Kasus CKD
Kasus CKD
Kasus CKD
Dosen pengampu :
Oleh :
22030115120045
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
I. Gambaran Kasus
Tn M berusia 39 tahun masuk ke RS dengan keluhan lemas dalam 2 hari
terakhir. Lemas dirasakan terus menerus disertai pusing, mata berkunang dan buang
air kecil hanya sedikit. Saat ini pasien dalam keadaan sadar. Diagnosis dokter
adalah Chronic Kidney Disease (CKD) stadium V dengan hipertensi stage II, dan
anemia berat. Pasien pernah mengalami operasi batu saluran kemih. Pasien
kemudian mendapatkan terapi rutin hemodialisis 2x seminggu.
Pasien makan 3x sehari, setiap makan pasien mengkonsumsi nasi putih 2
centong. Lauk nabati yang sering dikonsumsi tahu dan tempe goreng 2 potong
sedang, 2x/minggu, lauk hewani yang dikonsumi yaitu daging biasanya digoreng
2x/minggu, telur goreng 2x/minggu, lele goreng 2-3/minggu dan ayam goreng
2x/minggu. Sayur yang sering dikonsumsi sayur bening, bayam, kangkung, sawi
putih 1-2 sendok sayur. Buah yang dikonsumsi seperti pepaya, semangka dan
melon. Pepaya dikonsumsi 1 potong tiap hari. Saat memasak, istri pasien tidak
menambahkan vetsin namun menggunakan garam (1-2 sdt). Pasien memiliki
riwayat merokok. Tn M berhenti merokok setelah mengetahui adanya penyakit.
Pasien bekerja di bengkel dari jam 09-17.00. Pasien minum air putih sebesar 600
ml. Pasien diminta istri untuk tidak minum air banyak terkait penyakit ginjal yang
diderita.
Biasanya sehari hari pasien hanya beraktivitas di rumah karena sudah 1 th
berhenti bekerja sebagai tukang bengkel setelah sakit-sakitan. Saat ini yang mencari
nafkah adalah istri pasien dengan kerja serabutan. Pasien tinggal bersama istri dan
tidak memiliki anak. Ketika di RS pasien mengkonsumsi makanan sebanyak nasi
3x 200 g, ayam kalio 50g, tahu 110g, cah sawi putih 100g, otak-otak bandeng 50g,
tempe 50 g, sayur sop dengan sayur wortel 30g, kembang kol 50g, galantin 40g,
daging 40g, dan buncis setup buncis dan wortel, buncis 80g dan wortel 20g. Untuk
snack diberikan 2x dan habis dikonsumsi, yakni pisang rebus 1 biji 85 g, kue bolu
65 g, dan risoles ayam 80 g.
Pasien memiliki TB 158 cm, BB 54 kg. Data biokimia pasien adalah ureum 96
mg/dl, kreatinin 12,2 mg/dl, Natrium 142 mmol/L, Klorida 105, mmol/L,
Magnesium 0,79 mmol/L, Kalsium 1,8 mmol/L, Kalium 3,9 mmol/L, GDS 102
mg/dl, hemoglobin 5,3 g/dl, hematokrit 15,3%, albumin 3 g/dl. Tekanan darah awal
masuk RS 180/90 mmHg, nadi 80x/menit, RR 20x/menit. Jumlah urin pasien adalah
600 ml. Tn. M sedang mendapatkan transfusi darah dan injeksi furosemid I amp/12
2
jam intravena dan valsartan 160mg/24 jam, amlodipin 10 mg/24 jam, CaCO3
3x500mg, asam folat 1 tab/24 jam per oral. Tn. M juga mendapatkan infus RL 10
tpm intravena. Pasien dan istri memiliki motivasi tinggi terkait upaya penyembuhan
diri. Walaupun pendidikan terakhir pasien adalah SMP, tetapi Tn. M sedikit
mengerti tentang istilah medis.
3
dari kebutuhan
normal pada minggu
lalu
1. Usia >70 tahun 1
Total skor 2
Berisiko malnutrisi / tidak
C. Kesimpulan Kuesioner
Dari pengisian skrining tersebut di dapatkan skor 2 dimana seharusnya dalam
kategori tidak berisiko malnutrisi karena hal ini dipengaruhi oleh kurangnya data yang
didapat atau tersaji tetap disimpulkan bahwa Tn. M beresiko mengalami malnutrisi,
sehingga memerlukan penanganan lebih lanjut melalui proses asuhan gizi terstandar
III. Assessment Gizi
A. Pengkajian Riwayat Gizi (FH)
Domain Data Interpretasi
Energy intake Kualitatif SMRS 50% (defisit berat)
(1.1.1) SMRS MRS 75%(defisit sedang )
KH
nasi putih 2 ctg x 3 sehari
LN
tempe dan tahu (goreng )2 ptg 2 x/minggu
LH
Daging goreng 2x/minggu
Telur ayam goreng 2x/mgg
Ikan lele goreng 2-3 x/mgg
Ayam goreng 2x/mgg
Sayur :
sayur bening, bayam, kangkung,
sawi putih 1-2 sendok sayur
Buah :
Pepaya 1 ptg /hr, semangka dan
melon
Natrium :
Garam 1-2 sdt
Cairan :
Air putih 600 ml
MRS :
Kualitatif
Nasi 200 g x 3
Kue bolu 65 g
Risoles ayam 80 g
Ayam kalio 50 g
Otak-otak bandeng 50 g
Galantin 40 g
Daging 40 g
Tahu 110 g
Tempe 50 g
Cah sawi putih 100 g
Sayur sop : sayur wortel 30 g, kembang
kol 50 g,
Buncis 80 g
Wortel 20 g
Pisang rebus 1 bh 85 g
4
Kuantitatif
SMRS = 1205 kkal
MRS = 2005 kkal
MRS =
Kue bolu 65 g
Risoles ayam 80 g
Ayam kalio 50 g
Otak-otak bandeng 50 g
Galantin 40 g
Daging 40 g
Tahu 110 g
Tempe 50 g
Kuantitatif
SMRS = 30,6 g
MRS = 58,5 g
Kesimpulan Asupan lemak pasien dalam kategori defisit berat
Protein intake Kualitatif SMRS 40% (defisit berat)
(1.5.2) SMRS = MRS 129% (diatas kebutuhan )
LN
tempe dan tahu (goreng )2 ptg 2 x/minggu
LH
Daging goreng 2x/minggu
Telur ayam goreng 2x/mgg
Ikan lele goreng 2-3 x/mgg
Ayam goreng 2x/mgg
MRS =
Risoles ayam 80 g
Ayam kalio 50 g
Otak-otak bandeng 50 g
Galantin 40 g
Daging 40 g
Tahu 110 g
Tempe 50 g
Kuantitatif
SMRS = 31,5gram
MRS = 90,3 g
Kesimpulan Terdapat peningkatan asupan lemak dari sebelum ke sesudah pasien masuk RS
Karbohidrat intake Kualitatif SMRS 64%(defisit berat)
(1.5.3) SMRS = MRS 71%(defisit sedang)
nasi putih 2 ctg x 3 sehari
5
Pepaya 1 ptg /hr, semangka dan
melon
MRS =
Nasi 200 g x 3
Kue bolu 65 g
Kuantitatif
SMRS = 199,6gram
MRS = 281,3 gram
Kesimpulan Asupan KH mengalami peningkatan sebesar7 % dari SMRS dan MRS
Fiber intake (1.5.4) Kualitatif SMRS 16%
SMRS MRS 44%
Sayur :sayur bening, bayam,
kangkung, sawi putih 1-2 sendok
sayur
Buah :
Pepaya 1 ptg /hr, semangka dan
melon
MRS
Cah sawi putih 100 g
Sayur sop : sayur wortel 30 g, kembang
kol 50 g,
Buncis 80 g
Wortel 20 g
Pisang rebus 1 bh 85 g
Kuantitas
SMRS : 5,6 g
MRS : 15,4 g
Medications (3.1) transfusi darah dan injeksi
furosemid I amp/12 jam intravena Diare, sembelit, nyeri perut,
Pusing, sensasi berputar, Gatal
atau ruam ringan.
6
KCl 0,216 gram,
CaCl2 0,144 gram
Food and nutrition Pasien dan istri memiliki motivasi tinggi Pasien punya motivasi tapi
knowledge (4.1) terkait upaya penyembuhan diri. Walaupun kurang pengetahuan ttg gzizi
pendidikan terakhir pasien adalah SMP,
tetapi Tn. M sedikit mengerti tentang
istilah medis
Kesimpulan Asupan oral sebagian besar dalam kategori defisit dan pengetahuan ttg
makanan (diet) masih kurang. Sedangkan asupan protein dalam kategori di
atas kebutuhan.
7
- Tekanan darah 180/90 mmHg Hipertensi stage 2 3
- Nadi 80 x/menit
- RR 20x/menit
Kesimpulan Pasien berpotensi mengalami gangguan makan berupa pusing, lemas
dan hipertensi stage 2.
8
Kesimpulan Asupan energi secara oral mengalami peningkatan dari SMRS dengan MRS,
namun terjadi kelebihan asupan protein dan fosfor MRS dan sodium SMRS
9
b. Memberikan asupan karbohidrat sebesar 59% dari total kebutuhan energi yaitu
sebesar 309,75 gram yang berasal dari jenis karbohidrat kompleks.
c. Memberikan asupan lemak sebesar 30% dari total kebutuhan energi yaitu
sebesar 70 gram yang berasal dari sumber lemak MCT seperti minyak kelapa,
minyak zaitun.
d. Memberikan asupan protein sebesar 1,2 g/ Kg BB yaitu sebesar 69,6 gram yang
berasal dari sumber protein hewani dan protein nabati.
e. Memberikan asupan cairan sebesar 1600 ml secara oral, 880 ml dari oral dan
720 dari infus RL yang dilanjutkan.
f. Memberikan asupan serat sebesar 35 gram yang berasal dari sayur dan buah
yang tidak menimbulkan gas.
g. Membatasi asupan natrium sebesar 2 gr/ hari.yang berasal dari bahan makanan
yang mengandung natrum seperti garam, makanan yang diawetkan dan
makanan luar RS yang berpotensi diakses oleh pasien.
h. Memberikan asupan zat gizi mikro lain yang jumlahnya harus dibatasi seperti
kalium, asam folat, fosfor dan vitamin C.
2. Jenis diet
Jenis diet yang diberikan berupa diet dialisis I4 2100 kkal yang disesuaikan dengan
kemampuan pasien dalam menerima makanan.
3. Bentuk makanan
Makanan yang diberikan dalam bentuk makanan biasa, karena pasien tidak
mengalami kesulitan menelan seperti sesak napas, batuk, takipnea dan takikardia.
4. Rute
Pemberian diet melalui rute secara oral dengan alasan kesadaran pasien dalam status
sadar penuh (normal) dan tidak mengalami kesulitan mengunyah atau kesulitan
menelan secara serius.
5. Frekuensi
Diet diberikan dalam frekuensi 3 kali makan utama dan 2 kali selingan yang
disesuaikan dengan standar Rumah Sakit.
C. Implementasi
1. Pemberian diet
Pemberian diet berupa rekomendasi menu (terlampir)
2. Edukasi gizi
10
Pemateri : Ahli gizi RS
Materi :Diet Seimbang Untuk Pasien CKD stage V
Tempat : Ruang Pasien
Waktu : 1 hari sesudah masuk rumah sakit dan sebelum pasien pulang
Durasi : 30 menit
Media : leaflet
Sasaran : Tn. M dan anggota keluarga terutama istri dan anak
Tujuan :
1. Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga tentang prinsip diet
pada penderita penyakit ginjal kronis.
2. Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga tentang cara menjaga
pola hidup sehat yang mendukung kesembuhan pasien.
3. Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga tentang sumber bahan
makanan yang direkomendasikan dan tidak direkomendasikan
(dibatasi) untuk dikonsumsi.
3. Konseling gizi
Konselor : Ahli Gizi RS
Materi : Diskusi tentang pengaturan diet yang sudah dilaksanakan dan masalah
yang dihadapi selama menjalani diet.
Tempat : Ruang Pasien
Waktu : sehari setelah masuk rumah sakit / setelah edukasi dan 2 hari setelah
diet berjalan.
Durasi : 30 menit
Media : leaflet
Sasaran : Tn. M dan Istri
Strategi : pendekatan Motivational Interviewing5
Tujuan :
1. Meningkatkan pengetahuan tentang pengaturan diet dan gaya hidup
yang tepat untuk penderita CKD ditandai dengan perubahan perilaku
pasien yang mulai mau menghabiskan makanan rumah sakit dan patuh
dalam menjalankan diet.
2. Membantu mencari pemecahan masalah sesuai kemampuan pasien
dengan memodifikasi penyebab masalah dan diskusi dengan keluarga
(istri) seperti menjelaskan kembali pengaturan diet terutama tentang
11
makanan yang sebaiknya dikonsumsi dan dihindari terlebih dahulu
selama sakit serta cara pengolahannya yang tepat dtandai dengan adanya
komitmen yang berasal dari pasien dan istri untuk menjalankan
keputusan yang sudah diambil.
4. Koordinasi dengan tim kesehatan lain
Dokter : melakukan pemeriksaan secara medis dan memberikan resep obat yang
bisa mengurangi efek dari penyakit yang menyertai terutama yang berhubungan
dengan kemampuan pasien dalam mengakses makanan.
Perawat : melakukan asuhan keperawatan terhadap pasien yang bertujuan
mempercepat kesembuhan pasien.
VII. Pembahasan
Chronic kidney disease (CKD) adalah suatu kerusakan pada struktur atau fungsi ginjal
yang berlangsung ≥ 3 bulan, dengan atau tanpa disertai penurunan glomerular filtration rate
(GFR) atau suatu keadaan dimana GFR < 60 mL/menit/1,73 m2 selama ≥ 3 bulan dengan
atau tanpa disertai kerusakan ginjal6. Penyebab dua pertiga dari seluruh kasus terjadinya
CKD adalah diabetes dan tekanan darah tinggi (hipertensi). Keadaan lain yang dapat
menyebabkan kerusakan ginjal diantaranya adalah penyakit peradangan seperti
glomerulonefritis, penyakit ginjal polikistik, malformasi saat perkembangan janin dalam
rahim ibu, lupus, obstruksi akibat batu ginjal, tumor atau pembesaran kelenjar prostat, dan
12
infeksi saluran kemih yang berulang. Dimana Chronic kidney disease terdapat 5 stage dan
setiap stage mempunyai tingkatan kerusakan ginjal dan turunnya GFR. Nilai GFR
menunjukkan seberapa besar fungsi ginjal yang dimiliki oleh pasien sekaligus sebagai dasar
penentuan terapi oleh dokter. Semakin parah CKD yang dialami, maka nilai GFRnya akan
semakin kecil.
Chronic Kidney Disease stadium 5 disebut juga gagal ginjal. Perjalanan klinisnya dapat
ditinjau dengan melihat hubungan antara nilai laboratorium kreatinin dengan GFR sebagai
presentase dari keadaan normal, terhadap kreatinin serum dan kadar blood urea nitrogen
(BUN). Stadium akhir dari gagal ginjal disebut juga dengan endstage renal disease (ESRD).
Stadium ini terjadi apabila sekitar 90% masa nefron telah hancur, atau hanya tinggal
200.000 nefron yang masih utuh ditandai peningkatan kadar BUN dan kreatinin serum
sangat mencolok. Seperti yang terjadi pada tn M yang di diagnosis CKD stage V dimana
dibuktikan pula dengan peningkatan nilai laboratorium urea dan kreatinin yang sangat
mencolok yaitu sebesar Ureum : 96 mg/dL dan Creatinine : 12,2 mg/dl. Serta Tn M juga
sedang menjalani hemodialisa sebanyak 2x/minggu. Dimana Hemodialisa adalah proses
difusi melintasi membran semipermeabel untuk menyingkirkan substansi yang tidak
diinginkan dari darah sementara menambahkan komponen yang diinginkan. Proses ini
menggantikan sebagian faal eksresi ginjal yang ditujukan untuk mempertahankan hidup
pasien. Hemodialisis merupakan salah satu metode RRT yang paling umum digunakan
dalam penanganan pasien ESRD. Hemodialisis dilakukan dengan mengalirkan darah ke
dalam suatu tabung ginjal buatan (dialiser) yang terdiri dari dua kompartemen terpisah .
Salah satu kompartemen berisikan darah pasien dan kompartemen lainnya berisikan cairan
dialisat. 6
Dialisat merupakan suatu cairan yang terdapat dalam dialiser yang membantu
membuang zat sisa dan kelebihan cairan pada tubuh. Cairan ini berisi larutan dengan
komposisi elektrolit mirip serum normal dan tidak mengandung sisa metabolisme nitrogen.
Dalam sebuah sumber disebutkan bahwa akibat dari hemodialisis akan memperburuk nilai
Hb dan memperbaiki nilai ureum serta kreatinin sehingga tidak terjadi penimbunan zat sisa
berlebihan di dalam tubuh pasien. Dalam kasus ini tujuan diet adalah Memenuhi asupan
secara oral pasien sebesar 2639 kkal secara bertahap dimulai dari kebiasaan konsumsi
pasien sebelumnya yaitu 2100 kkal secara oral dan ditambah 120 kkal yang berasal dari
dialisat saat pasien melakukan hemodialisa yang disesuaikan dengan kondisi aktual pasien
berupa lemas, pusing, mata berkunang-kunang dan buang air sedikit, karena dalam
hemodialisa terdapat dialisat yang mengandung glukosa sehingga jumlah kalori yang
13
dibutuhkan dikurangi dengan jumlah kalori yang terdapat pada dialisat sehingga pemberian
kalori ini perlu diperhatikan ketika pasien melakukan hemodialisa.
Tujuan intervensi yang kedua yaitu Menjaga keseimbangan elektrolit dan cairan untuk
mencegah terjadinya edema dan kekurangan elektrolit akibat dari terapi hemodialisa setiap
2 kali/minggu, seperti data yang ada bahwa nilai laboratorium terkait dengan profil
elektrolit dan fungsi ginjal, nilai ureum dan kreatinin pasien mengalami kenaikan dan
beberapa elektrolit seperti magnesium terganggu eseimbangannya sehingga perlu menjaga
asupan elektrolit ini untuk mengantisipasi terjadinya edema dan komplikasi lain yang lebih
parah lagi. Tujuan intervensi yang ketiga yaitu Meningkatkan pengetahuan pasien dan
keluarga pasien sebesar 80 % melalui edukasi gizi dan konseling yang dilakukan setiap 2
hari sekali di ruangan pasien dengan media leaflet dan media lain yang mendukung. Dalam
peningkatan pengetahuan pasien dan keluarga digunakan pendekatan motivational
interviewing merupakan salah satu teknik yang digunakan dalam perubahan perilaku.
Motivation interviewing mencoba menumbuhkan motivasi intrinsik klient untuk berubah
dengan cara mengeksplorasi dan memecahkan ambivalensi. Terdapat tiga teknik yang
digunakan dalam motivation interviewing, yaitu menggunakan konseling cilent-
centered yang berdasarkan konseling Rogerian, mendengar secara reflektif, mengajukan
pertanyaan langsung dan strategi untuk menimbulkan motivasi internal dari klien,
menerapkan dalam wujud statemen yang self-motivating dari klien itu.
Keterampilan ini digunakan untuk mendorong klien untuk menyelidiki dua sifat
bertentangan (ambivalensi) tentang perubahan dan bagaimana keputusan mereka sendiri
tentang mengapa dan bagaimana cara berproses; dan strategi untuk memastikan bahwa
resistensi klien diperkecil. Sehingga akan lebih kuat jika kasus pada Tn M ini diselesaikan
dengan pendekatan MI ini karena berdasarkan data bahwa pasien dan istri memiliki
motivasi yang tinggi terhadap kesembuhannya sehingga dalam proses konseling ini tidak
berfokus lagi pada motivasi pasien untuk sembuh tetapi lebih fokus pada bagaimana
strategi pasien menyelesaikan permasalahan dalam menjalankan diet selanjutnya.
VIII. Kesimpulan
Sehingga dari proses asuhan gizi tersebut lebih fokus pada profil keseimbangan
elektrolit dan cairan pasien serta pengaturan pada asupan protein pasien yang sesuai dengan
anjuran agar tidak memberatkan fungsi ginjal dan menambah penumpukan zat sisa di dalam
tubuh pasien sehingga pasien dapat melakukan aktivitas seperti biasa.
14
IX. Daftar Pustaka
1. Kondrup, J DKK. 2003. ESPEN Guidelines for Nutrition Screening 2002. Clinical
Nutrition 22 (4):415-421. doi:10.1016/S0261-5614(03)00098-0.
2. wahyuningsih,Retno.2013.penatalaksanaan Diet pada pasien. Yogyakarta : Graha
Ilmu
3. JNC VII. 2003. The seventh report of the Joint National Committee on prevention,
detection, evaluation, and treatment of high blood pressure. Hypertension, 42: 1206-
52. http://hyper.ahajournals.org/cgi/content/full/42/6/1206, 8 Desember 2009
4. Waspadji, Sarwono dan Slamet Suyono. 1997. Daftar Bahan Makanan Penukar.
Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
5. Miller,W.R.Rollnick,S.(2002).Motivational Interviewing:Preparing People for
Change. 2nd Edition.New York:Guilford Press.
6. National Kidney Foundation. 2002. KDOQI Clinical Practice Guideline Chronic Kidney
Disease: Evaluation, Classification, Stratification. New York: National Kidney Foundation,
inc.
15
X. Lampiran
1. Estimasi Asupan Pasien
a. Sebelum Masuk Rumah Sakit
==========================================================
Analysis of the diet plan
==========================================================
Food Amount energy carbohydr.
__________________________________________________________________
Meal analysis: energy 1205,8 kcal (100 %), carbohydrate 199,6 g (100 %)
==========================================================
Result
==========================================================
Nutrient analysed recommended percentage
value value/day fulfillment
__________________________________________________________________
energy 1205,8 kcal 2400,0 kcal 50 %
price 1638,3 cent 2600,0 cent 63 %
protein 31,5 g(11%) 59,0 g(12 %) 53 %
fat 30,6 g(22%) 92,0 g(< 30 %) 33 %
carbohydr. 199,6 g(67%) 419,0 g(> 55 %) 48 %
dietary fiber 5,6 g 30,0 g 19 %
phytic acid 924,4 mg - -
calcium 142,9 mg 1000,0 mg 14 %
magnesium 164,4 mg 350,0 mg 47 %
zinc 4,1 mg 10,0 mg 41 %
iron 4,5 mg 10,0 mg 45 %
Vit. B1 0,4 mg 1,2 mg 34 %
Vit. B2 0,4 mg 1,4 mg 27 %
16
niacine 5,0 mg - -
Vit. B6 0,8 mg 1,5 mg 52 %
pantoth. acid 3,6 mg 6,0 mg 61 %
tot. fol.acid 93,8 µg 400,0 µg 23 %
Vit. B12 0,8 µg 3,0 µg 27 %
Vit. C 92,7 mg 100,0 mg 93 %
Vit. A 945,5 µg 1000,0 µg 95 %
Meal analysis: energy 2005,7 kcal (100 %), carbohydrate 281,3 g (100 %)
==========================================================
Result
==========================================================
Nutrient analysed recommended percentage
value value/day fulfillment
__________________________________________________________________
energy 2005,7 kcal 2400,0 kcal 84 %
price 1242,5 cent 2600,0 cent 48 %
protein 90,3 g(18%) 59,0 g(12 %) 153 %
fat 58,5 g(26%) 92,0 g(< 30 %) 64 %
carbohydr. 281,3 g(56%) 419,0 g(> 55 %) 67 %
dietary fiber 15,4 g 30,0 g 51 %
phytic acid 1644,4 mg - -
calcium 364,7 mg 1000,0 mg 36 %
magnesium 370,0 mg 350,0 mg 106 %
17
zinc 10,6 mg 10,0 mg 107 %
iron 15,0 mg 10,0 mg 150 %
Vit. B1 0,8 mg 1,2 mg 63 %
Vit. B2 0,9 mg 1,4 mg 65 %
niacine 14,4 mg - -
Vit. B6 1,7 mg 1,5 mg 110 %
pantoth. acid 5,1 mg 6,0 mg 85 %
tot. fol.acid 232,3 µg 400,0 µg 58 %
Vit. B12 3,5 µg 3,0 µg 115 %
Vit. C 84,6 mg 100,0 mg 85 %
Vit. A 568,5 µg 1000,0 µg 57 %
18
Asam folat = 54 x 400 :62 = 348 mcg
Kalsium = 54 x 1000 :62 = 870 mg
Fosfor = 54 x 700 :62 =609 mg
Besi = 54 x 13 :62 = 11,3 mg
b. Masuk Rumah Sakit
BBI = 58 kg
BEE = 35 kkal x 58 kg
TEE = BEE x AF
= 2030 x 1,3
= 2639 kkal
AF = ambulasi
Kebutuhan Zat Gizi Mikro
Karbohidrat = 59 % 2639 :4 = 392,25 gram
Lemak = 30 % 2639 :9 = 87,9 gram
Protein = 1,2 g x 58 Kg = 69,6 gram
Cairan = 600 + 1000 cc = 1600 cc
Serat = 58 x 38 :62 = 35 gram
19
3. Rekomendasi Diet
Nama diet : Diet Dialisis I 2100 kkal ( karbohidrat : 309 gram, protein : 69,6
gram, lemak: 70 gram)
Frekuensi : 3 kali makan utama dan 2 kali selingan
Menu Bahan makanan Ber URT Penukar Kalori
at
Pagi 7:00
Nasi putih Beras putih 150 1 gls 1 karbohidrat 195
Omelet ayam Telur ayam 55 1 btr 1 hewani 85
Daging ayam 20 1 ptg sdg ½ hewani 57
cincang
Cah brokoli Brokoli 50 ½ gls ½ sayuran 14
Minyak 10 2 sdt 2 minyak 86,2
Teh manis Gula pasir 13 1 sdm 1 gula 50,3
Air
Selingan pagi
10:00
Jus Pepaya Pepaya 55 ½ ptg ½ buah 21,4
Gula pasir 13 1 sdm 1 gula 50,3
Siang 12:00
Nasi putih Beras 200 1 ½ gls 2 karbohidrat 260
Pepes ikan Ikan mujair 40 1 ekor 1 hewani 33,6
Tempe goreng Tempe 50 1 ptg 1 nabati 99,5
Minyak 10 1 sdm 2 minyak 86,2
Sayur bening Labu siam 25 ¼ gls ¼ sayuran 5
Pepaya Pepaya 110 1 ptg 1 buah 42,9
Air putih
Selingan siang
14:00
Biskuit Biskuit 40 4 bh 1 karbohidrat 182
Teh manis Gula pasir 26 2 sdm 2 gula 100,6
Air
Malam 19:00
Nasi putih Nasi putih 200 1 ½ gls 1 karbohidrat 260
Empal daging Daging sapi 35 1 ptg sdg 1 hewani 94,1
giling
Perkedel tahu Tahu 55 ½ bj bsr ½ nabati 41,8
Sayur sop Wortel 25 ¼ gls ¼ sayuran 11,2
Minyak 10 1 sdm 2 minyak 86,2
Biskuit Biskuit 40 4 bj 1 karbohidrat 178,8
Teh manis Gula pasir 26 2 sdm 2 gula 100,6
20
4. Lampiran Leaflet
21