kedelai itu sendiri, apabila terlalu singkat dapat menyebabkan
jamur kurang bisa tumbuh sehingga penguraian dan pelarutan komponen kedelai tidak
optimum dan sebaliknya apabila terlalu lama dapat mengakibatkan terjadinya pelarutan zat-
zat gizi ke dalam air rebusan.
4. Penirisan dan Pendinginan
Setelah proses perebusan, kemudian kedelai ditiriskan dan didinginkan dengan cara
diangin-anginkan diatas tampah, maksud dari proses ini untuk menyesuaikan bahan pada
suhu optimum sekitar 30°C dan mengurangi kadar air agar mudah ditumbuhi kapang. Bila
kedelai masih dalam kondisi panas maka ragi yang ditebar di atasnya akan mati sehingga
tidak dapat tumbuh. Pemberian ragi harus sesuai jumlahnya dengan banyaknya kedelai, agar
tidak menimbulkan kegagalan jamur yang tumbuh.
5. Penjamuran
Setelah kedelai dingin dilakukan penjamuran menggunakan laru kecap dengan
perbandingan 1 kg bahan membutuhkan 1 gram laru jenis Rhizopus. Sp. Menggunakan jenis
jamur tersebut memiliki aktifitas proteolitik dan amilolitik yang tinggi, mudah tumbuh serta
mampu menghasilkan rasa dan aroma kecap yang khas.
6. Penggaraman
Biji kedelai yang telah berjamur dimasukan dalam larutan garam 20 %. Maksudnya
mencampur 200 gram garam kedalam air 1 liter. Sebagai patokan untuk 1 kg bahan
membutuhkan 4 liter larutan garam 20 %. Tujuannya agar pertumbuhan bakteri dan yeast
dapat berlangsung dengan baik, karena menghambat mikroorganisme tertentu, yaitu
mikroorganisme proteolitik atau pembusuk dan juga pembentuk spora.
7. Penyaringan I
Selanjutnya dilakukan penyaringan dengan menggunakan kalo. Hasil utamanya
berupa filtrat, sedangkan hasil sampingnya berupa ampas. Untuk memisahkan dengan
substrat yang masih utuh.
8. Perebusan II
Sebelum direbus, kedalam filtrat ditambahkan gula kelapa yang dicairkan, bumbu-
bumbu penyedap dan air bersih. Sebagi patokan untuk 1 liter filtrat membutuhkan 2 kg gula
kelapa yang telah dicairkan atau larutkan dalam 0,5 liter air. Melarutkan gula dan member
rasa manis, pada kecap tersebut.
9. Penyaringan II
Selanjutnya dilakukan penyaringan II dengan menggunakan kain penyaring.
Memisahkan dengan substrat yang kecil- kecil sehingga tidak ikut dalam filtratnya.
10. Pembotolan
Pembotolan dengan menggunakan botol yang bersih. Kemudian cairan kecap
dimasukan ke dalam botol dan di tutup rapat. Bertujuan agar kecap tidak terkontaminasi
secara langsung oleh bakteri.
Catatan :
1) Pemberian jamur harus sesuai jumlahnya dengan banyaknya kedelai, agar
tidak menimbulkan kegagalan jamur yang tumbuh.
2) Setelah direbus dan ditiriskan, kedelai harus didinginkan dengan sempurna.
Bila tidak, jamur yang ditebarkan diatasnya akan mati.
3) Bahan baku untuk pembuatan kecap, selain dari kacang kedelai dapat juga
dari biji kecipir, dengan proses pembuatan yang sama.
Pembuatan keju
1. Pasteurisasi susu: dilakukan pada susu 70°C, untuk membunuh seluruh bakteri pathogen.
2. Pengasaman susu. Tujuannya adalah agar enzim rennet dapat bekerja optimal. Pengasaman
dapat dilakukan dengan penambahan lemon jus, asam tartrat, cuka, atau bakteri Streptococcus
lactis. Proses fementasi oleh streptococcus lactis akan mengubah laktosa (gula susu) menjadi
asam laktat sehingga derajat keasaman (pH) susu menjadi rendah dan rennet efektif bekerja.
Rennet adalah bakteri atau enzim tertentu yang digunakan untuk proses pengentalan.
3. Penambahan enzim rennet. Rennet memiliki daya kerja yang kuat, dapat digunakan dalam
konsentrasi yang kecil. Perbandingan antara rennet dan susu adalah 1:5.000. Kurang lebih 30
menit setelah penambahan rennet ke dalam susu yang asam, maka terbentuklah curd. Bila
temperatur sistem dipertahankan 40 derajat celcius, akan terbentuk curd yang padat.
Kemudian dilakukan pemisahan curd dari whey.
4. Pematangan keju (ripening). Untuk menghasilkan keju yang berkualitas, dilakukan proses
pematangan dengan cara menyimpan keju ini selama periode tertentu. Dalam proses ini,
mikroba mengubah komposisi curd, sehingga menghasilkan keju dengan rasa, aroma, dan
tekstur yang spesifik. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi penyimpangan seperti temperatur dan
kelembaban udara di ruang tempat pematangan. Dalam beberapa jenis keju, bakteri dapat
mengeluarkan gelembung udara sehingga dihasilkan keju yang berlubang-lubang.
Pembuatan Yogurt
1. Susu segar dipanaskan sampai suhu 90 °C dan selalu diaduk supaya proteinnya tidak
mengalami koagulasi. Pada suhu tersebut dipertahankan selama 1 jam. Pemanasan bertujuan
untuk mematikan semua mikroba yang ada pada susu seperti Mycobacterium tubercolis,
Micrococcus dll, yang dapat mengahmabt pertumbuhan bakteri starter. Disamping itu juga
untuk menurunkan kandungan air pada susu sehingga pada akhirnya akan diperoleh yogurt
dengan konsistensi yang cukup padat.
2. Setelah dipanaskan, selanjutnya dilakukan pendinginan sampai suhunya 37- 45 °C.
Pendinginan tersebut dilakukan dalam wadah tertutup. Proses ini bertujuan untuk
memberikan kondisi yang optimum bagi bakteri.
3. Setelah suhu mencapai 37-45 °C maka dilakukan inokulasi / penambahan bakteri ke dalam
susu tersebut sejumlah 50 – 60 ml/liter susu. Penambahan bakteri dilakukan dengan teknik
aseptic (di dekat api). Yang bertujuan untuk fermentasi, yaitu merubah merubah laktosa (gula
susu) menjadi asam laktat dan menurunkan keasaman susu hingga 5-5,5.
4. Setelah ditambah bakteri, selanjutnya diperam pada ruangan hangat (30-40 °C), dalam
keadaan tertutup rapat selama 3 hari. Agar bakteri dapat tumbuh dengan baik, sehingga dapat
memfermentasikan dengan baik pula.
5. Tahap selanjutnya adalah filtrasi. Hal ini dilakukan untuk memisahkan bagian yang padat /
gel dengan bagian yang cair. Pada waktu pemisahan ini diusahakan dilakukan di dekat api
sehingga bagian yang cair (sebagai stater berikutnya) terhindar dari kontaminasi. Bagian yang
padat inilah yang siap dikonsumsi (yoghurt). Bagian yang cair berisi bakteri Lactobacillus sp
yang dapat digunakan untuk menginokulasi susu yang segar.
6. Supaya yogurt lebih lezat rasanya dapat ditambah dengan potongan buah – buahan yang
segar, cocktail, nata de coco atau dibekukan menjadi es, dapat pula dicampur dengan
berbagai buah-buahan untuk dibuat juice (minuman segar).
Pembuatan oncom
1. Bersihkan kacang tanah, kemudian giling kasar kacang tanah tersebut hingga berbentuk
bungkil kacang tanah. Memudahkan untuk di pres, dan kacang tanah tidak mengandung
kotoran, dimana kotoran tersebut membawa bakteri yang tidak diinginkan.
2. Pres/tekan bungkil kacang tanah tersebut untuk menghilangkan kandungan minyak dalam
kacang tanah. Karena minyak jika di degradasi oleh bakteri akan menimbulkan bau tengik
dan menjadikan timbulnya rasa pahit.
3. Cetak bungkil kacang tanah ini menjadi bentuk lempengan bulat. Memudahkan dalam proses
penghancuran menjadi serbuk.
4. Rendam bungkil kacang tanah ini kedalam air matang selama kurang lebih 7 jam sampai
berubah menjadi serbuk oncom. Untuk melunakan partikel- partikel kacang, sehingga mudah
hancur.
5. Simpan serbuk oncom di dalam keranjang bambu supaya airnya meresap kebawah dan
diamkan semalaman. Untuk mengurangi kadar air, sehingga cocok dalam pertumbuhan jamur
yang diinginkan.
6. Kukus serbuk oncom tersebut sampai lunak, kemudian cetak menjadi bentuk persegi
panjang. Disamping itu juga dapat membunuh bakteri- bakteri yang masih ada dalam proses
yang sebelumnya.
7. Diamkan cetakan oncom tersebut selama 12 jam. Untuk memadatkan oncom yang sudah
dicetak.
8. Taburi oncom tersebut dengan ragi oncom dan alasi serta tutup potongan oncom tersebut
dengan menggunakan karung rapat-rapat. Untuk menumbuhkan kapang sehingga tumbuh
dengan baik dan tidak terkontaminasi bakteri di sekitar lingkungan.
9. Tunggu sampai tumbuh jamur di permukaan oncom
10. Setelah berjamur, potong-potong oncom sesuai selera dan letakkan diatas anyaman bambu
sampai kering.
11. Oncom siap di konsumsi
Pembuatan tape ketan
1) Cuci beras ketan hingga bersih. Untuk menghilangkan kotoran- kotoran yang masih menempel
dan mempercepat proses pengembangan.
2) Rendam selama 4-6 jam. Untuk mengembangkan beras ketan.
3) Tiriskan beras ketan yang sudah direndam, kemudian kukus hingga matang. Hal ini bertujuan
agar kadar air yang diberas berkurang, dan proses pengukusan sampai matang agar lunak
sehingga cepat terurai dalam proses fermentasi,
4) Setelah matang, dederkan nasi ketan di atas nampan/tempayan. Agar cepat dingin.
5) Kipasi hingga dingin. Untuk menghilangkan uap air.
6) Haluskan ragi hingga berbentuk serbuk-serbuk halus.
7) Setelah dingin taburkan ragi ke nasi ketan, aduk hingga rata.
8) Bungkus nasi ketan dengan daun jambu atau daun pisang. Untuk mempersiapkan proses
fermentasi
9) Simpan dalam toples, tutup rapat. Untuk mempercepat proses fermentasi, karena
lingkungannya sesuai dengan bakteri yang diinginkan. Disamping itu untuk menghindari
kontaminasi oeh bakteri lain.
10) Biarkan selama 2-3 hari. Agar proses fermentasi berjalan penguraian karbohidrat menjadi
alkohol berjalan dengan baik.