Laporan Akhir Dasar Dasar Perlindungan Tanaman

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 55

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

DASAR-DASAR PEMULIAAN TANAMAN

OLEH :

NAMA : GUNAWAN YUSUF PANE

NO. BP : 1910252024

KELAS : PROTEKSI

DOSEN PENANGGUNG JAWAB : 1. Prof. Dr. sc. agr. Ir. Jamsari, MP

2. Dr. DINI HERVANI, S.P., M.Si

PROGRAM STUDI PROTEKSI TANAMAN

JURUSAN HAMA PENYAKIT TUMBUHAN

FAKUKTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
bimbingan serta rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum mata
kuliah Ilmu Penyakit Tanaman. Tak lupa pula, penulis juga ingin mengucapkan
terima kasih kepada dosen - dosen pengajar dan asisten mata kuliah Ilmu Penyakit
Tanaman yang telah memberikan teori - teori yang berguna bagi pelaksanaan
praktikum, dan teman teman seperjuangan sekalian dari Proteksi Tanaman 2020,
khususnya kelas Proteksi D yang telah memberi semangat, motivasi, bantuan material
maupun non material, dan lain – lain yang sangat membantu dalam menyelesaikan
laporan praktikum ini.

Sekiranya laporan praktikum ini dapat berguna kedepannya bagi banyak orang,
termasuk penulis sendiri. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, apabila penulis melakukan kesalahan, penulis meminta
maaf yang sedalam – dalamnya. Sekian dan terima kasih.

Pematangsiantar, 31 November 2020

Gunawan Yusuf Pane

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
PEMBENTUKAN DAN PEMANFAATAN PLASMA NUTFAH......................................1
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
BAB II BAHAN DAN METODE......................................................................................3
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................5
BAB IV PENUTUP..........................................................................................................10
SISTEM REPRODUKSI TANAMAN................................................................................11
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................11
BAB II BAHAN DAN METODE....................................................................................13
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................14
BAB IV PENUTUP..........................................................................................................18
TEKNIK PERSILANGAN BUATAN PADA TANAMAN MENYERBUK SENDIRI...19
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................19
BAB II BAHAN DAN METODE....................................................................................21
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................23
BAB IV PENUTUP..........................................................................................................26
TEKNIK PERSILANGAN BUATAN PADA TANAMAN MENYERBUK SILANG....27
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................27
BAB II BAHAN DAN METODE....................................................................................29
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................31
BAB IV PENUTUP..........................................................................................................35
PERHITUNGAN SEDERHANA SIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF...........36
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................36
BAB II BAHAN DAN METODE....................................................................................38
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................39
SELEKSI BERULANG PADA JAGUNG..........................................................................40
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................40
SELEKSI MASSA PADA PADI.........................................................................................41

ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................41
BAB II BAHAN DAN METODE....................................................................................42
SELEKSI GALUR MURNI PADA PADI..........................................................................43
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................43
BAB II BAHAN DAN METODE....................................................................................44
LAMPIRAN.........................................................................................................................45

iii
PEMBENTUKAN DAN PEMANFAATAN PLASMA NUTFAH
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Plasma nutfah merupakan koleksi sumber daya genetik yang berupa


keanekaragaman tumbuhan, hewan atau jasad remik untuk tujuan yang luas, plasma
nutfah adalah substansi yang terdapat pada suatu kelompok makhluk hidup yang
merupakan sumber sifat keturunan yang dapat dirakit untuk menciptakan jenis unggul
atau kultifar yang baru. Plasma nutfah merupakan salah satu yang sangat penting
karena tanpa plasma nutfah kita tidak dapat memuliakan tanaman, membentuk
kultifar atau ras baru karena itu plasma nutfah harus dikelolah secara tepat sehingga
dari plasma nutfah tersebut dilakukan pemulian agar dapat mengembangkan kultivar-
kultivar D unggul selain itu koleksi plasma nutfah juga mempunyai tujuan lain
misalnya untuk pertukaran dengan negara-negara lain.

Kekayaan plasma nutfah yang terdapat di alam memiliki potensi untuk


dimanfaatkan dalam industri pertanian. Oleh sebab itu saat ini plasma nutfah harus
banyak dikaji lebih dan dikoleksi dalam rangka meningkatkan produksi pertanian
seperti tanaman padi dan penyediaan pangan. Hal ini dilakukan karena plasma nutfah
merupakan sumber gen yang berguna bagi perbaikan tanaman seperti gen untuk
ketahanan terhadap penyakit, serangga, gulma, dan juga gen untuk ketahanan
terhadap cekaman lingkungan abiotik yang kurang menguntungkan seperti
kekeringan. Selain dari itu plasma nutfah juga merupakan sumber gen yang dapat
dimanfaatkan untuk peningkatan kualitas hasil tanaman seperti kandungan nutrisi
yang lebih baik. Plasma nutfah adalah substansi pembawa sifat keturunan yang dapat
berupa organ utuh atau bagian dari tumbuhan atau hewan serta mikroorganisme.
Plasma nutfah merupakan kekayaan alam yang sangat berharga bagi kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi untuk mendukung pembangunan nasional.

1
Plasma nutfah harus dikonversi karena plasma nutfah sering mengalami erosi
genetic yang mengakibatkan jumlah plasma nutfah semakin menurun. Salah satu
yang perlu diperhatikan dalam pelestarian plasma nutfah adalah penyimpanan.
Metode konservasi sumber daya genetic secara luas terbagi menjadi dua yaitu secara
in-situ dan ex-situ.

 Memanfaatkan plasma nutfah dengan in-situ memungkinkan karakterisasi


dan evaluasi tanaman serta memudahkan program persilangan melalui persendian
bunga atau serbuk sari secara cepat. Selain itu proses produksi secara klonal dapat
mempertahankan kemasan genetic materi. Namun demikian, metode koleksi ini
rawan punah, trutama di Negara-negara berkembang yang disebabkan oleh berbagai
factor seperti hama penyakit (baik dilapangan maupun penyimpanan), iklim yang
ektrim, kebakaran lahan, konflik social, serta perubahan pemanfaatan lahan yang
tadinya untuk koleksi plasma nutfah.

Pelestarian plasma nutfah dapat dilakukan dengan cara konvensional ataupun


modern/bioteknologi. Kedua ar aini membutuhkan tindakan yang cermat karena
sudah barang tentu terdapat kelebihan dan kekurangannya. Kelebihan cara
konvensional adalah menggunakan lahan yang luas (aneka ragam plasma nutfah
dapat dilestarikan), sedang kekurangannya sulit memonitor dan kestabilan plasma
nutfah sulit dijamin. Lebih lanjut diungkapkan mengenai kelebihan cara modern
membutuhkan ruang yang sempit (karena dilakukan secara in vitro), mudah
memonitor, tenaga kerja tidak banyak, sedang kekurangannya adalah investasi awal
tinggi dan membutuhkan tenaga ahli yang berkualitas.

2. Tujuan

Untuk mengeahui cara mengoleksi benih dan klon tanaman, serta mengetahui
cara pengemasan dan pelabelan pada koleksi. Mengetahui sifat-sifat dari berapa
komoditi dengan cara mengidentifikasi melalui penampilan fenotipnya. Menghitung
keragaman suatu komoditi baik dalam varietas maupun antar varietas

2
BAB II BAHAN DAN METODE

A. Koleksi Sumber Daya Genetik Tanaman

Bahan dan alat :

1. Benih jagung (Zea mays L.), benih kedelai (Glycine max), benih cabai (Capsicum
annum), benih kacang tanah (Arachis hypogaea), benih buncis (Phaseolus vulgaris
L.), benih kacang panjang (Vigna sinensis), dan benih kacang hijau (Vigna radiata)
masing-masing ± 20 g. (Masing-masing mahasiswa boleh memilih minimal 2 benih
untuk koleksi)

2. Klon ubi jalar (Ipomoea batatas) dan ubi kayu (Manihot utilissima)

3. Botol film atau botol selai, polybag, kertas label, selotip, alat tulis.

Cara kerja :

1. Benih yang akan dikoleksi dipilih benih yang memiliki vigor dan viabilitas yang
baik.

2. Benih lalu dimasukkan atau disimpan dalam botol bekas film atau botol bekas selai
disesuaikan dengan besarnya benih, kemudian ditutup dan diberi label. Disarankan
untuk memberi silika gel. Selanjutnya berikan label pada botol koleksi seperti pada
kotak di bawah ini:

Tanggal koleksi :
Nama Kolektor :
Tanaman :
Varietas :
3. Masing-masing Klon ditanam pada polybag berukuran 35 cm x 35 cm dan disusun
di pekarangan rumah sendiri.

Pengamatan:

3
1. Benih yang telah dikoleksi dan diberi label kemudian dokumentasikan berupa foto.
2. Masing-masing Klon yang telah ditanam pada polybag dilakukan pengamatan
setiap satu kali seminggu sebanyak 4 kali pengamatan (satu bulan). Parameter
pengamatan meliputi jumlah daun dan tinggi tanaman. Kemudian dokumentasi/foto
setiap kali pengamatan.

3. Tuliskan hasil pengamatan minimal 3 lembar pada point nomor 1 dan 2.

B. Identifikasi Sumber Daya Keragaman Genetik Tanaman

Bahan dan Alat:

1. Identifikasi 2 varietas tanaman padi sebanyak 5 tanaman masing-masing varietas


yang ada di tempat saudara. Kemudian tuliskan parameter pengamatan.

Cara kerja:

1. Buat grafik sebaran masing-masing variabel dengan interval tertentu

2. Amati juga sifat-sifat kualitatif dari kedua varietas seperti:  Posisi daun  Warna
daun  Bentuk gabah  Ukuran gabah  Warna bunga  Warna kaki batang  Dan
lain-lain

3. Tuliskan hasil dan pembahasan minimal 3 lembar dan dikumpulkan pada penjab
praktikum.

4
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 1.1 Koleksi benih

Gambar Keterangan
Koleksi benih jagung

Koleksi benih kacang tanah

Tabel 1.2 Pengamtan stek ubi kayu

5
Minggu ke- Jumlah Daun Tinggi Tanaman
1 2 27 cm
2 6 34 cm
3 10 44 cm
4 14 58,5 cm
Tabel 1.3 Pengamatan stek ubi jalar

Minggu ke- Jumlah Daun Tinggi Tanaman


1 1 14,5 cm
2 6 16 cm
3 10 21 cm
4 19 30 cm

Tabel 1.4 Pengamatan kuantitatif tanaman padi

Ulangan Kisaran Pengamatan


Genotipe/ ∑ ∑ % Berat
Umur ∑ Panjang Bobot/
Varietas Tinggi Anakan Gabah/ Gabah 1000
Berbunga Anakan Malai Rumpu
Produktif Malai Kering Butir
n
1 IR 64 50-60 hr 78 cm 15 11 18 14 16gr 1,8% 20gr
2 IR 64 50-60 hr 72 cm 12 8 11 10 10gr 1.5% 20gr
3 IR 64 50-60 hr 67 cm 11 8 8 9 9gr 1.3% 20gr
4 IR 64 50-60 hr 77 cm 15 9 13 10 12gr 2.2% 20gr
Tabel 1.5 Pengamatan kulitatif tanaman padi

Ulangan Posisi Warna Bentuk Ukuran Warna Kaki Warna


Daun Daun Gabah Gabah Batang Bunga
1 Tegak Hijau muda Oval 1,06 cm Hijau Putih
2 Tegak Hijau muda Oval 1,05 cm Hijau Putih
3 Tegak Hijau muda Oval 1,04 cm Hijau Putih
kekuningan
4 Tegak Hijau muda Oval 1,06 cm Hijau Putih

B. Pembahasan

Keragaman genetik suatu spesies tanaman dapat punah, karena usaha manusia
untuk menanam atau memperluas jenis-jenis unggul baru sehingga jenis-jenis lokal
yang amat beragam akan terdesak bahkan dapat lenyap. Untuk menghindari
terjadinya hal demikian salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah melalui koleksi.

6
Koleksi plasma nutfah merupakan bagian penting dalam progran pemuliaan suatu
tanaman. Dari koleksi ini akan diperoleh keragaman genetik yang diperlukan sebagai
bahan persilangan dan seleksi. Koleksi plasma nutfah biasanya berasal dari hasil
eksplorasi, introduksi maupun dari pertukaran sumber genetik. Koleksi plasma nutfah
dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya melestarikan penanamannya dan
dengan menyimpan biji atau tepung sari pada suhu dingin. Biji atau tepung sari dapat
disimpan lama bila ditempatkan pada suhu dan kelembaban rendah. Kondisi
penyimpanan yang optimal tergantung dari spesies tanaman. Sebaliknya
penyimpanan yang salah dapat menurunkan daya hidup benih atau tepung sari secara
tajam

Benih merupakan biji tanaman yang dipergunakan untuk keperluan


pengembangan usaha tani. Benih yang bermutu adalah benih yang telah dinyatakan
sebagai benih yang bekualitas tinggi. Benih yang baik dan bermutu akan sangat
menunjang dalam peningkatan produknya baik dari segi kuantitas maupun kualitas.

Tujuan dari penyimpanan benih, yaitu mempertahankan viabilitas benih


selama periode simpan yang lama, sehingga ketika akan dikecambahkan benih masih
mempunyai viabilitas yang tidak jauh berbeda dengan viabilitas awal sebelum benih
disimpan. Menjaga biji agar tetap dalam keadaan baik (daya kecambah tetap tinggi).
Melindungi biji dari serangan hama dan jamur.

Pada praktikum ini dilakukan kegiatan koleksi benih atau penyimpanan benih.
Benih yang dipakai pada praktikum ini, yaitu beih jagung dan benih kacang tanah.
Perlakuan yang dilakukan yaitu menjemur benih-benih tersebut tetapi penjemuran
tidak boleh terkena sinar matahari langsung. Bila terkena sinar matahari langsung
benih akan rusak dan kehilangan kadar airnya sehingga menjadi benih mati.

Ada dua faktor penting selama penyimpanan benih yaitu, suhu dan
kelembaban udara. Umumnya benih dapat dipertahankan tetap baik dalam jangka
waktu yang cukup lama, bila suhu dan kelembaban udara dapat dijaga maka mutu

7
benih dapat terjaga. Untuk itu penyimpanan harus berada di tempat kering, di
praktikum ini penyimpanan benih dilakukan pada wadah botol plastic.

Penyimpanan benih adalah suatu kegiatan atau perlakuan yang dilakukan


untuk mempertahankan viabilitas benih dalam periode simpan yang sepanjang
mungkin. Penyimpanan benih yang terlalu lama dapat mengakibatkan kemunduran
benih atau Deteriorasi Benih. Kemunduran benih dapat diakibatkan oleh faktor
genetis benih dan faktor lingkungan. Kemunduran benih akibat faktor genetis dikenal
sebagai proses deteriorasi yang kronologis, sedangkan deteriorasi akibat perlakuan
penyimpan benih yang tidak sesuai dengan persyaratan penyimpanan benih atau
terjadi penyimpangan selama pembentukan dan prosesing benih dikenal sebagai
deteriorasi faktor lingkungan.

Pada praktikum selanjutnya melakukan stek pada tanaman ubi kayu dan ubi
jalar. Setek yang baik diambil dari batang bagian tengah tanaman agar matanya tidak
terlalu muda maupun tidak terlalu tua. Batang yang baik berdiameter 2-3 cm.
Pemotongan batang stek dapat dilakukan dengan menggunakan pisau atau sabit yang
tajam dan steril. Jangan memakai gergaji untuk memotongnya karena gesekan gergaji
akan menimbulkan panas yang akan merusak bagian pangkal dari batang. Potongan
batang untuk setek yang baik adala 3-4 ruas mata atau 15-20 cm. Bagian bawah dari
batang stek dipotong miring dengan maksud untuk menambah dan memperluas
daerah perakaran.

Dalam percobaan stek ubi kayu dan ubi jalar, pertumbuhan dari kedua
tanaman ini sangat baik. Hasil pengamatan dari ubi kayu setiap minggunya tampak
jelas pertumbuhannya. Pada minggu pertama tingginya ubi kayu sebesar 27 cm dan
jumlah daunnya 2 helai, untuk ubi jalar tingginya sebesar 14,5cm dan jumlah daun 1
helai. Pada minggu ke kedua tinggi ubi kayu 34cm dan jumlah daun 6 helai, untuk
ubi jalar tingginya 16cm dan jumlah daun 6 helai. Pada minggu ke tiga tinggi ubi
kayu 44cm dan jumlah daun 10 helai, untuk ubi jalar tingginya 21cm dan jumlah
daun 10 helai. Pada minggu ke empat tinggi ubi kayu 58,5cm dan jumlah daun 14
helai, untuk ubi jalar tingginya 30cm dan jumlah daun 19 helai. Melakukan

8
perbanyakan tanaman dengan stek dapat menghasilkan tanaman baru dalam jumlah
yang banyak walaupun bahan tanaman yang tersedia terbatas dan dapat menghasilkan
tanaman yang sifatnya sama dengan induknya.

Pada praktikum selanjutnya melakukan pengamatan kualitatif dan kuantitatif


pada tanaman padi. Varietas tanaman padi yang diamati yaitu IR64, pengamatannya
dilakukan pada 4 padi. Pengamtan kuantitatif adalah pengamatan yang berdasarkan
dari pengukuran tanaman seperti tinggi, lebar, dan berat. Pengamtan kuantitatif
didapatkan umur berbunga keempat ulangan selama 50-60 hari dan berat 1000 butir
seberat 20gr. Pada ulangan pertama tingginya 78cm, anakan sebanya 15, anakan
produktif sebanyak 11, panjang malai 18cm, gabah sebanyak 14, bobotnya seberat
16gr, gabah kering 1,8%. Pada ulanhan kedua tingginya 72cm, anakan sebanyak 12,
anakan produktif sebanyak 8, panjang malai 11cm, gabah sebanyak 10, bobotnya
seberat 10gr, dan gabah kering 1,5%. Pada ulangan ketiga tingginya 67cm, anakan
sebanyak 11, anakan produktif 8, panjang malai 9cm, bobot 9 gr, dan gabah kering
1,3%. Pada ulangan keempat tingginya 77cm, anakan sebanyak 15, anakan produktif
9, panjang malai 13cm, gabah sebanyak 10, bobot 12 gr, dan gabah kering 2,2%.

Pengamtan kualitatif adalah pengamtan yang berdasarkan dari sifa-sifat yang


tampak seperiti warna daun, warna bunga, bentuk, dan lain-lain. Pada pengamtan
IR64 didapatkan pengamtan kualitatif, posisi daun padi pada semua ulangan tegak,
warna daun pada semua ulanga berwarna hijau muda, bentuk gabah dari semua
ulangan berbentuk oval, warna kaki batang semua berwarna hijau kecuali ulangan
ketiga karena berwarna hijau kekuningan. Penyebab dari warna kekuningan pada
ulangan ketiga kemungkinan dari factor eksternal seperti kekurangan unsur hara.
Pada warna bunga setiap ulangan berwarna putih.

9
BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Penyimpanan yang salah dapat menurunkan daya hidup benih atau secara
tajam. Benih merupakan biji tanaman yang dipergunakan untuk keperluan
pengembangan usaha tani. Benih yang bermutu adalah benih yang telah dinyatakan
sebagai benih yang bekualitas tinggi. Tujuan dari penyimpanan benih, yaitu
mempertahankan viabilitas benih selama periode simpan yang lama, sehingga ketika
akan dikecambahkan benih masih mempunyai viabilitas yang tidak jauh berbeda
dengan viabilitas awal sebelum benih disimpan.

percobaan stek ubi kayu dan ubi jalar, pertumbuhan dari kedua tanaman ini
sangat baik. Hasil pengamatan dari ubi kayu setiap minggunya tampak jelas
pertumbuhannya. Melakukan perbanyakan tanaman dengan stek dapat menghasilkan
tanaman baru dalam jumlah yang banyak walaupun bahan tanaman yang tersedia
terbatas dan dapat menghasilkan tanaman yang sifatnya sama dengan induknya.

Pengamtan kualitatif pada varitas IR64 tidak terlalu berbeda pada setiap
pengamtan yang dilakukukan. Pada pengamatan kuantitatif ada banyak perbedaan
pada setiap ulangan.

B. Saran

Berhati-hati selama melakukan praktikum terutam dalam memotong batang


untuk stek dan lebih teliti dalam melakukan praktikum. Perbanyak membaca modul
atau jurnal untuk mempermudah praktikum.

10
SISTEM REPRODUKSI TANAMAN
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tumbuhan tersusun dari berbagai organ seperti akar, batang, daun dan organ
seperti akar, batang, daun dan organ reproduksi. Organ-organ tersebut juga tersusun
dari berbagai jaringan, seperti jaringan meristem, parenkim, kolenkim, epidermis,
sklerenkim, dan jaringan pengangkut.

Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam
organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak. Reproduksi adalah cara
makhluk hidup untuk menghasilkan individu baru yang memiliki sifat yang sama
dengan induknya. Reproduksi merupakan bagian penting suatu kehidupan, suatu
bagian penting siklus kehidupan benda bernyawa. Reproduksi tumbuhan adalah suatu
proses dimana tumbuhan memperoleh organisme baru sesuai dengan induknya.

Pada tumbuhan berbunga, reproduksi seksual terjadi dengan organ reproduksi


yang disebut bunga. Bunga merupakan rumah struktur reproduksi jantan dan betina
dari tanaman. Struktur jantan adalah benang sari di mana antera menghasilkan serbuk
sari. Struktur betina dikenal sebagai karpel mengandung ovarium, ovula dan stigma.
Fusi dari hasil gamet jantan dan betina disebut fertilisasi ganda. Hal ini menghasilkan
zigot dan berkembang pada embrio. Ini tumbuh menjadi buah biji dan benih.

Putik adalah perkembangbiakan betina yang biasanya terletak pada lingkaran


terdalam dari bunga dan dikelilingi oleh benang sari. Bagian puti adalah kepala putik
(stigma), tangkai putik (stylus), bakal buah (ovarium), dan bakal biji (ovulum). Di
dalam bakal biji terdapat kantung lembaga yang berisi beberapa sel. Salah satu sel di
antara kandung lembaga adalah sel telur (ovum) yang intinya akan dibuahi oleh inti
sperma.

11
Polen atau serbuk sari merupakan bahan halus seperti bubuk yang terdapat
diujung benang sari bunga, warnanya kekuning-kuningan. Polen terdiri atas 2 lapisan
yaitu lapisan luar, lapisan ini sering kali berkeriput dan mempunyai bagian yang
menonjol seperti bisul. Lapisan dalam (intin) merupakan dinding yang tipis dan
lunak, selain ukuran dan bentuk ciri polen adalah tipe, jumlah dan posisi aperture
serta asitektur dinding. Ciri morfologi polen tersebut semakin meningkat
penggunaannya dalam taksonomi, terutama untuk mengoreksi kembali hubungan
kekerabatan antara satu tumbuhan lainnya dalam kelompok-kelompok takson
berbagai variasi polen dapat digunakan untuk mengetahui arah evolusi suatu
tumbuhan, sedangkan kandungan protein, karbonhidrat dan zat-zat lainnya yang
tinggi. Kesedian serbuk sari dengan viabilitas yang tinggi merupakan salah satu
komponen yang menentukan keberhasilan persilangan tanaman, serbuk sari
merupakan jaringan hidup yang mengalami kemunduran seiring lamanya waktu
penyimpanan.

Penyerbukan, atau polinasi adalah jatuhnya serbuk sari pada permukaan


stigma. Dalam sebagian besar bunga, acara ini berarti jatuh pada bagian kepala putik.
Penyerbukan adalah bagian penting dari proses reproduksi tumbuhan biji. stigma
yang sudah matang biasanya mengeluarkan lendir yang berisi larutan gula dan zat-zat
lain yang diperlukan untuk perkecambahan serbuk sari. Jika serbuk sari jatuh pada
stigma (kepala putik)  bahwa dalam keadaan normal ia akan menyerap cairan yang
dihasilkan oleh putik, maka akan membengkak dan berkecambah. Pada saat itu salah
satu dari pori-pori di dinding luar polen akan pecah. Oleh karena itu butir polen terus
menerus menyerap cairan dari stigma maka volume yang semakin besar dan isi
polen (protoplasma + dua unit inti) yang terbungkus oleh selaput tipis dan lunak bisa
keluar melalui pori-pori yang telah pecah  sebagai tabung polen (pollen tube ).

B. Tujuan

12
Mengetahui sifat-sifat tanaman yang akan dipersilangkan, mengetahui bagian-
bagian bunga dari suatu tanaman terutama alat reproduksinya.

13
BAB II BAHAN DAN METODE

A. Bahan dan Alat:

1. Tanaman menyerbuk sendiri : Bunga Padi (Oryza sativa L.), Bunga Tomat
(Solanum lycopersicum L.), Bunga Cabai (Capsicum annum L.), Bunga Kacang
tanah (Arachis hypogaea L.), Bunga Kedelai (Glycine max L.), Bunga Buncis (Vigna
sinensis L.), Bunga Kacang Panjang (Phaseolus vulgaris L.), Bunga Kacang Hijau
(Vigna radiata)

2. Tanaman menyerbuk silang : Bunga Jagung (Zea mays.L), Bunga Mentimun


(Cucumis sativus L.), Bunga Ubi Kayu (Manihot utilissima)

3. Alat : Kertas A4, Alat tulis

B. Cara Kerja:

1. Mahasiswa memilih minimal 2 tanaman menyerbuk sendiri dan minimal 1 tanaman


menyerbuk silang.

2. Bunga dari masing-masing tanaman yang saudara pilih kemudian digambar secara
lengkap

3. Bunga-bunga tersebut dibelah secara vertikal untuk melihat bagian-bagian bunga,


kemudian digambar.

4. Reproduksinya atau bagan seksualnya harus digambar dengan jelas

5. Tuliskan hasil dan pembahasan minimal 3 lembar.

14
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Gambar 1.1 Struktur bunga tanaman padi

Gambar 1.1 Struktur bunga tanaman jagung

15
B. Pembahasan

Bunga tanaman padi merupakan bunga lengkap. Bunga ini terdiri dari putik,
benang sari, lemma, palea, bakal buah serta tangkai buah. Bunga ini muncul dari ruas
paling atas, dan di sebut sebagai malai. Bunga tanaman padi memiliki 6 serbuk sari
dengan tangkai yang pendek serta tipis tapi memiliki kepala sari yang besar.
Sedangkan putiknya memiliki dua tangkai dan dua kepala putik. Lemma dan palea
akan tertutup jika bunga sudah mengalami proses penyerbukan. Didalamnya lalu akan
berkembang padi. Lemma dan palea inilah yang kemudian dikenal dengan sekam,
atau kulit padi. Saat baru muncul warnanya adalah hijau muda, seiring kematangan
padi warnanya berubah menjadi coklat.

Pembungaan (heading) adalah stadia keluarnya malai, sedangkan anthesis


segera mulai setelah heading. Dalam suatu komunitas tanaman, fase pembungaan
memerlukan waktu selama 10-14 hari, karena terdapat perbedaan laju perkembangan
antar tanaman maupun antar anakan. Apabila 50% bunga telah mekar maka
pertanaman tersebut dianggap dalam fase pembungaan.

Anthesis telah mulai bila benang sari bunga yang paling ujung pada tiap
cabang malai telah tampak keluar dari bunga. Pada umumya anthesis berlangsung
antara jam 08.00 – 13.00 dan pembuahan akan selesai dalam 5-6 jam setelah anthesis.
Dalam suatu malai, semua bunga memerlukan 7-10 hari untuk anthesis, tetapi pada
umumnya hanya 7 hari. Anthesis terjadi 25 hari setelah bunting.

Setiap bunga padi memiliki enam kepala sari (anther) dan kepala putik
(stigma) bercabang dua berbentuk sikat botol.Kedua organ seksual ini umumnya siap
bereproduksi dalam waktu yang bersamaan.Kepala sari kadang-kadang keluar dari
palea dan lemma jika telah masak. Dari segi reproduksi,padi merupakan tanaman
berpenyerbukan sendiri,karena 95% atau lebih serbuk sari membuahi sel telur
tanaman yang sama. Setelah pembuahan terjadi,zigot dan inti polar yang telah dibuahi
segera membelah diri.Zigot berkembang membentuk embrio dan inti polar menjadi

16
endosperm.Pada akhir perkembangan,sebagian besar bulir padi mengadung pati
dibagian endosperm.Bagi tanaman muda,pati dimanfaatkan sebagai sumber gizi.

Komponen pertumbuhan dan hasil padi telah mencapai maksimal sebelum


bunga keluar dari pelepah daun bendera. Jumlah malai pada tiap satuan luas tidak
bertambah lagi 10 hari setelah jumlah anakan maksimal. Periode pemasakan bulir
terdiri dari 4 stadia masak dalam proses pemasakan bulir.

Susunan bunga jagung adalah bunga jantan dan betina terpisah dalam satu
tanaman (berumah satu atau monoecious). Bunga tersusun majemuk, bunga jantan
tersusun dalam bentuk malai, bunga betina dalam bentuk togkol. Kuntum bunga
(floret) tersusun berpasangan yang dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma).
Rangkaian bunga jantan tersusun dibagian tanaman paling atas. Serbuk sari berwarna
kuning dan memiliki aroma yang khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol.
Tangkai tongkol tumbuh dari buku, diantara batang dan pelepah daun.

Jagung disebut juga tanaman berumah satu (monoeciuos) karena bunga jantan
dan betinanya terdapat dalam satu tanaman. Bunga betina, tongkol, muncul dari
axillary apices tajuk. Bunga jantan (tassel) berkembang dari titik tumbuh apikal di
ujung tanaman. Pada tahap awal, kedua bunga memiliki primordia bunga
biseksual. Selama proses perkembangan, primordia stamen pada axillary bunga tidak
berkembang dan menjadi bunga betina. Demikian pula halnya primordia ginaecium
pada apikal bunga, tidak berkembang dan menjadi bunga jantan. Serbuk sari (pollen)
adalah trinukleat. Pollen memiliki sel vegetatif, dua gamet jantan dan mengandung
butiran-butiran pati. Dinding tebalnya terbentuk dari dua lapisan, exine dan intin, dan
cukup keras. Karena  adanya perbedaan perkembangan bunga pada spikelet jantan
yang terletak di atas dan bawah dan ketidaksinkronan matangnya spike, maka pollen
pecah  secara kontinu dari tiap tassel dalam tempo seminggu atau lebih.

Rambut jagung (silk) adalah pemanjangan dari saluran stylar ovary yang
matang pada tongkol. Rambut jagung tumbuh dengan panjang hingga 30,5 cm atau

17
lebih sehingga keluar dari ujung kelobot. Panjang rambut jagung bergantung pada
panjang tongkol dan kelobot.

Tanaman jagung adalah protandry, di mana pada sebagian besar varietas,


bunga jantannya muncul (anthesis) 1-3 hari sebelum rambut bunga betina muncul
(silking). Serbuk sari (pollen) terlepas mulai dari spikelet yang terletak pada spike
yang di tengah, 2-3 cm dari ujung malai (tassel), kemudian turun ke bawah. Satu bulir
anther melepas 15-30 juta serbuk sari. Serbuk sari sangat ringan dan jatuh karena
gravitasi atau tertiup angin sehingga terjadi penyerbukan silang. Dalam keadaan
tercekam (stress) karena kekurangan air, keluarnya rambut tongkol kemungkinan
tertunda, sedangkan keluarnya malai tidak terpengaruh. Interval antara keluarnya
bunga betina dan bunga jantan (anthesis silking interval, ASI) adalah hal yang sangat
penting. ASI yang kecil menunjukkan terdapat sinkronisasi pembungaan, yang berarti
peluang terjadinya penyerbukan sempurna sangat besar. Semakin besar nilai ASI
semakin kecil sinkronisasi pembungaan dan penyerbukan terhambat sehingga
menurunkan hasil. Cekaman abiotis umumnya mempengaruhi nilai ASI, seperti pada
cekaman kekeringan dan temperatur tinggi.

Penyerbukan pada jagung terjadi bila serbuk sari dari bunga jantan menempel
pada rambut tongkol. Hampir 95% dari persarian tersebut berasal dari serbuk sari
tanaman lain, dan hanya 5% yang berasal dari serbuk sari tanaman sendiri. Oleh
karena itu, tanaman jagung disebut tanaman bersari silang (cross pollinated crop), di
mana sebagian besar dari serbuk sari berasal dari tanaman lain. Terlepasnya serbuk
sari berlangsung 3-6 hari, bergantung pada varietas, suhu, dan kelembaban. Rambut
tongkol tetap reseptif dalam 3-8 hari. Serbuk sari masih tetap hidup (viable) dalam 4-
16 jam sesudah terlepas (shedding). Penyerbukan selesai dalam 24-36 jam dan biji
mulai terbentuk sesudah 10-15 hari. Setelah penyerbukan, warna rambut tongkol
berubah menjadi coklat dan kemudian kering.

18
BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Bunga tanaman padi memiliki 6 serbuk sari dengan tangkai yang pendek serta
tipis tapi memiliki kepala sari yang besar. Setiap bunga padi memiliki enam kepala
sari (anther) dan kepala putik (stigma) bercabang dua berbentuk sikat botol.Kedua
organ seksual ini umumnya siap bereproduksi dalam waktu yang bersamaan.Kepala
sari kadang-kadang keluar dari palea dan lemma jika telah masak. Setelah pembuahan
terjadi,zigot dan inti polar yang telah dibuahi segera membelah diri.Zigot
berkembang membentuk embrio dan inti polar menjadi endosperm.Pada akhir
perkembangan,sebagian besar bulir padi mengadung pati dibagian endosperm.Bagi
tanaman muda,pati dimanfaatkan sebagai sumber gizi.

Susunan bunga jagung adalah bunga jantan dan betina terpisah dalam satu
tanaman (berumah satu atau monoecious). Bunga tersusun majemuk, bunga jantan
tersusun dalam bentuk malai, bunga betina dalam bentuk togkol. Karena adanya
perbedaan perkembangan bunga pada spikelet jantan yang terletak di atas dan bawah
dan ketidaksinkronan matangnya spike, maka pollen pecah secara kontinu dari tiap
tassel dalam tempo seminggu atau lebih. Tanaman jagung adalah protandry, di mana
pada sebagian besar varietas, bunga jantannya muncul (anthesis) 1-3 hari sebelum
rambut bunga betina muncul (silking). Interval antara keluarnya bunga betina dan
bunga jantan (anthesis silking interval, ASI) adalah hal yang sangat penting.
Penyerbukan pada jagung terjadi bila serbuk sari dari bunga jantan menempel pada
rambut tongkol. Hampir 95% dari persarian tersebut berasal dari serbuk sari tanaman
lain, dan hanya 5% yang berasal dari serbuk sari tanaman sendiri.

B. Saran

Perbanyak membaca buku atau jurnal untuk memudahkan dalam melakukan


praktikum.

19
TEKNIK PERSILANGAN BUATAN PADA TANAMAN MENYERBUK
SENDIRI
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemuliaan tanaman pada dasarnya adalah kegiatan memilih atau menyeleksi


dari suatu populasi untuk mendapatkan genotype tanaman yang memiliki sifat-sifat
unggul yang selanjutnya akan di kembangkan dan di perbanyak sebagai benih atau
bibit unggul. Namun demikian, kegiatan seleksi tersebut sering kali tidak langsung
diterapkan kama sifat-sifat keunggulan yang di maksud tidak seluruhnya terdapat
pada satu genotype saja, melainkan terpisah pada genotype yang lainnya, misalnya
suatu genotype yang mempunyai daya hasil yang tinggi tapi rentan terhadap penyakit,
sedangkan genotype lainya memiliki sifat-sifat lainya. Jika seleksi diterapkan secara
langsung maka kedua sifat unggul tersebut akan selalu terpisah pada genotype yang
berbeda. Oleh sebab itu untuk mendapatkan genotype yang baru yang memiliki kedua
sifat unggul tersebut perlu dilakukan penggabungan melalui rekombinasi gen.

Tanaman menyerbuk sendiri dapat dimuliakan antara lain melalui polinasi.


Polinasi atau persilangan bertujuan menggabungkan sifat-sifat baik dati kedua tetua
atau induknya sedemikian rupa sehingga sifat-sifat baik tersebut dimiliki
keturunannya. Sebagai dari hasil polinasi adalah timbulnya keragaman genetic yang
tinggi inilah pemuliaa tanaman yang akan memilih tanaman yang mempunyai sifat-
sifat sesuai dengan yang diinginkan.

Persilangan merupakan salah satu cara untuk menghasilkan rekombinasi gen.


secara teknis, persilangan dilakukan dengan cara memindahkan tepung sari kekepala
putik pada tanaman yang diinginkan sebagai tetua baik pada tanaman yang
menyerbuk sendiri ataupun pada tanaman yang menyerbuk silang.

Tanaman menyerbuk sendiri dapat dimuliakan antara lain melalui hibridisasi.


Hibridisasi atau persilangan bertujuan menggabungkan sifat-sifat baik dari kedua

20
tetua atau induknya sedemikian rupa sehingga sifat-sifat baik tersebut dimiliki
keturunannya. Sebagai hasil dari hibridisasi adalah timbulnya keragaman genetik
yang tinggi pada keturunannya. Dari keragaman yang tinggi inilah pemulia tanaman
akan memilih tanaman yang mempunyai sifat-sifat sesuai dengan yang diinginkan.

Penyerbukan adalah jatuhnya serbuk sari kekepala putik. Sedangkan


pembuahan adalah bergabungnya gamet jantan dan gamet betina. Kriteria klasifikasi
yang dipergunakan hanya berdasarkan tingkat penyerbkan sendiri dan penyerbukan
silang. Polonasi sendiri sudah barang tentu hanya merupakan salah satu system
perbanyakan tanaman dan hanya sebagai salah satu jalan dimana populasi dapat
dikawinkan.

Penyerbukan sendiri adalah jatuhnya serbuk sari dari anter ke stigma pada
bunga yang sama atau stigma dari bunga yang lain pada tanaman yang sama atau klon
yang sama. Prinsipyang memungkinkan terjadinya penyerbukan penyerbukan sendiri
adalah kleistogami yaitu pada waktu terjadi penyerbukan bunga yang belum mekar
atau tidak terbuka, misalnya pada kedelai, padi, tembakau dan lain-lain.

Penyerbukan silang pada bunga yang pada umumnya menyerbuk sendiri


bertujuan agar didapatkan tanaman dengan berbagai macam variasi genotip maupun
fenotip. Salah satu tanaman yang melakukan penyerbukan sendiri adalah padi. Oleh
karena itu diperlukan suatu metode unutk mencegah terjadinya penyerbukan sendiri
pada bunga padi. Penyerbukan sendiri pada bunga padi dapat dicegah dengan
melakukan kastrasi yaitu tidakan membuang semua benang sari yang masih muda
atau yang belum masak dari sebuah kuncup bunga suatu tanaman induk betina,
dengan maksud agar bunga tersebut tidak mengalami penyerbukan sendiri

B. Tujuan

Mengetahui struktur bunga padi, mengetahui saat yang tepat melakukan


persilangan, dan bisa melakukan persilangan tanaman menyerbuk sendiri.

21
BAB II BAHAN DAN METODE

A. Bahan dan Alat :

Dua varietas padi yang sinkron pembungaannya masing-masing 4 tanaman. Alkohol


70%. Alat : Gunting kecil , Pinset dengan ujung tajam, loupe, sungkup kertas ukuran
23 cm x 9 cm, Clip/Staples/hexter, label, benang, pensil dan pestisida jika diperlukan.

B. Cara Kerja :

1. Tentukan tanaman yang dijadikan tanaman betina dan jantan.

2. Pada tanaman induk betina, pilih bunga yang telah keluar 1/3 bagian. Malai yang
terpilih dijarangi bunganya, ditinggalkan 10 – 20 bunga pada bagian tengah malai.

3. Emaskulasi, yaitu membuang semua benang sari yang masih muda atau belum
masak dari sebuah kuncup bunga pada tanaman induk betina. Kastrasi sebaiknya
dilakukan sebelum jam 9 pagi. Dilakukan pada bunga yang diperkirakan mekar dalam
waktu 1-2 hari, yaitu benang sari berada dibagian tengah bunga. Pada bagian atas
ujung spikelet digunting miring 45o agar memudahkan pengeluaran benang sari.
Emaskulasi dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu benang sari (stamen)) diberi
perlakuakn air panas 40 – 45oC selama 10 menit atau mencabut langsung benang sari
dengan pinset atau alat penghisap

4. Setelah diemaskulasi bunga-bunga tersebut ditutup/disungkup dahulu agar tidak


diserbuki oleh benang sari lain/ pollen yang tidak diinginkan.

5. Penyerbukan (pollination), yaitu menempelkan/mengusapkan/mengoleskan/ serbuk


sari ke kepala putik. Buka sungkup bunga tanaman induk betina, tempelkan langsung
benang sari ke kepala putik dan sungkup kembali.

6. Beri label dengan mencantumkan tetua jantan dan betina yang digunakan dalam
persilangan dan tanggal penyerbukan.

22
7. Lakukan praktikum mandiri pada persilangan tanaman padi kemudian
dokumentasikan ke bentuk video.

23
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan

Persilangan tanaman padi dapat berlangsung secara alami dan buatan.


Persilangan padi secara alami berlangsung dengan bantuan angin. Adanya varietas
padi lokal di berbagai daerah menunjukkan telah terjadi persilangan secara alami.
Persilangan padi secara buatan dilakukan dengan campur tangan manusia. Kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan membuat kombinasi persilangan
untuk menghasilkan tanaman yang sesuai dengan keinginan.

Persilangan padi secara buatan pada umumnya menghasilkan tanaman yang


relatif pendek, berumur genjah, anakan produktif banyak, dan hasil tinggi. Sementara
itu persilangan secara alami menghasilkan tanaman yang relatif tinggi, berumur
panjang, anakan produktif sedikit, dan produktivitas rendah. Untuk menghasilkan
varietas padi baru melalui persilangan diperlukan waktu 5-10 tahun.

Terdapat beberapa metode persilangan buatan yang dapat dilakukan untuk


mendapatkan varietas unggul padi, yaitu silang tunggal atau single cross (SC), silang
puncak atau top cross (TC), silang ganda atau double cross (DC), silang balik atau
back cross (BC), dan akhir-akhir ini dikembangkan pula metode persilangan multi
cross (MC). Silang tunggal hanya melibatkan dua tetua saja. Silang puncak
merupakan persilangan antara F1 dari silang tunggal dengan tetua lain. Silang ganda
merupakan persilangan antara F1 dengan F1 hasil dari dua persilangan tunggal.
Silang balik adalah persilangan F1 dengan salah satu tetuanya. Silang banyak
merupakan persilangan yang melibatkan lebih dari empat tetua. Tanda persilangan
antara tetua menggunakan garis miring (/). Dua garis miring menunjukan persilangan
antara suatu hibrida dengan suatu varietas.

Persilangan pada tanaman padi merupakan proses penggabungan sifat melalui


pertemuan tepung sari dengan kepala putik dan kemudian embrio berkembang
menjadi benih. Secara teknis persilangan padi secara buatan dimulai dengan

24
pemilihan tetua pada pertanaman petak hibridisasi, dilanjutkan dengan kastrasi,
hibridisasi, isolasi, dan pemeliharaan.

Kegiatan persilangan diawali dengan pemilihan dan penanaman tetua pada


petak hibridisasi blok. Kastrasi atau emaskulasi adalah membuang bagian tanaman
yang tidak diperlukan. Kegiatan ini biasa disebut dengan pengebirian. Setiap bunga
(spikelet) terdapat enam benang sari. Dua kepala putik yang menyerupai rambut tidak
boleh rusak. Oleh karena itu perlu hati-hati dalam melakukan kastrasi. Bunga yang
sudah diserbuki segera ditutup dengan kantong kertas agar tidak terserbuki oleh
tepung sari yang tidak dikehendaki.

Persilangan dilakukan untuk mendapatkan varietas unggul tanaman padi


dengan melakukan kawin silang antara dua varietas tanaman padi yang ingin di
dapatkan sifat unggulnya. Penyilangan dilakukan ketika bunga padi belum mekar
untuk menghindari terjadinya penyerbukan sendiri. Bunga padi merupakan bunga
panjang dan berkelamin dua. Bunga-bunga mekar pada tiap malai dari bawah keatas,
atau dari luar kedalam, yaitu kearah poros. Lamanya pembungaan dari tiap malai
berkisar antara 5 sampai 10 hari.

Pemotongan bagian bunga padi dilakukan pada pagi hari karena bunga padi
dapat dengan cepat mekar pada keadaan cuaca yang terang dan banyak mendapat
sinar matahari. Bunga yang akan diemaskulasi dipilih bunga yang belum mekar atau
hampir mekar sehubungan dengan itu maka pertumbuhan kuncup bunga perlu diamati
dengan seksama. Emaskulasi dapat dilakukan pada pagi hari hingga pukul 08.00 yaitu
pada suhu rendah dengan udara yang cukup lembab, maka kepala sari itu biasanya
masih tertutup rapat, sehingga dengan mudah benang sari dapat dibuang dalam
keadaan utuh. Kastrasi dilakukan dengan cara menggunting sepertiga bagian bulir
padi kemudian dikumpulkan benang sarinya. Selanjutnya dilakukan penyilangan
dengan menabur benang sari pada pada bunga yang di jadikan induk betina, setelah di
lakukan penyilangan bunga segra diisolasi dengan melakukan pengerudungan,
pengerudungan pada bunga tersebut  bisa dengan plastik ataupun kertas tahan air hal

25
ini dilakukan untuk menghindari terjadinya penyerbukan oleh serbuk sari asing,
pengerudungan harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak terjaddi kerusakan.

Polinasi dilakukan dengan cara menaburkan benang sari varietas sebagai


induk jantan ke kepala putik varietas sebagai induk betina dengan menggunakan
kuas. Tujuan dari polinasi adalah menggabungkan dua sifat dari dua varietas tanaman
ke dalam satu tubuh tanaman. Oleh karena itu, sifat tanaman hasil persilangan (F1)
merupakan gabungan sifat diantara kedua tetuanya. Faktor lain yang harus
diperhatikan dalam melakukan polinasi adalah lamanya daya hidup (viabilitas) serbuk
sari.

Hibridisasi yang dilakukan pada tanaman menyerbuk sendiri agar berhasil


sesuai dengan yang diharapkan maka perlu dilakukan pemilihan tetua yang memiliki
potensi genetik yang diinginkan. Pemilihan tetua ini sangat tergaantung pada karakter
tanaman yang akan digunakan, yaitu apakah termasuk karakter kualitatif atau
kuantitatif. Tujuan dari setiap program pemuliaan tanaman adalah untuk menyatukan
gamet jantan dan gamet betina yang diinginkan dari tetua yang terpilih. Karakter
kualitatif menunjukkan fenotip yang berbeda akibat adanya genotip yang berbeda
pula. Sedangkan pemilihan tetua untuk karakter kuantitatif jauh lebih sulit karena
perbedaan fenotif belum tentu disebabkan oleh genotif yang berbeda. Karena faktor
lingkungan juga mempengaruhi terhadap penampilan dari fenotif yang ada.

26
BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Terdapat beberapa metode persilangan buatan yang dapat dilakukan untuk


mendapatkan varietas unggul padi, yaitu silang tunggal atau single cross (SC), silang
puncak atau top cross (TC), silang ganda atau double cross (DC), silang balik atau
back cross (BC), dan akhir-akhir ini dikembangkan pula metode persilangan multi
cross (MC). Secara teknis persilangan padi secara buatan dimulai dengan pemilihan
tetua pada pertanaman petak hibridisasi, dilanjutkan dengan kastrasi, hibridisasi,
isolasi, dan pemeliharaan. Persilangan dilakukan untuk mendapatkan varietas unggul
tanaman padi dengan melakukan kawin silang antara dua varietas tanaman padi yang
ingin di dapatkan sifat unggulnya. Hibridisasi yang dilakukan pada tanaman
menyerbuk sendiri agar berhasil sesuai dengan yang diharapkan maka perlu
dilakukan pemilihan tetua yang memiliki potensi genetik yang diinginkan. Tujuan
dari setiap program pemuliaan tanaman adalah untuk menyatukan gamet jantan dan
gamet betina yang diinginkan dari tetua yang terpilih.

B. Saran

Untuk melakukan praktikum ini harus teliti dalam melakukan persilangan


terutama saat melakuakan penyerbukan. Perbanyak membaca modul dan jurnal untuk
mempermudah praktikum

27
TEKNIK PERSILANGAN BUATAN PADA TANAMAN MENYERBUK
SILANG
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu upaya yang perlu kita lakukan untuk meningkatkan


hasil pertanian adalah dengan penggunaan bibit unggul. Sifat bibit unggul pada tanam
an dapat timbul secara alami karena adanya seleksi alam dan dapat juga timbul karena
adanya campur tangan manusia. Persilangan merupakan salah satu cara untuk
menghasilkan rekombinasi gen. Secara teknis, persilangan dilakukan dengan cara
memindahkan tepung sari kekepala putik pada tanaman yang diinginkan sebagai
tetua, baik pada tanaman yang menyerbuk sendiri(self polination crop) maupun pada
tanaman yang menyerbuk silang (cross polination crop).

Persilangan merupakan upaya meningkatkan keragaman genetik tanaman.


Hibridisasi merupakan upaya manipulasi dengan menggabungkan dua sifat atau lebih
tanaman untuk menghasilkan individu baru. Tujuan persilangan buatan adalah
menggabungkan karakter baik ke dalam satu genotipe baru, memperluas keragaman
genetik, memanfaatkan vigor hibrida dan menguji potensi tetua. Keragaman genetik
yang dihasilkan oleh segregasi gen tetua dapat digunakan sebagai sumber seleksi
tanaman. Pengamatan hasil persilangan diasumsikan baru dapat diekspresikan pada
generasi berikutnya.

Pada persilangan buatan, yang perlu diperhatikan ialah organ reproduksi


tanaman. Sebelum melakukan persilangan buatan harus dikenali dulu organ jantan
dan organ betina pada bunga, serta waktu antesis dan reseptifnya. Hal ini untuk
menjamin bahwa penyerbukan buatan terjadi yang dilanjutkan ke proses pembuahan.
Selain itu perlu dilakukan upaya mencegah masuknya bahan genetik atau polen yang
tidak diinginkan ikut dalam proses persilangan, dan peyerbukan buatan dilakukan
sebelum organ jantan membuahi organ betina. Hal ini dapat dilakukan melalui

28
emaskulasi pada saat bunga belum antesis, dan dilakukan pengantongan (bagging)
pada bunga yang dijadikan tetua betina.

Penyerbukan silang adalah penyatuan sel gamet jantan dan betina dari
tanaman yang berbeda. Hal ini terjadi karena terhalangnya tepungsari untuk dapat
menyerbuki putik sendiri. Penyebab terjadinya penyerbukan silang diantaranya: a.
Secara morfologi penyerbukan sendiri terhalang. b. Berbeda masaknya tepung sari
dengan putik. c. Inkompatibilitas atau ketidaksesuaian alat kelamin. d. Adanya bunga
monoeceous dan dioeceous.

Teknik persilangan buatan mencakup tiga hal yaitu: 1) pemilihan tetua, 2)


persiapan tetua betina, dan 3) penyerbukan. Pemilihan tetua tergantung tujuan atau
sasaran program pemuliaan dan ketersediaan materi genetik serta dapat tidaknya
persilangan dilakukan. Penentuan tetua jantan dan betina biasanya dilakukan dengan
mengadakan persilangan bolak-balik (resiprok) atau menggunakan gen penanda sifat-
sifat kualitatif yang dikendalikan oleh satu atau beberapa gen saja.

Tujuan utama melakukan persilangan adalah (1) Menggabungkan semua sifat


baik kedalam satu genotipe baru; (2) Memperluas keragaman genetik; (3).
Memanfaatkan vigorhibrida; atau (4) Menguji potensi tetua (uji turunan). Dari
keempat tujuan utama ini dapatdisimpulkan bahwa hibridisasi memiliki peranan
penting dalam pemuliaan tanaman, terutamadalam hal memperluas keragaman.
Seleksi akan efektif apabila populasi yangdiseleksimempunyai keragaman genetik
yang luas.

B. Tujuan

Mengetahui struktur bunga jagung, memahami dan bisa melaksanakan


persilangan pada tanaman jagung, baik silang sendiri (inbreeding) maupun silang
tunggal.

29
BAB II BAHAN DAN METODE

A. Bahan dan alat :


Dua varietas jagung yang berbeda, masing-masing 2 tanaman. Sungkup kertas
roti/minyak berukuran 23 cm x 15 cm. Plastik berukuran 6 cm x 20 cm. Gunting.
Clip/staplers. Pensil.
B. Cara kerja:
Silang tunggal (Varietas A X Varietas B)
1. Tentukan tanaman yang dijadikan sebagai tetua betina
2. Tutup tongkol dengan sungkup/ kantong yang tahan air dan kuat untuk dapat
mengikuti bertambah besarnya tongkol. Penutupan dilakukan sebelum rambut
tongkol keluar.
3. Lakukan penyungkupan pada malai (tetua jantan) yang akan mekar dengan kertas
sungkup dan dilipat sedemikian rupa sehingga tepung sari tidak keluar dari bagian
bawahnya. Tutup malai diperkuat dengan jepitan kertas/staplers.
4. Jika 75% tepung sari pada malai sudah mekar maka penyerbukan silang buatan
dapat dilakukan.
5. Potong tangkai malai (tassel) kemudian malainya digoyang-goyangkan dengan
posisi kertas singkup dibawah sehingga tepung sarinya jatuh ke dalam kertas
sungkup.
6. Buka penutup tongkol lalu taburkan benang sari dari tetua jantan pada rambut
tongkol tetua betina, bila rambut tongkol terlalu panjang potong sehingga panjangnya
tinggal 2 cm.
7. Setelah penyerbukan, tongkol ditutup lagi dengan sungkup penutup malai dengan
staplers.
8. Pada sungkup ditulis nama persilangan dan tanggal persilangaan.
9. Lakukan persilangan pada tanaman jagung (silang tunggal) dan dokumentasikan ke
dalam video.
Silang sendiri (inbreeding)
1. Sungkup malai (tassel) yang keluar dari ujung tanaman tapi sebelum malai tersebut
masak dengan menggunakan kertas roti/minyak.
2. Sungkup tongkol dengan menggunakan plastic

30
3. Setelah malai masak dan rambut (silk) tongkol sudah keluar, potong malai lalu
taburkan/goyangkan ke rambut tongkol. Jika rambut tongkol terlalu panjang maka
potong dengan meninggalkan ± 2 cm.
4. Tutup kembali tongkol dengan menggunakan sungkup malai (tetapi jika sudah
rusak/basah bisa diganti).
5. Pada sungkup ditulis nama persilangan dan tanggal persilangaan atau dengan
menggantungkan kertas label pada tongkol tersebut.
6. Lakukan persilangan pada tanaman jagung (silang sendiri) dan dokumentasikan ke
dalam video.

31
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan
Persilangan merupakan salah satu cara dalam menemukan variasi keragaman
juga meningkatkan produktivitas tanaman.Persilangan dapat dilakukan pada satu
tanaman yang satu spesies.Persilangan dapat terjadi apabila mulai memasuki fase
generative dimana munculnya bunga.Pada tanaman jagung,bunga jantan dan bunga
betina letaknya berbeda tempat akan tetapi masih di dalam satu tanaman yang sering
disebut dengan monoecious.Bunga jantan terletak pada pucuk tanaman jagung
sedangkan bunga betina terletak pada ketiak daun jagung,sehingga tanaman jagung
merupakan salah satu tanaman menyerbuk silang.

Persilangan tanaman merupakan salah satu cara yang digunakan untuk


memperoleh keturunan yang bervariasi. Persilangan tanaman bisa dibedakan menjadi
persilangan sendiri (selfing) dan pembastaran (crossing).Selfing adalah persilangan
yang dilakukan terhadap tanaman itu sendiri. Artinya, tidak ada perbedaan antara
genotipe kedua tanaman yang disilangkan. Sedangkan crossing atau pembastaran
adalah persilangan antara dua individu yang berbeda karakter atau genotipnya.
Tujuan melakukan persilangan adalah untuk menggabungkan semua sifat baik ke
dalam satu genotipe baru, memperluas keragaman genetic, dan menguji potensi tetua
(uji turunan). Pada praktikum ini dilakukan persilangan pada tanaman jagung (Zea
mays). Tanaman jagung dipilih karena penyerbukan buatan yang dapat dilakukan
relative mudah.

Jagung (Zea mays L.) adalah jenis tanaman semusim dan termasuk jenis
rumputan/ graminae yang mempunyai batang tunggal, meski terdapat kemungkinan
munculnya cabang anakan pada beberapa genotipe dan lingkungan tertentu. Batang
jagung terdiri atas buku dan ruas. Daun jagung tumbuh pada setiap buku, berhadapan
satu sama lain. Bunga jantan terletak pada bagian terpisah pada satu tanaman
sehingga lazim terjadi penyerbukan silang. Jagung merupakan tanaman hari pendek,

32
jumlahdaunnya ditentukan pada saat inisiasi bunga jantan, dan dikendalikan oleh
genotipe,lama penyinaran, dan suhu.

Sebelum melakukan persilangan buatan pada jagung, pertama yang harus


diperhatikan yaitu pemilihan tetua dalam hubungannya dengan tujuan dilakukannya
persilangan, pengetahuan tentang morfologi dan metode reproduksi tanaman, waktu
tanaman bunga (waktu bunga mekar atau tanaman berbunga), dan keadaan cuaca saat
penyerbukan. Tetua dipilih sesuai dengan persilangan yang akan dilakukan.
Pemilihan bunga dalam persilangan tanaman juga penting. Bunga yang akan berperan
sebagai betina maupun jantan harus sudah mencapai tahap siap kawin (siap dilakukan
penyerbukan) pada saat yang bersamaan. Bunga betina yang akan diserbuki harus
belum terkontaminasi oleh serbuk sari yang lain (masih steril).

Pada praktikum hibridisasi tanaman menyerbuk silang, Praktikum di lakukan


di perkebunan jagung dengan menggunakan tanaman jagung varietas jagung manis
untuk tetua jantan maupun tetua betinanya. Kondisi lapang pada saat melakukan
penyerbukan silang adalah cukup mendukung karena cuaca pada saat hendak
melakukan penyerbukan silang baik sekali dan suhu pada saat itu tidak terlalu tinggi
dan tidak terlalu rendah dan hal ini merupakan suhu yang optimum dan bagus untuk
melakukan penyerbukan silang. Karena pada pelaksanaan hibridisasi tanamana
menyerbuk silang jika suhunya tinggi maka akan mengakibatkan proses
penyerbukanya menjadi gagal karena bunganya akan rontok. Kondisi lain pada saat
pelaksanaan praktikum yang bisa di amati adalah tersedia sedikitnya tongkol tongkol
(bunga betina) yang berambut pendek yang akan di lakukan proses penyerbukan.

Pada tanaman jagung yang akan digunakan untuk persilangan, bunga betina di
bungkus menggunakan kantong kertas untuk mencegah tongkol terkontaminasi
(terserbuki) oleh serbuk sari malai lain. Namun sebelum itu bunga betina yang dipilih
harus lah yang baru muncul dekat ketiak daun kemudian memotong rambut tongkol
yang baru muncul menggunakan gunting pada bagian ujungnya, baru lah menutup
dengan kantong tongkol, ± 2 hari, sampai muncul rambut jagung tumbuh seperti kuas.
Begitu juga dengan malai atau bunga jantan yang belum pecah dibungkus

33
menggunakan kantong tasel agar nantinya ketika malai sudah siap menyerbuki,
serbuk sarinya dapat tertampung di kantong kertas tersebut. Untuk memastikan
dipeolehnya tepung sari yang cukup, maka tepuklah bunga jantan yang terbungkus
tersebut. Persilangan dilakukan dengan cara memindahkan bunga jantan (serbuk sari)
ke bunga betina (putik) dengan meletakkan (menaburkan) serbuk sari pada rambut
tongkol. Kemudian menyungkupkan kembali pada tongkol

Teknik hibridisasi atau penyerbukan silang buatan adalah teknik yang


dimaksudkan untuk menggabungkan sifat-sifat baik yang dimiliki oleh induk jantan
dan induk betina, dengan harapan akan diperoleh keturunan yang memiliki gabungan
dari sifat-sifat baik tersebut. Sebelum melakukan hibridisasi dilakukan langkah
kastrasi yaitu pengebirian organ kelamin jantan yang mendekati matang.

Tanaman jagung mempunyai komposisi genetik yang sangat dinamis karena


cara penyerbukan bunganya menyilang. Fiksasi gen-gen unggul (favorable genes)
pada genotipe yang homozigot justru akan berakibat depresi inbreeding yang
menghasilkan tanaman kerdil dan daya hasilnya rendah. Tanaman yang vigor,
tumbuh cepat, subur, dan hasilnya tinggi justru diperoleh dari tanaman yang
komposisi genetiknya heterozigot.

Keberhasilan suatu persilangan buatan dapat dilihat kira-kira satu sampai dua
minggu setelah dilakukan penyerbukan. Jika calon buah mulai membesar dan tidak
rontok maka kemungkinan telah terjadi pembuahan. Sebaliknya, jika calon buah tidak
membesar atau rontok maka kemungkinan telah terjadi kegagalan pembuahan.

Keberhasilan persilangan sangat dipengaruhi oleh dua faktor utama, yakni


faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari tanaman jagung itu
sendiri, semisal umur jagung atau perbedaan waktu keluar tongkol dengan mekarnya
bunga yang terlalu lama. Faktor eksternal memang sangat mempengaruhi, dari segi
penyerbukan, bila dilakukan dengan bantuan kita tidak 100% steril maka hal itu dapat
mempengaruhi pembuahan atau polenisasinya. Bantuan penyerbukan yang tidak
100% inilah yang dapat membuat bercampurnya warna atau adanya perbedaan warna

34
dalam satu tongkol yang sama. Selain itu, faktor eksternal yang lain adalah cuaca
yang tidak cocok dengan yang dikehendaki oleh tanaman jagung itu sendiri. Selain
itu, keberhasilan persilangan jagung juga turut dipengaruhi oleh faktor waktu dan
proses penyerbukan yang dilakukan. Waktu yang optimal untuk melakukan proses
penyerbukan pada tanaman jagung adalah pada pagi hari, berkisar antara pukul 09.00
WIB hingga pukul 11.00 WIB. Faktor lainnya adalah proses penyerbukan, setelah
serbuk sari jagung kuning diserbukkan ke jagung betina harus diperhatikan dalam
menyungkupnya. Penyungkup harus tertutup rapat melindungi jagung betina agar
jangan sampai terkena serbuk sari dari tanaman jagung lainnya.

35
BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan
Persilangan merupakan salah satu cara dalam menemukan variasi keragaman
juga meningkatkan produktivitas tanaman. Persilangan dapat dilakukan pada satu
tanaman yang satu spesies.Persilangan dapat terjadi apabila mulai memasuki fase
generative dimana munculnya bunga.Pada tanaman jagung,bunga jantan dan bunga
betina letaknya berbeda tempat akan tetapi masih di dalam satu tanaman yang sering
disebut dengan monoecious.Bunga jantan terletak pada pucuk tanaman jagung
sedangkan bunga betina terletak pada ketiak daun jagung,sehingga tanaman jagung
merupakan salah satu tanaman menyerbuk silang.

B. Saran
Untuk melakukan praktikum ini harus teliti dalam melakukan persilangan
terutama saat melakuakan penyerbukan. Perbanyak membaca modul dan jurnal untuk
mempermudah praktikum

36
PERHITUNGAN SEDERHANA SIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tujuan akhir program pemuliaan tanaman ialah untuk mendapatkan varietas
unggul baru yang sesuai dengan preferensi petani dan konsumen. Varietas unggul
baru diperoleh dari serangkaian kegiatan yang terarah pada program pemuliaan
tanaman. Program pemuliaan tanaman selalu diawali dengan menetapkan tujuan akhir
pemuliaan tanaman. Setelah menetapkan tujuan, misal untuk merakit tanaman yang
sifat berdaya hasil tinggi, maka akan dilakukan pengelolaan keragaman tanaman.
Keragaman pada tanaman ada pada karakter dan sifat. Karakter misalnya warna
bunga mempunyai warna ungu, warna merah atau warna putih, atau karakter tinggi
tanaman mempunyai sifat tinggi atau pendek.

Keragaman sifat dibagi menjadi 2, yaitu keragaman kualitatif dan keragaman


kuantitatif. Keragaman kualitatif dicirikan dengan sebaran data yang terputus atau
diskrit, bisa dibedakan secara jelas berdasarkan observasi, dan biasanya dikendalikan
oleh sedikit gen, dan biasanya penampilan tanpa atau sedikit pengaruh lingkungan.
Contoh keragaman kualitatif misalnya warna bunga, bentuk biji, dan sebagainya.
Keragaman kuantitatif dicirikan dengan sebaran data yang kontinyu, data diperoleh
dengan cara diukur, dan biasanya dikendalikan oleh banyak gen serta terdapat
pengaruh lingkungan yang berperan terhadap penampilan sifat. Contoh karakter
kuantitatif ialah bobot biji per tanaman, hasil panen, dan sebagainya.

Karakter kualitatif merupakan wujud fenotipe yang saling berbeda tajam


antara satu dengan yang lain secara kualitatif dan masing-masing dapat
dikelompokkan dalam bentuk kategori. Karakter kualitatif biasanya dapat diamati dan
dibedakan dengan jelas secara visual, karena umumnya bersifat diskret. Biasanya
karakter ini dikendalikan oleh satu atau beberapa gen. Bila karakter ini dikendalikan
oleh satu gen, maka disebut dengan karakter monogenik, dan bila beberapa gen
disebut dengan oligogenik. Di samping itu karena besarnya peranan satu unit gen

37
dalam mengekspresikan fenotipenya, maka sering juga disebut dengan gen mayor.
Karakter kualitatif meliputi umur tanaman, kandungan minyak, warna, rasa,
ketahanan terhadap organisme pengganggu, kandungan protein dalam biji, dan lain-
lain.

Karakter kuantitatif umumnya dikendalikan oleh banyak gen dan merupakan


hasil akhir dari suatu proses pertumbuhan dan perkembangan yang berkaitan
langsung dengan karakter fisiologi dan morfologis. Diantara kedua karakter ini,
karakter morfologis lebih mudah diamati, misalnya produksi tanaman sering
dijadikan obyek pemuliaan tanaman. Sebagai contoh, komponen hasil tanaman biji-
bijian meliputi jumlah tanaman per satuan luas, jumlah malai per tanaman, jumlah
bulir per malai, berat bulir, berat biji kering, dan lain-lain. Untuk ubi jalar, komponen
hasil meliputi jumlah dan ukuran umbi, ukuran dan efisiensi kanopi, rasio bagian atas
dan umbi, lama masa dormansi, dan lain-lain. Umumnya dalam mempelajari
pewarisan karakter kuantitatif digunakan pendekatan teori genetika kuantitatif. Sifat
kuantitatif yang dipelajari dinyatakan dalam besaran kuantitatif atau satuan metrik
yang selanjutnya digunakan pendekatan analisis untuk sejumlah ukuran karakter
tersebut

Keragaman pada tanaman dapat disebabkan oleh perbedaan susunan genetic,


lingkungan dan interaksinya.Data yang diobservasi atau diukur langsung pada
tanaman merupakan data fenotip tanaman, dan keragaman yang terukur merupakan
keragaman fenotip. Pada kegiatan seleksi yang perlu diduga ialah keragaman genetik
karakter tanaman. Selain itu perlu juga diduga keragaman yang disebabkan oleh
lingkungan. Variabilitas genotipik, tidak dapat diobservasi atau diukur secara
langsung, pengamatannya dapat diduga melalui analisis data dengan pendekatan
statistik. Berdasarkan keragaman ini maka dapat diduga nilai heritabilitas, yaitu
proporsi keragaman genetik terhadap keragaman fenotipe.

B. Tujuan

38
Mengetahui dan dapat membedakan sifat kualitatif dan kuantitatif.
Mengetahui dan dapat menggunakan statik sederhana dalam pemuliaan tanaman.

39
BAB II BAHAN DAN METODE

A. Bahan dan Alat

Data-data pengamatan per minggu pada komoditi yang ditanam pada


percobaan ke-2, kalkulator dan alat tulis.

B. Cara Kerja

1. Mengumpulkan setiap minggunya data pengamatan yang telah diolah dalam bentuk
statistik sederhana dari setiap variabel pengamatan.

2. Lakukan penghitungan dari msing-masing variabel yaitu ragam, rata-rata, standar


deviasi (sd), SE, dan CV baik dalam varietas maupun antar varietas.

40
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Terlampir pada table hasil pengamatan kuantitatif dan kualitatif tanaman padi
pada materi 1 tentang identifikasi

41
SELEKSI BERULANG PADA JAGUNG
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seleksi berulang (Recurrent Selection) dilakukan untuk meningkatkan


frekuensi gen untuk sifat yang diinginkan, misal kandungan minyak protein, gula,
diameter tongkol, dan lain sebagainya. Seleksi ini merupakan salah satu prosedur
seleksi pada tanaman menyerbuk silang. Seleksi berulang dapat berupa seleksi
berulang fenotipik (tanpa uji keturunan), seleksi berulang untuk daya gabung umum,
seleksi berulang untuk daya gabung khusus, dan seleksi berulang resiprokal. Seleksi
berulang fenotipik berdasarkan pada pengamatan visual atau pengukuran fisik
karakter tertentu, yang diseleksi dari generasi ke generasi dengan diselingi oleh
persilangan antara tanaman-tanaman terseleksi agar terjadi rekombinan. Pada
dasarnya seleksi berulang fenotipik terdiri dari 2 tahap yang dilaksanakan berulang,
yakni: Tahap 1. Membentuk populasi campuran yang berguna untuk pelaksanaan
seleksi dan penyerbukan sendiri (inbreeding) dari tanaman terseleksi. Tahap 2.
Tanaman yang terseleksi dari penyerbukan sendiri pada tahap 1 (10%) ditanam dalam
baris (satu tongkol satu baris) dan dibiarkan saling bersilangan (intercrossing) untuk
menghindari akibat buruk silang sendiri (inbreeding) dan untuk menciptakan
rekombinan. Biji-biji dari tiap tongkol dicampur untuk membentuk populasi pada
siklus berikutnya. Tahap 1 dan 2 membentuk 1 siklus (daur).

B. Tujuan

Untuk memahami prosedur seleksi berulang pada tanaman menyerbuk silang.

C. Cara Kerja

Mahasiswa melihat demonstrasi prosedur seleksi berulang dilapang yang


merupakan populasi S1 (hasil inbreeding tahap 1 dari siklus I) pada jagung manis.

42
SELEKSI MASSA PADA PADI
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Banyak metode yang dapat dilakukan pada pemuliaan tanaman. Pemilihan


suatu metode pemuliaan untuk suatu komoditas tertentu memerlukan pengetahuan
dasar yang cukup karena banyak faktor atau hal yang perlu diketahui, misalnya cara
perkembangbiakan, umur tanaman, dan lain-lain.

Bentuk yang paling sederhana dari cara pemilihan adalah seleksi massa (mass
selection). Dasar seleksi ini hanya pada penampakan luar. Pelaksanaan seleksi ini
menggunakan suatu populasi yang ditanam pada suatu areal yang cukup luas. Cara
pemilihan dapat dilakukan dengan dua acara, yaitu seleksi massa positif dan seleksi
massa negatif.

Seleksi massa positif dari populasi tanaman, hanya dipilih individu- individu
tanaman sesuai dengan tujuan pemuliaan tanaman, yang tidak terpilih dapat dipanen
untuk konsumsi. Proses peralihan tersebuut diulang kembali pada beberapa generasi
penanaman sampai tujuan yang diinginkan tercapai.

Seleksi massa negatif dari populasi tanaman, tanaman yang menyimpang dari
sifat-sifat yang dikehendaki disingkirkan. Sedangkan tanaman yang tersisa dipanen
bersama dan dicampur untuk digunakan sebagai bahan tanaman pada musim
berikutnya. Seleksi massa negatif banyak dilakukan untuk memurnikan varietas
unggul ataupun lokal yang telah beredar dimasyarakat atau dalam rangka
memproduksi benih untuk menjamin kemurnian genetiknya. Seleksi massa efektif
untuk sifat-sifat dengan heritabilitas tinggi.

B. Tujuan

Memahami seleksi massa, dapat melakukan seleksi massa di lapangan.

43
BAB II BAHAN DAN METODE

A. Alat dan Bahan

1. Satu bungkus benih padi

2. Pupuk Urea 200kg/ha, TSP 100 kg/ha, dan KCl 100 kg/ha

3. Seedbed sebagai media persemaian yang telah


berisi campuran tanah+pasir+pukan (1:1:1)

4. Timbangan

5. Cangkul

B. Cara Kerja

1. Benih diseleksi dengan merendamnya dalam air yang telah ditaburi


garam, benih yang mengapung dibuang.

2. Rendam benih selama 24 jam kemudian inkubasi selama 24 jam.

3. Benih disemaikan pada seedbed

4. Sawah yang luasnya 10 m x 7 m diolah sampai siap tanam dengan


penggaruan

5. Bibit yang berumur 21 HSS (Hari Setelah Semai) dipindahkan


(transplanting) ke sawah dengan jarak tanam 25 cm x 25 cm, dengan 2
bibit/lubang tanam.

6. Konversikan semua kebutuhan pupuk dengan luas sawah yang


digunakan

7. Pupuk TSP dan KCl diberikan pada saat tanam

8. Pupuk urea diberikan 3 kali yaitu masing-masing 1/3 bagian pada saat
tanam, 21 Hari Setelah Tanam (HST), dan 42 HST

44
SELEKSI GALUR MURNI PADA PADI
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu metode seleksi dalam pemuliaan tanaman menyerbuk sendiri


adalah seleksi galur murni “Pure Line". Galur murni dapat dibuat dengan cara
penyerbukan sendiri (selfing). Tanaman heterozigot penggalurannya dilakukan silang
dalam (selfing) 6-7 generasi sehingga didapatkan galur homozigot.

Tujuan seleksi galur murni adalah memperoleh individu yang homozigot.


Seleksi galur murni dalan hal ini berdasarkan penampilan individu tanaman. Pada
seleksi galur murni ini, jika di lapangan terpilih genotip yang diinginkan maka
dilakukan isolasi terhadap bunga supaya tidak terserbuki oleh serbuk sari lainnya.
Varietas yang dihasilkan dari seleksi galur murni biasanya seragam dan secara
genetik homozigot

B. Tujuan

Mengetahui dan memahami seleksi galur murni, dapat melakukan seleksi


galur murni di lapangan.

45
BAB II BAHAN DAN METODE

A. Prosedur seleksi galur murni:

1. Populasi awal yang secara genetiik beragam dilakukan pemilihan


terhadap sejumlah tanaman tertentu. Kemudian tanaman-tanaman
terpilih bijinya dipanen secara terpisah (pembentukan galur).

2. Keturunan tanaman terpilih ditanaman dalam baris terpisah untuk


diamati penampilannya dan dievaluasi.

3. Galur-galur terpilih diperbanyak sehingga menjadi varietas galur murni.

46
LAMPIRAN

A. Dokumentasi

Pembentukan dan pemanfaatan plasma nutfah

Gambar Keterangan
Penjemuran kacang tanah untuk koleksi
benih

Penjemuran benih jagung untuk koleksi


benih

Pengamatan minggu kedua stek ubi jalar

47
Pengamatan minggu kedua stek ubi
kayu

Pengamatan minggu ketiga stek ubi jalar

Pengamatan minggu ketiga stek ubi


kayu

48
Pengamatan minggu keempat stek ubi
jalar

Pengamatan minggu keempat stek ubi


kayu

Pengamtan kualitatif dan kuantitatif


tanaman padi

Teknik persilangan buatan pada tanaman menyerbuk sendiri

49
Gambar Keterangan
Pengambilan tasel pada tetua 1

Hasil pengambilan polen dari tasel

Pemasukan polen ke dalam tasel tetua 2

Penyungkupan

Teknik persilangan buatan pada tanaman menyerbuk silang

Gambar Keterangan

50
Pengambilan bunga jantan pada tetua 1

Hasil polen dari bunga jantan tetua 1

Penyungkupan pada bunga betina tetua


2

51

Anda mungkin juga menyukai