Skripsi Lengkap
Skripsi Lengkap
Skripsi Lengkap
SKRIPSI
BAYU KRISNA
E10012073
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2017
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………….. i
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. iv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... v
BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. .. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2Tujuan Penelitian .................................................................................. 2
1.3 Manfaat Penelitian ............................................................................... 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... ...3
2.1 Daun Karet .......................................................................................... 3
2.2 Silase .................................................................................................... 4
2.3 Kualitas Silase Secara Kualitatif Dan Kuantitatif ............................... 4
2.4 Konsumsi Pakan .................................................................................. 6
2.5 Ternak Kambing .................................................................................. 7
1.4 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah agar dapat memberikan informasi
pemanfaatan daun karet sebagai hijauan pakan, teknologi pengawetan daun karet
sebagai silase sehingga dapat menjadi strategi membentuk sumber cadangan
pakan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(Daun Karet)
P0
P1
(Dedak) (Silo)
P2
(EM4) (Silo)
Gambar 1. Tahapan pembuatan silase
Ket :
DK P0 P1 Tempat
pakan
P2
Kambing
D. Analisis Data
Data konsumsi pada tiap pemberian yang mengindikasikan preferensi
ternak terhadap jenis hijuan pakan akan dianalisis secara deskriftif. Data rata-rata
konsumsi pakan dianalisi dengan analisis variansi (ANOVA) sesuai dengan
rancangan percobaanya. Bila ada pengaruh yang nyata dari perlakuan akan
dilanjutkan dengan Uji Jarak Duncan (steel and Torrie, 1993).
HASIL PEMBAHASAN
Tabel 1. Hasil pengamatan warna, aroma, dan tekstur silase Daun Karet Perlakuan
P0, P1, P2 umur 14 dan 21 hari.
Berdasarkan data pada tabel diatas, terdapat perbedaan tempratur pada lama
ensilase 14 dan 21 hari dengan rata-rata yakni 30,25 vs 26,33. Perbedaan
tempratur pada silase diduga karena lama ensilase yang berbeda sehingga terjadi
perbedaan fase proses fermentsi. Pada awal ensilase, silase memasuki fase aerob
dan anaerob, pada fase aerob tempratur akan meningkat. Hal ini terjadi karena
tumbuhan masih mengalami proses respirasi. Kenaikan tempratur tidak akan
terjadi jika kondisi anaerob cepat tercapai.
Pada kondisi anaerob bakteri dari permukaan hijauan akan mengkonsumsi
oksigen sampai oksigen habis. Proses ini sangat diinginkan pada proses
pembuatan silase, di mana dengan habisnya oksigen secara optimal kondisi
anaerob dapat segera tercapai. pada waktu yang bersamaan, bakteri-bakteri
tersebut akan memanfaatkan karbohidrat terlarut yang seharusnya digunakan
bakteri asam laktat (BAL) untuk membentuk asam laktat menjadi CO2, H2O dan
panas. Proses ini menyebabkan kehilangan energi dan bahan kering (Muck, 2011),
sehingga penurunan suhu terjadi pada lama ensilase 21 hari.
Kualitas kimia Silase Daun Karet
Komposisi kimia pakan merupakan hal penting yang harus diperhatikan
karena sangat berpengaruh pada produksifitas ternak. Komposisi kimia pakan
pada daun karet segar dan silase daun karet perlakuan disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Komposisi kimia pakan pada daun karet segar dan silase daun karet
perlakuan
Perlakuan BK BO PK LK SK
Lama ensilase 14 hari
Daun karet Segar 37,97 95,39 17,17 6,95 31,60
P0 30,12 85,15 18,88 4,15 26,47
P1 27,95 90,90 15,36 4,83 29,04
P2 20,72 93,00 15,37 5,49 26,84
Lama ensilase 21 hari
P0 28,55 88,05 15,35 4,76 27,07
P1 25,68 92,96 17,11 3,98 27,32
P2 18,85 96,95 16,67 5,11 28,20
Keterangan : P0 = silase daun karet tanpa bahan tambahan. P1 = silase daaun karet + dedak 6%. P2
= silase daun karet + dedak 6 % + EM4 1%.
4.3. Palatabilitas Terhadap Daun Karet Segar Dan Silase Daun Karet
Perlakuan Pada Kambing PE
Palatabilitas merupakan tingkat kesukaan ternak terhadap suatu pakan yang
diberikan. Untuk mengetahui tingkat palatabilitas suatu pakan, dapat diamati
dengan jumlah pakan yang dikonsumsi oleh ternak terhadap jenis pakan. Dengan
rata-rata BB pada kambing perlakuan sebesar 44,4 kg dan dengan DMI yang
ditentukan sebesar 5% dari BB mengacu pada Wigati et al., (2016), dan total
semua ransum yang diberikan adalah sebesar 60% DMI, maka jumlah bahan
kering yang diberikan perekor perhari adalah sebesar 1332 g BK. Untuk masing-
masing pakan perlakuan rata-rata jumlah bahan kering yang diberikan perekor
perhari adalah sebesar 333,0 g BK. Adapun jumlah rata-rata konsumsi BK pakan
perlakuan disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5.Rata-rata (± SEM) konsumsi bahan kering pakan perlakuan (g/ekor/hari)
Keterangan : superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata
(P>0.01), K1: rata-rata konsumsi hari ke 1, K4: rata-rata konsumsi hari ke 1-4, P:
pemberian, SEM : Standar eror mean
Hasil analisis statistik menunjukan bahwa konsumsi BK silase P0 pada hari
pertama (K1) tidak berbeda nyata (P>0,01) dari konsumsi BK daun karet segar
(DK), namun nyata (P<0,05) lebih tinggi dari konsumsi BK silase P1 dan P2,
sedangkan konsumsi BK silase P1 berbeda tidak nyata (P>0,01) dari P2. Pada
rata-rata konsumsi hari ke 1-4 (K4), konsumsi BK silase P0, P1, dan P2 berbeda
nyata (P>0,01) lebih rendah dari konsumsi BK daun karet segar (DK). Sementara
itu konsumsi BK silase P0 sangat nyata lebih tinggi (P>0,01) dari konsumsi BK
P1 dan P2, dan konsumsi BK silase P1 berbeda tidak nyata (P>0,01) dari silase
P2.
Tabel 6. Konsumsi hijauan segar dan silase pada kambing dan sapi
Bahan Pakan Jenis ternak Jumlah konsumsi Sumber
Silase limbah sayuran +
kambing 188 g/hari Angga et al .,(2015)
dedak 10%
Konsumsi (% dari
Konsumsi
Perlakuan Pemberian )
K1 K4 P/K1 P/K4
A A A
DK 255.3 ± 31.1 261.1 ± 32.0 76.7 78.4A
PO 178.3 ± 62.0A 125.2 ± 14.3B 53.6A 37.6B
B
P1 62.1 ± 41.2 35.7 ± 10.7C 18.6B 10.7C
C B
P2 41.4 ± 64.8 B
25.0 ± 7.4 12.4 7.5C
Rumput Gajah 100% Sapi bali 15,95 kg/hari Diana (2011)
Silase pelepah kelapa
Sapi bali 5,80 kg/hari Diana (2011)
sawit 100%
Data dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa palatabilitas dari silase
lebih rendah dari daun karet segar, sedangkan dari 3 jenis silase perlakuan (P0,
P1, P2) yang diberikan pada kambing, maka silase P0 yang paling disukai oleh
kambing. Selain itu hasil penelitian lainya yang ditampilkan pada Tabel 6.
Menunjukan hal yang sama pada konsumsi silase limbah sayuran ditambah
dengan dedak 10% yakni hanya 188 g/hari dan konsumsi silase daun pelepah
kelapa sawit pada sapi bali yakni hanya 5,80 kg/hari atau hanya 36% dari
konsumsi rumput gajah segar. Hal ini menunjukkan bahwa kambing PE memiliki
palatabilitas yang tinggi terhadap daun karet segar, tetapi rendah pada silase
perlakuan. tingginya konsumsi pada daun karet segar diduga karena ternak sudah
terbiasa dengan daun karet segar yang diberikan. Sedangkan rendahnya
palatabilitas silase daun karet diduga karena silase perlakuan menimbulkan bau
asam yang menyebabkan ketidaksukaan kambing terhadap silase perlakuan. Hal
ini sejalan dengan pernyataan Devendra dan Burns (1994), yang menyatakan
bahwa pada umumnya kambing merupakan jenis ternak yang mempunyai
kebiasaan memilih pakan yang akan dikonsumsinya dan pada ternak ruminansia
rangsangan penciuman (bau/aroma) sangat penting untuk mencari dan memilih
makanan (Dukes, 1995).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa daun karet yang dijadikan
silase mampu mempertahankan kualitas fisik dan kimia pakanya, namun rendah
palatabilitasnya.
5.2 Saran
Untuk mendapatkan nilai palatabilitas yang lebih jelas, maka untuk analisis
palatabilitas seharusnya tidak menggunakan daun karet segar serta waktu
pemberian diperpanjang.
DAFTAR PUSTAKA
Angga, A., Muhtarudin & Erwin. 2015. Pengaruh Penambahan Berbagai Jenis
Sumber Karbohidrat Pada Silase Limbah Sayuran Terhadap Kualitas dan
Tingkat Palatabilitas Silase. Jurnal Ilmiah Peternakan terpadu. Vol. 3(4:196-
200).
Devendra C., Burns. M., 1994. Produksi kambing di daerah tropis. Bandung:
penerbit IPB Bandung.
Diana, D.N. 2011. Konsumsi Ransum Dan Pertambahan Bobot Badan Sapi Bali
Yang Diberi Silase Daun Pelepah Kelapa Sawit Sebagai Subsitusi Rumput
Gajah. Skripsi Sarjan. Fakultas Pertanian Dan Peternakan. UIN Sultan
Syarif Kasim Riau. Pekanbaru.
Diana, N.H. 2004. Perlakuan Silase dan Amonias Daun Kelapa Sawit sebagai
Bahan Pakan Domba. Fakultas Pertanian. Program Studi Produksi Ternak.
USSU. Sumatera Utara.
Dukes, H.H. 1995. the phisycology of Domestic Animal. Ed. Ke – 7. New York.
Comstock publishing Associates.
Makmur & Indrawati.2006. Kandungan Lemak Kasar dan BETN Silase Jerami
Jagung (Zea mays L) dengan Penambahan Beberapa Level Limbah WHEY.
Skripsi Sarjana. Fakultas Peternakan. Universitas Hasanuddin. Makassar.