Laporan Kunlap
Laporan Kunlap
Laporan Kunlap
HIDROLOGI LINGKUNGAN
KUNJUNGAN LAPANGAN GLOBAL ATMOSPHERE WATCH (GAW)
BUKIT KOTOTABANG, SUMATERA BARAT
RABU, 28 MARET 2018
OLEH:
RIANA PUTRI MELANI (1610941004)
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya, laporan kunjungan lapangan di Global Atmosphere Watch (GAW) dapat
diselesaikan pada waktunya.
Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang dengan caranya masing-
masing telah membantu dalam penyelesaian laporan ini. Penulis menyadari bahwa laporan ini
masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala kritik, saran dan berbagai masukan yang
membangun sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………..…..…...….1
1.2 Batasan Masalah…..…………………………………………………………..………..…….2
1.3 Tujuan Penulisan ……………………………………………………………………......…...2
1.4 Manfaat Penulisan ………………………………………………………………..……….…3
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Sejarag GAW ..........................................................................................………………….….4
2.2 Prospek Kegiatan ......................................................................................…………….……….4
2.3 Alat-Alat GAW ......................................................................................…….……………….5
BAB III PENUTUP .....................................................................................…………………….6
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hidrologi lingkungan merupakan salah satu mata kuliah wajib jurusan Teknik Lingkungan yang
membahas mengenai permasalahan cucaca atau iklam yang mana objek penelitian ini tentang
hujan dan merupakan sarana untuk belajar melalui pengamatan secara langsung, melalui mata
kuliah ini diharapkan tumbuh minat mahasiswa untuk menata dan mengembangka n
kemampuannya. Sebelumnya mahasiswa telah dibekali dengan perkuliahan secara teoritis. Agar
ilmu yang diperoleh mahasiswa di kampus lebih menjurus pada praktek pelaksanaan ilmu
hidrologi ini , maka perlu pembelajaran pengamatan secara langsung ke instansi-insta ns i
maupun perusahaan yang relevan di luar kampus, seperti Badan Meteorologi, Klimatologi dan
Geofisika (BMKG), Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (DESDM), GAW, Telkom, PT
Persero dan instansi lainnya sesuai dengan bidang kajian mahasiswa tersebut. Dengan demikia n
mahasiswa dapat pengalaman dan gambaran awal tentang dunia kerja, serta belajar beradaptasi
langsung dengan lingkungan dunia kerja. Pelaksanaan Kunjungan Lapangan pada suatu
lembaga seperti GAW, dimana ruang lingkup utamanya yaitu mengarah ke kajian tentang
pengamatan, pengumpulan, penyebaran, pengolahan dan analisis komposisi kimia atmosfer,
gas-gas rumah kaca dan parameter fisis atmosfer. Berbagai macam pengamatan yang dilakukan
oleh stasiun GAW ini yang bertujuan untuk mendapatkan informasi yang bisa digunaka n
sebagai acuan untuk menggambarkan keadaan permukaan bumi. Perubahan iklim yang tidak
menentu dan penyebaran gas rumah kaca yang semakin besar juga akan menyebabkan
perubahan kualitas udara dipermukaan bumi.
Stasiun Pemantau Atmosfer Global Bukit Kototabang merupakan salah satu stasiun di daerah
ekuatorial yang penting dalam program pengamatan atmosfer secara global karena secara umum
pengukuran kondisi atmosfer dan kualitas udara di daerah ini sangat terbatas. Ada tiga program
pengamatan yang dilakukan di Stasiun Pemantau Atmosfer Global Bukit Kototabang, yaitu :
Pengamatan Gas Rumah Kaca, Pengamatan Kualitas Udara, dan Parameter Fisis Atmosfer.
Secara umum, kualitas udara diukur dengan mengamati apakah konsentrasi parameter
pencemaran udara yang terukur lebih tinggi atau lebih rendah daripada Indeks Standar
Pencemaran Udara (ISPU). Pemerintah menetapkan nilai ISPU untuk menjaga kesehatan dan
kenyamanan masyarakat. Walaupun pemerintah telah menetapkan ISPU, ada beberapa
kelompok orang yang masih rentan terhadap pencemaran udara, seperti anak-anak, lansia,
penderita penyakit paru-paru dan jantung, yang akan terpengaruh oleh pencemaran udara lebih
dahulu walaupun konsentrasi pencemaran udara yang terukur masih lebih rendah daripada
ISPU. Ada 5 komponen pencemar udara yang dimasukkan dalam ISPU, yaitu: karbon
monoksida (CO), ozon permukaan (O3), aerosol PM10, oksida nitrogen (NOx), dan sulfur
dioksida (SO2). Stasiun Pemantau Atmosfer Global Bukit Kototabang telah mengukur kelima
parameter tersebut. Berdasarkan uraian dan informasi tersebut diatas maka perlu sekali
dilakukan kunjungan lapangan ke Stasiun Pemantau Atmosfer Global (GAW) bukit koto tabang
untuk dapat dijadikan pedoman dalam melihat kinerja langsung bidang keahlian hidrologi.
1.3Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari kunjungan lapangan ini, yaitu:
1. Tujuan Umum
Tujuan dilaksanakan praktek kerja lapangan adalah :
a. Memberikan pengalaman praktek kerja secara langsung bagi mahasiswa dan mengga li
berbagai masalah yang muncul dilapangan.
b. Mewujudkan program keterkaitan dan kesepadanan antara dunia industri dan dunia
pendidikan.
c. Meningkatkan keterampilan dan wawasan ilmu pengetahuan mahasiswa baik secara teknis
maupun hubungan sosial
d. Membentuk perilaku positif bagi para mahasiswa melalui penyesuaian diri dengan
lingkungan kerja.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan penulisan laporan kunjungan lapangan ini adalah
a. Belajar melaporkan hasil penelitian yang telah dilakukan di lapangan.
b. Mengetahui bagaimana system kinerja bidang ahli GAW.
1.4 Manfaat Penulisan
Adapaun manfaat dari laporan ini yaitu:
1. Manfaat dilaksanakan Kunjungan Lapangan
Adapun mamfaat dilaksanakannya kunjungan lapangan ini yaitu:
a. Membantu memberikan pembekalan pengetahuan, Wawasan dan keterampilan kepada
mahasiswa tentang praktek kerja lapangan secara nyata.
b. Memupuk rasa kebersamaan tim secara baik, terutama dalam mensukseskan suatu
program kerja.
c. Memberikan pengalaman praktek kerja secara langsung dan mengetahui berbagai masalah
yang timbul di lapangan saat praktek kerja dilaksanakan.
d. Saling tukar-menukar informasi di bidang teknologi antara lembaga sebagai pengguna
teknologi dengan perkembangan pengetahuan yang terjadi di lembaga perguruan tinggi.
2. Manfaat Penulisan laporan Kunungan Lapangan
Adapun mamfaat penulisan PKL ini adalah sebagai bahan pengetahuan bagi pembaca untuk
mengetahui konsentrasi bagaimana proses kinerja langsung pengukuran hidrologi
yang diterapkan di Bukit Kototabang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Stasiun Pemantau Atmosfer Global Bukit Kototabang (Global Atmosphere Watch) terletak di
Pulau Sumatera, Indonesia (0° 12′ 07″ LS – 100° 19′ 05″ BT). Stasiun ini berjarak 17 km arah
Utara kota Bukittinggi dan lebih kurang 120 km Utara kota Padang yang merupakan ibukota
provinsi Sumatera Barat. Stasiun yang berada di area terpencil ini terletak di daerah ekuatorial
pada ketinggian 864,5 m di atas permukaan laut dan 40 km dari garis pantai bagian Barat. Arah
angin berasal dari Selatan-Tenggara (Desember sampai Mei) atau Utara-Barat Laut (Mei sampai
Oktober). Temperatur bervariasi dari 16 sampai 25°C dengan variasi yang sangat kecil dan
kelembaban relatif biasanya lebih dari 80%. Fasilitas yang tersedia meliputi bangunan yang cukup
luas yang menyediakan ruang kantor, ruang rapat, dan laboratorium. Di area atap seluas 300 m2 ,
inlet udara dan beberapa peralatan radiasi dan meteorologi dipasang. Stasiun ini dapat dicapai dari
jalan kecil yang tertutup untuk publik dan berjarak beberapa kilometer dari sebelah Barat jalan
utama antara kota Padang dan Medan. Vegetasi yang mengelilingi area (30 km) sebagian besar
berupa hutan tropis.
Stasiun ini merupakan bagian dari sistem monitoring dan riset yang dikoordinasi oleh World
Meteorological Organization (WMO). Secara resmi mulai beroperasi sejak tanggal 7 Desember
1996 sebagai salah satu unit kerja dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG),
Stasiun Pemantau Atmosfer Global Bukit Kototabang merupakan salah satu stasiun di daerah
ekuatorial yang penting dalam program pengamatan atmosfer secara global karena secara umum
pengukuran kondisi atmosfer dan kualitas udara di daerah ini sangat terbatas.
Pada kegiatan yang dilakukan GAW ini mengkaji hal-hal mengenai perkembangan kualitas udara
dan keadaan iklim serta cuaca di lingkungan. GAW Bukit Kota Tabang ini bekerja sama dengan
seluruh BMKG di seluruh dunia, hak ini terbukti dari banyaknya bantuan-bantuan yang diterima
GAW ini dari beberapa Negara. Pada GAW ini dilarang untuk memasak, menggunakan pewangi
pakaian. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kontaminasi atau gangguan secara langsung
terhadap pemantauan kondisi udara di GAW.
Seperti yang dikatakan tadi bahwa GAW bekerja sama dengan beberapa Negara dalam memantau
kualitas udara ini. Salah satunya yaitu pengukuran aerosol optical depth bekerja sama dengan nasa.
Pada kegiatan GAW ini memantau gas rumah kaca dan kualitas udara. Parameter yang diteliti
yaitu : CO 2 , N 2 0 dan CH4. Pada CO2 menjadi penyebab utama kenaikan suhu bumi dan efeknya
akan terus berlanjut dan mampu bertahan lebih lama di atmosfer. CO2 ini mampu bertahan sampai
100 tahun lamanya. NO2 dihasilkan oleh pupuk oleh pertanian dan mampu berhan sampai 1 abad
lamanya. Kemudian CH4 yaitu memiliki kemampuan 21 kali lebih kuat dari CO2 dan menjadi
penyebab terjadinya pemanasan global.
Dalam kegiatan pemantauan kondisi atmosfer dan udara di lingkungan dibutuhkan adanya
penunjang dalam pemantauan ini yaitu alat-alat. Beberapa alat yang ada di GAW, yaitu :
Gambar 2.1
Ini memantau aerosol yaitu udara padat yang ukurannya bermacam-macam. Ini berfungs i
untuk memantau kualitas udara sekitar dengan menggunakan penyerapan sinar matahari.
2. Aethalometer
Gambar 2.2
Menggunakan dua system instrument, yaitu black carbon dan scattering coefisien. Black
carbon ini mengunakan system pembiasan sinar yang mana pantulan cahaya yang diukur.
3. CO Ambient Monitor
Gambar 2.3
4. SOx Analyzer
Gambar 2.4
Digunakan untuk mengamati data dari partikulat S0 2
5. Partisol
Gambar 2.5
Partisol Sampler digunakan untuk mengukur konsentrasi partikel PM25. Metode
pengukuran yang digunakan gravimetri dengan lamanya waktu sampling 7 hari. Kemudian
kertas saring hasil pengukuran digunakan untuk menganalisis kandungan ion yang ada di
atmosfer.
6. Inlet BAM1020
Gambar 2.6
7. Sun Photometer
Gambar 2.7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah:
1. Stasiun Pemantau Atmosfer Global ini memiliki kantor yang luas dengan berbagai
macam fasilitas di dalamnya, seperti ruang kepala, laboratorium, taman alat dan
sebagainya;
2. Stasiun ini memiliki alat yang lengkap dan bekerjasama dengan berbagai negara agar
mendapatkan beberapa data hasil pengamatan yang tidak dapat diuji langsung.
3.2 Saran
Saran yang dapat diberikan berdasarkan makalah ini adalah:
1. Pengelola Stasiun GAW diharapkan mampu melakukan maintenance yangmaks ima l
sehingga perlatan yang digunakan tahan lama dan keakuratannya tidak berubah;
2. Sebagai mahasiswa Teknik Lingkungan diharapkan mampu mengetahui dan
memahami lebih banyak lagi mengenai peralatan, fungsi dan prinsip kerjadalam
klimatologi dan meteorolgi;
DAFTAR PUSTAKA