Laprak Tekpan Pengolahan Fisik
Laprak Tekpan Pengolahan Fisik
Laprak Tekpan Pengolahan Fisik
TEKNOLOGI PAKAN
Oleh:
Kelas F
Kelompok 11
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat
Bahan Pakan Secara Fisik”. Laporan ini disusun sebagai salah satu tugas mata
dosen dan Asisten dosen Teknologi Pakan yang telah memberikan bimbingan
dalam pelaksanaan praktikum ini serta semua pihak yang telah membantu dalam
Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan agar ke
depannya laporan akhir ini dapat menjadi lebih baik lagi. Semoga laporan akhir
ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB Halaman
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah.......................................................................... 2
1.3 Maksud dan Tujuan .......................................................................... 2
1.4 Waktu dan Tempat ............................................................................ 2
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengolahan Fisik ............................................................................... 4
2.2 Pengujian Kualitas Bahan Pakan ...................................................... 5
2.3 Penggilingan Bahan Pakan ............................................................... 6
2.4 Grading Partikel Bahan Pakan .......................................................... 6
2.5 Evaluasi Pengolahan Fisik ................................................................ 7
iii
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 26
LAMPIRAN ................................................................................................. 27
iv
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
v
1
PENDAHULUAN
Kualitas nutrisi dalam bahan pakan terus menurun seiring waktu yang
diakibatkan karena banyak faktor, sehingga perlu adanya pengolahan bahan pakan
pada bahan pakan tersebut. Pengolahan pakan dapat dilakukan dengan cara
bentuk fisiknya dengan menggunakan mesin atau alat bantu yang mengubah
bentuk asli dari bahan pakan tersebut menjadi bahan pakan yang mudah
dan juga penyaringan. Hasil pengolahan secara fisik tersebut akan mengubah
pakan.
Pengeringan ini sangat penting karena dapat mengurangi kandungan air dan resiko
mengenai pengolahan bahan pakan ini merupakan hal yang penting dalam
dan pengeringan.
2
penyaringan.
penyaringan.
II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengujian secara fisik dapat dilakukan dengan panca indra dengan cara
melihat kondisi fisik suatu bahan pakan. Pengujian fisik dibedakan menjadi dua,
yaitu fisik kualitatif dan fisik kuantitatif.
2.5.1 Densitas
Densitas adalah salah satu analisis pakan yang sering dipakai dan
merupakan cara pengukuran yang sederhana. Analisis ini terutama dipakai pada
analisis zat cair namun dapat juga dipakai pada analisis bahan padat. Perubahaan
terkecil dalam volume pencampuran suatu komponen dan konsentrasi
berhubungan erat dengan densitas. Perubahan per unit denditas merupakan
perubahan yang besar dalam konsentrasi bahan. (Pomeranz, 1971).
8
𝜌 = 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎⁄𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
III
ALAT, BAHAN, DAN METODE
3.1 Alat
3.1.1 Penggilingan
1) Screen ukuran 2
2) Wadah/Baki Penampung
3) Timbangan
4) Disk mill
3.1.2 Penyaringan
2) Timbangan
Berfungsi untuk menimbang bahan pakan yang lolos saring dan tidak
lolos saring.
3) Baki
Berfungsi untuk menampung bahan pakan yag lolos saring dan tidak
lolos saring.
10
3.2 Bahan
3.2.1 Penggilingan
1) Butiran jagung sebanyak 8 Kg, sebagai bahan pakan yang akan digiling.
3.2.2 Penyaringan
3.3 Metode
3.3.1 Penggilingan
2) Siapkan Screen 2.
3) Nyalakan mesin disk mill dan biarkan beberapa saat hingga stabil.
penggilingan.
3.3.2 Penyaringan
1) Ambil 1 kg jagung.
a. Siapkan bahan pakan (jagung giling hasil separasi dengan saringan no. 14)
sebanyak 15 gram.
b. Siapkan media uji massa jenis (Aguadest 50 ml) pada gelas ukur 100 ml.
c. Tempatkan bahan perlakukan ke dalam media uji massa jenis, aduk secara
a. Siapkan bahan pakan yang akan diperlakukan (jagung giling hasil separasi
b. Siapkan media uji pati (larutan iodine) sebanyak 3 ml pada suatu cawan
gelas petidish.
selama 5 menit.
jagung akibat reduksi ikatan kimia pati dengan larutan uji iodine.
IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
g % g % g %
4.1.2 Pembahasan
mengetahui mutu dari bahan pakan tersebut dan menjadi dasar dalam penentuan
harga jual. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Wahyono dan Hardianto (2004)
bahwa pengujian kualitas bahan pakan merupakan suatu cara untuk mengetahui
kualitas dari suatu bahan pakan agar mengetahui apakah bahan pakan tersebut
baik dan berkualitas untuk diberikan kepada ternak. Dari percobaan yang telah
dilakukan, hasil menunjukan bahwa kadar air jagung setelah digiling berkurang.
Perubahan kadar air ini diduga karena jagung menjadi ukuran atau bagian yang
lebih kecil sehingga memudahkan penyerapan dan penguapan kadar air dari
jagung. Earle (1982) menyatakan bahwa semakin kecil bagian-bagian dari suatu
luas sehingga mempermudah proses penyerapan dan penguapan kadar air. Secara
umum kadar air tepung jagung cenderung menurun dengan meningkatnya laju
penggilingan. Hal ini diduga semakin besar laju penggilingan jagung yang berada
terjadinya gesekan antar bahan dan ruang penggiling juga besar, sehingga
penguapan kadar air bahan. Menurut Taib dkk. (1987), besarnya gesekan bahan
4.2.1 Hasil
1 2 8 4,36 110,09
No Ukuran Saringan Berat Jagung Tidak Lolos Tidak Lolos Tidak Lolos
Mesin Disk Mill Giling Awal Saringan no.14 Saringan no.18 Saringan no.30
(g)
*g **(%) *g **(%) *g **(%)
*Berat tidak lolos = (Berat Saringan + Jagung Tidak Lolos) – Berat Saringan
22
Waktu == 60 = 0,36 = 4,36 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
8
Produktivitas Mesin= 4,36 𝑥 60 = 110,09 𝑘𝑔/𝑗𝑎𝑚
11
% Tidak Lolos saringan no.14 = 1000 𝑥100% = 1,1%
18,1
% Tidak Lolos saringan no.18 = 1000 𝑥100% = 1,81%
29,8
% Tidak Lolos saringan no.30 = 1000 𝑥100% = 2,98%
484
% Lolos = 1000 𝑥100% = 48,4%
4.2.2 Pembahasan
pemecah biji yaitu Disk Mill. Penggilingan ini dilakukan untuk meningkatkan
ukuran bahan pakan yang lebih kecil. Koch dan Waldroup (1997) menyatakan
Hammer Mill dan Roller Mill yang dimana masih terdapat satu metode lagi yaitu
Disk Mill.
Screen yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu screen 2, 3, dan 5
yang dimana screen tersebut menunjukan besarnya tingkat penyaringan dari tiap
alat seperti screen 2 memiliki tingkat penyaringan sebesar 2mm, screen 3 dengan
3mm dan screen 5 dengan 5mm. Hal ini menjadi alasan mengapa terdapat
saringan pada tiap screen berbeda dan menunjukkan bahwa semakin kecil
setelah penggilingan yaitu sebesar 0,8%. Hal ini disebabkan karena semakin kecil
bagian dari suatu bahan akan menjadikan permukaan bahan kontak dengan
penguapan kadar air (Earle, 1982). Semakin tinggi kadar air maka biji jagung
akan semakin lunak sehingga biji jagung akan semakin mudah untuk dipecahkan.
Pratomo dkk. (1982); Hall dan Davis (1998) menyatakan bahwa kapasitas giling
dipengaruhi oleh kandungan air bahan. Penggilingan baik dilakukan pada kadar
air 12% - 14% karena kadar air yang terlalu tinggi mudah dipecahkan namun
4.3 Penyaringan
4.3.1 Hasil
Hasil Penyaringan
12 21 226 426
11 22 229 339
2 1,87 22,9 37,17
10 16 274 382
9 16 187 340
Hasil Penyaringan
4.3.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini, hasil gilingan jagung pada praktikum sebelumnya
saringan no 14, 18, dan 30. Tujuan dari penyaringan menggunakan saringan ini
yang seragam serta terbebas dari kontaminan yang memiliki ukuran yang berbeda
berbeda- beda diantaranya, yaitu nomor 14,18, dan 30. Menurut Kono (2017)
memperoleh jagung halus yang telah digiling dengan ukuran sama atau homogen.
Selain itu, dengan melakukan penyaringan, dapat diketahui berapa persen butiran
jagung yang lolos saringan. Hal ini menunjukkan seberapa baik hasil penggilingan
dengan meratakan jagung hasil gilingan diatas terpal yang kemudian dibagi
menjadi empat bagian yang sama. Lalu mengambil sampel secara acak dari tiap
dengan pengambilan sampel ini dilakukan agar lebih efektif dan efisien.
Berdasarkan hasil pengamatan jagung halus dari ketiga screen yaitu 2,3
dan 5, didapatkan hasil rata - rata persentase jagung yang tidak lolos saringan 14,
18, dan 30. Pada penyaringan jagung kadar air 17%, untuk screen 5 masing-
1.87%, 22.9% dan 37.17%. Sedangkan pada penyaringan jagung kadar air 12%,
18.67%, 34.4%. Dari hasil tersebut pada penyaringan jagung kadar air 17% dan
penggilingan screen 5, saringan 14 pada screen 3 dan hasil yang lebih halus
dengan persentase terkecil yaitu pada saringan 14 pada screen 2. Hal tersebut
menunjukan bahwa dari penggilingan screen 2 didapatkan hasil yang lebih halus
dibanding screen 5 yang lebih menghasilkan butiran yang lebih banyak kasar. Hal
tersebut dikarenakan pada screen 2 lubang keluar bahan(jagung) lebih kecil dari
screen 5 sehingga lebih lama dan dihasilkan butiran yang halus - halus. Pada
perbedaan kadar air dihasilkan hasil saringan yang lebih halus pada kadar air 12%
saringan dan bahan pakan yang tidak lolos saringan tidak ada yang mencapai
100%. Hasil tersebut tidak mencapai 100% yang berarti terjadi kehilangan
partikel yang dapat disebabkan oleh beberapa hal. Kehilangan tersebut dapat
terjadi karena faktor kesalahan praktikan, alat, serta bahan baku yang bulky.
22
KA ≥15% KA ≥10%
Ungu Kunin
1 30 1,5 681,16
muda g
Ungu Kunin
2 30 1,5 681,16
muda g
Ungu
3 30 1,875 694,11 Kuning
tua
Ungu
4 30 1.875 694,11 Kuning
tua
Ungu Kunin
5 18 1,36 848,65
muda g
Ungu Kunin
6 18 1,36 848,65
muda g
Umgu
7 18 1,25 919,2 Kuning
gelap
Umgu
8 18 1,25 919,2 Kuning
gelap
Ungu Kunin
9 14 1,25 667,36
gelap g
Ungu Kunin
10 14 1,25 667,36
gelap g
23
Ungu
11 14 1,25 678,201 kebiru Kuning
an
Ungu
12 14 1,25 678,201 kebiru Kuning
an
4.4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini, kelompok 12 memperoleh hasil sebagai berikut: Massa
jenis untuk tepung jagung yang menggunakan saringan 30 dengan kadar air yang
terkandung dalam bahan pakan tersebut lebih besar sama dengan 15 % adalah sebesar
1,25 g/ml yang didapatkan dari 15 g tepung jagung dan perubahan volume air sebanyak
10 ml. Densitas dari tepung jagung dengan kadar air lebih besar sama dengan 15 %
adalah sebesar 678,201 kg/m3. Pengujian pati menggunakan iodium sebanyak 3 ml pada
tepung jagung mengalami perubahan warna pada hari pertama berwarna ungu kebiruan
dan setelah disimpan pada hari kedua tepung jagung tersebut mengalami perubahan
jenis, densitas, dan pengujian warna yang berbeda hasilnya karena adanya perbedan dari
ukuran dan bentuk serta kadar air dari tepung jagung tersebut. Perbedaan massa jenis dan
densitas tersebut bisa di pengaruhi oleh karakteristik bahan pakan tersebut. Hal ini sesuai
dengan pendapat Gautama (2018) yang menyatakan bahwa kerapatan jenis dipengaruhi
oleh bentuk dan ukuran partikel bahan tersebut. Semakin halus ukuran bahan pakan,
maka semakin sedikit ruang yang tersisa, sehingga pakan cepat untuk memadat.
Pengujian pati pada pecahan butiran menggunakan iodine dilakukan untuk menguji
adanya karbohidrat di dalam tepung jagung yang digunakan. Perubahan warna tersebut
terjadi akibat amilum yang terdapat dalam jagung bereaksi dengan iodine. Hal ini sesuai
24
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
lebih cepat.
pengerjaan.
DAFTAR PUSTAKA
Amrullah, I.K., 2011. Nutrisi Ayam Broiler. Ed ke-1. Bogor. Lembaga Satu
Gunung Budi.
Gautama. 2008. Ilmu nutrisi makanan ternak. Gagjah Mada University press Fakultas
peternakan UGM. Yogyakarta
Kono, J. 2016. Ukuran Mesh. Diakses dari academia.com pada 5 Oktober 2019
Mc. Ellhiney, Robert. 1994. Feed Manufacturing Teknologi IV. Technical Edito
American Associaton. Inc.
Muchtadi Tien R., dan Sugiono, 1992, Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan, PAU
Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Pomeranz and Meloan. 1971. Food Analysis : Theory and practice. The Avi
Publishing Company Inc. Connecticut.
Taib, G., G. Said dan S. Wiratmadja 1987. Operasi Pengeringan pada Pengolahan Hasil
Pertanian. Madyatama Sarana Perkasa. Jakarta.
Waldroup, P.W. 1997. Particle Size Reduction of Cereal Grains and its Significance in
Poultry Nutrition. Technical Bulletin PO34-1997, American Soybean
Association, Singapore.
28
LAMPIRAN