Laporan Akhir Praktikum Produksi Ternak Unggas 2017
Laporan Akhir Praktikum Produksi Ternak Unggas 2017
Laporan Akhir Praktikum Produksi Ternak Unggas 2017
Disusunoleh :
Kelompok 5
Kelas A
Dhiyaa Apriliani 200110170012
Sarah Desyanti 200110170137
Rachmat Farhan Basri 200110170183
Fauzi Setiawan 200110170189
Viandi Putraji Nugraha 200110170190
Selvy Fitria Nida 200110170192
Puji dan syukur marilah kitapanjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Commented [a3]: Ganti pakai penyusun !
Ta’ala yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga,
shalawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi
Wassalam beserta keluarga dan para sahabat - sahabatnya.
Laporan praktikum ini masih perlu penyempurnaan, oleh karena itu kami
sebagai penulis menerima kritik dan saran yang membangun untuk Commented [a4]: Semua yang di merah ganti jadi
penyusun
penyempurnaan laporan praktikum ini. Semoga laporan praktikum ini bermanfaat
untuk semua yang membacanya.
Penyusun
DAFTAR ISI Commented [a5]: 3 spasi
Kasih halaman iii
Bab Halaman
III ALAT, BAHAN, DAN PROSEDUR KERJA ..............................................10 Commented [a9]: Menjolok 1,25
dimanfaatkan untuk dikonsumsi. Baik daging maupun organ dalam unggas dapat
kualitas kesehatan unggas untuk konsumsi diperlukan peran dari dokter hewan.
Struktur organ dalam unggas berbeda dengan hewan mamalia maupun primata,
sehingga kami selaku calon dokter hewan harus mengetahui struktur organ dalam
unggas.
tunggal tidak seperti ternak ruminansia atau ternak poligastrik lainnya. Pada
ternak ruminansia atau poligastrik lambung terdidri dari empat bagian, yang mana
Lambung unggas dan semua alat pencernaan lainnya hampir sama antara
pencernaan secara keseluruhan pada unggas lebih kecil atau lebih pendek dari
empedal. Tidak ada enzim pencernaan yang dikeluarkan oleh empedal unggas.
Fungsi utama alat tersebut adalah untuk memperkecil ukuran partikel-partikel
makanan.
biak adalah proses reproduksi atau proses memperbaharui keturunan pada mahluk
hidup untuk mempertahankan jenisnya agar tidak punah. Reproduksi adalah suatu
hewan terjadi dalam dua jenis yaitu reproduksi aseksual dan reproduksi
berasal dari satu induk tanpa peleburan telur dan sperma.Sedangkan reproduksi
seksual adalah penciptaan keturunan melalui peleburan gamet jantan dan betina
untuk membentuk zigot. Peleburan gamet (sperma dan ovum) disebut dengan
fertilisasi. Fertilisasi terbagi menjadi dua macam yaitu fertilisasi eksternal dan
fertilisasi internal.
fungsinya dan mengetahui alat reproduksi pada ternak unggas jantan dan
betina.
TINJAUAN PUSTAKA
makanan, baik secara fisik maupun secara kimia menjadi zat-zat makanan yang
zat makanan dalam saluran pencernaan untuk dapat diserap dan digunakan oleh
mulut, tenggorok, lambung kelenjar, empedal, usus halus, usus buntu, usus besar,
kloaka, anus) dan alat tambahan (hati, pankreas, lien). Secara garis besar fungsi
dicerna, tempat pakan diabsorbsi dan tempat pakan sisa yang dikeluarkan.
(Kamal, 1994).
mamalia atau ternak ruminansia, karena pada unggas tidak memiliki gigi untuk
tembolok (Tillman dkk, 1991). Prinsip pencernaan pada ayam ada tiga macam
(Kamal, 1994) :
oleh bebatuan (grit). Pencernaan ini banyak terjadi pada ayam yang
dipelihara secara umbaran sehingga mendapatkan grit lebih banyak
mulut; (2) enzim yang dihasilkan oleh proventrikulus; (3) enzim dari
pankreas; (4) enzim empedu dari hati; dan (5) enzim dari usus halus.
karbohidrat.
Mulut unggas tidak memiliki gigi, sehingga tidak bisa memecah makanan
di dalam mulut (Anggorodi, 1984). Mulut ayam di dalamnya terdapat lidah yang
cara menyendok saat minum dengan menggunakan paruh (beak), dan masuk ke
Bolus bahan makanan yang dibentuk dalam rongga mulut dapat berjalan melalui
(3) Tembolok
disekresikan asam klorida, pepsin dan getah lambung yang berguna mencerna
Fungsi gizzard adalah untuk mencerna makanan secara mekanik dengan bantuan
grit dan batu-batu kecil yang berada dalam gizzard yang ditelan oleh ayam
(Nesheim dkk, 1979). Partikel batuan ini berfungsi untuk memperkecil partikel
makanan dengan adanya kontraksi otot dalam gizzard sehingga dapat masuk ke
saluran intestine (North, 1978).
lambung, jejenum adalah bagian tengah, dan ileum yang menghubungkan dengan
usus besar (intestinum crassum) (Tillman dkk, 1998). Pada bagian duodenum
disekresikan enzim pankreatik yang berupa enzim amilase, lipase dan tripsin
(North, 1978).
(7) Ceca ( Usus Buntu)
Ceca dapat disamakan dengan usus buntu manusia, dengan fungsi utama
ceca secara jelas belum diketahui tetapi di dalamnya terdapat sedikit pencernaan
karbohidrat dan protein dan absorbsi air (North, 1978). Di dalamnya juga terjadi
digesti serat oleh aktivitas mikroorganisma (Nesheim dkk, 1979).
dalam usus kecil (halus), maka sebagian bahan-bahan yang dicerna yang masuk
bahan yang tahan pencernan yaitu selulose dan hemiselulosa yang dihasilkan
hewan (Tillman dkk, 1998). Pada large intestine terjadi reabsorbsi air untuk
meningkatkan kandungan air pada sel tubuh dan mengatur keseimbangan air pada
(9) Kloaka
pelepasan yang disebut vent, yang pada betina lebih lebar dibanding jantan,
(1) Liver merupakan organ asesori pada sistem pencernaan. Liver suatu
kelenjar terbesar di dalam tubuh. Liver tersusun dari dua lobi besar. Fungsi
Kantong empedu merupakan produk liver dan bagian organ asesori. Dua
saluran empedu mentransfer empedu dari hati ke usus (Suprijatna dkk, 2005).
(3) Pankreas
memproduksi enzim seperti tripsin, lipase, dan amilase (Suprijatna dkk, 2005).
ovarium dan oviduct untuk unggas betina. Pada unggas betina organ reproduksi
bagian kiri yang berkembang normal dan berfungsi dengan baik (Nesheim dkk,
(1) Testis
tunika vaginalis. Tunika vginalis dibentuk dari peritoneum intra abdomen yang
pria. Setelah migrasi ke dalam skrotum, saluran tempat turunnya testis (prosesus
tersebut terdiri atas deretan sel epitel yang akan mengadakan pembelahan mitosis
dan meiosis sehingga menjadi sperma. Sel-sel yang terdapat di antara tubulus
seminiferus disebut inerstisial (Leydig). Sel ini menghasilkan hormon seks pria
atau sel interstitium yang terletak di jaringan ikat antara tubulus- tubulus
disekresikan oleh testis, kurang lebih 97% dari testosteron berikatan lemah
dengan plasma albumin atau berikatan kuat dengan beta globulin yang disebut
hormon sex binding globulin dan akan bersirkulasi di dalam darah selama 30
menit sampai satu jam. Saat itu testosteron ditransfer ke jaringan atau
(Sheerwood,2009).
(2) VasDeferens
Vas deferens merupakan saluran yang menghubungkan epididimis dan
uretra. Letak vas deferens dimulai dari ujung kauda epididimis yang ada di
dalam kantung skrotum, lalu naik ke bagian atas lipat paha. Bagian ujungnya,
ejakulasi sprema dari epididimis diangkut melalui vas deferens dengan suatu seri
tubuh dan akhirnya menuju uretra penis. Uretra penis dilalui oleh sperma dan
urin. Sperma akan melalui vas deferens oleh kontraksi peristaltik dindingnya.
Sepanjang saluran sperma terdapat beberapa kelenjar yang menghasilkan cairan
semen. Sebelum akhir vas deferens terdapat kelenjar vesika seminalis. Bagian
dorsal buli-buli, uretra dikelilingi oleh kelenjar prostat. Selain itu terdapat
kelenjar ketiga yaitu kelenjar Cowper. Keluar dari saluran repreduksi pria berupa
semen yang terdiri dari sperma dan sekresi kelenjar-kelenjar tersebut (semen
plasma). Semen plasma berfungsi sebagai medium sperma dan dipergunakan
Papillae merupakan alat kopulasi pada unggas berupa papila (penis ) yang
alat pembentuk telur. Ovarium terletak diantara paru-paru dan ginjal dibawah dan
dibelakang hati, ovarium tersebut terletak pada tulang belakang dan dikelilingi
oleh alat-alat lainnya sehingga ia tertutup dalam suatu kantung ovarium sehingga
biasanya terdiri dari 5-6 folikel yang sedang berkembang, berwarna kuning besar
(yolk) dan sejumlah besar folikel putih kecil yang menunjukkan sebagai kuning
telur yang belum dewasa (Suprijatna, 2005).
Bagian sebelah kanan mengalami atrofi sehingga pada saat menetas yang tinggal
hanya ovarium dan oviduk bagian kiri. Sebelum produksi telur ovarium terisi
penuh oleh folikel yang mengandung ova. Beberapa ova cukup besar sehingga
mikroskop. Beberapa ribu ova terdapat pada setiap hewan betina. Saat dewasa ova
menjadi kuning telur yang berukuran penuh dan berperan penting untuk produksi
telur selama hewan hidup (Partodihardjo, 1992).
peningkatan kadar kalsium darah, protein, lemak, vitamin dan bahan-bahan lain
LH berfungsi merangsang sel-sel granulosa dan sel-sel techa pada folikel yang
ovulasi pada folikel yang masak. Ovarium pada unggas dibagi dalam dua bagian,
yaitu cortex pada bagian luar dan medulla pada bagian dalam. Cortex
mengandung folikel yang sedang tumbuh. Jumlah sel telur dapat mencapai 3000-
4000 buah. Ovarium unggas biasanya terdiri dari 5-6 folikel yang sedang tumbuh,
berwarna kuning yolk) dan sejumlah besar folikel putih kecil yang menunjukkan
sebagai folikel yolk yang belum masak (Partodihardjo, 1992).
(2) Oviduct
Oviduk merupakan sebuah pipa yang panjang dimana yolk lewat dan
bagian telur lainnya disekresikan. Oviduct digantung oleh dua lapis lipatan
a) Infundibulum
penyimpanan sperma, sperma juga tersimpan pada bagian pertemuan antara uterus
dan vagina. Penyimpanan ini terjadi pada saat kopulasi hingga saat fertilisasi,
namun menurut North (1978) Infundibulum adalah bagian teratas dari oviduk dan
mempunyai panjang sekitar 9 cm, berbentuk seperti corong atau fimbria dan
menerima telur yang telah diovulasikan. Perbedaan ini disebabkan adanya
perbedaan jenis makanan, penyakit, umur dan jenis unggas (Yuwanta, 2004).
Commented [a13]: Sesuikan dg point 1
b) Magnum
Mukosa dari magnum tesusun dari sel gobelet yang berfungsi dalam
mensekresikan putih telur kental dan cair (Yuwanta, 2004). Albumin pada
%), putih kental (57.0 %), putih telur encer (17.3%) dan putih telur encer
tetapi putih telur encer luar (outer thin white) tidak lengkap sampai air
ditambahkan di uterus (Suprijatna, 2005).
c) Isthmus
yang banyak tersusun dari serabut protein, yang berfungsi melindungi telur
terbentuk terdiri dari membran sel dalam dan membran sel luar, di dalam
isthmus juga disekresikan air ke dalam albumen. Calon telur di dalam
d) Uterus
Telur yang berkembang tinggal di uterus sekitar 18-20 jam, lebih lama
Warna dominan dari kerabang telur adalah putih dan cokelat, yang
e) Vagina
Vagina merupakan tempat penyimpanan telur sementara waktu,
kondisi normal telur dibentuk bagian tumpul terlebih dahulu. Jika induk
tidak terggangu pada saat bertelur, sebagian besar telur akan dikeluarkan
dengan ujung tumpul lebih dulu. Hal ini tidak diketahui secara pasti
secara horisontal (tidak ujung ke ujung), 180 derajat sesaat sebelum telur
itu dikeluarkan.
3.1 Alat
(2) Pisau
(3) Pisau bedah
(4) Gunting
Commented [a16]: Menjolok 1,25
(5) Pinset Pakai fungsi
3.2 Bahan
dalamnya.
4. Keluarkan dan pisahkan saluran pencernaan dari
4.2 Pembahasan
dan alat reproduksi pada ayam. Alat pencernaan adalah faktor yang sangat penting
bagi ayam untuk produksinya, baik dalam produksi untuk daging maupun untuk
Dalam pengamatan terlihat bahwa alat pencernaan ayam ini sendiri ayam
tidak memiliki gigi seperti pada sapi untuk mencerna secara mekanis di dalam
esophagus pun tidak terjadi apa-apa, makanan melewatinya dan menuju ke crop.
Di dalam crop makanan di tampung secara sementara dan terjadi proses oleh
enzim amilase yang berasal dari air liur ayam. Hal ini sesuai dengan pendapat
Commented [a20]: italic
Nesheim dkk (1979) bahwacropberfungsi menyimpan dan menerima makanan
croptersebut agar lebih mudah dicerna. Setelah dari crop, makanan menuju
sesuai Nesheim dkk (1979) dindingnya disekresikan asam klorida, pepsin dan
getah lambung yang berguna mencerna protein Setelah makanan dicerna secara
Commented [a21]: italic
kimiawi, makanan menuju gizzard.Gizzardadalah lambung otot, disini terjadi
pencernaan secara mekanis oleh dinding-dinding otot gizzard itu sendiri dan
dibantu dengan kerikil yang dimakan oleh ayam atau grit. Ada dinding otot yang
sangat tebal, kuat, berwarna merah dan bertanduk disebut koilin. Pencernaan
mekanis pada ayam terjadi di gizzard disebabkan tidak adanya gigi pada mulut
ayam. Setelah makanan menjadi halus makanan menuju ke usus halus. Usus halus
memiliki ciri berbentuk U dan didalam duodenum ini terjadi sekresi pencernaan
dibantu oleh hati dan pankreas. Jejenum dan ileum memiliki satu batas pemisah
jejenum dan ileum juga terjadi penyerapan zat-zat makanan. Lalu makanan masuk
ke caecum yang didalamnya terdapat mikroorganisme bakteri untuk mencerna
serat kasar dengan enzim selulase untuk merubahnya menjadi vitamin K dan B12.
Setelah caecum, makanan masuk ke usus besar, disini terjadi proses reabsorpsi air.
Commented [a22]: beri pembanding dari pernyataan
Setelah usus besar, makanan akan keluar melalui saluran kloaka. literatur
Pada ayam betina, organ reproduksi secara garis besar dibagi menjadi 2
bagian yaitu ovarium dan oviduct. Dalam ovarium itu sendiri berfungsi sebagai
penghasil ova atau ovum hal ini sesuai dengan pernyataan (Suprijatna dkk. 2008).
Pada setiap ayam rata-rata memiliki 2.000-4.000 buah ova seumur hidupnya. Ova
sendiri diselimuti oleh slaput vitelline. Ova sendiri memiliki pembuluh darah yang
menempel kepada tiap-tiap ova, ova yang tidak memilki pembuluh darah adalah
stigma.Stigma ini adalah salah satu tanda ova sudah hampir mencapai titik
ovulasinya. Ketika ovulasi maka ova akan jatuh dari ovarium menuju bagian
kedua yaitu oviduct. Oviduct sendiri dibagi menjadi 5 bagian yaitu infundibulum,
magnum, isthmus, uterus, dan vagina. Setelah ova jatuh dari ovarium makan ova
dan selain itu juga menjadi tempat penyimpanan sementara sperma yang memiliki
Infundibulum ini tidak terjadi proses apa-apa ova hanya ditangkap dan
sekresi albumen atau putih telur. Proses pensekresian albumen ini terjadi selama
kurang lebih 3 jam. Magnum itu sendiri adalah saluran terpanjang di organ
reproduksi ayam betina yaitu sekitar 33 cm. Dari magnum ova yang telah diberi
albumen tadi menuju ke isthmus. Isthmus ini berfungsi sebagai pensekresian shell
membran baik itu outer shell membran atau inner shell membran. Proses disini
terjadi sekitar75 menit. Setelah itu ova menuju ke uterus. Disini terjadi proses
itu sendiri bisa didapatkan dari ransum yang baik, jika kalsium dari ransum tidak
terpenuhi tubuh akan mencari kalsium dan mengambilnya dari tulang-tulang yang
termasuk ke dalam medullary bone. Dalam proses ini juga diberikan warna pada
Commented [a25]: kasih literatur
kerabang telur. Warna ini dipengaruhi oleh beta amino levulinic acid.
utero vaginal junction. Setelah proses pengkerabangan selesai maka telur menuju
vagina untuk menjalani proses ovoposisi atau pemutaran telur. Jika telur sudah
siap untuk keluar maka telur akan berputar agar bagian tumpul dari telur dapat
keluar terlebih dahulu, hal ini untuk memudahkan proses pengeluaran telur.
Setelah itu telur keluar melalui saluran kloaka, pernyataan ini sesuai dengan
menjadi abnormal.
fisik, maupun penguapan. Salah satu yang mempengaruhi kualitas kerabang telur
adalah umur ayam, semakin meningkat umur ayam kualitas kerabang semakin
menurun, kerabang telur semakin tipis, warna kerabang semakin memudar, dan
Warna kerabang telur ayam ras dibedakan menjadi dua warna utama, putih
dan coklat. Perbedaan warna ini dipengaruhi oleh genetik dari masing‐masing
ayam (Romanoff dan Romanoff, 1963). Warna coklat pada kerabang dipengaruhi
dan beberapa jenis porpirin yang belum teridentifikasi (Miksik, dkk., 1996).
Warna kerabang selain dipengaruhi oleh jenis pigmen juga dipengaruhi oleh
konsentrasi pigmen warna telur dan juga struktur dari kerabang telur (Hargitai,
dkk. 2011).
Telur dengan warna coklat tua lebih kuat dan tebal dibanding telur yang
berwarna coklat terang (Joseph, dkk., 1999). Menurut penelitian Gosler dkk.,
(2005) pigmen protoporpirin pada pada telur coklat memiliki hubungan dengan
Ooporphyrin ini juga terdapat pada kerabang putih, tetapi pada, saat telur
ditelurkan pigmen tersebut segera rusak karena kena sinar. Sedang oocyan adalah
biliverdin yang berwarna hijau (dihasilkan oleh hati) dan zinc chelate yang
kerabang. Warna kerabang selain dipengaruhi oleh jenis pigmen juga dipengaruhi
oleh konsentrasi pigmen warna telur dan juga struktur dari kerabang telur
(Hargitai, dkk. 2011). Kerabang telur yang lebih tebal dan berwarna gelap
cenderung mempunyai jumlah pori-pori yang lebih sedikit. Semakin sedikit pori-
pori penguapan dari dalam telur akan lebih lambat (Grant, 1979).
terhadap saluran telur, maka biasanya telur yang dihasilkan abnormal. Menurut
tidak rata. Penyebab utama hal ini adalah karena ayam terserang Infectious
oval karena terjadi penebalan pada bagian tengah yang melingkari telur. Commented [a27]:
Commented [a28]:
Ini disebabkan oleh rusaknya kerabang (di dalam uterus) sesaat menjelang
d. Telur dengan kerabang lunak. Kerabang telur sangat tipis sehingga telur
ayam untuk bertelur (terlalu dini). Penyebab lainnya mungkin karena ayam
vaksinasi IB, hal lain yang dapat membantu memecahkan masalah ini
kepadatan.
f. Telur dengan darah atau daging di dalamnya. Ini hanya dapat dilihat
berlubang. Penyebab yang nyata dari kasus ini tidak jelas, tetapi besar
dalam oviduct.
h. Telur dengan dua atau lebih kuning telur. Hal ini terjadi karena pada waktu
pelepasan ovum oleh ovarium, secara bersama-sama jatuh dua atau lebih
telur melalui cloaca dan akhirnya ikut terproses pada pembentukan telur.
Sistem reproduksi pada ayam jantan berbeda dengan ayam betina. Alat
reproduksi ayam jantan dibagi dalam tiga bagian utama, yaitu sepasang testis,
sepasang saluran deferens, dan kloaka.
1) Testis
melekat pada bagian dorsal dari rongga abdomen dan dibatasi oleh ligamentum
mesorchium, berdekatan dengan aorta dan vena cavar, atau di belakang paru-paru
bagian depan dari ginjal. Meskipun dekat dengan rongga udara, temperatur testis
pada temperatur tersebut.Testis ayam berbentuk biji buah buncis dengan warna
putih krem. Testis terbungkus oleh dua lapisan tipis transparan, lapisan albugin
yang lunak. Bagian dalam dari testid terdiri atas tubuli seminiferi (85% – 95%
Commented [a30]: BERI LITERATUR PENDUKUNG
dari volume testis), yang merupakan tempat terjadinya spermatogenesis, dan
jaringan intertitial yang terdiri atas sel glanduler (sel Leydig) tempat
Saluran deferens dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian atas yang
3. Alat Kopulasi
4. Mekanisme Spermatogenesis
5.1 Kesimpulan
Commented [a35]: GANTI BAHSANYA ,
(1) Praktikan telah mengetahui sistem pencernaan pada ternak unggas, yaitu
Commented [a36]:
alat pencernaan ayam ini sendiri ayam tidak memiliki gigi seperti pada
(2) Praktikan telah mengetahui sistem reproduksi pada ternak unggas jantan,
yaitu Sistem reproduksi pada ayam jantan berbeda dengan ayam betina.
Alat reproduksi ayam jantan dibagi dalam tiga bagian utama, yaitu
(3) Praktikan telah mengetahui sistem reproduksi pada ternak unggas betina,
yaitu Pada ayam betina, organ reproduksi secara garis besar dibagi
menjadi 2 bagian yaitu ovarium dan oviduct. Dalam ovarium itu sendiri
berfungsi sebagai penghasil ova atau ovum.
5.2 Saran
jugaketika menggambar.
DAFTAR PUSTAKA
Philadelphia.
Jakarta.
Blakely, J. dan D. H. Bade. 1992. Ilmu Peternakan edisi keempat. Gadjah Mada
Press, Yogyakarta.
Hargitai, R., R. Mateo, dan J. Torok. 2011. Shell thickness and pore density in
152: 579-588.
Commented [a37]: TOLONG PERBAIKI SESUAI PANDUAN
Hunter, R. H. F. 1995. Fisiologi dan Teknologi dan Reproduksi Hewan Domestik. SKRIPSI
James Blakely and David H. Bade, 1985. Ilmu Peternakan. Edisi keempat. Gadjah
999. Shell quality and color variation in broiler eggs. J. Appl. Poult. Res .
8:70‐74.
Junqueira L.C., J.Carneiro, R.O. Kelley. 2007. Histologi Dasar. Edisi ke-5.
Terjemahan dari Basic Histology. EGC: Jakarta.
Mada: Yogyakarta.
Miksik, I., V. Holan, dan Z. Deyl. 1996. Avian Eggshell Pigments and Their
Miksik, I., V. Holan, dan Z. Deyl. 1996. Avian eggshell pigments and their
variability. Comp. Biochem. Physiol. Elsevier Science. 113B: 607‐612.
Jakarta.
Nesheim, M. C., R. E. Austic dan L. E. Card, 1972. Poultry Production. 12th ed.
Nesheim, M. C., R. E. Austic dan L. E. Card, 1972. Poultry Production. 12th ed.
Jakarta.
Sherwood, L. 2009. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi VI. EGC: Jakarta.
Suprijatna, Edjeng dkk. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Depok: Penebar
Swadaya.
Suprijatna, Edjeng dkk. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya:
Jakarta.
Press, Yogyakarta.
Tillman, et.al,. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.
Yuwanta, Tri. 2004. Dasar Ternak Unggas. Kanisius: Yogyakarta.
Yuwanta, T. 2010. Telur dan Kualitas Telur. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
LAAMPIRAN
TABEL DISTRIBUSI