Riko
Riko
Riko
KECAMATAN SAIL
2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN
Oleh karena itu, di Kecamatan Sail diperlukan sistem penanganan air limbah
yang tepat agar air limbah yang dihasilkan tersebut dapat terkumpul, disalurkan,dan
dikelola dengan baik sehingga tidak menimbulkan dampak bagi kesehatan dan
lingkungan sekitar, berdasarkan peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kesehatan
Nomor 68 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik (Veenstra dalam
Supradata, 2005).
Sebagai Realisasi untuk sistem pembuangan air limbah di daerah pemukiman
Kecamatan Sail sebaiknya direncanakan menggunakan sistem tertutup yang jauh
lebih efisien, pembuatan sistem pembuangan air limbah yang direncanakan harus
dapat menampung dan mengalirkan limbah tersebut secara baik dan benar, agar dapat
mencegah terjadinya kontak antara kotoran sebagai sumber penyakit dengan air yang
sangat diperlukan untuk keperluan hidup sehari-hari. Sehingga, kualitas dan kuantitas
air tanah pada daerah pemukiman Kecamatan Sail dapat digunakan untuk keperluan
hidup sehari-hari sesuai dengan standar kesehatan dan baku mutu kualitas air.
Maka dari itu di Kecamatan Sail Kota Pekanbaru perlu dilakukan perhitungan
terhadap debit total air buangan hingga 20 tahun mendatang sebagai referensi dasar
dari perencanaan sistem penyaluranair limbah dan agar dapat tercipta lingkungan
yang berkualitas, sehingga membangun masyarakat yang cerdas dan juga sehat.
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan tugas besar ini adalah untuk
memperkirakan kebutuhan air di perkotaan berdasarkan jumlah penduduk yang
diproyeksikan 20 tahun mendatang dan selanjutnya akan dirancang suatu sistem
penyaluran air limbah yang sesuai dengan ketentuan dan kriteria yang berlaku di
Kecamatan Sail.
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari Tugas Besar Sistem Penyaluran Air Limbah (TB SPAL)
ini adalah membuat sebuah laporan Sistem Penyaluran Air Limbah untuk Kecamatan
Sail dengan periode 20 tahun, antara lain adalah sebagai berikut :
1. Debit total air buangan 20 tahun mendatang yang meliputi debit air
buangan domestik dan non domestik serta fluktuasi pengaliran
2. Analisa data-data yang berhubungan dengan kondisi wilayah perencanaan,
aspek fisik kota, penduduk dan tenaga kerja , social, pertanian, industri
geologi, tata guna lahan, dan perhubungan.
3. Perencanaan saluran air buangan, pemilihan bentu dan jenis pipa,
perhitungan pembebanan saluran, perhitungan dimensi pipa air buangan,
serta penanaman pipa.
TUGAS BESAR SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH
KECAMATAN SAIL
2018/2019
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
zat padat, kejernihan, bau, warna, dan temperature. Bau pada air limbah dapat
menunjukkan apakah air limbah tersebut masih baru atau telah busuk.
b. Sifat Kimia
Pada umumnya bahan kimia yang penting pada air limbah yang ada dalam air
limbah diklarifikasikan sebagai bahan organic dan anorganik. Kandungan
bahan kimia yang ada dalam air limbah dapat merugikan lingkungan melalui
berbagai cara. Bahan organic terlarut dapat menghabiskan oksigen dalam air
limbah serta akan menimbulkan rasa dan bau yang tidak sedap. Selain itu akan
lebih berbahaya jika bahan tersebut merupakan bahan beracun. Adapun bahan
kimia yang penting pada air limbah pada umumnya dapat diklasifikasikan
sebagai bahan organic anorganik, zat beracun, logam berat dan gas.
c. Pemeriksaan biologis pada air limbah untuk memisahkan apakah ada bakteri
pathogen yang berada didalamnya. Keterangan biologis ini diperlukan untuk
mengukur kualitas air terutama bagi air yang diperginakan sebagai air minum
dan untuk keprluan kolam renang. Selain itu untuk menaksir tingkat
kekotoran air limbahsebelum dibuang kebadan air. Kehidupan mikrobiologis
atara lain adalah : bakteri, jamur, gangga, protozoa, virus, dan lain sebagainya.
Bakteri tersebut meliputi bakteri yang membantu proses perombakan zat
organic maupun bakteri pathogen yang menjadi sumber kuman penyakit bagi
manusia.
Pengolahan sangat penting untuk air limbah yang akan dibuang
kelingkungan oleh sebab itu pengolahan air limbah yang kurang baik akan
dapat berakibat negatif bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat. Dampak
yang dihasilkan antara lain (Wardhana,1995) :
a. Akibat Terhadap Lingkungan
Air limbah antara lain mempunyai sifat fisik,kimia, da bakteriologis yang
dapat menadi sumber pengotor, sehingga jika tidak diolah dengan baik akan
mencemari air permukaan, tanah dan lingkungan hidup lainnya, disamping
sering menimbulkan bau yang tidak sedap serta pemandangan yang tidak
menyenangkan.
b. Akibat Terhadap Kesehatan Masyarakat
Lingkungan yang tidak sehat akibat tercemar oleh air buangan dapat
menyebabkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat. Air buangan dapat
menjadi media tempat berkembangbiaknya mikroorganisme pathogen, larva
nyamuk atau serangga lainnya yang dapat menjadi media transmisi penyakit,
terutama penyakit-penyakit yang penularannya melalui air yang tercemar.
c. Akibat Terhadap Sosial Ekonmi
TUGAS BESAR SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH
KECAMATAN SAIL
2018/2019
Lingkungan hidup manusia bukan hanya kesehatan fisik saja tetapi juga
kesehatan mental dan social. Keadaan lingkungan yang buruk menyebabkan
perasaan yang tidak nyaman dan tidak menyenangkan. Akibatnya kesehatan
manusia menjadi terganggu dan kurang produktif sedangkan perkembangan
masyarakat tergantung dari tenaga kerja yang produktif. Jika dalam
masyarakat selalu terjadi penyakit akibat pengaruh buruk lingkungan, maka
hal ini akan mempengaruhi kemampuan kerja dan keadaan social
ekonominya.
2.2 Jaringan Sistem Penyaluran Air Limbah
Kriteria yang dipergunakan pada perencanaan jaringan penyaluran air limbah
domestik untuk daerah yang akan direncanakan, didasarkan dan disesuaikan dengan
keadaan dan kondisi daerahnya, yang merupakan batasan serta parameter dalam
perencanaan teknis cara pengaliran air limbah domestik dan perhitungan lainnya.
Sistem penyaluran air limbah dapat dilakukan secra terpisah, tercampur maupun
kombinsi antara saluran air limbah dengan saluran air hujan (Masduki,2009). Ada
beberapa sistem penyaluran air buangan, yaitu :
a. Sistem Saluran Terpisah (full sewerage)
Sistem penyaluran terpisah (full sewerage) merupakan sesuatu sistem dimana
dilakukan pemisahan menyalurkan air limbah dan air hujan, yaitu dengan
mengalirkannya kedalam dua saluran yang berbeda. Air hujan dapat
disalurkan melalui saluran terbuka menuju kebadan air penerima (sungai),
sedangkan air limbah dapat disalurkan melalui saluran tertutup munuju ke
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Sistem ini banyak digunakan pada
daerah yang mempunyai range curah hujan yang cukup tinggi. Keuntungan
sistem ini adalah unit pengolahan air limbah relatif kecil dan dimensi saluran
tidak begitu besar. Sedangkan kerugiannya adalah harus dibuat dua saluran
yang berbeda, yaitu untuk air limbah dan air hujan. Sistem ini digunakan
dengan pertimbangan antara lain :
Periode musim hujan dan kemarau panjang;
Air buangan umumnya memerlukan pengolahan terlebih dahulu,
sedangkan air hujan harus secepatnya dibuang kebadan penerima;
Saluran air buangan dalam jaringan roil tertutup, sedangkan air hujan
dapat berupa polongan (conduit) atau berupa parit terbuka (ditch);
Kuantitas aliran yang jauh berbeda antara air hujan dan air buangan
domestik;
Fluktuasi debit (air buangan domestic dan limpasan air hujan) pada
musim kemarau dan musim hujan relative besar.
TUGAS BESAR SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH
KECAMATAN SAIL
2018/2019
Jenis-jenis pipa yang ada pada jaringan perpipaan air limbah (Metcalf &
Eddy,1979);
1. Pipa Persil
Pipa persil adalah pipa saluran yang umumnya terletak didalam rumah dan
langsung menerima air buangan dari instalasi plambing bangunan.
Memiliki diameter 3 inc – 4 inc, kemiringan pipa 2%. Teknis
penyambungannya dengan pipa servis, membentuk sudut 45o dan apabila
perbandingan antara debit dari persil dengan debit dengan saluran
pengumpulan kecil sekali maka penyambungnya tegak lurus.
TUGAS BESAR SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH
KECAMATAN SAIL
2018/2019
2. Pipa Servis
Pipa servis adalah pipa saluran yang menerima air buangan dari pipa persil
yang kemudian akan meyalurkan air buangan tersebut ke pipa lateral.
Diameter pipa servis sekitar6-8inc, kemiringan pipa 0,5-1%. Lebar galian
pemasangan pipa servis minimal 0,45m dengan kedalaman awal 0,6m.
Sebaiknya pipa ini disambungkan ke pipa lateral di setiap manhole.
3. Pipa Lateral
Pipa lateral adalah pipa saluran yang menerima aliran dari pipa servis
untuk dialirkan ke pipa cabang, terletak di sepanjang jalan disekitar daerah
pelayanan. Diameter awal pipa lateral minimal 8 inc, dengan kemiringan
pipa sebesar 0,5-1%.
4. Pipa Cabang
Pipa cabang adalah pipa saluran yang menerima air buangan dari pipa-
pipa lateral. Diameternya bervariasi tergantung dari debit yang mengalir
pada masing-masing pipa. Kemiringan ppa sekita 0,2-1%.
5. Pipa Induk
Pipa induk adalah pipa utama yangmenerima aliran air buangan dari pipa-
pipa cabang dan meneruskannya ke lokasi instalasi pengolahan air
buangan. Kemiringan pipanya sekitar 0,2-1%.
Keterangan;
R = Rumah 3. Pipa Lateral
1. Pipa Persil 4. Pipa Cabang
2. Pipa Servis 5. Pipa Induk
Material pipa yang biasa dipakai untuk penyaluran air limbah (Okum dan
Pogis ,1975 dalam Soeparman dan Suparmin,2002) adalah :
TUGAS BESAR SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH
KECAMATAN SAIL
2018/2019
Pembuatan
Sifon
Pipa Beton Menyambung
sambungan
rumah
TUGAS BESAR SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH
KECAMATAN SAIL
2018/2019
Untuk
Sambungan
Pipa Asbes Rumah
Semen Saluran
gravitasi
Untuk pipa
Pipa Tanah pengaliran
Liat gravitasi
Sambungan
rumah
Sambungan
rumah dan pipa
cabang
PVC Persilangan di
bawah air dan
daerah rawa
(PE)
TUGAS BESAR SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH
KECAMATAN SAIL
2018/2019
dan resapan air hujan. Dalam kondisi ideal, air yang masuk maupun keluar dari
sistem penyaluran tidak dibenarkan, tetapi infiltrasi tidak dapat dihindarkan
sepenuhnya karena hal berikut:
Jenis-jenis bahan saluran dan bahan sambungan yang digunakan.
Pengerjaaan sambungan pipa yang kurang sempurna.
Kondisi tanah dan air tanah.
Persamaan yang dipakai untuk menghitung debit infiltrasi yaitu:
Qinf = Cr.P.Qr + L.qinf
Keterangan:
Qinf =Debit infiltrasi (L/detik)
Qr =Debit rata-rata air buangan (L/detik)
qinf =Debit inflow (L/detik)
Cr =Koef.infiltrasi rata-rata daerah persil = 0.2-0.3
P =Populasi
L =Panjang lajur pipa lateral (km).
4. Debit Puncak
Debit puncak didapat dari hasil perkalian antara faktor puncak dengan debit rata-
rata. Untuk menghitung faktor puncak dari beberapa literatur diketahui sebagai
berikut:
Persamaan Babbit Fp = 5/P0.2
Persamaan Harmon Fp = 14/(4+p0.5)
Persamaan Fair & Geyer Fp = (18+(P)0.5)/(4+P)0.5)
Persamaan Melbourne & Metropolitan Board Of Works (MMBW)
Fp = (2.25+(15x106)/P1.414)1/6
Keterangan:
Fp =Faktor puncak.
P =Jumlah Penduduk.
Setelah diperoleh debit aliran puncak setiap sektor pelayanan dikali dengan
suatu faktor sehingga diperoleh debit saat penuh. Baru dilakukan dimensi pipa.
Dalam dimensi dilakukan perhitungan kemiringan tanah dengan persamaan:
St = (E1-E2)/L
Keterangan:
St = slope tanah
E1 = elevasi tanah hulu (m)
E2 = elevasi tanah hilir (m)
L = jarak (m)
Bangunan ini terdiri dari pipa dengan diameter tertentu yang sesuai dengan
diameter saluran, dan disambungkan vertikal dengan menggunakan Y connection dan
Bend kemudian bagian atasnya ditutup dengan frame yang terbuat dari tuang.
4. Bangunan penggelontor
Bangunan Penggelontor berfungsi untuk mencegah pengendapan kotoran
dalam saluran, mencegah pembusukan kotoran dalam saluran, dan menjaga kedalam
air pada saluran. Air untuk keperluan penggelontoran dapat berasal dari PAM,
penggelontor, yaitu jernih, tidak mengandung partikel padat atau kotoran dan tidak
bersifat asam atau basa. Pada waktu penggelontoran harus diperhitungkan kecepatan
gelombang aliran penggelontoran yang aman terhadap pipa ehingga dapat dicegah
pukulan air yang besar terhadap pipa atau terjadinya “water hammer”
5. Transition dan Junction
Transition adalah bangunan pelengkap yang berfungsi untukmenyambung
saluran bila terjadi perubahan diameter dan kemiringan. Sedangkan Junction adalah
bangunan pelengkap yang berfungsi untuk menyambungkan satu atau lebih saluran
pada satu titik emu dengan saluran induk. Pada pipa transition dan junction terjadi
kehilangan energi yang cukup besar, karena itu dalam perencanaan perlu
diperhatikan:
a. Pembuatan dinding harus selicin mungkin;
b. Pada junction diusahakan kecepatan aliran seragam dan peubahan arah aliran
tidak terlalu tajam;
c. Harus ada manhole untuk pemeriksaan.
6. Syphon
Syphon merupakan bangunan perlintasan aliran dengan vertikal miring.
Misalnya, bila saluran harus melintas sungai, jalan kereta api, jalan rayarendah,
saluran irigasi, lembah, dan sebagainya. Dimana elevasi dasarnya lebih rendah dari
elevasi dasar saluran riol. Kriteria perencanaan :
Dimeter minimum 15 cm namun untuk memeberikan kecepatan yang lebih
tinggi diameter bisa lebih kecil (minimal 10 cm) namun untuk menghindari
penyambutan syphon harus dilengapi pipa penguras (drain)
Pipa harus terisi penuh
Kecepatan pengaliran harus konstan agar mampu meghanyutkan kotoran atau
buangan padat, kecepatan desain biasanya lebih besar (0,6-0,9)m/detik.
Dibuat tidakterlalu tajam agar mudah dalam hal pemeliharaan
Perencanaan harus memeprtimbangkan debit minumum, rata-rata, dan
maksimum
Pada awal dan akhir syphon harus membuat sumur pemeriksaan agar mudah
mudah untuk pembersihan.
TUGAS BESAR SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH
KECAMATAN SAIL
2018/2019
7. Tikungan / Bend
Dalam pembuatan tikungan harus diperhatikan beberapa hal, yaitu :
Dinding saluran harus selicin mungkin
Bentuk saluran harus seragam, baik radius maupun kemiringan saluran.
Untuk mempermudah pemeriksaan terhadap clogging, perlu dibuat manhole
Untuk meminimalis kehilangan energi akibat belokan,maka perlu dihindari
radius lekung belokan yang sangat pendek. Batas bentuk radius lekung dari
pusat adalah lebih besar 3 kali dari diameter saluran.
Dihindari adanya perubahan penampang milintang saluran.
8. Ventilasi
Ventilasi adalah bangunan pelengkap sistem penyediaan air buangan yang berfungsi :
Untuk mencegah terakumulasinya gas-gas yang eksplosif dan juga gas-gas
yang korosif;
Untukmecegah terlepasnya gas-gas berbau yang terkumpul pada saluran;
Untuk mencegah timbulnya H2S sebagai dekomposisi zat-zat organik dalam
saluran.
2.5 Aspek Hidrolika
1. Jenis Pengaliran
Terdapat dua jenis pengaliran didalam sistempenyaluran air limbah, yaitu
pengaliran bertekanan (under pressure flow) dan aliran tidak bertekanan. Aliran
bertekanan disebabkan oleh luar,seperti tekanan hidrolik atau pemompaan, sedangkan
aliran tidak bertekanan dilakukan dengan secara gravitasi. Dalam aliranlimbah
kondisi bertekanan hanya dijumpai pada instalasi pemompaan dan syphon, sedangkan
dalam perpipaan disyaratkan yang tidak bertekanan (Hardjosuprapto,2000).
Kondisi aliran pada sistem penyaluran air limbah dibedakan atas aliran tunak
(steady); yaitu debit tetap konstan oleh waktudan aliran tidak tunak (unsteady), bila
debit berubah dengan waktu. Walaupun aliran dalam riol umumnya tidak tunak,
analisa hidrolis alirannya disederhanakan dengan asumsi keadaan aliran tunak. Tetapi
dalam desain stasiun pompa, aliran dalam pipanya jelas aliran tidak tunak, khusus
dalam hal ini tidakboleh diabaikan. Aliran saluran terbuka, tunak, merupakan aliran
dalam pipa riol. Aliran seragam bila kecepatan dan kedalamannya teta sama dari titik
ke titik sepanjang pipa. Sebaliknya, aliran tidak seragam bila kecepatan dan
kedalamannya berubah. Aliran dalam pipa riol sering tidak seragam, namun selalu
diasumsikan seragam. Perhitungan rinci dalam pipa riol aliran tidakseragam, biasanya
hanya dilakukan untuk transisi mayor, outfalls, dan mungkin pipa utama dalam
stasiun pompa (Hardjosuprapto,2000).
2. Kedalaman Air dalam Pipa
TUGAS BESAR SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH
KECAMATAN SAIL
2018/2019
Kedalam aliran air sangat berpengaru dalam kelancaran aliran, oleh arena itu harus
ditetapkan kedalaman minimum yang harus dipenuhi dalam penyaluran air limbah.
Kedalaman air limbah ini disamakan dengan kedalaman berenangnya tinja. Di
Indonesia kedalaman berenang ditetapkan 5 cm pada pipa halus dan 7,5cm pada pipa
kasar. Jika kedalaman minimum kurang dari kedalaman berenang maka saluran
tersebut harus digelontor. Kedalaman aliran air limbah dalam saluran tidak boleh
terlalu kecil, karena dapat mengakibatkan materi air limbah yang berbentuk padat
akan tertahan, sehingga akan menyumbat aliran. Untuk menghindari hal ini, maka :
a. Pada pipa cabang dan pipa induk, kedalaman aliran diawal saluran
diperhitungkan sebesar 60% dari diameter pipa atau d/D =0,6.
b. Pada saat debit puncak, diakhir saluran d/D maks = 0,8
c. Kedalaman 7,5-10 cm untuk pipa beton, > 5 cm untuk pipa yang lebih halus
(PVC, fiberglass, dll). Kedalaman berenang adalah kedalaman yang dianggap
masih membawa partikel berenang mengikuti aliran pada saat kecepatan
minimum.
d. Pada saat debit minimum tidak tercapai kedalaman berenang maka saluran
harus diglontor.
3. Kecepatan Pengaliran
a. Kecepatan yang diajukan
Kriteria pengaliran dalam desain jalur pipa adalah dengan “Kecepatan Swa -
Bersih”(self cleaning velocity), yaitu pada waktu debit maksimum, Qpb dan
kecepatannya vpb ditetapkan antara 0.60-0.75 m/det atau lebih (menurut WHO, pada
daerah beriklim panas, dianjurkan vpb ≥ 0.90 m/det). Penetapan kecepatan vpb itu
harus dicek sewaktu kedalaman air mencapai kedalaman berenang, db
(swimmingdepth), dimana kecepatan alirannya vb, harus masih dapat menghanyutkan
pasir dankricak (grit), sehingga pasir dan kricak tidak mengendap. Dianjurkan vb>
0.30 m/det. Jika setelah ditetapkan pada Qpb, kecepatan vpb, misal 0.60 m/det, tetapi
setelah dicek ternyata kecepatan vbnya <0.30 m/det, maka penetapan vpb= 0.60
m/det itu harus diperbesar, misal vpbdiubah menjadi = 0.75 m/det, dan seterusnya,
sedemikian rupa sehingga setelah dicek lagi pada kedalaman db, harga vb sedikit >
0.30 m/det, misal 0.35 m/det. Sebaliknya, jika setelah dicek pada kedalaman db→ vb
>> 0.30 m/det, penetapan vpbdi atas dapat diperkecil (Hardjosuprapto, 2000)
5. Kecepatan penuh
Kecepatan penuh adalah kecepatan dalam keadaan pipa penuh tetapi
tanpatekanan.Dalam penyaluran tidak boleh terjadi aliran penuh, sehingga istilah
kecepatan penuhanya untuk media perhitungan. Perhitungan kecepatan penuh (Vf) ini
berguna untuk menentukan diameter pipa, kemiringan lajur pipa, dan kedalaman air
pipa. Persaman untuk kecepatan penuh adalah (Masduki, 2000):
vf = 1,364 . D0,5
Keterangan :
Vf = Kecepatan penuh (m/dt)
D = Diameter pipa (m)
7. Kontrol Sulfida
TUGAS BESAR SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH
KECAMATAN SAIL
2018/2019
3.𝐸𝐵𝑂𝐷.𝑃 2
S=[ ]
𝑍(𝑄𝑃)1/3 .𝑏
𝜏
S = 0,1094 [ 𝑅𝑚 3 ]12/16
( ) (𝑄𝑟 )( )
𝑅𝑓 8
Keterangan :