Laporan DDA Ipa
Laporan DDA Ipa
Laporan DDA Ipa
DASAR-DASAR AGRONOMI
OLEH
NO BP : 1610213006
KELOMPOK :V
KELAS PRAKTIKUM :B
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2018
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : HanifatulKhairiyah
No. BP : 1610213006
Kelas/Kelompok :B/V
Laporan Akhir Praktikum Dasar-Dasar Agronomi ini telah diperiksa dan disetujui
oleh asisten pendamping :
Koor. Asisten
1510211096
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT. atas limpahan rahmat,
hidayah, serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Dasar
– dasar Agronomi. Laporan ini dibuat sebagai persyaratan mengikuti Ujian Akhir
Praktikum Dasar – dasar Agronomi di Fakultas Pertanian Universitas Andalas
Padang. Tidak lupa sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari jaman jahiliah menuju jaman
islamiah sekarang ini.
Penulis
BAB IPENDAHULUAN
1.2. Tujuan
2.1 Komoditi
A. Kangkung
Ordo : Solanales
Genus : Ipomea
Kangkung merupakan tanaman yang dapat tumbuh lebih dari satu tahun.
Tanaman kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dan cabang-cabangnya
akar menyebar kesemua arah, dapat menembus tanah sampai kedalaman 60
hingga 100 cm, dan melebar secara mendatar pada radius 150 cm atau lebih,
terutama pada jenis kangkung air (Djuariah, 2007).Batang kangkung bulat dan
berlubang, berbuku-buku, banyak mengandung air (herbacious) dari buku-
bukunya mudah sekali keluar akar. Memiliki percabangan yang banyak dan
setelah tumbuh lama batangnya akan menjalar (Djuariah, 2007).
Buah kangkung berbentuk bulat telur yang didalamnya berisi tiga butir
biji. Bentuk buah kangkung seperti melekat dengan bijinya. Warna buah hitam
jika sudah tua dan hijau ketika muda. Buah kangkung berukuran kecil sekitar 10
mm, dan umur buah kangkung tidak lama. Bentuk biji kangkung bersegi-segi atau
tegak bulat. Berwarna cokelat atau kehitam-hitaman, dan termasuk biji berkeping
dua. Pada jenis kangkung darat biji kangkung berfungsi sebagai alat perbanyakan
tanaman secara generatif (Maria, 2009).
Syarat Tumbuh
1. Iklim
Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun. Kangkung
darat (Ipomea reptans) dapat tumbuh pada daerah yang beriklim panas dan
beriklim dingin. Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini
berkisar antara 500-5000 mm/tahun. Pada musim hujan tanaman kangkung
pertumbuhannya sangat cepat dan subur, asalkan di sekelilingnya tidak tumbuh
rumput liar. Dengan demikian, kangkung pada umumnya kuat menghadapi
rumput liar, sehingga kangkung dapat tumbuh di padang rumput, kebun/ladang
yang agak rimbun (Aditya, 2009).
Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau mendapat sinar
matahari yang cukup. Di tempat yang terlindung (ternaungi) tanaman kangkung
akan tumbuh memanjang (tinggi) tetapi kurus-kurus. Kangkung sangat kuat
menghadapi panas terik dan kemarau yang panjang. Apabila ditanam di tempat
yang agak terlindung, maka kualitas daun bagus dan lemas sehingga disukai
konsumen. Suhu udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat, setiap naik 100 m
tinggi tempat, maka temperatur udara turun 1 derajat C (Aditya, 2009).
2. Media Tanam
Kangkung darat (Ipomea reptans) menghendaki tanah yang subur, gembur
banyak mengandung bahan organik dan tidak dipengaruhi keasaman tanah.
Tanaman kangkung darat tidak menghendaki tanah yang tergenang, karena akar
akan mudah membusuk. Sedangkan kangkung air membutuhkan tanah yang selalu
tergenang air. Tanaman kangkung (Ipomea reptans) membutuhkan tanah datar
bagi pertumbuhannya, sebab tanah yang memiliki kelerengan tinggi tidak dapat
mempertahankan kandungan air secara baik (Haryoto, 2009).
3. Ketinggian Tempat
B. Buncis
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Dicotiledonae
Ordo : Convovulales
Family : Convovulaceae
Genus : Ipomoea
Tanaman ubi jalar memiliki kerabat dekat dengan kangkung air (Ipomoea
aquatic Forsk) dan kangkung laut (Ipomoea persaprae) (Tim Penyusun Kamus,
2005).
Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar
lumbung atau umbi. Akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur
hara yang ada dalam tanah, sedangkan akar lumbung berfungsi sebagai tempat
untuk menimbun sebagian makanan yang nantinya akan terbentuk umbi.
Kedalaman akar tidak lebih dari 45 cm. Biasanya sekitar 15 persen dari seluruh
akarnya yang terbentuk akan menebal dan membentuk akar lumbung yang
tumbuh agak dangkal. Ukuran umbi meningkat selama daun masih tetapi aktif
(Sonhaji, 2007).
Waktu yang diperlukan mulai dari bibit ubijalar ditanam sampai dipanen
adalah sekitar 100-150 hari tergantung jenis ubi jalar dan keadaan lingkungan
tumbuhnya (Suparman, 2007).
Syarat Tumbuh
1. Iklim
Ubi jalar adalah tanaman tropis dan subtropis yang dapat beradaptasi
dengan daerah beriklim lebih memberikan suhu rata-rata tidak turun di bawah 20
°C dan suhu minimum tinggal di atas 15 °C. Untuk budidaya ubi jalar temperatur
antara 15 hingga 33 °C diperlukan selama siklus vegetatif, dengan suhu optimal
yang antara 20 hingga 25 °C. Temperatur rendah pada malam mendukung
pembentukan umbi-umbian, dan temperatur tinggi pada siang hari mendukung
perkembangan vegetatif (perkembangan umbi-umbian hanya terjadi dalam kisaran
suhu 20 hingga 30 °C, optimum 25 °C dan umumnya berhenti di bawah 10 °C).
Ubi jalar adalah tanaman hari pendek, yang memerlukan cahaya untuk
pembangunan maksimum. Temperatur dan fluktuasi suhu bersama-sama dengan
hari-hari pendek mendukung pertumbuhan umbi-umbian dan membatasi
pertumbuhan dedaunan. Kelembaban memiliki pengaruh yang menentukan
pertumbuhan ubi dan produksi. Kadar air daun adalah (86%), batang (88,4%) dan
umbi (70,6%). Kelembaban penting untuk mencapai perkecambahan yang baik.
Tanah juga harus tetap basah selama masa pertumbuhan (60-120 hari), meskipun
pada panen kelembaban harus rendah untuk mencegah busuk umbi . Kondisi yang
mendukung perkembangan bagian vegetatif tanaman meliputi kelembaban relatif
80% dan tanah lembab (http://www.fao.org, 2008).
2. Tanah
Tanaman ubi jalar tidak tahan terhadap genangan air, tanah yang becek
atau berdrainase buruk dan akan mengakibatkan tanaman tumbuh kerdil, daun
menguning dan umbi membusuk. Tanaman ubi jalar dapat tumbuh pada keasaman
tanah (pH) 4,5-7,5, tetapi yang optimal untuk pertumbuhan umbi pada pH 5,5-7.
Sewaktu muda tanaman membutuhkan kelembaban tanah yang cukup (Sarwono,
2005). Ubi jalar cocok ditanam di lahan tegalan atau sawah bekas tanaman padi,
terutama pada musim kemarau. Pada waktu muda tanaman membutuhkan tanah
yang cukup lembab. Oleh karena itu, untuk penanaman di musim kemarau harus
tersedia air yang memadai.
3. Ketinggian Tempat
Tanaman ubi jalar membutuhkan hawa panas dan udara yang lembab.
Tanaman ubi jalar juga dapat beradaptasi luas terhadap lingkungan tumbuh karena
daerah penyebaran terletak pada 300 LU dan 300 LS. Di Indonesia yang beriklim
tropik, tanaman ubi jalar cocok ditanam di dataran rendah hingga ketinggian 500
m dpl. Di dataran tinggi dengan ketinggian 1.000 m dpl, ubi jalar masih dapat
tumbuh dengan baik, tetapi umur panen menjadi panjang dan hasilnya rendah.
4. Varietas
Indonesia merupakan pusat keanekaragaman ubi jalar kedua setelah
Amerika Latin. Ubi jalar berdaging umbi jingga adalah salah satu sumber β-
Karoten atau provitamin A. Meskipun potensinya cukup besar, tetapi studi
genetika sebagai dasar pengembangan kultivar masih terbatas. Salah satu
penyebabnya karena ubi jalar (Ipomoea batatas) merupakan tanaman heksaploid
(2n = 6x = 90) serta mempunyai sistem ketidakserasian sendiri (self-
incompatibility) dan ketidakserasian silang (cross- incompatibility) (Onggo,
2008).
Kata Ultisol berasal dari bahasa latin Ultimus, yang berarti terakhir atau
dalam arti hal Ultisol, tanah yang paling terkikis dan memperlihatkan pengaruh
pencucian yang terahir. Ultisol memiliki horizon argilik degan kejenuhan basa
yang rendah. Biasanya terdapat alumunium yang dapat dipertukarkan dalam
jumlah yang tinggi. Pertanian dapat dipertahankan dengan perladangan berpisah
atau dengan penggunaan pupuk (Prasetyo, 2006).
Tanah Ultisol mempunyai sebaran yang sangat luas, meliputi hampir 25%
dari total daratan Indonesia. Penampang tanah yang dalam dan kapasitas tukar
kation yang tergolong sedang hingga tinggi menjadikan tanah ini mempunyai
peranan yang penting dalam pengembangan pertanian lahan kering di Indonesia.
Hampir semua jenis tanaman dapat tumbuh dan dikembangkan pada tanah ini,
kecuali terkendala oleh iklim dan relief (Prasetyo, 2006)
Pupuk organik adalah pupuk kandang, pupuk hijau dan kompos. Pupuk
kandang merupakan pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang dapat
digunakan apabila telah dikeringkan dan proses pelapukannya (dekomposisi) telah
sempurna. Pupuk hijau berasal dari tanaman berpolong dan kacang-kacangan.
Sedangkan kompos merupakan jenis pupuk yang berasal dari sisa-sisa bahan
tanaman yang telah mengalami penguraian (dekomposisi) (Saktiyono, 2008).
4.1 Hasil
Tabel 1. Minggu pertama Sabtu, 29 September 2018
Pengamatan Bedengan 1 Bedengan 2
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Tinggi Batang 24 16 25 23 18 29 24 25 24 15
Jumlah Daun 9 11 12 10 6 18 20 9 12 8
Lebar Daun 14 10 13 13 9 13 12, 15 14 11
5
Panjang Daun 24 17 20 27 16 19 23 22 23 17
Tabel 2. Minggu kedua Sabtu, 06 Oktober 2018
Pengamatan Bedengan 1 Bedengan 2
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Tinggi Batang 31 19 33 30 35 35 26 37 35 22
Jumlah Daun 20 22 18 19 15 24 32 15 14 14
Lebar Daun 14,5 11 14 14 10 13 13 15 14, 12
5
Panjang Daun 28 29 24 31 25 26 25 27 25 21
Tabel 3. Minggu ketiga Sabtu, 13 Oktober 2018
Pengamatan Bedengan 1 Bedengan 2
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Tinggi Batang 37 24 37 34 40 39 31 42 39 28
Jumlah Daun 32 30 28 27 24 32 36 28 27 22
Lebar Daun 15 12 14, 15 11 14 14 15, 15 13
5 5
Panjang Daun 31 30 26 32 27 28 26 29 27 22
Tabel 4. Minggu keempat Sabtu, 20 Oktober 2018
Pengamatan Bedengan 1 Bedengan 2
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Tinggi Batang 42 30 41 39 45 44 38 48 45 33
Jumlah Daun 40 37 40 38 37 42 45 43 44 39
Lebar Daun 13 13 15 15 12 15 16 16 15 14
Panjang Daun 32 33 29 33 29 20 28 28 28 25
Tabel 5. Minggu kelima Sabtu, 27 Oktober 2018
Pengamatan Bedengan 1 Bedengan 2
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Tinggi Batang 57 35 44 42 48 47 41 59 49 35
Jumlah Daun 58 46 49 50 45 52 50 51 53 49
Lebar Daun 16,5 14 16 15, 13 16 17 16, 17 15
5 5
Panjang Daun 33 34 38 35 30 31 29 32 30 27
4.2 Pembahasan
Dari tabel diatas, penanaman ubi jalar dilakukan pada 2 bedengan dengan
lima perlakuan. Ubi jalar adalah tanaman budidaya yang dimanfaatkan pada
bagian akar saat membentuk umbi. selain dimanfaatkan umbinya, daun muda ubi
jalar juga dibuat sayuran. Terdapat pula ubi jalar yang dijadikan tanaman
pemeliharaannya cukup mudah. ubi jalar akan tumbuh baik bila lahan terkena
hara disekitar tanaman. pemberian pupuk urea atau Organik akan menambah hasil
panen yang lebih bagus. Panen ubi jalar yaitu dengan mencangkuli sekitar
tanaman,ini untuk mempermudah ubi rusak karena terkena cangkul atau alat
pertanian.
Stadium hama yang merusak tanaman ubi jalar adalah larva (ulat). Cirinya
adalah membuat lubang kecil memanjang (korek) pada batang hingga ke bagian
ubi. Di dalam lubang tersebut dapat ditemukan larva (ulat). Gejala: terjadi
layu, dan akhirnya cabang-cabang tanaman akan mati. Pengendalian: (1) rotasi
tanaman untuk memutus daur atau siklus hama; (2) pengamatan tanaman pada
stadium umur muda terhadap gejala serangan hama: bila serangan hama >5 %,
bagian tanaman yang terserang berat; (4) penyemprotan insektisida yang mangkus
dan sangkil, seperti Curacron 500 EC atau Matador 25 dengan konsentrasi yang
dianjurkan.
kecil yang bagian sayap dan moncongnya berwarna biru, namun toraknya
berwarna merah. Kumbang betina dewasa hidup pada permukaan daun sambil
larva (ulat), selanjutnya ulat akan membuat gerekan (lubang kecil) pada batang
atau ubi yang terdapat di permukaan tanah terbuka. Gejala: terdapat lubang-
lubang kecil bekas gerekan yang tertutup oleh kotoran berwarna hijau dan berbau
menyengat. Hama ini biasanya menyerang tanaman ubi jalar yang sudah berubi.
Bila hama terbawa oleh ubi ke gudang penyimpanan, sering merusak ubi hingga
pergiliran atau rotasi tanaman dengan jenis tanaman yang tidak sefamili dengan
guludan untuk menutup ubi yang terbuka; (3) pengambilan dan pemusnahan ubi
yang terserang hama cukup berat; (4) pengamatan/monitoring hama di pertanaman
ubi jalar secara periodik: bila ditemukan tingkat serangan > 5 %, segera dilakukan
mangkus dan sangkil, seperti Decis 2,5 EC atau Monitor 200 LC dengan
konsentrasi yang dianjurkan; (6) penanaman jenis ubi jalar yang berkulit tebal dan
Penyakit yang ada pada ubi jalar adalah (a) Kudis atau Scab, disebabkan
cendawan Elsinoe batatas dengan gejala adanya benjolan pada tangkai sereta urat
daun, dan daun-daun berkerut seperti kerupuk. Tingkat serangan yang berat
ubi jalar bervarietas tahan penyakit kudis, seperti daya dan gedang; (3) kultur
teknik budi daya secara intensif; (4) penggunaan bahan tanaman (bibit) yang
gejala tanaman tampak lemas, urat daun menguning, layu, dan akhirnya mati.
Penularan penyakit dapat terjadi melalui tanah, udara, air, dan terbawa oleh bibit.
Pengendalian: (1) penggunaan bibit yang sehat (bebas penyakit); (2) pergiliran
/rotasi tanaman yang serasi di suatu daerah dengan tanaman yang bukan famili;
(3) penanaman jenis atau varietas ubi jalar yang tahan terhadap penyakit
Fusarium.c) Virus, Beberapa jenis virus yang ditemukan menyerang tanaman ubi
jalar adalah Internal Cork, Chlorotic Leaf Spot, Yellow Dwarf. Gejala:
pertumbuhan batang dan daun tidak normal, ukuran tanaman kecil dengan tata
letak daun bergerombol di bagian puncak, dan warna daun klorosis atau hijau
kekuning-kuningan. Pada tingkat serangan yang berat, tanaman ubi jalar tidak
menghasilkan. Pengendalian: (1) penggunaan bibit yang sehat dan bebas virus; (2)
cercospora oleh jamur Cercospora batatas Zimmermann, busuk basah akar dan ubi
oleh jamur Rhizopus nigricans Ehrenberg, dan klorosis daun oleh jamur Albugo
perbaikan kultur teknik budi daya, penggunaan bibit yang sehat, sortasi dan
karena letaknya yang dekat dengan hutan, hingga babi lebih mudah menyerang,
5.1. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
tanaman perlu diberi nutrisi agar tanaman dapat tumbuh dengan subur. Agar
tanaman dapat panen dengan menghasilkan hasil yang optimal yang sesuai dengan
harapan. Tanamn perlu disiram secara rutin agar gulma tidak mudah menyerang
tanaman tersebut. Tanaman juga perlu dirawat dengan baik dan diperhatikan
dengan baik agar hama dan penyakit tidak mudah menyerang tanaman buncis,
kankung, dan ubi jalar.
Tiap tanaman harus diperhatikan. Bila tanaman sudah mengalami
pertumbuhan yang kerdil maka perlu dilakukan penambahan nutrisi dengan cara
pemberian pupuk pada tanaman tersebut. Tanaman juga diberi waring agar dapat
terlindungi dari serangan babi.Buncis, ubi jalar, dan kankung akan tumbuh baik
bila lahan terkena matahari langsung, pemeliharaan dari gulma untuk menghindari
persaingan unsur hara disekitar tanaman. Pemberian pupuk UREA atau Organik
dan anorganik akan menambah hasil panen yang lebih bagus.
5.2. Saran
Mulyani. S,. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.
A. Kebutuhan Pupuk
1. Urea
Kebutuhan pupuk/bedeng 𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑢𝑝𝑢𝑘/ℎ𝑎
=
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑡𝑎𝑘𝑎𝑛 𝐿𝑢𝑎𝑠 1 ℎ𝑎
x 150.000 𝑔/ℎ𝑎
=
4 𝑚2 10.000𝑚2
10.000m2 . x = 600.000
x = 60 g/bedengan
60
Kebutuhan pupuk/tan = 40= 1,5 g/tanaman
2. KCl
x 100.000 𝑔/ℎ𝑎
=
4m2 10.000𝑚2
10.000m2 . x = 400.000
x = 40 g/bedengan
40
Kebutuhan pupuk/tan = 40= 1 g/tanaman
3. SP-36
x 50.000 𝑔/ℎ𝑎
=
4m2 10.000𝑚2
10.000m2 . x = 200.000
x = 20 g/bedengan
20
Kebutuhan pupuk/tan = 40= 0,5 g/tanaman
B. Grafik
C. Dokumentasi
Gambar Keterangan
Lahandicangkul, dibersihkandarigulma, diolah,
dibikinbedengan, satuminggusetelahitudiberipupuk.
Tanamanditanamansesuaidenganjaraktanam yang
ditentukan.
Tanamandirawatdengandilakukanpenyiramanterhadapt
anaman.