Formula Sitti Fathiya p07131219034

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

Nama :Sitti Fathiya

NIM: P07131219034
Prodi : DIV Gizi reg A III
Matkul: formula

1.PENGEMBANGAN PRODUK FORMULA MAKANAN

Nama produk Formula Makanan CAMPURAN BERBAHAN DASAR KEDELAI,


BERAS MERAH, DAN PISANG KEPOK UNTUK MAKANAN
PENDAMPING-ASI
Sasaran/konsumen anak berusia diatas 6 bulan
Manfaat/tujuan 1. Menghasilkan produk formula makanan tambahan anak
pengembangan berbasis pangan lokal dari kedelai ,beras merah,dan pisang
produk kepok
2. pengembangan formula makanan tambahan yang sesuai
dengan standar gizi anak berupa bahan makanan campuran
(BMC).
Bentuk Formula dalam bentuk tepung
Cara konsumsi Tepung formula dapat diolah menjadi MPASI
Bahan/alat 1. Bahan yang digunakan tepung kedelai, tepung beras merah,
tepung pisang kepok, susu skim, gula bubuk, serta minyak
zaitun
2. Alat yang digunakan adalah sendok ,piring ,mangkuk,air alat
penepung, ayakan 60 mesh
Formulasi produk terdiri dari 3 formula dengan kadar tepung kedelai, tepung beras
merah, dan tepung pisang kepok yang berbeda. Perbandingan tepung
kedelai:tepung beras merah: tepung pisang kepok: susu skim: tepung
gula: minyak zaitun pada Formula 1
(F1) adalah 30:15:15:30:5:5;
F2 adalah 25:20:15:30:5:5; dan
F3 adalah 25:15:20:30:5:5.
Berdasarkan uji proksimat, ketiga formula telah memenuhi standar
SNI MP-ASI 01-7111.1-2005 untuk kadar air.
Formulasi mpasi
Formula biskuit
Bahan
F01 F02 F03
(g)

tepung kedelai 30 25 25

tepung beras 15 20 15
merah
15 15 20
tepung pisang
30 30 30
kepok: susu
skim:
5 5 5
tepung gula:
5 5 5
minyak zaitun

Prosedur 1. .semua bahan tepung diayak


2. masuknan dalam mangkuk,tambahkan air hangat
pengolahan
3. aduk dengan sendok
Pengujian mutu Berdasarkan hasil organoleptik, F3 memiliki skor yang tertinggi untuk
semua parameter. Berdasarkan uji mikrobiologis, F3 sesuai standar
produk
SNI MP-ASI 01-7111.1-2005 untuk parameter MPN coliform,
Escherichia coli, Salmonella sp, dan Staphylococcus aureus.
Daftar pustaka http://jurnal.usahid.ac.id/index.php/teknologi_pangan/article/view/164

2. PENGEMBANGAN PRODUK FORMULA MAKANAN

Nama produk Formula makanan PRODUK BERBASIS KACANG HIJAU


UNTUK ANAK PENDERITA KEP
Sasaran/konsumen Balita KEP
Manfaat/tujuan 1. bertujuan untuk mengembangkan makanan formula
pengembangan produk berbasis kacang hijau,
2. mengetahui daya terima dan mengetahui peningkaan berat
badan balita gizi kurang
Bentuk Formula dalam bentuk tepung
Cara konsumsi Tepung formula dapat diolah menjadi bubur
Bahan/alat 1. baham :kacang hijau dengan tambahan pangan lainnya
yaitu telur, pisang, nasi dan wortel.
2. Alat yang digunakan adalah baskom,kukus,oven,
blender,sendok,saring,
Formulasi produk dengan memberikan F-75 energi 100kkal /kgBB/hr, protein 1-1,5
g/kgBB/hr, F-100 energi 150 kkal/kgBBhr, protein 2-3 g/kgBB/hr,
F135 energi 150-200 kkal/kgBB/hr, protein 3-4 g g/kgBB/hr.
Dalam nilai gizi formula anak KEP per 1000ml terdiri dari energi,
protein, laktosa, kalium, natrium, magnesium dan zink. Serta
dengan pemberian obat gizi seperti Kapsul Vitamin A, Tablet
Tambah Darah, Mineral Mix, dan Taburia

Formulasi

Formula biskuit
Bahan
F01 F02 F03
(g)

Tepung kacang 40 40 40
hijau 10 10 10
Tepung telur 20 20 20
Tepung pisang 20 20 20
Tepung nasi 2,5 5 7,5
Tepung wortel 20 20 20
gula

Prosedur pengolahan Proses Pembuatan Tepung Kacang Hijau


Pada proses pembuatan tepung kacang pertama yaitu pilih kualitas
kacang hijau yang baik yaitu tidak berbau dan tidak berkutu.
Kacang hijau yang diperlukan yaitu sebanyak 2 kg. kemudian
kacang hijau di cuci hingga bersih setelah itu di rendam di dalam
baskom selama 2 jam ini berfungsi agar kacang hijau menjadi
lunak. Kemudian kukus kacang hijau hingga matang. Setelah itu
dinginkan sekitar 1 jam agar kacang hijau tidak terlalu banyak
mengandung air. Siapkan oven dan atur suhunya yaitu 500 C.
setelah oven terasa panas, masukkan kacang hijau kedalam oven
hingga mongering, setelah kering diamkan sekitar 30 menit.
Kemudian kacang hijau di haluskan menggunakan blender. Setelah
itu kacang hijau disaring menggunakan saringan. 2. Proses
Pembuatan Tepung Telur Pada proses pembuatan tepung Telur
dipilih kualitas yang baik.telur ayam yang diperlukan yaitu
sebanyak 2 kg Pecahkan telur, tambahkan 0,1% garam dan gula.
Setelah itu telur dikocok hingga rata, kemudian disaring. Lalu telur
di stim sampai mengental, kemudian telur dikeringkan dengan
oven yang bersuhu 500C.setelah kering kemudian telur dihaluskan
menggunakan blender hingga halus. Setelah itu disaring
mengginakan saringan. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 9(1); Maret 2017
50 3.

Proses Pembuatan Tepung Pisang


Proses pembuatan tepung pisang yaitu pisang yang dipakai jenis
pisang kepok yang sudah tua dan kulit masih berwarna hijau. Pada
pembuatan tepung secara umum diperlukan suhu 500C, dan
dilakukan proses blansir untuk inaktivasi enzim-enzim yang
terdapat di dalam pangan. Namun pada proses pembuatan tepung
pisang tidak perlu dilakukan blansir tetapi diperlukan suhu yang
relatif tinggi yaitu 1000 C dan disertai lama waktu antara proses
pemotongan (chopping) buah pisang dengan memasukkan ke
dalam oven harus sangat singkat (hitungan detik). Suhu dan
perlakuan tersebut diatas merupakan pengganti proses blansir
yakni untuk inaktivasi enzim polifenol dan enzim-enzim lainnya
yang terdapat di dalam pisang. Keunikan enzim-enzim yang
terdapat pada pisang dibandingkan dengan pangan lainnya adalah
akan menjadi lebih aktif bila dilakukan blansir sehingga produk
akhir yang berupa tepung akan menjadi coklat. Oleh karena itu
oven harus sudah disiapkan seseuai persyaratan suhu tersebut
sebelum pisang dikupas dan dipotong dan potongan pisang
mendapat paparan suhu tersebut setelah dimasukkan ke dalam
oven. Setelah sekitar 1 jam suhu oven diturunkan menjadi 500C
agar didapatkan bahan yang kering merata pada seluruh bagian
potongan pisang atau untuk mengihindari case hardening. 4.

Proses Pembuatan Tepung Nasi


Pada proses pembuatan tepung nasi digunakan beras sebanyak
1800 g diaron dengan perbandingan 1 :2 antara beras dan air.
Selanjutnya di kukus hingga matang. Setelah itu siapkan oven yang
sudah dipanaskan suhunya yaitu 500 C. hingga kering. Setelah
kering di haluskan menggunakan blender, kemudian disaring
menggunakan saringan rumah tangga. Bila dibandingkan dengan
ayakan di laboratorium pangan ayakan rumah tangga ini memiliki
ukuran antara 40 – 60 mesh. 5.

Proses Pembuatan Tepung Wortel


Pada proses pembuatan tepung wortel digunakan wortel sebanyak
2 kg dengan jenis wortel lokal. Pertama kupas wortel dan cuci
hingga bersih, setelah itu wortel dikukus selama 30 menit diamkan
wortel hingga dingin, kemudian di iris tipis-tipis. Setelah itu
masukkan wortel kedalam oven selanjutnya untuk mengeringkan
wortel dibutuhkan waktu selama 3 hari agar mendapatkan hasil
yang sempurna. Setelah kering sempurna, wortel di haluskan
dengan menggunakan blender setelah itu disaring menggunakan
saringan rumah tangga. Agar proses pengeringan wortel dapat
lebih singkat dan kualitas tepung lebih baik, suhu yang digunakan
sama dengan pembutan tepung pisang yakni 1000 C. Penggunaan
suhu yang relatif tinggi tersebut karena kadar air pada wortel
bertambah setelah proses pengukusan. Bila suhu oven tidak tinggi
dapat terjadi proses fermentasi karena kadar air yang yang relatif
tinggi tersebut.
Pengujian mutu produk Hasil penelitian organopeltik disusun dalam bentuk tabel.
Kemudian untuk mengetahui pengembangan dan daya terima
produk makanan berbasis kacang hijau untuk anak penderita KEP.
Yang diperoleh dari uji cita rasa di analisis dengan uji statistic non-
parametik “Uji Friedman” dengan ketentuan.
Daftar pustaka file:///C:/Users/ASUS/Downloads/Documents/JURNAL-
1519704239.pdf

3 .PENGEMBANGAN PRODUK FORMULA MAKANAN

Nama produk Formula Makanan MPASI BERBASIS TEPUNG KECAMBAH


KACANG TUNGGAK DAN TEPUNG JAGUNG
Sasaran/konsumen Bayi berusia enam bulan ke atas
Manfaat/tujuan 1. Menghasilkan produk formula makanan tambahan anak
pengembangan produk berbasis pangan local kecambah kacang tunggak dan
tepung jagung
2. dapat menghasilkan produk MP ASI yang dapat memenuhi
kebutuhan gizi bayi sesuai dengan persyaratan Kemenkes
RI Nomor 224/Menkes/SK/II/2007
Bentuk Formula dalam bentuk tepung
Cara konsumsi Tepung formula dapat diolah menjadi MPASI
Bahan/alat 1. Kacang tunggak dan jagung muda yang diperoleh dari
Pasar Gadang. Jagung yang digunakan adalah jagung
yang masih muda dan sering disebut dengan jangung
‘masak susu’. Bahan-bahan lain yang digunakan adalah
susu bubuk full cream merk “Dancow”, dan gula halus
merk “Merbabu”
2. Alat-alat yang digunakan dalam proses pembuatan bahan
baku dan analisis adalah timbangan, pengering kabinet,
blender, dan ayakan 80 mesh, tabung reaksi, rak tabung
reaksi, cawan petri, erlenmeyer 250 ml (Pyrex), soxhlet
(Memmert), oven (WTC-Binder), pipet ukur 1 ml (Pyrex),
pipet ukur 10 ml (Pyrex), spatula besi, spatula kaca, pipet
tetes, gelas ukur 100 ml (Pyrex), beaker glass 500 ml
(Scott Duran), beaker glass 250 ml (Pyrex), destilator
(Buchi K-314), labu kjedahl, timbangan analitik (Denver
Instrument), corong plastik, dan kertas saring.
Formulasi produk Dari ketiga formula yang dihasilkan dibuatlah produk MP ASI.
Produk yang dihasilkan kemudian dianalisis organoleptiknya.
Pembatasan jumlah tiap bahan didasarkan pada persyaratan
komposisi gizi MP ASI menururut Kemenkes RI Nomor
224/Menkes/SK/II/2007 (Tabel 3). Model matematis dari tiap
formulasi MP ASI adalah sebagai berikut: Fungsi tujuan adalah
maksimalisasi kalori Zmaks = 3.50 x1 + 3.55x2 + 4.69x3 + 3.96x4
Fungsi pembatas, yaitu: Protein: 0.29x1 + 0.07x2 + 0.26x3 ≥ 20
gram Lemak: 0.04x1 + 0.01x2 + 0.26x3 ≤ 15 gram Serat: 0.05x1 +
0.02x2 + 0.08x3 ≤ 5 gram Total berat: x1 + x2 + x3 + x4 = 100
gram Jumlah tepung jagung maksimal 10 gram: x2 ≤ 10 gram
Jumlah susu bubuk: - Untuk Formulasi 1 maksimal 5 gram: x3 ≤ 5
gram -Untuk Formulasi 2 maksimal 10 gram: x3 ≤ 10 gram -Untuk
Formulasi 3 maksimal 10 gram: x3 ≤ 15 gram Jumlah gula halus
maksimal 5 gram: x4 ≤ 5 gram
Formulasi mpasi

Formula biskuit
Bahan
F01 F02 F03
(g)

Tepung 80,15 77,99 71,91


kecambah
kacang tunggak

tepung jagung 9,86 9,86 8,11

susu bubuk 5,00 10,00 15.00

gula halus 5,00 4,91 4,99


5
tepung gula:
5 5 5
minyak zaitun
5 5

Prosedur pengolahan Tepung jagung, tepung kecambah kacang tunggak, susu bubuk full
cream, dan gula halus dicampur sesuai formulasi yang diperoleh
dari linear programming. Pencampuran dilakukan dengan cara
mencampurkan bahan-bahan tersebut dalam keadaan kering,
kemudian dilakukan pengadukan dengan bantuan blender kering
hingga tercampur merata.
Pengujian mutu produk Hasil pengujian kesukaan kepada panelis disajikan. Hasil uji
hedonik (kesukaan) MP ASI kacang tunggak Formula 1 meliputi
warna agak suka (3.40), rasa agak suka (2.60), tekstur agak suka
(2.50), dan aroma agak suka (3.30). Formula 2 meliputi warna
agak suka (3.40), rasa tidak suka (2.30), tekstur tidak suka (2.20),
dan aroma agak suka (3.30). Formula 3 meliputi warna suka (3.50),
rasa tidak suka (2.30), tekstur tidak suka (2.20), dan aroma agak
suka (3.10).
Daftar pustaka file:///C:/Users/ASUS/Downloads/222-Article%20Text-603-1-10-
20141002.pdf

4 .PENGEMBANGAN PRODUK FORMULA MAKANAN

Nama produk Formula Makanan MPASI BERBASIS TEPUNG KECAMBAH


KACANG TUNGGAK DAN TEPUNG JAGUNG
Sasaran/konsumen Bayi berusia enam bulan ke atas
Manfaat/tujuan 1. Menghasilkan produk formula makanan tambahan anak
pengembangan produk berbasis pangan local kecambah kacang tunggak dan
tepung jagung
2. dapat menghasilkan produk MP ASI yang dapat memenuhi
kebutuhan gizi bayi sesuai dengan persyaratan Kemenkes
RI Nomor 224/Menkes/SK/II/2007
Bentuk Formula dalam bentuk tepung
Cara konsumsi Tepung formula dapat diolah menjadi MPASI
Bahan/alat 1. Kacang tunggak dan jagung muda yang diperoleh dari
Pasar Gadang. Jagung yang digunakan adalah jagung yang
masih muda dan sering disebut dengan jangung ‘masak
susu’. Bahan-bahan lain yang digunakan adalah susu
bubuk full cream merk “Dancow”, dan gula halus merk
“Merbabu”
2. Alat-alat yang digunakan dalam proses pembuatan bahan
baku dan analisis adalah timbangan, pengering kabinet,
blender, dan ayakan 80 mesh, tabung reaksi, rak tabung
reaksi, cawan petri, erlenmeyer 250 ml (Pyrex), soxhlet
(Memmert), oven (WTC-Binder), pipet ukur 1 ml (Pyrex),
pipet ukur 10 ml (Pyrex), spatula besi, spatula kaca, pipet
tetes, gelas ukur 100 ml (Pyrex), beaker glass 500 ml
(Scott Duran), beaker glass 250 ml (Pyrex), destilator
(Buchi K-314), labu kjedahl, timbangan analitik (Denver
Instrument), corong plastik, dan kertas saring.
Formulasi produk Dari ketiga formula yang dihasilkan dibuatlah produk MP ASI.
Produk yang dihasilkan kemudian dianalisis organoleptiknya.
Pembatasan jumlah tiap bahan didasarkan pada persyaratan
komposisi gizi MP ASI menururut Kemenkes RI Nomor
224/Menkes/SK/II/2007 (Tabel 3). Model matematis dari tiap
formulasi MP ASI adalah sebagai berikut: Fungsi tujuan adalah
maksimalisasi kalori Zmaks = 3.50 x1 + 3.55x2 + 4.69x3 + 3.96x4
Fungsi pembatas, yaitu: Protein: 0.29x1 + 0.07x2 + 0.26x3 ≥ 20
gram Lemak: 0.04x1 + 0.01x2 + 0.26x3 ≤ 15 gram Serat: 0.05x1 +
0.02x2 + 0.08x3 ≤ 5 gram Total berat: x1 + x2 + x3 + x4 = 100
gram Jumlah tepung jagung maksimal 10 gram: x2 ≤ 10 gram
Jumlah susu bubuk: - Untuk Formulasi 1 maksimal 5 gram: x3 ≤ 5
gram -Untuk Formulasi 2 maksimal 10 gram: x3 ≤ 10 gram -Untuk
Formulasi 3 maksimal 10 gram: x3 ≤ 15 gram Jumlah gula halus
maksimal 5 gram: x4 ≤ 5 gram
Formulasi mpasi

Formula biskuit
Bahan
F01 F02 F03
(g)

Tepung 80,15 77,99 71,91


kecambah
kacang tunggak

tepung jagung 9,86 9,86 8,11

susu bubuk 5,00 10,00 15.00

gula halus 5,00 4,91 4,99


5
tepung gula:
5 5 5
minyak zaitun
5 5

Prosedur pengolahan Tepung jagung, tepung kecambah kacang tunggak, susu bubuk full
cream, dan gula halus dicampur sesuai formulasi yang diperoleh
dari linear programming. Pencampuran dilakukan dengan cara
mencampurkan bahan-bahan tersebut dalam keadaan kering,
kemudian dilakukan pengadukan dengan bantuan blender kering
hingga tercampur merata.
Pengujian mutu produk Hasil pengujian kesukaan kepada panelis disajikan. Hasil uji
hedonik (kesukaan) MP ASI kacang tunggak Formula 1 meliputi
warna agak suka (3.40), rasa agak suka (2.60), tekstur agak suka
(2.50), dan aroma agak suka (3.30). Formula 2 meliputi warna
agak suka (3.40), rasa tidak suka (2.30), tekstur tidak suka (2.20),
dan aroma agak suka (3.30). Formula 3 meliputi warna suka (3.50),
rasa tidak suka (2.30), tekstur tidak suka (2.20), dan aroma agak
suka (3.10).
Daftar pustaka file:///C:/Users/ASUS/Downloads/222-Article%20Text-603-1-10-
20141002.pdf
5..PENGEMBANGAN PRODUK FORMULA MAKANAN

Nama produk Formula Makanan PENGGUNAAN TEPUNG DAUN


KELOR PADA PEMBUATAN CRACKERS SUMBER
KALSIUM
Sasaran/konsumen Remaja
Manfaat/tujuan 1. .untuk memanfaatkan daun kelor untuk dijadikan
pengembangan crackers sebagai selingan yang disukai remaja
produk 2. .dapat memenuhi kebutuhan gizi remaja.
Bentuk Formula dalam bentuk kue
Cara konsumsi dijadikan crackers
Bahan/alat 1. tepung daun tepung terigu, minyak nabati, garam, backing
powder, ragi, susu bubuk, gula halus, keju, tepung
maizena, dan air

2. timbangan digital, rolling pin, sendok, oven, cetakan


crackers, timbangan digital, wadah untuk bahan, loyang
untuk adonan, ayakan, blender, nampan.
Formulasi produk Formulasi crackers

Formula biskuit
Bahan
F01 F02 F03
(g) (10:90) (15:58 (20:80)
)
Tepung terigu 90 85 80

tepung daun 10 15 20
kelor
24 24 24
minyak nabati
4 4 4
garam
4 4 4
baking powder
4 4
ragi 4

susu bubuk 12 12 12

gula halus 32 32 32

keju 32 32 32

tepung 4 4 4
maizena
28 28 28
air
Prosedur pengolahan Proses pembuatan tepung daun kelor terdiri atas lima tahap di
antaranya pencucian, pengeringan dalam suhu ruang,
pengeringan dalam oven, penggilingan, dan pengayakan.
bahan yang digunakan dalam pembuatan crackers
dikategorikan menjadi dua yaitu bahan-bahan yang berfungsi
sebagai pengikat dan bahan pelembut tekstur. Bahan pengikat
atau pembentuk adonan yang kuat adalah tepung terigu, air,
dan garam, sedangkan bahan-bahan yang berfungsi sebagai
pelembut tekstur adalah gula, mentega, dan leavening agent
(baking powder) sebagai bahan pengembang. Pada penelitian
ini digunakan bahan tambahan lain yaitu susu bubuk untuk
meningkatkan rasa dan aroma crackers serta tepung beras
untuk meningkatkan tekstur crackers. Daun kelor yang telah
dikeringkan, digiling menjadi tepung daun kelor. Penggunaan
tepung daun kelor pada pembuatan crackers digunakan sebagai
pensubstitusi tepung terigu yang umum digunakan sebagai
bahan pembuat crackers.
Pengujian mutu 1. Berdasarkan hasil penlaian mutu hedonik, skor
tertinggi pada atribut warna crackers diberikan oleh
produk
panelis pada crackers F1 (3,3) yaitu hijau kecoklatan
hingga hijau muda kecoklatan. Pada penilaian tingkat
kesukaan (hedonik), skor tertinggi pada atribut warna
crackers diberikan oleh panelis pada crackers F1 (3,4)
yaitu biasa hingga suka. Hasil uji Kruskall Wallis pada
penilaian substitusi tepung daun kelor memiliki
pengaruh nyata
2. Berdasarkan hasil penilaian mutu hedonik, skor
tertinggi pada atribut mutu tekstur crackers diberikan
oleh panelis pada crackers F1 (3,8) yaitu biasa hingga
renyah
3. Berdasarkan hasil penilaian mutu hedonik, skor
tertinggi pada atribut mutu rasa crackers diberikan
oleh panelis pada crackers F1 (3,6) yaitu biasa hingga
tidak pahit.
4. Berdasarkan hasil penilaian mutu hedonik, skor
tertinggi pada atribut mutu aroma crackers diberikan
oleh panelis pada crackers F1 (3,4) yaitu biasa hingga
tidak langu. Pada penilaian tingkat kesukaan
(hedonik), skor tertinggi pada atribut aroma crackers
diberikan oleh panelis pada crackers F1 (3,5) yaitu
biasa hingga suka
Daftar pustaka file:///C:/Users/ASUS/Downloads/2462-Article%20Text-7266-
2-10-20190822.pdf
6.PENGEMBANGAN PRODUK FORMULA MAKANAN

Nama Formula Makanan BUBUR BAYI INSTAN DARI TEPUNG


PREGELATINISASI UMBI UWI UNGU (Dioscorea alata L.)
produk
DENGAN TEPUNG KEDELAI (Glycine max L. Merr) SEBAGAI
ALTERNATIF MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU
Sasaran/ Bayi umur 6-12 bulan
konsumen
Manfaat/ 1. untuk mengetahui perlakuan terbaik tepung uwi dan tepung
tujuan kedelai serta kandungan gizi bubur bayi instan.
pengembang 2. Umbi uwi memiliki komponen gizi kandungan karbohidrat
an produk yang tinggi yaitu 87,6%. Sedangkan kedelai memiliki
kandungan protein tinggi yaitu 36%. Kedua bahan tersebut
berpotensi untuk dijadikan sebagai bahan dasar alternatif
bubur bayi karena kandungan gizi tersebut dapat mendorong
perbaikan gizi bayi 6-12 bulan.
Bentuk Formula dalam bentuk mpasi
Cara Bubur
konsumsi
Bahan/alat 1. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pisau
stainlesssteel, slicer, wadah tertutup, hot plate, panci, sendok,
termometer, blower, oven, grinder, ayakan 100 mesh, gelas kimia,
oven, erlenmeyer, pipet volume, bulp, timbangan analitik,
desikator, tabung reaksi, gelas piala, labu ukur, spektrofotometer,
cawan aluminium, labu kjehdal, lemari asam, tabung sentrifuge,
penangas, sintered glass no.1, pompa vakum, tanur, electric hand
mixer (philips), stormerviscosimeter, dan incubator.
2. bahan-bahan yang digunakan yaitu umbi uwi ungu, tepung
kedelai, blanko (aquades), susu skim, gula tepung, alumunium foil,
label,
timbangan digital, rolling pin, sendok, oven, cetakan crackers,
timbangan digital, wadah untuk bahan, loyang untuk adonan,
ayakan, blender, nampan.
Formulasi Angka Kecukupan Gizi (AKG) adalah banyaknya zat-zat minimal
yang dibutuhkan seseorang untuk mempertahankan status gizi yang
produk
adekuat. AKG yang dianjurkan didasarkan pada patokan berat badan
untuk 12 masing-masing kelompok umur, jenis kelamin, tinggi badan,
berat badan, kondisi khusus (hamil dan menyusui) dan aktivitas fisik
(Almatsier, 2002).

Persyaratan MP-ASI menurut SNI 01-7111.4-2005


Komposisi Per 100 g
Energi ≥ 80 kkal
Protein 8-22 g
Lemak 6-15 g
Air 4,0 g
Abu 3,5 g
Serat pangan ≤ 5 g
Vitamin A 250-700 RE
Vitamin C ≥27 mg
Vitamin D 3-10 µg
Vitamin E ≥ 4 mg
Vitamin K ≥ 10 µg
Natrium ≤ 48,5 mg
Kalsium ≥ 200 mg
Besi ≥ 5 mg
Seng ≥ 2,5 mg
Iodium ≥ 45 µg
Sumber: SNI 01-7111.4-2005

Formulasi mpasi

Formulasi yang digunakan yaitu perbandingan tepung umbi uwi


pregelatinisasi dan tepung kedelai F1 (60%:0%), F2 (50%:10%), F3
(45%:15%) dan F4 (40%:20%) per 100 gram dan bahan tambahan
yang digunakan yaitu 25% susu skim, 15% gula tepung.

Prosedur 1.proses pembuatan tepung uwi ungu Umbi uwi segar dibersihkan di
air mengalir untuk menghilangkan tanah yang menempel. Selanjutnya
pengolahan
umbi uwi ungu dikupas untuk memisahkan daging umbi dengan
kulitnya. Selanjutnya umbi diiris dengan ketebalan ±2 mm. Tahapan
selanjutnya irisan umbi uwi dikeringkan dengan alat pengering yang
dilengkapi blower pada suhu 60oC selama 5-6 jam. Selanjutnya irisan
umbi uwi yang telah kering dihaluskan menggunakan grinder dan
diayak dengan ukuran 100 mesh agar diperoleh ukuran tepung yang
seragam.

2. Proses pembuatan tepung pregelatinisasi Prosedur pembuatan


tepung uwi instan dilakukan setelah pembuatan tepung uwi telah
selesai. Tepung uwi ditambahkan air 1:3 b/v lalu dipanaskan dengan
suhu 60 oC 16 selama 20 menit. Selanjutnya pasta yang telah terbentuk
setelah pemanasan kemudian dikeringkan dengan alat pengering yang
dilengkapi blower suhu 60oC selama 2 jam. Pasta yang telah
dikeringkan di grinder dan diayak ukuran 100 mesh dan diperoleh
tepung uwi instan dengan ukuran yang seragam.

3. Proses pembuatan tepung kedelai Prosedur pembuatan tepung


kedelai yaitu pertama di sortasi terlebih dahulu dan dibersihkan di air
mengalir untuk menghilangkan kotoran yang menempel. Selanjutnya
kedelai direndam selama 9 jam dan dilakukan pelepasan kulit ari dan
diblanching selama 10 menit. Selanjutnya dilakukan penirisan dan
pengeringan menggunakan oven. Tahapan selanjutnya setelah kedelai
kering dihaluskan menggunakan alat penepung dan diayak dengan
ukuran 100 mesh agar diperoleh ukuran tepung yang seragam.

4. Penyusunan formulasi dan pembuatan bubur bayi instan Pada tahap


ini dilakukan formulasi dalam pembuatan bubur bayi instan untuk
memenuhi standar kebutuhan gizi dan energi bubur bayi dan
mendapatkan formulasi terpilih. Formulasi yang digunakan yaitu
perbandingan tepung umbi uwi pregelatinisasi dan tepung kedelai F1
(60%:0%), F2 (50%:10%), F3 (45%:15%) dan F4 (40%:20%) per 100
gram dan bahan tambahan yang digunakan yaitu 25% susu skim, 15%
gula tepung. Setelah dilakukan penyusunan formulasi bubur bayi tahap
selanjutnya yaitu proses pembuatan bubur bayi instan dengan substitusi
tepung umbi uwi ungu pregelatinisasi dan tepung kedelai dilakukan
dengan metode dry mixing di mana semua bahan yang telah diolah
menjadi tepung dan bahan tambahan lainnya kemudian dicampur
dalam keadaan kering

Pengujian berdasarkan uji daya terima organoleptik (warna, aroma, tekstur dan
rasa) dalam pembuatan bubur bayi instan berbasis tepung umbi uwi
mutu produk
dan tepung kedelai yaitu pada perlakuan F1 dengan formulasi 60%
tepung uwi dan 0% tepung kedelai
Kandungan gizi formulasi terbaik bubur bayi instan berbasis tepung
umbi uwi ungu dan tepung kedelai yaitu pada perlakuan F4 dengan
formulasi 40% tepung uwi + 20% tepung kedelai dimana kandungan
gizinnya mendekati nilai persyaratan MP-ASI SNI 01-7111.4-2005
dimana nilai kadar air 5,50%, kadar abu 3,48%, kadar protein 15,37%,
kadar lemak 2,57%, kadar karbohidrat 73,02%, kadar serat pangan
2,29%, kadar antosianin 32,82%, daya serap 163,33 %, dan viskositas
32,27 cp.
Daftar http://digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/
ZmNlMjFlMjRjNjEyM
pustaka

7.PENGEMBANGAN PRODUK FORMULA MAKANAN

Nama produk Formula Makanan BUBUR BAYI BERBAHAN KERANG


SUNGAI (PILSBRYOCONCHA EXILIS) SEBAGAI
MANIFESTASI MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI)
Sasaran/konsumen STUNTING USIA BADUTA
Manfaat/tujuan 1. Untuk menganalisis kandungan energi, karbohidrat, lemak,
pengembangan produk protein, besi, seng, serat, lemak omega 3 dan omega 6,
serta uji penerimaan bubur bayi berbahan kerang sungai
(Pilsbryoconcha exilis) sebagai manifestai Makanan
Pendamping ASI (MP-ASI) stunting usia Baduta.
2. Untuk menguji tingkat daya terima panelis terhadap
formulasi bubur bayi berbahan kerang sungai
(Pilsbryoconcha exilis) sebagai manifestasi Makanan
Pendamping ASI (MP-ASI) stunting usia Badut
Bentuk Formula dalam bentuk mpasi
Cara konsumsi Tepung formula dapat diolah menjadi MPASI
Bahan/alat 1. Bahan yang digunakan kerang sungai yang sudah berupa
tepung dengan susu skim. tepung beras, susu skim, minyak
nabati, gula halus.
2. Alat yang digunakan adalah sendok ,piring ,mangkuk,air
alat penepung, ayakan 60 mesh ,wajan, dry
oven,pemgiling
Formulasi produk
Formulasi mpasi
formulasi perlakuan berupa penambahan antara kerang sungai
yang sudah berupa tepung dengan susu skim. Komposisi awal
bubur bayi yang digunakan berupa 35% tepung beras, 50% susu
skim, 10% minyak nabati, dan 5% gula halus.

Prosedur pengolahan Tepung kerang sungai merupakan hasil penepungan dari kerang
sungai dengan tahap perebusan, kemudian dilepaskan dari
cangkang untuk diambil dagingnya, melalui proses pencucian
kembali, pemotongan, proses pengeringan dengan dry oven,
penggilingan, dan pengayakan. Pengeringan kerang sungai lokal
dilakukan dengan cara pengovenan pada suhu 50◦C, lalu dilakukan
penepungan dengan cara grilling (penggilingan) dan di ayak
menggunakan ayakan 1000 micrometer. Semua bahan yang telah
menjadi tepung yaitu kerang sungai, gula halus, susu skim, dan
tepung beras dilakukan proses pencampuran dengan minyak
nabati, selanjutnya melalui proses dry mixing menggunakan
blander agar semua bahan dapat tercampur dengan rata.
Pengujian mutu produk Uji daya terima menggunakan uji hedonik, pada makanan
pendamping ASI berbahan kerang sungai lokal dalam bentuk
bubur bayi yang telah diseduh.
Daftar pustaka http://eprints.undip.ac.id/62182/1/948_Sylvia_Rahmi_Putri-
min.pdf

8.PENGEMBANGAN PRODUK FORMULA MAKANAN

Nama produk Formula Makanan PENGEMBANGAN PANGAN


FUNGSIONAL BERBASIS PANGAN LOKAL SEBAGAI
PRODUK SARAPAN UNTUK REMAJA GEMUK
Sasaran/konsumen Remaja gemuk
Manfaat/tujuan untuk mengetahui formulas softbar ubi jalar oranye, kacang merah,
pengembangan produk tempe kedelai, wortel, dan labu kuning yang tepat berdasarkan
kandungan zat gizi, serta sifat sensoris bagi remaja obesitas

Bentuk Formula dalam bentuk sarapan


Cara konsumsi Softbar
Bahan/alat 1. Bahan utama penelitian yaitu bahan untuk formulasi
produk pangan fungsional meliputi ubi jalar oranye,
kacang merah, tempe kedelai, wortel, dan labu kuning,
bahan pendukung meliputi gula putih dan tepung maizena
2. Alat pengukusan pencetakan dalam loyang, pemanggangan
pendinginan pada suhu ruang, pemotongan (pisau)
Formulasi produk Formulasi produk pangan fungsional sebagai sarapan, didasarkan
atas pertimbangan kebutuhan energi dan protein remaja
(mahasiswa) (usia 17-19 tahun), yaitu energi sebesar 2.125- 2.675
kkal dan protein sebesar 59-66 g dalam sehari

Bahan Jenis formula Formula 1 Formula 2 Formula 3


Ubi jalar oranye 30,36 30,36 30,36
Kacang merah 28,57 28,57 28,57
Tempe kedelai 8,93 8,93 8,93
Wortel 7,1 8,93 10,71
Labu kuning 19,64 17,86 16,07
Gula putih 3,57 3,57 3,57
Tepung Maizena 1,79 1,79 1,79
Total 100,00 100,00 100,00

Prosedur pengolahan pengukusan (selama 30 menit, pada suhu 90ºC), pencampuran,


pencetakan dalam loyang, pemanggangan (selama 10 menit, pada
suhu 160ºC), pendinginan pada suhu ruang, pemotongan sehingga
menjadi produk makanan sarapan siap konsumsi dalam bentuk soft
bar
Pengujian mutu produk menunjukkan bahwa rata-rata kesukaan panelis terhadap warna,
rasa, dan keseluruhan produk berbeda secara signifikan (p0,05).
Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan dari taraf
perlakuan F1, F2, F3
Daftar pustaka file:///C:/Users/ASUS/Downloads/13168-Article%20Text-38692-
1-10-20160906.pdf

9.PENGEMBANGAN PRODUK FORMULA MAKANAN

Nama produk Formula Makanan berbasis tepung okara dan tepung beras hitam
(Oryza sativa L. indica) sebagai makanan selingan bagi remaja
obesitas
Sasaran/konsumen Remaja obesitas
Manfaat/tujuan untuk mengetahui formulasi snack bar berbasis tepung okara dan
pengembangan produk beras hitam yang tepat berdasarkan kandungan zat gizi, serta sifat
sensoris bagi remaja obesitas

Bentuk Formula dalam bentuk tepung


Cara konsumsi Snackbar
Bahan/alat 1. Bahan terdiri dari tepung okara dan tepung beras hitam dengan
penambahan bahan lain seperti gula aren, minyak kelapa,
kacang almond dan putih telur.
2. Alat yang digunakan untuk pembuatan formula snack bar
adalah kompor gas, baskom, penggilingan, oven, sutil,
nampan, ayakan 80 mesh, timbangan bahan makanan, dan
loyang khusus kue.
Formulasi produk Kebutuhan energi remaja usia 17-19 tahun sebesar 2.125-2.675
kkal per hari4 . Agar dapat mengurangi berat badan 0.5-1 kg per
minggu, kebutuhan energi per hari remaja dengan obesitas
dikurangi 500-1000 kkal dari kebutuhan energi normal.8
Perhitungan nilai gizi masing-masing formula dilakukan dengan
program nutrisurvey

Komposisi Bahan Formulasi Snack Bar

Komposisi Formula1 Formula 2 Formula 3


Tepung okara (g) 10 10 15
Tepung beras hitam (g) 5 10 10
Kacang almond (g) 3 3 3
Gula aren (g) 10 10 10
Minyak kelapa (g) 2 2 2
Putih telur (g) 3 3 3
Energi (kkal) 125,64 143,19 159,74
Prosedur pengolahan Pembuatan tepung okara dan tepung beras hitam Ampas/filtrat dari
pembuatan susu kedelai direbus selama 20 menit, kemudian
diperas. Lalu dikeringkan dalam oven dengan suhu 550C, selama
48 jam, kemudian diblender lalu diayak dengan ayakan 80 mesh.
Untuk pembuatan tepung beras hitam, beras hitam digiling
kemudian diayak dengan menggunakan ayakan 80 mesh.

Pembuatan Snack Bar Pembuatan snack bar dilakukan dengan


mencampur tepung okara dengan tepung beras hitam kemudian
ditambah gula aren yang telah dilelehkan, minyak kelapa, kacang
almond dan putih telur sesuai dengan formula yang telah dibuat,
selanjutnya adonan dibentuk seperti batang/bar lalu dioven pada
suhu 140 oC selama 15 menit
Pengujian mutu produk Terdapat perbedaan signifikan kandungan gizi pada Formula I, II,
dan III (p0,05). Formula I (10g tepung okara, 5g tepung beras
hitam) terpilih sebagai formulasi yang disukai oleh panelis dengan
kandungan energi 125,64 g, kadar air 9,89%, kadar abu 3,13%,
protein 19,6%, lemak 12,41%, karbohidrat 45,07%, total gula
16,44%, serat kasar 15,58%, antioksidan 208,35 mg/L GAEAC,
antosianin 1,01 mg/100 g dan fenolik 61,05 mg/100 GAE.
Daftar pustaka file:///C:/Users/ASUS/Downloads/17755-44090-1-SM.pdf
10.PENGEMBANGAN PRODUK FORMULA MAKANAN

Nama produk Formula Makanan BERBASIS PANGAN LOKAL JAGUNG (Zea


mays L), IKAN TEMBANG (Sardinella gibbosa) DAN TEMPE
(Rhizopus),
Sasaran/konsumen UNTUK BALITA KEP
Manfaat/tujuan 1. untuk mengetahui bagaimana pengaruh karakteristik tepung
pengembangan produk jagung, tepung ikan dan tepung tempe, terhadap daya terima
makanan formula.
Bentuk Formula dalam bentuk tepung
Cara konsumsi Bubur
Bahan/alat 1. Bahan Bahan-bahan yang digunakan adalah tepung
jagung, tepung ikan tembang, tepung tempe, air dan
garam.
2. . Alat-alat yang digunakan terdiri dari timbangan, baskom,
sendok pengaduk, baskom, sendok sayur, centong nasi dan
piring makan
Formulasi produk
Komposisi Bahan Formulasi

No Bahan P1 P2 P3
1. Tepung jagung (g) 50 50 50
2. Tepung ikan tembang (g) 5 9 13
3. Tepung tempe (g) 45 41 37
4. Susu skim (g) 10 10 10
5. Susu full cream (g) 15 15 15
6. Gula pasir (g) 5 5 5
7 Air (g) 250 250 250

Prosedur pengolahan 1. Cara pembuatan tepung jagung, tepung ikan tembang dan
tepung tempe.
Langkah-langkah yang digunakan dalam pembuatan tepung jagung
 Jagung kuning pipilan dikupas dan dicuci
 Digiling dengan multi mil
 Pisahkan tepung yang kasar dan grits jagung yang kotor
 Dalam grits jagung direndam 4 jam
 Setelah direndam digiling denagan dis cmill atau di tumbuk f)
Dipengayakan 100 mesh, agar diperoleh tepung yang benar-
benar halus

Langkah-langkah yang digunakan dalam pembuatan tepung ikan


tembang
 Ikan tembang dicuci bersih
 Kemudian bersihkan dan hilangkan durinya
 Lalu pemotongan dan pengecilan ukuran
 dan pengkukusan/perebusan
 setelah itu pemeresan minyak
 Pengeringan ikan tembang
 Pengilingan ikan tembang
 Pengemasan yang sudah menjadi tepung ikan tembang.

Langkah-langkah yang digunakan dalam pembuatan tepung tempe.


 Tempe segar di bersihkan
 Pengirisan tempe
 Pengkukusan dalam waktu 10 menit
 Penirisan tempe yang sudah dikukus
 Pengeringan suhu 60oC
 Tempe kering
 Penggilingan tempe
 Pengayakan tempe
 Pengemasan
 Tepung tempe

Langkah-langkah yang digunakan dalam pembuatan makanan formula


karakteristik tepung jagung, tepung ikan tembang dan tepung tempe
menurut prosedur pembuatan makanan formula. :
 Penimbangan bahan makanan Campuran susu skim, susu full
cream, gula pasir dan Tepung Jagung, Ikan tembang dan
Tepung tempe Di masak dahulu air panas 250 ml hingga
mendidih Tuangkan makanan formula yang sudah
dicampurkan sambil diaduk – aduk hingga larut selama 5 -7
menit dengan suhu 60 OC Di Biarkan Selama 15 Menit
Hingga Angkat Makanan yang sudah Matang dimasak Lalu
Sajikan
Pengujian mutu produk menunjukan bahwa uji henodik terhadap ketiga makanan formula
didapat hasil rata-rata tingkat kesukaan ( aspek warna, aroma,
tekstur dan rasa ) untuk makanan formula P1 berturut – turut
adalah warna 4,0 aroma 3,8 tekstur 3,7 dan rasa 3,9. Hasil uji
makanan formula P2 berturut – turut adalah berkisar antara warna
4,0 aroma 3,6 tekstur 3,8 dan rasa 3,5. hasil uji makanan formula
P3 warna 3,5 aroma 3,4 tekstur 3,8 dan rasa 3,7.
Daftar pustaka http://repository.poltekeskupang.ac.id/1661/1/KTI-MARTA
%20YULITA%20OLIN.pd

Anda mungkin juga menyukai