Usulan Penelitian
Usulan Penelitian
Usulan Penelitian
B. LATAR BELAKANG
Kopi adalah salah satu hasil komoditi yang memiliki nilai ekonomis
yang tinggi diantara jenis komoditi perkebunan yang ada di Indonesia. Kopi
tidak hanya berperan penting sebagai sumber devisa melainkan juga
merupakan sumber penghasilan bagi tidak kurang dari satu setengah juta jiwa
petani kopi di Indonesia (Rahardjo, 2012). Menurut Prastowo et al. (2010)
lebih dari 90% dari areal pertanaman kopi Indonesia terdiri atas kopi robusta.
Tanaman kopi robusta juga memiliki kelebihan dari pada jenis kopi jenis
lainnya, jenis kopi ini tahan penyakit, memerlukan syarat tumbuh dan
pemeliharaan yang ringan, dan produksinya jauh lebih tinggi dari pada jenis
kopi yang lainnya. Oleh karena itu kopi robusta lebih cepat berkembang
dibandingkan dengan kopi jenis lainnya.
Kecamatan Pupuan adalah salah satu wilayah penghasil kopi robusta
terbesar di Bali, menurut data Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan
Kabupaten Tabanan tahun 2016 wilayah Pupuan menghasilkan 84% atau
sekitar 5.170 ton kopi ose jenis robusta dari 6.102 ton total produksi kopi
robusta Kabupaten Tabanan. Daerah Pupuan memang terkenal sebagai salah
satu sentra penghasil kopi jenis robusta di Bali, tidak heran bila hasil kopi
robusta daerah Pupuan kian diminati oleh kalangan penikmat kopi. Pada awal
tahun 2017 Kecamatan Pupuan telah resmi mendapat sertifikat Indikasi
Geografis melalui Kementerian Hukum dan HAM dengan lima jenis kopi yang
ditanam dan diolah petani, yakni Kopi Ose Olah Basah Gerbus Kering, Kopi
Ose Olah Kering, Kopi Ose Olah Madu, Kopi Sangrai dan Kopi Bubuk yang
memiliki cita rasa excellent dengan tingkat keasaman yang kuat dan tanpa
memiliki cacat citarasa.
Desa Munduk Temu merupakan salah satu Desa penghasil kopi jenis
robusta terbesar di Kecamatan Pupuan, dengan luas lahan kopi mencapai 1.213
Ha. Desa Munduk Temu menghasilkan sekitar 445.60 ton kopi ose atau 19%
2
dari total produksi kopi ose robusta Kecamatan Pupuan pada akhir tahun 2017
(UPT Kecamatan Pupuan). Kondisi tanah serta iklim di Desa Munduk Temu
yang sesuai menjadi salah satu faktor penting dalam pengembangan tanaman
kopi robusta. Hampir seluruh masyarakat desa menggantungkan hidupnya dari
hasil perkebunan kopi robusta ini. Pada tahun 2015 hingga 2017 terjadi
penurunan terhadap hasil panen kopi robusta di wilayah Desa Munduk Temu,
ini dikarenakan pengaruh dari cuaca cukup ekstrem yang menyebabkan
penurunan produksi buah kopi pada tanaman. Selain itu, terdapat juga kendala
seperti pola pemasaran produk kopi ose yang belum efekif dan efisien
dikalangan petani sehingga menyebabkan para petani kopi diwilayah Desa
Munduk Temu masih belum memaksimalkan pendapatan mereka dari hasil
panen kopi robusta.
Sistem yang melibatkan proses produksi, pengiriman, penyimpanan,
distribusi, dan penjualan prosuk hingga sampai ke tangan konsumen disebut
dengan manajemen rantai pasok (Wuwung, 2013). Rantai pasok kopi ose
robusta secara umum meliputi petani, tengkulak, pengepul besar yang
kemudian akan dijual ke pabrik pengolahan kopi ose maupun konsumen.
Penelitian mengenai rantai pasok kopi beras di Desa Munduk Temu,
Kecamatan Pupan hingga saaat ini belum dilakukan, sehingga belum diketahui
secara pasti bagaimana aliran kopi ose robusta dari petani hingga sampai ke
tangan konsumen. Rantai pasok yang terbentuk juga belum secara tepat
diketahui apakah menimbulkan nilai tambah yang seimbang antara elemen dari
rantai pasok kopi robusta.
Nilai tambah dalam proses pengolahan produk yaitu selisih antara nilai
produk dengan nilai bahan baku serta input lainnya, tetapi tidak termasuk
tenaga kerja (Hayami, et al., 1987). Proses nilai tambah terbentuk apabila
terdapat perubahan bentuk dari produksi aslinya, sehingga pembentukan nilai
tambah ini penting untuk dilakukan oleh petani guna meningkatkan
pendapatannya. Penelitian lebih lanjut mengenai nilai tambah pada rantai
pasok kopi robusta dengan menggunakan metode Hayami di Desa Munduk
Temu, Pupuan perlu dilakukan sehingga dapat diketahui nilai tambah yang
dihasilkan pada masing-masing elemen rantai pasok kopi robusta.
3
C. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana rantai pasok kopi robusta olang kering di Desa Munduk Temu,
Pupuan Tabanan?
2. Berapakah nilai tambah pada masing-masing elemen rantai pasok kopi
robusta di Desa Munduk Temu, Pupuan, Tabanan?
3. Bagaimana alternatif rekomendasi kebijakan untuk meningkatkan nilai
tambah pada petani kopi robusta di Desa Munduk Temu, Pupuan, Tabanan?
D. TINJAUAN PUSTAKA
D1. Kopi
Kopi adalah spesies tanaman berbentuk pohon dan termasuk dalam
famili Rubiaceae, tanaman ini tumbuh tegak, bercabang dan dapat mencapai
tinggi 12 m. Kopi merupakan komoditas ekspor yang mempunyai nilai
ekonomis yang relatif tinggi di pasaran dunia (Kurniawan, 2013). Iklim
Indonesia sangat baik dan berperan dalam pertumbuhan dan produksi kopi,
hingga saat ini Negara Indonesia merupakan bagian dari Negara pengekspor
kopi dunia, jenis kopi yang banyak diekspor yaitu kopi robusta.
Tanaman kopi merupakan jenis tanaman tropis yang dapat tumbuh di
mana - mana, kecuali tempat yang terlalu tinggi dengan temperatur sangat
dingin atau daerah tandus yang tidak cocok bagi kehidupan tanaman. Indonesia
memiliki 3 jenis kopi yang dikembangkan, yaitu kopi arabika (Coffea arabica),
kopi robusta (Coffea 14 robusta), dan kopi liberika (Coffea liberica). Namun,
pada umumnya penduduk Indonesia lebih banyak menanam kopi jenis robusta,
sedangkan kopi arabika hanya ditanam berkisar 10 % (Herman, 2003).
Secara umum kandungan kimia yang terkandung didalam kopi adalah
Kafein, Ethyphenol, Quinic Acid, Dicaffeoylquinic Acid, Dimethyl Disulfide,
Acetylmethylcarbinol, Putrescine, Trigonelline, Niacin. Kopi jenis robusta
mengandung kafein dalam kadar yang jauh lebih banyak bila dibandingkan
dengan jenis kopi arabika (Kurniawan, 2013).
4
E. TUJUAN PENELITIAN
1. Mengetahui rantai pasok kopi robusta di Desa Munduk Temu, Pupuan,
Tabanan.
2. Mengetahui nilai tambah pada masing-masing elemen rantai pasok kopi
robusta di Desa Munduk Temu, Pupuan, Tabanan.
3. Membuat alternatif rekomendasi kebijakan untuk meningkatkan nilai
tambah pada petani kopi robusta di Desa Munduk Temu, Pupuan, Tabanan.
F. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bahan Informasi dan perencanaan jaringan distribusi kopi robusta di Desa
Munduk Temu, Pupuan, Tabanan.
2. Sebagai alternatif dalam mengambil kebijakan guna meningkatkan
kesejahteraan petani kopi
12
G. METODE PENELITIAN
G.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Munduk Temu Kecamatan
Pupuan Kabupaten Tabanan Bali. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja
(purposive) dengan mempertimbangkan Desa Munduk Temu merupakan salah
satu sentra penghasil kopi robusta yang berada di Kecamatan Pupuan, Tabanan
Bali. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan yaitu dari bulan April sampai
dengan bulan Juni 2018 untuk pengumpulan data primer dan sekunder serta
analisis data dan penyusunan skripsi.
3 Subak Abian
Random
5 Orang Setiap Kelompok Tani……………………..
Sampling
(Kopi Robusta Olah Kering)
60 Sampel Petani
Terpilih
Snowball
…………………………………… Sampling
Sampel Elemen Rantai
Pasok Terpilih
Keterangan :
a. Output : Jumlah produk yang dihasilkan dalam satu kali produksi dan
dihitung dalam satuan kg.
b. Input : Jumlah bahan baku yang digunakan dalam satu kali produksi dan
dihitung dalam satuan kg.
c. Tenaga Kerja : Jumlah tenaga kerja dalam sekali produksi yang dihitung
dalam satuan HOK (hari orang kerja).
d. Faktor Konversi : Faktor yang digunakan untuk mengkonversi atau
mengubah nilai dari satu satuan ukuran ke satuan lainnya.
e. Koefisien Tenaga Kerja : Satuan jam orang per satuan pengukuran.
f. Harga Output : Rata – rata harga jual kopi di daerah penelitian.
g. Sumbangan Input Lain : Semua bahan selain bahan baku yang digunakan
selama proses produksi berlangsung. Satuan pengukuran untuk sumbangan
input lain adalah rupiah per kg bahan baku.
h. Nilai Output : Nilai output yang dihasilkan dari satu satuan input dan
diukur dalam satuan rupiah per kg produk olahan.
i. Nilai Tambah : Selisih antara nilai output dengan sumbangan input lain dan
harga bahan baku.
j. Rasio Nilai Tambah : Persentase nilai tambah dari nilai output dan
dinyatakan dalam persen (%).
k. Pendapatan Tenaga Kerja : Besarnya upah yang diterima tenaga kerja yang
dihitung dalam satuan rupiah per kg.
l. Pangsa Tenaga Kerja : Persentase pendapatan tenaga kerja dari nilai tambah
dan dinyatakan dalam persen (%).
m. Keuntungan : Bagian yang diterima oleh pengusaha atau perusahaan dalam
satuan rupiah per kg.
n. Tingkat Keuntungan : Persentase keuntungan dari nilai tambah dan
dinyatakan dalam persen (%).
Margin : Selisih antara nilai output dengan harga bahan baku.
17
Kriteria 1
Alternatif 1
Kriteria 2
Tujuan Alternatif 2
Kriteria 3
Alternatif 3
Kriteria 4
DAFTAR PUSTAKA
Anggara, A. dan Marini, S., 2011. Kopi Si Hitam Menguntungkan Budi Daya dan
Pemasaran. Cahaya Atma Pustaka. Yogyakarta.
Arnawa, I.K., Mertaningsih, E., Budiasa, I.M., Sukarna, I.G. 2010. Peningkatan
Kualitas dan Kuantitas Kopi Arabika Kintamani Dalam Upaya
Meningkatkan Komoditas Ekspor Sektor Perkebunan. Jurnal Ngayah. 1 (1)
: 63-70.
Brohan, M., Huybrighs, T., Wouters, C. and Bruggen, B. V. 2009. Influence of
storage conditions of aroma compounds in coffee pads using static
headspace GC-MS. Food Chemistry. 116 : 480-483.
Ciptadi, W. dan Nasution, M.Z. 1985. Pengolahan Kopi. Fakultas Teknologi
Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Tabanan. 2017. Luas Areal
dan Produksi Komoditi Perkebunan Kopi Robusta Kecamatan Pupuan.
Tabanan.
Hayami, Y., Kawagoe, Y., Morookadan, M., Siregar. 1987. Agricultural Marketing
ang Processing in Up Land Java A Perspective From A Sunda Village :
CGPRT Centre. Bogor.
Heizer, J., and B. Render. 2014. Operation Management. Prenyice hall Inc, New
Jersey.
Herman. 2003. Membangkitkan Kembali Peran Komoditas Kopi Bagi
Perekonomian Indonesia. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Hidayat, S., Marimin, A. Suryani, Sukardi, Yani, M. 2012. Modifikasi metode
hayami untuk perhitungan nilai tambah pada rantai pasok agroindustri
kelapa sawit. Jurnal Teknologi Industri Pertanian. 22 (1) : 22-31.
Hoffmann J. 2014. The World Atlas of Coffee “From Beans to Brewing – Coffee
Exploired, Explained and Enjoyed”. Firefly Books.
Kurniawan, B. 2013. Berbagai macam kopi di dunia. Makalah, Universitas
Sumatera Utara. Medan.
21
Wuwung, S.C. 2013. Manajemen rantai pasokan produk cengkeh pada Desa
Wawona Minahasa Selatan. EMBA. 1 (3) :230 – 238.