Laporan Akhir Dasar Dasar Perlindungan Tanaman
Laporan Akhir Dasar Dasar Perlindungan Tanaman
Laporan Akhir Dasar Dasar Perlindungan Tanaman
OLEH :
NO. BP : 1910252024
KELAS : PROTEKSI
FAKUKTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
bimbingan serta rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum mata
kuliah Ilmu Penyakit Tanaman. Tak lupa pula, penulis juga ingin mengucapkan
terima kasih kepada dosen - dosen pengajar dan asisten mata kuliah Ilmu Penyakit
Tanaman yang telah memberikan teori - teori yang berguna bagi pelaksanaan
praktikum, dan teman teman seperjuangan sekalian dari Proteksi Tanaman 2020,
khususnya kelas Proteksi D yang telah memberi semangat, motivasi, bantuan material
maupun non material, dan lain – lain yang sangat membantu dalam menyelesaikan
laporan praktikum ini.
Sekiranya laporan praktikum ini dapat berguna kedepannya bagi banyak orang,
termasuk penulis sendiri. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, apabila penulis melakukan kesalahan, penulis meminta
maaf yang sedalam – dalamnya. Sekian dan terima kasih.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
PEMBENTUKAN DAN PEMANFAATAN PLASMA NUTFAH......................................1
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
BAB II BAHAN DAN METODE......................................................................................3
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................5
BAB IV PENUTUP..........................................................................................................10
SISTEM REPRODUKSI TANAMAN................................................................................11
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................11
BAB II BAHAN DAN METODE....................................................................................13
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................14
BAB IV PENUTUP..........................................................................................................18
TEKNIK PERSILANGAN BUATAN PADA TANAMAN MENYERBUK SENDIRI...19
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................19
BAB II BAHAN DAN METODE....................................................................................21
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................23
BAB IV PENUTUP..........................................................................................................26
TEKNIK PERSILANGAN BUATAN PADA TANAMAN MENYERBUK SILANG....27
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................27
BAB II BAHAN DAN METODE....................................................................................29
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................31
BAB IV PENUTUP..........................................................................................................35
PERHITUNGAN SEDERHANA SIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF...........36
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................36
BAB II BAHAN DAN METODE....................................................................................38
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................39
SELEKSI BERULANG PADA JAGUNG..........................................................................40
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................40
SELEKSI MASSA PADA PADI.........................................................................................41
ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................41
BAB II BAHAN DAN METODE....................................................................................42
SELEKSI GALUR MURNI PADA PADI..........................................................................43
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................43
BAB II BAHAN DAN METODE....................................................................................44
LAMPIRAN.........................................................................................................................45
iii
PEMBENTUKAN DAN PEMANFAATAN PLASMA NUTFAH
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Plasma nutfah harus dikonversi karena plasma nutfah sering mengalami erosi
genetic yang mengakibatkan jumlah plasma nutfah semakin menurun. Salah satu
yang perlu diperhatikan dalam pelestarian plasma nutfah adalah penyimpanan.
Metode konservasi sumber daya genetic secara luas terbagi menjadi dua yaitu secara
in-situ dan ex-situ.
2. Tujuan
Untuk mengeahui cara mengoleksi benih dan klon tanaman, serta mengetahui
cara pengemasan dan pelabelan pada koleksi. Mengetahui sifat-sifat dari berapa
komoditi dengan cara mengidentifikasi melalui penampilan fenotipnya. Menghitung
keragaman suatu komoditi baik dalam varietas maupun antar varietas
2
BAB II BAHAN DAN METODE
1. Benih jagung (Zea mays L.), benih kedelai (Glycine max), benih cabai (Capsicum
annum), benih kacang tanah (Arachis hypogaea), benih buncis (Phaseolus vulgaris
L.), benih kacang panjang (Vigna sinensis), dan benih kacang hijau (Vigna radiata)
masing-masing ± 20 g. (Masing-masing mahasiswa boleh memilih minimal 2 benih
untuk koleksi)
2. Klon ubi jalar (Ipomoea batatas) dan ubi kayu (Manihot utilissima)
3. Botol film atau botol selai, polybag, kertas label, selotip, alat tulis.
Cara kerja :
1. Benih yang akan dikoleksi dipilih benih yang memiliki vigor dan viabilitas yang
baik.
2. Benih lalu dimasukkan atau disimpan dalam botol bekas film atau botol bekas selai
disesuaikan dengan besarnya benih, kemudian ditutup dan diberi label. Disarankan
untuk memberi silika gel. Selanjutnya berikan label pada botol koleksi seperti pada
kotak di bawah ini:
Tanggal koleksi :
Nama Kolektor :
Tanaman :
Varietas :
3. Masing-masing Klon ditanam pada polybag berukuran 35 cm x 35 cm dan disusun
di pekarangan rumah sendiri.
Pengamatan:
3
1. Benih yang telah dikoleksi dan diberi label kemudian dokumentasikan berupa foto.
2. Masing-masing Klon yang telah ditanam pada polybag dilakukan pengamatan
setiap satu kali seminggu sebanyak 4 kali pengamatan (satu bulan). Parameter
pengamatan meliputi jumlah daun dan tinggi tanaman. Kemudian dokumentasi/foto
setiap kali pengamatan.
Cara kerja:
2. Amati juga sifat-sifat kualitatif dari kedua varietas seperti: Posisi daun Warna
daun Bentuk gabah Ukuran gabah Warna bunga Warna kaki batang Dan
lain-lain
3. Tuliskan hasil dan pembahasan minimal 3 lembar dan dikumpulkan pada penjab
praktikum.
4
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Gambar Keterangan
Koleksi benih jagung
5
Minggu ke- Jumlah Daun Tinggi Tanaman
1 2 27 cm
2 6 34 cm
3 10 44 cm
4 14 58,5 cm
Tabel 1.3 Pengamatan stek ubi jalar
B. Pembahasan
Keragaman genetik suatu spesies tanaman dapat punah, karena usaha manusia
untuk menanam atau memperluas jenis-jenis unggul baru sehingga jenis-jenis lokal
yang amat beragam akan terdesak bahkan dapat lenyap. Untuk menghindari
terjadinya hal demikian salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah melalui koleksi.
6
Koleksi plasma nutfah merupakan bagian penting dalam progran pemuliaan suatu
tanaman. Dari koleksi ini akan diperoleh keragaman genetik yang diperlukan sebagai
bahan persilangan dan seleksi. Koleksi plasma nutfah biasanya berasal dari hasil
eksplorasi, introduksi maupun dari pertukaran sumber genetik. Koleksi plasma nutfah
dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya melestarikan penanamannya dan
dengan menyimpan biji atau tepung sari pada suhu dingin. Biji atau tepung sari dapat
disimpan lama bila ditempatkan pada suhu dan kelembaban rendah. Kondisi
penyimpanan yang optimal tergantung dari spesies tanaman. Sebaliknya
penyimpanan yang salah dapat menurunkan daya hidup benih atau tepung sari secara
tajam
Pada praktikum ini dilakukan kegiatan koleksi benih atau penyimpanan benih.
Benih yang dipakai pada praktikum ini, yaitu beih jagung dan benih kacang tanah.
Perlakuan yang dilakukan yaitu menjemur benih-benih tersebut tetapi penjemuran
tidak boleh terkena sinar matahari langsung. Bila terkena sinar matahari langsung
benih akan rusak dan kehilangan kadar airnya sehingga menjadi benih mati.
Ada dua faktor penting selama penyimpanan benih yaitu, suhu dan
kelembaban udara. Umumnya benih dapat dipertahankan tetap baik dalam jangka
waktu yang cukup lama, bila suhu dan kelembaban udara dapat dijaga maka mutu
7
benih dapat terjaga. Untuk itu penyimpanan harus berada di tempat kering, di
praktikum ini penyimpanan benih dilakukan pada wadah botol plastic.
Pada praktikum selanjutnya melakukan stek pada tanaman ubi kayu dan ubi
jalar. Setek yang baik diambil dari batang bagian tengah tanaman agar matanya tidak
terlalu muda maupun tidak terlalu tua. Batang yang baik berdiameter 2-3 cm.
Pemotongan batang stek dapat dilakukan dengan menggunakan pisau atau sabit yang
tajam dan steril. Jangan memakai gergaji untuk memotongnya karena gesekan gergaji
akan menimbulkan panas yang akan merusak bagian pangkal dari batang. Potongan
batang untuk setek yang baik adala 3-4 ruas mata atau 15-20 cm. Bagian bawah dari
batang stek dipotong miring dengan maksud untuk menambah dan memperluas
daerah perakaran.
Dalam percobaan stek ubi kayu dan ubi jalar, pertumbuhan dari kedua
tanaman ini sangat baik. Hasil pengamatan dari ubi kayu setiap minggunya tampak
jelas pertumbuhannya. Pada minggu pertama tingginya ubi kayu sebesar 27 cm dan
jumlah daunnya 2 helai, untuk ubi jalar tingginya sebesar 14,5cm dan jumlah daun 1
helai. Pada minggu ke kedua tinggi ubi kayu 34cm dan jumlah daun 6 helai, untuk
ubi jalar tingginya 16cm dan jumlah daun 6 helai. Pada minggu ke tiga tinggi ubi
kayu 44cm dan jumlah daun 10 helai, untuk ubi jalar tingginya 21cm dan jumlah
daun 10 helai. Pada minggu ke empat tinggi ubi kayu 58,5cm dan jumlah daun 14
helai, untuk ubi jalar tingginya 30cm dan jumlah daun 19 helai. Melakukan
8
perbanyakan tanaman dengan stek dapat menghasilkan tanaman baru dalam jumlah
yang banyak walaupun bahan tanaman yang tersedia terbatas dan dapat menghasilkan
tanaman yang sifatnya sama dengan induknya.
9
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyimpanan yang salah dapat menurunkan daya hidup benih atau secara
tajam. Benih merupakan biji tanaman yang dipergunakan untuk keperluan
pengembangan usaha tani. Benih yang bermutu adalah benih yang telah dinyatakan
sebagai benih yang bekualitas tinggi. Tujuan dari penyimpanan benih, yaitu
mempertahankan viabilitas benih selama periode simpan yang lama, sehingga ketika
akan dikecambahkan benih masih mempunyai viabilitas yang tidak jauh berbeda
dengan viabilitas awal sebelum benih disimpan.
percobaan stek ubi kayu dan ubi jalar, pertumbuhan dari kedua tanaman ini
sangat baik. Hasil pengamatan dari ubi kayu setiap minggunya tampak jelas
pertumbuhannya. Melakukan perbanyakan tanaman dengan stek dapat menghasilkan
tanaman baru dalam jumlah yang banyak walaupun bahan tanaman yang tersedia
terbatas dan dapat menghasilkan tanaman yang sifatnya sama dengan induknya.
Pengamtan kualitatif pada varitas IR64 tidak terlalu berbeda pada setiap
pengamtan yang dilakukukan. Pada pengamatan kuantitatif ada banyak perbedaan
pada setiap ulangan.
B. Saran
10
SISTEM REPRODUKSI TANAMAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumbuhan tersusun dari berbagai organ seperti akar, batang, daun dan organ
seperti akar, batang, daun dan organ reproduksi. Organ-organ tersebut juga tersusun
dari berbagai jaringan, seperti jaringan meristem, parenkim, kolenkim, epidermis,
sklerenkim, dan jaringan pengangkut.
Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam
organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak. Reproduksi adalah cara
makhluk hidup untuk menghasilkan individu baru yang memiliki sifat yang sama
dengan induknya. Reproduksi merupakan bagian penting suatu kehidupan, suatu
bagian penting siklus kehidupan benda bernyawa. Reproduksi tumbuhan adalah suatu
proses dimana tumbuhan memperoleh organisme baru sesuai dengan induknya.
11
Polen atau serbuk sari merupakan bahan halus seperti bubuk yang terdapat
diujung benang sari bunga, warnanya kekuning-kuningan. Polen terdiri atas 2 lapisan
yaitu lapisan luar, lapisan ini sering kali berkeriput dan mempunyai bagian yang
menonjol seperti bisul. Lapisan dalam (intin) merupakan dinding yang tipis dan
lunak, selain ukuran dan bentuk ciri polen adalah tipe, jumlah dan posisi aperture
serta asitektur dinding. Ciri morfologi polen tersebut semakin meningkat
penggunaannya dalam taksonomi, terutama untuk mengoreksi kembali hubungan
kekerabatan antara satu tumbuhan lainnya dalam kelompok-kelompok takson
berbagai variasi polen dapat digunakan untuk mengetahui arah evolusi suatu
tumbuhan, sedangkan kandungan protein, karbonhidrat dan zat-zat lainnya yang
tinggi. Kesedian serbuk sari dengan viabilitas yang tinggi merupakan salah satu
komponen yang menentukan keberhasilan persilangan tanaman, serbuk sari
merupakan jaringan hidup yang mengalami kemunduran seiring lamanya waktu
penyimpanan.
B. Tujuan
12
Mengetahui sifat-sifat tanaman yang akan dipersilangkan, mengetahui bagian-
bagian bunga dari suatu tanaman terutama alat reproduksinya.
13
BAB II BAHAN DAN METODE
1. Tanaman menyerbuk sendiri : Bunga Padi (Oryza sativa L.), Bunga Tomat
(Solanum lycopersicum L.), Bunga Cabai (Capsicum annum L.), Bunga Kacang
tanah (Arachis hypogaea L.), Bunga Kedelai (Glycine max L.), Bunga Buncis (Vigna
sinensis L.), Bunga Kacang Panjang (Phaseolus vulgaris L.), Bunga Kacang Hijau
(Vigna radiata)
B. Cara Kerja:
2. Bunga dari masing-masing tanaman yang saudara pilih kemudian digambar secara
lengkap
14
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
15
B. Pembahasan
Bunga tanaman padi merupakan bunga lengkap. Bunga ini terdiri dari putik,
benang sari, lemma, palea, bakal buah serta tangkai buah. Bunga ini muncul dari ruas
paling atas, dan di sebut sebagai malai. Bunga tanaman padi memiliki 6 serbuk sari
dengan tangkai yang pendek serta tipis tapi memiliki kepala sari yang besar.
Sedangkan putiknya memiliki dua tangkai dan dua kepala putik. Lemma dan palea
akan tertutup jika bunga sudah mengalami proses penyerbukan. Didalamnya lalu akan
berkembang padi. Lemma dan palea inilah yang kemudian dikenal dengan sekam,
atau kulit padi. Saat baru muncul warnanya adalah hijau muda, seiring kematangan
padi warnanya berubah menjadi coklat.
Anthesis telah mulai bila benang sari bunga yang paling ujung pada tiap
cabang malai telah tampak keluar dari bunga. Pada umumya anthesis berlangsung
antara jam 08.00 – 13.00 dan pembuahan akan selesai dalam 5-6 jam setelah anthesis.
Dalam suatu malai, semua bunga memerlukan 7-10 hari untuk anthesis, tetapi pada
umumnya hanya 7 hari. Anthesis terjadi 25 hari setelah bunting.
Setiap bunga padi memiliki enam kepala sari (anther) dan kepala putik
(stigma) bercabang dua berbentuk sikat botol.Kedua organ seksual ini umumnya siap
bereproduksi dalam waktu yang bersamaan.Kepala sari kadang-kadang keluar dari
palea dan lemma jika telah masak. Dari segi reproduksi,padi merupakan tanaman
berpenyerbukan sendiri,karena 95% atau lebih serbuk sari membuahi sel telur
tanaman yang sama. Setelah pembuahan terjadi,zigot dan inti polar yang telah dibuahi
segera membelah diri.Zigot berkembang membentuk embrio dan inti polar menjadi
16
endosperm.Pada akhir perkembangan,sebagian besar bulir padi mengadung pati
dibagian endosperm.Bagi tanaman muda,pati dimanfaatkan sebagai sumber gizi.
Susunan bunga jagung adalah bunga jantan dan betina terpisah dalam satu
tanaman (berumah satu atau monoecious). Bunga tersusun majemuk, bunga jantan
tersusun dalam bentuk malai, bunga betina dalam bentuk togkol. Kuntum bunga
(floret) tersusun berpasangan yang dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma).
Rangkaian bunga jantan tersusun dibagian tanaman paling atas. Serbuk sari berwarna
kuning dan memiliki aroma yang khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol.
Tangkai tongkol tumbuh dari buku, diantara batang dan pelepah daun.
Jagung disebut juga tanaman berumah satu (monoeciuos) karena bunga jantan
dan betinanya terdapat dalam satu tanaman. Bunga betina, tongkol, muncul dari
axillary apices tajuk. Bunga jantan (tassel) berkembang dari titik tumbuh apikal di
ujung tanaman. Pada tahap awal, kedua bunga memiliki primordia bunga
biseksual. Selama proses perkembangan, primordia stamen pada axillary bunga tidak
berkembang dan menjadi bunga betina. Demikian pula halnya primordia ginaecium
pada apikal bunga, tidak berkembang dan menjadi bunga jantan. Serbuk sari (pollen)
adalah trinukleat. Pollen memiliki sel vegetatif, dua gamet jantan dan mengandung
butiran-butiran pati. Dinding tebalnya terbentuk dari dua lapisan, exine dan intin, dan
cukup keras. Karena adanya perbedaan perkembangan bunga pada spikelet jantan
yang terletak di atas dan bawah dan ketidaksinkronan matangnya spike, maka pollen
pecah secara kontinu dari tiap tassel dalam tempo seminggu atau lebih.
Rambut jagung (silk) adalah pemanjangan dari saluran stylar ovary yang
matang pada tongkol. Rambut jagung tumbuh dengan panjang hingga 30,5 cm atau
17
lebih sehingga keluar dari ujung kelobot. Panjang rambut jagung bergantung pada
panjang tongkol dan kelobot.
Penyerbukan pada jagung terjadi bila serbuk sari dari bunga jantan menempel
pada rambut tongkol. Hampir 95% dari persarian tersebut berasal dari serbuk sari
tanaman lain, dan hanya 5% yang berasal dari serbuk sari tanaman sendiri. Oleh
karena itu, tanaman jagung disebut tanaman bersari silang (cross pollinated crop), di
mana sebagian besar dari serbuk sari berasal dari tanaman lain. Terlepasnya serbuk
sari berlangsung 3-6 hari, bergantung pada varietas, suhu, dan kelembaban. Rambut
tongkol tetap reseptif dalam 3-8 hari. Serbuk sari masih tetap hidup (viable) dalam 4-
16 jam sesudah terlepas (shedding). Penyerbukan selesai dalam 24-36 jam dan biji
mulai terbentuk sesudah 10-15 hari. Setelah penyerbukan, warna rambut tongkol
berubah menjadi coklat dan kemudian kering.
18
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Bunga tanaman padi memiliki 6 serbuk sari dengan tangkai yang pendek serta
tipis tapi memiliki kepala sari yang besar. Setiap bunga padi memiliki enam kepala
sari (anther) dan kepala putik (stigma) bercabang dua berbentuk sikat botol.Kedua
organ seksual ini umumnya siap bereproduksi dalam waktu yang bersamaan.Kepala
sari kadang-kadang keluar dari palea dan lemma jika telah masak. Setelah pembuahan
terjadi,zigot dan inti polar yang telah dibuahi segera membelah diri.Zigot
berkembang membentuk embrio dan inti polar menjadi endosperm.Pada akhir
perkembangan,sebagian besar bulir padi mengadung pati dibagian endosperm.Bagi
tanaman muda,pati dimanfaatkan sebagai sumber gizi.
Susunan bunga jagung adalah bunga jantan dan betina terpisah dalam satu
tanaman (berumah satu atau monoecious). Bunga tersusun majemuk, bunga jantan
tersusun dalam bentuk malai, bunga betina dalam bentuk togkol. Karena adanya
perbedaan perkembangan bunga pada spikelet jantan yang terletak di atas dan bawah
dan ketidaksinkronan matangnya spike, maka pollen pecah secara kontinu dari tiap
tassel dalam tempo seminggu atau lebih. Tanaman jagung adalah protandry, di mana
pada sebagian besar varietas, bunga jantannya muncul (anthesis) 1-3 hari sebelum
rambut bunga betina muncul (silking). Interval antara keluarnya bunga betina dan
bunga jantan (anthesis silking interval, ASI) adalah hal yang sangat penting.
Penyerbukan pada jagung terjadi bila serbuk sari dari bunga jantan menempel pada
rambut tongkol. Hampir 95% dari persarian tersebut berasal dari serbuk sari tanaman
lain, dan hanya 5% yang berasal dari serbuk sari tanaman sendiri.
B. Saran
19
TEKNIK PERSILANGAN BUATAN PADA TANAMAN MENYERBUK
SENDIRI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
20
tetua atau induknya sedemikian rupa sehingga sifat-sifat baik tersebut dimiliki
keturunannya. Sebagai hasil dari hibridisasi adalah timbulnya keragaman genetik
yang tinggi pada keturunannya. Dari keragaman yang tinggi inilah pemulia tanaman
akan memilih tanaman yang mempunyai sifat-sifat sesuai dengan yang diinginkan.
Penyerbukan sendiri adalah jatuhnya serbuk sari dari anter ke stigma pada
bunga yang sama atau stigma dari bunga yang lain pada tanaman yang sama atau klon
yang sama. Prinsipyang memungkinkan terjadinya penyerbukan penyerbukan sendiri
adalah kleistogami yaitu pada waktu terjadi penyerbukan bunga yang belum mekar
atau tidak terbuka, misalnya pada kedelai, padi, tembakau dan lain-lain.
B. Tujuan
21
BAB II BAHAN DAN METODE
B. Cara Kerja :
2. Pada tanaman induk betina, pilih bunga yang telah keluar 1/3 bagian. Malai yang
terpilih dijarangi bunganya, ditinggalkan 10 – 20 bunga pada bagian tengah malai.
3. Emaskulasi, yaitu membuang semua benang sari yang masih muda atau belum
masak dari sebuah kuncup bunga pada tanaman induk betina. Kastrasi sebaiknya
dilakukan sebelum jam 9 pagi. Dilakukan pada bunga yang diperkirakan mekar dalam
waktu 1-2 hari, yaitu benang sari berada dibagian tengah bunga. Pada bagian atas
ujung spikelet digunting miring 45o agar memudahkan pengeluaran benang sari.
Emaskulasi dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu benang sari (stamen)) diberi
perlakuakn air panas 40 – 45oC selama 10 menit atau mencabut langsung benang sari
dengan pinset atau alat penghisap
6. Beri label dengan mencantumkan tetua jantan dan betina yang digunakan dalam
persilangan dan tanggal penyerbukan.
22
7. Lakukan praktikum mandiri pada persilangan tanaman padi kemudian
dokumentasikan ke bentuk video.
23
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
B. Pembahasan
24
pemilihan tetua pada pertanaman petak hibridisasi, dilanjutkan dengan kastrasi,
hibridisasi, isolasi, dan pemeliharaan.
Pemotongan bagian bunga padi dilakukan pada pagi hari karena bunga padi
dapat dengan cepat mekar pada keadaan cuaca yang terang dan banyak mendapat
sinar matahari. Bunga yang akan diemaskulasi dipilih bunga yang belum mekar atau
hampir mekar sehubungan dengan itu maka pertumbuhan kuncup bunga perlu diamati
dengan seksama. Emaskulasi dapat dilakukan pada pagi hari hingga pukul 08.00 yaitu
pada suhu rendah dengan udara yang cukup lembab, maka kepala sari itu biasanya
masih tertutup rapat, sehingga dengan mudah benang sari dapat dibuang dalam
keadaan utuh. Kastrasi dilakukan dengan cara menggunting sepertiga bagian bulir
padi kemudian dikumpulkan benang sarinya. Selanjutnya dilakukan penyilangan
dengan menabur benang sari pada pada bunga yang di jadikan induk betina, setelah di
lakukan penyilangan bunga segra diisolasi dengan melakukan pengerudungan,
pengerudungan pada bunga tersebut bisa dengan plastik ataupun kertas tahan air hal
25
ini dilakukan untuk menghindari terjadinya penyerbukan oleh serbuk sari asing,
pengerudungan harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak terjaddi kerusakan.
26
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
27
TEKNIK PERSILANGAN BUATAN PADA TANAMAN MENYERBUK
SILANG
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
28
emaskulasi pada saat bunga belum antesis, dan dilakukan pengantongan (bagging)
pada bunga yang dijadikan tetua betina.
Penyerbukan silang adalah penyatuan sel gamet jantan dan betina dari
tanaman yang berbeda. Hal ini terjadi karena terhalangnya tepungsari untuk dapat
menyerbuki putik sendiri. Penyebab terjadinya penyerbukan silang diantaranya: a.
Secara morfologi penyerbukan sendiri terhalang. b. Berbeda masaknya tepung sari
dengan putik. c. Inkompatibilitas atau ketidaksesuaian alat kelamin. d. Adanya bunga
monoeceous dan dioeceous.
B. Tujuan
29
BAB II BAHAN DAN METODE
30
3. Setelah malai masak dan rambut (silk) tongkol sudah keluar, potong malai lalu
taburkan/goyangkan ke rambut tongkol. Jika rambut tongkol terlalu panjang maka
potong dengan meninggalkan ± 2 cm.
4. Tutup kembali tongkol dengan menggunakan sungkup malai (tetapi jika sudah
rusak/basah bisa diganti).
5. Pada sungkup ditulis nama persilangan dan tanggal persilangaan atau dengan
menggantungkan kertas label pada tongkol tersebut.
6. Lakukan persilangan pada tanaman jagung (silang sendiri) dan dokumentasikan ke
dalam video.
31
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
B. Pembahasan
Persilangan merupakan salah satu cara dalam menemukan variasi keragaman
juga meningkatkan produktivitas tanaman.Persilangan dapat dilakukan pada satu
tanaman yang satu spesies.Persilangan dapat terjadi apabila mulai memasuki fase
generative dimana munculnya bunga.Pada tanaman jagung,bunga jantan dan bunga
betina letaknya berbeda tempat akan tetapi masih di dalam satu tanaman yang sering
disebut dengan monoecious.Bunga jantan terletak pada pucuk tanaman jagung
sedangkan bunga betina terletak pada ketiak daun jagung,sehingga tanaman jagung
merupakan salah satu tanaman menyerbuk silang.
Jagung (Zea mays L.) adalah jenis tanaman semusim dan termasuk jenis
rumputan/ graminae yang mempunyai batang tunggal, meski terdapat kemungkinan
munculnya cabang anakan pada beberapa genotipe dan lingkungan tertentu. Batang
jagung terdiri atas buku dan ruas. Daun jagung tumbuh pada setiap buku, berhadapan
satu sama lain. Bunga jantan terletak pada bagian terpisah pada satu tanaman
sehingga lazim terjadi penyerbukan silang. Jagung merupakan tanaman hari pendek,
32
jumlahdaunnya ditentukan pada saat inisiasi bunga jantan, dan dikendalikan oleh
genotipe,lama penyinaran, dan suhu.
Pada tanaman jagung yang akan digunakan untuk persilangan, bunga betina di
bungkus menggunakan kantong kertas untuk mencegah tongkol terkontaminasi
(terserbuki) oleh serbuk sari malai lain. Namun sebelum itu bunga betina yang dipilih
harus lah yang baru muncul dekat ketiak daun kemudian memotong rambut tongkol
yang baru muncul menggunakan gunting pada bagian ujungnya, baru lah menutup
dengan kantong tongkol, ± 2 hari, sampai muncul rambut jagung tumbuh seperti kuas.
Begitu juga dengan malai atau bunga jantan yang belum pecah dibungkus
33
menggunakan kantong tasel agar nantinya ketika malai sudah siap menyerbuki,
serbuk sarinya dapat tertampung di kantong kertas tersebut. Untuk memastikan
dipeolehnya tepung sari yang cukup, maka tepuklah bunga jantan yang terbungkus
tersebut. Persilangan dilakukan dengan cara memindahkan bunga jantan (serbuk sari)
ke bunga betina (putik) dengan meletakkan (menaburkan) serbuk sari pada rambut
tongkol. Kemudian menyungkupkan kembali pada tongkol
Keberhasilan suatu persilangan buatan dapat dilihat kira-kira satu sampai dua
minggu setelah dilakukan penyerbukan. Jika calon buah mulai membesar dan tidak
rontok maka kemungkinan telah terjadi pembuahan. Sebaliknya, jika calon buah tidak
membesar atau rontok maka kemungkinan telah terjadi kegagalan pembuahan.
34
dalam satu tongkol yang sama. Selain itu, faktor eksternal yang lain adalah cuaca
yang tidak cocok dengan yang dikehendaki oleh tanaman jagung itu sendiri. Selain
itu, keberhasilan persilangan jagung juga turut dipengaruhi oleh faktor waktu dan
proses penyerbukan yang dilakukan. Waktu yang optimal untuk melakukan proses
penyerbukan pada tanaman jagung adalah pada pagi hari, berkisar antara pukul 09.00
WIB hingga pukul 11.00 WIB. Faktor lainnya adalah proses penyerbukan, setelah
serbuk sari jagung kuning diserbukkan ke jagung betina harus diperhatikan dalam
menyungkupnya. Penyungkup harus tertutup rapat melindungi jagung betina agar
jangan sampai terkena serbuk sari dari tanaman jagung lainnya.
35
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Persilangan merupakan salah satu cara dalam menemukan variasi keragaman
juga meningkatkan produktivitas tanaman. Persilangan dapat dilakukan pada satu
tanaman yang satu spesies.Persilangan dapat terjadi apabila mulai memasuki fase
generative dimana munculnya bunga.Pada tanaman jagung,bunga jantan dan bunga
betina letaknya berbeda tempat akan tetapi masih di dalam satu tanaman yang sering
disebut dengan monoecious.Bunga jantan terletak pada pucuk tanaman jagung
sedangkan bunga betina terletak pada ketiak daun jagung,sehingga tanaman jagung
merupakan salah satu tanaman menyerbuk silang.
B. Saran
Untuk melakukan praktikum ini harus teliti dalam melakukan persilangan
terutama saat melakuakan penyerbukan. Perbanyak membaca modul dan jurnal untuk
mempermudah praktikum
36
PERHITUNGAN SEDERHANA SIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan akhir program pemuliaan tanaman ialah untuk mendapatkan varietas
unggul baru yang sesuai dengan preferensi petani dan konsumen. Varietas unggul
baru diperoleh dari serangkaian kegiatan yang terarah pada program pemuliaan
tanaman. Program pemuliaan tanaman selalu diawali dengan menetapkan tujuan akhir
pemuliaan tanaman. Setelah menetapkan tujuan, misal untuk merakit tanaman yang
sifat berdaya hasil tinggi, maka akan dilakukan pengelolaan keragaman tanaman.
Keragaman pada tanaman ada pada karakter dan sifat. Karakter misalnya warna
bunga mempunyai warna ungu, warna merah atau warna putih, atau karakter tinggi
tanaman mempunyai sifat tinggi atau pendek.
37
dalam mengekspresikan fenotipenya, maka sering juga disebut dengan gen mayor.
Karakter kualitatif meliputi umur tanaman, kandungan minyak, warna, rasa,
ketahanan terhadap organisme pengganggu, kandungan protein dalam biji, dan lain-
lain.
B. Tujuan
38
Mengetahui dan dapat membedakan sifat kualitatif dan kuantitatif.
Mengetahui dan dapat menggunakan statik sederhana dalam pemuliaan tanaman.
39
BAB II BAHAN DAN METODE
B. Cara Kerja
1. Mengumpulkan setiap minggunya data pengamatan yang telah diolah dalam bentuk
statistik sederhana dari setiap variabel pengamatan.
40
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Terlampir pada table hasil pengamatan kuantitatif dan kualitatif tanaman padi
pada materi 1 tentang identifikasi
41
SELEKSI BERULANG PADA JAGUNG
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Cara Kerja
42
SELEKSI MASSA PADA PADI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bentuk yang paling sederhana dari cara pemilihan adalah seleksi massa (mass
selection). Dasar seleksi ini hanya pada penampakan luar. Pelaksanaan seleksi ini
menggunakan suatu populasi yang ditanam pada suatu areal yang cukup luas. Cara
pemilihan dapat dilakukan dengan dua acara, yaitu seleksi massa positif dan seleksi
massa negatif.
Seleksi massa positif dari populasi tanaman, hanya dipilih individu- individu
tanaman sesuai dengan tujuan pemuliaan tanaman, yang tidak terpilih dapat dipanen
untuk konsumsi. Proses peralihan tersebuut diulang kembali pada beberapa generasi
penanaman sampai tujuan yang diinginkan tercapai.
Seleksi massa negatif dari populasi tanaman, tanaman yang menyimpang dari
sifat-sifat yang dikehendaki disingkirkan. Sedangkan tanaman yang tersisa dipanen
bersama dan dicampur untuk digunakan sebagai bahan tanaman pada musim
berikutnya. Seleksi massa negatif banyak dilakukan untuk memurnikan varietas
unggul ataupun lokal yang telah beredar dimasyarakat atau dalam rangka
memproduksi benih untuk menjamin kemurnian genetiknya. Seleksi massa efektif
untuk sifat-sifat dengan heritabilitas tinggi.
B. Tujuan
43
BAB II BAHAN DAN METODE
2. Pupuk Urea 200kg/ha, TSP 100 kg/ha, dan KCl 100 kg/ha
4. Timbangan
5. Cangkul
B. Cara Kerja
8. Pupuk urea diberikan 3 kali yaitu masing-masing 1/3 bagian pada saat
tanam, 21 Hari Setelah Tanam (HST), dan 42 HST
44
SELEKSI GALUR MURNI PADA PADI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
45
BAB II BAHAN DAN METODE
46
LAMPIRAN
A. Dokumentasi
Gambar Keterangan
Penjemuran kacang tanah untuk koleksi
benih
47
Pengamatan minggu kedua stek ubi
kayu
48
Pengamatan minggu keempat stek ubi
jalar
49
Gambar Keterangan
Pengambilan tasel pada tetua 1
Penyungkupan
Gambar Keterangan
50
Pengambilan bunga jantan pada tetua 1
51